EA Ciptakan ‘Self-Learning’ AI yang Bisa Bermain Battlefield 1 Tanpa Campur Tangan Gamer

Dalam game-game shooter, kecedasan buatan telah lama dimanfaatkan sebagai pengganti peran manusia. Walaupun pengembangannya dilakukan sejak dulu, terobosan teknologi ‘bot‘ terbesar muncul di era Counter-Strike. Saat itu, RealBot menggebrak industri karena kemampuannya mempelajari kondisi peta secara dinamis seiring bermain, dan tak cuma sekadar mengikuti waypoint.

Kira-kira 16 tahun sesudah momen itu, giliran Electronic Arts yang mencoba membuat revolusi. Lewat sebuah video, tim EA Search for Extraordinary Experiences Division mempresentasikan sistem kecerdasan buatan yang mampu belajar sendiri. AI tersebut diimplementasikan dalam permainan Battlefield 1 kreasi tim EA DICE. Hasil eksperimennya terbilang sangat mengagumkan karena ‘para agen’ artificial intelligent mampu bermain game secara begitu natural.

Karakter-karakter yang Anda lihat dalam video ini dikendalikan oleh satu neural network yang dilatih dari nol buat bermain Battlefield 1 melalui metode trial and error. Untuk memudahkan agen-agen tersebut belajar, SEED menyebar pasokan amunisi dan health. Pelan-pelan, AI dapat belajar mengumpulkan kedua jenis item ini ketika dibutuhkan. Kemampuannya itu juga mendorong kecerdasan buatan untuk fokus pada objektif.

Tentu saja AI ciptaan SEED masih jauh dari kata sempurna. Para agen memang sangat cekatan dalam bergerak, membidik dan menembak, tetapi tak jarang mereka jadi kebingungan – seperti berjalan berputar-putar dengan musuh di sampingnya.

“Masih ada banyak hal yang perlu dipelajari kecerdasan buatan ini, namun kami merasa percaya diri bahwa machine learning akan merevolusi ranah pengembangan game serta pengalaman menikmati permainan video dalam beberapa tahun ke depan,” kata sang narator.

Magnus Nordin selaku Technical Director SEED menjelaskan bahwa selain melakukan riset akademis, AI tersebut dikembangkan untuk mencoba menerka seperti apa teknologi gaming di masa yang akan datang. Target mereka tidak muluk-muluk, hanya berupaya memprediksi situasi tiga hingga lima tahun lagi.

Untuk melakukannya, tim SEED membangun purwarupa yang betul-betul bisa bekerja, dengan memanfaatkan kombinasi dari teknologi-tekologi ‘emerging‘ seperti AI, machine learning, VR ataupun AR, serta melalui penciptaan dunia-dunia virtual.

Yang saya bayangkan dari kreasi SEED ini adalah, bisa jadi dalam waktu dekat, para agen AI dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan kembali peristiwa atau konflik bersejarah (seperti Ludendorff Offensive, Battle of Fao Fortress atau Battle of Vittorio Veneto) demi mempelajari taktik yang digunakan para panglima saat itu, dan menilik hal apa saja yang mungkin bisa mengubah hasil pertempuran secara signifikan.

Sumber: EA.com.

[Rumor] Efek Kontroversi Loot Box Battlefront II Dalam Pengembangan Game Battlefield Baru

Battlefield merupakan seri andalan tim DICE dalam berkompetisi dengan franchise-franchise milik rival-rival utamanya seperti Blizzard, Infinity Ward, 2K Games serta Bungie. Dan sebagai studio kebanggaan Electronic Arts, tim asal Stockholm itu juga diberi kepercayaan untuk menggarap remake dari permainan shooter Star Wars: Battlefront, yang melakukan debutnya 14 tahun silam.

Tapi Battlefield 1 dan Star Wars Battlefront II (2017) punya nasib yang sangat bertolak belakang. Ketika Battlefield 1 memperoleh pujian dari gamer dan media, Battlefront II mendapatkan kritik keras terkait pemanfaatan loot box sehingga membuat permainan jadi tak seimbang, serta sulitnya mengakses sejumlah karakter ‘hero‘. Kini gamer khawatir praktek serupa juga diterapkan pada permainan Battlefield selanjutnya.

Eksistensi game Battlefield baru terdengar di akhir minggu lalu lewat laporan dari VentureBeat. Di sana dikabarkan bahwa permainan berjudul Battlefield V itu akan membawa Anda ke medan tempur Perang Dunia kedua. Namun kita tidak perlu terlalu cemas soal sistem microtransaction di sana. Berdasarkan pengakuan sejumlah narasumber anonim pada Kotaku, DICE kini lebih berhati-hati dalam penerapannya.

Sang informan yang terlibat dalam proses pengembangan game Battlefield baru itu menyatakan bahwa DICE tidak akan lagi memanfaatkan pendekatan pay-to-win. EA DICE mengaku, mereka menanggapi kasus loot box yang terjadi di Battlefront II dengan sangat serius.

Hal senada juga dikonfirmasi oleh situs US Gamer dalam artikel terpisah. Menurut pengakuian narasumbernya, sistem microtransaction di Battlefield V hanya diimplementasikan untuk menyajikan item-item kosmetik saja. Dengan terbukanya akses ke item-item tersebut, maka opsi kustomisasi jadi lebih luas. Tingkatan konfigurasi di game anyar tersebut diklaim lebih tinggi dibanding permainan sebelumnya.

Loot box atau prize crate sudah lama ditemukan di game-game free-to-play, umumnya kreasi studio-studio asal Negeri Timur, namun prakteknya di ranah global sendiri dipopulerkan oleh Overwatch. Penggunaan loot box di permainan shooter multiplayer Blizzard ini memberi developer pemasukan sangat besar pasca peluncurannya, juga memungkinkan mereka untuk terus memperkaya konten game lewat item baru dan event.

Tapi betulkah item kosmetik tidak memengaruhi keseimbangan permainan?

Mungkin tidak di game ‘penuh warna’ seperti Overwatch. Gamer veteran bisa tetap mahir bermain terlepas dari kostum karakter yang ia pilih. Namun di game bertema serius seperti Battlefield, kostum pilihan Anda boleh jadi memengaruhi kemampuan karakter dalam kamuflase atau bersembunyi dari lawan…

Penjualan Star Wars Battlefront II Mengecewakan, EA Malah Akan Mengembalikan Microtransaction?

Loot box sudah lama diusung dalam video game, tapi kesuksesan penerapannya di Overwatch menyebabkan game shooter Blizzard itu jadi kiblat penyajian loot box di judul-judul blockbuster di periode 2016 sampai 2017. Namun implementasi ‘prize crate‘ yang kelewatan di Star Wars Battlefront II membuat metode ini dibenci gamer, bahkan dianggap sebagai praktek judi.

Tingginya respons negatif pemain terhadap loot box di Battlefront II memaksa Electronic Arts untuk menonaktifkan sistem monetisasi ini, meski masih terbuka kemungkinan buat dihadirkan lagi. Dan berdasarkan informasi terbaru, kontroversi loot box ternyata berdampak signifikan pada penjualan game serta pemasukan perusahaan.

Berdasarkan pengakuan CFO Blake Jorgensen pada Wall Street Journal, sang publisher hanya berhasil menjual sembilan juta kopi Battlefront II di musim liburan kemarin. Padahal, target EA adalah 10 juta kopi. Jorgensen menyalahkan drama loot box sebagai penyebab utamanya. Sembilan juta kopi memang tidak terlihat buruk, tetapi tetap terbilang rendah jika dibandingkan dengan total penjualan Battlefront pertama dalam satu triwulan, yang mencapai 13 juta kopi.

Wall Street Journal juga menginformasikan bahwa pemasukan sang publisher  hanya meningkat tipis dibanding di periode liburan tahun lalu, dari US$ 1,15 ke US$ 1,16. Berita baiknya, penjualan digital Star Wars Battlefront II memperlihatkan peningkatan dibanding pendahulunya, memakan porsi 37 persen dari total penjualan, versus 32 persen buat Battlefront pertama.

Kabar buruknya, Electronic Arts menyatakan rencana untuk mengembalikan fitur monetisasi di Battlefront II ‘dalam beberapa bulan lagi’. Sang CFO tidak memberi tahu kapan tepatnya loot box (atau sistem sejenis) akan diimplementasikan, hanya bilang ‘jika mereka merasa telah siap’. Dahulu, keluhan utama dari adanya microtransaction adalah hal ini memberi keunggulan gameplay bagi pemain yang bersedia membayar lebih banyak.

EA turut melaporkan beberapa informasi lain, terutama terkait jumlah pemain game-game-nya. Kabarnya, komunitas FIFA di console naik jadi 42 juta gamer, pemain FIFA Mobile meningkat ke 26 juta orang, lalu angka player base FIFA Ultimate Team melompat 12 persen. Selanjutnya, Battlefield 1 sukses menghimpun 25 juta pemain, kemudian gamer The Sims 4 juga melonjak 35 persen.

Sebagai penggemar Star Wars, saya memang punya rencana untuk meminang Battlefront II jika harganya sudah murah dan merasa yakin praktek loot box tak akan kembali. Namun dengan munculnya berita ini, sepertinya saya harus mengurungkan niat tersebut.

Via PC Gamer & Gamespot.

Konten Seru yang DICE Siapkan Dalam Open Beta Star Wars Battlefront II

Rencana buat melangsungkan sesi open beta telah DICE ungkap sejak Star Wars Battlefront II diumumkan, bersamaan dengan dibukanya pre-order. Namun baru di bulan Juli kemarin developer menginformasikan jadwal beserta aspek yang akan jadi fokus mereka. Di tahap uji coba terbuka itu, gamer dipersilakan mencicipi potongan konten mode multiplayer.

Menjelang dimulainya open beta yang jatuh pada minggu ini, Digital Illusions CE menyingkap konten-kontennya secara lebih detail beserta daftar kebutuhan hardware versi PC. Lewat beta, Anda bisa menjajal langsung kemampuan PC dalam menangani Star Wars Battlefront II tanpa perlu membeli game. Tentu saja, sesi tes ini juga dapat dinikmati gamer Xbox One dan PlayStation 4 di waktu yang sama.

Open beta Star Wars Battlefront akan menghidangkan empat mode permainan berbeda, yaitu Galactic Assault on Naboo, Starfighter Assault on Fondor, Strike on Takodana, dan Arcade on Naboo. Mungkin sudah bisa Anda terka, masing-masing mode dipasangkan pada map berbeda, dan semuanya menyajikan gameplay multiplayer. Hanya lewat Arcade Anda dapat bermain seorang diri.

Galactic Assault menyuguhkan arena pertandingan 20 versus 20, dengan medan tempur ‘multi-stage‘. Di beta, mode di-setting di map Naboo: Theed, mengadu pasukan Clone dan tentara drone Separatis dalam memperebutkan istana. Di sana, Anda akan mendapatkan poin untuk tiap musuh yang berhasil ditumbangkan, dan jika mencukupi, poin dapat digunakan buat memanggil bantuan atau bermain sebagai karakter-karakter hero dan villain.

Star Wars Battlefront II Beta 1

Starfighter Assault sendiri dititikberatkan pada pertempuran ruang angkasa. Di langit planet Fondor, para Pemberontak mencoba menghancurkan Star Destroyer dan pasukan Imperial harus mempertahankannya. Ada tiga kelas pesawat yang bisa dipilih, dan Anda juga berkesempatan mengendalikan sejumlah Hero Ship legendaris (seperti Millennium Falcon).

Strike on Takodana mengambil latar belakang The Force Awakens, tepatnya saat tentara First Order menyerbu kastil milik Moz Kanata, dan dihadang oleh pasukan Resistance. Gameplay-nya hampir menyerupai Galactic Assault, namun pemain tidak bisa menggunakan tokoh hero. Mereka harus betul-betul mengandalkan kekompakan serta komposisi antara Assault, Heavy, Specialist dan Officer yang seimbang.

Star Wars Battlefront II Beta 2

Dalam Arcade on Naboo, Anda dan seorang teman ditantang untuk menghadapi gelombang serbuan lawan yang dikendalikan komputer. Gamer juga bisa bermain sendiri ditemani AI.

Open beta Star Wars Battlefront II akan dimulai pada hari Jumat 6 Oktober 2017, kecuali Anda telah melakukan pre-order. Jika sudah, akses open beta dibuka lebih cepat, bisa dinikmati besok. Versi retail game ini akan dirilis di tanggal 17 November 2017.

Star Wars Battlefront II Beta 3

Starfighter Assault di Star Wars Battlefront II Janjikan Pertempuran Ruang Angkasa Super-Seru

Jika semua tersaji sesuai janji DICE, Star Wars Battlefront II berpeluang untuk mengobati kekecewaan pemain terhadap game sebelumnya. Lewat sekuel itu, developer mencoba memperbaiki kekeliruan desain gameplay, juga menyempurnakan permainan dengan campaign single-player. Dan kejutan dari DICE buat fans Star Wars tak berhenti sampai di sana.

Selain pertempuran di darat dan udara, Battlefront II kabarnya juga akan menghidangkan konfrontasi di zona nol gravitasi melalui mode Starfighter Assault. Mode ini sempat disebutkan dalam pengumuman jadwal open beta. Dan sesuai janji sebelumnya, DICE akhirnya mengungkap detail mengenainya lebih jauh di Gamescom 2017 kemarin, sembari mengiringinya dengan pelepasan trailer baru.

Deskripsi Starfighter Assault membuat saya membayangkan kombinasi antara X-Wing versus TIE Fighter dengan aksi menegangkan ala Rogue Squadron, mengadu dua kubu dalam pertempuran ‘multi-stage‘. Developer belum menjelaskan maksud dari multi-stage, tapi saya berasumsi bentrokan tersebut disajikan berbarengan dan dapat memengaruhi hasil pertempuran para prajurit di dalam kapal atau stasiun luar angkasa.

Starfighter Assault 3

Masing-masing tim mempunyai misi berbeda (kemungkinan melindungi atau menyerang area/kapal tertentu), dan Anda disuguhkan berbagai jenis pilihan pesawat tempur ruang angkasa Star Wars. Melengkapi tipe-tipe populer semisal X-Wing, TIE Interceptor hingga Y-Wing, Anda juga diberikan kesempatan untuk mengendarai pesawat-pesawat legendaris milik Han Solo (Millennium Falcon), Boba Fett (Slave I), Darth Maul (Scimitar), serta Poe Dameron (Black One).

Starfighter Assault 4

Tiap pesawat terbagi dalam tiga kelas: model pencegat yang mampu melesat cepat, tipe ‘petarung’ seperti TIE Fighter, serta varian pembom (contohnya Y-Wing) yang bisa memberikan kerusakan terbesar bagi kapal-kapal induk dan pengangkut. Tipe interceptor efektif buat mengejar pesawat pembom, namun mereka dapat mudah ditundukkan oleh fighter. Maka dari itu, komposisi tim dan komunikasi menjadi faktor penting penentu kemenangan.

Starfighter Assault 1

Trailer gameplay Starfighter Assault di atas itu sendiri memperlihatkan skenario konfrontasi berbeda, dari mulai penyerangan pada Resurgent Star Destroyer yang dilakukan Armada pemberontak, pertempuran di langit Endor (Return of the Jedi), penyergapan galangan kapal di Fondor, hingga penyerbuan pada Lucrehulk Battleship di era The Clone Wars. Semuanya ini bisa dinikmati dalam Battlefront II.

Star Wars Battlefront II akan dirilis di PC, Xbox One dan PlayStation 4 di tanggal 17 November 2017. Sebelum meluncur, DICE rencananya akan menggelar sesi open beta, dimulai tanggal 4 November.

Sumber: EA.

EA Umumkan Jadwal Dimulainya Open Beta Star Wars Battlefront II

Dengan mengadakan open beta sebelum game dirilis, studio berkesempatan menguji kemampuan server sebelum permainan tersedia untuk publik, sekaligus mengembalikan tren ‘mencoba sebelum membeli’ – sempat populer di tahun 90-an lewat versi demo. Saat ini, DICE merupakan salah satu developer yang setia dalam melangsungkan sesi uji coba terbuka.

Dan seperti pada remake Star Wars Battlefront, kita bisa menjajal potongan konten Star Wars Battlefront II lewat periode open beta, yang rencananya akan dimulai di awal bulan Oktober 2017. Electronic Arts mengundang gamer dari segala platform untuk berpartisipasi, dari mulai PlayStation 4, Xbox One dan PC via Origin. Khusus bagi mereka yang melakukan pre-order, gerbang beta terbuka dua hari lebih cepat.

Open beta Star Wars Battlefront II difokuskan pada aspek multiplayer. Di sana, Anda akan diajak berpetualang mengunjungi planet-planet familier hingga tempat terpencil di Outer Rim. Pemain bisa berpartisipasi dalam perang Naboo di mode Galactic Assault – bergabung bersama pasukan clone Republic atau jadi robot perang Separatist untuk memperebutkan istana. Anda juga berkesempatan bermain sebagai hero di periode Perang Clone.

Selain itu, DICE juga sudah menyiapkan kejutan menarik lainnya. Open beta kabarnya menawarkan mode Starfighter Assault. Developer belum memaparkan detailnya, hanya bilang bahwa mode multiplayer ini memperkenankan Anda mengendarai berbagai macam pesawat ruang angkasa di jagat Star Wars. DICE berjanji untuk mengungkap rinciannya lebih jauh di Gamescom 2017 nanti.

Belum lama, developer sempat menyingkap fitur baru bernama Star Cards. Tersaji berupa kartu, Star Cards memungkinkan kita memodifikasi kemampuan karakter maupun hero – membuatnya jadi lebih kuat atau lebih fleksibel – dan Anda dibebaskan menentukan kombinasinya. Semakin sering suatu kelas (atau hero) Anda mainkan, maka akan terbuka semakin banyak opsi kustomisasi. Kemudian, developer juga mengimplementasikan sistem Battle Points, yakni poin yang berguna buat mengakses hero atau kendaraan favorit, serta memanggil bantuan.

Star Wars Battlefront II akan menyajikan pertempuran di tiga era Star Wars berbeda: trilogi orisinal, Perang Clone dan trilogi baru (termasuk The Last Jedi). DICE berjanji untuk menyajikan segala konten pasca-rilis secara gratis – dari mulai hero, kendaraan, senjata hingga map baru.

Masa open beta Star Wars Battlefront II akan dimulai pada tanggal 6 Oktober – atau 4 Oktober jika Anda pre-order – dan akan ditutup di tanggal 9 Oktober 2017. Versi retail-nya sendiri akan dilepas pada tanggal 17 November 2017.

Yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Star Wars Battlefront II

Dimaksudkan sebagai reboot dari permainan yang dahulu dipublikasikan LucasArts, Star Wars Battlefront memperoleh kritikan dari fans serta gamer terkait gameplay repetitif dan absennya mode single-player, meski permainan didukung grafis dan audio jempolan. Kekurangan-kekurangan inilah yang rencananya akan ditambal oleh EA DICE dalam sekuelnya nanti.

Setelah diumumkan tahun lalu, Electronic Arts akhirnya memamerkan trailer perdana Star Wars Battlefront II dalam acara Star Wars Celebration yang dilangsungkan minggu kemarin. Bersamaan dengan itu, detail-detail mengenai permain mulai terungkap, dan lewat artikel ini, Anda bisa menyimak rangkumannya.

Mode campaign single-player dengan cerita dan karakter baru

Lewat trailer Battlefront II, developer mencoba menekankan eksistensi dan esensialnya porsi single-player. Di sana, Anda akan bermain sebagai komandan dari Inferno Squad, Iden Versio. Inferno Squad ialah unit pasukan khusus Imperial, mematikan baik di darat maupun di luar angkasa. Itu artinya, Battlefront II menempatkan Anda di perspektif kubu antagonis.

Battlefront II 5

Iden Versio datang dari Vardos, planet baru di jagat fiksi Star Wars. Ayahnya adalah seorang jendral berpangkat tinggi di angkatan bersenjata Imperial, dan ia telah bersumpah setia kepada Kaisar Palpatine. Bagi para penduduk Vardos, ideologi Kekasairan ialah hal yang mutlak, dan para Pemberontak merupakan teroris. Di trailer, Versio menyaksikan langsung hancurnya Death Star, dan bisa kita tebak, narasi permainan ini kemungkinan berkaitan dengan pembalasan dan penebusan.

Battlefront II 4

Dua tema di atas bukan lagi hal baru di Star Wars. Konsep ini bisa Anda temui di video game dari mulai Knights of the Old Republic sampai Dark Forces serta novel seperti Star Wars: Lost Stars. Semoga saja DICE dapat menyampaikan narasinya dengan menarik.

Multiplayer lebih besar

Aspek progresi di mode multiplayer kabarnya memperoleh perombakan cukup besar, namun DICE belum menjabarkannya secara rinci. Kita bisa memodifikasi kendaraan perang dengan gadget tambahan, lalu karakter hero dapat dikonfigurasi agar pas dengan gaya bermain Anda. Beberapa tokoh yang sudah dikonfirmasi meliputi Luke, Kylo Ren, Rey, Jango Fett, Darth Maul dan Yoda.

Battlefront II 2

DICE memang bermaksud buat merangkul tiga periode trilogi, sehingga kita bisa ‘memaksa’ Rey berpartisipasi dalam Perang Endor atau mengadu Yoda dengan Darth Maul.

Cara pemain mengakses hero juga sudah diubah. Sistem token (yang memaksa pemain saling memperebutkan power-up) diganti solusi berbasis resource: jika gamer mencapai poin tertentu, ia dapat bermain sebagai karakter hero. Menariknya lagi, sistem progresi Battlefront 2 memberikan kesempatan bagi pemain dengan level tinggi untuk menghadapi karakter-karakter hero tersebut.

Battlefront II 1

Tentu saja tantangan terbesar bagi DICE adalah bagaimana cara menjaga ketertarikan gamer terhadap Battlefront II setelah euforia Star Wars mulai memudar.

Battlefront II 3

DICE juga punya rencana buat mengembalikan mode multiplayer co-op split-screen, dapat dinikmati secara offline oleh pemain di Xbox One dan PlayStation 4. Tapi sayang sekali, mode tersebut lagi-lagi tidak tersedia di PC.

Battlefront II 4

Tanggal rilis

Star Wars Battlefront II rencananya akan dilepas di platform Windows PC via EA Origin, PlayStation 4 dan Xbox One pada tanggal 17 November 2017 – kira-kira sebulan sebelum penayangan Star Wars: The Last Jedi.

Uncharted 4 Sapu Empat Penghargaan DICE Awards 2017, Tapi Gagal Menangkan Game of the Year

Judul-judul finalis DICE Awards 2017 – ajang tahunan yang dianggap sebagai Oscar-nya video game – telah diumumkan di pertengahan Januari lalu, dan pagi tadi Academy of Interactive Arts & Sciences mengumumkan pemenangnya dalam seremoni DICE Awards ke-20. Tidak sempat menonton live stream-nya? DailySocial sudah menyiapkan rangkumannya untuk Anda.

DICE Awards kali ini menjadi ajang paling penggembirakan bagi fans Sony. Bagaimana tidak, game eksklusif PlayStation 4 yang digarap oleh Naughty Dogs membawa pulang tidak kurang dari empat penghargaan. Satu-satunya judul yang berhasil ‘menjegal’ Uncharted 4 adalah permainan shooter multiplayer kreasi Blizzard Entertainment, Overwatch. Overwatch sendiri sukses memenangkan tiga penghargaan dan juga kategori paling bergengsi.

Silakan simak daftar lengkapnya di bawah:

Outstanding Achievement in Animation: Uncharted 4: A Thief’s End

Nominasi: Inside, The Last Guardian, Overwatch, Street Fighter V

Outstanding Achievement in Art Direction: Inside

Nominasi: Battlefield 1, Firewatch, The Last Guardian, Uncharted 4: A Thief’s End

Outstanding Achievement in Character: The Last Guardian (Trico)

Nominasi: Call of Duty: Infinite Warfare (Nick Reyes), Firewatch (Delilah), Firewatch (Henry), Uncharted 4: A Thief’s End (Nathan Drake)

Outstanding Achievement in Original Music Composition: Doom

Nominasi: Abzu, Battlefield 1, The Last Guardian, Titanfall 2

Outstanding Achievement in Sound Design: Battlefield 1

Nominasi: Inside, The Last Guardian, Quantum Break, Uncharted 4: A Thief’s End

Outstanding Achievement in Story: Uncharted 4: A Thief’s End

Nominasi: Firewatch, Inside, Oxenfree, That Dragon, Cancer

Outstanding Technical Achievement: Uncharted 4: A Thief’s End

Nominasi: Battlefield 1, No Man’s Sky, Overwatch, Titanfall 2

Action Game of the Year: Overwatch

Nominasi: Battlefield 1, Doom, Gears of War 4, Titanfall 2

Adventure Game of the Year: Uncharted 4: A Thief’s End

Nominasi: Firewatch, Inside, King’s Quest: The Complete Collection, The Last Guardian

Family Game of the Year: Ratchet and Clank

Nominasi: Dragon Quest Builders, Lego Star Wars: The Force Awakens, Rock Band Rivals, Super Mario Maker ( Nintendo 3DS)

Fighting Game of the Year: Street Fighter V

Nominasi: EA Sports UFC 2, Guilty Gear Xrd – Revelator -, Killer Instinct: Season 3, Pokken Tournament

Racing Game of the Year: Forza Horizon 3

Nominasi: Driveclub VR

Role-playing/Massively Multiplayer Game of the Year: Dark Souls 3

Nominasi: Deus Ex: Mankind Divided, Hyper Light Drifter, Tom Clancy’s The Division, World of Warcraft: Legion

Sports Game of the Year: Steep

Nominasi: FIFA 2017, Madden NFL 2017, MLB 16 The Show, NBA 2K17

Strategy/Simulation Game of the Year: Sid Meier’s Civilization VI

Nominasi: The Banner Saga 2, Deus Ex GO, Fire Emblem Fates, XCOM 2

Immersive Reality Technical Achievement: Eagle Flight

Nominasi: I Expect You to Die, Job Simulator, Superhot VR, Tilt Brush

Immersive Reality Game of the Year: Superhot VR

Nominasi: Eagle Flight, I Expect You to Die, Job Simulator, The Lab

DICE Sprite Award: Inside

Nominasi: 1979 Revolution: Black Friday, Firewatch, Superhot, That Dragon, Cancer

Handheld Game of the Year: Pokemon Sun & Moon

Nominasi: Dragon Quest Builders, Fire Emblem Fates, Kirby: Planet Robobot, Severed

Mobile Game of the Year: Pokemon GO

Nominasi: Clash Royale, Crashlands, Gardenscapes – New Acres, Reigns

Outstanding Achievement in Online Gameplay: Overwatch

Nominasi: Battlefield 1, Hearthstone: Heroes of Warcraft, Titanfall 2, Tom Clancy’s The Division

Outstanding Achievement in Game Design: Overwatch

Nominasi: I Expect You to Die, Inside, Owlboy, Uncharted 4: A Thief’s End

Outstanding Achievement in Game Direction: Inside

Nominasi: 1979 Revolution: Black Friday, Battlefield 1, The Last Guardian, Uncharted 4: A Thief’s End

DICE Game of the Year 2017: Overwatch

Nominasi: Battlefield 1, Inside, Pokemon GO, Uncharted 4: A Thief’s End

Dalam seremoni tersebut, Academy of Interactive Arts & Sciences juga menunjuk Todd Howard sebagai penerima penghormatan Hall of Fame. Howard adalah seorang desainer, sutradara, sekaligus produser seri permainan role-playing  legendaris, Fallout dan The Elder Scrolls; beberapa kali juga sempat menjadi pembicara di acara DICE Summit.

Rekaman acara DICE Awards 2017 bisa Anda nikmati di bawah.

Sajikan Medan Tempur Perang Dunia Pertama Merupakan Arahan Tepat Bagi Battlefield 1

Meski didukung nilai produksi tinggi, kelemahan utama Star Wars: Battlefront ialah kontennya yang ringan dan casual. Itu mengapa penantian Battlefield 1 terasa menggelisahkan bagi fans. Mereka cemas ‘penyakit’ Battlefront akan menular ke game baru DICE itu, apalagi gamer masih bisa mengingat kurang mulusnya pelepasan Battlefield 4. Lalu bagaimana nasib Battlefield 1?

Battlefield 1 dijadwalkan untuk meluncur tanggal 21 Oktober besok, dan game sudah lebih dulu dijajal oleh para media ternama. Kabar gembiranya, ulasan-ulasan mereka mengindikasikan bahwa DICE berhasil meramu permainan secara optimal. Developer lagi-lagi membuktikan, mengombinasikan elemen sejarah dengan formula action merupakan kemahiran utama mereka.

Battlefield 1 1

Dahulu sempat memberikan skor sangat rendah untuk Battlefield 4, Polygon kini menyatakan bahwa Battlefield 1 jauh di luar ekspektasi mereka. Game memang tidak lepas dari sedikit kendala, tapi DICE tampak tidak takut mengambil resiko. Mode multiplayer  Battlefield 1 terasa berbeda, lalu singleplayer-nya digarap dengan penuh keterampilan. Selain diakui sebagai salah satu permainan terbaik di seri ini, Battlefield 1 juga menyuguhkan konten terlengkap.

Battlefield 1 4

The Daily Dot mengapresiasi cara DICE dalam membuat game jadi tidak membosankan: menghidangkan persenjataan asli ‘yang menyenangkan untuk dipakai’ meski saat itu jumlahnya tidak banyak, lalu membuat zeppelin terbang rendah sehingga bisa bertempur langsung melawan pasukan darat. Memang tidak akurat, tapi jadi sangat menyenangkan. Bagi Daily Dot, Battlefield 1 tersaji cantik dan mampu memberi rasa segar di genre action yang disesaki tema-tema futuristis.

Battlefield 1 2

Destructoid sendiri masih mengulik permainan, namun dalam review-in-progress, mereka menyampaikan kekaguman pada bagaimana Battlefield 1 menyampaikan cerita ala film dokumenter, serta berharap DICE dapat menjaga kualitas dan menyiapkan konten tambahan di singleplayer dalam season pass. Untuk multiplayer-nya sendiri, DICE memang sengaja mengorbankan aspek realisme demi keseimbangan gameplay, dan hal ini patut dipuji.

Gamespot memberikan Battlefield 1 nilai tinggi setara Overwatch, yakni 9 dari 10. Menurut reviewer Miguel Concepcion, EA berhasil membuktikan bahwa Perang Dunia pertama layak dijadikan setting permainan shooter. Developer juga mengedepankan negara-negara yang berperan besar dalam membentuk hidup kehidupan kita sekarang – beberapa dari mereka mungkin sudah tak ada lagi. Selain medium hiburan, Battlefield 1 dapat jadi alat edukasi sejarah mengasikkan.

Battlefield 1 3

Sejauh ini, penilaian terendah diberikan oleh Attack of the Fanboy. Menurut sang pengulas, bergesernya haluan Battlefield ke cerita-cerita yang lebih intim dipadu kualigas audio dan visual jempolan membuat mode singleplayer-nya sangat menarik. Sayang multiplayer-nya terasa kurang ambisius dibanding judul-judul Battlefield terdahulu, walaupun masih sanggup memuaskan fans yang menginginkan kacaunya pertempuran dan keharusan bekerja sama.

Di situs agregat review  OpenCritic, Battlefield 1 mencetak skor rata-rata 85. Sama sekali tidak mengecewakan.

Daftar Hardware PC yang Anda Butuhkan Untuk Menikmati Battlefield 1

Banyak orang mengira kepopularitasan Star Wars-lah yang menyebabkan open beta Battlefront diserbu jutaan pemain. Namun teori itu ternyata kurang tepat karena belum lama diketahui bahwa uji coba pra-rilis Battlefield 1 sukses memecahkan rekor sebagai tes beta dengan partisipan terbanyak di sepanjang sejarah EA. Dan tidak heran jika jumlah pre-order jadi membludak.

Dengan memberikan kesempatan bagi semua orang untuk menjajal sepotong bagian dari Battlefield 1, DICE bisa menghimpun beragam respons dan masukan dari tester, serta memungkinkan developer menakar sejauh apa perubahan dapat diterapkan tanpa membuat fans berat franchise tersebut jadi merasa tidak nyaman.

Jika PC Anda tidak kesulitan dalam menangani tes beta, maka kemungkinan besar ia juga sanggup menjalankan versi retail Battlefield 1. Tapi buat lengkapnya, developer tak lupa menginformasikan daftar kebutuhan hardware PC secara lebih rinci. Ini dia detailnya:

Spesifikasi minimal:

  • OS: Windows 7, Windows 8.1 & Windows 10 64-bit
  • Prosesor: AMD FX-6350 atau Core i5 6600K
  • Memori RAM: 8GB
  • Kartu grafis: AMD Radeon HD 7850 2GB atau Nvidia GeForce GTX 660 2GB, DirectX 11.0 Compatible video card
  • Koneksi internet: 512KBPS atau lebih cepat
  • Hard-drive: 50GB

Spesifikasi yang disarankan:

  • OS: 64-bit Windows 10 atau terbaru
  • Prosesor: AMD FX 8350 Wraith, Intel Core i7 4790 atau setara
  • Memori RAM: 16GB
  • Kartu grafis: AMD Radeon RX 480 4GB atau NVIDIA GeForce GTX 1060 3GB, DirectX 11.1 Compatible GPU
  • Koneksi internet: 512KBPS atau lebih cepat
  • Hard-drive: 50GB

Lewat blog resmi, DICE menginformasikan sejumlah update yang mereka aplikasikan pada Battlefield 1. Pertama-tama, ada sedikit pembaruan di sistem skor dalam mode Conquest. Di versi retail nanti, pemain akan memperoleh poin saat mereka merebut lokasi tertentu dari lawan dan ketika mereka berhasil membunuh musuh. DICE tentu tak lupa memoles mode Rush, menggunakan feedback para gamer sebagai panduannya.

Upaya balancing turut diimplementasikan ke elemen lain di permainan, contohnya persenjataan dan kendaraan. Di beta, Light Tank terbukti terlalu mematikan dan kuda dapat menahan tembakan terlalu banyak. Mereka semua akan memperoleh tweak. Selanjunya, DICE berjanji buat menyiapkan lebih banyak persenjataan dalam menghadapi kendaraan perang – termasuk sebuah gadget baru untuk kelas Support.

Battlefield 1 akan diluncurkan pada tanggal 21 Oktober di platform Windows PC via Origin, PlayStation 4 dan Xbox One. Gerbang  pre-order sudah dibuka oleh Electronic Arts, dan Microsoft juga telah menyiapkan console Xbox One edisi spesial Battlefield 1.

Sumber: Battlefield.com.