Empat Inovasi Teknologi Keuangan yang Menarik Bagi Millenials

Millenials dengan pola hidup dan cara berpikirnya yang dinamis, adalah mereka yang cepat beradaptasi dengan teknologi. Untuk para millenials, setidaknya inilah empat inovasi yang layak dicoba;

Chat Vira

Chat Vira adalah Virtual Assistant Chat Banking persembahan BCA. Inovasi fintech yang merupakan salah satu output dari gelaran Finhacks #HackByTheBeach 2016 ini dapat diakses melalui aplikasi-aplikasi chat populer, di antaranya Facebook Messenger, LINE, dan Kaskus Chat.

Kini, Vira dapat membantu mengetahui informasi promosi BCA hingga membantu transaksi perbankan mulai dari cek saldo & mutasi, hingga cek informasi kartu kredit (limit, tagihan, dan transaksi).

CekAja

CekAja adalah portal web yang menyajikan perbandingan ragam produk finansial yang ada di Indonesia, mulai dari tabungan, berbagai produk kredit, produk syariah, produk asuransi, untuk individu dan UKM.

Startup yang sudah berdiri sejak tahun 2014 ini mengaku telah memiliki traksi terbesar pengguna untuk layanan sejenis di Tanah Air, yang dibuktikan melalui kemantapannya berekspansi ke Filipina dengan produk eCompareMo.

Jojonomic

Jojonomic merupakan startup yang menyediakan layanan pengelolaan keuangan, baik untuk pribadi maupun untuk kalangan bisnis. Melalui aplikasi dengan pendekatan social platform, Jojonomic mencoba untuk menghadirkan kenyamanan bagi pengguna sehingga memiliki manajemen finansial yang lebih tertata.

Melalui versi Jojonomic Pro, prosedur reimbursement di organisasi/perusahaan cukup dilakukan melalui foto dan pengisian formulir di aplikasi ponsel. Mereka mengklaim departemen sumber daya manusia bakal menghemat waktu pengurusan reimbursement hingga 70%.

Flip

Menyajikan layanan berupa virtual wallet yang mengedepankan kemudahan transfer antar bank, Flip diunggulkan karena tidak adanya biaya tambahan untuk transfer ke bank mana pun. Soal keamanan, Flip telah menyiapkan beberapa skenario keamanan seperti keamanan di layer aplikasi, layer transmisi dengan memanfaatkan SSL dan keamanan two step verification yang bisa digunakan sesuai kebutuhan pengguna.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama BCA dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Finhacks 2017.

Diadakan di Empat Kota Indonesia, Sprint Coding dan Hackathon Mewarnai Rangkaian Finhacks Codescape 2017

Setelah tahun lalu sukses menggelar Financial Hackathon (Finhacks) 2016 dengan tema #HackByTheBeach dan menghasilkan tiga inovasi terbaik, BCA dan DailySocial kembali menggelar Finhacks bertajuk Codescape 2017.

Jika tahun lalu mengusung tema #HackByTheBeach dengan suasana tepi laut. Finhacks 2017 ini mengusung tema #Codescape dengan nuansa pegunungan yang akan mengambil lokasi di BCA Learning Institute, Sentul.

Sebelum menuju perhelatan Finhacks 2017, BCA dan DailySocial terlebih dahulu akan mengadakan meetup dan Mini Finhacks.

Inilah rangkaian perjalanan Finhacks #Codescape 2017!

Meetup

Titik awal perjalanan akan dimulai di Meetup Jakarta. BCA dan DailySocial akan menjumpai rekan-rekan developer Ibu Kota untuk berbincang santai dan sharing seputar dunia fintech dan digital banking.

Bertempat di markas Kaskus, Finhacks Meetup Jakarta akan menghadirkan Hans Lesmana (General Manager of KASKUS Payment), Rahmat Harlyadi (Vice President Marketing DailySocial), dan Petrus Johans Ariwibowo (Project Manager of BCA). Ketiganya membahas soal Driving Digital Banking Breakthrough Among Internet Culture.

Mini Finhacks

Sesuai namanya, Mini Finhacks adalah kompetisi pemrograman dengan skala yang lebih kecil. Jika acara utama dari Finhacks Codescape 2017 adalah hackathon, Mini Finhacks dikemas dalam format sprint coding, atau “balapan ngoding”.

Acara Mini Finhacks rencananya akan dilangsungkan di tiga kota yaitu Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung. Dengan acara talkshow sebagai pembukanya, Mini Finhacks di setiap kota akan berisi tema berbeda-beda; “Practical Approach on Favorable Digital Banking Product” di Surabaya, “Developing Favoured Digital Banking Product” di Yogyakarta, dan “Create Your Own Digital Bank” di Bandung.

Di Mini Finhacks, selain talkshow–akan diadakan sprint coding mencari 5 tim yang berkesempatan dapatkan golden ticket Finhacks 2017. Selain ‘golden ticket’ Finhacks 2017, lima tim pemenang sprint coding akan mendapatkan total uang tunai sebesar Rp 20 juta.

Pemenang sprint coding di Mini Finhacks akan mendapatkan golden ticket untuk mengikuti hackathon di Sentul, Bogor.

Setelah Mini Finhacks, perjalanan Finhacks Codescape 2017 akan ditutup di Sentul, Bogor.

Hackathon

Ini dia ‘menu utama’ dari Finhacks Codescape 2017! Tanggal 26 – 27 Agustus 2017, BCA Learning Institute akan berubah menjadi colloseum untuk pertandingan developer fintech Tanah Air.

Dalam ajang hackathon Finhacks Codescape 2017, mereka akan berlaga menciptakan teknologi yang mendorong kemajuan digital banking experience. Enam puluh tim developer berlomba untuk menyajikan solusi terbaru di dunia fintech.

So, are you ready to join the journey?

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama BCA dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Finhacks 2017.

Finhacks 2017, Kreasi dan Rekreasi dengan Coding

Inisiasi BCA dan DailySocial untuk merangkul talenta-talenta pengembangan aplikasi fintech terbukti dapat berlanjut. Pasca kesuksesan Finhacks 2016 yang mengusung tema #HackByTheBeach setahun silam, Finhacks kembali hadir mengusung tema #Codescape; di mana mengajak para developer untuk coding di tengah-tengah pemandangan hijau.

 

Logo Finhacks 2017 / DailySocial
Logo Finhacks 2017 / DailySocial

Berbeda dengan tahun 2016, Finhacks 2017 mengajak para developer untuk mengembangkan teknologi yang mendorong experience perbankan lebih menyenangkan, aman, dan efisien untuk keseharian pengguna.

Refreshing dengan berkreasi

Tema lomba Finhacks 2017 kali ini adalah #Codescape yang punya makna ganda; code dan escape, yang artinya ajang untuk lepas dari kepenatan rutinitas harian dan berkreasi lewat coding. Tema tersebut pun didukung dengan lokasi coding yang berada di BCA Learning Institute Sentul. Dengan lokasi yang dikelilingi pemandangan hijau dan jauh dari padatnya kehidupan perkotaan, diharapkan ide-ide yang fresh bisa bermunculan.

Lanskap sejuk selama ngoding

Makna lainnya, #Codescape juga merupakan akronim dari code dan landscape, di mana pemkamungan hijau dan futuristik BCA Learning Institute di kawasan Sentul akan menemani para peserta hackathon selama melakukan coding.

BCA Learning Institute berlokasi di daerah yang sejuk, dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Ada banyak fasilitas yang dapat dirasakan para peserta #Codescape. Sederhananya, tempat ini nantinya akan menjadi semacam karantina para inovator untuk dua hari Finhacks #Codescape.

Pemandangan BCA Learning Institute, Bogor / BCA
Pemandangan BCA Learning Institute, Bogor / BCA

Hadiah Lebih dari 120 Juta Rupiah

Tahun ini, perhelatan Finhacks 2017 menyiapkan total hadiah uang tunai senilai 120 juta rupiah untuk tiga tim pemenang utama yang dapat menghadirkan solusi bagi permasalahan fintech, atau secara spesifik digital banking.

Bahkan, lebih dari itu, para pemenang juga secara otomatis akan mendapatkan MacBook Pro 13.3″ Retina Display (juara pertama), MSI GE62 2QL (juara kedua), dan Ricoh Theta S 360 Degree (juara ketiga).

Macbook Pro 13" Retina Display untuk Juara Pertama Finhacks 2017 / Apple
Macbook Pro 13″ Retina Display untuk Juara Pertama Finhacks 2017 / Apple

 

MSI GE62 2QL untuk Juara Kedua Finhacks 2017 / MSI
MSI GE62 2QL untuk Juara Kedua Finhacks 2017 / MSI

 

RICOH Theta S 360 degree untuk Juara Ketiga Finhacks 2017 / RICOH
RICOH Theta S 360 degree untuk Juara Ketiga Finhacks 2017 / RICOH

Dua Jalur Pendaftaran

Ada dua jalur pendaftaran mengikuti Finhacks 2017. Pertama adalah dengan mendaftarkan ide inovasi kamu di Finhacks 2017; kamu bisa langsung memberikan gambaran aplikasi digital banking yang ingin kamu kembangkan, dan men-submit-nya dengan format word atau ppt.

Cara kedua, bisa melalui Mini Finhacks yang akan hadir di tiga kota; Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung. Di Mini Finhacks, selain talkshow–akan diadakan sprint coding mencari lima tim yang berkesempatan dapatkan golden ticket Finhacks 2017.

Mencoba ‘Hackathon Versi Mini’

Selain ‘golden ticketFinhacks 2017, lima tim pemenang sprint coding akan mendapatkan total uang tunai sebesar 20 juta rupiah.

Secara umum, dengan ambience seperti ini, peserta Finhacks 2017 akan diminta untuk menciptakan teknologi yang membuat banking experience lebih mudah dan efisien lagi. Jadi, apakah kamu inovator unggulan yang kami cari?

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama BCA dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Finhacks 2017.

Pagelaran “BCA Socialpreneur” Ajak Mahasiswa Pahami Kewirausahaan Sosial

Bank Central Asia (BCA) bekerja sama dengan Senat Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya akan menyelenggarakan BCA SOCIALPRENEUR. Membawakan tema “Improving the Quality of Life” acara tersebut akan diselenggarakan pada 2 Maret 2017 mendatang. Terdapat dua agenda utama sebagai rangkaian dari acara, yakni seminar dan lomba business model canvas.

Di sesi seminar akan dihadirkan tiga pemateri, yakni CEO WeCare.id Gigih Septianto, Director Nazava Liesselotte Heederik dan perwakilan dari British Council. Diharapkan dengan pemaparan dari para narasumber tersebut akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang social-entrepreneurship, baik dari sisi konsep ataupun cara merealisasikannya.

Menyambut acara ini, Rektor Unika Atma Jaya A Prasetyantoko mengatakan:

“Social entrepreneurship adalah sebuah konsep yang relatif baru dengan memandang bisnis konvensional melalui dimensi yang berbeda. Artinya, selain membangun bisnis yang bisa dipertanggungjawabkan secara manajerial tetapi orientasinya tetap pada sosial.”

Menurut Cynthia, sebagai ketua penyelenggara acara ini, saat ini social entrepreneurship dapat menjadi peluang bisnis yang baik untuk dijalankan, karena di saat bisnis lain melakukan eksploitasi terhadap sumber daya dan meresahkan masyarakat, para wirausahawan sosial justru mengembangkan bisnis yang ramah lingkungan serta dapat menyejahterakan dan menguntungkan masyarakat, terutama masyarakat kecil.

“Acara ini juga sebagai media pembelajaran bagi masyarakat umum dan mahasiswa tentang kewirausahaan sosial dan perannya sebagai alternatif solusi mengatasi masalah kebangsaan,” imbuh Cynthia.

Ditargetkan untuk mahasiswa, acara ini diharapkan mampu memicu pengembangan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan permasalahan di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Serta membuka peluang bisnis baru yang dapat menyejahterakan masyarakat.

Web_Poster_Socialpreneur


Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara BCA SOCIALPRENEUR.

Dampak Pembukaan API Produk Perbankan di Mata Pelaku E-Commerce

Sebenarnya sejak dulu banyak yang menganggap membuka teknologi seperti API (application programming interface) ke khalayak umum, terutama bagi bank, adalah hal yang haram. Pasalnya teknologi ini memungkinkan terjadinya tindakan moral hazard yang bisa mengancam aspek perlindungan konsumen. Aspek ini merupakan pedoman yang harus diutamakan bagi industri jasa keuangan dalam berbisnis.

Pemain e-commerce, sebagai salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia, membutuhkan ekosistem pendukung untuk memajukan bisnis mereka. Salah satu adalah sistem pembayaran.

Saat ini, sistem pembayaran layanan e-commerce yang paling populer adalah transfer antar rekening bank. Sayangnya, saat menggunakan bank transfer sistem pengecekannya kebanyakan masih dilakukan secara manual. Bank yang memfasilitasinya belum membuka API agar bisa diakses secara otomatis oleh penjual e-commerce.

Di Indonesia, perbankan yang sudah membuka layanan API untuk produk tabungan adalah Bank Central Asia (BCA). Layanan tersebut diresmikan pada awal tahun ini. Layanan API BCA yang siap digunakan adalah transfer, informasi saldo, mutasi rekening, lokasi ATM, status pembayaran Sakuku, pembayaran Sakuku, info kurs, dan suku bunga deposito.

BCA menetapkan biaya sebesar Rp 200 per hit API untuk informasi saldo, mutasi rekening, dan transfer.

Bank lainnya yang sedang mempersiapkan pembukaan API tabungan adalah Bank Mandiri. Hal ini dikonfirmasi langsung Direktur Digital Perbankan dan Teknologi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans.

“Ya, ada arah ke sana [pembukaan API tabungan]. Semoga bisa [diluncurkan] tahun ini,” ucap Rico kepada DailySocial.

Ketua Umum idEA Aulia E Marinto mengatakan dengan adanya inovasi API, maka pelaku e-commerce dapat melakukan berbagai hal seperti transfer, mutasi rekening ataupun cek saldo melalui API. Salah satu contoh bentuk praktis adalah otomatisasi proses rekonsiliasi, khususnya untuk penerimaan pembayaran melalui ATM.

“Dengan API ini, pemain e-commerce dapat mengetahui secara real time apabila ada aktivitas pada rekening bank yang bersangkutan. Selain itu banyak praktek lainnya seperti perhitungan AR/AP tanpa melibatkan perhitungan secara manual,” terangnya kepada DailySocial.

Ada efek samping

Founder dan CEO Ralali Joseph Aditya mengatakan layanan pembukaan API tabungan dari bank sebenarnya adalah hal yang sangat dibutuhkan pemain e-commerce. Dampak positifnya sangat besar yakni mendapat kemudahan transaksi di situs dan memudahkan pengecekan akun.

Sebelumnya mereka harus melakukan pengecekan secara manual dengan login satu per satu. Mengenai harga yang diberikan API BCA, menurut Joseph, hal inilah yang menjadi perhatian utama pemain e-commerce.

“Karena kalau transaksi naik, jadi lumayan kenanya [biaya]. Mungkin sebaiknya ada paket atau harga progresif, jadinya akan lebih menarik memperbanyak early adopter,” kata dia kepada DailySocial.

Hal yang senada diutarakan CTO Jualio Fahmi Bafadhal. Menurutnya, keterbukaan bank mengenai akses API dapat memicu inovasi terhadap kemudahan pembayaran yang makin banyak. Terlebih transaksi terbesar pemain e-commerce kebanyakan masih berasal dari bank transfer.

Dari sisi pembeli, sambung Fahmi, akan lebih nyaman menggunakan akun bank-nya dan seharusnya makin minim kesalahan.

“Dari sisi harga, pastinya memberatkan. Cuma lagi-lagi bisa dibandingkan dengan cost yang keluar jika harus hire CS untuk cek bank transfer. Mungkin strateginya yang perlu di-adjust.”

BCA sebagai pelopor

Semangat yang ingin disampaikan BCA adalah memungkinkan para pelaku fintech ataupun e-commerce dapat terkoneksi dengan layanan perbankan BCA dan berkesempatan menikmati beragam informasi dan transaksi BCA secara cepat dan mudah.

“Pengembangan sudah dilakukan sejak tahun lalu. API nanti mudah bisa untuk lihat saldo, mutasi, rekening, cek valuta asing, nanti ada pengembangan sehingga developer e-commerce tinggal pakai API kita langsung bisa nyambung,” terang Wakil Presiden Direktur BCA Armand W Hartono.

Data terakhir menyebut ada 17 layanan e-commerce yang tergabung dalam API BCA. Hingga akhir 2017, BCA berharap dapat menggandeng 100 layanan e-commerce sebagai pengguna API BCA.

BCA telah menginvestasikan sekitar Rp4 miliar untuk membangun sistem API. Tiap tahunnya, investasi BCA untuk pengembangan IT naik 7%-8%. “Kalau untuk digital banking investasinya pasti nggak akan berakhir,” kata Executive Vice President Information Technology BCA Hermawan Tendean.

Ia mengaku saat ini kontribusi API terhadap revenue memang masih kecil karena sekali akses dikenakan biaya. Pihaknya mengaku akan kembali mengevaluasi karena ada masukan dari industri yang mengatakan harganya terlalu mahal.

“Itu aja ada masukan dari industri bahwa terlalu mahal. Kami evaluasi lagi berapa nilai ideal supaya bisa diterima mereka.”

Berdasarkan catatan BCA, per Desember total transaksi digital per hari mencapai 18 juta transaksi. Sedangkan frekuensi transaksi ATM mencapai 153 juta dengan nilai Rp 170 triliun. Transaksi mobile banking sebanyak 65 juta per bulan dengan nilai Rp 60 triliun. Lalu untuk transaksi di internet banking tembus 129 juta dengan nilai Rp 77 triliun.

Adapun total nasabah BCA yang sudah memanfaatkan layanan perbankan digital mencapai separuh dari total nasabah yang kini berjumlah 14 juta orang.

BCA Dirikan Central Capital Ventura, Suntik Dana 200 Miliar Rupiah

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 25 Januari 2017 BCA dan PT BCA Finance telah menandatangani akta pendirian modal ventura dengan nama PT Central Capital Ventura (CCV). Perusahaan ini tercatat sudah mengantongi izin resmi dari OJK pada 27 Desember 2016 lewat surat OJK Nomor S-208/PB.33/2016.

Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono menjelaskan perusahaan menyiapkan modal disetor sebesar Rp 200 miliar dengan kepemilikan saham 100% adalah BCA. Armand menjelaskan CCV nantinya akan melakukan investasi dan berkolaborasi dengan perusahaan fintech.

CCV juga diharapkan akan mendukung ekosisitem layanan keuangan BCA dan para entitas anak usaha BCA, serta secara keseluruhan memberikan nilai tambah bagi nasabah BCA, khususnya masyarakat pada umummnya.

“Mengingat di era digital ini perusahaan fintech memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan berkembang, maka diharapkan CCV dapat menjadi perusahaan ventura yang berkembang dan memiliki bisnis yang prospektif,” tulis Armand.

Kehadiran CCV, turut menambah portofolio anak usaha BCA. Saat ini BCA memiliki tujuh anak usaha yang bergerak di jasa keuangan, yaitu BCA Syariah, BCA Finance, BCA Insurance, BCA Finance Limited, BCA Sekuritas, CS Finance, dan BCA Life.

CCV juga turut memanaskan peta persaingan perbankan Indonesia yang mulai mendekati arah digital sebagai jalur distribusi terbarunya. Sejauh ini perbankan yang memiliki modal ventura adalah Bank Mandiri dengan Mandiri Capital Indonesia (MCI). Bank BUMN lain seperti BNI menyatakan akan mengakuisisi modal ventura, sementara kabar terakhir BRI mengatakan masih dalam tahap kajian.

What You Should Know about E-money Growth in Indonesia

In the digital era, a cashless lifestyle is the future — or already the present — for many countries. In Indonesia for instance, a form of cashless payment method, card-based e-money, was introduced to fishermen in August this year.

Business players, including banks and telecommunications companies, have been trying to innovate to reach bigger audiences. Amid the growing efforts, the question remains: What is the current situation surrounding e-money growth in Indonesia?

Here are some current developments in cashless transaction methods.

E-money adoption by transportation sector

Public transportation has turned out to be the sector that has adopted e-money the most. Card-based e-money usage is now commonly found on Transjakarta public buses, the commuter line train service and toll gate payments, with Bank Mandiri and Flazz BCA cards being the main players. Paying parking and food bills are also a common use for BCA e-money.

In terms of nominal transactions, Bank Mandiri reportedly saw Rp 2.5 trillion (US$191.13 million) in income from its card-based e-money usage in 2015, while BCA brought in Rp 1 trillion through the same method.

Server-based e-money growing

Server-based e-money has started to see a place in Indonesia. BCA director Santoso Liem explained that the bank’s one-year-old Sakuku (server-based e-money) had been used by 135,000 people with an average of 80,000 to 90,000 transactions per month. The most popular uses were for phone credit, offline shopping and money withdrawals, he noted.

Meanwhile, Mandiri Capital Indonesia (MCI) commissioner Rahmat Broto Triaji said the bank planned to expand the availability of its e-cash (server-based e-money) with a target of 1,300 merchants next year. Mandiri has also signed a partnership with messenger application Line in the hope of bridging users with 300,000 offline and online shops registered in the application.

Safety and protection

It’s reported that the safety of card-based e-money was not ensured by any parties, even its host bank. “Since the beginning, card-based e-money has not been designed with consumer protection,” said Boedi Armanto, the Financial Services Authority’s (OJK) deputy commissioner for banking supervision II.

A security measure taken by Bank Indonesia is to limit money input, which is up to Rp 1 million per card. Meanwhile, server-based e-money, which is limited to Rp 10 million, has different safety measures as it uses a membership method.


Disclosure: The original article is in Indonesian and syndicated in English by The Jakarta Post

BCA Persiapkan Pendirian Modal Ventura

PT Bank Central Asia Tbk (BCA), bank swasta terbesar di Indonesia, tengah mempersiapkan pendirian modal ventura. Seluruh dokumen sudah diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan sedang menunggu persetujuan diberikan.

“Kami sudah ajukan seluruh persyaratannya ke OJK dan tinggal menunggu persetujuan dari OJK keluar,” ujar Armand Hartono, Wakil Presiden Direktur BCA, di sela-sela acara Indonesia Fintech Festival & Conference, Selasa (30/8).

Pihaknya enggan memberi tahu lebih detil berapa modal yang disiapkan untuk mendirikan perusahaan modal ventura tersebut. Armand melanjutkan sebenarnya BCA ingin membuka seluruh opsi bisnis yang bisa dijalankan demi melancarkan ambisinya untuk memiliki modal ventura, entah itu lewat cara organik maupun anorganik. Pada akhirnya perusahaan lebih memilih untuk membangun perusahaan sendiri.

Bila rencana BCA mulus, artinya akan ada pemain modal ventura lainnya yang berasal dari anak usaha perbankan setelah Bank Mandiri mendirikan PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) pada awal tahun ini.

MCI merupakan perusahaan patungan (joint venture) yang dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 99% dan Mandiri Sekuritas 1%. Bank Mandiri mendirikan perusahaan tersebut dengan menyuntikkan dana sebesar Rp 500 miliar. Nilai tersebut lebih tinggi daripada ketentuan modal minimal yang sudah diatur oleh OJK sebesar Rp 50 miliar.

Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri, mengatakan pendirian awal MCI untuk memajukan industri startup financial technology (fintech) di Tanah Air. Nantinya seluruh startup yang dibiayai oleh perusahaan berpotensi bisa menggarap captive market nasabah Bank Mandiri yang sudah mencapai 20 juta orang.

Rencanakan bentuk JV fintech baru

Kartika, yang akrab dipanggil Tiko, melanjutkan dalam pipeline perusahaan rencananya akan membidik satu fintech baru paling lambat pada pertengahan tahun depan.

Saat ini, Bank Mandiri sudah memiliki dua perusahaan fintech berbentuk JV di bawah bendera MCI. Pertama, dengan perusahaan fintech asal Korea Selatan BC Card untuk pengembangan electronic data capture (EDC).

Kemudian, dengan PT Kresna Graha Investama Tbk membentuk PT Digital Artha Media (DAM) untuk pengembangan produk Mandiri E-Cash. Pihaknya pun membuka seluruh opsi ingin membidik pemain fintech yang sudah memiliki model bisnis yang berkembang dan memiliki basis konsumen.

“Bila pipeline bisnis berjalan sesuai rencana, paling lambat pertengahan tahun depan kami akan menambah satu perusahaan fintech baru. Kami akan menempatkan saham di sana,” ujar Tiko.

Inilah 3 Aplikasi Pemenang Finhacks 2016 #HackByTheBeach

Setelah dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 23-24 April 2016 di Segarra Ancol, Finhacks (Financial Hackathon) 2016 #HackByTheBeach telah menemukan tiga pemenang yang berhasil menyuguhkan inovasi terbaiknya. Fariz Tadjoedin berhasil memenangkan juara pertama mendapatkan hadiah uang tunai 59 juta + Oculus Rift, tim Ambisnis.com berhasil mendapatkan juara kedua mendapatkan hadiah uang tunai 35,9 juta + DJI Panthom 3, dan tim ATOM berhasil mendapatkan juara ketiga mendapatkan hadiah uang tunai 15,9 juta + GoPro Hero 4.

Sebagai pemenang pertama, Fariz menghadirkan sebuah inovasi unik. Ia memandang bahwa saat ini penggunaan aplikasi chatting sangat akrab di masyarakat, untuk itu ia menghadirkan sebuah solusi untuk membuat sistem yang memungkinkan masyarakat melakukan transaksi keuangan melalui aplikasi chatting tersebut. Konsepnya mirip dengan SMS Banking. Solusi tersebut diberi nama “ChatBanking”, memungkinkan pengguna Line, WeChat, KakaoTalk, SnapChat, Telegram, bahkan Facebook untuk berkirim uang atau transaksi lainnya.

Ke depan Fariz akan mengupayakan sistem ini terintegrasi dengan berbagai layanan. Misal dengan PLN, jadi akan memberikan reminder secara otomatis kepada pengguna melalui aplikasi chatting yang dipilih tagihan yang harus dibayarkan, dan saat itu pula pengguna dapat langsung dengan mudah membayar dengan mengetikkan kode tertentu di aplikasi.

Sedangkan pemenang kedua, yakni tim AMBISNIS, mengembangkan sebuah aplikasi bernama “GueBayar”. Aplikasi ini terinspirasi dari sebuah masalah yang sangat sering dijumpai oleh anak-anak muda, terutama mahasiswa dan pegawai kantoran. Masalah tersebut tidak lain adalah masalah pembayaran bill ketika melakukan pemesanan secara bersama-sama, misalnya saat ada acara makan bersama, minum kopi bareng dan sebagainya. Kadang kala koordinator (orang yang mengkoordinir pemesanan) menjadi tumbal karena harus mengumpulkan uang satu persatu dari pemesan, harus mencari kembalian, harus memeriksa apakah masih ada yang belum bayar, dan siksaan-siksaan lainnya yang tiada berakhir.

Dari sini tim AMBISNIS melakukan survei kecil-kecilan di lingkungan sekitar ITB (Institut Teknologi Bandung) dan mendapati 498 responden dari 516 responden setuju akan permasalahan ini. Finhacks 2016 menjadi momentum yang tepat bagi AMBISNIS untuk memecahkan isu ini dengan menghadirkan “GueBayar”. Cara kerjanya cukup sederhana. Untuk membagi tagihan, pertama pengguna masuk ke aplikasi dan memilih menu tambah tagihan. Selanjutnya pengguna mengambil foto struk yang akan dibagi-bagi tagihannya. Setelah itu, aplikasi akan mendeteksi setiap tagihan dan pengguna dapat men-tag tagihan tersebut ke rekannya (seperti proses tag foto di Facebook). Selanjutnya, notifikasi akan diberikan ke setiap pengguna yang di-tag untuk kemudian diproses lebih lanjut.

Sedangkan pemenang ketiga tim ATOM mengembangkan aplikasi bernama InstaPay. Tim ATOM memiliki visi untuk membuat hidup kita lebih baik dengan memberi kemudahan bagi siapa saja (individu maupun pelaku usaha) untuk mengirim atau membayar tagihan secara online, tanpa uang tunai, tanpa bon kertas, melalui aplikasi yang terintegrasi dengan e-wallet BCA.

Ketiga pemenang ditentukan oleh penilaian juri termasuk di dalamnya Andrew Darwis (Founder Kaskus), Axel Grosse (Axway API Lead), Edward Chamdani (Managing Partner Ideosource), Anton Seoharyo (CEO & Founder of TouchTen), Razi Thalib (CEO & Founder Setipe), Batista Harahap (CEO Coral), Rama Mamuaya (CEO & Founder DailySocial) dan Tommy Dian (CTO DailySocial).

Turut hadir dalam puncak acara (Finhacks) 2016 #HackbyTheBeach Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja. Dalam sambutannya saat acara Jahja menyampaikan:

“Pada hari, kita patut bersyukur dan berbangga karena rangkaian Finhacks 2016 telah sampai di puncaknya. Seluruh rangkaian acara berjalan lancar mulai dari diskusi dan pertemuan dengan komunitas IT hingga semifinal. Finhacks 2016 juga telah menemukan 3 aplikasi terbaik. Kami yakin para pemenang yang terpilih pada ajang kompetisi ini menghasilkan berbagai aplikasi terapan solusi keuangan yang akan memberikan sumbangsih pada kemajuan teknologi eWallet yang bermanfaat bagi nasabah. Inovasi para peserta ini akan semakin memudahkan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan transaksi secara nyaman dan aman.”

Rangkaian acara Finhacks 2016 sendiri mengajak seluruh inovator dan pengembang perangkat lunak lokal berkreasi mengembangkan solusi pembayaran digital. Menggunakan API Data yang dirilis BCA, diharapkan keluaran inovasi yang dikembangkan mampu memiliki daya guna tinggi di tengah era ekonomi digital dan pertumbuhan e-commerce di Indonesia.

Kaskus Tambah Ragam Pilihan Transaksi Jual Beli Online

Bertempat di Kaskus Playground, hari ini (20/4) Kaskus mengumumkan kerja sama dengan BCA, Telkomsel, dan SMTel untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam bertransaksi. Melalui kerja sama dengan BCA, Kaskus menyediakan alternatif pembayaran di BranKas lewat BCA Sakuku. Sedangkan kerja sama dengan Telkomsel dan SMTel adalah untuk penyediaan pulsa secara online melalui kanal e-Pulsa yang dihadirkan kembali.

Akhir tahun lalu platform social commerce terkemuka di Indonesia, Kaskus, mengukuhkan eksistensi kanal Jual Beli mereka dengan menghadirkan fitur rekening bersama (escrow) bernama BranKas. Layanan tersebut kini kembali disempurnakan dengan menghadirkan alternatif pembayaran di BranKas melalui aplikasi BCA Sakuku. Sebelumnya, Kaskus juga telah menjalin kerja sama dengan Indomaret untuk menghadirkan pilihan pembayaran alternatif di BranKas.

CMO Kaskus Ronny W. Sugiadha mengatakan, “Kami mendengarkan kebutuhan yang diinginkan Kaskuser [sebutan pengguna kaskus] khususnya dalam melakukan [transaksi] jual-beli online yang aman. Kaskuser sendiri terdiri dari ragam karakter dan kalangan. Ada yang mengutamakan kepraktisan [dalam pembayaran], namun ada juga yang belum mengenal produk finansial.”

“Sehingga, [pilihan pembayaran alternatif] BCA Sakuku dan Indomaret [yang sudah lebih dahulu berjalan] akan menjadi pilihan yang pas bagi mereka.Kami berharap kehadiran [pembayaran] alternatif ini akan menyempurnakan pengalaman jual beli kaskuser di Kaskus,” lanjut Ronny.

Pilihan pembayaran di BCA Sakuku akan menggunakan QR Code yang harus di scan dengan aplikasi BCA Sakuku. Kemudian, pengguna akan diminta untuk memasukkan enam digit pin Sakuku untuk menyelesaikan proses pembayaran.

Diungkap oleh Senior Manager Pengembangan Produk Internet dan Mobile BCA Fera Agustina, pembayaran maksimum yang dapat diterima melalui BCA Sakuku adalah sebesar satu juta rupiah bagi yang tidak memiliki rekening BCA. Sedangkan bagi yang memiliki rekening BCA, nilai maksimalnya adalah lima juta rupiah. Pembeli hanya memiliki waktu 90 menit untuk melunasi pembayaran sebelum invoice kadaluwarsa.

Selain melengkapi pilihan pembayaran di BranKas, Kaskus juga mengumumkan kemitraan dengan Telkomsel dan SMTel untuk penjualan pulsa secara online melalui kanal e-Pulsa. Layanan e-Pulsa sendiri dihadirkan kembali oleh Kaskus yang mengklaim telah melakukan ragam penyempurnaan. Lewat kanal e-Pulsa ini, Kaskuser dapat melakukan transaksi isi ulang pulsa Telkomsel dengan nilai minimal Rp 50.000 dan maksimal Rp 1 juta. Provider selain Telkomsel yang tersedia dalam layanan e-Pulsa Kaskus adalah BOLT, Indosat, Smartfren, Three, dan XL Axiata.

Application Information Will Show Up Here