Kevin Aluwi and Some VCs Participate in GoTrade’s Seed Funding

Last Friday (6/25) Singapore-based equity investment platform Gotrade announced a $7 million seed funding led by LocalGlobe. In this round, Gojek’s Co-Founder & CEO, Kevin Aluwi participated as an angel investor.

Some local venture capitalists were involved, including Amand Ventures, Prasetia Dwidharma, and Brama One Ventures. Also, a Surabaya-based venture capitalist who has invested in a number of startups, including Ayoconnect, Halodoc, NalaGenetics, and others.

Gotrade offers a seamless experience of trading from the United States stock exchange. Currently, this service has been accessible for users in Indonesia on a limited basis. Since its launch, until now, it’s still using the invitation model for new users.

The model requires potential users to first get an invitation from the previous user. It is due to the early stage of the application. Gotrade’s statistic have shown more than 100 thousand users 13 weeks since the application’s launch.

This startup was founded in 2019 by David Grant, Norman Wanto, and Rohit Mulani. They are currently participating in the Y Combinator accelerator program [YC being one of the initial investors].

One of the value propositions Gotrade offers is to break down geographic restrictions for investments, by not charging commissions and removing the minimum deposit size. Users from 150 countries can buy fractional shares in the Dow Jones, S&P 500, and NASDAQ starting at $1.

Investment platforms or wealthtech are getting quite popular in Indonesia, along with increasing young people (millennials and Gen Z) interest to start investing. Several local startups developing related services received lots of support from investors. For example, Ajaib just completed the series A funding round last March 2021 with a total value of 1.3 trillion Rupiah. It is after Sequoia’s announcement of IDR 938 billion additional funding in May 2021.

Apart from that, there are many other platforms offering investment services with various instruments. Those that also provide access to the US stock exchange are Pluang – limited to the S&P 500; they are also supported by Go-Ventures as investors and currently integrated in the Gojek service ecosystem.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Brama One Ventures, Pemodal Ventura Industri Agnostik yang Fokus ke Startup Tahap Awal

Kehadiran pemodal ventura yang berasal dari kalangan perusahaan keluarga makin menjamur di Indonesia. Setelah Prasetia Dwidharma, kini venture capital besutan pasangan adik-kakak yang mulai aktif melancarkan kegiatan pendanaan adalah Brama One Ventures (BOV).

Kepada DailySocial, CEO BOV Bryant Budhiparama mengungkapkan, perusahaan modal ventura ini dibentuk untuk menambah nilai industri yang baru lahir melalui struktur investasi.

“Kami awalnya memulai sebagai angel investor. Namun, pada akhirnya Brama One bergeser untuk membangun struktur dan menciptakan fondasi yang tepat untuk mendukung ekosistem startup dan venture capital.”

Bersama saudara kandungnya yang juga menjabat sebagai CIO, Endrick Budhiparama, keduanya merupakan lulusan dari salah satu program kewirausahaan terbaik di Amerika Serikat yaitu Babson College. Dari sana mereka berdua memahami dan mendalami kultur di kewirausahaan dan startup.

“Brama One adalah industri agnostik dan kami terbuka untuk mengeksplorasi setiap peluang menarik. Yang terpenting bagi kami adalah, dapat menambahkan nilai strategis bagi perusahaan dan membebaskan para pendiri startup mendorong pertumbuhan startup,” kata Bryant.

Tidak hanya berfokus kepada Indonesia, saat ini Brama One Ventures juga telah berinvestasi ke startup di negara lainnya, termasuk Amerika Serikat dan tentunya negara lain di Asia Tenggara. Namun pada akhirnya mereka memiliki komitmen untuk fokus kepada pasar Indonesia, khususnya untuk startup di tahap seed sampai pre-series A.

Opsi tersebut dilakukan oleh Brama One menyesuaikan pendekatan mereka yang berorientasi pada pendiri startup (founder); dan bahwa Brama One yang berkembang pesat dalam menyediakan jaringan tepat dan nilai strategis bagi para pemula.

“Indonesia juga menjadi fokus [utama] kami, karena pada akhirnya kami melihat peluang untuk membantu masyarakat Indonesia mengakses industri tertentu dengan lebih mudah, dan juga bagi perusahaan kecil agar lebih efisien karena penggunaan platform digital untuk membantu bisnis mereka tumbuh lebih cepat.” kata Bryant.

Hingga saat ini Brama One Ventures telah memberikan investasi kepada Halodoc, NalaGenetics, Ayoconnect, Dropee, Boom, Gomodo, Populix dan Gotrade. Bukan hanya melirik startup popular seperti healthtech, mereka juga telah memberikan dana segara kepada platform esports hingga traveltech.

Ingin menambah portofolio startup

Bryant Budhiparama dan Endrick Budhiparama

Venture capital yang berbasis di Surabaya ini juga melihat adanya pendekatan berbeda yang dilakukan antara startup asal Jakarta dan Surabaya. Menurut Bryant, mereka memang cenderung ingin mendapatkan perspektif yang berbeda tentang bagaimana pengguna dan calon pelanggan menggunakan platform di luar Jakarta, karena budayanya juga bervariasi. Hal tersebut memberi pemahaman yang lebih baik tentang kapan sebuah startup ingin scale up, bagaimana mereka pada akhirnya dapat melayani kota-kota lainnya.

“Meskipun kami berbasis di Surabaya, CIO kami berlokasi di Jakarta dan kami juga memiliki beberapa perusahaan portofolio di luar negeri. Digitalisasi telah meruntuhkan hambatan, dan kami tidak terbatas karena lokasi. Terkait dengan apa yang kami cari, karena pandemi, semua bisa bekerja secara remote. Oleh karena itu, lokasi bagi kami hanyalah kantor pusat saja, tetapi kami mengoptimalkan platform yang memungkinkan kami untuk berkomunikasi secara efisien,” kata Bryant.

Masih ada beberapa rencana yang ingin dicapai oleh Brama One, di antaranya adalah merampungkan pendanaan kepada 3-5 perusahaan setiap tahunnya. Brama One juga ingin memperkuat komitmen mereka pada portofolio saat ini, dan membantu mereka dalam investasi yang diperlukan untuk terus mendorong pertumbuhan dan memberikan nilai kepada pelanggan.

Disinggung seperti apa pertumbuhan ekosistem startup di Indonesia ke depannya, Bryant menegaskan Indonesia akan selalu menjadi salah satu lokasi utama bagi startup dan pertumbuhan mereka, karena ukuran populasi dan penggunaan masyarakat di platform digital. Namun, yang menarik untuk dilihat dalam waktu dekat adalah bagaimana para unicorn kini sedang dalam proses untuk go public.

“Hal tersebut akan menciptakan perubahan paradigma pada permainan akhir. Di mana startup tidak hanya melihat merger and acquisition (M&A) sebagai jalan menuju likuiditas. Ini juga dapat memberikan inspirasi bagi para pendiri baru, dan kami senang melihat dorongan dan semangat tersebut dari para pemimpin masa depan,” tutup Bryant.

Kevin Aluwi dan Sejumlah VC Lokal Turut Terlibat dalam Pendanaan Awal Gotrade

Jumat (25/6) lalu platform investasi saham asal Singapura, Gotrade, mengumumkan perolehan pendanaan awal senilai $7 juta yang dipimpin oleh LocalGlobe. Di putaran tersebut, Co-Founder & CEO Gojek Kevin Aluwi turut serta menjadi angel investor.

Sejumlah pemodal ventura lokal juga terlibat di dalamnya, di antaranya Amand Ventures, Prasetia Dwidharma, dan Brama One Ventures. Yang terakhir adalah pemodal ventura berbasis di Surabaya yang telah berinvestasi di sejumlah startup, termasuk Ayoconnect, Halodoc, NalaGenetics, dan lain-lain.

Gotrade sendiri hadir menawarkan kemudahan untuk melakukan trading saham dari bursa Amerika Serikat. Saat ini layanan tersebut juga sudah bisa diakses oleh pengguna di Indonesia secara terbatas. Sejak diluncurkan, hingga saat ini, mereka masih menjalankan model undangan bagi pengguna barunya.

Model tersebut mengharuskan calon pengguna untuk terlebih dulu mendapatkan undangan dari pengguna sebelumnya. Hal ini dilakukan lantaran aplikasi memang masih di tahap awal. Statistik yang disampaikan Gotrade telah menggaet lebih dari 100 ribu pengguna sejak 13 minggu aplikasi diluncurkan.

Startup ini didirikan sejak tahun 2019 oleh David Grant, Norman Wanto, dan Rohit Mulani. Mereka juga tengah bergabung dalam program akselerator Y Combinator [YC menjadi salah satu investor tahap awalnya].

Salah satu proposisi nilai yang coba ditawarkan Gotrade, mereka meleburkan batasan geografis untuk investasi, dengan tidak memungut komisi dan menghapus ukuran setoran minimum. Pengguna dari 150 negara dapat membeli saham pecahan di Dow Jones, S&P 500, dan NASDAQ mulai dari $1.

Platform investasi atau wealthtech memang cukup berkembang di Indonesia, seiring meningkatkan kemauan kalangan muda (milenial dan gen Z) untuk mulai berinvestasi sejak dini. Beberapa startup lokal yang mengembangkan layanan terkait juga mendapatkan dukungan yang cukup baik dari investor. Misalnya Ajaib, bulan Maret 2021 lalu mereka baru merampungkan putaran pendanaan seri A dengan total nilai mencapai 1,3 triliun Rupiah. Setelah Sequoia juga mengumumkan pendanaan lanjutan 938 miliar Rupiah pada Mei 2021.

Di luar itu, juga masih banyak platform lain yang tawarkan layanan investasi dengan berbagai instrumen. Adapun yang juga memberikan akses ke bursa saham AS adalah Pluang – baru terbatas S&P 500; mereka juga didukung Go-Ventures sebagai investor, saat ini juga terintegrasi di ekosistem layanan Gojek.

Application Information Will Show Up Here