Pendekatan Minisite Untuk Toko Online oleh Multiply

Anda mungkin sudah membaca berbagai berita yang berkaitan dengan XL yang kini bekerja sama dengan Erafone yang meluncurkan toko online mereka di Multiply. Detik.com menuliskan bahwa langkah ini dilakukan XL dalam mengantisipasi booming-nya transaksi online, target yang dicanangkan adalah 10 ribu transaksi hingga akhir tahun.

Penerapan strategi dengan menggaet brand besar atau merek yang telah memiliki nama atau setidaknya pihak luar bisa jadi adalah strategi umum yang dilakukan oleh berbagai penyedia toko online, termasuk juga bagi layanan ‘mall online’, strategi seperti ini juga bisa dilakukan dengan menggaet toko online yang telah memiliki produk yang laku untuk bergabung bersama situs mereka dengan membuat semacam minisite.

Multiply juga memiliki strategi yang serupa, setidaknya ini bisa terlihat dari kerja sama di atas dan kerja sama lain yang mereka lakukan dengan pemilik toko dengan produk atau segmen tertentu.

Continue reading Pendekatan Minisite Untuk Toko Online oleh Multiply

Menanti Startup dan Layanan di Segmen Musik Untuk Terus Tumbuh

Perkembangan industri musik bagi saya seharusnya bisa sejalan dengan perkembangan yang terjadi di dunia internet. Sebagai pendengar musik dan penulis yang hampir selalu terkoneksi dengan internet, musik dan internet sudah menjadi dua teman yang tidak bisa dipisahkan. Lalu bagaimana caranya bisa menikmati dua dunia ini secara bersamaan, terutama di Indonesia dengan layanan berbasis web atau aplikasi lokalnya.

Saya melihat bahwa segmen musik dengan media internet masih dipegang oleh telco – provider – label, saat ini unduhan musik termasuk penjualan online musik (RBT – fulltrack) yang masih menjadi fokus utama, di sisi lain ada juga media yang memberikan berbagai konten seputar musik, termasuk kabar seputar pemusik itu sendiri. Ada juga yang merupakan penambahan segmen dari apa yang telah ada versi cetak.

Namun untuk di luar lingkaran tersebut, misalnya startup atau media independen lain, jumlahnya masih bisa ditingkatkan. Tentunya sudah banyak media diluar media mainstream yang mengkaver berbagai perkembangan musik sidestream, misalnya Musikator, YesNoWave, Deathrockstar, MusicBandung, GeekBible. YesNoWave juga menjadi distributor musik lewat internet atau yang disebut netlabel, contoh netlabel lainnya adalah Invasi Records, Reload Your Stereo, Stone Well Sound Records, Inmyroom Records, Hujan! Rekords, Mindblasting dan StoneAge Records. Jadi untuk konten musik cukup ada yang mengisi.

Continue reading Menanti Startup dan Layanan di Segmen Musik Untuk Terus Tumbuh

Drama Dimulai: Rencana Pemerintah Untuk Memblokir 4Shared

Saya tahu, pada akhirnya hari seperti akan datang, hari yang paling saya takuti. Untuk hal ini memang akan selalu dramatis, ketika saya harus mengatakan bahwa pemerintah Indonesia melalui menteri komunikasinya mengumumkan rencana untuk memblokir situs-situs yang mendistribusikan musik bajakan (MP3 file). Jangan salah, saya mendukung upaya pemerintah untuk menyelamatkan musisi Indonesia, tetapi ketika mereka mengumumkan untuk memblokir situs berbagi 4shared, itu cerita yang berbeda.

Dikutip dari Okezone, saat menghadiri sebuah acara di Bandung, Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring menyatakan bahwa kementriannya belum memblokir situs apapun setelah pengumuman resmi inisiasi pemblokiran situs penyedia download musik bajakan beberapa minggu lalu dan bahwa mereka akan berfokus pada pemblokiran situs besar seperti 4shared.

Ya. 4shared.

Continue reading Drama Dimulai: Rencana Pemerintah Untuk Memblokir 4Shared

[Guest Post] Siapa Saja Yang Berpartisipasi Dalam UX?

Editor’s Note: Artikel kali ini adalah bagian dari seri tulisan tentang User Experience (UX), yang merupakan unsur penting dalam proses pengenalan produk ke pengguna. Kali ini penulis akan membahas tentang siapa yang perlu berpartisipasi dalam proses UX dan tingkatan partipasinya.

Seorang desainer User Experience (UX) pada dasarnya adalah seorang yang memiliki keahlian general. Keterampilan utama yang harus dimiliki adalah keterampilan komunikasi. Seorang desainer UX dibutuhkan untuk mengkomunikasikan -antara satu dengan yang lain- dari kebutuhan pengguna, keinginan stakeholder, dan keterbatasan pengembang. Sifat yang paling penting adalah bahwa ia harus memiliki kemampuan untuk berempati. Seorang desainer UX harus mampu memaparkan gambaran besar dari produk dalam bahasa pengguna, stakeholder, dan pengembang.

Dalam posting saya sebelumnya, saya menyebutkan berbagai bidang yang pada akhirnya menunjukkan jumlah keseluruhan bidang UX. Anda dapat menjadi Designer Interaksi, Usability Analyst, spesialis Komunikasi/Pemasaran, atau spesialis di bidang Teknologi. Belum lagi bahwa untuk bidang Teknologi terdiri dari beberapa keterampilan, tergantung dari produk itu sendiri. Dalam kasus produk berupa situs web, bidang dari UX meliputi Graphic/User Interface (UI) Designer, Software Developer, dll.

Continue reading [Guest Post] Siapa Saja Yang Berpartisipasi Dalam UX?

Mengembangkan Budaya Permintaan Yang Canggih

Editorial: Kali ini, Razi Thalib menuliskan artikel yang cukup menarik yang berhubungan dengan pengembangan produk atau jasa yang dilihat dari sisi konsumen, bahwa konsumen sudah seharusnya mengedukasi diri mereka sendiri sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan permintaan akan produk/jasa yang lebih berkualitas. Di sisi lain, jika hal ini berjalan maka akan juga mendorong perusahaan/startup untuk membuat/mengembangkan layanan serta produk yang berkualitas.

Saya merasa beberapa proyek pembangunan di Indonesia tidak dijalankan secara tepat, hanya memberikan yang lebih baik tetapi tidak memikirkan sisi kualitas dengan lebih dalam. Ilustrasinya mirip dengan memberi pisang pada monyet, berikan yang lebih baik maka mereka akan menurut.

Saya prihatin karena bertemu orang-orang yang fokus pada “bagaimana” daripada “mengapa” atas sebuah proyek. Mereka lebih memilih untuk menyalin contoh yang ada daripada berusaha lebih untuk mengeksplorasi masalah sebenarnya dan mengidentifikasi solusi yang tepat. Mereka memikirkan hadiah langsung dan mengabaikan dampak masa depan. Mereka berpikir dalam segi harga dan biaya bukan pada nilai dan investasi.

Continue reading Mengembangkan Budaya Permintaan Yang Canggih

Seluk Beluk Fundraising Untuk Startup

Dengan bermunculannya investor-investor yang siap menanamkan saham di startup Indonesia, para startup-pun mulai bersiap untuk bekerjasama dengan para investor ini dan mau tidak mau harus mengerti mengenai proses fundraising ini. Dulu ketika saya mulai menerima tawaran-tawaran dari investor untuk fundraising DailySocial, saya pun bingung cara memilih investor yang baik, bagaimana termsheet yang menguntungkan, bagaimana tips dan trik dalam fundraising yang saya pelajari baik secara otodidak maupun hasil berdiskusi dengan rekan.

Berdasarkan pengalaman tersebut, saya-pun ingin berbagi sedikit pelajaran yang saya dapatkan dalam proses fundraising, dan juga pengalaman teman-teman entrepreneur lain mengenai kesulitan dan kegagalan dalam fundraising. Semoga mencerahkan bagi teman-teman startup sekalian.

Continue reading Seluk Beluk Fundraising Untuk Startup

Orang Indonesia, Para Programmer, dan Nasi Padang

Di mana para programmer berbakat Indonesia berada? Mengapa tidak ada perusahaan teknologi internasional yang dikuasai oleh orang Indonesia? Pertanyaan-pertanyaan ini mengindikasikan masalah yang berhubungan dengan kurangnya pengakuan orang TI berbakat dari Indonesia dikancah internasional. Indonesia memang memiliki programmer berbakat tapi hampir semua dari mereka ‘bersembunyi’ di negara ini. Mereka menghindar dari sorotan.

Pertanyaan berikutnya adalah mengapa. Mengapa mereka ‘bersembunyi’? Mengapa mereka tidak bekerja untuk perusahaan-perusahaan internasional asal Amerika atau yang lainnya?

Memang tidak semua, beberapa dari mereka ada yang bekerja untuk perusahaan internasional, tetapi tidak dalam posisi yang akan bisa menempatkan mereka dalam sorotan. Kebanyakan dari orang Indonesia tidak memegang posisi eksekutif. Saya memiliki teori yang mungkin saja menjadi alasan utama mengapa orang Indonesia tidak begitu dikenal di luar negeri. Artikel ini cukup panjang, jika Anda ingin langsung sampai pada kesimpulan, silahkan menuju tiga paragraf terakhir untuk langsung membaca teori yang saya usulkan.

Setiap kali kita mendengar tentang berita besar di Indonesia selalu tetang perusahaan lokal yang beroperasi lokal pula. Meski ada, namun Indonesia memiliki jangkauan yang sangat sedikit di tempat-tempat seperti Silicon Valley.

Continue reading Orang Indonesia, Para Programmer, dan Nasi Padang

Tentang Investasi Google di Indonesia

Berita tentang rencana Google untuk membuka kantor di Indonesia sudah muncul sejak beberapa hari yang lalu dan sudah banyak perbincangan tentang bagaimana rencana ini akan bermanfaat bagi Google, tetapi saya melihat banyak argumen yang muncul pada sejumlah blog, artikel berita dan Twitter menunjukkan kesalahpahaman manfaat akan rencana ini.

Kebanyakan pendapat menyoroti pada argumen bahwa Google sebagai sebuah perusahaan nantinya akan lebih mudah diakses oleh masyarakat Indonesia, dan akan mampu melakukan interaksi yang lebih langsung dengan pengguna di Indonesia dan bisa memahami pasar jauh lebih baik. Belum lagi, 230 juta penduduk Indonesia, merupakan yang terbesar kelima di dunia, dan dengan hanya sekitar 40 juta pengguna internet, itu adalah pasar yang tidak dapat diabaikan.

Continue reading Tentang Investasi Google di Indonesia

Mengapa Perusahaan Seperti Facebook dan Google Tidak Benar-benar Harus Mendirikan Kantor di Indonesia

Saat menghadiri konferensi IDByte beberapa waktu yang lalu, ada satu pertanyaan yang selalu muncul dari para pengunjung yang ditujukan pada pembicara dari Facebook, Google dan LinkedIn oleh penonton.

“Kenapa Anda sekalian tidak mendirikan kantor Anda di Indonesia?”

Saya tidak akan berdebat tentang betapa konyol dan menyedihkan pertanyaan ini, tetapi saya akan mencoba untuk memetakan alasan mengapa perusahaan-perusahaan besar ini tidak harus membuka kantor mereka di Indonesia.

Google saat ini sedang memasuki pasar Indonesia, mereka sudah mulai mengamati kota-kota di Indonesia dan bertemu dengan banyak orang, menggelar event, merekrut orang dan melakukan beberapa kegiatan usaha, meskipun mereka tidak berbadan hukum (di Indonesia).

Continue reading Mengapa Perusahaan Seperti Facebook dan Google Tidak Benar-benar Harus Mendirikan Kantor di Indonesia

Peluang Kombinasi Virtual Reality untuk Penggambaran Imaji Panorama

A picture is worth a thousand words. Itu kata pepatah, tapi bisa jadi itu sesuatu yang jamak bagi indera kita. Sebuah gambar dapat menimbulkan imajinasi yang tak terhingga banyaknya. Sebuah gambar Monalisa misalnya, dapat menghasilkan interpretasi yang berbagai macam dengan berbagai dalil yang memperkuat argumentasi masing-masing pakar. Di jaman teknologi modern seperti saat ini, gambar yang dihasilkan tidak hanya bersifat 2 dimensi, memiliki panjang dan lebar semata, tapi juga bersifat virtual reality yang dapat dihadirkan melalui aplikasi ataupun situs. Jika gambar yang ditampilkan berupa imaji penuh 360 derajat, berapakah “nilai”-nya jika direpresentasikan dengan kata?

Apa itu virtual reality? Menurut terjemahan bebas di Wikipedia, virtual reality berlaku untuk lingkungan simulasi-komputer di mana seolah-olah orang yang mengaksesnya secara virtual melalui alat ataupun komputer benar-benar mengalami pengalaman seperti melakukan atau berada di tempat lain secara sungguhan. Di sini, saya coba menjabarkan suatu peluang jika virtual reality ini, dalam teknologi yang lebih sederhana seperti web, dapat diaplikasikan untuk membantu startup teknologi meningkatkan experience bagi penggunanya.

Continue reading Peluang Kombinasi Virtual Reality untuk Penggambaran Imaji Panorama