Aplikasi Android yang Gratis Tapi Beriklan, Bakal Usung Label Khusus

Gratis tapi beriklan, skenario ini cukup sering kita jumpai saat berhadapan dengan mayoritas aplikasi yang kita unduh dari Google Play. Saya sendiri terkadang merasa kesal karena tidak ada cara pasti untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut mengandalkan iklan sebagai sumber pendapatannya atau benar-benar gratis.

Beda halnya dengan aplikasi gratis yang menawarkan opsi in-app purchase. Label berisikan informasi ini akan tampil tepat di bawah tombol Install dalam Google Play. Harapannya, pengguna tidak akan merasa ‘terbujuk’ ketika mengetahui bahwa sejumlah fitur dalam aplikasi baru bisa dinikmati dengan mengeluarkan biaya.

Untuk menghindari kasus pengguna yang merasa terbujuk karena mengunduh aplikasi gratis tapi beriklan tadi, Google pun menetapkan peraturan baru bagi para developer aplikasi Android. Lewat sebuah email, Google menjelaskan bahwa nantinya semua aplikasi yang menampilkan iklan harus diberi label “Ads” sehingga pengguna bisa langsung tahu tanpa harus mengunduhnya terlebih dulu.

Tanggal 11 Januari 2016 adalah deadline buat para developer untuk menyematkan label “Ads” ini ke aplikasinya. Jadi besar kemungkinan setelah itu kita bakal melihat cukup banyak aplikasi di Google Play yang mengusung label tersebut.

Kalau ternyata ada developer yang bandel – tidak menyematkan label “Ads” padahal aplikasinya menampilkan iklan – maka Google berhak menjatuhkan sanksi pemberhentian sementara pada sang pelanggar.  Letak labelnya sendiri kemungkinan bakal sama dengan label “In-app purchases” yang sudah ada sekarang.

Lalu apa sebenarnya salah iklan dalam aplikasi? Menurut studi yang dilakukan University of Southern California dan Rochester Institute of Technology, iklan dalam suatu aplikasi bisa memboroskan baterai perangkat hingga 33 persen lebih parah dibanding yang tidak, sekaligus memakan sejumlah kuota data milik pengguna.

Jadi, semisal Anda mengaktifkan opsi in-app purchase untuk membebaskan aplikasi dari iklan atau membeli versi full dari aplikasi yang sama, apa yang Anda bayar sebenarnya juga berpengaruh terhadap penghematan baterai dan konsumsi data perangkat.

Sumber: Droid Life. Gambar header: Google Play via Shutterstock.

Instagram Tampilkan Contoh Iklan Yang Akan Dihadirkan di Layanannya

Instagram hari ini menunjukkan bentuk iklan yang akan hadir di layanannya tersebut di blog resminya. Wadah bagi sejumlah pengiklan yang disediakan oleh situs yang dimiliki secara penuh oleh Facebook ini dipamerkan kepada publik untuk memberi gambaran bagaimana nantinya layanan iklan ini akan muncul di setiap timeline pengguna. Seperti apa tampilan iklan di Instagram nantinya? Continue reading Instagram Tampilkan Contoh Iklan Yang Akan Dihadirkan di Layanannya

Infografis: Laki-Laki Lebih Mudah Mengklik Iklan Facebook Ketimbang Perempuan

Meskipun pengguna Facebook lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan ketimbang laki-laki, ternyata para pengiklan lebih banyak mengeluarkan biaya pemasarannya untuk menyasar kaum laki-laki. Apa pasal? Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Resolution Media dan Kenshoo, ternyata laki-laki lebih mudah tergoda iklan di Facebook ketimbang perempuan, baik di sisi impression maupun click.

Continue reading Infografis: Laki-Laki Lebih Mudah Mengklik Iklan Facebook Ketimbang Perempuan

Kompilasi Video Iklan Menarik Bertema Olimpiade London

Pada perhelatan ajang olah raga dunia Olimpiade tahun ini, yang diselenggarakan di London, hal menarik yang bisa diamati bukan hanya tentang olah raga itu sendiri, tetapi juga hal lain. Misalnya cara promosi pemilik merek yang menjadi sponsor Olimpiade atau yang memanfaatkan momen ini untuk mengiklankan produk atau brand mereka.

Continue reading Kompilasi Video Iklan Menarik Bertema Olimpiade London

Setelah Google AdSense Resmi Hadir Dalam Bahasa Indonesia

Yang mungkin agak terlewatkan dari radar kami minggu lalu adalah Google AdSense dalam bahasa Indonesia telah hadir secara resmi. Baik pemasang iklan maupun situs yang mau memanfaatkan AdSense untuk monetisasi kini tidak perlu lagi menggunakan bahasa Inggris supaya bisa menggunakannya.

Yang perlu dilakukan tinggal mengimplimentasikan sesuai dengan apa yang telah diatur oleh Google, baik di sisi web dan mobile web. Untuk aplikasi mobile, para pengembang harus menggunakan Admob.

Continue reading Setelah Google AdSense Resmi Hadir Dalam Bahasa Indonesia

Advertising A Website On TV & Radio: Sense or Non-Sense?

Editor’s note: This guest post is written by Remco Lupker, co-founder and director of TokoBagus, a popular e-commerce site in Indonesia. He wrote about his opinion on advertising, especially a website on traditional media in Indonesia from his TokoBagus TVC experience. Remco originally wrote this article on his blog on November 5, 2011, we have permission to repost this article.

Recently Tokobagus launched its second TV campaign and being responsible for all marketing in Tokobagus I get a lot of reactions and questions on this topic. Basically the reactions vary from “you’re just burning money” to “awesome” and the questions mostly focus on the results and how we measure the results. Time to give some insights in our reasoning, experiences and how results are measured and analyzed. Does offline advertising of an online product or service make sense?

First off, I would like to say “don’t try this at home” meaning be really careful before starting any kind of big offline campaign on TV or radio. To let it make any sense in terms of impact you’re risking a load of money which in a lot of cases is much better spend in online marketing. Almost without any exception I feel extremely strong about promoting online products and services online. Any online marketing has the advantage of momentum, meaning a click on your ad can immediately lead to a conversion. The success of any online “hard-sales” campaign can also be measured instantly with a high accuracy.

Continue reading Advertising A Website On TV & Radio: Sense or Non-Sense?

Microsoft AdCenter Sukses Dengan Beta Testing, Mungkinkah mengalahkan AdSense?

Begitu baca laporan dari Techcrunch soal Microsoft PubCenter mengenai kesuksesannya dalam tahapan testing BETA sejak dimulai pertengahan tahun lalu. Bahkan salah seorang beta-tester mengklaim bahwa PubCenter membayar lebih banyak dibandingkan dengan Google AdSense dan Yahoo Publisher, empat kali lipat!

Kali ini Microsoft bekerjasama dengan beberapa pihak seperti Wall Street Journal Digital Network, New York Times, Viacom, dan lain-lain untuk konsutasi mengenai metode advertising masa depan ini.

Memang selama ini Google AdSense bisa dibilang merajai pasar untuk targeted online advertising, namun sepertinya Microsoft benar-benar mengerjakan tugasnya dengan baik agar bisa terus membuntuti Google dan Yahoo di pasar online Advertising. Mungkin juga ini sebabnya Microsoft ngotot untuk membeli Yahoo atau bekerjasama dengan Yahoo membangun search engine milik Microsoft, karena search engine adalah sebuah mesin penghasil preferensi pengguna yang bisa digunakan untuk ad-targeting yang lebih tajam. Kalau melihat dari respon para beta-tester ini, memang adCenter ini bisa dibilang memuaskan, apalagi ketika nanti Microsoft sudah selesai mengembangkan search enginenya. Makin mantap tentunya dan bisa-bisa mengalahkan Google AdSense.

Pixsy : Monetize Konten Video

Pixsy Corp, sebuah startup yang berkecimpung di bisnis lisensi gambar dan video hari meluncurkan “Premium Feed” di situs video miliknya, Pixsy. Premium Feed ini menawarkan metode monetisasi untuk para publisher video dengan meletakkan iklan di dalam tiap video. Pixsy Corp didirikan tahun 2005 oleh beberapa karyawan dari Microsoft yang mengelola mesin pencari milik Microsoft, Live.com.

Pixsy sendiri lebih mengincar pasar B2B (Business to Business) dan juga menawarkan full customize video player untuk semua rekanannya seperti The Washington Post, Lycos, National Lampoon, dll. Satu fitur monetize yang membedakan Pixsy dengan penyedia layanan lain, adalah anda dapat melakukan pencarian video yang sudah tersisip iklan didalamnya, dan anda pun dapat bagian revenue dari pencarian tersebut. Jadi ketika pengguna  melakukan pencarian video di situs anda dengan kata kunci “mobil”, lalu ditampilkan video (berisi iklan) dari  *misal* The Washington Post, maka The Washington Post akan men-share revenue dari iklan yang ditampilkan tersebut dengan anda. Lumayan bukan?

Pixsy sendiri sekarang sudah memiliki koleksi 2 juta video di Premium Feed miliknya, dan Pixsy sedang mengusahakan untuk meng-embed iklan AdSense juga didalamnya sebagai sumber revenue, dan menjadi semacam “makelar” iklan di video.