Potensi Mobile Game di Indonesia Signifikan, BBM Game Center Kuatkan Strategi Bersama Neowiz Games

Induk pengoperasi bisnis layanan BlackBerry Messenger (BBM) yakni Creative Media Work baru saja mengumumkan jalinan kerja sama dengan pengembang game asal Korea Selatan Neowiz Games Corp. Kerja sama ini akan difokuskan untuk meningkatkan keragaman konten di dalam BBM Game Center. Produk game dari Neowiz dan rekanannya dijadwalkan akan mulai bisa dinikmati pengguna BBM di platform iOS dan Android pada kuartal keempat tahun ini.

Di tangan EMTEK, BBM memang sedang terus diupayakan untuk dapat meningkatkan traksi penggunanya. Tak hanya jalinan kemitraan dengan perusahaan pengembang game, beberapa waktu lalu BBM Discovery juga sedang diupayakan untuk menjadi bagian dari digital marketing tools milik KMK Online. Seperti diketahui KMK Online juga bagian dari bisnis yang dijalankan oleh EMTEK.

Untuk kerja samanya dengan BBM sendiri, Neowiz diwakili oleh B2Games, sebuah gabungan tiga perusahaan, yakni Neowiz, Mobirix, dan perusahaan pemasaran Avancera. Salah satu upaya yang akan dilakukan untuk BBM Game Center adalah melokalkan konten game yang sudah dimiliki ke dalam Bahasa Indonesia dan terlibat aktif dalam pengembangan game bersama pihak ketiga. Termasuk melakukan pemasaran dan monetisasi dengan lebih baik lagi.

Sejak dikembangkan tahun 2015, saat ini selebihnya 100 juta pengguna BBM aktif tersebar di platform smartphone modern. Ekosistem pengguna ini yang ingin dimaksimalkan dengan berbagai penawaran produk dan layanan interaktif di dalamnya. Ini turut mengingatkan kita pada kesuksesan LINE berhasil membangun kanal yang lengkap di platformnya. Mulai dari game dan konten interaktif lainnya terus dimaksimalkan untuk memberikan pilihan kepada pelanggan.

Memaksimalkan pangsa pasar mobile game di Indonesia

Dituturkan oleh CEO Neowiz Ki-Won Lee bahwa pertumbuhan pasar mobile gaming di Indonesia sangat jelas. Suasana internasional ingin ditawarkan bagi penikmat hiburan di dalam BBM dengan memberikan pilihan beragam genre game yang tetap sesuai dengan keinginan pengguna di Indonesia.

Berdasarkan hasil riset App Annie 2015, Indonesia masuk dalam negara terpadat keempat di dunia dalam kaitannya pemain mobile game aktif di Indonesia, atau setara dengan 30,7 juta pengguna. Angka tersebut mengangkat Indonesia menjadi yang paling besar di wilayah regionalnya. Dan yang paling menarik dari riset tersebut, dari total pemain game di Indonesia, 49 persennya konsumtif dalam membeli komponen berbayar dalam permainan. Artinya potensi untuk konten game memang sangat besar, dan diyakini terus merangkak naik signifikan.

“BBM tetap menjadi aplikasi messaging yang paling banyak dipasang dan digunakan di Indonesia. Pengguna selalu mencari lebih banyak kegiatan di aplikasi messaging karena aplikasi itulah yang mereka gunakan setiap hari… BBM Game Center melengkapi layanan baru kami (menyuguhkan) layanan seperti konten berita, video dan ditambah banyak lagi dalam beberapa bulan ke depan,” ujar CEO Creative Media Works Matthew Talbot.

Kemitraan ini turut membuka pintu lebar bagi pengembang game, termasuk pengembang lokal, jika ingin memasukkan karyanya ke dalam BBM Game Center.

Fokus ke Software, BlackBerry Berhenti Produksi Smartphone Sendiri

Resmi sudah, BlackBerry bukan lagi produsen hardware. Fokus utamanya kini ada pada pengembangan software, seperti yang disampaikan oleh CEO BlackBerry, John Chen, dalam laporan keuangan terbarunya belum lama ini.

Sederhananya, keputusan ini diambil karena BlackBerry terus merugi setiap tahunnya, dan nilai kerugiannya mencapai angka ratusan juta dolar. Dengan menghentikan produksi smartphone dan hardware secara keseluruhan, setidaknya BlackBerry bisa menghemat modal yang tersisa untuk berkonsentrasi pada bidang keahliannya, yakni software yang berfokus pada aspek keamanan serta solusi enterprise.

Namun sebelum Anda mengucapkan selamat tinggal, perlu dicatat bahwa ke depannya Anda mungkin masih akan menjumpai smartphone dengan label BlackBerry di bodinya. Hal ini dikarenakan keputusan BlackBerry untuk meng-outsource produksi hardware ke sejumlah mitranya dengan sistem lisensi.

Pergeseran ini sebenarnya sudah bisa kita rasakan di Indonesia, dimana baru-baru ini dibentuk sebuah PT baru bernama BB Merah Putih yang merupakan joint venture antara BlackBerry dan Tiphone. BB Merah Putih pada dasarnya adalah pemegang lisensi software dan layanan BlackBerry, serta hak untuk memproduksi hardware BlackBerry berbasis Android di tanah air.

Singkat cerita, mantan raja smartphone asal Kanada tersebut akhirnya menyerah setelah menghadapi persaingan sengit di ranah kekuasaannya dari berbagai pabrikan lain. Kendati demikian, brand dan image BlackBerry yang masih cukup kuat memungkinkan mereka untuk terus ‘hidup’ meski mereka tak lagi terlibat dalam produksi hardware.

Perihal software, terbukti bahwa BlackBerry Messenger masih memiliki puluhan juta pengguna aktif di Indonesia. Tidak jarang kita menjumpai pedagang online yang lebih memilih mencantumkan pin BBM-nya ketimbang nomor ponsel, dan aplikasi BBM sendiri sempat menduduki posisi pertama di App Store maupun Google Play selama beberapa bulan.

Sumber: FoneArena. Gambar header: BlackBerry Passport via Pixabay.

PT BB Merah Putih Pegang Lisensi Software dan Hardware BlackBerry di Indonesia

BlackBerry dan Tiphone mengumumkan pembentukan PT BB Merah Putih sebagai joint venture yang memegang lisensi software dan layanan BlackBerry, serta hak memproduksi handset (hardware) produk BlackBerry yang berbasis Android di Indonesia. Telkom Group memiliki 25% saham Tiphone yang memimpin joint venture ini.

Seperti disebutkan dalam rilisnya, BB Merah Putih nantinya akan memproduksi perangkat BlackBerry berbasis Android yang telah memiliki software dan layanan BlackBerry yang disebutkan fokus ke segi keamanan. Langkah ini merupakan antisipasi pengenaan peraturan TKDN untuk perangkat LTE dan kita tahu bahwa Indonesia masih menjadi pasar penting, kalau bukan salah satu yang terbesar, bagi produsen smartphone yang berbasis di Kanada ini.

Keputusan ini melengkapi langkah BlackBerry yang bermitra dengan EMTEK dan memberi wewenang grup konglomerat ini mengelola BlackBerry Messenger akhir Juni lalu.

Executive Chairman dan CEO BlackBerry John Chen dalam pernyatannya mengatakan, “BlackBerry bukan lagi sekedar tentang ponsel cerdas, tetapi kecerdasan dalam ponsel. Bekerja dengan mitra terpercaya untuk memperluas jangkauan dan ketersediaan dari software mobilitas kami yang aman adalah fokus utama bagi divisi Mobility Solutions, dan joint venture ini adalah salah satu dari langkah selanjutnya dalam membuat strategi lisensi software kami berhasil.”

“BB Merah Putih terdiri dari perusahaan dengan latar belakang yang kuat dalam menyediakan layanan mobile yang inovatif kepada para pelanggannya, membuat joint venture yang baru terbentuk ini sebagai kemitraan sempurna untuk menawarkan software mobile BlackBerry yang aman dan terpercaya, tersedia secara eksklusif bagi konsumen Indonesia,” lanjut John.

Tentang langkahnya menggandeng BlackBerry, CEO PT Tiphone Mobile Indonesia Tan Lie Pin berkomentar, “BlackBerry adalah merek yang dipercaya dan dihormati di Indonesia, dan kemitraan ini memungkinkan kita untuk memberikan pengalaman seluler yang diharapkan oleh para pelanggan kami dengan produktivitas dan keamanan yang disediakan oleh merek BlackBerry.”

Di Indonesia sendiri, pangsa pasar BlackBerry sudah jauh tertinggal dibanding yang berbasis Android. Meskipun demikian, diklaim masih ada 60 juta pengguna aktif BBM dari berbagai platform di negeri ini.

BlackBerry sendiri sudah tidak memproduksi sistem operasi sendiri dan memanfaatkan platform Android yang diperkaya dengan solusi mobilitas enterprise miliknya. Smartphone terakhir yang dikeluarkan BlackBerry adalah DTEK50 yang dibangun bersama Alcatel. Dirumorkan mereka juga segera mengeluarkan varian baru DTEK60.

Seperti Inikah Wujud BlackBerry DTEK60?

Beberapa waktu yang lalu BlackBerry dikabarkan sedang mempersiapkan smartphone Android ketiganya, DTEK60. Oleh banyak sumber DTEK60 disebut hanya sebagai smartphone penebus janji yang tak mempunyai banyak hal-hal baru yang asli dari BlackBerry.

Pendapat itu sepertinya tak berlebihan, dalam bocoran terbaru DTEK60 memang tampak seperti kebanyakan smartphone Android standar. Tak ada yang baru, terutama dari segi desain yang paling mudah dilihat. DTEK60 hanya tampak lebih elegan dengan adanya garis melengkung di sepanjang tepian perangkat. Desain nyaris serupa antara DTEK50 dan DTEK60 cukup beralasan mengingat keduanya dirakit oleh perusahaan yang sama, TCL yang juga memproduksi ponsel-ponsel Alcatel.

BlackBerry-DTEK60

DTEK60 disebut bakal berjibaku di kelas high end yang disimpulkan dari garis desain melengkung di bagian depan dan belakang. Sebelumnya, disebutkan smartphone mengemas layar 5,5 inci dengan resolusi QHD (1440 x 2560 piksel) dan ditenagai Snapdragon 820 seperti di banyak jeroan flagship ternama.

Spek kamera terdiri dari sensor 21MP di belakang dan 8MP di depan, sementara di belakang ponsel ditopang baterai sebesar 3.000mAh. Menariknya, DTEK60 pun diyakini bakal dilengkapi sensor sidik jari plus piranti lunak khas BlackBerry yang mengoptimalkan keamanan perangkat.

Bekal jeroan DTEK60 di atas kertas menjanjikan daya gedor yang sangat baik, meski dibalut body yang tak banyak berubah dari kebanyakan ponsel pintar yang ada di pasaran. Sebagai brand besar, kita tentu mengharapkan lebih.

Tapi, kita harus bersabar dan menunggu sampai DTEK60 diresmikan oleh BlackBerry, yang menurut sumber bakal dilangsungkan di Kanada pada tanggal 11 Oktober 2016.

Sumber berita Ubergizmo.

Setelah DTEK50, BlackBerry Dikabarkan Siap Rilis DTEK60

Pada bulan Juli lalu BlackBerry resmi merilis ponsel Android kedua, BlackBerry DTEK50. Kendati tak mengusung spesifikasi sementereng Priv, namun kehadiran DTEK50 cukup jadi bukti komitmen BlackBerry yang berjanji meluncurkan lebih banyak ponsel pintar Android.

Bila Anda masih ingat, DTEK50 ini merupakan smartphone yang mewakili kode nama Neon, seri pertama dari tiga nama yang diyakini bakal direalisasikan, yakni Neon, Argon dan Mercury.

Setelah Neon alias DTEK50 diresmikan, sekarang muncul rumor BlackBerry akan lanjut ke kode nama berikutnya, yakni Argon yang disebut-sebut bakal dijuluki DTEK60 yang pertama kali diendus di situs resmi BlackBerry.

Bocoran dokumen DTEK50 dan DTEK60 di situs resmi BlackBerry
Bocoran dokumen DTEK50 dan DTEK60 di situs resmi BlackBerry

Bocoran meyakinkan ini mengungkapkan beberapa informasi penting, antara lain layar 5,5 inci dengan resolusi QHD, chipset Snapdragon 820, RAM 4GB dan memori internal seluas 32GB. Disebutkan pula DTEK60 bakal membawa sensor sidik jari dan juga USB tipe C serta teknologi piranti lunak keamanan yang jadi kekuatan BlackBerry.

Sementara itu kamera DTEK60 diyakini bakal menggunakan sensor 21MP untuk bagian utama dan 8MP untuk bagian depan. Baterai-nya mempunyai kapasitas 3.00mAh. Tapi sayang tak banyak informasi yang menyinggung soal desain perangkat. Kemungkinan besar BlackBerry masih akan mengadopsi garis desain DTEK50 hanya saja dengan dimensi yang lebih lega. Jika iya, berarti DTEK60 juga tidak akan membawa fitur keyboard fisik seperti pendahulunya.

DTEK60 juga tampaknya bakal berjibaku di kelas high end bila berkaca kembali pada bocoran spesifikasi di atas. Kita nantikan saja perkembangan selanjutnya.

Sumber berita Slashgear dan gambar header ilustrasi DTEK50.

Sempat Hengkang dari Korea, BlackBerry Akan Kembali dengan Smartphone Priv

Sejak tahun 2013 lalu, BlackBerry sempat hengkang dari pasar Korea Selatan, salah satu alasannya adalah lantaran semakin buruknya penjualan perangkat di negeri K-Pop tersebut. Pasalnya hanya ada satu operator, SK Telecom, yang memasarkan produk BlackBerry kala itu, ditambah persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan asal Kanada ini menarik mundur semua rencana bisnisnya.

Setelah tiga tahun berlalu, akhirnya BlackBerry akan kembali menjejakkan kakinya di pasar Korea Selatan melalui produk smartphone BlackBerry Priv.

Berdasarkan informasi yang kami rangkum dari situs ZDNet, produk smartphone Android akan diumumkan untuk pasar di kawasan tersebut pada tanggal 20 September 2016 mendatang.

Akankah BlackBerry sukses melenggang di pasar Korea Selatan?
Terlalu dini untuk kita simpulkan mengingat perangkat BlackBerry Priv merupakan produk smartphone premium yang hadir dengan spesifikasi cukup mumpuni.

Smartphone ini memiliki layar slide berukuran 5,4 inci beresolusi QHD yang  diotaki dengan prosesor Snapdragon 808 serta dukungan RAM sebesar 3GB dengan memory internal sebesar 32GB, kehadiran platform Android dan tombol QWERTY yang tersembunyi di balik layarnya boleh jadi merupakan daya tarik tersendiri terutama bagi mereka yang menginginkan keyboard fisik ketimbang keyboard pada layar sentuh.

Pasar Korea menjadi salah satu pasar yang sulit ditaklukkan, brand lokal masih menjadi raja dengan Samsung sebagai pemimpinnya.

Kendati demikian, sejumlah produsen tetap bertahan untuk bisa menembus pasar Korea Selatan, beberapa diantaranya ialah Huawei, perusahaan asal Tiongkok ini telah mencoba peruntungannya dengan memasarkan produk smartphone Huawei Be Y (sebagai varian dari smartphone P9 Lite), dan perusahaan asal Jepang, Sony.

Sumber: ZDNet | Gambar Header: BlackBerry

BlackBerry Hub Kini Tersedia untuk Semua Perangkat Android

Dewasa ini popularitas smartphone BlackBerry mungkin sudah tidak secemerlang lima tahun yang lalu. Namun soal software, perusahaan asal Kanada tersebut masih cukup dipandang, khususnya di Indonesia di mana BlackBerry Messenger masih menjadi aplikasi pesan instan terpopuler berdasarkan survey JakPat.

Salah satu alasan mengapa BlackBerry masih bisa bertahan sejauh ini tidak lain dikarenakan bisnis software-nya. Mereka pun sepertinya ingin membawa pencapaian tersebut ke tingkat yang lebih tinggi lagi dengan merilis aplikasi BlackBerry Hub+ untuk semua perangkat Android.

BlackBerry Hub+ merupakan kumpulan aplikasi buatan BlackBerry yang sebelumnya hanya tersedia di perangkat dengan OS BlackBerry 10 maupun PRIV. Yang paling menonjol adalah BlackBerry Hub, andalan BlackBerry dalam hal menyatukan komunikasi pengguna dari berbagai layanan – mulai email sampai media sosial – ke dalam satu interface yang mudah dinavigasikan.

Selain Hub, masih ada aplikasi lain seperti BlackBerry Calendar dan Password Keeper. Singkat cerita, perangkat Android Anda bisa mendapatkan cita rasa PRIV maupun DTEK50 yang baru dirilis berkat Hub+, minus keyboard fisik tentunya.

BlackBerry Hub+ kompatibel dengan perangkat yang menjalankan Android 6.0 Marshmallow – dukungan untuk Lollipop rencananya akan menyusul nanti. Aplikasi ini bisa didapatkan secara cuma-cuma, namun setelah 30 hari, akan ada iklan yang muncul dalam beberapa kesempatan kecuali pengguna memutuskan untuk membayar tarif berlangganan sebesar $1 per bulannya.

Paket berlangganan ini juga mencakup fitur ekstra seperti Contacts, Tasks, Device Search, Notes dan Launcher. Ditanya soal versi iOS-nya, BlackBerry hanya bilang mereka sedang menyelidiki cara terbaik untuk menyajikan di platform besutan Apple tersebut.

Sumber: BlackBerry Blog.

Application Information Will Show Up Here

BlackBerry Rilis Smartphone Android Super Aman, DTEK50

BlackBerry membuktikan ucapannya untuk menghadirkan smartphone baru di minggu ini. Dalam rilis persnya, BlakBerry resmi memperkenalkan smartphone Android kedua yang mengadopsi desain dan spek hardware Alcatel Idol 4.

Dijuluki nama unik, BlackBerry DTEK50 mengemban misi untuk bersaing di pasar kelas menengah. Meski mengadopsi desain ponsel lain, BlackBerry DTEK50 menawarkan kemampuan lebih baik khususnya dalam hal keamanan. Dalam rilis resminya bahkan BlackBerry mengklaim smartphone-nya ini sebagai smartphone paling aman di dunia. Tapi sebelum mengulas lebih dalam fitur keamanannya, ada baiknya kita bahas dulu spek hardware yang dimiliki perangkat ini.

BlackBerry DTEK50_2
Spek dan desain DTEK50 mengadopsi smartphone Alcatel Idol 4

BlackBerry DTEK50 dibalut layar 5,2 inci dengan resolusi 1080p, jeroannya terdiri dari chipset Snapdragon 617, RAM 3GB, kamera 13MP plus 8MP di depan, serta baterai 2.610mAh. Sistem operasi yang dipilih masih Android 6.0 Marshmallow, tetapi BlackBerry sengaja meracik OS ini dengan menambahkan beragam teknologi perlindungan.

Sekarang kita ulas fitur keamanan yang dielu-elukan oleh BlackBerry untuk menggaet konsumen. Fitur keamanan yang pertama ada Hardware Root of Trust yang juga ditanamkan di BlackBerry Priv, kedua ada fitur bootloader yang menjanjikan keamanan sejak ponsel dihidupkan. Berikutnya BlackBerry membenamkan teknologi Address Space Layout Randomization dan Hardened Linux Kernel yang masing-masing ditujukan untuk memastikan sistem terlindungi dari ancaman.

smartphone BlackBerry DTEK50
Perangkat menonjolkan sisi perlindungan sehingga diklaim sebagai smartphone teraman di dunia

Selain itu, BlackBerry menjanjikan tambalan keamanan yang dirilis secara berkala di hari yang sama ketika tambalan dirilis oleh Google. Pengguna DTEK50 juga dipastikan memperoleh teknologi BlackBerry Integrity Detection (BID) yang bekerja secara acak mengubah konfigurasi jika mendeteksi adanya ancaman. Lanjut, BlackBerry mempunyai Dedicated Security Research & Response Teams, sebuah tim ahli yang disiapkan untuk menguji, membantu dan memastikan perlindungan telah berjalan optimal.

Bergerak cepat, BlackBerry DTEK50 telah tersedia dalam skema pre-order melalui situs resmi BlackBerry. Per unitnya, BlackBerry DTEK50 dilepas dengan banderol $299 yang tersedia untuk Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol dan belanda.

Sumber berita GlobalBlackberry, BlackBerry.

Spek BlackBerry Rome Terungkap Dalam Benchmark

Banyak orang menganggap BlackBerry bukan lagi kompetitor yang perlu diperhitungkan di ranah mobile. Kegagalan bersaing dengan Android, iOS dan bahkan Windows Phone lah yang menjadi biang kerok mengapa ia dipandang sebelah mata. Pun begitu, BlackBerry bukanlah anak kemarin sore yang mudah menyerah. Setelah secara mengejutkan pindah keyakinan ke Android, BlackBerry dikabarkan kembali bersiap meluncurkan perangkat baru yang lagi-lagi menggunakan OS Android.

Dikabarkan oleh Android.GS, smartphone terbaru BlackBerry menggunakan kode nama Rome yang disebutkan bakal berbeda dengan BlackBerry Hamburg yang muncul lebih dulu dalam rumor. BlackBerry Rome diyakini bakal dilengkapi keyboard QWERTY fisik dan berjalan dengan sistem operasi Android 6.0.1 Marshmallow.

skor benchmark BlackBerry Rome di GFXBench
skor benchmark BlackBerry Rome di GFXBench

Dalaman perangkat ditenagai prosesor hexa-core yang dipadukan dengan RAM 3GB. Disebutkan pula bahwa Rome menggunakan nomor model STV100-3, sedangkan Priv dan Hamburg menggunakan nomor model STV100-1 dan STV100-2.

Belum ada rincian spesifikasi lebih lanjut yang akan diusung oleh BlackBerry Rome. Santer dikabarkan bahwa John Chen selaku CEO akan memberikan detail lebih lanjut dalam road map perusahaan yang dihelat pekan depan.

Debut perdana smartphone Android BlackBerry terwujud pada tahun 2015 lalu dalam sebuah perangkat bernama BlackBerry Priv. Diluncurkan di tengah-tengah keterpurukan perusahaan, Priv menjadi harapan baru bagi BlackBerry untuk terus eksis di bisnis mobile. Tapi sayang, Priv gagal memenuhi ekspektasi itu karena oleh analis dinilai tidak dirancang dengan matang. Selain itu, Priv juga dijual dengan harga yang mahal sehingga banyak calon pembeli yang melirik produk lain.

Sumber berita Android.

Dampak Kemitraan BlackBerry dan Emtek untuk 60 Juta Pengguna BBM di Indonesia

BlackBerry mengikuti jejak Path. Ketika produk yang dibuatnya ternyata hanya populer di Indonesia, yang memiliki populasi yang masif, mau tidak mau mereka harus memprioritaskan apa yang diinginkan oleh konsumennya di negara ini. Hal itu yang tercermin dari kemitraan strategis yang diumumkan BlackBerry dan Emtek, konglomerat media Indonesia, terhadap BlackBerry Messenger (BBM), tadi malam WIB.

BlackBerry dalam rilis resminya menyebutkan Emtek akan memperkaya BBM sedemikian rupa sehingga konsumen nanti memiliki akses terhadap konten televisi, platform video, dan berbagai konten-konten digital lainnya. BlackBerry juga membuka API bagi Emtek untuk memaksimalkan implementasi e-commerce dan pembayaran (BBM Money yang masih belum bisa dibilang sukses meskipun mengalami pembaruan tahun lalu). Mumbrella Asia menyebutkan deal ini bernilai $207,5 juta (sekitar 2,7 triliun Rupiah) selama 6 tahun ke depan.

Untuk tujuan ini, Emtek akan membuka kantor di Toronto agar koordinasi dengan BlackBerry lebih mudah. Kepala Pengembangan Korporasi BlackBerry James Mackey kepada Bloomberg mengatakan 80-100 pegawai BlackBerry akan ditransfer ke kantor Emtek di Toronto. Mackey mengatakan deal ini memang awalnya dikhususkan untuk pasar Indonesia, tetapi tidak menutup kemungkinan diimplementasikan untuk negara lain.

Seperti diungkapkan Bloomberg, BlackBerry ingin menjadi WeChat-nya Indonesia dengan menggandeng Emtek. WeChat di Tiongkok bisa digunakan untuk membeli barang, memesan alat transportasi online, membayar berbagai macam hal, seolah-olah WeChat adalah internet-nya orang-orang Tiongkok.

Emtek, seperti kita ketahui, selain memiliki sejumlah stasiun televisi, juga memiliki KMK Online yang membawahi sejumlah platform digital. Emtek juga berinvestasi di sejumlah startup, termasuk layanan e-commerce Bukalapak dan layanan video on-demand Iflix. Dengan tren layar yang mulai berpindah dari televisi ke smartphone dan perangkat bergerak lainnya, Emtek tak ingin tertinggal saat mengarungi gelombang digital. BBM dianggap sebagai kendaraan yang tepat.

Adopsi BBM di Indonesia masih masif

Meskipun di belahan bumi lain BBM sangat tertinggal adopsinya dibanding WhatsApp, Facebook Messenger, LINE, atau WeChat, di Indonesia BBM masih merupakan salah satu aplikasi messaging terpopuler. Dari 90 juta pengguna BBM saat ini, menurut Bloomberg, 60 jutanya tinggal di Indonesia.

Jumlah yang “tidak banyak” jika dibandingkan pengguna layanan messaging yang lain secara global, tapi untuk BlackBerry yang masih mengalami kesulitan keuangan, konsumen sebesar itu adalah peluang emas seandainya bisa dimanjakan berbagai konten dan kemudahan yang sesuai dengan selera pasar Asia.

Path misalnya, setelah diakuisisi Kakao tahun lalu, kini menjadi ujung tombak Kakao untuk mempertahankan dan memperluas pasarnya di Indonesia pasca mundur dari kancah messaging. Fitur terbaru #pathdaily dibuat lebih dulu untuk platform Android, yang memang paling populer di Indonesia, ketimbang iOS. Kakao pun berminat untuk membawa solusi bank digital Kakao Bank ke Indonesia melalui Path.

Tantangan transformasi BBM

Tentu saja langkah strategis ini tidak tanpa tantangan. Meskipun masih populer, BBM bukanlah satu-satunya platform messaging yang mendapatkan traksi di Indonesia. WhatsApp, Facebook Messenger, dan Telegram mungkin tidak akan melakukan implementasi sejauh BBM, tapi LINE sudah melakukan hal ini sejak lama.

LINE sangat populer di kalangan anak muda Indonesia dan sudah lebih dulu mencoba mengeksekusi sejumlah hal yang diharapkan oleh BBM. Selain membeli berbagai macam konten digital, pengguna LINE bisa memanfaatkan aplikasi messaging ini untuk memesan Go-Ride dari Go-Jek dan Taksi Express. LINE sendiri baru saja melengkapi jajaran Direkturnya di Indonesia. Hal ini melegitimasi fakta bahwa Indonesia adalah pasar yang sangat penting untuk mereka.

Terlepas dari berbagai inovasi yang dilakukan, kita tidak bisa serta merta memprediksi langkah BBM dan Emtek pasti menuai sukses. WhatsApp sangat populer di Indonesia bukan karena kekayaan kontennya, melainkan karena kesimpelannya. Kesulitan BBM untuk mendorong adopsi BBM Money menunjukkan bahwa konsep yang ditawarkan BBM ternyata tidak selalu cocok dengan budaya dan kebutuhan konsumen Indonesia.

Apakah nantinya orang Indonesia bisa mengubah kebiasaan berinternet, dari ekosistem Facebook (Facebook, Instagram, WhatsApp) sebagai “rumahnya” menjadi (kembali ke) BBM, sangat bergantung pada eksekusi yang dihasilkan. Setidaknya, Emtek mengerti kearifan lokal yang dibutuhkan BBM dan hal itu adalah modal yang penting.

Application Information Will Show Up Here