Kondisi Ekosistem eSport di Indonesia Menurut Pandangan Tim NXL

Penetrasi eSport di tanah air yang terbilang cepat merupakan dampak dari beberapa aspek: lebih banyak orang kini memahami potensi gaming, pemerintah mulai mengakuinya, dan makin banyak gamer lokal mengerti cara menakar kualitas permainan video. Namun rasanya belum lengkap jika kita belum meminta pendapat dari salah satu pemain berpengalaman di ranah itu.

Belum lama, saya mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang bersama founder sekaligus kapten tim NXL, Richard Permana terkait kondisi eSport di Indonesia. Ayo disimak.

NXL 6

Menurut Anda, apakah ekosistem eSport di negara ini sudah ideal? Dan melihat kecemasan orang tua, apakah dunia pro-gaming bisa dijadikan karier?

Bagi kebanyakan tim tentu belum ideal. Hanya mereka yang benar-benar berani berjuang serius yang dapat menikmati hasilnya, itu pun mungkin belum seberapa.

Tapi beberapa judul permainan seperti League of Legends dan PointBlank terbukti sangat menjanjikan karena Garena berkomitmen penuh untuk memajukan eSport. Dalam kasus ini, eSports bisa dijadikan karier mereka karena game-game tersebut merupakan judul global dan didukung publisher-nya.

Di permainan yang saya geluti, yaitu CS:GO, ekosistemnya belum cukup memuaskan. Di sini, ia minim turnamen online dan belum banyak konten lokal. Jumlah penonton live-stream pun belum optimal.

NXL 5

Bagaimana perbedaan keadaan eSport ketika Anda pertama terjun di dalamnya dengan kondisi saat ini? Sudah adakah perkembangan signifikan?

Tentu saja ada perbedaan. Buat sekarang, tersedianya jejaring sosial sangat membantu, terutama untuk berinteraksi dan bertukar informasi dengan para fans. Pemerintah sendiri hadir dalam sebuah wadah bernama IeSPA, dan pelan-pelan dukungan mereka bisa kami rasakan. Oh, bulan Oktober nanti kebetulan akan ada event World Championship di Ancol.

NXL 4

Selain dukungan sponsor, sebetulnya apa yang paling dibutuhkan tim eSport lokal saat ini?

Dalam game yang kami geluti, Counter-Strike: Global Offensive, komunitas merasa rindu pada event-event besar rutin setiap bulan, juga pertandingan level menengah atau kecil setiap dua minggu, dan sebagainya. Kalaupun event sudah ada, kita butuh penonton untuk memuaskan sponsor acara tersebut, bukan hanya fokus pada peserta pertandingan.

Kehadiran pemerintah melalui IeSPA sudah sangat kami syukuri, dan kami tidak mau menaruh harapan terlalu tinggi. Saya rasa saat ini masih banyak hal penting yang perlu pemerintah benahi selain eSport, kecuali mereka serius untuk terjun langsung dalam pengembangan industri ini.

NXL 3

Untuk Anda sendiri, seperti apa keadaan paling ideal yang dapat membuat eSport berkembang subur di Indonesia?

Mungkin di setiap kota besar, pemerintah menyediakan bangunan khusus untuk eSports, di mana di dalamnya komunitas bisa bebas berlatih tanding secara rutin dan profesional. Kami sendiri melihat kebutuhan akan perlengkapan turnamen berstandar high-end, contohnya PC berspesifikasi mumpuni, monitor dengan refresh rate tinggi, dukungan caster dan lokasi yang menarik, serta tersedianya ‘coaching clinic‘ buat membantu para pemain baru.

NXL 2

Apakah Anda tidak merasa khawatir jerih payah tim NXL akan terlupakan oleh pemerintah di masa yang akan datang?

Ketika kami berlatih, bertanding dan menjadi juara di luar negeri, kami selalu bentangkan bendera Merah Putih. Kami semua sudah tahu dan sepakat, besar peluang kami tidak akan mendapatkan penghargaan dalam bentuk apapun. Jujur saja kami tidak berharap apa-apa, perjuangan ini murni untuk sumbangsih bagi negeri dan tim, keluarga, sponsor, serta memberikan contoh yang baik buat fans dan komunitas eSport Indonesia.

Terima kasih Richard!

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Diary Tim NXL di Laga AGES 2016

Tim CS:GO NXL mempunyai harapan tinggi buat mengukirkan nama mereka sebagai pemenang kompetisi eSport bergengsi di Asia Tenggara, AGES 2016. Selama kiprah mereka di ranah gaming profesional, NXL berhasil menjaga rekor kemenangan mutlak dalam laga LAN. Namun nasib berkata lain, mereka yang telah berlatih begitu keras harus pulang tanpa membawa piala.

Fans mungkin merasa kecewa, tapi tentu saja, tidak ada yang lebih sedih menghadapi pahitnya kekalahan dibanding personel NXL sendiri. Belum lama, saya berkesempatan menghubungi sang team leader Richard Permana untuk mencari tahu perjalanan dan pengalaman mereka selama bertanding di ASEAN Games for eSport 2016.

NXL Article 6 3
Di turnamen LAN, banyak faktor eksternal yang bisa memengaruhi performa permainan.

Seperti yang sudah Anda tahu, turnamen kelas internasional bukan merupakan hal baru bagi tim pemenang ACG Beijing 2013, BenQ League 2014 Malaysia sampai BenQ CS:GO Asia Cup 2015 tersebut. Mereka sudah terbiasa menghadapi ketatnya jadwal, kelelahan, dan kurang tidur. Namun baru di AGES 2016 ini formasi baru NXL diuji keampuhannya. Di sana, kompetisi CS:GO hanya berlangsung dua hari saja.

Tim tiba di Malaysia hari Jumat tanggal 27 Mei pukul lima sore, namun baru sampai di hotel jam 11 malam karena harus menunggu kontingen negara lain. Bus sudah menunggu keesokan paginya, membawa mereka buat melakukan registrasi ulang. Di pertandingan pertama, NXL memperoleh kesempatan untuk berhadapan melawan Signatur Gaming dari Thailand. Richard menjelaskan, mereka ini adalah salah satu tim kuat di kawasan Asia Tenggara.

NXL Article 6 2
Agil Baskoro alias Roseau.

Sayang sekali, Richard mengaku performa mereka kurang optimal. Rasa grogi di awal pertandingan memang wajar, tetapi menyebabkan kesalahan yang berujung pada kekalahan. Richard bilang, “Kami kalah di partai pertama, turun ke lower bracket yang artinya adalah nyawa terakhir.”

Di pertandingan kedua, NXL sukses menyapu bersih tim Malaysia. Skornya mencengangkan: 16 lawan 1 – tak masalah karena jarak level yang terlampau jauh. Tetapi ada kejutan menanti di match selanjutnya: Fortius.

NXL Article 6 1
Para pemain dituntut untuk bisa beradaptasi, termasuk saat diberikan meja yang sempit.

“Dulu saya pernah berkeinginan untuk mengirimkan dua wakil dari Indonesia ke AGES agar tim CS:GO nusantara bisa memperoleh award atau masuk ke delapan besar, supaya mereka bisa membawa pulang hadiah sebagai modal,” kata Richard. “Namun saya sedih harus melihat dua tim Indonesia saling membantai di panggung utama. Kalah di sana mengakibatkan mereka harus pulang, dan itu pun belum masuk delapan besar.”

Fortius juga harus turun ke lower bracket akibat kalah dari MiTH Thailand. Menghadapi Fortius, NXL unggul yaitu 16 melawan 7. Bagi Richard, ini bukanlah kemenangan yang ia harapkan.

NXL Article 6 4
Menjaga rekor tak terkalahkan ialah salah satu beban terberat yang dipikul NXL.

Selanjutnya, NXL tanding dengan Hanoi Vortex. Sejumlah kesalahan masih terjadi, tapi para jawara CS:GO Indonesia ini berhasil menyingkirkan tim asal Vietnam tersebut, memberikan mereka kesempatan untuk berduel kembali melawan Signature Gaming.

Di match kelima di hari Sabtu itu, NXL bertanding lebih baik dan efektif, membuat mereka unggul di awal. Sayang sekali, di saat 14 lawan 14, seorang personel NXL lepas kendali karena terpancing gerakan lawan. Richard menuturkan, “Akibatnya, pengalaman kali ini harus dibayar mahal. Di hari itu, perjalanan kami terhenti.”

NXL Article 6 6
Seluruh anggota NXL dan perwakilan dari IeSPA.

Tapi seperti kata Nelson Mandela, ‘Seorang pemenang adalah pemimpi yang tidak pernah menyerah’, dan Richard serta kawan-kawan tidak mau berlarut-larut memikirkan kekalahan. Kerja keras tanpa henti NXL-lah yang bisa membuat mereka melangkah sejauh ini. NXL tentu sudah melakukan analisis dan evaluasi, mencari tahu apa penyebab mereka kalah. Sebagai awalnya, Richard sudah mulai menerapkan kebijakan serta strategi baru.

Dan apapun yang terjadi, saya yakin para pecinta serta pemerhati eSport di Indonesia akan terus mendukung para maestro CS:GO itu dan merasa terhormat bisa diwakilkan NXL di turnamen-turnamen bergengsi dunia.

Edit: Ada kekeliruan penulisan skor saat NXL melawan Fortius, telah diperbaiki.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Bincang-Bincang Bersama Tim CS:GO SoloMid di Kantor Logitech Indonesia

Team SoloMid atau yang fans kenal dengan panggilan TSM awalnya didirikan sebagai tim League of Legends, hingga mereka mulai melirik Counter-Strike: Global Offensive di Januari 2015. Dan dalam waktu cukup singkat, TSM pelan-pelan mendulang kemenangan, di antaranya dalam Game Show CS:GO League Season 2 sampai PGL CS:GO Championship Series: Season 1.

Sebagai salah satu sponsor Team SoloMid, Logitech mengundang sejumlah media dan mewadahi acara bincang-bincang langsung dengan kedua pemain utama TSM, yaitu Kory ‘Semphis’ Friesen dan Pujan ‘FNS’ Mehta, di mana kami membahas banyak hal. Silakan disimak:

Apa pendapat Anda mengenai program sponsor Logitech?

Kory: Sejauh ini program sponsor dari Logitech sangat berarti. Mereka memberikan segala hal yang kami butuhkan, contohnya seperti kantor dan rumah ini; Logitech memperlakukan kami dengan sangat baik, menyiapkan gaming gear, serta memberikan kami saran dan masukan.

Logitech TSM 1
Kory ‘Semphis’ Friesen dan Pujan ‘FNS’ Mehta.

Bagaimana awalnya Anda bisa berkarier sebagai gamer pro CS:GO? Adakah game lain yang dimainkan sebelumnya?

Pujan: Saya mendalami CS:GO karena sebelumnya juga memainkan CS 1.6. Saat Global Offensive tersedia, semua orang, termasuk anggota tim segera beralih ke game baru tersebut. Saat itu saya sudah bermain secara kompetitif, dan tak lama kami diundang untuk berpartisipasi di ESEA. Dan hal itu memotifasi saya buat terus mempelajari Global Offensive.

Apakah sebelumnya saya bermain game lain? Tidak juga, hanya Counter-Strike 1.6 secara kompetitif.

Kory: Saya mengawalinya dari Counter-Strike 1.6, dan ketika CS:GO diumumkan, versi 1.6 sudah mulai kehilangan pemain. Hanya ada sedikit pilihan: antara pindah ke Global Offensive atau berhenti. Saya menikmati judul lain seperti Dota, dan buat sekarang saya juga bermain Overwatch. Semua game sudah pasti menghibur, itu sebabnya saya menyukai permainan multiplayer.

Logitech TSM 2
Ruang meeting kantor Logitech Indonesia jadi tempat bincang-bincang bersama TSM.

Apa perasaan Anda setelah kini bergabung dalam salah satu tim CS:GO terbaik di dunia dan berkesempatan bertanding di turnamen internasional?

Pujan: Tentu saja saya merasa bahagia. Sebelumnya saya telah bermain di tim lain, namun TSM merupakan organisasi eSport prestisius. Anda tidak ingin mengecewakan mereka, jadi sudah pasti ada tekanan. Saya merasa inilah tingkatan tertingginya.

Kory: Dahulu saya mewakili Cloud 9 yang boleh dibilang seperti adik kecil TSM, dan saat ini saya berada di situasi serupa, juga dengan sponsor yang sama. Saya gembira dapat kembali ke organisasi eSport besar. Mereka menyediakan segala macam keperluan kami, sehingga saya tidak harus banyak berpikir mengenai hal-hal lain.

Sebelum bergabung ke SoloMid, Anda mewakili tim berbeda. Bagaimana cara Anda beradaptasi dengan personel lain sewaktu latihan dan turnamen?

Pujan: Sudah pasti adaptasi memerlukan waktu. Sebelumnya saya bermain di CLG (Counter Logic Gaming), dan saya punya rekan-rekan bermain berbeda dan jam terbang yang lama membentuk chemistry. Di TSM, saya belum pernah bermain bersama Semphis serta anggota lainnya. Jadi jelaslah sangat sulit bersinergi pada awalnya; namun semakin sering bertanding bersama, kian banyak pula kekompakan terbentuk.

Kory: Bagi saya aspek tersulit adalah, saat Anda bergabung ke kelompok baru padahal sebelumnya telah bermain dengan kawan-kawan lama, pada dasarnya ialah membangun kembali dari awal. Performa kami sangat payah selama beberapa bulan pertama, lalu dihadang pula oleh perubahan-perubahan formasi. Tapi belakangan kami mulai merangkak naik dan membuktikan diri karena kami berpikir harus menujukkan bahwa tim layak mendapatkan sponsor. Dan kini lebih banyak fans mendukung kami.

Logitech TSM 3
Kory bilang, “Jangan harap bermain dua jam sehari cukup untuk menghadapi turnamen major.”

Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk berlatih dalam seminggu?

Pujan: Alasan utama kami bisa berada di gaming house ini adalah buat berlatih dan menghabiskan banyak waktu mendalami permainan. Di masa CS 1.6 dan awal kelahiran CS:GO, belum ada banyak kompetisi, tapi sekarang ada banyak tim rival dan turnamen. Banyak dari tim tersebut yang berada di depan kami, jadi setidaknya kami harus fokus antara delapan sampai sepuluh jam sehari agar dapat mengejar mereka – dari aspek skill, kerjasama sampai chemistry.

Kory: Menurut saya waktu latihan sebetulnya tergantung pemain, tetapi 99 persen gamer profesional pasti akan berlatih sesering-seringnya, minimal delapan jam sehari. Jangan harap bermain dua jam sehari cukup untuk menghadapi turnamen major. Saya kira, semakin banyak kerja keras maka hasilnya juga kian baik.

Logitech TSM 6
TSM bahkan tidak percaya mereka berhasil menghimpun fans dari Indonesia.

Ada pesan khusus untuk para fans ataupun gamer CS:GO lain, khususnya di Indonesia?

Pujan: Saya bahkan tidak percaya orang-orang di Indonesia menyaksikan kami bermain, jadi hal ini terasa sangat luar biasa. Saya lebih percaya jika Anda menggemari Fnatic atau tim papan atas lain. Bagaimanapun juga kami sangat menghargainya. Banyak orang berkomentar negatif, namun tidak sedikit yang memberikan komentar positif, mengutarakan keyakinan dan dukungan, meskipun kami kalah. Jadi, terimakasih banyak.

Kory: Saya pikir saya sempat bermain CS 1.6 bersama tim Asia [sambil Googling] di WCG, tapi saya lupa karena sudah lama sekali. Saya ucapkan terimakasih pada semua orang yang mendukung Team Solo Mid, kami sangat menghargainya.

Dan TSM juga berterimakasih pada rekan-rekan media atas interview ini. Bincang-bincang ini merupakan wawancara pertama semenjak saya masuk di Team SoloMid.

Logitech TSM 5
Logo Team SoloMid.

Tips Bermain CS:GO Untuk Pemula Persembahan Tim NXL

Tepat pada hari ini, Jumat 27 Mei, tim Counter-Strike: Global Offensive NXL berangkat ke Kuala Lumpur untuk mengikuti kejuaraan eSport paling bergengsi di Asia Tenggara, AGES 2016. Namun di tengah kesibukan mereka, Richard Permana dan kawan-kawan masih sempat meluangkan waktu merespons permintaan saya buat berbagi tips bermain CS:GO khusus bagi para pemula.

Lima jawara CS:GO dari Indonesia itu dengan senang hati memberi jawabannya, dan di sini kita bisa melihat kira-kira apa aspek paling penting dan mendasar bagi tiap-tiap personel NXL:

 

Vega ‘Soifong’ Tanaka

NXL Article 5 4
NXL Soifong.

Menurut Soifong, sangat krusial bagi kita untuk memilih periferal dan menentukan setting software. Harus ‘pasti dan dikuasai’. Vega menekankan agar pemain tidak menggonta-ganti mouse, tentukan satu tipe yang cocok dan nyaman digunakan.

Selanjutnya, Anda disarankan mempelajari setup kartu grafis, aplikasi/software gaming gear, bagaimana cara menonaktifkan fitur mouse acceleration, serta memahami opsi visual di dalam permainan. Jika semuanya sudah dilakukan, cari level sensitivitas mouse yang enak, atau silakan tiru setting gamer profesional lain.

Albert ‘FrostMisty’ Giovanni

NXL Article 5 3
NXL FrostMisty.

“Jangan lewatkan tutorial,” kata Albert singkat. Jika sudah mengerti, Anda bisa masuk ke tahap ‘mapping‘ ketika bemain secara casual supaya mengetahui dari mana biasanya lawan keluar; kemudian mempelajari tempat planting bom serta cara melindunginya, dan di mana lokasi sempurna untuk menjaganya.

Albert menyampaikan pentingnya belajar menembak: teknik spray buat jarak dekat, serta metode burst dan tapping untuk baku tembak jarak jauh.

Baskoro ‘Roseau’ Dwi Putra

NXL Article 5 1
NXL Roseau.

Baskoro menjelaskan bahwa pertama-tama gamer harus mengatur tingkat sensitivity mouse supaya cocok dengan cara kita bermain, dan sebaiknya jangan mengikuti orang lain karena masing-masing individu berbeda (bertolak belakang dari saran Vega, artinya kedua cara dibenarkan). Setelah itu para pemula sebaiknya berlatih recoil dari masing-masing pistol, senapan serbu, SMG, dan senapan penembak runduk.

Pemahaman akan recoil dapat diasah dengan cara melawan bot di aim-botz atau map latihan yang tersedia di Workshop.

“Sesudah itu, baru jajal deathmatch dan casual, lalu kalau sudah jago banget baru deh mulai kompetitif. Goodluck,” tutur Roseau.

Bagas ‘Banteng’ Gunadi

NXL Article 5 5
NXL Banteng.

Anggota terbaru tim NXL ini menganjurkan agar kita bermain di mode Weapon Course di depan halaman CS:GO terlebih dulu – di bawah pilihan Offline With Bots. Dengannya gamer bisa belajar banyak hal, dari mulai melatih kemampuan tapping, burst, melempar granat, cara memberondong musuh, serta menanam dan menjinakkan C4. Cara berlari, jongkok dan berjalan pelan, semuanya ada disana.

Jika sudah mengerti, tinggal mencoba langsung di mode casual atau deathmatch.

Richard ‘frgd[ibtJ]’ Permana

NXL Article 5 2
NXL frgd[ibtJ].
Dengan jam terbang yang tinggi, saran dari kapten tim NXL ini sedikit berbeda dari rekan-rekannya. Richard menyampaikan, “Jadikan YouTube sebagai perpustakaan Anda, subscribe di channel-channel yang berhubungan dengan permainan. Praktekkan ilmu mereka, tampilkan dalam latihan. Lalu apabila efektif, maka lanjutkan ke dalam tim dan pertandingan.”

Kemudian masukkan lainnya juga tidak kalah penting: jangan malas belajar. Kita harus selalu mau cari tahu dan mengeksplorasi hal-hal yang tidak disukai dalam permainan. Jangan lupa untuk mendengarkan kata-kata komentator dan analisis dari para ahli CS:GO. Cara ini sangat membantu Anda mendapatkan pemahaman-pemahaman baru.

Terimakasih pada Richard, Bagas, Baskoro, Albert dan Vega. Semoga sukses di ASEAN Games for eSport 2016.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Apa yang Disiapkan NXL Buat Hadapi AGES 2016?

Minggu lalu, Richard Permana menjelaskan krusialnya ASEAN Games for eSport bagi NXL. Perubahan pada formasi akan menjadi tantangan besar bagi tim CS:GO kebanggaan Indonesia itu dalam menghadapi lawan-lawan beratnya. Untuk artikel kali ini, saya bertanya pada semua anggota NXL: hal-hal apa yang paling mereka butuhkan untuk menghadapi AGES 2016?

Jawabannya lebih baik dari yang saya harapkan. Ternyata persiapan NXL buat menyongsong turnamen besar itu tak hanya soal mengasah kemampuan dan mempersiapkan gaming gear favorit saja.

Vega ‘Soifong’ Tanaka

NXL Article 4 6
NXL Soifong.

Pro gamer dengan spesialisasi pada peran support ini sangat religius. Ia bilang, “Butuh penyertaan Tuhan, itu yang pertama dan paling utama.”

Buat turnamen besar nanti, Vega tidak terlalu menuntut. Menurutnya, periferal gaming SteelSeries yang ia gunakan sehari-hari untuk latihan sejak ‘zaman dahulu kala’ sudah bisa menjadi peralatan tempur ampuh. Selanjutnya saat mendekati pertandingan nanti, ia hanya menginginkan segelas kopi atau minuman energi seperti Red Bull supaya tidak mengantuk dan ada tambahan tenaga dalam menyelesaikan match.

Baskoro ‘Roseau’ Dwi Putra

NXL Article 4 3
NXL Roseau.

Baskoro sendiri sepertinya tak begitu terbebani dengan AGES 2016. Gamer support Counter-Strike: Global Offensive ini berkomentar ringan, “Butuh tidur yang cukup pastinya.”

Di sisi gaming gear, Roseau memilih mousepad SteelSeries QcK karena aksesori ini tidak memakan banyak tempat saat bertanding LAN. Umumnya, space di lokasi kompetisi tidak terlalu luas, selain itu QcK juga mudah dibawa-bawa.

Melengkapi perhatian Baskoro terhadap keringkasan, pecinta AK-47 ini memerlukan earphone SteelSeries Flux. Menurutnya, mereka akan bertanding di mall, dan suara pasti akan sangat berisik.

Albert ‘FrostMisty’ Giovanni

NXL Article 4 5
NXL FrostMisty.

“Bawa topi biar santai, lalu biasanya bawa action figure buat panjangan,” kata Albert sembari tertawa.

Sang ‘backstabber’ NXL ini menjelaskan bahwa sudah pasti akan mengusung gaming gear SteelSeries, lalu Albert juga berharap semoga di turnamen nanti penyelenggara menggunakan monitor BenQ, alasannya adalah karena faktor kebiasaan.

Selanjutnya, yang Albert butuhkan ialah lebih banyak latihan, olahraga dan berdoa. Ia juga mengungkapkan pentingnya dukungan keluarga dan fans agar tim NXL semakin semangat.

Bagas ‘Banteng’ Gunadi

NXL Article 4 4
NXL Banteng.

Bagas menyampaikan, “Saya memerlukan penghangat badan agar tidak kedinginan di turnamen LAN; kemudian butuh makan yang cukup, supaya dapat bermain maksimal dan tidak lemas.”

Ia mengharapkan panitia sudah mempersiapkan PC dengan spesifikasi high-end, memastikan tidak ada lag serta penurunan frame rate sewaktu bermain. Seperti kawan-kawannya, Bagas memilih aksesori dan periferal pendukung besutan SteelSeries.

Mungkin Anda sudah tahu, gamer ber-nickname Banteng ini adalah penggemar figurine. Bagas bilang pada saya bahwa ia ingin ada lebih banyak lagi koleksi action figure di meja tempat ia bermain ‘sebagai jimat keberuntungan’.

Richard ‘frgd[ibtJ]’ Permana

NXL Article 4 2
NXL frgd[ibtJ].
Menargetkan podium utama, leader tim NXL ini tentu saja menanggapi AGES 2016 dengan sangat serius. Richard berencana membawa iPod tuanya untuk mendengarkan lagu-lagu rohani. Ia tampaknya tidak terlalu menuntut soal gaming gear. Senada dengan Baskoro, ia cuma perlu cukup tidur dan mempersiapkan baju ‘heat-tech‘ demi menjaga suhu tubuh tetap hangan.

Tak sedikit orang mendeskripsikan Counter-Strike sebagai penjelmaan permainan catur dalam wujud first-person shooter. Analogi ini menarik, karena Richard bilang ia sudah menginstal aplikasi catur di smartphone, berguna untuk ‘pemanasan otak baik saat menyerang atau bertahan’.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

NXL Targetkan Untuk Jadi Jawara AGES 2016

Di edisi bincang-bincang dengan tim NXL kali ini, saya mencuri sedikit waktu Richard Permana untuk membahas target jangka pendek yang telah mereka tentukan. CEO dari salah satu tim eSport tersukses di Indonesia itu dengan senang hati menjawab lengkap seluruh pertanyaan saya meskipun seharusnya, saat ini mereka sedang berlatih tanding bersama Edward Gaming asal Tiongkok.

Richard, turnamen apa yang akan jadi fokus NXL dalam waktu dekat?

Kita akan fokus ke AGES 2016 (ASEAN Games for eSport), ajang khusus bagi negara-negara Asia Tenggara untuk memperebutkan prize pool yang luar biasa besar di kawasan ini.

NXL Article 3 3
NXL sedang latihan di gaming room-nya.

Mengapa menurut kalian kompetisi tersebut penting?

Sangat penting, dari berbagai sisi, misalnya ini akan jadi ujian pertama line-up terbaru kami di mode LAN se-Asia Tenggara. Seberapa tangguh mental tim kami kali ini? Apakah kami bisa menghasilkan streak enam kali berturut-turut juara pertama di luar negeri? Dari sisi hadiah, jika kami berhasil, tentu akan menjadi modal yang sangat berarti untuk manajemen tim.

Jika jadi juara di sana, apakah itu jadi loncatan buat mengikuti event selanjutnya?

Mungkin sekali. Sebagai contoh, kemarin ada kompetisi di China, kita batal ikut karena manajemen kekurangan dana untuk akomodasi dan hal lainnya. Padahal di sana kami bisa bertemu langsung lawan tanding seperti Tyloo dan ViCi Gaming. Hal-hal seperti ini bisa teratasi dengan adanya prize money dari tournamen-turnamen selanjutnya.

NXL Article 3 2
Richard Permana dan Bagas ‘Banteng’ Gunadi.

Dari sisi publisitas, saya tidak tahu apakah memenangkan event itu dapat sampai terdengar ke panitia ESL, PGL atau DreamHack, untuk memberikan slot tambahan kepada tim Asia Tenggara ketika ada babak kualifikasi CS:GO Asia. Selama ini tim SEA sedikit terpinggirkan buat distribusi slot, padahal banyak tim berpotensi selain NXL di kawasan tersebut; contohnya Signature.Jynx dari Thailand, Mineski dari Filipina, dreamScape dari Singapura, dan lain-lain.

Persiapan seperti apa yang sedang dilakukan tim NXL?

Sejak dihilangkannya Inferno dari map pool resmi, kita bisa membuat map pool baru sendiri, dan memainkan map yang biasanya dilarang atau tidak sepenuhnya kami kuasai. Persiapan sudah berlangsung dari minggu kedua April sampai sekarang, karena kita harus rombak ulang sebagian besar strategi dengan masuknya pemain baru kami, Banteng.

Untuk porsi latihan, biasanya kami semua latihan aim sendiri-sendiri. Jika ada panggilan, baru kami lakukan latihan 1v1, 1v2 1v3, dan sebagainya. Kami lagi lebih banyak fokus ke pertahanan. Map pool sekarang ada tujuh (Nuke, Dust2, Train, Overpass, Mirage, Cache, Cbblestone), akan sangat sulit menguasai semuanya secara berbarengan.

NXL Article 3 45jpg
Richard sedang mengarahkan tim asuhannya.

Bolehkah beri sedikit bocoran mengenai strategi yang akan tim NXL terapkan?

Banteng belum selesai saya ‘eksploitasi’, masih banyak yang belum matang dari permainannya. Tapi kalau bicara bidikan dia, sudahlah, dia seperti memakai cheat. Oleh sebab itu, taktik bertahan dan taktik menyerang akan sama sekali beda, meta game-nya juga berbeda.

Siapa yang kira-kira akan jadi lawan tangguh buat NXL di AGES 2016?

Kami menunggu tantangan pertandingan dari MVP Karnal Malaysia. Kali terakhir kami bertemu dengan mereka di Cyberjaya, berhasil kami taklukkan dengan skor mencolok, namun mereka berkembang sedemikian pesat di match online sehingga bisa mengalahkan kami dan pergi ke Taiwan buat mewakili Asia Tenggara. Yes, saya tertantang untuk membuktikan siapa sebenarnya yang lebih baik sekarang.

NXL Article 3 4
Dari kiri ke kanan: Soifong, FrostMisty, frgd[ibtJ], Roseau, dan Banteng.
Misalnya NXL menjuarai AGES 2016, turnamen apa selanjutnya yang sangat ingin kalian ikuti?

Jelas, memenangkan Minor CS:GO Asia Qualifier selanjutnya secara meyakinkan dengan line up baru ini. Semoga, permainan tim NXL saat itu sudah mantap. Selanjutnya, bisa ikut kompetisi di China, menjuarai ESEA S22 buat merebut tiket ke final di Eropa/Amerika.

Semoga sukses NXL, terimakasih Richard Permana.

NXL Article 3 1

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Berkenalan Dengan Anggota Baru Tim NXL, Bagas ‘Banteng’ Gunadi

Dengan pengunduran diri Agung ‘Sys’ Frianto, tim CS:GO NXL harus segera mengisi kekosongan tersebut. Tak lama NXL mengumumkan bahwa mereka akhirnya memilih Bagas Gunadi, pemuda berusia 19 tahun untuk membantu pertahanan tim. Dari bincang-bincang bersama NXL minggu lalu, anggota lain setuju, Bagas memiliki kemampuan individu yang tinggi.

Tentu saja sebelum keputusan dibuat, Bagas Gunadi alias Banteng sudah masuk dalam ‘daftar pengawasan’ NXL. Ia adalah juara turnamen 1 vs. 1 yang sempat NXL adakan di ToysCity, memenangkan dua dari tiga pertandingan. Tetapi skill hanyalah sebuah variabel, NXL harus memahami kepribadian calon anggotanya. Singkat cerita, empat personel NXL berkunjung ke kediaman Bagas, berbicara dengan keluarga, dan merekrutnya di sana.

Bagas 'Banteng' Gunadi, tim NXL.

Kawan-kawan di NXL memberikan komentar senada mengenai Bagas: bidikannya istimewa. Bagas seringkali menempati ranking teratas di match. Sys sendiri mengaku ia sering jadi korban headshot sang Banteng dan turut merekomendasikannya.

Ingin berkenalan lebih jauh, saya menghubungi Bagas dan mengajukan sejumlah pertanyaan:

Sejauh ini, apa momen terbaik Anda semenjak bergabung di NXL?

Bisa meraih urutan dua besar eFrag RisingStars SEA Promotional Cup. Selain itu saya bisa merasakan jadi pro-gamer yang sesungguhnya, terutama di Indonesia.

Saya dengar bidikan Anda sangat akurat, sampai disangka bermain dengan cheat.

[Menurut saya] aim saya biasa-biasa saja, namun memang kebanyakan orang menganggapnya di luar kewajaran. Mungkin itu karena refleks yang cepat…

NXL Article 2 2

Apa tekanan yang Anda rasakan semenjak diterima menjadi anggota ‘tim esport tersukses di Indonesia’? Dan adakah tuntutan dari rekan-rekan di NXL?

Tekanannya ialah harus selalu bermain dengan performa terbaik, agar selalu dapat berkonstribusi di setiap round, map, terutama di pertandingan penting.

Tuntutannya ada pada saat saya bertahan. Saya harus bisa menahan serangan musuh semaksimal mungkin. Saya diminta untuk belajar secepat-cepatnya dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam permainan yang sudah mendarah daging selama ini.

NXL Article 2 3

Pelajaran apa saja yang Anda dapatkan di ranah esport papan atas?

Pelajaran yang saya dapatkan selama bermain bersama NXL adalah, saya tidak boleh mengganti pisau sembarangan, dan tidak boleh meninggalkan teman ketika perang. NXL banyak mengajarkan saya berkomunikasi secara aktif, untuk selalu menginformasikan keadaan tiap waktu. Lalu saya juga diajari tips dan trik melempar granat asap atau flashbang di map tertentu.

Yang terpenting, saya tak boleh bingung dalam mengadapi berbagai skenario: menentukan timing untuk lurking/backstab, mesti membiasakan mendukung anggota tim, memahami krusialnya pergerakan dan bagaimana mengambil keputusan, serta teknik agar tidak membuang-buang waktu di base sesudah freeze time habis.

Pengalaman tanding apa yang paling berat buat Anda?

Pengalaman terberatnya saya rasakan saat melawan Tyloo, Vici Gaming, ex-SkyRed dan The Mongolz. Mereka ialah tim paling kuat yang pernah saya hadapi. Selain skill tinggi, strategi mereka sangat ampuh, membuat kami kewalahan.

NXL Article 2 4

Kira-kira bagaimana Anda membayangkan diri Anda sendiri dua sampai tiga tahun lagi? Adakah impian tertentu, terutama di ranah esport?

Saya membayangkan bisa hidup mandiri dari esports, bisa membanggakan keluarga dengan prestasi-prestasi saya. Dan juga saya ingin tim Counter-Strike: Global Offensive NXL secara reguler masuk ke kejuaraan-keujuaraan [dunia] seperti ESL, Dreamhack, IEM, serta menguasai kejuaraan di daratan China dan tunamen major lainnya yang berujung pada mengharumkan nama Indonesia.

Terimakasih Bagas dan NXL.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Berbincang Santai Dengan Tim Esport NXL

Dengan keberhasilan mengumpulkan penghargaan serta reputasi sejak pertama berdiri, NXL kini menjadi panutan para pemuda-pemudi Indonesia yang memimpikan esport sebagai karier mereka. Jika ditanya mengenai rahasia kesuksesan, keuletan dan kerja keras biasanya menjadi jawaban jawaban sang founder, Richard Permana. Tapi untuk sekarang, saya akan membahas tema yang lebih ringan.

Buat menulis artikel ini saya menghubungi Richard dan kawan-kawan untuk berbincang santai dengan NXL, serta bertanya-tanya mengenai perubahan yang terjadi di tim mereka. Beberapa minggu silam, Agung ‘Sys’ Frianto dikabarkan mengundurkan diri, digantikan oleh Bagas ‘Banteng’ Gunadi. Pertanyaan sama saya ajukan pada ke lima anggota NXL, terkait aktivitas sehari-hari dan hobi.

NXL Article 1 04
Dari kiri ke kanan: Richard Permana, Vega Tanaka, Albert Giovanni, Baskoro Dwi Putra.

Meskipun anggota termudanya bahkan belum menyentuh usia 20 tahun, layaknya pekerjaan profesional, NXL dan Counter-Strike: Global Offensive menuntut perhatian penuh serta waktu kerja yang konsisten. Mereka ‘bekerja’ delapan jam sehari sebagai pro-gamer, lima kali seminggu. Jika ada jadwal turnamen saat weekend, maka itulah tuntutan pekerjaan.

Baskoro Dwi Putra menceritakan pengalamannya. Sewaktu dahulu kuliah, Ujian Tengah Semester bentrok dengan agenda kejuaraan di India. Lalu di tengah kesibukan membuat skripsi dan revisi, NXL harus berangkat ke TWC di Serbia. Namun semua akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Khususnya untuk gamer pro yang masih berkuliah, Baskoro memberi saran, “Kalau bisa selesaikan tugas-tugas dulu baru main, biar ketika main tidak kepikiran. Intinya, jalankan saja.”

NXL Article 1 03
Roseau dan FrostMisty sedang bermain.

Ternyata menjadi atlet esport tidak menghilangkan kecintaan tim NXL terhadap gaming. Albert Giovanni sekarang lagi sering memainkan Fallout 4 dan Grand Theft Auto V. Di luar boot camp, FrostMisty gemar pergi ke gym. Saya bertanya apakah bermain game lain akan mempengaruhi performa, dia menjawab riang, “Mestinya sih tidak ya. Tidak ngaruh, kalau mau jago mah jago saja.”

Vega Tanaka juga menggemari video game. Ia menyukai RPG dan action-RPG, contohnya seri Final Fantasy atau Star Ocean. Hobi lain Vega yang tidak melibatkan keyboard dan mouse meliputi olahraga sepakbola, basket dan ping-pong. Untuk kehidupan pribadi, gamer ber-nickname Soifong itu cukup beruntung karena ‘kebetulan’, belahan hatinya ialah sesama pro gamer, anggota tim CS:GO Female Fighters.

NXL Article 1 05
Vega Tanaka A.K.A Soifong.

Menjawab pertanyaan saya bertanya soal siapa yang suka menjadi target kelakar, Albert dan Baskoro kompak bahwa Vega-lah orangnya. Ia adalah ‘bagian kena bully‘. “Paling santai dan paling sering dikerjain itu Vega. Saking seringnya, dia tidak merasa sedang dikerjain,” tutur Albert.

Dan akhirnya, saya bertanya pada Richard (sang sosok kepala sekolah, begitu menurut Bagas Gunadi), bagaimana proses NXL menentukan personel baru buat jadi pengganti. Pertama-tama, mereka harus mengeksplorasi karakter bermainnya – apa saja kelemahan, kekuatan, serta senjata favoritnya. Selanjutnya tim akan berunding dan mengajak calon anggota bermain bersama. Pelan-pelan, ia bisa beradaptasi, walaupun boleh jadi butuh waktu sampai beberapa bulan hingga ia benar-benar membaur.

NXL Article 1 02
Anggota terbaru tim NXL, Bagas ‘Banteng’ Gunadi.

Richard, Vega, Baskoro dan Albert setuju bahwa Bagas ialah sosok yang tepat menggantikan Agung. Mereka juga memberi komentar senada: skill individunya sangat tinggi. Sys sendiri juga merekomendasikan Bagas karena pada saat latihan, ia sering menjadi korban headshot sang Banteng…

NXL Article 1 06
NXL dalam sesi latihan.

Disclosure: DailySocial adalah media partner tim NXL. Gambar: Facebook NXL.

Demi Memastikan Bidikan Anda Akurat, SteelSeries Luncurkan Rival 300 CS:GO Fade Edition

Jika gaming merupakan bagian penting kehidupan Anda, memang selalu ada dorongan untuk menunjukkannya. Mengekspresikan hal tersebut tidaklah sulit, ada banyak sekali produk yang bisa dimiliki. Tapi pengalaman belasan tahun SteelSeries dalam peracikan aksesori memastikan keseimbangan antara rupa dan fungsi. Dan kini CS:GO jadi fokus periferal baru mereka. Continue reading Demi Memastikan Bidikan Anda Akurat, SteelSeries Luncurkan Rival 300 CS:GO Fade Edition

Tips Memilih Hardware dan Gaming Gear Dari Tim eSport NXL

Apa yang membuat sebuah tim eSport begitu sukses? Mayoritas orang berargumen, itu berkat kemampuan dan kerjasama mereka. Namun jika telah bertahun-tahun mendalami industri olahraga elektronik kompetitif, Anda akan sadar bahwa ada banyak sekali faktor penentu keberhasilan selain kepiawaian dan pengalaman. Continue reading Tips Memilih Hardware dan Gaming Gear Dari Tim eSport NXL