Daftar Aplikasi Belajar Online yang Bisa Diakses Gratis dengan Telkomsel

Menghadapi situasi yang sedang tak menentuk pasca ditemukannya kasus infeksi Virus Corona di Indonesia membuat sejumlah brand melakukan sesuatu sebagai bentuk dukungan. Salah satunya adalah Telkomsel yang menawarkan paket Ilmupedia 30GB secara gratis.

Continue reading Daftar Aplikasi Belajar Online yang Bisa Diakses Gratis dengan Telkomsel

Pendekatan Berbeda Dua Startup Belajar Bahasa

Teknologi membuat kegiatan belajar menjadi sederhana, dari segi mendapatkan informasi dan juga proses belajarnya. Teknologi juga mampu membuka kesempatan lebih besar untuk semua orang agar bisa belajar banyak hal. Satu contohnya, kegiatan belajar bahasa. Di Indonesia ada dua startup yang sama-sama menyuguhkan cara belajar bahasa namun memiliki pendekatan yang berbeda.

Cakap by Squline

Cakap by Squline atau selanjutkan disebut Cakap merupakan satu dari banyak startup pendidikan yang solusinya cukup menarik. Menawarkan layanan belajar bahasa Cakap sudah menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga baik dalam maupun luar negeri, seperti Universitas Indonesia, Universitas Atmajaya, Beijing Languange Culture College, dan beberapa lainnya.

Sebagai sebuah layanan pendidikan Cakap menyediakan 4 bahasa yang bisa dipelajari di platformnya. Konsep yang ditawarkan Cakap adalah belajar dua arah dengan tutor atau pengajarnya. Tak hanya materi pembelajaran Cakap juga memberikan sertifikasi bagi para penggunanya.

Cakap memanfaatkan teknologi video call. Pengguna bisa memilih pengajar atau sesuai jadwal yang tersedia untuk belajar bahasa. Komunikasi langsung secara private dengan pengajar diharapkan bisa lebih efektif, sekaligus memberikan pengalaman belajar yang intim dan fokus.

Selain komunikasi video, Cakap juga baru saja memperkenalkan Cakap Chat. Sebuah fitur yang memungkinkan penggunanya untuk belajar bahasa melalui fitur percakapan dengan tutor.

“Semua Classroom yang ada di Cakap dari Private, Chat, Club, dan Group mengadopsi metode belajar 2-way learning interaction, karena kami percaya bahwa proses transfer skill harus dilakukan secara direct Person to Person, selain itu metode belajar secara live juga akan meningkatkan self-motivation dari murid untuk terus mengikuti kelas. Cakap juga ingin meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan penghasilan tambahan lewat solusi Cakap, bukan menggantikan guru dengan konten video, game, ataupun metode belajar 1 arah lainnya,” terang CEO Cakap Tomy Yunus.

Informasi dari pihak Cakap, pengguna mereka memiliki rentang umur dari 16-35 tahun, didominasi oleh mahasiswa, karyawan, dan juga pebisnis. Sebagai sebuah startup Cakap cukup optimis bisa terus memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. Tak tanggung-tanggung mereka saat ini tengah menuju konsep Super App untuk skill sharing dan career enhancement.

“Kami sedang menuju konsep menjadi Super Apps for Skill Sharing & Career Enhancement, sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia lebih signifikan lagi dan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan memberikan akses pendidikan yang mudah dan membantu pemerataan pendidikan di Indonesia,” imbuh Tomy.

Bahaso

Berada di bawah naungan PT Bahaso Intermedia Cakrawala Bahaso mengusung pendekatan yang sedikit berbeda dengan Cakap. Secara keseluruhan Bahaso memiliki 3 bentuk pembelajaran, yang bertama berbentuk course dengan materi yang dibagi ke dalam beberapa level, quiz yang dikemas dalam bentuk permainan interaktif, dan yang paling baru, Bahaso Talk, pembelajaran berbasis percakapan dengan tutor yang ada.

Dari awal berdiri Bahaso mengkonsep pembelajaran efektif dan fleksibel. Bahaso mengusung konsep koin yang bisa dipergunakan untuk ditukarkan konten premium/paket berlangganan. koin dapat diisi ulang atau dibeli dengan berbagai cara, pembayaran melalui transfer bank, Indomaret, hingga pembelian voucher melalui Tokopedia.

Selain Bahasa Inggris, Bahaso juga menyediakan course untuk Bahasa Mandarin dan tengah menyiapkan paket belajar Bahasa Korea, Bahasa Portugal, Bahasa Perancis, dan Bahasa Jepang. Untuk memperkaya konten dalam aplikasinya Bahaso juga menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, salah satunya adalah FIB Universitas Indonesia. Per awal tahun ini pihak Bahaso mengklaim sudah berhasil mendapat 500.000 pengguna.

Tahun ini Bahaso berencana menjajaki konten edukasi di luar bahasa. Di wawancaranya awal tahun lalu, CEO Bahaso Allana Abdullah menceritakan bahwa pihaknya akan memberikan  standardized education to rural areas.

“Di 2019 Bahaso akan menjajaki edukasi online di luar bahasa. Target Bahaso satu tahun ke depan adalah memberikan standardized education to rural areas dan meningkatkan kualitas sumber daya melalui online learning and certification,” jelas Allana dalam wawancara Januari silam.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Bahaso Coba Konten Edukasi Baru di Luar Kategori Bahasa (UPDATED)

Terkenal sebagai layanan pembelajaran online, Bahaso menjalani tahun 2018 dengan cukup baik. Selain mengalami pertumbuhan pengguna, Bahaso juga menjajaki sejumlah kerja sama strategis dan meluncurkan beberapa fitur untuk terus menyempurnakan sistem mereka.

Di 2018 Bahaso mengklaim sudah memiliki 500.000 pengguna. Setelah lulus dari program akselerasi Indigo, yang juga memberikan mereka pendanaan, Bahaso terus mendapatkan pengguna baru, termasuk klien dari korporasi dan pemerintahan, seperti Moratelindo dan Kominfo, melalui program Bakti.

Melalui program Bakti ini, Bahaso terjun lanjut ke daerah terdepan, terluar, terbelakang (T3) bersama dengan Pustekom untuk memberikan pembelajaran Bahasa Inggris sesuai standar.

“Jadi ini program Bakti memberikan pelatihan gratis untuk guru-guru dan murid di daerah T3. Bahaso sebagai pemilik lisensi yang dibeli oleh pihak Bakti juga menyediakan tim untuk narasumber untuk pelatihan pemakaian platform Bahasa Inggris Bahaso,” terang CEO Bahaso Allana Abdullah.

Bahaso juga menambahkan sejumlah fitur di sepanjang tahun 2018. Antara lain adalah fitur offline mode, IELTS & TOEFL Preparation, corporate dashboard, dan Bahasa Mandarin (beta).

Terkait pendanaan, tahun lalu Bahaso hampir mendapatkan investor baru, namun karena disebutkan adanya perbedaan visi di tengah proses negosiasi, kesepakatannya urung terjadi. Di tahun 2019 ini Bahaso, ujar Allana, tengah mencari investor strategis dengan visi yang sesuai.

Allana lebih jauh menjelaskan, di tahun 2018 Bahaso mengalami beberapa tantangan, di antaranya kurangnya pengetahuan mengenai e-learning di Indonesia dan pengetahuan tentang platform-nya itu sendiri. Oleh karena itu perusahaan berupaya untuk terus mengenalkan Bahaso di masyarakat umum.

Kendati masih bermasalah dengan pengetahuan mengenai sistem pembelajaran online, Allana cukup optimis dengan pertumbuhan minta pengguna di Indonesia. Mengingat infrastruktur yang membaik dan generasi yang semakin dekat dengan internet.

“Untuk sekarang menurut saya masyarakat Indonesia belum 100% percaya dengan keberhasilan belajar online. Tetapi untuk generasi sekarang sudah meningkat. Dengan program-program pemerintah yang sangat mendukung pendidikan dan juga infrastruktur internet, itu sangat membantu. Indonesia top 5 buyer untuk mobile learning dan top 8 untuk e-learning growth (25%),” ujar Allana optimis pada pertumbuhan industri e-learning di Indonesia.

Menapaki tahun 2019 ini, Bahaso sudah menyiapkan sejumlah rencana untuk terus tumbuh. Salah satu rencananya adalah menjajaki segmen edukasi online di luar bahasa. Belum jelas kategori atau segmen apa yang diambil.

“Di 2019 Bahaso akan menjajaki edukasi online di luar bahasa. Target Bahaso satu tahun ke depan adalah memberikan standardized education to rural areas dan meningkatkan kualitas sumber daya melalui online learning and certification,” jelas Allana.

Update: CEO Bahaso Allana Abdullah mengonfirmasi soal penggalangan dana tahun lalu yang belum rampung dan kini mereka mencari investor strategis baru yang memiliki visi sesuai.

Application Information Will Show Up Here

Pemanfaatan Teknologi yang Tepat untuk Pendidikan

Besarnya pertumbuhan teknologi di berbagai industri ternyata tidak serta-merta berdampak signifikan pada peningkatan kualitas dan pemanfaatan teknologi untuk pendidikan di Indonesia. Rendahnya kualitas pendidikan serta kurangnya kolaborasi dari pemerintah, pengajar dan murid dibahas dalam sesi diskusi yang diinisiasi oleh Quipper.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Co-founder dan Country Manager Quipper Takuya Homma yang mengungkapkan perbedaan yang cukup mencolok dalam hal kualitas pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan Jepang, sehingga penerapan teknologi di dalamnya tidak lagi dibutuhkan.

“Hal tersebut tentunya berbeda dengan negara seperti Indonesia, yang bisa dibilang masih rendah dalam hal kualitas pendidikan namun memiliki antusias yang cukup besar dari pihak pengajar hingga murid untuk memanfaatkan teknologi.”

Takuya menambahkan, dinamika dunia pendidikan di Indonesia saat ini hampir serupa dengan Tiongkok, yang mulai melakukan integrasi teknologi terhadap berbagai industri, termasuk pendidikan.

“Di luar pendidikan standar seperti matematika, fisika hingga biologi, masih banyak murid yang bisa memanfaatkan teknologi untuk pelajaran yang lain,” kata Takuya.

Masalah infrastruktur di pelosok Indonesia

Meskipun saat ini Pulau Jawa sudah cukup baik dalam hal pemerataan koneksi internet di berbagai daerah, namun di luar Pulau Jawa, keuntungan tersebut belum diperoleh secara maksimal. Kurangnya pemerataan teknologi dirasakan masih menjadi PR pemerintah, untuk bisa menerapkan teknologi dalam kurikulum. Hal tersebut ditegaskan oleh Gatot Pramono selaku Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud.

“Saat ini dalam kurikulum di Indonesia sesuai dengan standar internasional, sudah termasuk penggunaan teknologi untuk belajar mengajar. Dalam hal ini pemanfaatan mempelajari suatu ilmu memanfaatkan video secara online. Namun masalah infrastruktur hingga rendahnya inisiatif dari pihak pengajar masih banyak terjadi di sekolah.”

Terkait soal infrastruktur, pakar pendidikan Itje Chodijah mengungkapkan, bukan hanya pihak sekolah yang wajib untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia memanfaatkan teknologi, tapi juga pemerintah daerah hingga pusat wajib untuk melakukan kolaborasi demi meningkatkan infrastruktur di berbagai daerah.

“Semua pemerintah daerah harus melakukan kolaborasi dengan pihak terkait di masing-masing daerah untuk mewujudkan rencana tersebut, jika daerah tersebut termasuk wilayah yang terpencil makin berat pula upaya yang harus dilakukan,” kata Itje.

Mendukung inovasi dari entrepreneur yang menyasar sektor pendidikan

Turut hadir dalam sesi diskusi tersebut CEO Bahaso Tyovan Arie. Sebagai startup yang fokus untuk memberikan pilihan belajar alternatif kepada siswa agar lebih memahami pelajaran Bahasa Inggris di luar dari pendidikan di sekolah, dukungan serta kolaborasi dari pemerintah dalam hal pemerataan infrastruktur di daerah bisa membantu entrepreneur menciptakan inovasi memanfaatkan teknologi.

“Selama ini masalah terbesar di dunia pendidikan di Indonesia adalah kurangnya fasilitas untuk praktik, hingga masih kurangnya pemahaman mempelajari bahasa asing meskipun sudah diberikan di sekolah. Peluang tersebut yang Bahaso coba kembangkan,” kata Tyovan.

Itje menambahkan, dilihat dari antusiasme entrepreneur muda menciptakan berbagai macam platform memanfaatkan teknologi, bisa menjadi masa depan yang cerah bagi dunia pendidikan di Indonesia. Hal senada juga diutarakan oleh Gatot Pramono.

“Kami dari pemerintah melihat startup yang mencoba menghadirkan kemudahan dalam hal pendidikan memanfaatkan teknologi merupakan mitra. Selanjutnya kami pun berusaha untuk mengeluarkan regulasi yang relevan menyesuaikan teknologi yang mulai marak hadir di dunia pendidikan saat ini,” kata Gatot.

Go-Jek Gandeng Bahaso Berikan Pelatihan Bahasa Inggris untuk Mitra Pengemudi

Go-Jek mengumumkan menggandeng Bahaso sebagai partner untuk memberikan pelatihan peningkatan kemampuan berbahasa asing kepada mitra pengemudi mereka. Dalam kerja sama ini ,Go-Jek memberikan fasilitas pelatihan bahasa Inggris secara online kepada 100.000 mitra pengemudi di 25 kota tempat Go-Jek beroperasi.

Kerja sama ini menjadi salah satu bagian dari program SWADAYA dari Go-Jek yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para mitra melalui berbagai program. Disampaikan Vice President Program SWADAYA Go-Jek Ardelia Apti menjelaskan bahwa kemampuan berbahasa Inggris dapat membantu para mitra pengemudi memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

“Beberapa pelanggan yang memesan layanan kami adalah ekspatriat. Sehingga, kemampuan berbahasa Inggris diperlukan supaya para mitra kami lebih kompeten dan bisa berkomunikasi dengan baik saat menjalankan order,” terang Ardelia.

Mengenai pemilihan Bahaso sebagai mitra, Ardelia melihat Bahaso merupakan platform pembelajaran yang cocok bagi para mitra karena proses pembelajaran bisa dilakukan secara fleksibel tanpa batasan waktu dan dengan pendekatan yang berbeda karena dilakukan secara online. Nantinya para mitra pengemudi Go-Jek yang telah menyelesaikan pembelajaran di Bahaso akan mendapatkan sertifikat resmi yang dikeluarkan oleh Universitas Indonesia selaku partner Bahaso.

Menanggapi kerja sama ini, CEO Bahaso Tyovan Ari Widagdo berharap melalu platform dan pelatihan yang diberikan bisa memberikan manfaat yang baik untuk para mitra pengemudi Go-Jek maupun pihak Go-Jek sendiri.

“Kami dari Bahaso mengucapkan terima kasih kepada pihak Go-Jek yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk membantu para driver Go-Jek menguasai Bahasa Inggris melalui platform yang kami kembangkan. Harapan kami, ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar baik untuk driver ataupun kepada pihak Go-Jek.” Ungkap Tyovan.

Bahaso menyuguhkan platform belajar bahasa secara online dengan mengintegrasikan beberapa media seperti teks, suara, video, dan konten untuk memudahkan dan mempercepat penguasaan bahasa asing. Bahaso juga tersedia di berbagai perangkat mobile sehingga bisa lebih mudah bagi para driver untuk mengikuti proses pembelajaran.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

 

Layanan Pembelajaran Bahasa Bahaso Gandeng FIB Universitas Indonesia untuk Perkuat Kekayaan Konten

Penandatanganan MoU Bahaso dan FIB Universitas Indonesia / Bahaso

Startup pengembang sistem pembelajaran bahasa berbasis media sosial Bahaso baru saja menandatangani MoU sebagai langkah awal kerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Dalam kerja sama ini, Bahaso dan FIB UI akan melakukan riset dan pengembangan konten dilengkapi dengan metodologi yang ampuh untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mempelajari bahasa asing. Kerja sama ini sekaligus menghubungkan Bahaso dengan pakar pengajaran bahasa terbaik di Indonesia. Continue reading Layanan Pembelajaran Bahasa Bahaso Gandeng FIB Universitas Indonesia untuk Perkuat Kekayaan Konten