Bang & Olufsen Beosound Balance Adalah Smart Speaker Seharga $2.250

Bang & Olufsen tentu bukan nama yang asing lagi di industri audio, akan tetapi nama mereka bukanlah yang pertama muncul saat berbicara mengenai smart speaker. Di kategori ini, konsumen mungkin lebih familier dengan nama-nama seperti Google Home atau Amazon Echo.

B&O sebenarnya sudah punya smart speaker sejak dua tahun lalu, yakni Beosound 1 dan Beosound 2, namun keduanya tidak lebih dari sebatas speaker lama yang dijejali integrasi Google Assistant. Lain ceritanya dengan speaker bernama Beosound Balance berikut ini, yang benar-benar merupakan perangkat baru dengan integrasi voice assistant.

Bang & Olufsen Beosound Balance

Wujudnya tergolong tidak umum, dan sepintas tampak seperti furnitur premium meski tingginya cuma 38 cm. Di balik tampang minimalisnya, tertanam total tujuh unit driver: sepasang woofer berdiameter 5,25 inci (satu menghuni porsi bawahnya), dua full-range driver 2 inci dan satu tweeter 3/4 inci di sisi depan, dan dua full-range driver 3 inci di belakang.

B&O turut membekali perangkat ini dengan teknologi Active Room Compensation, yang memanfaatkan mikrofon internal untuk menganalisis penempatannya di dalam ruangan (apakah persis di depan tembok atau tidak), sebelum akhirnya mengadaptasikan karakter suaranya seoptimal mungkin. Tentu saja mikrofon ini juga berguna untuk mewujudkan interaksi pengguna dengan Google Assistant (Alexa akan menyusul ke depannya).

Bang & Olufsen Beosound Balance

Aspek menarik lain dari Beosound Balance adalah pengoperasian. Berbekal proximity sensor, ia bisa tahu ketika ada seseorang yang mendekat, lalu lampu-lampu indikator di panel atasnya akan menyala, sebelum akhirnya meredup lagi saat pengguna menjauh. Panel atasnya ini merupakan panel sentuh kapasitif, dan pengguna dapat mengusap dengan gerakan memutar untuk mengatur volumenya.

Sebagai sebuah speaker wireless, Beosound Balance tidak pelit soal konektivitas. Ia mendukung AirPlay 2 maupun Chromecast secara default, dan Spotify Connect kabarnya juga bakal menyusul nantinya. Kalau perlu, ia juga bisa diperlakukan seperti speaker Bluetooth biasa via sambungan Bluetooth 5.0. Setup multi-room pun juga dimungkinkan dengan speaker B&O lain yang mendukung.

Bang & Olufsen Beosound Balance

Satu-satunya faktor yang akan mencegah Beosound Balance bakal laris adalah harganya: $2.250. Namun ini tidak mengherankan untuk brand sepremium Bang & Olufsen.

Sumber: What Hi-Fi.

Beoplay E8 3rd Gen Lebih Kecil tapi Baterainya Lebih Awet dari Pendahulunya

CES 2020 belum lama ini menjadi saksi atas lahirnya seabrek true wireless earphone baru. Meski sedikit terlambat dibanding yang lain, bukan berarti Bang & Olufsen tidak punya penawaran baru untuk tahun ini. Dedengkot audio asal Denmark itu baru saja memperkenalkan generasi ketiga dari true wireless earphone-nya, Beoplay E8.

Dibandingkan iterasi keduanya yang dirilis tahun lalu, Beoplay E8 3rd Gen menyuguhkan peningkatan dramatis di sektor baterai. Dalam sekali pengisian, ia bisa beroperasi hingga 7 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya siap menyuplai daya ekstra setara 28 jam pemakaian (nyaris dua kali lipat sebelumnya).

Beoplay E8 3rd Gen

Hebatnya lagi, ini dapat dicapai lewat dimensi perangkat yang lebih ringkas. Ya, dilihat dari gambarnya saja, Beoplay E8 3rd Gen sudah tampak lebih mungil ketimbang dua pendahulunya; hingga 17 persen lebih kecil kalau kata B&O, dengan bobot masing-masing earpiece cuma 5,8 gram. Bentuk kedua earpiece-nya kini benar-benar membulat, tidak lagi menyerupai telur seperti sebelumnya.

Bagaimana bisa lebih kecil tapi baterainya lebih awet? Itu dikarenakan Beoplay E8 3rd Gen sudah mengandalkan Bluetooth 5.1 sebagai konektivitasnya, yang memang lebih irit daya dibanding Bluetooth 5.0, serta dapat tersambung secara lebih cepat. Dukungan codec aptX pun tak lupa B&O sematkan pada perangkat ini.

Beoplay E8 3rd Gen

Satu fitur yang masih absen adalah active noise cancellation (ANC), fitur yang menjadi andalan AirPods Pro dan sejumlah true wireless earphone lain. Meski begitu, Beoplay E8 3rd Gen dapat menangkap suara dengan lebih jernih berkat empat buah mikrofon (sebelumnya cuma dua), dan ini diklaim juga menyempurnakan kinerja Transparency Mode, fitur untuk membiarkan suara luar masuk dengan menyentuh earpiece.

Selebihnya, Beoplay E8 3rd Gen tetap mempertahankan keunggulan pendahulunya, termasuk charging case yang kompatibel dengan Qi wireless charger (dijual terpisah) di samping sambungan USB-C. Harganya juga masih sama persis, $350 saat dipasarkan mulai pertengahan Februari nanti.

Via: SlashGear.

Bang & Olufsen Luncurkan Soundbar Pertamanya, Beosound Stage

Meski sudah dipandang sangat senior di industri perangkat audio, Bang & Olufsen rupanya belum pernah bermain di kategori soundbar. Setelah sekian lama dinanti, pabrikan asal Denmark itu akhirnya menyingkap soundbar perdananya, Beosound Stage.

Sesuai tradisi B&O, Beosound Stage hadir dengan rancangan yang minimalis sekaligus elegan. Proses desainnya dibantu oleh tangan-tangan mahir NORM Architects, melibatkan bentuk-bentuk geometris dan material-material alami. Ada tiga tipe Beosound Stage yang ditawarkan, tergantung dari bahan yang membentuk rangkanya: aluminium, tembaga, atau kayu oak.

Beosound Stage

Dengan wujud balok pipih seberat 8 kg, Beosound Stage dapat dipasangkan ke tembok di bawah TV, atau diletakkan di rak bawah TV. Terdapat sejumlah tombol pengoperasian di sisi ujungnya sebagai alternatif dari aplikasi smartphone maupun remote TV. Ya, Beosound Stage mengandalkan sambungan HDMI ARC, sehingga ia bisa dioperasikan memakai remote bawaan TV.

Konektivitas lainnya mencakup Bluetooth dan Wi-Fi, integrasi Chromecast, serta dukungan atas AirPlay 2. Setup multi-room juga menjadi salah satu keunggulan Beosound Stage, dan ia memang dirancang agar tetap bisa beroperasi sebagai perangkat audio biasa meski TV yang tersambung sedang tidak menyala.

Beosound Stage

Namun jangan sekali-kali tertipu oleh penampilan simpelnya, sebab performanya terkesan sangat mumpuni di atas kertas. Total ada 11 unit driver yang tertanam, masing-masing disokong oleh amplifier berdaya 50 watt.

Dari 11 driver tersebut, empat di antaranya merupakan woofer berdiameter 4 inci, empat lainnya mid-range driver 1,5 inci, dan tiga sisanya adalah tweeter 3/4 inci. Menurut B&O, konfigurasi seperti ini diyakini juga membantu memaksimalkan sensasi 3D audio, dan ini penting mengingat Beosound Stage kompatibel dengan Dolby Atmos.

Rencananya, Beosound Stage bakal dipasarkan mulai akhir musim semi tahun ini. B&O mematok harga $1.750 untuk varian dengan rangka aluminium atau tembaga, sedangkan yang berangka kayu dihargai lebih mahal di angka $2.600.

Sumber: Engadget.

Bang & Olufsen Beovision Harmony Adalah TV OLED yang Dapat Menjadi ‘Tontonan’ Sejak Sebelum Dinyalakan

Januari lalu, LG meresmikan salah satu TV teruniknya, Signature OLED R9. Unik karena pada saat TV tersebut tidak dinyalakan, wujudnya tidak lebih dari sebatas balok, dengan sebilah panel OLED yang tergulung dengan rapi di dalamnya. Barulah ketika dinyalakan, panel layar itu muncul secara perlahan.

Mekanisme seperti itu tentunya tak akan berpengaruh pada kualitas TV-nya, akan tetapi berhubung TV hampir selalu diletakkan di ruang utama suatu kediaman, setidaknya ia bisa membuat para tamu yang berkunjung terkagum-kagum. Kalau tujuan pamer ini yang Anda cari, ada alternatif lain yang tak kalah menarik dari Bang & Olufsen.

Namanya Beovision Harmony, dan ia turut mengandalkan mekanisme unik yang siap dijadikan tontonan sesaat. Saat TV mati, tampak sepasang speaker besar menutupi sebagian besar layarnya. Lalu ketika dinyalakan, TV-nya akan terangkat, dan di saat yang sama speaker-nya berputar dari vertikal menjadi horizontal.

Beberapa detik proses TV menyala itu pastinya akan menjadi tontonan, dan mengingatkan kita akan seekor kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya secara perlahan. Lagi-lagi itu tak ada pengaruhnya sama sekali terhadap kualitas TV, namun setidaknya pemiliknya punya sesuatu yang dapat dipamerkan ke hadapan para tamu yang berkunjung.

Bang & Olufsen Beovision Harmony

TV-nya sendiri menggunakan panel OLED 77 inci yang sama seperti LG C9, bahkan sistem operasinya pun juga mengandalkan platform webOS 4.5. Itu berarti akses ke sederet layanan streaming telah tersedia, demikian pula dukungan AirPlay 2 maupun Chromecast yang sudah terintegrasi langsung.

Berbekal speaker sebesar itu – serta nama besar B&O – sudah pasti kinerja audionya tidak mengecewakan. Audio surround 7.1 dapat ia atasi, dan kalau pemiliknya memang begitu tajir, TV dapat disambungkan ke delapan speaker Beolab sekaligus.

Ya, TV ini jelas bukan untuk sembarang orang, sebab banderol harganya mencapai angka 18.500 euro saat dipasarkan mulai musim gugur nanti. Dengan dana sebesar itu, Anda bisa mendapatkan dua unit TV OLED besutan LG dengan kualitas gambar yang sama persis, minus performa audio kelas hi-fi dan tentu saja pertunjukan sayap kupu-kupu itu tadi.

Sumber: The Verge.

Bersama Line, B&O Luncurkan Speaker Bluetooth Beoplay P2 Brown Limited Edition

Line memang bukan aplikasi pesan instan yang paling populer, akan tetapi mereka sukses menyulap karakter-karakter bikinannya (Line Friends) menjadi franchise baru di industri merchandise. Popularitasnya bahkan akhirnya sukses menghasilkan produk edisi spesial macam drone DJI Spark ‘berwajah’ Brown yang dirilis bulan Agustus lalu.

Namun sebelum DJI merilis Spark edisi karakter Line Friends lain, Brown rupanya masih ingin menjadi pusat perhatian, tapi di segmen lain. Kolaborasi kali ini adalah antara Line dan Bang & Olufsen, yang pada akhirnya melahirkan Beoplay P2 Brown Limited Edition.

Beoplay P2 Brown Limited Edition

Dari namanya sudah kelihatan bahwa ini merupakan edisi khusus dari speaker Bluetooth Beoplay P2 yang diluncurkan setahun lalu. P2 merupakan speaker wireless terkecil B&O yang tersedia dalam berbagai pilihan warna, sehingga menyulapnya menjadi lebih ceria dan lebih berkarisma lagi merupakan langkah yang rasional.

Fitur maupun spesifikasinya sama persis, dan perbedaannya murni hanya di aspek estetika saja. Wajah si Brown di sini bukannya terpampang pada bodi perangkat, melainkan berwujud gantungan pada talinya, plus ada juga sketsa kecil wajahnya yang di-deboss ke carrying case berbahan kulit milik perangkat.

Beoplay P2 Brown Limited Edition

Rencananya, Beoplay P2 Brown Limited Edition akan dipasarkan mulai 4 Oktober mendatang, tapi kuantitasnya dibatasi 5.000 unit saja, dan sayangnya cuma di Hong Kong, Tiongkok, Taiwan, Korea, Jepang dan Amerika Serikat saja. Harganya tidak disebutkan, tapi semestinya sama seperti Beoplay P2 standar, yaitu $169.

Usai melihat DJI Spark dan sekarang Beoplay P2 edisi spesial ini, kita sejatinya bisa mengamati pola dan menebak gadget apa lagi ke depannya yang bakal dibuatkan edisi Line Friends-nya. Pada dasarnya gadget tersebut harus tinggi nilai lifestyle-nya, serta dari awal ditawarkan dalam sejumlah pilihan warna.

Sumber: Line via SlashGear.

Bukan Sembarang Speaker Wireless, Beosound Edge Pantas Diikutkan Pagelaran Seni

Minimalis nan elegan sudah menjadi filosofi desain Bang & Olufsen sejak lama, bahkan di era smart speaker pun ‘iman’ mereka masih tak tergoyahkan. Kendati demikian, saya rasa belum ada speaker lain yang lebih minimalis ketimbang persembahan terbaru B&O yang satu ini.

Namanya Beosound Edge. Wujudnya mirip koin raksasa, dengan dimensi kurang lebih setara ban mobil (diameternya sekitar 50 cm). Sisi kiri dan kanannya dilapis fabric hitam dengan sentuhan matte, sedangkan rangka melingkarnya murni terbuat dari aluminium utuh yang dipoles hingga semengilap cermin.

Ada panel indikator kecil di bagian rangkanya yang akan menyala ketika seseorang mendekat berkat kehadiran proximity sensor. Di panel ini juga pengguna bisa melihat indikator volumenya, namun bersiaplah terkejut mengetahui cara mengatur volume dari speaker ini.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Untuk membesar-kecilkan volumenya, pengguna harus menggelindingkan speaker sedikit (mengayunkan) ke depan atau belakang. Tak perlu khawatir speaker-nya terlepas dari pegangan dan menggelinding liar, sebab ada semacam kaki kecil di bawahnya yang akan membantu speaker kembali ke posisi asalnya.

Metode yang sama juga dapat diterapkan ketika speaker digantungkan ke tembok – dorong ke atas atau bawah untuk mengatur volume – sebab di dalamnya telah tertanam accelerometer dan gyroscope yang membantunya ‘menyadari’ posisinya. Meski simpel secara penampilan, rupanya ia masih menyimpan kejutan yang cukup unik.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Soal performa, B&O telah membekalinya dengan sebuah woofer 10 inci, sepasang midrange driver 4 inci dan sepasang tweeter 0,75 inci, lengkap beserta enam buah amplifier Class-D. Inovasi lain yang diunggulkannya adalah Active Bass Port, yang akan membuka dan menutup tergantung seberapa tinggi volumenya. Alhasil, keseimbangan antara kejernihan suara dan dentuman bass yang mantap bisa tercapai di level volume apapun.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Beosound Edge merupakan speaker wireless. Koneksi langsung via Bluetooth dapat ia atasi, begitu juga via Chromecast ataupun AirPlay 2. Secara keseluruhan, ia bisa diunggulkan perihal performa dan fitur, namun kebetulan saja fisiknya juga pantas diikutkan pada pagelaran seni.

Lalu berapa harganya? Sudah pasti mahal: $3.500 saat mulai dipasarkan di pertengahan bulan November nanti.

Sumber: TechRadar dan The Verge.

Bang & Olufsen Sulap Dua Speaker Mahalnya Jadi Smart Speaker

Popularitas smart speaker berhasil mengubah perspektif konsumen terhadap sebuah pengeras suara. Kalau dulu yang menjadi prioritas utama adalah kualitas suara, sekarang speaker dituntut untuk mengusung integrasi voice assistant, dan secara tak sadar konsumen pun telah menomorduakan performa sehingga muncul anggapan baru bahwa kualitas audio smart speaker biasa-biasa saja.

Produk-produk seperti Apple HomePod atau Google Home Max sebenarnya bisa mematahkan anggapan tersebut, sebab mayoritas reviewer setuju kalau suaranya bagus. Masalahnya, kedua smart speaker itu tidak dibuat oleh pabrikan yang benar-benar berpengalaman di industri audio, jadi wajar apabila masih banyak yang meragukannya.

Lain halnya dengan Bang & Olufsen. Nyaris semua orang tahu kalau perusahaan asal Denmark ini merupakan salah satu pemain lama di dunia, dan produk keluarannya hampir selalu memuaskan untuk urusan kualitas suara. B&O tidak mau reputasi mentereng itu pudar hanya karena mereka ikut meramaikan pasar smart speaker. Maka dari itu, mereka telah menyiapkan produk yang istimewa.

Beosound 1 / Bang & Olufsen
Beosound 1 / Bang & Olufsen

B&O memperkenalkan dua smart speaker sekaligus, yakni Beosound 1 dan Beosound 2. Kalau namanya terdengar familier, itu karena keduanya sudah dipasarkan sejak tahun 2016. Yang dirilis baru-baru ini pada dasarnya cuma upgrade minor terhadap Beosound 1 dan Beosound 2, dengan satu penambahan fitur baru untuk menyulapnya menjadi speaker yang cocok di era voice assistant.

Apalagi kalau bukan integrasi Google Assistant. Fitur ini memungkinkan Beosound 1 dan Beosound 2 untuk dikendalikan via perintah suara, plus menjawab pertanyaan dari penggunanya. Namun berhubung hardware-nya sama persis seperti yang diluncurkan di tahun 2016, kualitas suaranya pun dijamin di atas rata-rata smart speaker yang ada di pasaran.

Beosound 2 / Bang & Olufsen
Beosound 2 / Bang & Olufsen

Di samping itu, masih ada pembaruan lain dalam wujud deretan tombol di ujung atas speaker, di mana sebelumnya bagian tersebut kosong. Konektivitasnya pun cukup oke, mencakup dukungan Chromecast, Spotify Connect, maupun AirPlay 2 yang dirilis belum lama ini.

Soal perbedaan di antara keduanya, Beosound 1 dibekali baterai rechargeable agar sedikit lebih portable, sedangkan Beosound 2 yang lebih besar dan bertenaga cuma bisa dicolokkan ke listrik. Upgrade versi pintarnya kini sudah dipasarkan masing-masing seharga $1.750 dan $2.250.

Sumber: Digital Trends.

Earphone Bluetooth Beoplay Earset Berdesain Aneh, Tapi Janjikan Kenyamanan di Atas Rata-Rata

Produsen perangkat audio premium asal Denmark, Bang & Olufsen, kembali meluncurkan earphone Bluetooth yang sangat menarik. Dinamai Earset, ia merupakan reinkarnasi modern dari perangkat bernama sama yang mengedepankan kenyamanan terlepas dari bentuknya yang terkesan aneh.

Anda sejatinya tidak boleh terkecoh dengan desainnya yang tidak umum ini. Pasalnya, Earset dapat beradaptasi dengan bermacam bentuk telinga berkat sistem penyesuaiannya yang inovatif. Buat yang bertelinga besar misalnya, bagian pistonnya bisa agak dipanjangkan, lalu earhook-nya pun bisa diatur tingkat kelengkungannya.

Beoplay Earset

Angle earpiece-nya pun juga dapat diatur sesuai selera. Dalam posisi yang ideal, Earset tidak akan memblokir telinga secara sepenuhnya, melainkan hanya duduk manis di bagian dalamnya, memastikan penghantaran suara yang jernih dan optimal selagi memudahkan penggunanya untuk masih bisa mendengar suara di sekitarnya.

Kinerja akustiknya ditunjang oleh unit driver berdiameter 14,2 mm, lengkap dengan magnet neodymium. Melengkapi driver itu adalah sepasang ventilasi akustik dan sebuah bass port agar suara yang dihasilkannya lebih memuaskan lagi. Bahkan ujung masing-masing earpiece-nya dibekali grille yang terinspirasi dari speaker Beoplay A1, sekali lagi guna mengoptimalkan penyebaran suara.

Beoplay Earset

Semua itu dikemas dalam material aluminium yang premium, dan di saat yang sama memunculkan kesan industrial yang tangguh. Perangkat turut dilengkapi remote control tiga tombol beserta mikrofon, sedangkan baterainya bisa bertahan sampai lima jam dalam satu kali pengisian. Charging-nya sendiri mengandalkan konektor USB-C.

B&O saat ini sudah memasarkan Beoplay Earset seharga $299. Pilihan warnanya ada hitam atau putih, akan tetapi varian putihnya baru akan tersedia mulai awal Juni mendatang.

Sumber: B&O.

B&O Luncurkan Speaker Portable Berdesain Premium Baru, Beoplay P6

Bang & Olufsen kembali memperkenalkan speaker portable berdesain premium, Beoplay P6. Ia memang tidak semungil Beoplay P2 yang dirilis tahun lalu, tapi masih mudah sekali dibawa-bawa, dan yang pasti menawarkan kualitas suara yang lebih superior berkat dimensinya yang lebih besar.

Seperti biasa, desain merupakan prioritas utama ketika membahas produk keluaran B&O. Rangkanya terbuat dari aluminium, dengan grille di kedua sisi yang mengindikasikan kesanggupannya mendistribusikan suara secara 360 derajat. Kesan elegan makin diperkuat oleh kehadiran strap berbahan kulit di salah satu sisinya.

Beoplay P6

Menengok ke bagian atasnya, tampak sederet tombol pengoperasian yang menyatu dengan kerangka tubuhnya. Meski begitu, B&O memastikan sensasi taktil yang berkesan ketika tombol ditekan, dan desainnya ini mengambil inspirasi dari receiver legendaris Beomaster 8000.

Tepat di tengah-tengah deretan tombol tersebut bernaung sebuah tombol multi-fungsi, yang bisa dipakai untuk play/pause, menerima panggilan telepon, memanggil Siri atau Google Assistant, maupun mengganti preset equalizer. Semuanya tinggal dikustomisasi melalui aplikasi pendampingnya di ponsel.

Beoplay P6

Dari segi teknis, Beoplay P6 ditenagai oleh tiga amplifier sekaligus: satu Class-D berkapasitas 36 W untuk woofer, dan dua sisanya Class-D 30 W. Digabungkan semuanya, P6 sanggup menghasilkan output berdaya total 215 W, cukup mengesankan kalau melihat dimensinya yang cuma 170 x 130 x 68 mm, dengan bobot 1 kg.

Beoplay P6 dibekali baterai berkapasitas 2.600 mAh, yang diperkirakan bisa bertahan sampai 16 jam penggunaan dalam satu kali charge. Patut diapresiasi juga adalah penggunaan USB-C sebagai konektor charging-nya, dan secara keseluruhan bodi P6 tahan cipratan air maupun debu dengan sertifikasi IP54.

B&O berencana memasarkan Beoplay P6 mulai 23 April seharga $399. Pilihan warna yang tersedia ada dua: hitam dan silver dengan aksen beige.

Sumber: B&O.

Beocreate Merupakan Solusi DIY untuk Menyulap Speaker Antik Menjadi Wireless

Dalam industri perangkat audio, kinerja suatu produk tidak bisa ditakar dari tahun pembuatannya: speaker yang dirilis baru minggu lalu pun belum tentu suaranya seenak speaker keluaran tahun 90-an. Lain halnya dengan smartphone, di mana yang terbaru pasti mengemas layar dan performa yang terbaik.

Itulah mengapa menyimpan koleksi speaker atau headphone zaman lawas merupakan hal yang sangat wajar. Yang dilewatkan hanyalah fitur-fitur modern seperti konektivitas wireless, tapi itu pun ternyata bisa didapat dengan bantuan perangkat seperti Chromecast Audio. Atau, kalau Anda lebih suka mengutak-atik sendiri, perangkat bernama Beocreate berikut bisa menjadi opsi alternatif.

Beocreate merupakan buah kolaborasi antara Bang & Olufsen dan HiFiBerry. Ia merupakan sebuah amplifier digital yang dirancang untuk speaker pasif (yang semestinya membutuhkan amplifier eksternal), sekaligus bertugas membubuhkan konektivitas wireless dengan bantuan Raspberry Pi (opsional).

Beocreate

Melihat wujudnya yang hanya sebatas papan sirkuit biasa, pengguna memang diharuskan untuk membongkar speaker sendiri untuk memasangnya. HiFiBerry sejauh ini sudah menyiapkan panduan langkah demi langkah untuk memasang Beocreate di speaker Beovox CX100 dan CX50 – speaker lain sebenarnya juga bisa kalau Anda paham struktur jeroannya.

Beocreate mengemas amplifier 4-channel (2 x 30W dan 2 x 60W). Satu papan sirkuit ini sanggup menenagai hingga empat speaker dengan impedansi 4 – 8 ohm dan sample rate 192 kHz. HiFiBerry turut menyertakan software open-source yang akan mengaktifkan kapabilitas wireless-nya, sehingga speaker bisa memutar musik via Bluetooth, AirPlay atau Spotify.

Dibanderol $189, Beocreate pada dasarnya bisa menjadi salah satu alasan untuk mengeluarkan speaker antik dari gudang. Daripada speaker tersebut duduk menganggur selagi diselimuti debu, lebih baik dibedah dan disulap menjadi speaker wireless.

Sumber: The Verge.