Menggali Potensi Co-Branding untuk Kesuksesan Bisnis

Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, co-branding menjadi kunci sukses bagi banyak perusahaan untuk meningkatkan visibilitas dan menciptakan nilai tambah. Dalam artikel ini, kita akan membahas esensi dari co-branding, mengapa hal ini penting, dan bagaimana strategi ini dapat membawa potensi kesuksesan yang tinggi bagi perusahaan.

Apa itu Co-Branding?

Dikutip dari Tailor Brands, co-branding adalah strategi di mana dua atau lebih merek bekerja sama untuk menciptakan produk atau layanan baru yang menyatukan identitas mereka.

Dengan kata lain, co-branding berarti menggabungkan kekuatan dan nilai dari dua merek atau lebih untuk menciptakan nilai tambah yang lebih besar daripada yang dapat dicapai bisnis secara individu.

Mengapa Co Branding Penting dan Apa Manfaatnya?

Mari kita bahas mengapa co-branding penting dan apa manfaatnya yang dapat membawa perusahaan ke tingkat yang lebih tinggi dalam kompetisi pasar menurut HubSpot.

Perluas Jangkauan Merek sekaligus Memperkuat Brand Positioning

Co-branding memungkinkan perluasan jangkauan merek Anda dengan memanfaatkan basis pelanggan mitra co-branding. Dengan berkolaborasi, Anda dapat mencapai segmen pasar baru dan menjangkau audiens yang sebelumnya tidak terjangkau.

Selain itu, kolaborasi dengan merek yang memiliki positioning kuat dapat membantu memperkuat identitas dan citra merek Anda di mata konsumen.

Pembagian Biaya dan Sumber Daya

Upaya pemasaran dan branding memerlukan investasi besar. Dengan co-branding, kedua pihak dapat berbagi biaya riset, pengembangan produk, dan kegiatan pemasaran.

Ini tidak hanya mengoptimalkan penggunaan anggaran tetapi juga memberikan akses tambahan terhadap sumber daya manusia dan pengetahuan dari kedua tim guna menciptakan sinergi yang kuat untuk setiap kampanye.

Meningkatkan Kepercayaan Merek dan Loyalitas Pelanggan

Kolaborasi dengan merek yang sudah mapan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap merek Anda, terutama jika Anda adalah bisnis atau merek baru. Ini karena konsumen cenderung mempercayai merek yang sudah terbukti dan memiliki reputasi baik.

Sebaliknya, sebagai merek yang sudah mapan, bermitra dengan bisnis perintis dapat memberikan kesan bahwa Anda terus berusaha untuk memberikan nilai tambah, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan memperkuat hubungan merek.

Meningkatkan Penjualan dan Pendapatan

Co-branding dapat memberikan dorongan signifikan terhadap penjualan dan pendapatan. Dengan menggabungkan kekuatan dua merek, produk atau layanan yang dihasilkan memiliki daya tarik yang lebih besar di pasar.

Konsumen mungkin lebih cenderung memilih produk co-branding karena mereka melihat nilai tambah dari kolaborasi tersebut. Dengan demikian, ini dapat membantu meningkatkan pangsa pasar, menghasilkan penjualan yang lebih tinggi, dan pada akhirnya, meningkatkan pendapatan untuk kedua mitra co-branding.

Contoh Penerapan Co Branding

  • Oreo x Supreme. Kolaborasi antara merek pakaian Amerika Serikat, Supreme, dan Oreo menghasilkan produk inovatif bernama “Oreo Supreme”. Kukis Oreo yang khas berwarna hitam kini hadir dengan sentuhan merah dan desain Supreme yang ikonik.

  • Oreo x Blackpink. Dalam kolaborasi dengan grup idola wanita asal Korea Selatan, Blackpink, Oreo meluncurkan produk “Oreo Blackpink”. Kukis tersebut hadir dengan warna pink yang mencerminkan warna khas dari grup tersebut.

  • Samsung x BTS. Penerapan co-branding antara BTS, grup idola pria dari Korea Selatan, dan Samsung menghasilkan ponsel Samsung Galaxy S20. Ponsel yang menggabungkan kecanggihan teknologi dengan daya tarik dan popularitas global dari dunia hiburan K-pop.

Co-branding membuktikan bahwa sinergi merek dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan. Dari perluasan jangkauan hingga pembagian biaya, co-branding membuka pintu untuk peluang baru dan memperkuat posisi merek di hati konsumen.

OVO and BRI Announces “OVO U Card” Co-Brand Credit Card

OVO becomes the latest company to announce credit card co-branding with banks. Bank BRI is selected as the partner to present the “OVO U Card”. This credit card targets the younger generation and digital natives to gain easy access to digital transactions.

Based on the research by Brilio.net in collaboration with JakPat Mobile Survey, around 59% the majority of Indonesian young people, especially the upper middle class, prefer cashless transactions, including credit cards. In fact, 63% of young people are fond of their needs of credit card, although some stated the uneasy access. In addition, BCG survey result shows that credit card penetration in Indonesia is relatively low at around 6%.

“The launching of OVO U Card emphasizes the closer synergy between fintech and the banking industry to drive economic growth, especially for millennials as the major population, including OVO users of which 63% are millennials. The services in the OVO application are becoming more complete with the seamless integration between OVO and BRI which allows users to fully manage OVO U Card transactions in the OVO application,” OVO’s President Director, Karaniya Dharmasaputra said in an official statement, Monday (6/12).

OVO U Card is designed as a product that is easy to access and manage, for installment schedules, available programs from BRI and the OVO and Grab ecosystems, and the transaction history. Cardholders can also enjoy additional rewards and benefits from the two ecosystems, more convenient access for various services and offers from popular merchants, and free annual fees.

Currently, the OVO U Card is only available for selected users with good transaction history on the OVO app. Due to convenience, the submission and verification process are done through the OVO app within a maximum of 1 working day. Users can easily convert transactions into 0% installments for up to 12 months. Also, the Mastercard network can be used for abroad transactions.

For the record, Grab was previously collaborated with Bank Danamon. The offers provided are more or less the same, for example, auto upgrade membership status to Grab Platinum and get GrabCar booking priority, convert transactions into installments of up to 36 months, and so on.

BRI also cooperates with Traveloka in providing Traveloka PayLater. Bank Mandiri, on the other hand, partners with Shopee and Traveloka. Also, BCA with Blibli and Tiket.com.

Credit card is getting more accessible

In the past, credit cards were considered premium items as they could only be owned by “privileged” customers. This is reasonable as banks are responsible for distributing loans sourced from public funds.

The situation results in stagnant growth from year to year. Based on Bank Indonesia’s data in May 2021, the value of credit card transactions was recorded at Rp. 19.7 trillion. This amount decreased slightly by 1.6% compared to the previous month of Rp20 trillion. Despite the decline, the total volume of transactions with credit cards increased, the number increased by 0.9% from 23.3 million transactions in April 2021 to 23.5 million transactions in May 2021.

Credit card transactions dropped significantly during the pandemic, due to restrictions on community activities. Its values ​​began to improve in late 2020 and March 2021, but have not returned to pre-pandemic levels. On the other hand, electronic money is increasingly being used by the public. The transaction value reached the highest figure of IDR 23.7 trillion in the past year in May 2021.

In response to this condition, a technology company that collaborated with banks to release credit card products was finally answered. Armed with data on customers who regularly pay and are diligent in transacting, they offer credit cards so that their users can “level up.”

Application Information Will Show Up Here

OVO dan BRI Umumkan Co-Brand Kartu Kredit “OVO U Card”

OVO menjadi perusahaan berikutnya yang mengumumkan co-branding kartu kredit dengan bank. Kali ini Bank BRI menjadi rekanan yang digandeng oleh  dalam menghadirkan “OVO U Card”. Kartu kredit ini menyasar generasi muda dan digital natives untuk memperoleh kemudahan akses bertransaksi secara digital.

Menurut hasil riset yang diungkap Brilio.net bersama dengan JakPat Mobile Survey, sebanyak 59% mayoritas generasi muda di Indonesia, khususnya kelas menengah ke atas, lebih menyukai transaksi nontunai, termasuk kartu kredit. Bahkan, sebanyak 63% generasi muda menyukai kebutuhan mereka akan kartu kredit, namun sebagian menyatakan bahwa mereka kesulitan dalam mendapatkan akses. Di tambah dari hasil survey BCG menyatakan, bahwa penetrasi kartu kredit di Indonesia tergolong masih rendah dengan kisaran 6%.

“Peluncuran OVO U Card mempertegas semakin eratnya sinergi antara industri perbankan dan fintech dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi pengguna milenial yang menjadi mayoritas, termasuk pengguna OVO yang 63% adalah milenial. Layanan dalam aplikasi OVO menjadi semakin lengkap dengan adanya integrasi seamless antara OVO dan BRI yang memungkinkan pengguna untuk mengatur transaksi OVO U Card secara penuh di aplikasi OVO,” ujar Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra dalam keterangan resmi, Senin (6/12).

OVO U Card dirancang sebagai produk yang mudah diakses dan dikelola, untuk mengatur jadwal cicilan, menelusuri program yang tersedia dari BRI maupun ekosistem OVO dan Grab, dan melihat sejarah transaksi. Pemilik kartu juga dapat menikmati tambahan rewards dan benefit dari dua ekosistem tersebut, akses transaksi lebih nyaman bagi beragam layanan dan penawaran dari berbagai merchant populer, dan bebas biaya tahunan seumur hidup.

Sejauh ini, kartu kredit OVO U Card baru dapat dinikmati oleh pengguna terpilih yang memiliki riwayat transaksi yang baik di aplikasi OVO. Untuk kemudahan proses pengajuan dan verifikasi, dilakukan melalui aplikasi OVO dalam waktu maksimal 1 hari kerja. Pengguna juga dapat dengan mudah mengubah transaksi menjadi cicilan 0% hingga 12 bulan. Tak hanya itu, dengan jaringan Mastercard, kartu kredit dapat digunakan untuk transaksi di luar negeri.

Sebagai catatan, sebelumnya Grab juga melakukan kerja sama serupa dengan Bank Danamon. Penawaran yang diberikan juga kurang lebih sama, misalnya auto upgrade status membership di aplikasi Grab menjadi Grab Platinum dan mendapat prioritas booking GrabCar, mengubah transaksi menjadi cicilan hingga 36 bulan, dan sebagainya.

BRI juga melakukan kerja sama sejenis dengan Traveloka dalam menyediakan Traveloka PayLater. Bank lainnya, Bank Mandiri juga bersama dengan Shopee dan Traveloka. Kemudian, BCA dengan Blibli dan Tiket.com.

Semakin mudah punya kartu kredit

Memang dulu kartu kredit adalah barang premium karena hanya bisa dimiliki oleh nasabah “priviledge”. Ini wajar karena bank memang harus bertanggung jawab dalam menyalurkan pinjaman yang bersumber dari dana masyarakat.

Kondisi tersebut akhirnya membuat pertumbuhan mandeg dari tahun ke tahun. Data dari Bank Indonesia mengungkapkan, pada Mei 2021, nilai transaksi kartu kredit tercatat sebesar Rp19,7 triliun. Jumlah itu turun tipis 1,6% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp20 triliun. Meski menurun, total volume transaksi dengan kartu kredit meningkat, jumlahnya naik 0,9% dari 23,3 juta transaksi pada April 2021 menjadi 23,5 juta transaksi pada Mei 2021.

Transaksi kartu kredit turun signifikan selama pandemi, lantaran adanya pembatasan kegiatan masyarakat. Nilainya mulai membaik pada akhir 2020 dan Maret 2021, tetapi belum kembali ke level sebelum pandemi. Sebaliknya, uang elektronik semakin banyak digunakan masyarakat. Nilai transaksi mencapai angka tertinggi Rp23,7 triliun dalam satu tahun terakhir pada Mei 2021.

Menanggapi kondisi tersebut akhirnya dijawab oleh perusahaan teknologi yang bekerja sama dengan perbankan untuk merilis produk kartu kredit. Berbekal dengan data nasabah yang teratur membayar dan rajin bertransaksi, menawarkan kartu kredit agar para penggunanya bisa “naik kelas.”

Application Information Will Show Up Here

Mandiri and Shopee Officially Launched “Co-Brand” Credit Card

Bank Mandiri and Shopee launched a co-brand credit card, the Mandiri Kartu Kredit Shopee, by leveraging the global Visa network. This is said to be the first collaboration in Indonesia, offering the convenience of non-cash transactions on the marketplace platform using a credit card.

On a general note, Indonesia’s credit card penetration is classified as minimal. Based on Bank Indonesia’s data, the number of commercial bank credit cards as of the end of December 2020 was at 16.94 million, down 3.14% YoY from the previous year at 17.49 million. The credit card transactions volume was at 274.68 million, down 21.34% on an annual basis.

Shopee’s presence in Indonesia as a marketplace platform with the highest average visits of up to 90 million times over the past year, according to the iPrice report, is an opportunity to drive credit card penetration.

Bank Mandiri’s Network & Retail Banking Director, Aquarius Rudianto said that this collaboration was very strategic as Shopee was also one of the main players in the e-commerce industry, therefore, the platform had a very large user base.

“With the various transaction convenience offered by Mandiri Credit Card combined with security features and the benefits of Shopee-style shopping, we expect the credit card-holders will get more often to shopping,” he said in a virtual press conference, Wednesday (17/3).

Shopee Indonesia’s Executive Director, Handhika Jahja added, as a technology-based company, Shopee is committed to meeting the needs of every user through a series of initiatives and innovations, one of which is by collaborating with well-known partners to expand the product.

“We expect that the collaboration between Shopee and Mandiri can be the first series of collaborations that bring benefits, especially in providing convenience, more benefits, and the best online shopping experience for users,” Jahja said.

Peluncuran Mandiri Kartu Kredit Shopee / Bank Mandiri
Mandiri Shopee Credit Card Launching / Bank Mandiri

Through this co-brand credit card, the two companies have prepared various offers, such as promos or discounts, cashback, free administration fees for both full payment transactions or special installments at Shopee, which can facilitate people to shop but stay financially smart.

Supported by Visa cardholders can shop at more than 70 million Visa merchants worldwide, in more than 200 countries, using more than 160 currencies. The card has also equipped with contactless technology, where cardholders simply tap the card at the payment terminal and enter a PIN for transactions up to Rp1 million.

In order to apply for this co-brand credit card, Shopee users can apply directly through the Shopee application. Next, they will be contacted by Bank Mandiri for the verification process.

Currently, Bank Mandiri has issued more than 1.8 million credit cards. Apart from Shopee, Bank Mandiri has also collaborated with Traveloka in a similar mechanism.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Bank Mandiri dan Shopee Luncurkan Kartu Kredit “Co-Brand”

Bank Mandiri bersama Shopee meluncurkan kartu kredit co-brand Mandiri Kartu Kredit Shopee dengan memanfaatkan jaringan global Visa. Kerja sama ini diklaim pertama kalinya di Indonesia, menawarkan kemudahan bertransaksi nontunai di platform marketplace dengan menggunakan kartu kredit.

Seperti diketahui, penetrasi kartu kredit di Indonesia tergolong minim. Mengutip dari data Bank Indonesia, jumlah kartu kredit bank umum per akhir Desember 2020 tercatat 16,94 juta, turun 3,14% yoy dari sebelumnya sebesar 17,49 juta. Volume transaksi kartu kredit tercatat 274,68 juta, turun 21,34% secara tahunan.

Kehadiran Shopee di Indonesia sebagai platform marketplace dengan rataan kunjungan tertinggi hingga 90 juta kali sepanjang tahun lalu, menurut laporan iPrice, menjadi celah untuk mendongkrak penetrasi kartu kredit.

Direktur Jaringan & Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto menuturkan, kolaborasi ini menjadi sangat strategis karena Shopee juga merupakan salah satu pemain utama di industri e-commerce sehingga platform memiliki basis pengguna yang sangat besar.

“Dengan berbagai kemudahan bertransaksi ala Mandiri Kartu Kredit yang dikombinasikan dengan fitur keamanan dan aneka keuntungan berbelanja ala Shopee, kami berharap pemegang kartu kredit akan semakin rajin berbelanja,” tuturnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (17/3).

Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Handhika Jahja menambahkan, sebagai perusahaan berbasis teknologi, Shopee berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan setiap pengguna melalui rangkaian inisiatif dan inovasi, salah satunya dengan berkolaborasi bersama-sama mitra-mitra ternama untuk perluas ragam piliha produk.

“Kami berharap kolaborasi Shopee bersama Mandiri dapat menjadi rangkaian awal kerja sama yang membawa manfaat khususnya dalam memberikan kenyamanan, keuntungan lebih dan pengalaman belanja online terbaik bagi pengguna,” kata Handika.

Peluncuran Mandiri Kartu Kredit Shopee / Bank Mandiri
Peluncuran Mandiri Kartu Kredit Shopee / Bank Mandiri

Dalam kartu kredit co-brand ini, kedua perusahaan telah menyiapkan beragam penawaran, seperti promo diskon atau potongan harga, cashback, bebas biaya penanganan baik untuk transaksi full payment atau cicilan khusus belanja di Shopee, yang dapat membantu masyarakat untuk berbelanja, namun tetap cerdas dalam keuangan.

Dengan dukungan Visa, maka para pemegang kartu dapat berbelanja di lebih dari 70 juta merchant Visa di seluruh dunia, di lebih dari 200 negara, dalam lebih dari 160 mata uang. Kartu juga sudah diusung dengan teknologi contactless, di mana pemegang kartu cukup men-tap kartu ke terminal pembayaran tanpa kartu harus berpindah tangan dan memasukkan PIN untuk transaksi sampai dengan Rp1 juta.

Untuk pengajuan kartu kredit co brand ini, pengguna Shopee dapat mengajukan langsung melalui aplikasi Shopee. Berikutnya akan dihubungi oleh Bank Mandiri untuk proses verifikasinya.

Saat ini Bank Mandiri telah menerbitkan lebih dari 1,8 juta kartu kredit. Selain Shopee, dalam kerja sama serupa ini juga pernah dilakukan Bank Mandiri bersama Traveloka.

Application Information Will Show Up Here