Amvesindo Selenggarakan “Demo Day 2017” (UPDATED)

Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) menyelenggarakan Amvesindo Demo Day 2017 pada Kamis (3/8) di Jakarta. Acara tersebut berhasil menghimpun berbagai komponen bisnis digital, seperti kementerian terkait, investor, inkubator, regulator, akademis, hingga media untuk berkenalan dengan pelaku startup.

Dalam konferensi persnya, Ketua Amvesindo Jefri R Sirait menyampaikan bahwa acara ini merupakan bentuk komitmen asosiasi untuk membangun industri modal ventura yang kuat, serta mendukung terciptanya ekosistem yang kondusif bagi startup di Indonesia.

Dia menambahkan kegiatan ini juga dapat menjadi ajang bagi startup pemula untuk mendapatkan panggung berkenalan dengan berbagai pihak, sekaligus memperluas aksesnya ke dunia luar.

“Melalui Amvesindo Demo Day 2017, kami ingin berkontribusi penuh dalam mengembangkan startup demi membangun perekonomian Indonesia. Kami berupaya agar dapat menyelenggarakan Demo Day secara berkesinambungan tiap tahunnya agar startup dapat membangun komunikasi dan kami jadi wadah kerjasama yang saling menguntungkan untuk semua stakeholder,” kata Jefri.

Acara ini memiliki serangkaian kegiatan yang sebelumnya telah didahului oleh Amvesindo Pitch Day 2017 pada 27 Juli 2017 di Mandiri Inkubator Bisnis, Jakarta. Dalam proses seleksi, sekitar 100 startup melakukan pitch presentation di depan juri sebagai perwakilan dari modal ventura anggota asosiasi. Salah satu syarat yang harus dipenuhi startup ialah sudah memiliki minimum viable product (MVP).

Sebelum 100 startup tersebut terpilih, pihak juri mengaku telah menerima sekitar 5 ribu leads dari seluruh Indonesia. Lalu startup yang berhasil melakukan registrasi hingga ke proses seleksi online sekitar 100 perusahaan. Adapun lokasinya berasal dari Jakarta, Yogyakarta, Medan, Aceh, Surabaya, dan Bandung.

Setelah pitch presentation, akhirnya terpilih delapan startup yang berhak mengikuti public pitch untuk memenangkan bantuan fasilitas inkubator, pendanaan, bertemu dengan startup berpengalaman, dan benefit lainnya.

Untuk delapan startup terpilih, bergerak di berbagai sektor diantaranya layanan e-commerce, fintech, logistik, hingga SaaS. Berikut nama-namanya:

1. Shipper : merupakan marketplace logistik yang menghubungkan penjual online dengan berbagai perusahaan logistik. Tim Shipper nantinya akan membantu penjual mengantarkan barang ke jasa pengiriman terdekat sesuai pilihan penjual.

2. Excellence.Asia : merupakan platform marketplace yang diperuntukkan untuk mencari pelatih profesional di seluruh Indonesia, sesuai dengan kebutuhan konsumen baik dari individu ataupun korporat.

3. HomeGood : merupakan marketpkace berbasis web yang bergerak di bidang properti. Yang berbeda, HomeGood menyediakan layanan virtual reality (VR) 360 derajat saat pengunjung berkeinginan untuk mengintip isi properti secara aktual dari ponsel mereka.

4. Billie : merupakan aplikasi fintech yang bergerak di bidang sistem pembayaran. Billie menyediakan layanan pembayaran tagihan secara satu pintu dan bersamaan. Saat ini aplikasi Billie belum dirilis di Android maupun iOS.

5. Medis Online Indonesia : merupakan aplikasi yang menyediakan jasa tenaga medis untuk home care secara online dan memberikan layanan yang baik sesuai prosedur kesehatan.

6. EVA : merupakan startup yang menyediakan layanan chatbot untuk mendukung penjualan bisnis online, berinteraksi dengan fans, mengelola komunitas, menyimpan dokumen dan lainnya. EVA dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat ini dalam penjajakan kerja sama untuk mencari info mengenai fatwa atau hukum, cek produk hahal, pendaftaran sertifikat, cari masjid terdekat, dan lainnya.

7. Rumah Sinau : merupakan platform yang membantu penggunanya dalam mencari jasa kursus non-formal yang dibutuhkan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mereka. Lima jasa yang tersedia, diantaranya ruang belajar, venue, bimbel, les hobi, dan workshop.

8. GoCampus : merupakan portal edukasi mengenai dunia perkuliahan di Indonesia.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Amvesindo Demo Day 2017

Amvesindo Demo Day 2017 Sajikan Pelatihan Terpadu untuk Startup Pemula

Amvesindo Demo Day 2017 merupakan sebuah acara yang dapat diikuti pelaku startup yang ingin mendapatkan pengetahuan dan gambaran umum lanskap bisnis dari berbagai sudut pandang. Selain menghadirkan pelaku startup sukses, beberapa komponen pendukung bisnis digital lain turut dihadirkan, mulai dari investor, inkubator, media, serta instansi pemerintah terkait.

Sesi pengembangan pengetahuan untuk startup pemula turut disajikan dalam seminar, membahas studi kasus nyata serta praktik terbaik untuk memaksimalkan manuver bisnis dengan pendekatan modern. Sesi ini setidaknya terbagi dalam tiga tema bahasan utama: (1) Successful Start Up Investment to Exit dibawakan oleh Paul Santosa dari Wavemaker, (2) Indonesian Startup Going Global dibawakan oleh Co-founder AR&Co Peter Shearer, (3) Growth Hacking dibawakan Co-founder Tiket.com Natali Ardianto.

Sesi coaching class juga secara khusus diadakan pada acara ini untuk memberikan pendampingan materi secara lebih mendalam. CMO Kumparan Andrias Ekoyuono dan Founder Drone Academy Irendra Radjawali akan mendampingi pada sesi tersebut dengan membawakan bahasan seputar strategi promosi brand dan inovasi produk.

Peserta yang mengikuti pelatihan ini juga berkesempatan untuk memperoleh funding bagi startupnya. Tiga peserta terbaik akan mendapatkan keanggotaan khusus untuk inkubator, bertemu dengan pelaku startup lain yang telah berpengalaman.

Rangkaian Amvesindo Demo Day 2017 akan dilaksanakan esok hari, tanggal 2 Agustus 2017 mulai pukul 09.00 hingga selesai. Acara bertempat di Auditorium Indosat, Jakarta Pusat. Saat ini pendaftaran seminar dan coaching class masih dibuka. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi tautan berikut ini: http://www.amvesindo.org/event/18


Disclosure: DailySocial adalah media partner Amvesindo Demo Day 2017

Asosiasi Venture Capital Indonesia dan Singapura Bentuk ASEAN Venture Council

Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (AMVESINDO) dan Singapore Venture Capital and Private Equity Association (SVCA) hari ini mengumumkan kolaborasinya dalam pembentukan ASEAN Venture Council. Melalui kesepakatan SVCA dan AMVESINDO akan bersama-sama memanfaatkan kekuatan masing-masing bersinergi dengan praktik terbaik untuk memperkuat, mempromosikan dan mendukung ekosistem kewirausahaan dan ekosistem finansial pendukungnya di kawasan ASEAN.

Secara khusus ASEAN Venture Council dimaksudkan untuk membantu asosiasi dan anggota mereka mempromosikan peranan venture capital di wilayah Asia Tenggara. Hal ini dilandasi oleh pertumbuhan startup dan perusahaan digital, terutama di wilayah Indonesia dan Singapura. Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan bersama dengan pagelaran Fintech Festival and Conference di BSD yang turut dihadiri oleh Presiden Jokowi.

Selain itu ASEAN Venture Council juga berharap mampu menjadi payung yang mewadahi asosiasi dari venture capital atau asosiasi yang terlibat untuk dapat mengembangkan sepak terjang dan strateginya di seluruh wilayah cakupan dewan secara terpadu. Khususnya strategi di bidang advokasi, penelitian, edukasi, hingga dalam pembuatan kesepakatan.

Menanggapi tentang pembentukan dewan ini, Ketua AMVESINDO Jefri Sirait berujar:

“Negara-negara di ASEAN terus bekerja sama mencapai integrasi ekonomi yang lebih ketat, AMVESINDO percaya bahwa venture capital Indonesia dan komunitas startup akan menjadi lebih besar dan lebih kuat melalui kerja sama dan sinergi dengan asosiasi di wilayah ini (Asia Tenggara). Kami berharap untuk dapat berkontribusi dan bekerja sama dengan SVCA membuat ASEAN Venture Council mendulang sukses.”

Turut memberikan komentar juga Ku Kay Mok dari Gobi Partners (ASEAN) selaku Committee Member of the SVCA and Partner. Ia mengatakan bahwa pembentukan dewan ini sangat memungkinkan untuk mendukung berbagai industri yang bertumbuh di kawasan ini. Ia mencontohkan pertumbuhan startup yang ada di Indonesia, termasuk yang paling subur di wilayah ASEAN dan diharapkan mampu menjadi penyokong ekonomi digital terbesar pada tahun 2025.

Menyikapi Pembentukan Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia

Akhir pekan lalu, 12 VC teknologi, sejumlah VC konvensional, dan sejumlah startup bergabung membentuk Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo). Presiden Direktur Astra Mitra Ventura Jefri R. Sirait terpilih menjadi Ketua, sedangkan Managing Partner Mountain Kejora Ventures Sebastian Togelang menjadi Sekretaris Jenderal.

Disebutkan Amvesindo dibentuk untuk menghimpun para pelaku industri modal ventura dan membantu pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menyusun kebijakan dan program pemerintah terutama yang berkaitan dengan industri modal ventura di Indonesia.

Bergabungnya sejumlah VC teknologi di dalam asosiasi ini bukan tanpa maksud. Mereka sedang bekerja sama dengan OJK untuk menggolkan peraturan yang memudahkan pendirian VC, dengan modal awal hanya 1 miliar Rupiah, untuk fokus berinvestasi di bidang teknologi.

Wakil Ketua Amvesindo Donald Wihardja, yang juga Partner Convergence Ventures, dalam rilisnya mengatakan, “OJK, dengan input dari kami, sedang menggodok POJK [Peraturan OJK] PMV [Perusahaan Modal Ventura] Micro yang fokus untuk Tech Start-up. Seperti Deputi Komisioner OJK Bidang Pengawasan IKNB II Pak Dumoly Pardede ceritakan sebelumnya, PMV Tech Startup ini rencananya bisa didirikan dengan hanya 1 miliar [Rupiah] saja sehingga dapat mengundang lebih banyak manager VC dan investor-investor lokal dan internasional untuk mau menyalurkan dana mereka untuk mendukung Tech Start-up di Indonesia. Beliau mengharapkan 20% dari 1000 sampai 2000 triliun Rupiah dana hasil program amnesti dapat disalurkan ke Tech Startup menggunakan skema PMV Tech Startup ini.”

Tercatat Alpha JWC Ventures, Convergence Ventures, CyberAgent Ventures, East Ventures, Fenox Venture Capital, Ideosource, Kejora Ventures, MDI Ventures, Skystar Capital, SMDV, Sovereign’s Capital, dan Venturra menjadi VC teknologi yang bergabung dalam asosiasi ini.

Pertentangan dua kubu

Sebelumnya sudah ada Asosiasi Modal Ventura Indonesia (AMVI) yang menaungi lembaga modal ventura Indonesia. Perbedaan konsep antara modal ventura konvensional dan VC teknologi membuat keduanya seperti tak bisa jalan bersama.

Ketua AMVI Andi Buchari, yang juga CEO Bahana Ventura, di suatu kesempatan wawancara menyebutkan modal ventura belum siap mendanai startup. Ia menyebutkan modal ventura (konvensional) lebih menyukai skema bagi hasil, tidak memiliki nafas panjang (untuk menunggu hasil investasi membuahkan), dan mayoritas sumber pendanaan berasal dari perbankan.

Tiga hal di atas jelas bertentangan dengan semangat VC teknologi yang berkiblat pada Silicon Valley. Dengan sumber pendanaan dari investor perorangan dan institusi, VC teknologi harus memiliki nafas panjang, karena startup tidak bisa langsung memberikan hasil (pendapatan). Oleh karena itu skema kepemilikan saham adalah hal yang paling logis dan umum diterapkan.

Amvesindo tidak melulu soal investor. Kehadiran startup, baik fintech maupun non-fintech, dalam keanggotaan Amvesindo disebutkan Jefri kepada DailySocial untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kebutuhan startup dan bagaimana investor modal ventura mampu membantu memenuhi kebutuhan ini. Sedikit banyak ada irisan antara Amvesindo dan FinTech Indonesia, terutama dalam hal keanggotaan dan kemitraan dengan regulator seperti OJK, tetapi FinTech Indonesia jelas hanya fokus di satu sektor sedangkan Amvesindo lebih luas.

Amvesindo, dengan dukungan OJK, kini cukup di atas angin karena OJK kini terus-menerus memberi sorotan untuk startup teknologi. Meskipun demikian, kami berharap pendirian Amvesindo tidak hanya lahir karena pertentangan pendapat dan ideologi, tetapi benar-benar karena semangat bersama-sama membangun ekosistem startup di Indonesia.