D3 Labs Hadirkan Infrastruktur Finansial Berbasis Blockchain untuk B2B

Konsep programmable money yang diaktifkan teknologi blockchain memiliki potensi untuk merevolusi cara transaksi, investasi, dan pengelolaan keuangan di Indonesia. Teknologi ini memungkinkan automasi proses keuangan, mengurangi friksi, dan meningkatkan efisiensi.

Melihat peluang tersebut, D3 Labs hadir untuk menyediakan solusi dan infrastruktur teknologi guna merealisasikan konsep tersebut. Kepada DailySocial.id, Co-CEO D3 Lab Chung Ying dan Tigran Adiwirya menyampaikan rencana startup mereka dalam mengakuisisi lebih banyak klien dan niat mereka untuk melakukan ekspansi.

Targetkan korporasi hingga industri gaming

Indonesia saat ini sedang mengalami transformasi teknologi yang bisa mengubah lanskap keuangan secara keseluruhan. Programmable money berteknologi blockchain menawarkan potensi untuk meningkatkan inklusi keuangan, menyederhanakan transaksi, dan menciptakan peluang investasi inovatif.

Meskipun secara teknis dan pengalaman platform asal Amerika Serikat seperti Paxos hingga Circle menawarkan teknologi tersebut, namun masih terkendala dengan biaya yang sangat mahal, mata uang yang fokus kepada dolar dan perihal lainnya.

D3 Labs ingin menghadirkan solusi serupa namun dengan biaya yang jauh lebih terjangkau, fokus kepada rupiah dan sistem keamanan sesuai regulasi yang berlaku. Pengalaman bekerja para pendirinya yang sudah familiar dengan para regulator sebelumnya di Tokocrypto turut dijadikan proposisi nilai.

“Pada dasarnya ide ini datang dari we’re taking a bet melalui infrastruktur token-based/blockchain-based dibandingkan dengan infrastruktur The Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT). Karena saat ini sebagian besar pihak terkait masih mengandalkan SWIFT yang terbilang besar biayanya, kita coba menghadirkan infrastruktur berbeda berangkat dari kondisi tersebut,” kata Tigran.

Dalam menggali peluang bisnis, D3 Labs menargetkan segmen B2B, mulai dari korporasi, grup konglomerasi, perusahaan logistik, industri gaming, dan lain-lain. Dari sisi layanan, D3 Labs juga mencoba untuk menghadirkan layanan yang hands on, artinya siap membantu klien mereka kapan saja dan di mana saja. Konsep tersebut yang membedakan D3 Labs dengan pemain asing lainnya.

“Untuk tahap sekarang kita sebagai penyedia infrastruktur. Jika saat ini perusahaan misalnya ingin melakukan pemindahan uang melalui existing payment gateway atau infrastruktur lainnya, kita ingin menghadirkan infrastruktur melalui blockchain-based,” kata Tigran.

Produk unggulan D3Labs yang sudah dikenalkan ke publik adalah SeaSeed. SeaSeed, memungkinkan transaksi otomatis 24/7 secara real-time antara perusahaan dan ekosistem terkait lainnya, meningkatkan proses penyelesaian dan rekonsiliasi. Programmable money dapat mengurangi biaya ini dengan menghilangkan perantara dan memungkinkan transaksi peer-to-peer.

Gambaran dasbor SeaSeed dari D3 Labs

Saat ini D3 Labs juga telah bermitra dengan perbankan swasta sebagai kustodian. Bank yang telah menjalin kemitraan adalah DBS dan investor strategis mereka UOB.

Tahun ini perusahaan juga telah melancarkan inisiatif dengan Bank Indonesia (BI) bernama “Proyek Garuda”. Inisiatif ini diluncurkan untuk pengembangan Rupiah Digital. Bank Indonesia pun telah mengundang masukan atau pandangan kepada seluruh stakeholder terkait terhadap Consultative Paper (CP) untuk menyempurnakan desain pengembangan Rupiah Digital.

Dalam Consultative Paper juga membahas dampak dari penerbitan Rupiah Digital pada sistem pembayaran, stabilitas keuangan dan moneter. D3 Labs bersama dengan Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) bersinergi untuk memberikan dorongan dalam pengembangan tahap pertama Rupiah Digital.

Rencana ekspansi ke Singapura tahun depan

Meskipun baru meluncur awal tahun ini, namun perusahaan telah memberikan layanan kepada dua perusahaan dan sedang melalui proses dengan beberapa klien baru lainnya.

Bulan April 2023 lalu D3 Labs juga telah mengantongi pendanaan pra-awal dengan nominal dirahasiakan dari sejumlah investor, di antaranya Saison Capital, Kinesys Capital, Arkana Capital, EX Capital, Qredo, DS/X Ventures, serta UOB Venture Management dan Signum Capital melalui UVM Signum Blockchain Fund.

Disinggung apa rencana perusahaan hingga akhir tahun ini, Chung Ying menegaskan perusahaan masih ingin menambah jumlah klien mereka. Tahun depan jika sesuai rencana, D3 Labs juga ingin melakukan ekspansi ke Singapura. Masih dalam tahap penjajakan, rencana ekspansi lainnya yang bakal dilakukan oleh D3 Labs adalah Korea Selatan dan Australia.

“Kami ingin melakukan ekspansi di negara yang sering melakukan bisnis di Indonesia dan memiliki hubungan yang dekat dengan Indonesia. Singapura kami pilih karena sudah sangat familiar dengan bisnis di sana,” kata Chung Ying.

Meskipun saat ini mulai banyak fokus investor bergeser kepada profitabilitas, namun menurut Chung Ying penting juga bagi startup untuk mendapatkan growth yang seimbang. Untuk bisa menjaga runway yang ada, perusahaan berupaya untuk fokus kepada sustainable growth dan tidak melakukan kegiatan bakar uang yang berlebihan.

“Buat saya penting untuk bisa fokus kepada growth, namun demikian menurut saya jika tidak ada growth bagaimana bisa mendapatkan profit yang decent. Bukan berarti tidak adanya growth maka profitability tidak bisa tercapai, namun yang ideal adalah bisa menggabungkan keduanya,” kata Chung Ying.

Untuk bisa melakukan scale-up, ke depannya mereka berharap bisa mempercepat proses yang ada saat ini. Jika pada umumnya dibutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk implementasi proses, nantinya jika perusahaan makin berkembang, diharapkan proses tersebut bisa berjalan lebih cepat lagi. Selain itu industri yang disasar juga ke depannya bisa lebih bervariasi.

“Saat ini menjadi waktu yang tepat bagi kami untuk masuk menawarkan teknologi ini. Dilihat dari sudah banyaknya enterprise di Indonesia yang mencoba teknologi blockchain, dan saat ini sudah ada blockchain expert, menjadi waktu yang tepat bagi kami untuk hadir,” kata Chung Ying.

Disclosure: DS/X Ventures merupakan bagian dari grup DailySocial.id

Startup Web3 D3 Labs Kantongi Pendanaan Pra-Awal dari Sejumlah Investor

Startup web3 D3 Labs mengumumkan telah mengantongi pendanaan pra-awal dengan nominal dirahasiakan dari sejumlah investor, di antaranya Saison Capital, Kinesys Capital, Arkana Capital, EX Capital, Qredo, DS/X Ventures, serta UOB Venture Management dan Signum Capital melalui UVM Signum Blockchain Fund.

Penggunaan dana segar yang telah diperoleh pada Januari 2023 ini difokuskan untuk pengembangan produk MVP yang akan diluncurkan pada Mei ini. Bersamaan dengan itu pula, perusahaan akan menggalang tambahan dana untuk putaran yang sama.

“Dengan dukungan dari para investor yang percaya pada visi D3 Labs, perusahaan ini siap untuk mengubah wajah industri keuangan di Asia Tenggara melalui solusi infrastruktur programmable money yang inovatif dan efisien,” ucap CEO D3 Labs Chung Ying Lai dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.id, Rabu (19/4).

D3 Labs menyediakan solusi dan infrastruktur teknologi programmable money bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan otomatisasi dan efisiensi dalam sistem keuangan internal mereka.

Programmable money adalah konsep yang menggunakan teknologi blockchain dan smart contracts untuk menciptakan mata uang digital yang dapat diprogram untuk melakukan tugas-tugas tertentu secara otomatis. Dengan programmable money, transaksi yang lebih aman, efisien, dan otomatis dapat terjadi.

“Kami percaya bahwa programmable money akan menjadi kunci dalam menghadirkan efisiensi dan fleksibilitas bagi perusahaan di kawasan ini. D3 Labs berkomitmen untuk mengembangkan solusi yang dapat membantu perusahaan lokal beradaptasi dan bersaing di pasar global yang semakin digital. Programmable money dapat meningkatkan inklusi keuangan dengan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital dan mengakses layanan keuangan,” kata Ying.

Produk D3 Labs

Salah satu produk pertama dari D3 Labs adalah SeaSeed, platform programmable money yang dirancang khusus untuk bisnis. SeaSeed memungkinkan transaksi otomatis 24/7 secara real-time antara perusahaan dan ekosistem terkait lainnya, meningkatkan proses penyelesaian dan rekonsiliasi. Programmable money dapat mengurangi biaya ini dengan menghilangkan perantara dan memungkinkan transaksi peer-to-peer.

“Dengan SeaSeed, D3 Labs membawa perubahan signifikan di Asia Tenggara dengan menjadi pelopor solusi infrastruktur programmable money. Programmable money dapat membuka peluang untuk pengembangan produk dan layanan keuangan baru yang disesuaikan dengan kebutuhan individu atau perusahaan, seperti asuransi berbasis blockchain atau instrumen investasi yang dipersonalisasi.”

Produk ini terinspirasi oleh Onyx by J.P. Morgan, platform teknologi blockchain yang dikembangkan oleh J.P. Morgan. Platform ini dirancang untuk memanfaatkan teknologi blockchain guna meningkatkan efisiensi, keamanan, dan transparansi dalam berbagai layanan dan produk perbankan. Salah satu produk yang paling terkenal di bawah platform Onyx adalah JPM Coin, merupakan mata uang digital yang dirancang untuk memfasilitasi transfer dana instan dan real-time antara klien J.P. Morgan.

Dia melanjutkan, inklusi keuangan masih menjadi tantangan besar dan faktor krisis dalam ekonomi di negara-negara Asia Tenggara. Data Global Findex 2021 menunjukkan, rata-rata tingkat inklusi keuangan di kawasan ASEAN mencapai 41%. Namun di balik angka rata-rata tersebut, terdapat disparitas atau kesenjangan tingkat inklusi keuangan yang sangat lebar.

Banyak orang di Asia Tenggara masih menghadapi hambatan dalam mengakses layanan keuangan. Penyebab utama akses keuangan yang terbatas di kawasan ini meliputi biaya tinggi untuk membuka dan menjaga rekening bank, jarak yang jauh dari institusi keuangan, kurangnya dokumentasi yang diperlukan, dan tingkat pendidikan keuangan yang rendah.

Menurut Ying, penggunaan teknologi seperti programmable money dan solusi keuangan digital lainnya dapat membantu mengatasi beberapa masalah ini dengan mengurangi biaya dan memudahkan akses ke layanan keuangan, terutama untuk populasi yang tidak atau kurang dilayani oleh sistem perbankan tradisional.

Tantangan

Pengembangan programmable money di Asia Tenggara menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan adopsi yang sukses dan luas. Mulai dari edukasi, infrastruktur hingga integrasi dengan sistem keuangan tradisional.

“Kurangnya pemahaman dan edukasi tentang programmable money di kalangan masyarakat dan perusahaan dapat menghambat adopsi teknologi ini. Upaya yang lebih besar diperlukan untuk mendidik masyarakat tentang manfaat dan cara kerja programmable money. Di samping itu, integrasi programmable money dengan sistem perbankan dan keuangan tradisional dapat menjadi tantangan, terutama karena beberapa bank dan institusi keuangan mungkin enggan untuk bekerja sama dengan teknologi baru ini.”

Untuk mengatasi hal tersebut, D3 Labs melakukan upaya yang signifikan dalam promosi, pemasaran, dan peningkatan kesadaran tentang manfaat programmable money. Perusahaan juga menjalankan penelitian mendalam dan proses eksplorasi dengan klien, meluncurkan proyek percontohan bersama untuk menunjukkan manfaatnya.

Saat ini D3 Labs masih fokus pada pasar Asia Tenggara, memulai ekspansinya di Indonesia. Rencananya, dalam waktu dekat akan menjangkau negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Dislcosure: DS/X Ventures merupakan unit investasi milik DailySocial.id

Tokocrypto’s Agility Through NFT Marketplace TokoMall and Expanding Integration in Pluang

Tokocrypto is getting aggressive in developing the crypto and blockchain asset ecosystem in Indonesia. Yesterday (19/8), the company launched TokoMall NFT (non-fungible token) marketplace platform to support the development of the NFT market in Indonesia, as well as expand the market reach of local creators to penetrate the global market.

Tokocrypto’s Chief Strategy Officer, Chung Ying Lai explained, TokoMall presents the digital meets reality concept. Digital platforms and art in the form of NFT can be the answer to real-world problems. By switching to NFT and making it mainstream, local creators can market their work to a wider market.

They can also ensure the uniqueness or rarity of their work as an added value for collectors. In addition, creators can ensure the continuity of royalties from each NFT marketed. “This can be the answer to copyright and royalty issues that usually happen to creators when doing marketing in the real world,” Ying said during a virtual press conference, yesterday (19/8).

For collectors, the NFT works can be a long-term investment as its authenticity is guaranteed. They can also exchange the collected NFT for goods or original works from merchant partners at TokoMall.

TokoMall has several categories, NFT Exclusive which contains TKO Original, TKO Lifestyle, TKO Creative, TKO Stars, and others. In addition, it also presents a marketplace category, allowing creators and general collectors to upload their NFT works.

Some exclusive merchant partners available on TokoMall are Nevertoolavish, MaximallFootwear, DAMN! I Love Indonesia, Banyan Core, Si Juki, ONIC E-Sports, Afternoon, Mr. Kinur, Karya Karsa, Jakarta Metaverse, and Museum of Toys.

The creator of Si Juki, Faza Meonk said that the creative industry in Indonesia is growing since digital technology makes it easier for creators and collectors to access. However, with blockchain and NFT, it can be a solution as a creator’s copyright protection because the work will be recorded transparently on the blockchain.

“This can also be an alternative for creators to get additional revenue streams and collectors can also appreciate creators by collecting this NFT,” he said.

ONIC E-Sports’ COO,  Justin Wijaya said that his team will take advantage of the TokoMall to present exclusive collections with historical value and special digital merchandise on the platform. “NFT began to be widely known since the beginning of this year. For collectors, there is an opportunity for investment because this is a new type of collectible art that is new to this digital space,” he said.

In order to maintain NFT’s works originality at TokoMall, Ying said that his team will do curation. “When the originality failed to be verified, we will blacklist the creator in charge.”

TokoMall launching / Tokocrypto

Part of TKO’s development

TokoMall is part of the development of the Toko Token (TKO) utility which is built on the Binance Smart Chain (BSC) network. TKO is an exchange launched by Tokocrypto in March that takes a unique hybrid token approach, the CeFi and DeFi utilities.

In the CeFi utility, TKO is used for savings programs such as TKO Deposit, TKO Rebate, TKO Savings, and TKO Cashback. While through DeFi, TKO is used for farming pools and lending. Another utility development is for staking and saving. Investor can lock his TKO to earn interest based on the deposit duration.

Therefore, TokoMall only uses TKO for point redemption, it’s not available for other exchanges. Creators can mint and offer their works, while collectors can get the NFT by exchanging TKO according to the value listed in each work.

“We use TKO for redemption points because Bank Indonesia only recognizes Rupiah as the only valid payment,” Ying said.

Providing 29 altcoin on Pluang

Pluang app / Pluang

In addition, Tokocrypto attempts to expand crypto asset transactions with other partners. This time with Pluang. Previously, Pluang had collaborated with Zipmex to deliver Bitcoin and Ethereum assets since November last year.

Through this collaboration, Pluang users can buy and sell 29 exchanges, such as Binance Coin (BNB), Cardano (ADA), Polkadot (DOT), Ripple (XRP), and others on the Pluang application.

Pluang’s Co-Founder, Richard Chua explained, his team observed the need of Pluang users for crypto assets were increasing as the market developed. “And now, Pluang users can invest in the entire crypto asset ecosystem, from ‘Ethereum challenger’ coins to DeFi tokens, thanks to our partnership with Tokocrypto,” Richard said during a virtual press conference, Wednesday (18/9).

Aside from launching new coins, it also introduced crypto asset trading features, such as limit orders and stop limits. This feature allows more experienced traders to take advantage of the crypto asset prices volatility, as well as market momentum. Previously, Pluang could only trade using the final price in the market.

Richard said, this new feature is a tangible form of the company’s commitment to facilitate beginners and experienced traders. “Our investment platform will be ready to assist users in carrying out qualified trading strategies to determine the right time to enter and exit the market.”

Without mentioning the precise number, he also said Pluang users investing in crypto assets grew three times in the last quarter. The collaboration between Tokocrypto and Pluang has started since last June, until now, the number of Pluang users entering altcoins has grown significantly.

“We see that many of these investors have started trading and getting advanced from being beginners.”

The interest in investing in crypto assets has continued to grow in the last year. Based on Ministry of Trade’s data, the number of crypto asset investors in Indonesia exceeded 6.5 million people as of last May, or exceeded the number of stock investors of 2.4 million investors based on KSEI data.

The enthusiasm was driven by the younger generation massively transacting on crypto investment applications after seeing a sharp spike in crypto asset prices since the fourth quarter of 2020. From January to July 2021, for example, the value of Binance Coin has managed to grow 757%. On the other hand, the values ​​of Cardano and Polkadot have skyrocketed by 644% and 85%, respectively.

This number far exceeds the value of Bitcoin which only grew 43% in the same period. Moreover, altcoin transactions account for 70% of the total transaction volume in Indonesia when the peak of the crypto asset price rally occurred earlier this year.

It is said that Pluang’s users have exceeded 1 million people, while Tokocrypto’s has reached 900 thousand people. Among crypto asset traders in Indonesia, Indodax is the largest with more than four million users.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gerak Lincah Tokocrypto Lewat Marketplace NFT TokoMall dan Perluasan Integrasi di Pluang

Tokocrypto makin gencar dalam mengembangkan ekosistem aset kripto dan blockchain di Indonesia. Kemarin (19/8), perusahaan meresmikan platform marketplace NFT (non-fungible token) TokoMall guna mendukung perkembangan pasar NFT di Indonesia, sekaligus memperluas jangkauan pasar dari kreator lokal untuk tembus ke pasar global.

Chief Strategy Officer Tokocrypto Chung Ying Lai menjelaskan, TokoMall menghadirkan konsep digital meets reality. Platform digital dan karya seni dalam bentuk NFT dapat menjadi jawaban atas permasalahan di dunia nyata. Dengan beralih ke NFT dan menjadikannya mainstream, kreator lokal tidak hanya bisa memasarkan karyanya ke pasar lebih luas.

Mereka juga dapat memastikan keunikan atau kelangkaan karyanya sebagai nilai lebih yang ditawarkan kepada para kolektor. Selain itu, kreator bisa memastikan keberlangsungan royalti dari tiap NFT yang dipasarkan. “Hal ini bisa menjadi jawaban atas permasalahan hak cipta dan royalti yang biasa dihadapi kreator ketika melakukan pemasaran di dunia nyata,” ucap pria yang biasa disapa dengan Ying ini, saat konferensi pers virtual, kemarin (19/8).

Bagi kolektor, karya NFT yang dipasarkan bisa menjadi investasi jangka panjang karena dijamin keasliannya. Mereka juga dapat menukarkan NFT yang dikoleksi dengan barang atau karya asli dari merchant partner di TokoMall.

TokoMall memiliki beberapa kategori, yakni NFT Exclusive yang berisi TKO Original, TKO Lifestyle, TKO Creative, TKO Stars, dan lainnya. Di luar itu, juga menghadirkan kategori marketplace, memungkinkan kreator dan kolektor umum mengunggah karya NFT mereka.

Sejumlah merchant partner eksklusif yang dapat memasarkan karyanya di TokoMall adalah Nevertoolavish, MaximallFootwear, DAMN! I Love Indonesia, Banyan Core, Si Juki, ONIC E-Sports, SoreSore, Mr. Kinur, Karya Karsa, Jakarta Metaverse, dan Museum of Toys.

Kreator dari Si Juki Faza Meonk mengatakan, industri kreatif di Indonesia sedang berkembang karena adanya teknologi digital yang mempermudah akses bagi kreator dan kolektor. Tapi dengan blockchain dan NFT, bisa menjadi salah satu solusi sebagai perlindungan hak cipta kreator karena karya akan tercatat secara transparan di blockchain.

“Ini juga bisa menjadi alternatif kreator mendapatkan revenue stream tambahan dan para kolektor juga bisa mengapresiasi kreator dengan mengoleksi NFT ini,” kata dia.

COO ONIC E-Sports Justin Wijaya menambahkan, pihaknya akan memanfaatkan kehadiran TokoMall untuk menghadirkan koleksi eksklusif yang ada nilai historis dan digital merchandise khusus di platform tersebut. “NFT mulai banyak dikenal sejak awal tahun ini. Bagi kolektor ada peluang untuk investasi karena ini tipe art baru yang collectible yang baru ada di digital space ini,” ucapnya.

Untuk menjaga orisinilitas karya NFT di TokoMall, Ying menyebut pihaknya akan melakukan kurasi. “Ketika diverifikasi tidak original, kami akan blacklist kreator bersangkutan.”

Peluncuran TokoMall / Tokocrypto

Bagian dari pengembangan utilitas TKO

Kehadiran TokoMall merupakan bagian dari pengembangan utilitas Toko Token (TKO) yang dibangun di atas jaringan Binance Smart Chain (BSC). TKO adalah exchange yang diterbitkan Tokocrypto pada Maret silam yang mengambil pendekatan token hybrid unik, yakni utilitas CeFi dan DeFi.

Dalam utilitas CeFi, TKO digunakan untuk program tabungan seperti TKO Deposit, TKO Rebate, TKO Savings, dan TKO Cashback. Sementara di DeFi, TKO digunakan untuk farming pools dan lending. Pengembangan utilitas lainnya adalah untuk staking dan saving. Investor dapat mengunci TKO-nya untuk mendapatkan bunga berdasarkan durasi penyimpanan.

Oleh karenanya, TokoMall hanya menggunakan TKO untuk redemption poin, tidak bisa menggunakan exchange lain. Para kreator dapat melakukan minting dan menawarkan karya yang dimiliki, sementara kolektor bisa mendapatkan NFT tersebut dengan menukarkan TKO sesuai nilai yang tercantum dalam tiap karya.

“Pakai TKO untuk redemption poin karena Bank Indonesia hanya mengakui pembayaran yang sah itu hanya Rupiah,” kata Ying.

Sediakan 29 altcoin di Pluang

Aplikasi Pluang / Pluang

Tak hanya itu, upaya Tokocrypto untuk memperluas transaksi aset kripto dengan mitra lain. Kali ini mitra yang digandeng adalah Pluang. Sebelumnya, Pluang sudah bekerja sama dengan Zipmex untuk menghadirkan aset Bitcoin dan Ethereum sejak November tahun lalu.

Lewat kerja sama ini, pengguna Pluang dapat transaksi jual beli 29 exchange, seperti Binance Coin (BNB), Cardano (ADA), Polkadot (DOT), Ripple (XRP), dan lainnya di aplikasi Pluang.

Co-Founder Pluang Richard Chua menjelaskan, pihaknya mengamati kebutuhan pengguna Pluang atas aset kripto kian meningkat seiring perkembangan pasarnya. “Dan kini, pengguna Pluang bisa berinvestasi di seluruh ekosistem aset kripto, mulai dari koin-koin ‘penantang Ethereum’ hingga token DeFi, berkat kemitraan kami dengan Tokocrypto,” ucap Richard saat konferensi pers virtual, Rabu (18/9).

Perusahaan tak hanya meluncurkan koin-koin baru, juga memperkenalkan fitur-fitur trading aset kripto, seperti limit order dan stop limit. Fitur ini memungkinkan trader yang lebih berpengalaman untuk memanfaatkan kesempatan dari volatilitas harga aset kripto, serta momentum pasar. Sebelumnya, Pluang hanya bisa trading menggunakan harga final di pasar saja.

Richard mengatakan, kehadiran fitur baru ini adalah bentuk nyata komitmen perusahaan untuk memfasilitasi traders pemula dan berpengalaman. “Platform investasi kami akan siap membantu pengguna dalam melaksanakan siasat trading yang mumpuni untuk menentukan waktu tepat masuk-keluar pasar.”

Tidak disebutkan seberapa besar pengguna Pluang yang berinvestasi ke aset kripto saat ini. Ia hanya menyebut, pada kuartal terakhir tumbuh hingga tiga kali lipat. Kerja sama Tokocrypto dan Pluang sebenarnya sudah dimulai sejak Juni kemarin, sejak saat itu hingga kini, jumlah pengguna Pluang yang mulai masuk ke altcoin tumbuh signifikan.

“Kita melihat para investor ini banyak yang melakukan trading sudah mulai advance dari sebelumnya masih pemula.”

Peminat investasi aset kripto terus bertumbuh dalam setahun terakhir. Data Kementerian Perdagangan per Mei lalu mencatat jumlah investor aset kripto di Indonesia menembus 6,5 juta orang, atau melebihi jumlah investor saham sebanyak 2,4 juta investor berdasarkan data KSEI.

Antusiasme tersebut didorong oleh generasi muda yang berbondong-bondong bertransaksi pada aplikasi investasi kripto setelah melihat lonjakan tajam harga aset kripto sejak kuartal IV 2020. Dari Januari hingga Juli 2021, misalnya, nilai Binance Coin telah berhasil tumbuh 757%. Di sisi lain, nilai Cardano dan Polkadot masing-masing telah meroket 644% dan 85%.

Angka tersebut jauh melampaui nilai Bitcoin yang hanya tumbuh 43% di periode yang sama. Kemudian, transaksi altcoin mengambil porsi 70% dari total volume transaksi di Indonesia saat puncak reli harga aset kripto terjadi awal tahun ini.

Disebutkan pengguna Pluang telah tembus di atas 1 juta orang, sementara Tokocrypto mencapai 900 ribu orang. Di antara pedagang aset kripto di Indonesia, Indodax menjadi terbesar dengan memiliki lebih dari empat juta pengguna.

Application Information Will Show Up Here