Google Singkap Android 12L, Varian Baru yang Dioptimalkan untuk Perangkat Berlayar Besar

Popularitas tablet Android meningkat pesat dalam dua tahun terakhir ini, terbukti dari semakin banyaknya brand yang ikut bermain di segmen tersebut, belum lagi tren perangkat foldable yang terus naik. Melihat tren seperti itu, Google pun menyingkap Android 12L, semacam varian khusus Android 12 yang secara spesifik dirancang untuk perangkat berlayar besar seperti tablet, foldable, maupun Chromebook.

Tujuan utama yang ingin dicapai Google melalui Android 12L adalah menghadirkan tampilan antarmuka yang lebih optimal di perangkat-perangkat berlayar besar, kurang lebih sama filosofinya seperti ketika Apple memecah iPadOS dari iOS.

Tidak tanggung-tanggung, mulai dari notifikasi, quick setting, lockscreen, home screen, sampai panel recent app dan beberapa bagian user interface (UI) lain di Android 12L telah dirombak supaya tampak lebih apik sekaligus lebih mudah dinavigasikan di layar besar.

Android 12L bahkan juga dibekali tampilan anyar untuk multitasking, dengan sebuah taskbar di bagian bawah guna memudahkan aktivasi mode split-screen via gestur drag and drop. Ya, semua aplikasi di Android 12L dipastikan dapat dibuka dalam tampilan split-screen.

Tentu saja agar Android 12L bisa benar-benar efektif, dibutuhkan partisipasi dari komunitas developer aplikasi pihak ketiga. Itulah mengapa Google juga menghimbau developer untuk memperbarui aplikasinya agar bisa beradaptasi dengan berbagai ukuran layar.

Untuk memudahkan, Google membagi ukurannya berdasarkan tiga kategori: Compact untuk smartphone, Medium untuk tablet kecil dan foldable, dan Expanded untuk tablet besar beserta laptop. Idealnya, aplikasi yang telah diperbarui bisa berubah sendiri tampilannya mengikuti ukuran dan orientasi layar.

Versi preview Android 12L saat ini sudah tersedia buat kalangan developer, tapi versi finalnya sendiri baru akan dirilis di awal tahun 2022, bersamaan dengan deretan tablet dan foldable gelombang berikutnya. Apakah kehadiran Android 12L merupakan pertanda Google akan merilis ponsel foldable-nya sendiri?

Sumber: GSM Arena.

Nokia T20 Resmi Diperkenalkan, Tablet Android Pertama dari HMD Global dengan Harga Terjangkau

Rumor dan bocorannya sempat berseliweran di internet beberapa waktu lalu, tablet Nokia T20 akhirnya resmi diperkenalkan oleh HMD Global. Perangkat ini sekaligus menandai debut perdana HMD di kategori selain smartphone. Meski begitu, T20 bukanlah tablet pertama yang mengusung nama Nokia.

Kenapa tablet dan kenapa baru sekarang? Berdasarkan penjelasan Adam Ferguson, Global Head of Product Marketing HMD, dalam acara virtual yang saya ikuti pekan lalu, perubahan tren pasar menjadi motivasi utama mereka untuk ikut terjun ke segmen tablet.

Mengutip data yang dilaporkan oleh IDC, Adam menjelaskan bahwa untuk pertama kalinya sejak tahun 2014, pertumbuhan di pasar tablet akhirnya mengalami kenaikan pada tahun kemarin. Seperti yang sudah kita alami sendiri, tren bekerja dari rumah dan sekolah online memang memaksa sebagian besar dari kita untuk membeli laptop atau tablet baru demi kelancaran aktivitas sehari-hari.

Nokia T20 hadir membawa spesifikasi ala tablet kelas entry-level. Ia ditenagai chipset octa-core Unisoc T610 dengan pilihan RAM berkapasitas 3 GB atau 4 GB. HMD menawarkan dua opsi penyimpanan internal: 32 GB atau 64 GB, dan kedua varian sama-sama mendukung ekspansi storage via kartu microSD dengan kapasitas maksimum 512 GB.

T20 mempunyai layar 10,4 inci dengan resolusi 2000 x 1200. Tingkat kecerahan maksimum layarnya mencapai angka 400 nit, dan panelnya juga sudah mengantongi sertifikasi low blue light dari SGS demi menjaga kenyamanan mata penggunanya. HMD tak lupa membekali T20 dengan kamera depan 5 megapiksel dan kamera belakang 8 megapiksel.

Untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna selama pandemi, T20 datang mengusung mikrofon ganda dengan AI noise reduction dan speaker stereo berteknologi OZO Playback Panorama untuk memastikan pengguna bisa terdengar dan mendengar secara jelas. Colokan headphone tetap tersedia sehingga pengguna tak harus menggunakan Bluetooth jika perlu.

Satu hal yang sangat dibanggakan oleh HMD adalah perihal kapasitas baterai. Di kelas ini, mereka percaya kapasitas 8.200 mAh milik T20 adalah yang terbesar. Sebagai perbandingan, Samsung Galaxy Tab A7 Lite yang juga duduk di kelas entry-level memiliki baterai 5.100 mAh.

Dalam posisi baterainya terisi penuh, T20 dapat digunakan untuk browsing selama 15 jam, streaming video selama 10 jam, atau conference call selama 7 jam. Selain besar, baterai milik T20 juga mendukung fast charging 15 W via USB-C.

Seperti yang sudah menjadi strategi HMD selama ini, Nokia T20 tak hanya menyasar kalangan konsumen rumahan saja, melainkan juga kalangan enterprise. Menurut HMD, Nokia T20 merupakan tablet pertama yang mengusung sertifikasi Android Enterprise Recommended dari Google.

Tipikal HMD, Nokia T20 juga dipastikan bakal menerima pembaruan sistem operasi selama dua tahun, serta security update secara rutin setiap bulannya selama tiga tahun. OS yang digunakan sendiri adalah Android 11, dan HMD tidak lupa menyematkan integrasi Google Kids Space demi mengakomodasi kebutuhan pengguna anak-anak.

Secara fisik, Nokia T20 mengadopsi desain minimalis khas Skandinavia. Struktur bodinya terbuat dari bahan aluminium, dengan bobot di kisaran 465 gram. Perangkat diklaim tahan debu dan tetesan air dengan sertifikasi IP52.

Rencananya, Nokia T20 akan dijual dengan banderol mulai 199 euro (± 3,3 jutaan rupiah), tapi sejauh ini masih belum ada informasi mengenai harga dan ketersediaannya di pasar tanah air. Untuk aksesorinya, HMD bakal menawarkan dua macam rugged case (satu biasa, satu dengan flip cover/stand), serta TWS Nokia Micro Earbuds Pro.

5 Tablet dengan Stylus untuk WFH dan SFH yang Bisa Dibeli di Indonesia

Setipis dan seringan apapun sebuah laptop, tentu tidak akan bisa menyamai portabilitas yang ditawarkan sebuah tablet. Kecuali Anda betul-betul sering mengetik, menggunakan tablet selama WFH atau SFH semestinya bakal terasa lebih praktis.

Apalagi jika ternyata Anda lebih suka corat-coret menggunakan tangan, kombinasi tablet dan stylus bakal terdengar lebih masuk akal ketimbang laptop. Kabar baiknya, konsumen kini punya semakin banyak opsi tablet plus stylus di pasaran.

Di artikel ini, saya telah merangkum lima tablet dengan stylus untuk WFH dan SFH yang dapat dibeli di Indonesia. Pada beberapa model, stylus-nya harus dibeli secara terpisah.

1. Samsung Galaxy Tab S7 FE 5G

Bagi yang memiliki modal 9,5 juta rupiah, Anda bisa melirik tablet besutan Samsung yang satu ini. Paket penjualannya sudah mencakup sebuah stylus, dan stylus-nya pun bukan sembarangan, melainkan yang memiliki 4.096 tingkatan sensitivitas tekanan dan latensi kurang dari 30 milidetik. Saat sedang tidak digunakan, stylus-nya dapat ditempelkan secara magnetis ke sisi belakang tablet demi memudahkan penyimpanan.

Tab S7 FE mengemas layar 12,4 inci dengan resolusi 2560 x 1600. Performanya ditunjang oleh chipset Qualcomm Snapdragon 750G, RAM 6 GB, serta penyimpanan internal sebesar 128 GB (plus slot kartu microSD). Di angka 10.090 mAh, kapasitas baterainya tergolong cukup besar. Semuanya dikemas dalam bodi setipis 6,3 mm dan seringan 608 gram.

Link pembelian: Samsung Galaxy Tab S7 FE 5G

2. Huawei MatePad 11

Baru dirilis pada bulan Agustus kemarin, Huawei MatePad 11 menawarkan keseimbangan yang apik antara harga dan spesifikasi. Dengan banderol hanya Rp7.299.000, ia sudah bisa menawarkan performa sekelas smartphone flagship berkat penggunaan chipset Snapdragon 865, tidak ketinggalan pula layar dengan refresh rate 120 Hz.

Layarnya sendiri merupakan panel IPS 10,95 inci dengan resolusi 2560 x 1600. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 6 GB, storage internal 128 GB (plus slot microSD), serta baterai 7.250 mAh. Fisiknya tercatat memiliki tebal 7,25 mm dan berat cuma 485 gram. Sayang, stylus-nya harus ditebus secara terpisah seharga Rp1.299.000.

Link pembelian: Huawei MatePad 11 dan Huawei M-Pencil 2nd Gen

3. Xiaomi Pad 5

Paling gres di antara yang lain, Xiaomi Pad 5 juga merupakan yang paling agresif soal harga (tipikal Xiaomi). Tablet ini akan segera dijual dengan harga cuma Rp4.999.000, tapi spesifikasinya sudah mencakup chipset Snapdragon 860 yang terbukti kencang, plus layar 120 Hz. Untuk panelnya, Xiaomi menggunakan jenis IPS dengan ukuran 11 inci dan resolusi 2560 x 1600.

Xiaomi Pad 5 datang membawa RAM 6 GB, kapasitas penyimpanan internal sebesar 256 GB (tanpa slot microSD), dan baterai 8.720 mAh. Tebal bodinya cuma 6,85 mm, dan bobotnya 511 gram. Sesuai kriteria, Xiaomi Pad 5 juga didampingi sebuah stylus, akan tetapi stylus-nya ini Xiaomi jual secara terpisah, dan sejauh ini belum ada info seputar harganya. Satu hal yang pasti, stylus tersebut dapat ditempelkan secara magnetis ke samping tablet untuk disimpan sekaligus di-charge.

Link pembelian: Xiaomi Pad 5

4. Apple iPad generasi ke-9

Pembahasan mengenai tablet tidak akan lengkap tanpa menyinggung iPad, dan kebetulan Apple baru saja merilis generasi terbarunya. iPad generasi ke-9 ini memang belum masuk secara resmi ke pasar Indonesia, tapi yang pasti ia nanti bakal jadi opsi termurah dari seluruh lineup iPad yang tersedia. Jadi alangkah bijaknya apabila Anda menunggu sampai versi yang terbaru hadir ketimbang membeli yang lama. Dengan banderol mulai $329, iPad generasi ke-9 semestinya akan dijual di kisaran 5-6 jutaan rupiah.

Seperti generasi sebelumnya, iPad terbaru ini hadir dengan layar IPS 10,2 inci dengan resolusi 2160 x 1620. Yang berbeda, performanya kini lebih gegas berkat chip A13 Bionic, dan varian termurahnya kini hadir dengan penyimpanan 64 GB ketimbang 32 GB. Juga tidak berubah adalah kompatibilitas dengan Apple Pencil, tapi cuma generasi yang pertama yang dihargai Rp1.999.000.

5. Lenovo Yoga Duet 7i

Bagi yang tidak bisa lepas dari ekosistem Windows — mungkin karena aplikasi yang dipakai bekerja cuma tersedia di perangkat desktop — maka Lenovo Yoga Duet 7i bisa jadi pilihan. Perangkat ini merupakan sebuah tablet tulen, sebab ketimbang mengandalkan engsel 360 derajat, layarnya memang bisa dicopot dari keyboard-nya. Panel yang digunakan adalah IPS 13 inci dengan resolusi 2160 x 1350.

Dapur pacunya mencakup prosesor terbaru Intel Core i7-1165G7 dengan 4-core dan 8-thread, serta GPU Intel Iris Xe yang mumpuni. RAM 16 GB melengkapi spesifikasinya, demikian pula SSD NVMe berkapasitas 1 TB. Storage-nya masih bisa ditambah lagi dengan menjejalkan kartu microSD, tapi RAM-nya tidak bisa ditambah.

Di harga Rp21.499.000, perangkat ini jelas tidak murah, tapi ia merupakan opsi ideal bagi pengguna yang mendambakan pengalaman persis laptop dalam wujud tablet, apalagi mengingat paket penjualannya sudah mencakup sebuah stylus. Sebenarnya ada varian yang lebih murah (selisih 3,6 juta rupiah), tapi berhubung RAM-nya disolder dan tidak bisa ditambah, saya lebih menyarankan varian teratasnya ini.

Link pembelian: Lenovo Yoga Duet 7i

[Review] Huawei MatePad, Teman WFH untuk Bekerja dan Belajar

Bulan Juli lalu bersama Nova 7, Huawei Indonesia meluncurkan tablet kelas menengah bernama MatePad. Meski dibanderol terjangkau, tablet yang dijual Rp4.299.000 ini kaya akan fitur dan mengusung spesifikasi yang lumayan mumpuni.

Kalau dipasang dengan aksesori Huawei Smart Keyboard atau papan ketik Bluetooth lainnya, MatePad pun dapat bertransformasi dari perangkat multimedia menjadi penunjang produktivitas atau belajar di rumah sebagai laptop replacement. Ditambah ukuran layar 10,4 inci yang memang lapang, jadi leluasa untuk multitasking. Bila ingin tahu lebih banyak, berikut review Huawei MatePad selengkapnya.

Desain

Review-Huawei-MatePad-10.4-2

Dari sisi desain, tablet ini tampil simpel dan minimalis dalam desain FullView Display. Bagian depan didominasi oleh panel IPS berukuran 10,4 inci beresolusi 1200×2000 piksel dengan bezel layar 7,9 mm yang tak begitu tipis tetapi juga tidak terlalu tebal.

Huawei tampaknya merancang MatePad agar lebih nyaman digunakan dalam posisi lanskap, terlihat dari kamera depan yang diletakkan di bezel layar sebelah kanan dan bukan di atas. Kamera depannya ini beresolusi 8MP dan letaknya di tengah sehingga cocok digunakan untuk aktivitas video conference.

Review-Huawei-MatePad-10.4-3

Bicara soal build quality menurut saya mantap, kerangka dan punggungnya terbuat dari material aluminium dengan finishing matte dalam balutan warna klasik midnight grey. Untuk menghindari baret, sebaiknya pakai aksesori flip cover dalam penggunaan sehari-hari.

Hadir dengan dimensi 245,2x155mm dan ketebalan 7,4 mm, sebagai tablet 10,4 inci ukurannya relatif ramping dan gampang ditenteng. Bobotnya juga lumayan ringan di angka 450 gram sehingga gampang ditangani pakai dua tangan.

Review-Huawei-MatePad-10.4-4

Ada beberapa aksesori yang menurut saya penting untuk mengoptimalkan MatePad yaitu Huawei Smart Keyboard khusus untuk MatePad yang harganya cukup murah yaitu Rp699.000. Opsi lain Anda bisa membeli keyboard Bluetooth buatan pihak ketiga. Sayangnya, meski mendukung Huawei M-Pencil tetapi tidak disertakan dalam paket penjualan.

Untuk keperluan multimedia, MatePad dilengkapi dengan empat speaker dan sistem suara quad-channel, masing-masing dua buah di sisi atas dan bawah. Dengan stereo Histen 6.0 3D dan diracik oleh Harman Kardon, nonton video atau main game jadi terasa lebih seru.

Kelengkapan lainnya, tombol power ada di sisi atas dan port USB Type-C di bawah. Tombol volume di samping kanan bersama empat unit mikrofon dengan fitur pengurangan kebisingan dan slot microSD di sisi kirinya. Sementara, di bagian belakang ada kamera 8MP yang dibingkai hitam beserta LED flash dan mikrofon sekunder.

Antarmuka EMUI 10.1 

Review-Huawei-MatePad-10.4-5

MatePad merupakan tablet Android 10 dengan EMUI 10.1, tampilannya persis sama seperti EMUI yang ada di smartphone Huawei, tidak ada antarmuka khusus agar dengan pengalaman seperti menggunakan dekstop. Perlu diingat, MatePad tidak memiliki dukungan Google Mobile Service melainkan menggunakan layanan Huawei Mobile Services.

Sebetulnya Anda tak perlu khawatir akan ketersediaan aplikasi, karena aplikasi umum yang Anda butuhkan mungkin sudah tersedia di toko aplikasi AppGallery. Kalaupun tidak ada, Anda bisa menggunakan Petal Search yang Huawei sediakan untuk memudahkan mendapatkan aplikasi, tetapi ada kemungkinan aplikasi tertentu tidak optimal atau tidak bisa digunakan.

Seperti yang saya bilang di awal, MatePad dilengkapi banyak fitur bawaan yang siap mengakomodasi kegiatan bekerja hingga belajar dari rumah selama masa pandemi. Mulai dari Multi-Window untuk menjajarkan dua aplikasi secara bersamaan dan mendukung perpindahan file dari satu ke yang lain lewat mekanisme drag-and-drop. Lalu, App Multiplier yang memungkinkan satu aplikasi untuk dipecah tampilannya menjadi dua.

Fitur lain, seperti mode eBook baru yang dengan cerdas menyesuaikan kontras dan kecerahan sehingga bisa lebih nyaman dipakai untuk membaca. Layar MatePad juga sudah bersertifikat Low Blue Light dari TUV Rheinland yang mengurangi cahaya biru dan memiliki fungsi pengingat posisi duduk serta jarak pandang. Sementara untuk anak-anak, MatePad hadir membawa fitur Kids Corner yang memungkinkan orang tua untuk membatasi akses ke berbagai aplikasi.

Hardware

Screenshot_20201013_125710_com.primatelabs.geekbench5

Huawei MatePad mengandalkan chipset kelas menengah HiSilicon Kirin 810, SoC 7nm ini mengemas CPU octa-core yang terdiri dari dua inti Cortex-A76 2,27 GHz dan enam inti Cortex-A55 1,88 Ghz. Bersama GPU Mali-G52 dengan teknologi GPU Turbo 3.0 yang bisa meningkatkan performa olah grafisnya saat dibutuhkan, serta RAM 4GB dan penyimpanan internal 64GB yang bisa diperluas lewat penggunaan microSD.

Walaupun bukan chipset flagship, performa Kirin 810 mencukupi untuk penggunaan umum. Sebut saja seperti mengetik, browsing, meeting virtual, akses media sosial, nonton video, main game, hingga multitasking dengan tugas sehari-hari lainnya. Sebagai gambaran, hasil benchmark Geekbench 5 untuk Huawei MatePad mencetak angka 588 single-core dan 1554 multi-core.

Tentu saja, kelebihan menggunakan tablet ialah daya tahan baterainya. Dengan kapasitas 7250 mAh, MatePad sanggup bertahan sampai 12 jam non-stop saat dipakai untuk menonton video 1080p atau browsing dalam sekali pengisian. Sayangnya MatePad tidak dibekali dengan pengisian cepat dan membutuhkan waktu sekitar 3,8 jam hingga penuh menggunakan adaptor 10 W bawaannya

Verdict

Review-Huawei-MatePad-10.4-6

Dengan mengeluarkan total Rp5 juta, dengan rincian untuk MatePad seharga Rp4,3 juta dan Huawei Smart Keyboard Rp700.000. Setelah menimbang segala fitur dan spesifikasinya, bisa disimpulkan bahwa Huawei MatePad punya nilai yang melebihi harganya dan dapat digunakan sebagai pengganti laptop dan teman saat work from home.

Harga yang sangat kompetitif ini juga membuat MatePad lebih relevan di kalangan pelajar untuk mengakomodasi kegiatan belajar online di rumah. Karena fitur-fiturnya ramah dengan anak-anak, MatePad juga sangat cocok dijadikan sebagai tablet keluarga.

Sparks

  • Layar IPS 10.4 yang lapang
  • Empat speaker diracik Harman Kardon yang imersif
  • Chipset Kirin 810 yang cukup powerful
  • Harga kompetitif

Slacks

  • Tanpa layanan GMS
  • Huawei Smart Keyboard harus dibeli secara terpisah
  • Begitu juga dengan aksesori stylus Huawei M-Pencil

Disiapkan untuk Kalangan Pelajar, Huawei MatePad Tawarkan Nilai yang Melampaui Harga Jualnya

Juli kemarin, Huawei Indonesia meluncurkan sebuah tablet kelas menengah yang sangat menarik bernama Huawei MatePad. Menarik karena setelah ditilik lebih jauh, tablet ini menawarkan nilai yang bisa dibilang melampaui banderol harganya yang terjangkau.

Dengan harga jual mulai Rp4.299.000, MatePad datang membawa spesifikasi yang mumpuni. Layar IPS-nya besar dengan bentang diagonal 10,4 inci, dan resolusinya pun cukup tinggi di angka 2000 x 1200 pixel. Meski demikian, dimensinya secara keseluruhan masih tergolong ringkas berkat bezel setipis 7,9 mm.

Lebih lanjut, tebal perangkat tercatat cuma 7,35 mm, dan bobotnya pun tidak melebihi angka 450 gram. Di baliknya, Huawei telah menanamkan chipset Kirin 810 sebagai otaknya, tidak ketinggalan juga RAM sebesar 4 GB atau 6 GB, serta pilihan storage internal dengan kapasitas 64 atau 128 GB (plus slot microSD untuk ekspansi).

Melengkapi spesifikasinya adalah baterai dengan kapasitas 7.250 mAh. Dalam sekali pengisian, MatePad bisa bertahan sampai 12 jam non-stop saat dipakai untuk menonton video 1080p atau browsing. Charging-nya sendiri membutuhkan waktu sekitar 3,8 jam hingga penuh menggunakan adaptor 10 W bawaannya.

Dengan bekal seperti itu, MatePad sangat bisa diandalkan untuk keperluan multimedia, apalagi mengingat keempat speaker-nya diracik dengan bantuan para ahli dari Harman-Kardon. Namun itu bukan satu-satunya kegunaan tablet ini, sebab ia juga dirancang untuk menjadi alat bantu yang sangat efektif untuk mengakomodasi kegiatan belajar dari rumah selama masa pandemi seperti sekarang.

Hal itu diwujudkan oleh fitur-fitur pintar yang terdapat pada sistem operasinya: EMUI 10.1 yang menggunakan Android 10 sebagai basisnya. Saya akan coba bahas beberapa fiturnya, dimulai dari yang paling berguna, yaitu Multi-Window. Fitur ini tak cuma memungkinkan pengguna untuk menjajarkan dua aplikasi saja, tapi juga memungkinkan perpindahan file dari satu ke yang lain via mekanisme drag-and-drop.

Lebih istimewa lagi, Multi-Window juga dapat dipadukan dengan Huawei Share bagi yang menggunakan smartphone Huawei. Jadi tanpa perlu melewati proses yang rumit, semua isi smartphone dapat langsung diakses dari layar tablet, dan lagi-lagi memindah file secara drag-and-drop juga dimungkinkan di sini.

Tidak kalah menarik adalah fitur bernama App Multiplier. Jadi ketimbang membuka dua aplikasi yang berbeda, fitur ini memungkinkan satu aplikasi untuk dipecah tampilannya menjadi dua, sangat berguna ketika, misalnya, hendak menonton video materi pelajaran sekaligus membaca deskripsi videonya.

Fitur lain, seperti eBook Mode, akan mengubah tingkat kontras dan kecerahan layar agar menyerupai layar e-ink, sehingga bisa lebih nyaman dipakai untuk membaca. Bicara soal nyaman atau tidak, kebetulan layar milik MatePad juga sudah lulus uji sertifikasi Low Blue Light dari TUV Rheinland.

Untuk keperluan membuat catatan atau menggambar, pengguna MatePad bisa memakai stylus Huawei M-Pencil yang dijual secara terpisah. Stylus sepanjang 16 cm ini tidak sembarangan, sebab latency-nya diyakini kurang dari 20 milidetik jika dipakai bersama aplikasi Huawei Memo, serta mampu mengenali 4.096 tingkat tekanan yang berbeda.

Lalu untuk pelajar yang berusia lebih mudah lagi, alias anak-anak, MatePad hadir membawa fitur Kids Corner yang cukup inovatif. Salah satu yang jadi favorit saya mungkin adalah bagaimana perangkat bisa memberikan notifikasi pop-up ketika anak-anak menatap layar dari jarak yang terlalu dekat. Layar pun otomatis akan dikunci sampai sang anak mundur ke jarak yang disarankan.

Tentu saja Kids Corner juga memungkinkan orang tua untuk membatasi akses ke berbagai aplikasi. Jadi kalau memang perlu menetapkan durasi maksimum untuk aplikasi hiburan, silakan saja, tapi di saat yang sama mereka juga bisa membuat pengecualian untuk aplikasi-aplikasi yang memang didesain untuk memfasilitasi pembelajaran, sehingga sesi belajar anak-anak tidak akan terganggu sedikit pun.

Guna memaksimalkan pengalaman gadget melalui HUAWEI MatePad, kita tidak perlu khawatir akan ketersediaan aplikasi penunjang kegiatan. Seluruh aplikasi yang dibutuhkan bisa langsung diunduh melalui HUAWEI AppGallery. Apabila ada aplikasi yang belum tersedia, pengguna bisa menggunakan Petal Search yang Huawei sediakan untuk memudahkan pengguna mendapatkan dan mengunduh aplikasi kesayangan. Caranya sangat mudah, hanya tinggal mengetik nama aplikasi yang diinginkan dalam fitur Petal Search, dan aplikasi akan muncul untuk siap diunduh.

Sekali lagi seperti yang saya bilang, setelah menimbang segala fiturnya, bisa disimpulkan bahwa Huawei MatePad punya nilai yang lebih dari Rp4.299.000. Huawei sengaja mematok harga yang sangat kompetitif supaya MatePad bisa lebih relevan di kalangan pelajar, dan timing peluncuran di masa pandemi tentu bukanlah suatu kebetulan.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Huawei.

TCL Luncurkan Dua Tablet Android, TWS, Smartwatch, dan Teknologi Display ala E-Ink

2020 merupakan tahun yang sangat penting bagi TCL. Alasannya bukan karena pandemi, melainkan karena ini merupakan tahun pertama mereka menjual smartphone di bawah namanya sendiri, dan mereka terus memperluas portofolio perangkat mobile-nya sampai ke ranah tablet.

Bukan cuma satu, melainkan dua tablet Android sekaligus, yaitu TCL 10 TABMAX dan TCL 10 TABMID. Dilihat sepintas, TABMAX langsung kelihatan lebih menarik berkat bezel tipis yang mengitari layarnya. Layarnya sendiri merupakan panel IPS 10,36 inci dengan resolusi 2000 x 1200 pixel, dan tebal perangkatnya tidak lebih dari 7,65 mm.

Perihal spesifikasi, entah kenapa TCL enggan menyebut chipset yang digunakan TABMAX. Namun bisa dipastikan spesifikasinya tidak setinggi Samsung Galaxy Tab S7, sebab RAM yang diusung cuma 4 GB. Storage internalnya sendiri punya kapasitas 64 GB, dan TABMAX turut mengemas slot microSD untuk ekspansi.

Guna menunjang kebutuhan pengguna di kala pandemi, TCL tidak lupa menyematkan sepasang speaker dan sepasang mikrofon pada TABMAX. Perangkat dibekali kamera depan 8 megapixel dan kamera belakang 13 megapixel, sedangkan baterainya punya kapasitas sebesar 8.000 mAh serta mendukung pengisian dengan output 18 W.

TCL 10 TABMID / TCL
TCL 10 TABMID / TCL

Beralih ke TABMID, bisa kita lihat bahwa ukuran layarnya lebih kecil tapi bezel-nya lebih tebal. Meski demikian, panel berukuran 8 inci yang dipakai tetap panel IPS dengan resolusi FHD. Bodinya juga sedikit lebih tebal di angka 8,55 mm.

Untuk spesifikasinya, TABMID mengusung chipset Qualcomm Snapdragon 665, RAM 4 GB, dan storage internal 64 GB (plus slot microSD). Kapasitas baterainya lebih kecil di angka 5.500 mAh, akan tetapi sama-sama mendukung charging 18 W. Kamera depan dan belakangnya masing-masing mempunyai resolusi 5 megapixel dan 8 megapixel.

Rencananya, kedua tablet ini akan dipasarkan mulai kuartal ke-4 tahun ini juga. TCL 10 TABMAX dihargai 249 euro atau 299 euro, tergantung apakah konsumen memilih varian Wi-Fi only atau yang juga mendukung jaringan LTE, sedangkan TABMID dengan Wi-Fi + LTE dibanderol 229 euro.

TCL MOVEAUDIO S200 dan TCL MOVETIME

TCL MOVEAUDIO S200 / TCL
TCL MOVEAUDIO S200 / TCL

Selain dua tablet di atas, TCL juga memperkenalkan sebuah true wireless earphone bernama MOVEAUDIO S200 dan smartwatch MOVETIME. Untuk earphone-nya, bisa kita lihat bahwa desain yang diadopsi adalah desain bertangkai ala AirPods, dan eartip-nya juga sama-sama ‘telanjang’.

TCL mengklaim fisiknya tahan air dan debu dengan sertifikasi IP54, dan mereka juga sudah menanamkan empat buah mikrofon untuk mendampingi sepasang driver 12 mm-nya. Juga menarik adalah dukungan fitur Google Fast Pair 2.0 pada perangkat berkonektivitas Bluetooth 5.0 ini.

Dalam satu kali charge, baterainya diyakini tahan sampai 3,5 jam pemakaian, atau total 23 jam jika dipadukan bersama charging case-nya. Kontrol sentuh juga menjadi salah satu nilai jual dari perangkat seharga 99 euro ini.

TCL MOVETIME / TCL
TCL MOVETIME / TCL

Beralih ke MOVETIME, perangkat ini bukanlah sembarang smartwatch, melainkan yang TCL rancang secara spesifik untuk kaum lansia. Itu berarti selain mengemas tampilan software yang lebih besar dari biasanya, MOVETIME juga dilengkapi fitur automatic fall detection ala Apple Watch.

Secara teknis, MOVETIME ditenagai layar AMOLED 1,41 inci dengan resolusi 320 x 360 pixel. Chipset yang digunakan adalah Qualcomm Snapdragon Wear 2500, lengkap beserta RAM 512 MB dan storage 4 GB. Perangkat tahan air dengan sertifikasi IP67, sedangkan baterainya diklaim tahan sampai 2 hari pemakaian normal.

Fitur-fitur yang ditawarkan terbilang lengkap, mulai dari heart-rate monitoring, sleep monitoring, sampai konektivitas LTE. TCL rencananya akan memasarkan smartwatch ini seharga 229 euro.

TCL NXTPAPER

TCL NXTPAPER / TCL
TCL NXTPAPER / TCL

Dalam kesempatan yang sama, TCL turut menyingkap teknologi display baru yang sangat menarik bernama NXTPAPER. Namanya mungkin sudah bisa mengindikasikan bahwa teknologi ini dirancang untuk menjadi alternatif terhadap teknologi e-paper, atau yang juga dikenal dengan istilah e-ink.

Benar saja, TCL mengklaim NXTPAPER punya banyak keunggulan jika dibandingkan dengan teknologi e-ink tradisional. Yang paling utama, tingkat kontras NXTPAPER diklaim 25% lebih baik ketimbang e-ink. Resolusinya (FHD) juga semestinya lebih tinggi daripada e-ink versi berwarna yang sejauh ini memang belum benar-benar matang.

Lebih lanjut, NXTPAPER diyakini punya refresh rate yang jauh lebih tinggi daripada e-ink. TCL memang tidak bilang persisnya berapa Hz, tapi yang pasti cukup untuk memutar video secara mulus. E-ink tradisional di sisi lain terlalu rendah refresh rate-nya untuk bisa memutar video dengan lancar.

Jadi kalau secara karakteristik, NXTPAPER memang lebih mirip layar e-ink ketimbang layar LCD. NXTPAPER tidak perlu mengandalkan backlight, sehingga tidak kaget kalau TCL mengklaim konsumsi dayanya 65% lebih irit daripada LCD. Lebih lanjut, tebal panelnya pun juga 36% lebih tipis daripada modul LCD secara menyeluruh yang harus mencakup backlight.

TCL sejauh ini belum bilang kapan NXTPAPER bisa diimplementasikan ke perangkat yang dijual secara luas. Satu hal yang pasti, perangkatnya bukan smartphone, sebab NXTPAPER memang disiapkan untuk perangkat berlayar besar seperti tablet.

Sumber: Android Central dan TCL.

Lenovo Luncurkan Dua Tablet Android Baru, Tab P11 Pro dan Tab M10 HD Gen 2

Selain memperkenalkan Yoga 9i dan Yoga Slim 9i, Lenovo turut menyingkap dua tablet Android baru, yakni Lenovo Tab P11 Pro dan Tab M10 HD Gen 2. Kita awali dari Tab P11 Pro dulu, yang di atas kertas bisa menjadi alternatif yang cukup menarik terhadap iPad Pro maupun Samsung Galaxy Tab S7 yang dirilis baru-baru ini.

Nilai jual utama Tab P11 Pro terletak pada layarnya: OLED 11,5 inci dengan resolusi 2560 x 1600 pixel, lengkap beserta dukungan HDR10 maupun Dolby Vision. Bezel yang mengitarinya cukup tipis di angka 6,9 mm, sayang refresh rate layarnya masih standar, alias cuma 60 Hz. Tanpa harus terkejut, layarnya kompatibel dengan stylus opsional Lenovo Precision Pen 2.

Guna semakin menyempurnakan pengalaman multimedia yang didapat konsumen, Lenovo turut melengkapi Tab P11 Pro dengan empat buah speaker JBL yang mendukung teknologi Dolby Atmos. Semua itu dikemas dalam rangka aluminium unibody dengan tebal cuma 5,8 mm dan bobot 485 gram.

Tepat di atas layarnya (dalam orientasi landscape), ada sepasang kamera 8 megapixel yang mendukung teknologi pengenal wajah. Fungsinya selain untuk mewujudkan fitur face unlock, juga untuk membuat background jadi kabur saat pengguna memakai perangkat untuk video call. Di samping face unlock, pengguna juga bisa memanfaatkan sensor sidik jari yang tertanam pada tombol power milik Tab P11 Pro.

Beralih ke belakang, pengguna bakal menjumpai dua kamera ekstra, yakni kamera utama 13 megapixel dan kamera ultra-wide 5 megapixel. Performanya sendiri ditunjang oleh Qualcomm Snapdragon 730G, chipset yang sama persis seperti yang terdapat pada Google Pixel 4a. Konfigurasi RAM dan storage-nya sendiri ada dua: 4 GB + 128 GB, atau 6 GB + 128 GB, semuanya dengan slot microSD untuk ekspansi. Baterainya tercatat memiliki kapasitas sebesar 8.600 mAh.

Perangkat ini rencananya akan dijual seharga $499 di Amerika Serikat mulai bulan November mendatang. Lenovo juga menyediakan bundel lengkap bersama aksesori berupa stylus, keyboard, dan folio cover dengan kickstand terintegrasi seharga $600. Satu poin yang cukup menarik adalah, ketika keyboard-nya disambungkan, tampilan software-nya akan diubah secara otomatis menjadi mirip perangkat desktop.

Lenovo Tab M10 HD Gen 2

Tablet yang kedua ini lebih ditujukan buat anak-anak, terutama di saat mereka harus belajar dari rumah seperti sekarang. Itulah mengapa spesifikasinya terkesan biasa-biasa saja, dengan chipset MediaTek P22T dan pilihan RAM + storage antara 2 + 32 GB atau 4 + 64 GB (plus slot microSD).

Layar IPS-nya punya bentang diagonal 10,1 inci dan resolusi 1280 x 800 pixel. Dua unit speaker dan dua unit mikrofon telah disiapkan untuk memantapkan fungsinya sebagai alat bantu belajar. Namun kelebihan utamanya tersimpan pada software-nya; Tab M10 HD Gen 2 adalah salah satu tablet Android pertama yang dilengkapi mode baru racikan Google bernama Kids Space.

Jadi ketimbang menghadapkan anak-anak dengan tampilan Android seperti pada umumnya, Kids Space akan menyajikan tampilan yang lebih optimal buat keperluan bermain sekaligus belajar. Anak-anak bisa menciptakan karakternya sendiri, lalu berinteraksi dengan beragam konten (aplikasi, buku, video) yang menarik berdasarkan minat dan bakatnya masing-masing.

Dari perspektif sederhana, Kids Space dapat dilihat sebagai versi lebih advanced dan lebih permanen dari mode anak-anak biasa. Orang tua tidak perlu khawatir anak-anak mengunduh aplikasi yang aneh-aneh, sebab katalognya sudah dikurasi dan divalidasi oleh komunitas guru.

Koleksi videonya pun berasal dari YouTube Kids, dan Google juga sudah menyiapkan lebih dari 400 buku yang bisa dibaca secara cuma-cuma, dan ini baru buku-buku dari pasar Amerika saja. Semuanya tanpa melupakan fitur-fitur standar macam parental control yang merinci. Perangkat ini kabarnya akan dijual pada bulan September ini juga dengan harga mulai $130.

Sumber: The Verge dan Lenovo.

Huawei Umumkan MatePad Pro, Pesaing iPad Pro dengan Layar Hole-Punch

Huawei punya tablet baru untuk menantang iPad Pro. Namanya MatePad Pro, dan sepintas ia memang kelihatan begitu mirip seperti tablet bikinan Apple tersebut, mulai dari bezel tipis yang mengitari layarnya, sampai dengan tonjolan kamera di belakangnya.

Meski serupa, Huawei boleh sedikit berbangga atas bezel layar MatePad Pro yang lebih tipis di angka 4,9 mm. Ini dimungkinkan berkat kamera depan 8 megapixel yang mengadopsi model hole-punch layaknya ponsel-ponsel flagship Samsung. Layar AMOLED 10,8 incinya pun juga mengemas resolusi yang sedikit lebih tinggi di angka 2560 x 1600 pixel.

Kemiripan itu terus berlanjut sampai ke bobot perangkat; berat MatePad Pro berkisar 460 gram, hanya selisih 8 gram dari iPad Pro 11 inci. Kendati demikian, bodi MatePad Pro rupanya sedikit lebih tebal; 7,2 mm dibanding tebal iPad Pro yang cuma 5,9 mm. Juga mirip adalah sistem audionya yang terdiri dari empat buah speaker.

Huawei MatePad Pro

Sebagai tablet kelas flagship, spesifikasinya tentu jauh dari kata mengecewakan. Huawei membekalinya dengan chipset Kirin 990, pilihan RAM 6 atau 8 GB, serta storage internal 128 atau 256 GB. Baterainya tercatat memiliki kapasitas 7.250 mAh, dan MatePad Pro pun telah mendukung fitur Huawei SuperCharge 40 W, wireless charging maupun reverse wireless charging.

Tanpa harus terkejut, Huawei turut merancang dua aksesori untuk menemani MatePad Pro, yakni keyboard cover dan stylus. Keduanya lagi-lagi sangat mirip dengan kepunyaan iPad Pro, bahkan stylus-nya pun dapat di-charge dengan ditempelkan secara magnetis ke sisi tablet, persis seperti yang Apple tawarkan.

Dari segi software, MatePad Pro datang membawa sistem operasi Android 10 dengan skin EMUI 10 di atasnya. Sejumlah fitur menarik yang ditawarkan EMUI 10 pada tablet ini mencakup mode desktop dengan kapabilitas multi-window, serta mode split-screen dengan ponsel Huawei yang kompatibel untuk keperluan kolaborasi.

Huawei MatePad Pro

Masih seputar software, ada satu kekurangan fatal yang harus konsumen perhatikan: MatePad Pro tidak dilengkapi dukungan Google Mobile Services. Ya, sama nasibnya seperti Huawei Mate 30, ini berarti MatePad Pro hanya dapat mengakses YouTube maupun produk-produk Google lainnya melalui browser.

Di Tiongkok, Huawei MatePad Pro dijadwalkan masuk ke pasaran mulai 12 Desember mendatang. Harganya dipatok 3.299 yuan (± Rp 6,6 juta) untuk varian Wi-Fi only dengan RAM 6 GB dan storage 128 GB, sedangkan untuk varian LTE-nya, banderolnya adalah 3.799 yuan (± Rp 7,6 juta) untuk varian 6 GB/128 GB, dan 4.499 yuan (± Rp 9 juta) untuk varian 8 GB/256 GB.

Sumber: GSM Arena.

Lenovo Luncurkan Smart Display Baru dan Dua Tablet dengan Kapabilitas Ambient Mode

Bahkan sebelum Google Home Hub dirilis, Lenovo sudah lebih dulu memasarkan smart display-nya yang ditenagai OS Android Things. Lebih dari setahun berselang, Lenovo akhirnya menyingkap suksesor dari perangkat di kategori baru tersebut.

Dijuluki Lenovo Smart Display 7, desainnya berubah drastis dari sebelumnya. Bezel yang mengapit layarnya menipis, demikian pula ukuran layar sentuhnya yang menyusut menjadi 7 inci, dengan panel IPS beresolusi 1024 x 600 pixel. Satu komponen layar yang absen sebelumnya adalah sensor ambient light, yang berarti perangkat ini sekarang bisa mengatur tingkat kecerahan layarnya sendiri sesuai dengan kondisi pencahayaan di sekitar.

Lenovo Smart Display 7

Meski layarnya mengecil, ruang untuk speaker-nya justru membesar. Perangkat ini dibekali sepasang speaker 1,5 inci berdaya 5 W, lengkap beserta sebuah passive radiator. Menurut Lenovo, separasi stereo-nya jauh lebih bagus di sini ketimbang sebelumnya.

Perihal privasi, Lenovo tidak lupa menambahkan tombol mute untuk serta penutup kamera, yang keduanya dapat diakses kapan saja pengguna merasa perlu. Sama seperti sebelumnya, Lenovo Smart Display 7 yang dibekali integrasi Google Assistant ini siap menjadi hub atas beragam perangkat smart home di kediaman pengguna.

Perangkat ini rencananya bakal dipasarkan mulai bulan Oktober mendatang seharga $130.

Lenovo Smart Tab M8 dan Lenovo Yoga Smart Tab

Lenovo Smart Tab M8 / Lenovo
Lenovo Smart Tab M8 / Lenovo

Di samping Smart Display 7, Lenovo juga mengungkap dua tablet anyar di IFA 2019: Smart Tab M8 dan Yoga Smart Tab. Nilai jual utama keduanya sama, yakni tersedianya fitur Ambient Mode dan mikrofon berteknologi far-field sehingga mereka dapat beroperasi layaknya perangkat smart display, di samping menunaikan tugasnya sebagai tablet multimedia biasa.

Untuk Smart Tab M8, Ambient Mode bakal aktif ketika perangkat dipasangkan pada charging dock-nya. Wujud perangkat ini sepintas mirip iPad Pro generasi terbaru dengan bezel-nya yang cukup tipis, yang mengapit layar IPS 8 inci beresolusi 1280 x 800 pixel.

Spesifikasinya masuk di segmen menengah, dengan prosesor quad-core MediaTek A22, RAM 2 GB dan penyimpanan internal 16 atau 32 GB (plus slot microSD). Kameranya ada dua, 5 megapixel di belakang dan 2 megapixel di depan, sedangkan baterainya memiliki kapasitas 5.000 mAh.

Lenovo Yoga Smart Tab / Lenovo
Lenovo Yoga Smart Tab / Lenovo

Beralih ke Yoga Smart Tab, perangkat ini tak memerlukan aksesori tambahan untuk bisa disulap menjadi sebuah smart display. Pasalnya, ia telah dilengkapi kickstand terintegrasi yang bisa digunakan dalam berbagai mode. Berhubung ada lubang pada kickstand-nya, ia bahkan bisa digantungkan ke sebuah pengait jika perlu.

Layarnya merupakan panel IPS 10,1 inci beresolusi 1920 x 1200 pixel. Lenovo memercayakan chipset Qualcomm Snapdragon 439 untuk Yoga Smart Tab, tidak ketinggalan juga pilihan RAM 3 atau 4 GB, serta storage internal 32 atau 64 GB (plus slot microSD).

Lenovo Yoga Smart Tab

Kameranya lebih unggul ketimbang milik Smart Tab M8: 8 megapixel di belakang, dan 5 megapixel di depan dengan lensa wide-angle. Kapasitas baterainya juga lebih besar di angka 7.000 mAh. Juga menarik adalah kehadiran sepasang speaker racikan JBL yang disokong smart amplifier dan kompatibel dengan Dolby Atmos.

Untuk pemasarannya, Lenovo Smart Tab M8 bakal dijual seharga $120 mulai bulan Oktober mendatang, sedangkan Yoga Smart Tab bakal lebih dulu tersedia bulan ini juga seharga $250.

Sumber: Lenovo.

Samsung Galaxy Tab A 8.0 (2019) Meluncur Diam-diam, Punya S Pen dan Membawa Android Pie

Sekitar dua bulan yang lalu, Samsung resmi meluncurkan tablet baru Galaxy Tab A 10.1 2019 yang merupakan model terjangkau dari tablet lainnya, Tab S5e. Belum cukup di situ, kali ini Samsung melepaskan lagi sebuah model yang lebih ringkas dengan layar 8 inci dan membawa dukungan S Pen, sesuatu yang bahkan tidak dipunyai oleh S5e.

Datang tanpa sambutan meriah, Samsung Galaxy Tab A 8.0 (2019) membawa seperangkat komponen yang cukup menarik. Di depan, sesuai namanya ia mempunyai layar 8 inci dengan resolusi 1920 x 1200 piksel. Sedangkan jeroannya dihuni oleh chipset Exynos 7904 dengan RAM 3GB dan penyimpanan internal 32GB. Untuk memberikan ruang gerak yang lebih leluasa, Samsung juga menyertakan slot microSD yang mampu melahap memori eksternal sebesar 512GB.

Samsung Galaxy Tab A 8.0_2

Dukungan kamera juga tersedia di tablet berbasis Android Pie ini, di antaranya kamera belakang 8MP dan kamera depan 5MP. Masih sangat standar, tetapi karena tablet bukan diperuntukkan untuk jepret-menjepret, kehadiran fitur ini semata-mata hanya sebagai pelengkap saja.

Sorotan justru tertuju pada hadirnya dukungan aksesoris S Pen yang dulunya hanya bisa ditemukan di tablet dan smartphone premium. Beruntung, Samsung Galaxy Tab A 8.0 (2019) yang rasanya dibanderol cukup terjangkau sudah memboyong serta fitur tersebut. Sayang memang Samsung belum membeberkan harga aslinya.

Samsung Galaxy Tab A 8.0

Yang cukup menggembirakan, tablet Samsung Galaxy Tab A 8.0 (2019) juga sudah membawa dukungan LTE dan masih mempertahankan lubang audio 3,5mm yang sudah makin dilupakan. Di balik cover belakang duduk baterai sebesar 4.200mAh yang akan menjaga perangkat tetap bernafas selama beberapa jam pemakaian intens.

Tablet belum memiliki label harga tetapi sudah dipastikan bakal menyambangi beberapa negara seperi Kamboja, Laos, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Inggris.

Samsung Galaxy Tab A 8.0 2019_2

Sumber berita Samsung via GSMArena.