Old World Adalah Game 4X Baru dari Lead Designer Civilization IV

Dua tahun lalu, beredar kabar bahwa lead designer Civilization IV, Soren Johnson, sedang mengerjakan game 4X baru berjudul 10 Crowns. Game itu sudah semakin dekat dengan peluncuran, akan tetapi judulnya sekarang diganti menjadi Old World.

Old World kabarnya bakal dirilis sebelum musim panas (pertengahan Juni) di Epic Games Store, tapi statusnya masih Early Access. Tujuannya adalah supaya pengembangnya bisa semakin menyempurnakan Old World berdasarkan input langsung dari para pemain.

Old World

Seperti seri Civilization, Old World menempatkan pemain sebagai seorang pemimpin bangsa di peradaban kuno. Yang membuatnya berbeda adalah, karakter yang pemain pilih di sini bisa mati karena usia. Setiap turn sama dengan satu tahun berlalu dalam Old World, dan ketika tokoh pemimpin yang dipilih sudah bertambah tua, saatnya mewariskan kekuasaan ke garis keturunannya.

Perbedaan ini menuntut mekanisme turn-based yang agak berbeda. Kalau di Civilization kita bisa menggerakkan setiap unit di tiap turn, di Old World tidak sesimpel itu. Ada satu resource baru bernama Orders, dan pemain hanya mempunyai jumlah Orders yang terbatas di setiap turn.

Nyaris semua aksi yang dilakukan dalam Old World membutuhkan Orders, bahkan yang sesederhana mendirikan bangunan baru sekalipun. Sistem Orders sejatinya bakal menuntut pemikiran yang lebih strategis, sebab pemain harus benar-benar paham dampak dari aksi yang mereka ambil di tiap turn.

Old World

Juga tidak kalah menarik adalah sistem Dynamic Events yang Old World siapkan. Dari waktu ke waktu, akan muncul sejumlah peristiwa unik berdasarkan progress permainan. Sebagian besar peristiwanya diambil langsung dari buku sejarah, sebagian lainnya bisa sesimpel memilih jurusan pendidikan yang harus diambil oleh garis keturunan sang pemimpin.

Pengembangnya bilang sejauh ini mereka sudah menyiapkan lebih dari 1.200 peristiwa yang dapat muncul kapan saja, dan mereka memprediksi jumlahnya bisa bertambah menjadi 2.000 peristiwa menjelang perilisan versi final Old World nanti. Lebih lanjut, pengembangnya juga bakal mempersilakan komunitas modder untuk menciptakan peristiwa-peristiwa baru.

Old World sepintas terdengar mirip seperti Civilization, dan tidak bisa dipungkiri banyak terinspirasi oleh permainan garapan Firaxis Games tersebut. Kendati demikian, sejumlah inovasi yang Old World terapkan pada mekanisme 4X semestinya bisa menjadi daya tarik tersendiri di mata penggemar game strategi.

Sumber: PC Gamer 1, 2.

Setelah Muncul di iPad, Civilization VI Kini Sapa Pengguna iPhone

Akhir tahun lalu, penggemar game strategi diberi kejutan dalam bentuk Civilization VI versi iPad. Menariknya, game itu tidak seperti port versi mobile biasanya, yang umumnya lebih minim fitur dan disederhanakan gameplay-nya. Aspyr Media selaku pengembang versi iPad-nya kala itu menjanjikan pengalaman bermain yang serupa dengan Civilization VI versi PC.

Janji tersebut tidak mereka ingkari. Bulan Mei kemarin, Aspyr merilis dua DLC (downloadable content) untuk Civilization VI versi iPad. Salah satunya adalah Indonesia Civilization & Scenario Pack, dengan Ratu Dyah Gitarja sebagai pemimpinnya, menggantikan Gajah Mada di Civilization seri sebelumnya.

Juga menarik adalah model bisnis yang diterapkan Aspyr; Civilization VI dapat diunduh secara cuma-cuma oleh pengguna iPad, tapi sebatas untuk mencoba saja. Setelah 60 turn alias giliran, pemain harus menebus sekitar Rp 875 ribu untuk lanjut bermain (tidak termasuk DLC).

Banderol tersebut memang sangat mahal untuk ukuran game mobile, akan tetapi sekali lagi ini bukan port versi mobile pada umumnya. Tidak punya iPad? Jangan khawatir, Aspyr baru saja merilis versi iPhone-nya.

Civilization VI for iPhone

Bersamaan dengan perilisan Civilization VI sebagai aplikasi iOS universal (kompatibel dengan iPhone sekaligus iPad), Aspyr turut menyediakan potongan harga sebesar 60%; full game-nya bisa dibeli seharga Rp 349 ribu saja sekarang sampai tanggal 16 Oktober 2018 nanti.

Bagi yang sebelumnya sudah terlanjur membeli full game-nya di iPad, Aspyr punya kejutan lain: versi iPhone-nya dapat Anda mainkan tanpa dipungut biaya tambahan lagi. Sayangnya, menurut Macworld, tidak ada fitur sinkronisasi antar perangkat (cloud save), akan tetapi pemain masih bisa memindah save file di antara kedua perangkat secara manual.

Satu catatan terakhir yang perlu diperhatikan adalah, untuk bisa memainkan Civilization VI, minimal Anda harus punya iPhone 7, iPad (2017), iPad Air 2, atau iPad Pro. Game-nya mahal, tapi ternyata perangkat yang dibutuhkan juga tidak kalah mahal.

Kalau tertarik, silakan unduh Civilization VI langsung dari App Store.

Sumber: Aspyr Media via Touch Arcade.

Run an Empire Adalah Game Strategi yang Mengharuskan Anda Berkeringat untuk Menang

Gamer sering kali dikaitkan dengan seseorang yang menghabiskan waktu berjam-jam duduk diam sembari menatap layar. Anggapan itu akhirnya dipatahkan oleh Pokemon Go, yang berhasil membujuk jutaan pemainnya untuk keluar rumah dan berburu Pokemon langka; meskipun pada akhirnya mereka tetap duduk diam, setidaknya mereka duduk di taman kota sambil menghirup udara segar.

Sekarang, ada game lain yang tidak hanya mengajak pemainnya untuk keluar dari kediamannya masing-masing, tapi juga berjalan dan berlari sejauh mungkin. Judulnya Run an Empire, dan ia memang diciptakan buat mereka yang suka berjalan kaki maupun berlari.

Run an Empire

Premis game-nya sendiri tidak jauh berbeda dibanding seri Civilization; bangun kerajaan Anda, lalu perluas teritorinya seiring pergantian zaman. Bedanya, kalau di Civilization gerak-gerik Anda bergantung giliran, di Run an Empire semuanya bergantung pada kemauan Anda untuk berpeluh keringat.

Semakin jauh Anda berjalan atau berlari, semakin luas teritori kerajaan dan semakin banyak uang yang didapat untuk membangun infrastruktur. Gampangnya, Run an Empire masih harus dimainkan seperti game strategi atau 4X pada umumnya, akan tetapi untuk mengumpulkan resource, Anda sebagai pemain yang harus bekerja sendiri secara fisik.

Agar lebih seru, Anda juga bakal berhadapan dengan pemain lain, sehingga skenario saling serang dan saling berebut teritori dapat terjadi, atau Anda juga bisa saling membantu mengalahkan rival lainnya.

Run an Empire

Run an Empire pertama kali diperkenalkan oleh pengembangnya, Location Games, melalui Kickstarter di tahun 2014. Sejauh ini Location Games mengklaim Run an Empire sudah memiliki sekitar 40.000 pemain. Target mereka adalah menggaet 10 juta pemain di tahun 2019.

Maka dari itu, wajar apabila game ini menganut model bisnis free-to-play. Anda bisa memainkannya benar-benar tanpa biaya dan murni dari hasil keringat Anda, tapi kalau mau, Anda juga bisa mempercepat pembangunan dengan in-app purchase.

Tertarik? Run an Empire saat ini sudah tersedia secara global, baik di iOS maupun Android.

Sumber: Engadget dan Location Games.

Application Information Will Show Up Here

Sedang Digarap, 10 Crowns Adalah Game 4X Baru dari Pencipta Civilization IV

Orang bijak pernah berkata, “Civilization IV adalah game terbaik dari semua seri Civilization.” Orang bijak yang dimaksud tentu saja adalah penggemar berat genre 4X (eXplore, eXpand, eXploit, eXterminate), yang dalam setahun belakangan sedikit terobati rasa kangennya oleh Civilization VI.

Kalau Anda termasuk salah satu dari penggemar Civilization IV, ada kabar menarik yang datang dari Mohawk Games, studio yang didirikan oleh Soren Johnson (lead designer Civ IV) dan Dorian Newcomb (art director Civ IV). Mereka sedang mengembangkan game 4X baru berjudul 10 Crowns.

10 Crowns

10 Crowns dideskripsikan sebagai game strategi bergaya turn-based yang mengangkat tema historis dalam skala epik. Tujuan utama yang harus dicapai para pemain nantinya adalah membangun dinasti terhebat di sepanjang sejarah dunia.

Sebagai veteran di genre 4X, Soren bersama timnya berjanji akan menghadirkan inovasi-inovasi radikal lewat 10 Crowns. Untuk sekarang, mereka baru bisa memamerkan sejumlah artwork untuk 10 Crowns, dan belum berani berbicara soal perkiraan jadwal rilisnya.

10 Crowns

10 Crowns nantinya akan diterbitkan oleh Starbreeze, yang kebetulan CEO-nya juga merupakan salah satu penggemar Civ IV. 10 Crowns bukanlah game pertama Mohawk, sebelumnya mereka pernah mengerjakan Offworld Trading Company yang ber-genre RTS dan mengangkat tema sci-fi. Namun kini Mohawk memutuskan untuk kembali ke akar spesialisasinya.

Melihat latar belakang pengembangnya, game ini punya potensi untuk menjadi suksesor tak langsung Civ IV, tapi mungkin tidak untuk menjegal kebesaran franchise Civilization di genre 4X. Untuk itu, Mohawk harus memperhatikan faktor lain, seperti misalnya platform yang didukung, sebab Civilization VI baru-baru ini juga meluncur ke iPad.

10 Crowns

Sumber: PC Gamer dan Mohawk Games.

Dyah Gitarja dari Majapahit Siap Pimpin Indonesia Menjuju Kejayaan di Game Civilization VI

Melalui expansion pack Brave New World untuk game Civilization V, Firaxis memberikan kejutan menggembirakan bagi gamer lokal: kita bisa bermain sebagai Patih Gajah Mada buat memimpin bangsa Indonesia. Penyajiannya memperoleh pujian karena selain developer mencoba menciptakan sosoknya seakurat mungkin, Gajah Mada juga berbicara dalam bahasa Jawa Kuno.

Tradisi baru Firaxis Games itu diteruskan di sekuelnya, Sid Meier’s Civilization VI. Kemarin, developer mengumumkan bahwa mereka kembali menunjuk kerajaan Majapahit sebagai ‘perwakilan’ Indonesia dalam permainan turn-based 4K populer itu. Tapi kini, peran Patih Gajah Mada digantikan oleh putri dari Raden Wijaya, Dyah Gitarja – atau dengan nama lengkap Tribhuwana Wijayatunggadewi.

Alasan kemunculan Dyah Gitarja di Civilization VI terlihat jelas dari kekaguman tim Firaxis pada tokoh ini. Dalam pengumumannya, developer mengungkapkan sejarah singkat sang Putri. Berdasarkan teks puisi epos Nagarakretagama, kisah kepemimpinan Dyah Gitarja dimulai dari pembunuhan suadara tirinya, Raja Jayanegara. Dyah terpaksa memimpin Majapahit berdasarkan amanat ibunya setahun setelah kejadian itu.

Dengan bantuan Patih Gajah Mada, Dyah Gitarja berhasil memperkokoh kesatuan Majapahit yang saat itu dilanda kekacauan. Perlahan-lahan pemberontakan berhasil dipadamkan, lalu Dyah sukses mengekspansi wilayah Majapahit ke kerajaan Pejeng, Dalem, Debahulu, hingga kepulauan Bali. Legenda juga mengatakan bahwa Dyah merupakan Ratu-Pejuang pemberani, tak gentar untuk ikut turun ke medan tempur bersama sepupunya Adityawarman, sang Raja Malayapura.

Civ VI Indonesia 2

Di Civilization VI, Dyah Gitarja bisa mengekspansi kekuasaannya dengan unit dan skill unik. Satu contohnya ialah Jong (menggantikan frigate), kapal layar raksasa yang menjadi tulang punggung angkatan laut Majapahit dalam mendominasi wilayah maritim di Asia Tenggara, mampu mengangkut banyak pasukan serta tak kesulitan menahan peluru meriam. Indonesia juga dapat mendirikan Kampung di atas air. Para penjelajah Eropa takjub melihat efisiensi komunitas ‘kampung’ di masa lalu, membuat kata ini diadopsi ke bahasa Inggris, ‘compound‘.

Civ VI Indonesia

Peradaban Indonesia di game juga mempunyai karakteristik istimewa. Kemampuan bernama ‘Great Nusantara’ turut merepresentasikan Indonesia sebagai negeri kepulauan. Tiap petak yang bersebelahan dengan perairan akan memberikan pemain beragam bonus.

Firaxis Games belum mengabarkan kapan tepatnya downloadable content Indonesia (dan juga kebudayaan Khmer) akan tersedia, namun ada kemungkinan semuanya meluncur di waktu dekat. Berdasarkan DLC-DLC yang telah dilepas sebelumnya, tiap peradaban add-on dijual seharga US$ 5.

Sumber: Civilization.com.

[Game Playlist] Ulasan Singkat Game Civilization VI

Meskipun memperoleh banyak pujian dari gamer dan reviewer, ada beberapa hal yang menyebabkan Civilization V belum mampu menandingi superioritas Civ IV. Beberapa konten baru bisa diakses lewat expansion pack, dan banyak orang mengkritik kemampuan AI dalam permainan. Kini perhatian tertuju pada Civ VI, apakah ia lebih baik dari sang pendahulu?

Di Civilization VI, fans akan segera melihat bagaimana Firaxis mencoba memadukan elemen-elemen terbaik di Civ IV dan V. Saat pertama kali memulai, game segera bertanya, apakah Anda familier dengan Civilization V atau belum pernah menjajalnya sama sekali. Selanjutnya, permainan akan menyampaikan tutorial sesuai tingkat kemahiran Anda. Developer tampaknya menghilangkan fitur trio advisor (militer, ekonomi dan sains), menggantinya jadi satu penasihat saja sehingga lebih sederhana.

Civilization VI 24

Secara presentasi, desain permainan mirip Civ V, menyajikan Anda peta game berisi petak-petak segi enam. Bedanya, kini Anda harus menentukan fungsi masing-masing tile, misalnya memilih untuk mendirikan distrik, kampus ataupun keajaiban dunia seperti piramida. Perencanaan kota menjadi bagian krusial permainan yang pelan-pelan saya sadari seiring bermain. Lalu ketika saya pikir sudah mengambil keputusan dengan tepat, Civ VI memberi akses ke teknologi yang ‘memaksa’ saya membongkar susunannya.

Aspek unik lain adalah terpisahnya sistem Tech dan Civics tree. Seperti biasa, pengembangan teknologi membutuhkan waktu, namun prosesnya dapat dipercepat dengan mengerjakan mini quest di Tech maupun Civics, misalnya mendirikan kota di pinggir laut untuk mempercepat membuka teknologi Sailing (berlayar). Progres Civics berbeda dari Tech, memungkinkan Anda mengakses jenis pemerintahan baru dan kartu-kartu Civics – bisa memberi Anda keunggulan dari sisi militer, ekonomi dan budaya.

Civilization VI 9

Fitur religion juga kembali di Civ VI, tidak lagi terpisah dalam expansion pack. Sebelum pilihan agama terbuka, pemain disuguhkan opsi Pantheon. Menariknya, agama tidak menggantikan Phanteon sehingga kombinasi keduanya memberikan peradaban Anda karakteristik. Dan tanpa perlu menaklukkan seluruh daratan, menyebarkan agama bisa membawa Anda pada kemenangan.

Civilization VI 7

Civilization VI 8

Selain gameplay, perubahan juga turut Firaxis implementasikan pada sisi visual. Karakter-karakter pemimpin di Civ VI kini didesain mirip karikatur. Saya sendiri lebih menyukai art direction Civ V, tapi gaya ini memang terasa lebih pas dengan penyajian visual permainan secara keseluruhan. Laptop gaming MSI GS40 6QE Phantom sanggup mengunyah game tanpa kesulitan di setting grafis tertinggi, menghidangkan 60fps di resolusi 1080p secara konsisten.

Dibandingkan Civ V, bagi saya Civilization VI terasa seperti sebuah paket lengkap. Gameplay-nya memang kompleks, dan terkadang menuntut Anda membuka fitur ensiklopedi – bahkan meminta veteran belajar dari nol. Tapi hal itu bukan masalah. Kompleksitas inilah yang membuat Civ VI jadi sangat adiktif, memicu Anda mencoba-coba hal baru, menegaskan mantra ‘tinggal satu turn lagi’. Civilization VI tidak akan menyulitkan pemula, dan dilihat dari sejarah panjang seri ini, ia boleh dikatakan sebagai salah satu game Civilization terbaik.

Silakan simak galeri screenshot-nya di bawah ini:

Civilization VI 17

Civilization VI 18

Civilization VI 20

Civilization VI 19

Civilization VI 22

Civilization VI 21

Civilization VI 23

Civilization VI 14

Civilization VI 16

Civilization VI 3

Civilization VI 15

Civilization VI 5

Civilization VI 4

Civilization VI 13

Civilization VI 12

Civilization VI 2

Civilization VI 11

Civilization VI 1

Civilization VI 10

Game Playlist adalah artikel gaming kolaborasi MSI dengan DailySocial.

Game dimainkan dari unit notebook MSI GS40 6QE Phantom, ditenagai prosesor Intel Core i7-6700HQ, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970M, RAM 16GB, serta penyimpanan berbasis SSD 128GB dan HDD 1TB.

Civilization VI ‘Resmi’ Jadi Game eSport

Lahir 25 tahun silam, Civilization dianggap sebagai game strategi terpenting sepanjang masa, mempopulerkan genre 4X di mana pemain bisa memenangkan permainan lewat banyak cara. Perjalanannya dilanjutkan oleh judul keenam yang baru dilepas minggu lalu, dan sejauh ini, Civilization VI memperoleh sanjungan dari para reviewer. Tapi ada hal unik terjadi selepas peluncuran Civ VI.

Seri Civilization terkenal dengan gameplay yang sangat detail dan adiktif, berpotensi mengonsumsi banyak waktu Anda. Meski cukup serius, Civilization juga sangat nikmat dimainkan untuk mengisi waktu luang. Namun menariknya, pengumuman Team Liquid ‘resmi’ mengubah Civilization VI jadi permainan kompetitif. Management tim eSport asal Belanda itu menginformasikan bahwa mereka mendirikan divisi baru untuk bertanding di Civ VI.

Team Liquid menunjuk Stephen ‘MrGameTheory’ Takowsky, gamer strategi legendaris, sebagai kapten tim. Formasinya memang belum diungkap, Team Liquid berencana mengumumkan dua lagi anggota tim Civilization VI pada tanggal 29 Oktober besok, memilih ‘gamer yang secara konsisten memperlihatkan pemahaman mendalam terhadap elemen-elemen strategis yang dibutuhkan untuk mendominasi permainan’.

Tapi mengapa Civilization VI?

Menurut pendapat co-CEO Team Liquid Steve ‘LiQuiD112’ Arhancet di blog, Civilization VI menyimpan kedalaman strategi yang sulit ditandingi, bahkan mungkin dianggap terlalu kompleks untuk bisa masuk ke kategori eSport. Meski demikian, komunitasnya terus berkembang dan pelan-pelan kemampuan sesungguhnya para gamer elit mulai terekspos. Baginya, Civilization merupakan platform sempurna bagi pakar strategi buat memamerkan keahlian mereka, dan pantas duduk sejajar dengan game eSport lain.

Stephen Takowsky sendiri dipilih memimpin divisi Civ VI Team Liquid karena ia adalah seorang mantan juara dunia yang pernah menjadi pemain nomor satu di Civilization Revolution, liga internasional Civilization IV serta Civilization V. MrGameTheory juga memegang rekor kemenangan terbanyak dalam pertandingan satu versus dua, satu lawan tiga, satu versus empat, sampai satu lawan lima. Bagi komunitas, Takowsky dikenal sebagai legenda atau ‘dewanya’ Civilization.

Sang co-CEO juga mengingatkan bahwa perjalanan Team Liquid di kancah eSport berawal dari game strategi, di mana rekannya Victor ‘Nazgul’ Goossens memulai karier lewat StarCraft, mengubah Team Liquid jadi website StarCraft terpopuler saat itu. Untuk mendukung langkah tersebut, Team Liquid berniat melangsungkan beberapa turnamen dalam waktu dekat, kemungkinan dimaksudkan buat menyaring pemain-pemain baru berbakat.

“Para pemain kompetitif ialah mereka yang memiliki hasrat besar, mereka yang bersungguh-sungguh memaksimalkan efisiensi dalam tiap turn,” pungkas Takowsky.

Lewat Game CivilizationEDU, Murid SMA Akan Dilatih Kemampuannya Memecahkan Masalah

Video game sebagai medium edukasi sama sekali bukanlah barang baru. Namun baru belakangan franchise sebesar Minecraft direncanakan akan berlabuh ke kurikulum pendidikan lewat versi khusus Minecraft Education Edition. Kabar tersebut sepertinya menuai respon positif, hingga akhirnya sebuah game ternama lain juga akan dijadikan sarana pembelajaran.

Game tersebut adalah Civilization 5, tapi yang telah dimodifikasi menjadi CivilizationEDU. Dalam mengerjakannya, developer Firaxis Games bersama publisher 2K Games dan Take-Two Interactive akan bekerja sama langsung dengan organisasi nirlaba GlassLab Inc.

GlassLab sendiri sudah cukup berpengalaman dalam bidang pengembangan game pendidikan. Koleksinya bisa Anda lihat langsung di situs GlassLab Games yang mencakup beragam genre, termasuk halnya SimCityEDU.

Lewat CivilizationEDU yang rencananya akan dirilis di musim semi tahun 2017, siswa-siswi tingkat SMA di Amerika Serikat nantinya akan diajari cara berpikir kritis sekaligus didorong untuk melatih kemampuannya memecahkan masalah secara cepat.

Tema historis dan gameplay kompleks Civilization akan mengajak siswa-siswi untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi dampak geografis dari keputusan-keputusannya di bidang pengembangan ekonomi dan teknologi; sekaligus bereksperimen dengan korelasi antara pengembangan di bidang militer, politik dan sosioekonomi.

Bagi para pengajar, CivilizationEDU akan menyajikan rangkuman progress tiap-tiap siswa yang bisa diakses secara online. Dari situs ini para pengajar juga bisa mengakses berbagai rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan standar terkini, memudahkan mereka dalam merancang aktivitas belajar-mengajar.

Sumber: Business Wire via Engadget.

Selain Overwatch, Inilah Game-Game Favorit Elon Musk

Selepas perilisannya, demam Overwatch melanda semua kalangan. Hanya dalam seminggu, tujuh juta kopi lebih telah berpindah tangan, menjadikannya sebagai salah satu game dengan peluncuran tersukses. Namun tak cuma gamer, Overwatch tampaknya merupakan permainan favorit insinyur terkenal yang mendirikan SpaceX sekaligus menahkodai Tesla Motors, Elon Musk.

Melalui Twitter miliknya, Elon Musk secara terang-terangan merekomendasikan permainan team-based multiplayer shooter garapan Blizzard itu ke semua orang, terutama pada empat juta lebih follower-nya. Merespons pertanyaan seorang user, Musk memilih untuk menikmati permainan di PC. Namun ternyata bukan hanya Overwatch yang jadi kesukaan sang figur publik, setidaknya ada empat game favorit Musk lainnya.

Elon Musk' Fav Games 5
Overwatch.

Dirangkum oleh Tech Insider dari sesi Ask Me Anything di Reddit setahun silam, permainan-permainan tersebut merupakan perwakilan dari genre berbeda. Ini dia:

Seri Warcraft dan Civilization

Di era populernya MOBA, game strategi real-time yang menjadi cikal bakal genre tersebut pelan-pelan tersingkir, namun Musk tetap dengan bangga mengaku sebagai penggemar berat seri Warcraft dan Civilization. Meski keduanya mengusung formula strategi, gameplay Civilization dan Warcraft jauh berbeda. Di Warcraft (khususnya game ketiga), elemen micromanagement sangat terasa, menuntut Anda mengelola bangunan, populasi, beserta militer.

Elon Musk' Fav Games 1
Civilization VI.

Civilization sebetulnya tidak kalah rumit, tapi gamer lebih leluasa menikmati waktu mereka karena disajikan secara turn-based. Fenomena ‘satu turn lagi’ membuat banyak orang lupa waktu.

Seri BioShock, Fallout dan Mass Effect

Alasannya sederhana, Elon Musk menyukai permainan-permainan shooter dengan jalan cerita yang kuat. BioShock dan BioShock Infinite memang masuk di daftar teratas game-game bernarasi istimewa – mereka memiliki twist tak terduga. Tapi tunggu dulu, apakah Fallout dan Mass Effect masih bisa masuk ke kategori shooter?

Elon Musk' Fav Games 4
BioShock Infinite.

Saya rasa, argumen Musk bisa kita pahami. Walaupun Fallout dan Mass Effect pada dasarnya ialah game role-playing, elemen action sudah mendarah daging di sana (terutama setelah IP Fallout dimiliki Bethesda). Dan Mass Effect kedua di trilogi sci-fi milik EA menurutnya adalah permainan terbaik sepanjang masa.

Elon Musk' Fav Games 3
Mass Effect 2.

Saints Row IV

Di sebuah tweet di tahun 2014, Elon Musk turut menyampaikan bahwa ia juga menyukai Saints Row IV. Anda kurang familier? Seri keempat permainan open world garapan developer Volition ini bahkan lebih ‘aneh’ dibanding pendahulunya. Bayangkan saja Grand Theft Auto, tapi dicampur The Matrix, Independence Day, plus karakter utama yang mempunyai kekuatan super.

Elon Musk' Fav Games 2
Saints Row IV.

Header: Tech Insider.

Sid Meier’s Starships Mengajak Kita Bertualang Menjelajahi Bintang

Satu babak selesai, lembaran berikutnya dimulai. Rasanya belum lama Firaxis melepas Civilization: Beyond Earth, lanjutan Civilization sekaligus jelmaan Alpha Centauri di era modern. Tapi kini developer siap melangkah ke tahap selanjutnya. Sebuah game strategi anyar baru saja diumumkan, dan kabar gembiranya, desainer legendaris Sid Meier sendiri akan turun tangan. Continue reading Sid Meier’s Starships Mengajak Kita Bertualang Menjelajahi Bintang