13 Startup Edtech “Bootcamp” yang Menyediakan Layanan Pembelajaran Intensif

Bootcamp adalah sesi pelatihan intensif jangka pendek yang dirancang untuk mempersiapkan peserta menghadapi pekerjaan dunia nyata. Kurikulumnya didesain sedemikian rupa, menyajikan berbagai studi kasus yang diambil dari industri. Pun para mentor biasanya dihadirkan dari kalangan profesional dan praktisi.

Model pembelajaran berbasis bootcamp kian diminati oleh kalangan muda, terlebih mereka yang menginginkan perpindahan karier menuju sektor teknologi. Program bootcamp dikemas ringkas dan intensif dalam waktu yang relatif pendek. Menariknya, penyelenggara bootcamp biasanya juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan untuk menyerap lulusannya.

Saat ini ada sejumlah startup yang menyajikan layanan bootcamp, mengajarkan berbagai kompetensi, khususnya di ranah pengembangan teknologi dan digital. Berikut ini ada 13 startup edtech lokal yang sajikan layanan bootcamp.

Binar Academy

Salah satu bootcamp Indonesia yang bisa dipilih adalah Binar Academy. Startup yang satu ini didirikan pada tahun 2017 oleh Alamanda Shantika yang dulunya berprofesi sebagai VP Technology and Product Management Gojek — bersama dua rekannya Dita Aisyah dan Seto Lareno.

Binar sendiri ingin menciptakan masyarakat Indonesia yang terampil dan siap untuk menghadapi era digitalisasi. Startup edtech yang satu ini menawarkan beberapa macam bootcamp seperti yang terfavorit seputar UI/UX, Business Intelligence, Product Management, dan Web Development.

Binar baru saja mendapatkan pendanaan pra-seri A dari sejumlah investor, termasuk Impact Investor yang terlibat seperti iGlobe Partners, Teja Ventures, dan YCAB Ventures.

BelajarLagi

Salah satu bootcamp Indonesia selanjutnya adalah BelajarLagi. Startup edtech yang satu ini didirikan pada tahun 2021 oleh M. Faiz Ghifari. Startup edtech ini sangat baik untuk memberdayakan komunitasnya sehingga banyak melakukan beberapa proyek bersama UMKM.

BelajarLagi juga menawarkan beberapa program seperti full stack digital marketing, project management, dan kelas advanced lainnya seperti social media, SEO, dan UI/UX Designer.

Dibimbing

Dibimbing.id adalah platform pembelajaran online yang memiliki 18.000+ talenta digital yang diberikan hadiah dari lulusan Bootcamp, Bootcamp Khusus, Kursus Video Online, dan Pameran Keterampilan Digital.

Startup edtech yang satu ini memiliki berbagai macam bootcamp seperti Digital Marketing, UI/UX, Web Developer, Business Intelligence, Data Science, UI/UX Design & Product Management.

Saat ini, dibimbing telah mendapatkan pendanaan awal dari Init-6. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO dari Dibimbing.id itu sendiri Zaky Muhammad Syah beserta dua orang temannya yaitu Alim Anggono, dan Wildan Gunawan yang mendirikan startup tersebut pada tahun 2020.

Dqlab

Salah satu tempat bootcamp yang terbaik untuk Data Scientist adalah Dqlab. Program yang ditawarkan sangatlah relevan, karena sebagian praktisinya mengajar langsung di bootcamp yang satu ini.

Dqlab sendiri didirikan pada tahun 2017 dengan banyaknya program yang ditawarkan selain data scientist seperti big data, machine learning, business intelligence, dan masih banyak lagi.

Untuk pendanaan sendiri Dqlab ini didanai oleh salah satu investor yaitu Skystar Ventures dan beberapa investor yang tidak disebutkan.

Hacktiv8

Haktiv8 adalah Program pembelajaran untuk pemula yang ingin menjadi seorang Full Stack Developer. Ronald Ishak selaku CEO dari Hacktiv8 ini mengungkapkan bahwa posisi programmer masih akan tinggi tingkat penyerapannya ke depannya, seiring dengan tren perusahaan yang beralih ke digital.

Maka dari itu startup education yang didirikan pada tahun 2016 ini sangat gencar membuat program pelatihan untuk mencetak programmer baru di Indonesia. .Hacktiv8 sendiri mendapatkan pendanaan pra-seri A senilai 41 ,iliar Rupiah dari East Venture.

Harisenin.com

Bootcamp yang satu ini memiliki berbagai macam pelatihan, seperti Digital Marketing, Human Resources, UI/UX Designer, Full Stack Developer, dan Financial & Auditor, dan Graphics Design.

Harisenin.com sendiri didirikan pada tahun 2020 oleh 4 Founder yaitu Mirza Saputra (CEO), Kezia Manege (COO), Dyo Rahman (CMO), Dan Irfan (CTO). Startup edtech ini ingin memberikan kontribusi agar masyarakat Indonesia siap untuk berkembang di dunia pekerjaan.

Bootcamp ini juga memberikan akses komunitas yang besar di Discord dan Telegram. Harisenin.com juga menyediakan untuk layanan job connection, menghubungkan startup dan perusahaan dengan talenta lulusannya.

ImpactByte

ImpactByte menyediakan pelatihan, program sertifikasi, panduan karier, dan konektivitas ke perusahaan untuk membantu siapa saja yang memulai sebagai programmer. Selain kelas programmer seperti Full Stack Developer,  ImpactByte juga menyediakan IoT  (Internet of Things) Program, Game Developer, dan UI/UX Design.

Impact Byte didirikan oleh William Hendradjaja dan Muhammad Haidar Hanif pada tahun 2017.

Myskill

Salah satu startup edtech dalam memberdayakan masyarakat dan karier untuk fresh graduate lainnya adalah Myskill. Bootcamp yang satu ini adalah platform penyedia layanan yang membantu anak muda Indonesia untuk memulai karier impian mereka secara keseluruhan. 

Berfokus pada bidang karier , MySkill memberikan layanan berupa produk digital seperti e-learning bersertifikat yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. MySkill didirikan oleh Angga Fauzan dan Erahmat pada pertengahan tahun 2021

Myskill sendiri memiliki berbagai macam program yang menarik untuk fresh graduate seperti Digital Marketing, Data Scientist, UI/UX Designer, dan Programming. Selain itu edtech yang satu ini juga menawarkan screening CV yang baik.

Startup edtech ini memperoleh pendanaan pertama dari East Ventures dengan nominal yang dirahasiakan.

Rakamin

Rakamin Academy adalah bootcamp pelatihan vokasional yang menghubungkan para ahli dari perusahaan teknologi terkemuka, dengan siswa yang ingin belajar, dan perusahaan yang membutuhkan talenta digital.

Rakamin sendiri didirikan oleh Andika Deny Prasetya pada tahun 2020. Rakamin sendiri menawarkan berbagai macam program seperti digital marketing, data scientist, dan UI/UX Designer.

RevoU

RevoU adalah sekolah online yang membekali siswa dengan keterampilan digital yang dibutuhkan di era industri teknologi 4.0. saat ini. Revou memiliki berbagai macam program seperti Digital Marketing, Data Analyst, dan Product Management.

Startup Education Indonesia yang satu ini didirikan oleh Matteo Sutto dan Razi Thalib pada tahun 2019.

Shift Academy

Shift Academy merupakan salah satu produk dari Peopleshift yang memiliki visi untuk menjadi platform edukasi bagi siapa saja yang ingin meningkatkan skill digital dan menjadi insan yang unggul.

Target Shift Academy adalah menjadi supermarket digital skill. Mereka memulai dengan menyediakan pemahaman dan peningkatan skill Data Science, Digital Marketing, hingga Full Stack Developer. 

Skilvul

Skilvul adalah sebuah platform pendidikan teknologi yang menyediakan konten pelajaran digital skills dengan metode “blended-learning” dalam bentuk online maupun offline. Skilvul sendiri didirikan oleh Amanda Simanjuntak pada tahun 2020. Bootcamp Indonesia yang satu ini menghadirkan kelas UI/UX Designer dengan LMS yang terbaik.

Purwadhika

Bootcamp Indonesia yang bisa dipilih adalah Purwadhika, didirikan pada tahun 1987 oleh Purwa Hartono. Bootcamp yang satu ini menyediakan berbagai macam kelas seperti UI/UX Designer, Digital Marketing, Web Development, dan Data Scientist.

Bootcamp ini adalah satu satunya yang menyediakan program double degree untuk pelajar yang ingin melanjutkan kuliah. Pada tahun 2018 lalu mereka menggelar Purwadhika Wave yang menyajikan beberapa ahli untuk sharing secara langsung seperti IoT, Crypto, dan sebagainya.

Platform Edtech Dibimbing Tawarkan Program Bootcamp Persiapan Karier di Bidang Teknologi

Meluncur tahun 2020 lalu, startup edtech “Dibimbing” telah mengantongi pendanaan tahap awal dari Init-6. Ini menjadi startup edtech ketiga yang diumumkan mendapatkan pendanaan dari perusahaan modal ventura milik mantan eksekutif Bukalapak tersebut setelah Educa dan Codemi.

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Dibimbing Zaky Muhammad Syah menyebutkan, setelah mendapatkan dana hibah dari Universitas Indonesia, mereka memang tidak terlalu agresif melakukan penggalangan dana. Telah mendapatkan profit sejak hari pertama, mereka lebih fokus untuk mengembangkan bisnis dan menambah lebih banyak siswa.

Tahun ini dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis dan memperluas cakupan layanan, penawaran dari Init-6 sebagai investor mereka terima. Tentunya setelah melihat adanya kesamaan visi dan misi dengan pemodal ventura tersebut.

“Saya melihat Init-6 memiliki misi yang sama dengan kami yaitu menyalurkan tenaga kerja baru yang makin banyak diminta oleh industri digital saat ini. Masih belum adanya kesamaan kurikulum di kampus dengan permintaan dari industri digital, menjadikan kurangnya talenta digital yang relevan dan berkualitas saat ini di Indonesia,” kata Zaky.

Dana segar akan dimanfaatkan untuk merekrut talenta di jajaran senior level. Selain itu mereka juga ingin mengembangkan Learning Management System (LMS) yang lebih user friendly dan personal kepada para siswa. Dengan sistem pembelajaran yang lebih terstruktur, diharapkan bisa meningkatkan kualitas dari lulusan.

Dikatakan juga, saat ini sebanyak 80% dari lulusan Dibimbing diterima oleh perusahaan sebagai tenaga kerja baru. Targetnya dengan penguatan yang dilakukan, bisa meningkatkan persentase tersebut menjadi 100%.

“Saat ini sudah ada 450 perusahaan yang telah bermitra dengan Dibimbing untuk menyerap lulusan kami menjadi pegawai mereka. Harapannya tahun 2023 mendatang bisa memiliki sekitar 300 ribu siswa baru. Saat ini ada sekitar 30 ribu siswa dari program pendidikan Dibimbing,” kata Zaky.

Program pendidikan yang ditawarkan oleh Dibimbing di antaranya adalah, data science, digital marketing, UI/UX, business intelligent, SEO, product management, web development, dan lainnya.

Masih fokus di B2C

Meskipun meluncur sebagai platform edtech, namun dengan pilihan program pendidikan yang ada, Dibimbing juga ingin menjadi platform penyalur tenaga kerja digital, yang saat ini makin banyak dibutuhkan oleh industri digital. Untuk itu mereka berkonsentrasi betul terhadap kualitas pengajaran.

Salah satu hal yang juga sangat diperhatikan adalah terkait perekrutan mentor. Mereka menghadirkan mentor pilihan yang diambil dari pelaku industri.

“Proses kurasi yang kita lakukan diawali dengan mengundang mereka menjadi mentor untuk kelas gratis. Nantinya, setelah melewati evaluasi, akan kami tawarkan kontrak selama satu tahun dan seterusnya,” kata CPO Dibimbing Alim Anggono.

Dari sisi demografi, tercatat sekitar 70% siswa Dibimbing berusia 23-29 tahun. Bukan hanya fresh graduate, banyak juga yang sudah bekerja dan kemudian memutuskan untuk berpindah haluan karier di bidang teknologi. Akhir-akhir ini Dibimbing juga juga melihat lonjakan siswa baru yang merupakan korban layoff dari startup hingga perusahaan teknologi di Indonesia.

“Dengan pilihan kelas yang ditawarkan, mulai dari video learning dan kelas bootcamp, kami mengenakan biaya Rp6 juta kepada siswa selama lima bulan dan kesempatan untuk disalurkan sebagai pegawai di perusahaan yang telah menjalin kerja sama dengan kami,” kata Zaky.

Meskipun belum menyasar segmen B2B secara khusus, namun melalui program bootcamp khusus, perusahaan yang ingin merekrut beberapa pegawai untuk mengisi beberapa jabatan bisa memanfaatkan program ini. Dibimbing juga menyediakan pilihan pengajaran kepada pegawai yang telah direkrut oleh perusahaan tersebut secara mandiri.

“Hingga saat ini strategi monetisasi Dibimbing adalah mengenakan biaya kepada siswa (B2C). Belum ada rencana bagi kami untuk lebih serius menyasar segmen B2B dalam waktu dekat,” kata Zaky

Bukan hanya ingin mencetak lulusan baru yang dicari oleh perusahaan lokal, Dibimbing juga memiliki rencana untuk menghasilkan lulusan terbaik untuk kemudian mereka salurkan kepada perusahaan di luar negeri. Hal ini kemudian menjadi tujuan mereka, setelah mendapat kabar bahwa ada beberapa siswa mereka yang telah diterima oleh perusahaan asing.

“Fakta tersebut menjadi peluang yang baik bagi kami untuk kemudian menjadi tujuan baru Dibimbing. Dilihat dari adanya kesamaan teori, yang membedakan hanyalah dari sisi use case saja,” kata Zaky.

Konsep bootcamp diterima cukup baik di pasar Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan traksi yang cukup mengesankan dari startup pengembang layanan bootcamp. Selain Dibimbing, juga ada beberapa penyedia bootcamp yang telah mendapatkan dukungan dari investor. Terbaru ada Binar Academy, Skilvul, MySkill, Hacktiv8, dan lain-lain. Sebagian dari mereka juga menyalurkan lulusannya ke mitra startup atau perusahaan yang membutuhkan

Edtech Startup Dibimbing Seeks Fresh Funding Through FundEx SCF Platform

Edtech startups Dibimbing seeks fresh funding through stock securities issuance at FundEx, a securities crowdfunding startup. Dibimbing aiming for IDR 1.2 billion funding with 45 days offer period. There are 2.4 million total shares issued or the equivalent of 5% with a Rp500 price per share.

Dibimbing was founded in November 2020 by three young alumni of the University of Indonesia, Zaky Muhammad Syah, Alim Anggono, and Wildan Gunawan. The company focuses on helping users improve the abilities and skills required in the working industry. The educational programs provided are data science, digital marketing & UI/UX, business intelligent & SEO.

Indonesian digital industry’s rapid growth is faced with a major issue, the demand and availability of digital talent. World Bank’s data shows that Indonesia requires around nine million digital talents in 15 years or around 600 thousand people per year in average. If you rely only on the conventional education system, it will not meet the pace of the current industry.

As a solution to this gap, Dibimbing was developed as an edtech platform that provides digital skills learning, career preparation, and job distribution for Indonesian digital talents.

“Dibimbing has a vision to deliver unlimited digital talent as we want to help people find jobs easily and also provide them access to low-cost learning. Therefore, we need funding to scale up our product, and we need a partner to help spread the impactful work of Dibimbing for our customers,” Dibimbing’s CEO, Zaky Muhammad Syah said in an official statement.

The company’s business growth shows an upward trend. Its early days’ turnover rate was only IDR 2 million, then slowly increased to IDR 4.49 billion by the end of last year. The company has reached the BEP and make profit in the second quarter of 2021. There are 912 people who already graduated, mentored by 147 experts registeres in Dibimbing.

In the company’s prospectus, Dibimbing offers a number of benefits for its investors. In addition to capital gains, investors also get a special bonus in the form of a free investment class worth of IDR 1 million for each person.

Around 80% of the funds raised by Dibimbing will be used to improve the quality of technology-oriented products, including the use of AI to provide a better experience for its users. The remaining 20% ​​will be used to recruit the best marketing team to acquire more users

Mitigation process with FundEx

Dibimbing is the second company to raise funds through a startup pioneered by Agung Wibowo. Dibimbing’s shares are available to purchase through FundEx starting from Rp500 thousand, it will be affordable for many people.

In a separate interview with DailySocial.id, Agung explained that the company held a quite strict mitigation process with Dibimbing’s funding, from the beginning of the registration/pre-funding process to funding. Also, FundEx has been socializing the decision to issue debt or stock-based securities.

“We socialized the differences and consequences of the two securities products on the SCF platform, therefore, prospective issuers can choose securities that suit the company’s needs and strategic plans.”

He further explained, in the initial phase, prospective publishers are required to carry out an e-KYC process to ensure that the company/prospective issuer is a legal entity,” he said. After e-KYC is complete, we move on to the next stage, the process of signing an agreement between the prospective issuer and FundEx, either electronically or manually.

The goal is to ensure that if there are further obstacles to various parties in the process of offering securities to potential investors is a legal and binding agreement. Furthermore, the due diligence. Prospective publishers will be analyzed in terms of their performance, business prospects, and business risk profile.

This stage is also carried out transparently and can be monitored with prospective publishers through the FundEx platform, e-mail, or other communication media. “Every prospective issuer that passes the due diligence test and launches its securities offering on FundEx, potential investors can get a prospectus and can start funding the issuance of these securities.”

Agung continued, “Prospective investors’ funds do not go directly to the prospective issuer’s account, but are kept in an escrow account. It will only be transferred to the checking account of the prospective issuer if the crowdfunding target for the securities issued has been met. And if the funding target is not achieved, the funds from potential investors will be returned, and the securities offering will be null and void.”

FundEx targets to provide alternative funding platforms for 30 companies by the end of this year. Meanwhile, conducting intensive education through various activities on various online and offline platforms. This step is important to align the public’s understanding of the investment variants with different levels of risk.

Based on data compiled by OJK as of December 2021, the total fundraising through the SCF platform reached Rp412 billion, an increase of 115.48% compared to the same period in the previous year of Rp191.2 billion. Likewise, the number of investors in 2020 was 22,341 people, an increase of 319.56% to 93,733 in 2021.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Startup Edtech Dibimbing Cari Pendanaan Segar Lewat Platform SCF FundEx

Startup edtech Dibimbing mencari pendanaan segar melalui penerbitan efek saham di FundEx, startup securities crowdfunding. Dibimbing menargetkan pendanaan sebesar Rp1,2 miliar dengan masa penawaran selama 45 hari. Total saham yang dilepas adalah 2,4 juta lembar atau setara 5% dengan harga per lembar Rp500.

Dibimbing berdiri sejak November 2020, oleh tiga anak muda alumni Universitas Indonesia, yaitu Zaky Muhammad Syah, Alim Anggono, dan Wildan Gunawan. Dibimbing fokus membantu penggunanya meningkatkan kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Program pendidikan yang disediakan adalah data science, digital marketing & UI/UX, business intelligent & SEO.

Pertumbuhan industri digital yang begitu cepat di Indonesia, dihadapkan pada isu utama, yakni kebutuhan dan ketersediaan talenta digital. Data dari Bank Dunia menunjukkan, Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital dalam 15 tahun atau rata-rata per tahun sekitar 600 ribu orang. Jika hanya mengandalkan sistem pendidikan konvensional, laju kebutuhan industri tidak akan dapat diimbangi.

Sebagai solusi dari kesenjangan ini, lahirlah Dibimbing sebagai platform edtech penyedia layanan belajar kemampuan digital, persiapan karier, dan penyaluran kerja bagi talenta digital Indonesia.

“Dibimbing punya visi mencetak talenta digital tanpa batas karena kami ingin membantu orang-orang mendapatkan pekerjaan dengan mudah dan mereka juga bisa mengakses pembelajaran yang murah. So, we need funding because we have to scale up our product, and we need a partner untuk bantuin share bahwa Dibimbing ini impactful for our customers,” ungkap CEO Dibimbing Zaky Muhammad Syah dalam keterangan resmi.

Pertumbuhan bisnis perusahaan sendiri menunjukkan tren kenaikan. Omzet perusahaan pada awal berdiri baru Rp2 juta, kemudian perlahan naik hingga mencapai Rp4,49 miliar pada akhir tahun lalu. Perusahaan sudah mencapai titik profit pada kuartal kedua 2021. Jumlah peserta yang telah lulus sebanyak 912 orang dibimbing oleh 147 mentor yang telah bergabung di Dibimbing.

Dalam prospektus perusahaan, Dibimbing menawarkan sejumlah benefit untuk para investornya. Selain capital gain, investor juga mendapat bonus spesial berupa kelas investasi gratis senilai Rp1 juta untuk setiap orang.

Sebanyak 80% dana yang digalang Dibimbing akan digunakan untuk meningkatkan kualitas produk yang berorientasi pada teknologi, termasuk pemanfaatan AI untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para penggunanya. Sisanya, sebanyak 20% akan dimanfaatkan untuk merekrut tim marketing terbaik guna mengakuisisi lebih banyak pengguna Dibimbing.

Proses mitigasi di FundEx

Dibimbing adalah perusahaan kedua yang melakukan penggalangan dana melalui startup yang dirintis oleh Agung Wibowo. FundEx sendiri menawarkan saham Dibimbing dapat dibeli mulai dari Rp500 ribu agar dapat menjangkau banyak kalangan.

Dalam wawancara terpisah bersama DailySocial.id, Agung menjelaskan proses mitigasi yang dilakukan perusahaan dalam pendanaan Dibimbing ini cukup ketat, sejak awal proses registrasi/pra pendanaan hingga pendanaan. Termasuk pula, keputusan untuk memilih menerbitkan efek berbasis utang atau saham juga disosialisasikan oleh FundEx.

“Kami mensosialisasikan perbedaan dan konsekuensi atas dua produk efek di platform SCF, sehingga calon penerbit dapat memilih efek yang sesuai dengan kebutuhan dan rencana strategis perusahaan.”

Dijelaskan lebih jauh, di fase awal calon penerbit diharuskan melakukan proses e-KYC untuk memastikan bahwa perusahaan/calon penerbit adalah badan hukum yang sah,” kata dia. Setelah e-KYC selesai, masuk ke tahap selanjutnya, yakni proses penandatanganan perjanjian antara calon penerbit dengan FundEx, baik secara elektronik maupun alternatif manual.

Tujuannya demi memastikan apabila ada kendala kepada berbagai pihak bahwa dalam proses penawaran efek ke calon investor merupakan perjanjian yang sah dan mengikat. Berikutnya, masuk ke fase uji kelayakan. Calon penerbit akan dianalisis dari segi kinerja, prospek bisnis, dan profil risiko bisnisnya.

Tahapan ini juga dilakukan secara transparan dapat dipantau bersama calon penerbit melalui platform FundEx, e-mail, atau media komunikasi lainnya. “Setiap calon penerbit yang lolos uji kelayakan dan launching penawaran efeknya di FundEx, calon investor dapat memperoleh prospektus dan bisa mulai mendanai penerbitan efek tersebut.”

Agung melanjutkan, “Dana calon investor tidak serta merta masuk langsung ke rekening calon penerbit, melainkan disimpan di escrow account. Hanya akan dipindahbukukan ke rekening giro calon penerbit apabila target urun dana atas efek yang diterbitkan telah terpenuhi. Dan apabila tidak tercapai target pendanaannya, maka dana calon investor akan dikembalikan, serta penawaran efek batal demi hukum.”

FundEx menargetkan setidaknya sampai akhir tahun ini perusahaan dapat menyediakan platform alternatif pendanaan bagi 30 perusahaan. Sembari, melakukan edukasi yang intensif melalui berbagai kegiatan di berbagai platform online dan offline. Langkah tersebut penting untuk meluruskan pemahaman masyarakat mengenai ragam dunia investasi yang memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh OJK per Desember 2021, total penghimpunan dana melalui platform SCF mencapai Rp412 miliar atau meningkat 115,48% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp191,2 miliar. Begitu pula dengan jumlah pemodal pada 2020 sebanyak 22.341 orang, meningkat sebesar 319,56% mejadi 93.733 di 2021.