Activision Blizzard Konfirmasi Akan Turut Memeriahkan Genre Battle Royale

Battle royale ialah genre permainan video paling top di planet Bumi saat ini, dan selaku dua franchise pionir, pertempuran antara PUBG dengan Fortnite tak hanya dilakukan di PC dan console current-gen saja, tetapi juga di mobile. Sebagai respons atas kepopularitasannya, sejumlah perusahaan gaming raksasa dilaporkan sangat tertarik untuk ambil bagian di sana.

Kita sudah mendengar rumor yang menyatakan bahwa Activision akan mengganti mode single-player di Call of Duty: Black Ops 4 dengan battle royale, serta agenda EA untuk membubuhkan formula last man standing berskala masif itu di game Battlefield mereka selanjutnya. Tapi di antara kedua perusahaan itu, baru Activision yang akhirnya mengonfirmasi akan mengadopsi formula battle royale, meski belum diketahui apa judul permainannya.

Dalam presentasi laporan pemasukan pada investor di tanggal 4 Mei silam, CEO Activision Bobby Kotick memuji keberhasilan Fortnite merangkul beragam kalangan gamer di seluruh usia dan jenis kelamin. Lalu rekannya, COO Coddy Johnson turut menjelaskan bagaimana battle royale bukan saja sukses menarik jutaan pemain baru untuk menikmati game di platform tradisional semisal PC dan console, tetapi juga perangkat bergerak.

Selanjutnya, CFO Spencer Neumann menyampaikan bahwa battle royale merupakan inovasi selanjutnya di industri gaming. Menurutnya, mode ini adalah ekspansi dari genre shooter yang telah lama menjadi spesialisasi Activision. Lewat battle royale, perusahaan melihat kesempatan untuk memublikasikan karyanya ke segmen konsumen yang lebih luas: pasar di kawasan Barat dan Timur.

Sejauh ini, Activison memang belum membenarkan bahwa battle royale akan dibubuhkan pada Call of Duty: Black Ops 4, namun sejumlah indikasi mengarah ke sana. Menurut COO Coddy Johnson, permainan anyar itu bukan hanya dikembangkan berbekal kepiawaian mereka dalam meracik FPS, tapi ‘turut disertai sejumlah terobosan baru’.

Berpartisipasinya Activision Blizzard memeriahkan genre battle royale sebetulnya juga mengisyaratkan dampak negatif naik daunnya formula ini terhadap bisnis perusahaan.

Satu game yang perjalanannya tidak sesukses harapan Activision Blizzard ialah Destiny 2. Dalam upaya mengembalikan jumlah pemain ke tingkatan yang menguntungkan, perusahaan cuma bilang akan memanfaatkan metode tradisional: membuat karakter pemain jadi lebih kuat, menyediakan reward lebih banyak, dan memastikan konten end-game lebih kaya.

Pertanyaannya kini adalah, franchise apa yang akan Activision Blizzard manfaatkan untuk melangkah masuk ke ranah battle royale secara perdana? Apakah betul Black Ops 4? Ataukah spin-off dari Call of Duty? Atau malah ditambahkan pada game yang ‘kurang menguntungkan’ seperti Destiny 2?

Sumber: Games Industry.

Blizzard Perkenalkan Mod Berbayar untuk StarCraft 2

Selain Bethesda dan Valve, Blizzard merupakan developer game favorit komunitas modder. Mod untuk salah satu game-nya terbukti telah berevolusi menjadi salah satu game yang paling banyak dimainkan di seluruh dunia. Apalagi kalau bukan Dota, yang awalnya hanya berupa mod custom map untuk Warcraft III.

Sekarang, Blizzard ingin mencoba mengulang cerita sukses itu dengan StarCraft 2. Sejak dirilis di tahun 2010, StarCraft 2 memang sudah punya fitur map editor, di mana pemain bebas menciptakan custom map dengan gameplay yang bervariasi (pada dasarnya modding). Namun baru hari ini mereka bisa mendapat untung dari hasil karyanya tersebut.

Mod berbayar ini bisa dibeli oleh pemain lewat seksi Arcade. Pada perilisan awalnya, akan ada dua mod premium dari dua kreator yang berbeda: ARK Star bikinan Daniel “Pirate” Altman dan Direct Strike bikinan Tya. Keduanya sama-sama dibanderol $5, dan sebagian dari hasil penjualannya akan masuk ke kantong masing-masing modder.

Di antara keduanya, Direct Strike mungkin bakal lebih populer karena merupakan versi lebih sempurna dari Direct Strike HotS, yang merupakan salah satu custom map terpopuler StarCraft 2. Kendati demikian, ARK Star jauh lebih menarik di mata saya pribadi.

Pasalnya, dalam ARK Star kita tak lagi bermain game RTS, melainkan turn-based RPG ala dua seri Fallout yang pertama. Leveling tentu saja menjadi elemen gameplay yang utama, begitu juga dengan skill tree dan equipment, termasuk halnya crafting.

StarCraft Premium Arcade ARK Star

Kalau melihat cuplikan videonya, ARK Star terasa seperti game yang benar-benar baru, hanya saja kebetulan berada dalam dunia StarCraft. Mod inovatif semacam ini pada dasarnya bisa menarik perhatian pemain StarCraft yang sudah lama meninggalkan game tersebut, entah karena bosan atau kepincut game lain.

Blizzard sebenarnya sudah punya rencana untuk menerapkan sistem mod berbayar untuk StarCraft 2 bahkan sebelum game-nya dirilis. Sekarang semuanya sudah bisa dinikmati lewat Patch 4.3.0.

Sumber: Eurogamer dan StarCraft.

Akankah Overwatch Akhirnya Mendapatkan Mode Campaign?

Beberapa jam lalu, Blizzard resmi memulai event Retribution di Overwatch sebagai kelanjutan dari Uprising yang dilangsungkan tahun lalu. Seperti Uprising, Retribution fokus pada cerita latar belakang terciptanya tim Overwatch, mengisahkan petualangan sejumlah karakter sebelum permainan ini dimulai, disuguhkan melalui mode multiplayer kooperatif PvE.

Aspek paling istimewa dari event-event seperti ini adalah bagaimana developer menggarapnya dengan begitu apik. Retribution menyuguhkan intro sinematik, dibekali voice acting serta percakapan antar-karakter yang sangat natural. Mungkin hal ini membuat kita bertanya-tanya, mengapa Blizzard Entertainment tidak sekalian membubuhkan mode campaign di permainan shooter populer tersebut?

Pertanyaan yang sama juga diajukan oleh Eurogamer pada game director Jeff Kaplan. Sang otak di belakang suksesnya Overwatch itu menjelaskan bahwa memang dari awal permainan didesain untuk menyajikan pengalaman player versus player. Menurutnya, arahan tersebut terbukti tepat karena berkat formula ini, Overwatch berhasil menghimpun lebih dari 35 juta pemain di seluruh dunia.

Meski begitu, Kaplan mengakui bahwa timnya memang juga sangat menikmati mengerjakan mode PvE atau player versus environment. Melalui gameplay kooperatif, developer jadi lebih mudah menghidangkan elemen cerita. Blizzard sendiri sangat berpengalaman dalam menggarap PvE, sudah mereka implementasikan di bagian campaign permainan StarCraft serta dihidangkan sebagai raid dalam World of Warcraft.

Jeff Kaplan bilang ia dan timnya sering sekali menerima pertanyaan seperti ini. Ternyata, developer berpikir bahwa kehadiran campaign di Overwatch ialah ide cemerlang, tapi upayanya boleh dibilang setara dengan mengembangkan permainan baru dari nol karena ada banyak hal yang harus dikerjakan. Walaupun Blizzard belum punya rencana untuk mengembangkannya, mereka tetap akan mempertimbangkannya.

Retribution merupakan bagian dari seri misi ‘Overwatch Archives’, berlangsung mulai tanggal 10 April kemarin dan akan berakhir pada 30 April nanti. Selama periode itu, Uprising juga bisa dimainkan kembali. Di mode ‘utama’ Retribution maupun Uprising, game hanya memberikan empat pilihan karakter, namun Blizzard juga menyediakan mode all-heroes yang mempersilakan gamer menggunakan tokoh apapun di sana.

Anda akan mendapatkan loot box edisi spesial begitu sukses mengerjakan misi-misi Overwatch Archives atau dengan menyelesaikan tantangan mingguan. Retribution bisa langsung diakses dari menu permainan, sedangkan Uprising menjadi bagian dari mode Arcade.

Dengan dilaksanakannya Retribution, ada kemungkinan besar Blizzard akan kembali menggelar event PvE ‘limited time‘ sejenis di tahun depan. Namun saya penasaran, mengapa developer tidak sekalian membiarkan kita menikmati Overwatch Archives setiap saat?

Update Overwatch Terkini Hadirkan Hero Baru dan Sejumlah Perbaikan

Beragamnya karakter dengan latar belakang berbeda ialah salah satu atraksi utama Overwatch. Walaupun permainan shooter ini tidak mempunyai mode campaign yang umumnya digunakan buat menyampaikan cerita, Blizzard mengakalinya dengan melepas komik dan film animasi terpisah sebagai medium penyajian narasi. Dan pengumuman hero baru merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu para pemainnya.

Di awal bulan ini, Blizzard memperkenalkan karakter Overwatch ke-27, Brigitte Lindholm. Ia adalah putri bungsu hero defense Torbjörn sekaligus pengawal dari Reinhardt. Sebagai karakter support, kemampuan dan penampilan Brigitte lebih menyerupai Reinhardt ketimbang ayah kandungnya. Dan setelah bisa dicoba dalam server Public Test Region, Brigitte akhirnya mendarat resmi di Overwatch, yang berarti juga dapat dinikmati oleh pemain Xbox One dan PlayStation 4.

Selain karakter baru, di saat yang bersamaan developer turut melepas patch berisi penyeimbangan gameplay, pemberantasan bug, serta update pada user interface. Lewat patch itu, Sombra memperoleh penyesuaian kemampuan terbesar, disusul oleh Doomfist. Developer tak lupa memperbaiki bug yang hinggap pada skill-skill milik Mercy, Moira, Junkrat, Reinhardt, Zarya serta Symmetra.

Khusus untuk Sombra, ada modifikasi waktu cooldown Hack yang memengaruhi skill lawan – kini durasinya menjadi 2 detik. Hal ini dimaksudkan agar mendorong pemain untuk memilih targetnya lebih saksama ketimbang sekadar mencoba meretas semua orang. Perubahan kedua diterapkan pada pengaruh Hack yang dirasakan lawannya. Developer menghilangkan jeda waktu 0,1 detik sehingga hero seperti Tracer dan Zarya tidak bisa membatalkan efeknya.

OW Update 1

Selain itu, developer turut membersihkan masalah di map Blizzard World yang menyebabkan objek-objek menghalangi proyektil, misalnya gerobak suvenir. Ada pula perubahan nama spray Junkrat dari Scarecrow jadi Hayseed, update pose kemenangan Toast punya Mercy, kemudian Team Information Screen kini juga menampilkan status skill ultimate rekan-rekan satu tim Anda.

Segala kemampuan Brigitte sudah sempat saya paparkan di artikel sebelumnya. Berdasarkan pengalaman memainkannya, hero ini mempunyai skill cukup banyak dengan gaya bermain sederhana. Barrier Shield-nya mirip milik Reinhardt, namun Rocket Flail-nya punya jarak lebih jauh. Whip Shot dan Shield Bash berguna buat meruntuhkan formasi musuh, lalu dengan mengaktifkan skill ultimate Rally, Brigitte memberikan perisai tambahan pada teman-temannya sembari membuat mereka bergerak lebih cepat.

Update ke versi Overwatch terbaru ini digulirkan secara otomatis, baik untuk versi Windows, PS4 maupun Xbox One.

Sumber: PlayOverwatch.com.

[Game Playlist] Menengok Kembali Overwatch, 2 Tahun Setelah Dirilis

Di antara sejumlah developer papan atas dunia, Blizzard Entertainment boleh dikatakan sebagai studio dengan layanan purna jual terbaik. Tak seperti studio lain, mereka jarang sekali melepas judul baru, dan lebih fokus menyempurnakan serta memperkaya konten game-game yang sudah dirilis. Tidak heran jika Blizzard sukses menghimpun jutaan gamer setia.

Silakan lihat cara Blizzard memperlakukan judul-judul asuhannya, Overwatch contohnya. Dirilis bulan Mei 2016, game shooter pertama sang studio telah berubah dari permainan multiplayer casual menjadi game eSport ‘serius’. Saya sendiri sudah lama tak memainkannya, terhitung sejak awal 2017, karena ada banyak judul baru saat itu yang mencuri perhatian. Baru beberapa minggu ini saya mulai menekuninnya lagi secara intensif.

OW 3

Begitu memasukkan password di window log-in Battle.net, saya segera menyadari ada banyak hal penting terlewati: Summer Games 2017, Halloween Terror 2017, Winter Wonderland 2018, bahkan hingga event Tahun Baru Imlek 2018. Saya sangat menyesalkan hilangnya kesempatan untuk membeli skin-skin epic dan legendary, memaksa saya untuk menunggu event berikutnya dilangsungkan.

OW 4

Namun kembali fokus ke Overwatch adalah sebuah keputusan yang tak saya sesalkan. Saya juga menyadari lagi sejumlah aspek yang membuat orang jatuh cinta pada game ini: keunikan karakter-karakternya, bertambah kayanya opsi kustomisasi, dan juga kemudahan untuk mengakses permainan. Dan untuk game berusia hampir dua tahun, aspek visual Overwatch tidak kalah dari FPS-FPS baru. Saya belum tahu apakah Blizzard pernah menerapkan upgrade, tapi saat ini, game tetap terlihat memesona di opsi grafis Ultra.

OW 2

Sisi teknis adalah bagian paling mengagumkan dari Overwatch. Selain berjalan optimal di PC, fitur game ini terasa lebih lengkap dibanding sewaktu umurnya baru beberapa bulan. Blizzard menyempurnakan dan membubuhkan begitu banyak fitur, baik yang memengaruhi gameplay secara langsung atau sekadar membuatnya jadi lebih intuitif. Satu fitur favorit saya adalah fungsi download video di menu Highlight. Fitur ini memungkinkan gamer mengabadikan aksi keren yang mereka lakukan tanpa menggunakan app third-party dan Anda dapat mengustomsasi kualitas grafis output rekamannya.

OW 5

Kelemahan dari game-game yang mulai berumur – dan yang membuat Titanfall 2 jadi menjengkelkan – adalah lamanya waktu matchmaking seiring berkurangnya pemain. Keadaan ini jarang sekali terjadi pada Overwatch. Begitu tombol Quick Play ditekan, saya tidak pernah menunggu terlalu lama untuk masuk dalam pertandingan. Seperti biasa, jika sistem belum bisa menemukan match, saya akan dibawa ke mode skirmish – sempurna untuk pemanasan.

OW 13

OW 11

Tapi dengan begitu banyaknya karakter (saat ini ada 27 hero, termasuk Brigitte), memastikan semuanya tetap seimbang merupakan pekerjaan rumah tanpa akhir buat Blizzard. Dari pengamatan saya, beberapa tokoh baru mempunyai kemampuan yang lebih ‘efektif’ dari hero lama. Contohnya: banyak gamer mengeluhkan terlalu mematikannya skill Biotic Orb punya Moira.

OW 7

OW 9

Karena sejauh ini saya menikmati Overwatch secara casual, ketidakseimbangan merupakan kendala kecil. Tapi  hal tersebut mungkin jadi masalah besar bagi mereka yang serius memainkan mode kompetitifnya. Dan karena para karakter ini saling terkait, bisa jadi mengubah keefektifan kemampuan salah satu hero bisa memengaruhi cara gamer bermain tokoh lainnya.

OW 10

Keluhan kecil saya ajukan pada sistem matchmaking: seringkali, Overwatch menghadapkan saya pada lawan-lawan dengan level tinggi – terutama mereka yang punya bingkai potret berwarna perak dan emas (artinya level di atas 600 dan 1.800). Sedangkan saya baru berada di level 130-an.

OW 6

Entah ini disebabkan kekeliruan teknis, karena tidak ada pemain lain, atau game menganggap saya ‘cukup mahir’. Pastinya, kalah terus-menerus karena musuh yang terlalu lihai juga membuat orang jadi malas bermain…

OW 1

[Rumor] Blizzard Akan Menghadirkan Diablo III di Nintendo Switch

Dilepas di platform Windows enam tahun silam, game Diablo III dikembangkan sejak 2001 ketika Blizzard North masih beroperasi dan telah direvisi sebanyak tiga kali hingga developer merasa yakin kualitas kontennya mencapai standar mereka. Meski momen perilisannya terusik oleh masalah teknis, Diablo III tetap berhasil mencetak rekor penjualan tercepat saat itu: 3,5 juta kopi dalam waktu 24 jam.

Melihat tingginya animo gamer, Blizzard Entertainment kemudian menghadirkan game ke console last-gen setahun setelahnya, dan PlayStation 4 serta Xbox One menyusul di 2014. Dan kali ini, ada indikasi kuat sistem game hybrid anyar Nintendo akan kedatangan permainan action role-playing fenomenal tersebut. Informasi ini dikabarkan oleh narasumber anonim pada Eurogamer.

Rumor mengenai eksistensi dari versi Nintendo Switch permainan Diablo III sebetulnya sudah terdengar sejak pertengahan minggu lalu, ketika Blizzard mengunggah tease berupa video di Twitter mereka. Di sana, sebuah lampu tidur dengan bentuk kepala Diablo (karakter antagonis utama seri game ini) dicolokkan di stop kontak dan dinyala-matikan via sakelar (switch). Setelah itu, muncullah spekulasi soal rencana developer mem-porting Diablo III ke Switch di kalangan fans dan media.

Namun asumsi tersebut tak lama ditampik oleh Blizzard sendiri. Kepada Eurogamer, mereka menolak untuk mengonfirmasi rumor ini dan bilang bahwa developer tidak punya rencana buat mengumumkan permainan Diablo di Switch. Video di Twitter cuma dimaksudkan sebagai sebuah ‘fun engagement‘.

Pernyataan Blizzard tersebut cukup jelas, tapi tidak lama sesudah berita itu beredar, sejumlah informan melaporkan bahwa developer memang punya agenda untuk menghidangkan Diablo III di Switch. Saat ini, kabarnya permainan berada di tengah proses produksi. Sayangnya, narasumber-narasumber ini belum bisa memastikan apakah game juga akan dilengkapi bersama expansion pack Reaper of Souls dan Rise of the Necromancer atau tidak.

Melihat dari perspektif gamer, versi port Diablo III akan jadi lebih menarik jika Blizzard mencantumkan seluruh add-on pasca-rilis. Jika laporan ini akurat, maka Diablo III akan memperkuat formasi konten Nintendo Switch dan menjadi permainan Blizzard Entertainment pertama yang tersedia di platform tersebut.

Tentu saja selain memerhatikan konten, menurut saya developer juga perlu mengintegrasikan fitur-fitur khas Switch dalam permainan agar Diablo III jadi semakin atraktif di mata para pemilik console. Misalnya dengan memaksimalkan dukungan teknologi motion sensing, layar sentuh, atau sistem HD Rumble-nya.

Via Eurogamer.

Blizzard Ungkap 10 Hero Overwatch Favorit Pemain di Competitive Play

Dengan dimulainya musim kompetitif kesembilan, ditambah lagi sejumlah agenda event in-game, belakangan saya terpanggil lagi untuk bermain Overwatch sembari memoles kembali refleks dan keakuratan yang mulai menumpul. Vakum selama setahun lebih, saya melihat ada banyak sekali perubahan dalam permainan, baik dari sisi teknis hingga gameplay.

Salah satu alterasi yang paling kentara adalah kemampuan sejumlah karakter, misalnya kemampuan ressurect Mercy yang tidak lagi jadi ultimate, lalu ada penambahan kapabilitas micro missile buat D.Va. Buat saya, sesi quick play terasa menantang, apalagi sistem matchmaking Overwatch hampir selalu menghadapkan saya pada lawan-lawan dengan frame potret perak atau emas, plus bintang-bintang.

Mungkin selain berlatih dari nol, hal lain yang bisa saya lakukan adalah mempelajari karakteristik para gamer Overwatch saat ini. Dan kabar baiknya, game director Jeff Kaplan baru saja mengungkap daftar 10 hero Overwatch favorit para pemain yang berpartisipasi dalam Competitive Play Season 9, dijabarkan berdasarkan tingkatan/tier kemampuan gamer. Ini dia:

 

Bronze

  1. D.Va
  2. Mercy
  3. Junkrat
  4. Moira
  5. Reinhardt
  6. Soldier: 76
  7. Lucio
  8. Genji
  9. Roadhog
  10. Ana

 

Silver

  1. D.Va
  2. Moira
  3. Mercy
  4. Junkrat
  5. Reinhardt
  6. Soldier: 76
  7. Lucio
  8. Genji
  9. Roadhog
  10. Ana

 

Gold

  1. D.Va
  2. Moira
  3. Mercy
  4. Reinhardt
  5. Soldier: 76
  6. Junkrat
  7. Genji
  8. Roadhog
  9. Lucio
  10. Ana

 

Platinum

  1. Moira
  2. D.Va
  3. Mercy
  4. Genji
  5. Reinhardt
  6. Roadhog
  7. Ana
  8. Zenyatta
  9. McCree
  10. Soldier: 76

 

Diamond

  1. Moira
  2. D.Va
  3. Genji
  4. Mercy
  5. Roadhog
  6. Zenyatta
  7. Ana
  8. McCree
  9. Tracer
  10. Reinhardt

 

Master

  1. D.Va
  2. Moira
  3. Mercy
  4. Genji
  5. Zenyatta
  6. Roadhog
  7. Tracer
  8. McCree
  9. Ana
  10. Winston

 

Grandmaster

  1. D.Va
  2. Tracer
  3. Zenyatta
  4. Moira
  5. Genji
  6. Roadhog
  7. Lucio
  8. Mercy
  9. Winston
  10. McCree

Fakta paling menarik dari pengungkapan ini adalah bagaimana D.Va hampir selalu menjadi hero idola gamer di hampir semua tier, kecuali Diamond dan Platinum – di mana posisinya disusul oleh Moira. Moira sendiri selalu masuk dalam golongan lima besar karakter favorit – lebih sering digunakan dibanding Mercy.

Overwatch

Daftar di atas juga menunjukkan bahwa ada perbedaan karakteristik antara pemain dari tier rendah dengan tingkatan lebih tinggi.

Pertama, gamer Bronze sampai Platinum umumnya memilih Reinhardt sebagai tank. Tapi di skill lebih tinggi, pemain lebih memfavoritkan Roadhog. Lalu hero offense dengan formula gameplay simpel seperti Soldier: 76 cukup populer di tier Bronze hingga Platinum, namun tokoh-tokoh ‘yang sulit dimainkan’ semisal Genji dan Tracer marak dipakai oleh para pemain veteran.

Genji dan Tracer merupakan karakter menarik. Keduanya sangat mematikan, tapi butuh latihan intensif agar pemain dapat memaksimalkan seluruh kemampuan mereka. Karena biasanya hero support lebih dibutuhkan dalam quick match, maka cara terbaik untuk mengasah kemampuan sebagai Genji dan Tracer adalah dengan bermain bersama teman.

Giliran Developer Paladins yang Bilang Hero Baru Overwatch Mirip Karakter di Game Mereka

Walaupun digarap studio berbeda, perjalanan Overwatch dan Paladins sering bersinggungan. Melihat begitu miripnya gameplay serta karakter, banyak gamer menilai Paladins sengaja dirancang menyamai Overwatch sehingga bisa membuntuti kesuksesan permainan Blizzard itu. Hi-Rez tentu menampik tuduhan tersebut, dan bilang bahwa formula Paladins terinspirasi dari Team Fortress 2.

Saya tidak tahu seberapa dalam rivalitas kedua perusahaan, tapi kali ini, giliran developer Paladins: Champions of the Realms yang mencoba menunjukkan bahwa Blizzard meniru salah satu tokoh di game-nya. Anda mungkin sudah mendengar soal pengumuman hero ke-27 Overwatch kemarin, Brigitte Lindholm. Menurut Hi-Rez Studios, desain karakter Brigitte sangat menyerupai Ash.

Hal itu diungkap oleh presiden Hi-Rez, Stewart Chisam di Twitter miliknya. Di sana, Chisam mem-posting gambar perbandingan kedua karakter sembari membuat polling bertema humor. Sang presiden memang tidak terang-terangan menuduh Blizzard menyalin karakteristik Ash, namun tweet tersebut segera memulai perdebatan antara kedua fanbase.

Harus diakui, Brigitte dan Ash memang punya banyak kesamaan. Kedua gadis ini mengenakan baju zirah ala kesatria, lalu saat Ash dibekali kemampuan Shoulder Bash; Brigitte mempunyai skill Shield Bash. Ash memiliki Siege Shield, sedangkan Brigitte punya Barrier Shield. Kedua hero bahkan dilengkapi kapabilitas ‘rally‘ hampir serupa. Tapi perlu dicatat, kemiripan tema ini tidak berarti implementasi skill-nya betul-betul sama.

Di jagat Overwatch, Brigitte punya penampilan hampir serupa Reinhardt yang menjadi ayah baptisnya, walau ia sebeneranya ialah putri dari Torbjörn. Reinhardt sendiri boleh dibilang merupakan adaptasi dari kelas Crusader di Diablo III yang diperkenalkan dalam expansion pack Reaper of Souls – permainan lain garapan Blizzard Entertainment.

Ketika Paladins dirilis empat bulan setelah Overwatch, gamer segera melihat banyak kesamaan antara dua permainan, terutama dari aspek karakter: Ruckus dan D.Va, Barik dan Torbjörn, Makoa dan Roadhog, Fernando dan Reinhardt, Skye dan Tracer, dan lain-lain. Mode permainan siege serta payload juga mirip Overwatch. Yang membedakan Paladins adalah penggunaan sistem kartu, berfungsi buat memodifikasi kemampuan karakter lebih jauh.

Dalam pengembangan game, praktek ‘mengadopsi ide’ dari permainan lain adalah hal umum. Ironisnya, tweet Chisam terlihat inkonsisten dengan apa yang Hi-Rez selama ini lakukan: bukan cuma Paladins sangat mirip Overwatch, developer juga punya agenda buat membubuhkan mode battle royale ala PUBG di permainan mereka.

Via Eurogamer.

Blizzard Resmi Perkenalkan Hero Overwatch ke-27, Yaitu Putri Bungsu Torbjörn

Saat Blizzard mulai men-tease agenda untuk memperkenalkan karakter Overwatch baru minggu lalu melalui tweet dan blognya, gamer melihat ada dua kandidat hero yang betul-betul berbeda: seorang prajurit bernama Emre Sarioglu dan putri dari hero defense Torbjörn. Tokoh ini pertama kali diperkenalkan lewat film animasi Honor and Glory yang tayang bulan November silam.

Asumsi gamer ternyata tepat. Beberapa jam lalu, Blizzard Entertainment akhirnya resmi mengumumkan bahwa Brigitte Lindholm merupakan hero Overwatch ke-27 – dispesialisasikan buat pertempuran jarak dekat. Tebakan saya kemarin juga tidak keliru. Mengingat karakter melee sudah dihadirkan untuk kelas tank (Reinhardt) dan offense (Doomfist), Brigitte didesain sebagai hero support.

Sebagai putri bungsu dari Torbjörn, Brigitte malah mempunyai lebih banyak kesamaan dengan Reinhardt Wilhelm yang menjadi ayah baptisnya. Hal ini bisa Anda lihat dari kostum full-armor yang Brigitte kenakan serta senjata utamanya, yaitu ‘gada roket’ (mirip Rocket Hammer punya Reinhardt). Tentu saja sebagai hero support, tugas utama Brigitte sendiri bukanlah untuk menerima damage, tapi buat membantu rekan-rekannya.

Brigitte dibekali tiga skill ‘dukungan’: Repair Pack untuk mengobati kawan serta menambah health melewati batasan maksimal mereka (via armor); Barrier Shield, tameng energi (versi kecil dari Barrier Field Reinhardt) yang bisa menyerap serangan musuh; serta Inspire, yakni skill healing pasif. Skill ultimate Brigitte adalah Rally, berfungsi buat mempercepat gerakan teman-temannya dan memberikan mereka armor tambahan

Dalam pertempuran, Rocket Flail Brigitte bisa menjangkau jarak cukup jauh dan mengenai beberapa musuh sekali pukul. Selain itu ia bisa melempar gada tersebut (Whip Shot) untuk menghantam dan menjatuhkan lawan yang berada di luar jangkauannya. Brigitte juga bisa melesat maju dan membenturkan tamengnya ke musuh (Shield Bash), membuat mereka jadi tidak sadarkan diri.

Brigitte Lindholm

Brigitte Lindholm adalah karakter support ketujuh. Melihat kemampuannya lebih jauh, ia didesain untuk mengobati kawan-kawannya sembari menekan garis pertahanan terdepan tim lawan. Repair Pack dapat digunakan di momen-momen darurat, lalu Whip Shot bisa berguna buat memecah formasi musuh. Selanjutnya, Shield Bash bisa dimanfaatkan ketika menyerang ataupun bertahan.

Para pemain Overwatch sudah bisa menjajal Brigitte dengan bergabung ke server PTR (Public Test Region).

Saat artikel ini ditulis, page khusus karakter Brigitte maasih belum rampung. Laman tersebut belum menampilkan demonstrasi skill-skill berbeda seperti di page hero lain, lalu developer juga belum mengunggah screenshot-screenshot resmi karakter ini.

Blizzard Tease Hero Overwatch ke-27, Bisa Anda Tebak Apa Perannya?

Salah satu aspek yang paling menonjol dan membuat Overwatch digemari gamer adalah beragamnya karakter-karakter di permainan. Masing-masing dari mereka memiliki latar belakang cerita berbeda, namun saling terkait. Besarnya kepopularitasan hero Overwatch bahkan mendorong Steven Spielberg memasukkan Tracer ke film baru yang ia sutradarai, Ready Player One.

Hero juga merupakan hal yang membuat Overwatch tidak pernah membosankan walaupun usia game hampir menginjak dua tahun. Setelah permainan dirilis di tanggal 24 Mei 2016, Blizzard telah menambahkan lima karakter baru: Ana, Sombra, Orisa, Doomfist dan Moira – sehingga saat ini Anda bisa memilih 26 hero. Dan di akhir minggu lalu, developer mulai menunjukkan niatannya untuk memperkenalkan tokoh ke-27.

 

Eksistensi dari karakter anyar itu muncul dalam tweet Blizzard di minggu lalu. Di sana, developer menceritakan secara tertulis misi yang pernah dilakukan oleh Ana, Torbjörn dan Reinhardt di Istanbul. Menariknya, satu nama tak dikenal -Private First Class Emre Sarioglu – juga turut disebutkan. Memang bisa jadi skenario ini mengindikasikan akan diadakannya lagi event Uprising, tapi game director Jeff Kaplan mengonfirmasi bahwa ada petunjuk terkait hero baru di narasi tersebut.

Teaser kedua diungkap tak lama setelahnya melalui surat (in-universe) berhasa Swedia yang dikirim Torbjörn pada istrinya yang tengah hamil. Ia menceritakan bagaimana Reinhardt menyelamatkan nyawanya saat ‘Operation White Dome’ berlangsung, dan bercanda bahwa temannya itu Torbjörn beri kesempatan untuk menamai bayi perempuannya.

Overwatch 27

Petunjuk-petunjuk tersebut mengisyaratkan ada dua tokoh berbeda yang akan menjadi hero ke-27 Overwatch: Emre Sarioglu dan putri dari Torbjörn. Gadis bernama Brigitte Lindholm itu muncul perdana tahun lalu melalui film animasi singkat Honor and Glory. Fans Overwatch mengenalnya sebagai rekan seperjalanan Reinhardt.

Namun siapapun karakter itu nanti, ada kemungkinan ia didesain sebagai hero spesialis pertempuran jarak dekat seperti Reinhardt. Hal ini didasarkan dari tease ketiga Blizzard, dipublikasikan minggu ini. Via Twitter, developer memperlihatkan ilustrasi dari desain palu sembari menulis, “I’ll knock some sense into you!”      

Ada peluang cukup besar penyingkapan hero Overwatch terbaru akan dilakukan tidak lama lagi. Jika benar ia merupakan karakter ‘melee‘, maka saya bersumsi bahwa kelasnya bukan tank ataupun offense karena peran tersebut sudah disi oleh Renhardt serta Doomfirst.

Via PC Gamer.