Urbanears Luncurkan Headset Bluetooth Berdesain Cantik Sekaligus Fungsional

Produsen headphone asal Swedia, Urbanears, kembali memperkenalkan produk terbarunya. Kali ini berupa earphone untuk kategori sport dan berkonektivitas Bluetooth. Perangkat bernama Stadion ini sekaligus melengkapi lini Urbanears Active yang ditujukan buat para penggemar olahraga.

Stadion menganut gaya desain neckband yang memang populer untuk kategori sport, mirip seperti yang ditawarkan V-MODA baru-baru ini. Pun begitu, Urbanears telah menyematkan sejumlah aspek fungsional pada desain neckband yang tahan keringat ini.

Kabel berbentuk koilnya yang fleksibel dilengkapi garis-garis reflektif supaya pengguna tetap mudah dipantau di malam hari / Urbanears
Kabel berbentuk koilnya yang fleksibel dilengkapi garis-garis reflektif supaya pengguna tetap mudah dipantau di malam hari / Urbanears

Utamanya adalah kabel berwujud koil yang fleksibel yang dapat diadaptasikan dengan bentuk kepala pengguna; tidak terlalu kencang, tapi juga tidak terlalu longgar. Prinsip ergonomis ini turut didukung oleh earpiece yang dilengkapi semacam penjepit supaya tidak mudah terlepas meski pengguna sedang beraktivitas secara intensif.

Menarik juga untuk diperhatikan adalah garis-garis reflektif pada kabel koil itu tadi yang dimaksudkan supaya pengguna tetap mudah dipantau oleh pengguna jalan saat jogging di malam hari misalnya. Awalnya mungkin terlihat sebagai elemen kosmetik semata, tapi ternyata ada aspek fungsionalnya juga.

Tiga tombol pengoperasian di belakang neckband dapat dipakai untuk mengatur volume atau menerima panggilan telepon / Urbanears
Tiga tombol pengoperasian di belakang neckband dapat dipakai untuk mengatur volume atau menerima panggilan telepon / Urbanears

Pengoperasiannya mengandalkan tiga tombol yang tertanam di belakang neckband, baik untuk membesar-kecilkan volume atau menerima panggilan telepon. Koneksinya sendiri mengandalkan Bluetooth 4.0, dengan daya tahan baterai hingga 7 jam nonstop.

Seperti produk Urbanears lainnya, Urbanears Stadion juga tersedia dalam berbagai pilihan warna: biru, peach, hitam dan putih. Ia sekarang sudah dipasarkan seharga $99.

Sumber: Digital Trends.

Master & Dynamic Luncurkan Speaker Bluetooth Perdananya yang Terbuat dari Beton

Selama sekitar empat tahun berkiprah di industri audio, Master & Dynamic hanya berfokus pada sejumlah model headphone dan earphone saja. Meski lini produknya baru sedikit, konsumen rupanya sudah cukup mengenal image yang ingin dibangun oleh M&D, yakni keseimbangan antara desain, build quality dan tentu saja kualitas suara.

Tahun 2017 ini, sang pabrikan asal AS tersebut sudah siap keluar dari zona nyamannya dan merambah segmen speaker Bluetooth. Pun demikian, rute yang mereka ambil sedikit berbeda dari, misalkan V-MODA yang juga baru memperkenalkan speaker perdananya, dimana M&D sama sekali tidak mementingkan aspek portabilitas.

Buah idealisme mereka adalah Master & Dynamic MA770, sebuah speaker yang terbuat dari beton utuh yang dipahat hingga penampilannya cukup eksotis. M&D tidak main-main saat menyinggung soal beton utuh, sebab perangkat ini memang berbobot 16 kg dan jauh dari definisi portable.

Dimensinya pun juga cukup besar, tepatnya 410 x 510 x 245 mm. Dengan demikian, fungsi MA770 lebih mengarah ke speaker sekaligus dekorasi ruangan ketimbang speaker yang selalu Anda bawa-bawa ke mana saja.

Dalam bodi betonnya, tertanam sepasang woofer 4 inci berbahan Kevlar dan tweeter 1,5 inci berbahan titanium / Master & Dynamic
Dalam bodi betonnya, tertanam sepasang woofer 4 inci berbahan Kevlar dan tweeter 1,5 inci berbahan titanium / Master & Dynamic

Soal performa, M&D telah membenamkan sepasang woofer yang masing-masing berukuran 4 inci dan terbuat dari Kevlar, plus sebuah tweeter 1,5 inci berbahan titanium. Didukung oleh amplifier Class D berdaya 100 watt, perpaduan ini sanggup mengisi ruangan besar sekalipun dengan volume yang cukup keras.

Yang mungkin menjadi pertanyaan, mengapa harus beton? M&D ternyata punya alasan fungsional, dimana menurut mereka beton lebih efektif dalam meredam getaran ketimbang kayu atau plastik. Alhasil, saat speaker diputar dalam volume maksimum, meja tempatnya berada tidak akan ikut bergetar karena semuanya telah diserap oleh bodi betonnya.

Desain MA770 yang geometris membuatnya tampak unik sekaligus elegan / Master & Dynamic
Desain MA770 yang geometris membuatnya tampak unik sekaligus elegan / Master & Dynamic

Semua tombol pengoperasiannya ditempatkan di bagian bawah wajahnya. Grille berbahan baja yang berada di atasnya bisa dilepas seandainya pengguna ingin memamerkan kalau speaker ini benar-benar terbuat dari beton, atau dipasangkan kembali dengan mudah berkat bantuan magnet yang tertanam.

Selain Bluetooth 4.1, MA770 turut mengemas dukungan Chromecast secara built-in, dan pengguna bahkan juga bisa menyambungkan dua speaker menjadi konfigurasi stereo. Jack 3,5 mm maupun input optical audio juga tersedia di belakang seandainya dibutuhkan.

Pre-order MA770 saat ini sudah dibuka dengan banderol harga sebesar $1.800. Dengan harga segitu, mungkin ia lebih pantas dikategorikan sebagai furniture yang kebetulan bisa berfungsi sebagai speaker.

Sumber: The Verge.

Bose Luncurkan Speaker Bluetooth Baru, SoundLink Revolve

Bose kembali meluncurkan speaker Bluetooth baru, kali ini diklaim sebagai karya terbaik mereka. Bose mengaku merancang speaker bernama SoundLink Revolve ini dari nol, dengan prioritas pada aspek portabilitas, daya tahan baterai, dan tentu saja kualitas suara.

Desainnya sepintas tampak seperti Google Home versi kurus. Konstruksi silindris tersebut terbuat dari bahan aluminium utuh, bukan semata untuk nilai estetika saja, tapi juga sebagai penopang durabilitasnya. Secara keseluruhan, Revolve tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Namun yang lebih menarik justru tersembunyi di dalam. Bose membekali Revolve dengan sepasang passive radiator guna menyuguhkan bass yang bertenaga. Menurut Bose, Revolve sanggup menghasilkan suara yang sangat keras terlepas dari ukurannya, disebar ke seluruh sudut ruangan tanpa terkendala distorsi.

Khusus SoundLink Revolve+ yang lebih bongsor, terdapat handle di bagian atasnya / Bose
Khusus SoundLink Revolve+ yang lebih bongsor, terdapat handle di bagian atasnya / Bose

Seandainya Revolve masih kurang keras, ada alternatif lain yaitu Revolve+. Dibanding Revolve yang berdiameter 82,5 mm dan setinggi 152 mm, Revolve+ lebih bongsor dengan diameter 101 mm dan tinggi 184 mm. Ukuran yang lebih besar merupakan jaminan atas performanya yang lebih superior lagi.

Baterai yang dikemas tentu saja juga lebih besar. Bose mengklaim Revolve sanggup beroperasi selama 12 jam nonstop, sedangkan Revolve+ bisa sampai 16 jam. Supaya mudah dibawa-bawa bepergian, Revolve+ dilengkapi sebuah handle pada bagian atasnya.

Panel kontrol Revolve mencakup sebuah tombol multi-fungsi yang bisa dipakai untuk mengaktifkan Siri atau Google Assistant tanpa perlu membuka smartphone / Bose
Panel kontrol Revolve mencakup sebuah tombol multi-fungsi yang bisa dipakai untuk mengaktifkan Siri atau Google Assistant tanpa perlu membuka smartphone / Bose

Kedua model sama-sama mengemas panel kontrol di atasnya. Karena perangkat dilengkapi mikrofon, pengguna dapat memanggil Siri atau Google Assistant dengan menekan tombol multi-fungsi milik Revolve. Bose tak lupa membenamkan chip NFC guna memudahkan proses pairing, dan pengguna juga dapat menyambungkan dua unit Revolve sekaligus menjadi setup stereo.

Bose SoundLink Revolve dan Revolve+ saat ini sudah dipasarkan seharga $199 dan $299. Pilihan warnanya cuma ada dua, yakni hitam atau silver.

Sumber: Bose.

JVC Umumkan Lima Headphone dan Earphone Bluetooth Berharga Terjangkau

Tidak ada headphone yang sempurna. Nyaman di telinga saya belum tentu nyaman di telinga Anda. Anda suka earphone, saya lebih suka headphone jenis over-ear. Namun selama harganya terjangkau, semua jadi ikut senang.

JVC baru-baru ini memperkenalkan total lima headphone dan earphone baru yang semuanya mengemas konektivitas Bluetooth. Masing-masing mengadopsi gaya desain yang berbeda, sekali lagi menyesuaikan dengan preferensi konsumen yang beragam.

JVC HA-FX39BT / JVC
JVC HA-FX39BT / JVC

Yang pertama adalah Marshmallow HA-FX39BT yang mengadopsi gaya neckband seperti lini LG Tone. JVC tidak mengungkapkan detailnya lebih lanjut terkecuali banderol harga senilai $50.

Kedua dan ketiga adalah HA-ET50BT dan HA-EC30BT yang sama-sama merupakan earphone sport. Masuk kategori sport, keduanya sama-sama mengemas bodi tahan air, plus earpiece berlapis magnet sehingga pengguna bisa menancapkan keduanya saat sedang tidak digunakan dan perangkat pun otomatis beralih fungsi menjadi kalung.

Perbedaan keduanya ada pada desainnya: ET50BT bergaya in-ear, sedangkan EC30BT mengadopsi model ear clip. Banderol yang ditawarkan untuk keduanya adalah $80 dan $60.

JVC HA-S190BT / JVC
JVC HA-S190BT / JVC

Selanjutnya, ada HA-S190BT yang merupakan headphone berjenis on-ear, dijual seharga $50 saja dan tersedia dalam lima pilihan warna. Terakhir adalah HA-S90BN (gambar paling atas) yang menduduki kasta tertinggi dengan banderol $150. Model ini mengusung desain over-ear yang akan membungkus telinga pengguna secara menyeluruh, serta satu-satunya yang mengemas teknologi noise cancelling.

Fisiknya yang lebih besar ketimbang empat model lainnya merupakan indikasi kalau baterainya juga besar. Dalam satu kali charge, S90BN bisa bertahan selama 20 jam nonstop meski noise cancelling-nya aktif, atau 24 jam tanpa fitur tersebut. Lucunya, baterainya masih bisa habis setelah sekitar 40 jam digunakan dengan kabel.

Sumber: The Verge.

BeoSound Shape Adalah Speaker Berdesain Modular Sekaligus Dekorasi Ruangan yang Mewah

Speaker sebagai pelengkap dekorasi ruangan bukan lagi ide yang asing di telinga kita. Lihat saja Sonos Playbase atau B&O Beolit 17 sebagai contohnya. Yang tidak biasa adalah ketika speaker itu menjadi pusat perhatian utama dengan menghuni tembok di ruang keluarga.

Namun Bang & Olufsen percaya ide ini bisa diwujudkan. Pabrikan asal Denmark itu memperkenalkan BeoSound Shape, speaker wireless modular yang menjanjikan keseimbangan antara fungsi dan estetika. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, speaker ini memang berniat untuk menjadi pusat perhatian di ruangan.

Tiap modul BeoSound Shape dibekali peredam suara untuk meningkatkan akustika ruangan / Bang & Olufsen
Tiap modul BeoSound Shape dibekali peredam suara untuk meningkatkan akustika ruangan / Bang & Olufsen

B&O membebaskan kreativitas Anda yang bekerja dalam menyusun pola yang diinginkan. Jumlah modul minimal yang dibutuhkan adalah enam, tapi seandainya budget Anda tidak terbatas, jumlah modulnya pun juga bisa ikut tak terbatas, demikian klaim B&O.

Desain BeoSound Shape bisa dikustomisasi sesuai selera dan kebutuhan konsumen. Deretan kain penutup dalam beragam warna telah B&O sediakan, termasuk halnya kain wol mewah yang akan semakin menonjolkan aura premiumnya.

Sifat modularnya membuat BeoSound Shape bisa diadaptasikan ke ruangan apa saja / Bang & Olufsen
Sifat modularnya membuat BeoSound Shape bisa diadaptasikan dengan ruangan apa saja / Bang & Olufsen

Namun apalah arti desain yang cantik kalau kinerjanya jelek, mengingat Shape bagaimanapun juga tetap merupakan sebuah speaker? Untuk itu, tiap-tiap modulnya telah dibekali dengan peredam suara terintegrasi guna menyempurnakan akustika ruangan, dan desain modularnya sendiri bisa memberikan pengaruh besar pada soundstage.

Dari minimal enam modul yang terpasang, salah satunya merupakan modul BeoSound Core yang bertugas menjembatani antara speaker dan sumber audio; bisa melalui Bluetooth 4.1, AirPlay, DLNA, Chromecast atau Spotify Connect, dan B&O juga tak lupa menyematkan kapabilitas multi-room.

Speaker ini tidak untuk semua orang, apalagi mengingat banderol harga untuk konfigurasi paling standarnya dipatok £3.400 (± Rp 56,4 juta). B&O rencananya akan mulai memasarkannya pada bulan Agustus mendatang.

Sumber: Engadget dan B&O.

Marshall Monitor Bluetooth Lengkapi Lini Headphone Wireless Marshall

Marshall kembali hadir dengan headphone Bluetooth baru, yakni Monitor Bluetooth. Kehadirannya sekaligus melengkapi lini headphone wireless besutan Marshall; ada Mid Bluetooth yang paling mini, kemudian Major II Bluetooth yang sedikit lebih besar tapi tetap mengadopsi desain on-ear, dan yang terbaru sekaligus terandal adalah Monitor Bluetooth yang bergaya over-ear.

Monitor Bluetooth sejatinya bukan barang yang benar-benar baru. Marshall bisa dibilang sekadar memotong kabel dan membenamkan chip Bluetooth pada headphone Marshall Monitor. Itulah mengapa desainnya hampir identik, masih mengandalkan permainan warna hitam dan emas, disertai tekstur kulit jeruk yang khas.

Mengenai performa, Marshall juga menjanjikan kualitas suara kelas studio dengan Monitor Bluetooth. Ini mengindikasikan kalau suara yang dihasilkannya berkarakter netral, yang pada prakteknya justru mungkin kurang disukai oleh sebagian besar konsumen, terutama mereka yang sangat mementingkan bass di atas segalanya.

Satu joystick untuk mengontrol semuanya / Marshall Headphones
Satu joystick untuk mengontrol semuanya / Marshall Headphones

Bluetooth dengan dukungan codec aptX turut hadir, krusial apabila Marshall benar-benar ingin menyuguhkan kualitas suara sekelas studio. Karena berdesain over-ear, isolasi suaranya bisa dipastikan jauh lebih baik ketimbang Major II Bluetooth maupun Mid Bluetooth.

Satu lagi ciri khas yang Marshall pertahankan dari lini headphone Bluetooth-nya adalah pengoperasian berbasis kenop analog tunggal yang terletak di sisi kiri. Cara kerjanya mirip sebuah *joystick*: dorong ke atas atau bawah untuk mengatur volume, depan atau belakang untuk skip atau previous, dan tekan untuk play atau pause.

Mengikuti jejak adik-adiknya, Marshall Monitor Bluetooth juga menjanjikan daya tahan baterai 30 jam nonstop. Headphone ini sekarang sudah mulai dipasarkan seharga $250, lebih mahal $50 dari versi standarnya.

Sumber: The Verge dan Marshall.

Kecil dan Imut-Imut, Speaker UE Wonderboom Janjikan Suara yang Menggelegar

Dari sekian banyak speaker Bluetooth yang ada di pasaran, Ultimate Ears Boom 2 pasti muncul sebagai salah satu alternatif terbaik yang direkomendasikan banyak orang. Namun kalau $199 terlalu mahal buat Anda, UE sekarang punya opsi lain yang lebih terjangkau bernama Wonderboom.

UE Wonderboom punya ukuran kira-kira setara dengan sebuah mug. Gaya desainnya tidak jauh-jauh dari lini UE Boom lainnya, akan tetapi di mata saya pribadi Wonderboom inilah yang kelihatan paling imut-imut.

Namun jangan sesekali tertipu oleh ukuran maupun harganya, demikian klaim yang dilontarkan UE. Wonderboom menjanjikan reproduksi suara yang jernih, ditemani oleh dentuman bass yang mantap sekaligus seimbang. Sama seperti kakak-kakaknya, Wonderboom siap menyebarkan suara secara 360 derajat.

Enam pilihan warna yang tersedia untuk UE Wonderboom / Ultimate Ears
Enam pilihan warna yang tersedia untuk UE Wonderboom / Ultimate Ears

Secara fisik UE Wonderboom juga tidak kalah dari kakak-kakaknya yang berukuran lebih besar. Bodinya tahan air dengan sertifikasi IPX7, siap Anda ajak berbasah-basahan selama 30 meter di kedalaman satu meter. Kolam renang Anda cukup dalam? Jangan khawatir, sebab Wonderboom akan mengapung dengan sendirinya.

Pengoperasiannya cuma mengandalkan satu tombol saja, baik untuk play, pause, skip maupun untuk menyambungkan dua speaker Wonderboom sekaligus. Baterainya diperkirakan dapat bertahan selama 10 jam nonstop, sedangkan jangkauan maksimum koneksi Bluetooth-nya mencapai 30 meter.

UE Wonderboom bakal menyambangi pasar Asia mulai Mei mendatang, dengan banderol harga $99 saja. Pilihan warna yang ditawarkan ada enam: abu-abu, hitam, merah, biru, pink dan ungu.

Sumber: Logitech.

Urbanears Ramaikan Pasar Speaker Wireless Lewat Sepasang Speaker Berteknologi Multi-Room

Pabrikan headphone asal Swedia, Urbanears, mulai berani keluar dari zona nyamannya dengan memperluas portofolio produknya ke segmen speaker wireless. Hal ini tampaknya sedang ngetren di kalangan produsen headphone, dimana V-MODA belum lama ini juga memperkenalkan speaker Bluetooth perdananya.

Berbeda dari V-MODA, Urbanears memilih untuk memperkenalkan dua speaker sekaligus, yakni Stammen dan Baggen. Keduanya cukup identik soal desain – simpel namun tetap stylish – hanya saja Baggen memiliki ukuran yang lebih besar.

Keduanya merupakan bagian dari lini Urbanears Connected Speakers, yang sejatinya bisa menjadi indikator terkait konektivitasnya yang melimpah. Tidak hanya Bluetooth, Urbanears juga telah mengintegrasikan dukungan AirPlay, Chromecast dan Spotify Connect pada kedua speaker ini. Lebih lanjut, teknologi multi-room memungkinkan pengguna untuk menghubungkan hingga lima speaker Stammen atau Baggen.

Baik Urbanears Stammen maupun Baggen sama-sama memiliki sepasang kenop fisik yang terinspirasi radio lawas / Urbanears
Baik Urbanears Stammen maupun Baggen sama-sama memiliki sepasang kenop fisik yang terinspirasi radio lawas / Urbanears

Pengoperasiannya sendiri mengandalkan sepasang kenop yang terinspirasi oleh radio lawas. Kenop yang pertama untuk menyesuaikan volume, sedangkan kenop yang kedua untuk mengganti mode antara Bluetooth, Wi-Fi atau aux 3,5 mm. Kenop yang kedua ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengakses hingga tujuh playlist Spotify Connect.

Meski luarnya mirip, jeroan Stammen dan Baggen cukup berbeda. Stammen mengemas sepasang tweeter dan subwoofer, sedangkan Baggen yang berukuran lebih besar menukar tweeter tersebut dengan sepasang driver full-range. Keduanya dikembangkan dengan bantuan dari Marshall, yang bisa dibilang masih ‘berbau’ saudara dengan Urbanears di bawah perusahaan induk Zound Industries.

Urbanears Stammen dan Baggen bakal dipasarkan mulai tanggal 30 Maret, masing-masing seharga $350 dan $450. Keduanya sama-sama ditawarkan dalam enam pilihan warna: pink, hitam, hijau, abu-abu, oranye dan biru.

Sumber: The Verge dan Urbanears.

V-MODA Crossfade 2 Wireless Resmi Diperkenalkan

Usai memperkenalkan speaker Bluetooth perdananya, V-MODA kini kembali ke akar spesialisasinya, yakni headphone, lebih tepatnya seri Crossfade yang sangat populer. Sejatinya sudah hampir dua tahun sejak V-MODA meluncurkan Crossfade Wireless, dan sekarang mereka sudah siap dengan suksesornya.

V-MODA Crossfade 2 Wireless mempertahankan hampir segala kebaikan pendahulunya, terutama desain ikoniknya yang mengandalkan earcup segi enam. Durabilitasnya juga tidak perlu diragukan lagi, mengingat ini sudah menjadi prioritas V-MODA sejak lama.

Yang V-MODA perbaiki adalah kualitas suaranya lewat sepasang driver baru yang masing-masing berukuran 50 mm. V-MODA mengklaim Crossfade 2 punya kualitas suara terbaik dari semua lini headphone-nya; saya pribadi berharap reproduksi suaranya lebih seimbang kali ini, mengingat Crossfade sebelumnya lebih dominan di sektor bass – meski bass-nya sendiri memang sangat mantap.

Khusus varian yang rose gold, V-MODA telah membekalinya dengan dukungan codec aptX / V-MODA
Khusus varian yang rose gold, V-MODA telah membekalinya dengan dukungan codec aptX / V-MODA

V-MODA juga telah sedikit merevisi bantalan earpad-nya agar dapat menyajikan isolasi suara yang lebih baik. Terakhir, daya tahan baterainya telah ditingkatkan hingga menjadi 14 jam, namun konsekuensinya bobotnya jadi ikut sedikit bertambah di angka 309 gram.

Crossfade 2 Wireless saat ini sudah mulai dipasarkan seharga $330, dengan pilihan warna hitam atau putih, semuanya dengan finish matte. Lucunya, V-MODA juga akan menawarkan varian rose gold seharga $350 – ekstra $20 ini rupanya akan memberikan dukungan codec aptX.

Sumber: Engadget dan V-MODA.

Cuma $80, Headphone Wireless Plantronics BackBeat 500 Siap Dipakai Selama 18 Jam Nonstop

Plantronics kembali memperkenalkan headphone wireless baru, kali ini untuk segmen ke bawah mengingat segmen atasnya sudah dihuni oleh BackBeat Pro 2 yang dirilis bulan Oktober silam. BackBeat 500, demikian nama headphone baru ini, dirancang untuk mempermudah transisi konsumen ke ranah wireless audio tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

BackBeat 500 mengadopsi desain on-ear, yang berarti masing-masing earpad-nya yang dilapisi bantalan memory foam cuma menempel ke telinga. Dalam durasi yang lama, model seperti ini memang tidak senyaman jenis over-ear, akan tetapi bobotnya yang jauh lebih ringan membuatnya sangat ideal untuk dibawa bepergian.

Di dalamnya tertanam sepasang driver berdiameter 40 mm serta sebuah bass tube untuk menyajikan suara yang dinamis. Panel kontrol yang terdapat di sisi luar earcup memberikan akses yang mudah untuk playback, sedangkan keberadaan mikrofon memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan asisten virtual tanpa menyentuh ponsel.

Earcup-nya bisa dilipat mendatar supaya mudah disimpan / Plantronics
Earcup-nya bisa dilipat mendatar supaya mudah disimpan / Plantronics

BackBeat 500 mengandalkan konektivitas Bluetooth 4.1, dengan jarak maksimum sekitar 10 meter. Ia dapat disambungkan ke dua perangkat sekaligus, dan pada saat headphone sedang tidak digunakan, ia otomatis akan masuk ke mode DeepSleep guna menghemat baterai.

Daya tahan baterainya sendiri diperkirakan mencapai 18 jam nonstop, dan Anda tetap bisa menggunakan kabel audio 3,5 mm standar di saat darurat. Menutup semuanya adalah earcup yang bisa dilipat sehingga headphone dapat ditempatkan mendatar guna memudahkan penyimpanan.

Plantronics BackBeat 500 saat ini telah dipasarkan seharga $80 saja. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: putih, hitam dan abu-abu dengan aksen hijau.

Sumber: Globe Newswire.