Agate Studio Umumkan Peroleh Pendanaan Pre-Series A Senilai 13 Miliar Rupiah

Perusahaan game developer yang berbasis di Bandung, Jawa Barat, Agate Studio, hari ini mengumumkan pendanaan  Pre-Series A sebesar $1 juta (lebih dari 13 miliar Rupiah) dari Maloekoe Ventures. Perusahaan yang dibangun tahun 2009 ini, saat ini telah mengalami banyak perkembangan, mulai dari jumlah pegawai yang telah mencapai 70 orang hingga peningkatan jumlah permainan yang telah mencapai 200 varian yang dibuat hingga saat ini.

Pendanaan yang diterima di awal April 2016 ini bersamaan dengan perayaan ulang tahun Agate Studio yang ke-7 dan semakin mengukuhkan posisi Agate Studio sebagai salah satu perusahaan game developer terdepan di Indonesia.

“Selama tiga tahun terakhir perusahaan kami telah berkembang dengan cepat dan baik secara organik mengandalkan pendanaan sendiri (bootstrapping). Meskipun saat ini dua divisi busnis kami yaitu permainan yang serius (B2B,B2B2C dan B2G) serta permainan yang menghibur (B2C) telah tumbuh dan mendapatkan keuntungan, pendanaan ini tentunya akan membantu kami menciptakan inovasi terbaru,” kata CEO Agate Studio Arief Widhiyasa.

Sementara bagi Maloekoe Ventures sendiri yang merupakan salah satu VC lokal, pendanaan ini tentunya merupakan langkah strategis yang dilancarkan. Dilihat dari perkembangan serta inovasi yang telah ditawarkan oleh Agate Studio, diharapkan Maloekoe Ventures bisa memberikan kontribusi lebih dan mendukung pertumbuhan dari Agate Studio.

“Selama ini Agate Studio telah membuktikan eksistensi mereka sebagai game developer ternama di Indonesia, dengan alasan itulah Maloekoe Ventures tertarik untuk memberikan pendanaan dan berharap dapat melihat pertumbuhan Agate Studio secara regional hingga global,” kata Managing Partner Maloekoe Ventures Adrien Gheur.

Maloekoe Ventures sebelumnya memasukkan Bizzy, layanan B2B Ardent Capital, sebagai salah satu portofolio investasinya.

Selain mengumumkan perolehan pendanaan Pre-Series A, Agate Studio juga mengumumkan dua brand baru, Bloodstone Entertainment yang mengurusi permainan mid-core dan Dreamhat Games untuk permainan kasual dan super-kasual.

14 Perusahaan Teknologi Wakili Indonesia di Konferensi Teknologi CeBIT 2016

Akan diselenggarakan di Hannover, Jerman, pada tanggal 14 hingga 18 Maret. Konferensi teknologi CeBIT turut diwarnai para pemain dari Indonesia. Agate Studios, Amirage.J.SPOT, Anantarupa Studio, Data Driven Asia, Delapan Sebelas Indonesia, Dreambender Indonesia, Dua Empat Tujuh, Fusi Global Teknologi, Pusat Mikroelektronika – ITB, H&L Systems Indonesia, Mitra Integrasi Komputindo, Sydeco, Sentra Studia Indonesia dan Virkea Empressa Sistema segera memasarkan produknya menuju persaingan lingkup global.

CeBIT sendiri merupakan acara global tahunan yang menjadi barometer tren teknologi dunia terkini yang biasa diselenggarakan di Hannover, Jerman. Akan ada sekitar 3.500 peserta pameran dari lebih 70 negara akan menampilkan berbagai jenis aplikasi digital hasil penelitian dan pengembangan hingga kepada produk-produk yang siap untuk dilepas ke pasaran di bidang augmented reality, big data, business intelligence, business process, e-learning, gamification, Internet of Things di sektor kesehatan, secure system, telekomunikasi, dan lain-lain.

Berikut keempat belas perwakilan Indonesia di CeBIT 2016:

  • Agate Studio: game developer asal Bandung.
  • Delapan Sebelas: perusahaan IT yang menyediakan solusi big data dalam B2B.
  • Dreambender Indonesia: startup pengembang aplikasi asal Bandung yang berfokus pada produk edukasi, solusi sosial, dan IoT.
  • Sentra Studia: bergerak dalam bidang e-learning, Sentra Studia membantu proses belajar dan juga sertifikasinya.
  • Dua Empat Tujuh: perusahaan IT yang menyediakan solusi big data, berbasis di Jakarta.
  • Flacom: perusahaan konsultan dan pengembang solusi teknologi dalam B2B.
  • Amirage: penyedia solusi digital dan augmented reality yang berfokus pada teknologi mobile.
  • Anantarupa: penyedia konten game dan aplikasi memanfaatkan augmented reality dan virtual reality untuk kebutuhan marketing.
  • Data Driven Asia: penyedia solusi big data dalam aplikasi mobile.
  • Fusi: penyedia produk dan layanan IoT untuk kepentingan industri dan bisnis.
  • Mitra Integrasi Komputindo: perusahaan penyedia solusi dan konsultan IT dalam transaksi digital.
  • Sydeco: perusahaan jasa, produksi, dan konsultasi, di bidang IT.
  • Virkea Empressa: perusahaan penyedia solusi procurement dari korporasi.
  • Microelectronic Center: pusat riset di bawah naungan ITB dengan keahlian mikroelektronik.

Melalui Paviliun Nasional Indonesia yang merupakan konsultan acara internasional, juga didukung penuh oleh Kementerian Perindustrian RI, Kedutaan Besar RI Berlin, Konsulat Jenderal RI Hamburg dan Indonesian Trade Promotion Center/ITPC Hamburg, para insan bangsa ini akan menampilkan berbagai produk terkininya dengan harapan mendapatkan exposure global dan pengaruh yang lebih luas terhadap bisnisnya.

Valthirian Arc: Red Covenant Dari Agate Studio Siap Meluncur di Kickstarter

Buat beberapa developer dari Indonesia, JRPG klasik tampaknya menjadi kiblat desain dan sumber inspirasi. Lihat saja Celestian Tales dan Valthirian Arc. Buat judul terakhir ini, tampaknya kompetisi di ranah lokal memotivasi Agate Studio asal Bandung untuk menggarap penerus IP kebanggaan mereka tersebut lebih ambisius, memanfaatkan platform pengembangan populer. Continue reading Valthirian Arc: Red Covenant Dari Agate Studio Siap Meluncur di Kickstarter

Game Klasik Kuis Pancasila 5 Dasar Kini Hadir di Smartphone

Studio game asal Bandung yang bernama Agate Studio belum lama ini merilis game untuk smartphone yang berjudul Kuis Pancasila 5 Dasar.

Agate Studio merupakan salah satu studio game yang cukup besar di Indonesia dan sudah meluncurkan banyak judul game. Kali ini, Agate Studio mencoba masuk dengan aplikasi yang sangat pas dengan masyarakat di Indonesia.

Pancasila 5 Dasar merupakan permainan klasik yang biasa dimainkan oleh anak-anak. Mungkin sebagian besar dari kita pernah memainkan game tersebut di masa kecilnya. Entah apakah permainan ini masih populer sekarang, yang jelas Kuis Pancasila 5 Dasar dari Agate Studio ini akan menjadi media nostalgia yang seru untuk dimainkan.

Screenshot_2015-09-21-12-05-42

Cara bermainnya sama dengan versi aslinya yang biasa dimainkan oleh anak-anak. Pemain pertama-tama harus menentukan huruf apa yang akan dimainkan dengan cara memberikan angka dalam bentuk jari. Misalkan kita memberikan lima jari, lawan kita memberikan lima jari, maka huruf yang dimainkan adalah huruf ke sepuluh. Tugas kita adalah menebak sebanyak mungkin kata yang berawalan huruf tersebut sesuai dengan tema yang sudah dipilih.

Info menarik: Xiaomi Mi 4c Meluncur di Tiongkok, Ditemani Mi Bluetooth Speaker

Salah satu kelebihan dari game ini adalah kita bisa bermain melawan pemain lain. Dengan metode multiplayer asynchronous, kita bisa beradu jumlah kata yang berhasil kita tebak dengan lawan kita bermain. Model bergantian giliran ini mirip dengan game Draw Something yang dulu sempat populer.

Screenshot_2015-09-21-12-07-55

Ada banyak kategori permainan yang bisa kita pilih seperti menebak buah-buahan, negara, binatang, dan lain sebagainya. Ada juga berbagai kategori yang bisa dimainkan, namun harus di-unlock menggunakan poin yang didapatkan dalam permainan.

Buat yang ingin bernostalgia dengan game tradisional ini, Pancasila 5 Dasar sudah tersedia untuk pengguna Android. Game ini sudah bisa diunduh di Google Play.

Dengan Landscape Game, Agate Studio Mengajak Kita Melestarikan Lingkungan

Dibuat sebagai sarana rekreasi interaktif, melalui formula jitu, video game juga bisa menjadi medium pembelajaran menyenangkan. Berpedoman dengan pendekatan ini, ada yang spesial dari permainan terbaru Agate Studio. Karya digital tersebut adalah hasil kolaborasi sang studio asal Bandung itu dengan seorang peneliti sekaligus profesor agrikultur IPB. Continue reading Dengan Landscape Game, Agate Studio Mengajak Kita Melestarikan Lingkungan

Pemasukan Industri Game Online di Indonesia Mencapai USD 190 Juta Pada 2013

Pertumbuhan industri game online di sepanjang tahun 2013 kemarin dilaporkan telah meningkat secara signifikan ketimbang di tahun-tahun sebelumnya. Tercatat, industri yang banyak diisi oleh tak hanya oleh para publisher besar namun juga dari insan startup ini, sepanjang tahun 2013 telah membukukan angka pemasukan yang cukup besar, mencapai USD 190 juta. Continue reading Pemasukan Industri Game Online di Indonesia Mencapai USD 190 Juta Pada 2013

Gempon Hadir untuk Songsong Tren Social Mobile Games di Indonesia

Mungkin agak terlambat ketimbang negara-negara lain tapi nampaknya social mobile games semakin menjadi ajang serius bagi para pemain di Indonesia. Setelah mig33 mengawalinya dengan pengembangan social games di platform-nya sendiri yang sudah dihuni jutaan pengguna dan FunSpot menjalin kerjasama dengan Telkomsel, kini giliran pemain lokal yang mengusung Gempon. Benang merahnya adalah semuanya menyasar pasar feature phones — pasar yang dianggap remeh tapi masih menjadi mayoritas di negeri ini.

Continue reading Gempon Hadir untuk Songsong Tren Social Mobile Games di Indonesia

Mobile Game Developer War 2 has Ended. Prepare for Nokia Mobile Game Developer War 3

Mobile Game Developer War 2, the series of game development contest organized by Agate Studio and Nokia has ended with the announcement of the winners made last week. Kompas published the list of winners from first place to third place; Creacle with the Virtual Pet game, Elventales Games with Sky Express, and Own Games with Beyond the Well.

The winners are determined based on the number of downloads by unique users. According to Narenda Wicaksono (Developer Outreach Manager of Nokia South East Asia) in a brief interview via email, this concept was chosen because Nokia wanted to make sure about public engagement in a series of events this time. If during the first Mobile Games Developer War people could only watch “live coding” as an entertainment, now at the second Mobile Games Developer War, about 1.5 billion Nokia users all over the world can participate directly in selecting the winners.

Continue reading Mobile Game Developer War 2 has Ended. Prepare for Nokia Mobile Game Developer War 3