Chuwi LarkBox Adalah PC Mini Seukuran Kubus Rubik

Stick PC ala Intel Compute Stick bisa dibilang merupakan puncak dari upaya miniaturisasi komputer dalam satu dekade terakhir. Namun meski berukuran sangat kecil, stick PC terkadang bisa sedikit menyulitkan dalam hal penempatan, terutama jika sambungan HDMI monitor terletak di sisi belakang, dan monitornya sendiri diposisikan hampir dempet dengan tembok.

Bentuk yang memanjang dan konektor HDMI itulah sumber masalahnya. Alternatifnya mungkin adalah PC berwujud balok super-kecil seperti perangkat besutan Chuwi berikut ini. Meski tidak terlalu terkenal, Chuwi bukanlah nama asing di industri komputer, sebab perusahaan asal Tiongkok ini dari dulu memang hobi menciptakan beragam PC mini.

Dinamai Chuwi LarkBox, dimensinya (61 x 61 x 43 mm) kurang lebih sama seperti Kubus Rubik meski berbentuk balok, dengan bobot hanya 127 gram. Dengan ukuran sekecil itu, LarkBox sebenarnya mudah saja kita bawa-bawa selagi disimpan di dalam kantong jaket. Namun yang menjadi problem adalah, LarkBox datang bersama power adapter yang ukurannya bahkan lebih besar ketimbang unit komputernya itu sendiri.

Hal menarik lain dari fisiknya adalah, LarkBox dapat digantungkan ke dudukan VESA milik monitor jika mau, memunculkan kesan seakan-akan penggunanya sedang memakai PC all-in-one. Spesifikasinya pun cukup mumpuni berkat pemakaian prosesor quad-core Intel Celeron J4115, GPU terintegrasi Intel UHD Graphics 600 yang mendukung resolusi 4K, RAM LPDDR4 6 GB, dan storage eMMC 128 GB.

Chuwi LarkBox

Satu-satunya kelemahan LarkBox dari segi performa kalau menurut TechRadar yang berkesempatan mencobanya langsung adalah storage eMMC yang lambat. Meski begitu, dengan sedikit upaya ekstra, pengguna sebenarnya bisa membuka casing-nya dan menyematkan M.2 SSD. Terkait panas, LarkBox punya cukup banyak ventilasi sekaligus kipas pendingin, namun sayang kipasnya ini terkadang bisa agak berisik.

Kalau melihat ukurannya, konektivitas LarkBox terbilang cukup lengkap. Selain port USB-C sebagai colokan daya, terdapat sepasang port USB 3.0 biasa, port HDMI 2.0, slot microSD, dan headphone jack 3,5 mm. Wi-Fi AC dan Bluetooth 5.0 turut menjadi penawaran standar.

Chuwi LarkBox saat ini telah dipasarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo dengan harga paling murah 1.201 dolar Hong Kong (± Rp 2,2 juta) selama masa kampanye. Pengiriman produknya sendiri diestimasikan berlangsung mulai Agustus 2020.

MiniBook Ialah ‘Mobile Workstation’ Mungil Berdesain Convertible

Banyak orang masih membayangkan workstation sebagai alat komputasi berukuran besar untuk kebutuhan teknis atau ilmiah. Pandangan ini pelan-pelan berubah setelah versi mobile-nya bermunculan. Teknologi memungkinkan produsen memampatkan hardware-hardware berkinerja tinggi di perangkat berukuran mungil, termasuk laptop-laptop berdesain ultra-thin.

Sejak ide itu diajukan, rancangan dan penyajian mobile workstation tidak banyak berubah – kecuali pada tingkat ketipisan produk. Namun sebuah perusahaan asal Shenzhen bernama Chuwi mencoba sesuatu yang berbeda. Mereka mengajukan sebuah pertanyaan: bagaimana seandainya workstation tak cuma berukuran kecil, tapi juga dapat digunakan layaknya notebook convertible? Inilah dasar dari penggarapan MiniBook.

Sederhananya, MiniBook adalah mobile workstation berukuran saku (volumenya kurang lebih hanya seperempat laptop tradisional), sehingga memudahkan kita menyimpan dan membawa-bawanya. Aspek terunik dari desain MiniBook sendiri ialah kehadiran sepasang engsel putar 360 derajat, yang memungkinkan perangkat digunakan secara terbalik atau dalam mode tablet berkat dukungan layar sentuh.

“Lewat riset, kami menyadari bahwa perangkat ultra-mobile personal computer yang banyak tersedia di pasar masih menyimpan kekurangan,” tulis Chuwi di laman Indie Gogo, “hal inilah yang menginspirasi kami untuk mengembangkan MiniBook. Tujuannya adalah buat mengoptimalkan pengalaman penggunaan para user.”

MiniBook menyajikan layar sentuh seluas 8-inci dengan dimensi 20,1×12,8×1,9-sentimeter. Saat mengangkat layarnya, Anda disuguhkan keyboard berdesain padat dipadu tombol abjad lengkap. Desainer Chuwi tetap memerhatikan jarak antar tuts sehingga kegiatan mengetik tetap nyaman, sembari menawarkan opsi layout Inggris atau Jepang. Bagian display-nya mengusung rasio 16:10 dan menyajikan resolusi 1920x1200p.

MiniBook 2

Bagi saya, yang sedikit mengganjal adalah bagaimana Chuwi memasarkan MiniBook sebagai mobile workstation ketika pada nyatanya ia memiliki susunan hardware sekelas MacBook Air dan Surface Go.

Perangkat diotaki prosesor Intel Core m3-8100Y, juga ditopang chip grafis Intel HD 615, RAM 8GB LPDDR3 dual-channel, penyimpanan seluas 128GB, serta kamera 2Mp untuk kebutuhan teleconference. Selain itu, tersedia slot ekspansi yang memungkinkan kita menambahkan storage SSD M.2 dan kartu TF.

MiniBook 3

MiniBook juga punya aspek konektivitas yang lebih luas dari produk-produk kompetitor, dibekali satu port USB type-C, USB type-A 3.0 dan 2.0 serta microHDMI. Sebagai komparasi di sisi koneksi, keunggulan MacBook Air hanya terletak pada eksistensi Thunderbolt.

MiniBook 4

Rencananya akan didistribusikan mulai bulan September 2019, MiniBook bisa Anda pesan via situs crowdfunding  Indie Gogo seharga mulai US$ 530. Tersedia pula opsi alternatif yang lebih ekonomis lagi, memanfaatkan prosesor Intel Celeron N4100 seharga US$ 430. Perlu Anda ketahui bahwa Chuwi bukanlah pemain baru di ranah pembuatan laptop mini. Mereka pernah memproduksi beberapa tablet berbasis Windows ala Microsoft Surface.

Chuwi Kembali Luncurkan Tablet Windows 10 Mirip Surface Bernama CoreBook

Sampai di tahun 2017 ini, nama Chuwi mungkin masih terdengar asing di telinga Anda. Pabrikan asal Tiongkok ini sudah beberapa kali menelurkan kloningan perangkat-perangkat ternama, termasuk Chuwi SurBook, yang tanpa kita amati wujudnya saja sudah bisa diasumsikan sebagai pendompleng Microsoft Surface.

Namun mari kita lupakan sejenak hobi meniru Chuwi, lalu ganti membahas produk terbarunya, yakni CoreBook. Secara konsep, CoreBook memang masih seperti Surface, berwujud tablet dan datang bersama keyboard cover; hanya saja aksesori ini sekaligus berperan sebagai kickstand, dengan tingkat kemiringan maksimum 165 derajat.

Chuwi CoreBook

Kendati demikian, masih ada sejumlah perbedaan yang cukup mencolok. Utamanya lapisan luar layar kaca 2.5D yang melengkung di bagian ujung dan terlihat menyatu dengan bodi perangkat. Gaya desain semacam ini umum kita dapati di smartphone, tapi masih tergolong cukup langka untuk tablet.

Layarnya sendiri merupakan panel 13,3 inci beresolusi full-HD, dengan lapisan laminasi yang membantu mewujudkan display yang cerah sekaligus jernih karena tidak ada lagi celah di antara panel display dan lapisan kaca. Pemandangan yang tak kalah menarik adalah sebuah tombol di bagian bezel bawah layar.

Tombol ini rupanya juga berperan sebagai sensor sidik jari, yang lucunya, Chuwi sebut dengan istilah Touch ID. Mungkin penamaan ini didasari oleh keputusan Apple mengganti Touch ID dengan Face ID pada iPhone X. Kemungkinan lain, Chuwi masih belum bisa move on sepenuhnya dari hobi menirunya.

Chuwi CoreBook

Dibandingkan produk-produk Chuwi sebelumnya yang mengandalkan prosesor Intel seri Atom atau Celeron, CoreBook jauh lebih unggul karena mengemas prosesor Core m3-7Y30. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 6 GB dan kapasitas penyimpanan berbasis eMMC sebesar 128 GB.

Banderol harga dan jadwal perilisannya masih belum diketahui, sebab Chuwi berencana menawarkannya melalui situs crowdfunding Indiegogo dalam waktu dekat. Oh ya, perangkat ini sepertinya juga bakal datang bersama stylus dengan 1.024 tingkat pressure sensitivity.

Sumber: SlashGear dan Chuwi.

Chuwi HiBook, Tablet 2-in-1 ala Microsoft Surface dengan Dukungan OS Ganda

Anda mungkin tidak mengenal nama Chuwi, namun belakangan perusahaan asal Tiongkok ini sempat mencuri perhatian dengan merilis tablet Windows 10 murah meriah. Belum lama ini, Chuwi kembali melakukannya lewat Chuwi HiBook, sebuah tablet 2-in-1 ala Microsoft Surface yang datang bersama sebuah keyboard yang dapat dilepas-pasang.

Di balik bodi aluminiumnya yang hanya setebal 8,7 mm dan seberat 550 gram, tertanam prosesor quad-core Intel Atom X5-Z8300 1,84 GHz, RAM 4 GB dan storage internal sebesar 64 GB. Chuwi tak lupa menyematkan sepasang kamera pada HiBook: 5 megapixel di belakang dan 2 megapixel di depan.

Yang cukup menarik, Chuwi dapat menjalankan sistem operasi Windows 10 atau Android 5.1, dimana pengguna bisa memilihnya saat awal menyalakan perangkat. Praktisnya, saat Anda menggunakannya dalam mode tablet, Anda bisa memilih OS Android. Lalu saat Anda ingin lebih produktif, tinggal pilih OS Windows 10 dan tancapkan keyboard-nya.

Chuwi HiBook

Semua ini ditampilkan pada layar 10,1 inci beresolusi 1920 x 1200 pixel. HiBook mengusung baterai berkapasitas cukup besar, tepatnya 6.600 mAh. Konektivitasnya sendiri tergolong cukup lengkap, mencakup port USB-C, micro HDMI, micro USB dan slot microSD untuk ekspansi memori.

Namun bagian yang paling mengundang perhatian adalah harganya. Rencananya perangkat ini akan diluncurkan pada bulan April seharga $239 saja. Sayangnya belum ada yang bisa memastikan di negara mana saja ia akan dipasarkan selain di kampung halamannya sendiri.

Sumber: The Gadgets Freak dan IBTimes.