Bank Permata Layani Pembukaan Rekening Lewat Aplikasi, Implementasi Penuh E-KYC

Bank Permata meluncurkan fitur pembukaan rekening dalam aplikasi Permata Mobile, agar semakin sejalan dengan perkembangan teknologi finansial sekaligus menarik calon nasabah baru.

“Inovasi ini dipersiapkan dalam rangka meningkatkan pelayanan kami pada para calon nasabah dan nasabah di era digital ini. Dengan aplikasi, kami dapat memberikan pelayanan yang mudah, terjangkau dengan proses pembukaan yang cepat melalui smartphone,” ucap Head, Wealth Management, Retail Liability Product & E-Channel Bank Permata Djumariah Tenteram kepada DailySocial.

Menurutnya, dalam meluncurkan layanan ini perusahaan mempersiapkan produk tabungan yang didesain khusus karena dapat dibuka secara online lewat aplikasi Permata Mobile. Terdapat pula sejumlah promosi berupa cashback jika melakukan transaksi online di situs e-commerce.

Perusahaan telah terintegrasi dengan sistem Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) agar proses verifikasi nasabah jadi lebih cepat dan ringkas. Nasabah bisa memilih dua opsi untuk e-KYC, apakah ingin melakukan video call via WhatsApp dengan agen Bank Permata atau mendatangi kantor cabang.

Untuk proses pembukaan rekening baru, nasabah tinggal mengunduh aplikasi Permata Mobile dan klik tombol “Buka Rekening” di tampilan mukanya. Apabila nasabah sudah terdaftar sebagai nasabah kartu debit Bank Permata, proses pembukaan hanya memakan waktu sampai tiga langkah.

Nasabah hanya diperlukan mengisi nomor kartu debit sebelumnya, memasukkan tanggal lahir, verifikasi nomor ponsel, dan memberi tahu tujuan pembukaan rekening. Berikutnya, nasabah akan menerima dua jenis kartu, digital dan fisik. Kartu fisik bakal dikirim ke alamat yang terdaftar di Bank Permata.

Nasabah bisa langsung mengaktifkan kartu segera dengan login ke aplikasi. Setelah diakftifkan, seluruh rekening pada kartu lama akan terhubung ke kartu debit yang baru.

Bagi nasabah baru dibutuhkan setidaknya beberapa informasi lain yang perlu dimasukkan, mulai dari kode pos sesuai e-KTP, tujuan penggunaan dana rekening, sumber dana, pendapatan per bulan, nomor ponsel, pekerjaan dan jabatan, nama perusahaan, dan sebagainya.

Nasabah bisa meminta kartu debit dikirimkan ke alamat yang tertera sesuai e-KTP, domisili, atau kantor. Untuk verifikasi akhir, nasabah bisa memilih cara aktivasi via WhatsApp Video Call atau datang ke cabang paling lama satu minggu setelah pengajuan dilakukan.

Dengan cara ini, Djumariah optimis perusahaan dapat mendongkrak jumlah pertumbuhan akuisisi rekening secara signifikan.

Selain melayani pembukaan kartu debit, Bank Permata juga menghadirkan pelayanan kartu kredit dalam aplikasi. Sebelumnya, Bank Permata memperkenalkan layanan Voice ID yang mengadopsi teknologi pemindai suara Voice Biometrics. Solusi tersebut bisa dimanfaatkan saat nasabah melakukan panggilan telepon melalui contact center Bank Permata yang disebut PermataTel, dapat memvalidasi suara dalam hitungan 10 detik.

Direktur Teknologi dan Operasi Bank Permata Abdy Salimin menuturkan sepanjang tahun ini perusahaan akan giat meluncurkan sejumlah inovasi terbaru agar tetap sejalan dengan perkembangan zaman dan nasabah.

Application Information Will Show Up Here

Program Inkubasi BNVLabs Gandeng Tiga Startup untuk Kemitraan Berikutnya

Setelah sebelumnya mengumumkan delapan startup mitra yang mengikuti mentoring selama tiga bulan, program inkubasi Bank Bukopin dan Kibar, BNVLabs, kembali mengumumkan kerja sama dengan tiga startup yang nantinya akan mendapatkan kesempatan networking hingga mentoring dari Bank Bukopin.

Startup yang pertama adalah Triplogic yang menyediakan layanan penghubung pengirim barang dan traveler yang memiliki tujuan sama dengan pengiriman barang. Berikutnya adalah Karapan yang menyediakan software  dan aplikasi untuk membantu peternak dalam mengelola peternakan dan menghubungkan para peternak dengan calon pembeli daging sapi dan para investor. Terakhir adalah Eragano yang fokus pada pengambangan area pertanian di Pulau Jawa dan sebagian Nusa Tenggara.

Melirik startup dari empat segmen yang berbeda

Seperti delapan startup sebelumnya, tiga startup ini tidak memiliki latar belakang hingga produk terkait fintech, ranah yang relevan dengan bisnis Bank Bukopin. Menurut Digital Product dan Partnership Manager BNVLabs Mohamad Irfan, pemilihan tersebut sengaja dilakukan oleh BNVLabs, menyesuaikan dengan empat segmen startup yang diincar oleh BNVLabs.

“BNVLabs tidak hanya fokus kepada startup fintech. Selain pembayaran startup social dan health, agri dan aqua culture hingga logistik menjadi incaran kami dari BNVLabs.”

Selain akses terbuka untuk informasi teknologi perbankan dan mentoring dengan pihak terkait, BNVLabs juga memberikan kesempatan kepada startup yang masuk dalam program ini untuk memanfatkan network Bank Bukopin.

“Dengan demikian dari hasil networking tersebut startup bisa belajar kemudian menjalin kerja sama dengan pihak yang tepat, [dalam hal ini] memanfaatkan nasabah dari Bank Bukopin,” kata Irfan.

Sebagai startup yang menjalin kerja sama dengan BNVLabs, Triplogic menyambut baik dukungan Bank Bukopin, terutama dalam hal pengembangan pembayaran. Menurut CEO Triplogic Oki Earlivan, kerja sama ini diharapkan bisa membuahkan hasil yang positif untuk pengembangan fitur di Triplogic, sekaligus mendapatkan dukungan hingga mentoring yang dibutuhkan.

“Berbeda dengan UKM, bisnis dari startup lebih mengutamakan traksi dibandingkan aset. Dengan demikian dukungan yang diberikan oleh BNVLabs sangat kami butuhkan untuk mengembangkan bisnis.”

Tabungan Wokee, layanan berbasis digital bank Bukopin

Dalam kesempatan tersebut Direktur Pengembangan Bisnis dan TI Bank Bukopin Adhi Brahmantya juga menjelaskan perkembangan terbaru soal Tabungan Wokee, layanan berbasis digital yang menyasar nasabah generasi milenial. Kepada media disebutkan saat ini Wokee sudah diunduh tiga ribu pengguna.

Tabungan yang juga berfungsi sebagai alat pembayaran tersebut, diklaim memiliki layanan unggulan yang tidak dimiliki oleh layanan lain, seperti Jenius dan Digibank. Tabungan Wokee disebut bisa memisahkan pokok dengan bunga dalam tabungan sejak registrasi awal.

Tabungan Wokee tidak mengenakan setoran awal untuk memiliki rekening, tidak ada biaya administrasi, dan tidak menggunakan buku tabungan dan ATM karena nasabah bisa melakukan tarik tunai tanpa menggunakan kartu ATM dan belanja di merchant-merchant dengan media Pay by QR Code.

Selain itu, semua data terhubung langsung dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, hingga open API Service yang memungkinkan pengembang untuk berinovasi.

“Berfungsi lebih dari sekedar e-money, Tabungan Wokee dilengkapi dengan fitur dan fasilitas pembayaran untuk pengguna yang “melek” dengan teknologi saat ini,” kata Brahmantya.

Application Information Will Show Up Here

BNI Belum Putuskan Rencana Pendirian Anak Usaha Modal Ventura

Bank Negara Indonesia (BNI) mengungkapkan belum memutuskan lebih jauh terkait pengembangan bisnis digital banking apakah akan melakukan akuisisi modal ventura atau mendirikan perusahaan baru.

Perseroan belum mengerucutkan opsi mana yang akan dipilih. Sehingga belum bisa ditentukan kapan aksi korporasi ini akan diumumkan.

“Kami masih dalam tahap penjajakan atau kajian [mendirikan perusahaan baru]. Sejauh ini masih belum mengerucut [strategi mana yang akan diambil],” terang Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob Tyasika Ananta kepada DailySocial, Senin (20/11).

Kendati belum mengerucutkan strategi, yang pasti mulai tahun ini BNI makin fokus mengembangkan bisnis digital banking dengan meluncurkan produk digital. Beberapa produk digital yang telah diluncurkan antara lain BNI UnikQu, BNI Digital Loan, Dashboard Bansos, Agen46 BNI, dan lainnya.

Selain meluncurkan produk, BNI juga merangkul perusahaan fintech dalam mengembangkan produknya. Salah satunya dengan platform kecerdasan buatan (AI) BJtech (Bang Joni) untuk produk chatbot “Cinta: Personal Intelligent Banking.”

Produk ini membantu nasabah mengelola keperluan banking BNI, mulai dari berbagi informasi, registrasi produk BNI, hingga transaksi UnikQu melalui kemudahan chatting. Cinta dapat diakses melalui akun resmi BNI di platform Facebook Messenger dan Twitter.

Berdasarkan rencana bisnis perseroan tahun ini, BNI mengalokasikan dana sebesar Rp4 triliun untuk rencana pertumbuhan anorganik. Selain memperkuat bisnis yang ada, BNI berencana mendirikan anak usaha baru yang bergerak di asuransi umum, modal ventura, dan aset manajemen.

Berbeda dengan BNI, perbankan lainnya, BRI, siap menuntaskan rencana untuk mengakuisisi perusahaan modal ventura lokal Bahana Artha Ventura. Ditargetkan proses akuisisi tersebut rampung pada November 2017.

BRI menyiapkan anggaran sebesar Rp4 triliun untuk menyuntuk seluruh anak usaha di bawahnya dan mengakuisisi anak usaha baru. Terkait akuisisi, perseroan akan mengakuisisi Bahana Sekuritas dan Bahana Artha Ventura dengan menyiapkan budget sebesar Rp700 miliar.

Pilihan Deposito di Era Digital

Tren deposito dianggap tengah menurun. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan bahwa hingga awal 2018, suku bunga deposito (dan suku bunga global) akan mengalami penurunan. Padahal, sebagai produk keuangan, deposito yang penyetoran dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu ini termasuk mencuri perhatian di kalangan masyarakat. Bagi sebagian kalangan, deposito dinilai memiliki rerata keuntungan yang relatif stabil dibandingkan dengan produk lainnya seperti saham atau emas.

Sejalan digitalisasi di dunia perbankan, para deposan (nasabah deposito) kini dapat menggunakan deposito baik dengan cara konvensional maupun merambah ke arah online. Produk investasi berupa deposito banyak dinilai memiliki rerata keuntungan yang relatif stabil dibanding produk lainnya seperti saham, emas dan obligasi pemerintah.

Mulai mengadopsi sistem online

Pada era digital, pengguna internet kini semakin mudah dalam menemukan informasi atau menggunakan layanan perbankan. Termasuk juga yang berkaitan dengan deposito.

Banyak cara untuk memiliki deposito dengan mulai memanfaatkan basis digital dengan komputer, smartphone, atau perangkat lain yang terhubung dengan internet. Misalnya, DeposiGO dari Bank DBS Indonesia yang memanfaatkan cara pendaftaran online.

Merujuk pada program tersebut, calon nasabah cukup mengisi formulir di situs bank dan nantinya nasabah akan dihubungi lebih lanjut oleh petugas bank. Langkah ini tentu memudahkan proses pembuatan deposito tersebut, sebab proses antrean nasabah di kantor cabang sudah tereliminasi.

deposito online bank

Proses pendaftaran deposito online seperti ini terbilang memperlancar nasabah, karena dengan mengisi formulir pendaftaran secara online, dan nantinya pihak bank akan secara aktif melakukan menghubungi nasabah mengenai penempatan dalam prosesnya.

Pemanfaatan deposito konvensional dan “semi online” hanyalah soal preferensi. Jika belum memahami benar mengenai jenis deposito yang tersedia, sebaiknya nasabah mengakses situs atau menghubungi staf bank terkait untuk mendapatkan informasi lebih lanjut sebelum melakukan penempatan deposito. Sebab pada era digital, berbagai cara investasi tersedia agar memudahkan nasabah dalam mendapatkan keuntungan yang lebih meluas.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh DBS.

Inilah Tiga Pemenang Finhacks 2017 #Codescape

Setelah melalui berbagai rangkaian acara mulai dari Meetup Jakarta dan Mini Finhacks di tiga kota (Surabaya, Yogyakarta, Bandung), Finhacks 2017 #Codescape telah mendapatkan tiga aplikasi inovatif dalam gelaran final pada 26 – 27 Agustus 2017 di BCA Learning Institute, Sentul, Bogor.

Acungan jempol layak diberikan kepada para peserta di puncak ajang Finhacks 2017 #Codescape. Selama dua hari satu malam, sebanyak 60 tim berkumpul dan merealisasikan ide aplikasi yang mudah, aman dan menyenangkan bagi gaya hidup nasabah sehari-hari.

Hasilnya, aplikasi QuickTap dari tim Astaghfirullah keluar sebagai juara pertama dan berhak atas hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 60 juta beserta MacBook Pro OLED Display Retina. Sedangkan juara kedua jatuh kepada tim Linksoft dengan aplikasi Kallet (KTP e-wallet) dan berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp 40 juta beserta MSI Gaming Notebook. Tim YadaYada dengan aplikasi SmartDocs menjadi juara tiga dan berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp 20 juta beserta Ricoh Theta S 360 Degree.

Finhacks 2017 #Codescape ini dihadiri oleh top management BCA antara lain Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Wakil Direktur BCA Armand W. Hartono, Direktur BCA Santoso, Direktur BCA Lianawaty Suwono dan Senior Executive Vice President Strategic Information Technology BCA Hermawan Thendean.

Selain itu hadir pula CEO & Founder DailySocial Rama Mamuaya, COO & CTO Kaskus On Lee, CEO Biznet GIO Dondy Bappedyanto, CTO Bizzy.co.id Norman Sasono, CTO Tiket.com Natali Ardianto dan CTO Pinjam.co.id Sofian Hadiwijaya yang terlibat sebagai dewan juri.

Finhacks 2017 #Codescape berhasil mengundang antusiasme para developer dan praktisi TI, terbukti dengan 685 ide inovasi aplikasi digital banking yang terkumpul dan total 60 tim yang terpilih untuk berkompetisi pada acara puncak Finhacks 2017.

IMG_6235JPG

WhatsApp Image 2017-08-30 at 104611 AM 1

Codescape1 IMG_6240JPG Codescape2

Esensi dari istilah #Codescape terasa hadir di BCA Learning Institute saat itu. Sembari ngoding mengembangkan ide inovasinya (code), para finalis Finhacks 2017 menyegarkan diri mereka dari rutinitas harian mereka (escape). Mereka terlihat bersenang-senang di tengah kolaborasi yang mereka lakukan dengan tim untuk memenangkan kompetisi, yang ditemani suasana hijau Sentul, Bogor.

“Melalui Finhacks 2017 #Codescape, kami ingin merangsang ide, kreativitas, dan inovasi para developer dan praktisi Teknologi Informasi dalam menciptakan aplikasi digital banking yang sesuai gaya hidup nasabah dan menjawab kebutuhan sistem pembayaran yang modern menggunakan teknologi terkini. Penyelenggaraan Finhacks #Codescape 2017 ini sejalan dengan misi perseroan yang ingin senantiasa hadir memenuhi kebutuhan nasabah dengan layanan perbankan yang mudah, aman, dan menyenangkan menggunakan Internet of Things yang sehari-hari digunakan,” ujar Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial untuk rangkaian acara Finhacks 2017 #Codescape, yang didukung oleh BCA.

Inilah 60 Tim Finalis Finhacks 2017 #Codescape

Finhacks 2017 semakin mendekati puncak rangkaian acaranya. Melalui acara Mini Finhacks yang sudah diadakan di tiga kota (Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung) dan melalui jalur pendaftaran langsung ke situs resmi finhacks.id, telah berhasil terkumpul total sebanyak 685 ide inovasi aplikasi digital banking.

Ratusan ide tersebut kemudian melewati proses seleksi, dan terpilih sebanyak 60 tim untuk berkompetisi di Finhacks 2017 #Codescape pada 26 – 27 Agustus 2017, di BCA Learning Institute, Sentul, Bogor.

Berikut ini adalah daftar 60 tim yang berhasil lolos ke acara puncak Finhacks 2017 :

Daftar finalis Finhacks 2017 #Codescape

No.   Nama Tim Nama Ketua Tim Nama Anggota 1 Nama Anggota 2
1 3FOX Ivan Gerard Dharmadi Tanamas Andrew Tandiawan
2 64-bit Gregorio Gringo Riko Briatna Erik Prakoso
3 86 Ian Budi Kurniawan Yuki Angelia
4 AgriCoder Jofan Muliawan Putra Jodhi Lesmana Putra Johan Purnama Putra
5 Archiv Lilis A Waffi Novia
6 Astaghfirullah Andang Rian Dimas I Putu Yoga Permana Havit Choirul Rovix/td>
7 Bakorteam Rizal Panji Islami Okharyadi Saputra Muhammad Riwandi
8 Bakpao Marcella Cindy Prasetio Edwin Prasetio
9 Blantik Media Reza Aqrobby Shodiqul Muzaki Achmad Safiul Ubab
10 bluecamel Picolov Anthony Hadi Huda Waskito
11 C2 dev Asep Hidayat Rahmaniansyah Dwi Putri
12 CanisNFelis Saiful Rachman Dani Susanto Mohammad Amin
13 CarryWin Edwin Wijaya Gerry Kastogi Jessica Andjani
14 CoffeCoders Ahmad Ridlo Fadlli Robbi Akhmad Bani Irulloh Joko Riyono
15 Diamond Muhammad Irfan Sulaiman
16 Digicoin Febrian Imanda Effendy Kukuh Budi Santoso Fahmi Alfiansyah
17 Digimedia Nugroho Nurcahyono Wahyu Febriana Taofik Khrisdiyanto
18 Dire F. Anggara Pradana H.P Gallan Widyanto Teguh Wahyu Santoso
19 Dysidea Handy Sadikin Rafi Randoni
20 Exclusor Tata Tricipta
21 Fauzan Erich Emmerling Fauzan Erich Emmerling Fauzan Erich Emmerling
22 GelatoKanibalGledek Fellita Candini Valentina Kania Prameswara Felicia Krismanta
23 Gloftech Ratu Aghnia Fadilah R Rogers Dwiputra Setiady M Fajar Hardianto
24 go wire Lukluk Santoso Zen
25 Gravicodev Rasyadh Abdul Aziz Ardika Bagus Saputro Muhammad Fatih Abdus Salam
26 GWK Michael Ingga Gunawan Anselmus Krisma Adi Kurniawan Andreas Bara Timur
27 Hacktiv-Ex Shabrina Virta Inmas Poppy Puspa Sari Priambodo Nur Kurniawan
28 Hashtag Miftakhul Ulum S Meiga S. Satriya Fathur Rahman
29 Hexagrit Afif Akbar Iskandar Dian Nurhayati Josi Aranda
30 IF Yosef Brian Yudhalaksana Shoddiq Jati Premono Luthfan Nur Ubai
31 iTM Ivan Sinarso Kelvin Alliandro
32 Jadwalkan Saja Ari Purnomo
33 Javasign Andwi Prima valentin Nur Avesina Mustari Reni Kumalawati
34 Jtkcode Ikhsan Hari Wijayanto Adika Suta Ali Qornan
35 Kertas Gilang Chandrasa Firzatullah Noviar
36 Kony Alif Raditya Rochman Ahmad Zaky Andre Susanto
37 Kucing Kampus Aldo
38 Lazato Samuel Martin Edwin
39 LEDGERNOW Leonardus Gazali Robert EHW
40 Linksoft Fanani Mafatikul Ihsan Gusti Tammam
41 Madani.Digital Firman Munthaha Gusti Tammam Ginanjar Cahaya Komara
42 Main Kode Arjuna Aji Negara Imam Abdul Hakim
43 MCU_Three Oscar Wongso Sulaeman Santoso Erico Darmawan Handoyo
44 Nanang tri andika Nanang tri andika
45 One Last Breath Tino Sambora Irvan Adhitya Ananta Pandu Wicaksana
46 Ordent Dimas Satrio Pratiwi Sukmawati Shafhi Kasyfillah
47 Passaja Rebby Rahmando Ahmad Ghofari Azka Nurun Ala
48 Pharaoh Team Bambang Handoko
49 Piraku Hernanda Naufal Mahardika
50 Sellution Project Firman Nizammudin Rizal Yogi Pratama Dwi Ahmad Faizal Zebua
51 semangat Heru Joko
52 Sipark Jecky fernando
53 SNAPME DP Widi Dody Rosjidi Ardityo Kurniawan
54 Tavest David Boy Tonara Sylvester Albert Samadhi Adinda Mellyaningsih
55 Tella Achmad Satria Putera Trikarsa Tirtadwipa Manunggal Ardhi Maarik
56 Triple Seven Raymond Sihotang
57 TSP Petrus Fajar Subekti Sandy Socrates Sihombing Stefanus Thobi Sinaga
58 Wekel Nurwanto Andre Aditya Pratama Subhan Syarif
59 YadaYada Angga
60 Yaitu Dwi Hastoto Hendra Wijaya Djiono Muhammad Anzar Syahid

Tim yang disebutkan di atas akan bertanding memperebutkan total hadiah senilai lebih dari Rp 120 juta, dengan menciptakan aplikasi digital banking yang dapat membuat layanan perbankan lebih mudah, aman, dan menyenangkan bagi gaya hidup nasabah sehari-hari.

Selamat bagi tim yang terpilih, dan kami ucapkan terima kasih untuk seluruh peserta yang telah bersemangat mensubmisikan ide aplikasinya. Bagi tim terpilih akan dihubungi oleh panitia untuk informasi mengenai kegiatan selanjutnya.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial dari rangkaian kegiatan Finhacks 2017 yang didukung oleh BCA.

Merangkul Talenta IT untuk Masa Depan Digital Banking

Revolusi teknologi yang sedang kita hadapi saat ini berada pada masa pertumbuhannya. Keterjangkauan teknologi dan aksesibilitas memungkinkan munculnya inovasi baru yang juga turut mempengaruhi industri perbankan.

Pada tahun 2016, penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta dari total populasi 256,2 juta jiwa. Sementara perangkat yang digunakan untuk mengakses internet dari smartphone sebanyak 63,1 juta. Hal inilah yang mendorong berkembangnya dunia digital serta munculnya inovasi-inovasi baru yang memudahkan kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari hanya melalui smartphone yang terkoneksi dengan internet.

Mengacu pada fakta tersebut, maka preferensi nasabah akan produk dan layanan perbankan kini tidak lagi terpaku pada kehadiran kantor cabang. Artinya bahwa agar perbankan dapat terus memberikan layanan serta produk terbaik kepada nasabah, perbankan harus inovatif dalam menciptakan produk dan layanan sejalan dengan kemajuan teknologi salah satunya dengan digital banking.

Sejak tahun 2011, digital banking di Asia mengalami peningkatan. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh McKinsey menunjukkan bahwa pelanggan jasa keuangan kini telah beralih ke komputer, smartphone, tablet dalam menjalankan aktivitas perbankan dibandingkan harus mengunjungi cabang atau menghubungi hotline layanan.

Maraknya digital banking di Asia juga didorong dengan adanya ekosistem yang jauh lebih kuat untuk memungkinkan terwujudnya digital banking, yang mencakup peningkatan pesat dalam adopsi internet dan smartphone serta pertumbuhan e-commerce yang mengakibatkan permintaan akan digital banking dapat menjangkau pelanggan lebih luas lagi.

Dalam Survei yang dilakukan McKinsey di tahun 2014 menunjukkan bahwa 92 persen responden menggunakan internet banking jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya 52 persen. Selain itu, 61 persen responden telah mengakses layanan perbankan dengan menggunakan smartphone, atau meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun 2011. McKinsey mengungkapkan bahwa di seluruh Asia, terdapat lebih dari 700 juta pelanggan menggunakan digital banking dan diperkirakan akan menjadi 1,7 miliar pada tahun 2020.

Indonesia adalah salah satu negara yang masuk dalam daftar 10 besar negara Asia dengan peningkatan penetrasi digital banking. Hasil survei yang dilakukan McKinsey pada 2014 lalu menunjukkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan penetrasi digital banking sebesar 36 persen dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan.

Digital banking dianggap sebagai cara baru melakukan transaksi perbankan terutama berkat potensinya untuk menghemat biaya. Bank sebaiknya melihat bahwa hal tersebut bukan sekedar men-digitalisasi produk yang sudah ada, tapi merubah pola pikir dan solusi menjadi digital sesuai perilaku dan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan laporan Indonesian Tech Startup 2016, DailySocial.id melakukan survei kepada sejumlah investor mengenai sektor apa saja yang menjadi primadona dan fokus mereka tahun 2017 dimana terdapat empat sektor yang diperkirakan akan menjadi pusat perhatian yaitu fintech (financial technology), e-commerce, Software-as-a-Service (SaaS) dan on-demand atau layanan marketplace.

Fintech merupakan pengembangan industri jasa keuangan yang sangat bergantung dengan internet dan inovasi digital. Fintech hadir karena ada segmen layanan keuangan konvensional yang belum bisa menjangkau berbagai kalangan masyarakat.

Peluang inilah yang mampu ditangkap dengan baik oleh PT. Bank Central Asia Tbk. (BCA) dengan menyelenggarakan BCA Finhacks (Financial Hackathon). Berbekal ide-ide terbaru dan kerja sama antara pelaku industri dan developer IT, melalui Finhacks diharapkan akan hadir inovasi-inovasi digital dan menjadi solusi bagi dunia keuangan, khususnya perbankan.

Finhacks sendiri telah diselenggarakan pada 2016 lalu. Hampir 500 ide inovasi dari developer TI di seluruh Indonesia telah berhasil dijaring oleh Finhacks dan menghasilkan inovasi-inovasi sistem pembayaran menggunakan e-wallet. Mengusung konsep #Codescape, BCA kembali menggelar Finhacks 2017 yang mengajak para developer atau praktisi TI berkolaborasi dan berlomba menghasilkan inovasi yang dapat menjawab tantangan dalam menciptakan inovasi teknologi layanan perbankan yang lebih mudah, aman dan menyenangkan bagi gaya hidup nasabah sehari-hari.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama BCA dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Finhacks 2017

Masa Depan Kolaborasi Startup

Jika mengacu pada hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 dapat diketahui bahwa penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta dari total populasi penduduk Indonesia yaitu 252,4 juta jiwa. Di samping itu, perilaku pengguna internet di Indonesia didominasi oleh penggunaan mobile yang mencapai 63,1 juta atau 47,6% dari populasi pengguna internet di Indonesia.

Fakta tersebut menjadikan bisnis rintisan atau yang dikenal dengan startup di bidang teknologi merupakan salah satu sektor yang semakin diminati dan terus berkembang dengan cepat. Perkembangan tersebut diikuti dengan munculnya startupstartup lokal maupun masuknya startup luar ke Indonesia serta bermunculannya investor baik venture capital maupun angel investor untuk mendorong ekspansi bisnis startup.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara potensial dalam perkembangan startup di bidang teknologi. Tetapi, untuk mendorong lebih banyak lagi startup yang muncul dan berkembang di Indonesia, dibutuhkan kerja sama atau kolaborasi dari para stakeholders baik itu perusahaan konvensional, pelaku startup, institusi pendidikan, komunitas hingga para investor. Diharapkan dengan adanya kolaborasi tersebut akan menciptakan inovasi-inovasi baru dalam bidang teknologi.

Fintech (Financial Technology) sebagai Primadona Baru

Fintech kini menjadi primadona baru dalam dunia startup. Financial technology (Fintech) muncul di tengah masyarakat karena adanya kebutuhan bertransaksi keuangan secara cepat, mudah, dan praktis. Kebutuhan cash less yang semakin besar, membuka peluang pelaku perusahaan rintisan atau startup mengembangkan aplikasi fintech.

Fintech yang banyak dilirik seperti peer-to-peer lending (pinjam meminjam uang melalui aplikasi), pengaturan investasi saham dan reksa dana, sampai pembayaran melalui uang elektronik. Fintech yang dianggap masa depan bagi industri keuangan sudah disadari banyak pihak, terutama dari sektor perbankan. Mereka berlomba-lomba meluncurkan inovasi di bidang fintech

Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi fintech bakal mencapai 1,9 miliar dolar AS atau Rp 25,28 triliun (kurs Rp 13.308/dolar AS) pada tahun 2017. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan investasi yang digelontorkan pada sektor fintech sampai tahun 2018 nanti mencapai angka 8 miliar dollar AS.

Data tersebut membuat investor melirik potensi pasar fintech di Indonesia. Dalam laporan Startup Teknologi Indonesia 2016, DailySocial melaporkan bahwa 60 persen investor setuju jika fintech akan menjadi tren di 2017. Disusul sektor Software-as-a-Service (SaaS) yaitu adopsi perangkat lunak sebagai service atau layanan sebesar 20 persen, lalu e-commerce 10 persen, dan lainnya (revenue generating business) sebesar 10 persen.

Inovasi dan Kolaborasi

Berdasarkan hasil survei General Electric Global Innovation Barometer tahun 2016 melaporkan bahwa 85 persen perusahaan mengungkapkan bahwa kolaborasi akan mendorong keberhasilan organisasi di masa mendatang.

Begitupun yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) yang mengusung inovasi dan kolaborasi sebagai spirit awal terbentuknya BCA Finhacks (Financial Hackathon). Berbekal ide-ide terbaru dan kerja sama antara pelaku industri dan developer IT, melalui Finhacks diharapkan akan hadir inovasi-inovasi digital dan menjadi solusi bagi dunia keuangan, khususnya perbankan.

Finhacks sendiri telah diselenggarakan pada 2016 lalu. Hampir 500 ide inovasi dari developer TI di seluruh Indonesia telah berhasil dijaring oleh Finhacks dan menghasilkan inovasi-inovasi sistem pembayaran menggunakan e-wallet. Jika tahun lalu mengusung tema #HackByTheBeach dengan suasana tepi laut. Finhacks 2017 ini mengusung tema #Codescape dengan nuansa pegunungan yang akan mengambil lokasi di BCA Learning Institute, Sentul. Sebelum menuju perhelatan Finhacks 2017, BCA dan DailySocial terlebih dahulu akan mengadakan meetup dan Mini Finhacks.

Tahun ini, perhelatan Finhacks 2017 menyiapkan total hadiah uang tunai senilai 120 juta rupiah untuk tiga tim pemenang utama yang dapat menghadirkan solusi yang berkaitan dengan digital banking. Bahkan, lebih dari itu, para pemenang juga secara otomatis akan mendapatkan MacBook Pro 13.3″ Retina Display (juara pertama), MSI GE62 2QL (juara kedua), dan Ricoh Theta S 360 Degree (juara ketiga).

Melalui Finhacks 2017, BCA mengajak para developer atau praktisi TI berkolaborasi dan berlomba menghasilkan inovasi yang dapat menjawab tantangan dalam menciptakan inovasi teknologi layanan perbankan yang lebih mudah, aman dan menyenangkan bagi gaya hidup nasabah sehari-hari.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama DailySocial dan BCA, sebagai bagian dari rangkaian acara Finhacks 2017.

Empat Inovasi Teknologi Keuangan yang Menarik Bagi Millenials

Millenials dengan pola hidup dan cara berpikirnya yang dinamis, adalah mereka yang cepat beradaptasi dengan teknologi. Untuk para millenials, setidaknya inilah empat inovasi yang layak dicoba;

Chat Vira

Chat Vira adalah Virtual Assistant Chat Banking persembahan BCA. Inovasi fintech yang merupakan salah satu output dari gelaran Finhacks #HackByTheBeach 2016 ini dapat diakses melalui aplikasi-aplikasi chat populer, di antaranya Facebook Messenger, LINE, dan Kaskus Chat.

Kini, Vira dapat membantu mengetahui informasi promosi BCA hingga membantu transaksi perbankan mulai dari cek saldo & mutasi, hingga cek informasi kartu kredit (limit, tagihan, dan transaksi).

CekAja

CekAja adalah portal web yang menyajikan perbandingan ragam produk finansial yang ada di Indonesia, mulai dari tabungan, berbagai produk kredit, produk syariah, produk asuransi, untuk individu dan UKM.

Startup yang sudah berdiri sejak tahun 2014 ini mengaku telah memiliki traksi terbesar pengguna untuk layanan sejenis di Tanah Air, yang dibuktikan melalui kemantapannya berekspansi ke Filipina dengan produk eCompareMo.

Jojonomic

Jojonomic merupakan startup yang menyediakan layanan pengelolaan keuangan, baik untuk pribadi maupun untuk kalangan bisnis. Melalui aplikasi dengan pendekatan social platform, Jojonomic mencoba untuk menghadirkan kenyamanan bagi pengguna sehingga memiliki manajemen finansial yang lebih tertata.

Melalui versi Jojonomic Pro, prosedur reimbursement di organisasi/perusahaan cukup dilakukan melalui foto dan pengisian formulir di aplikasi ponsel. Mereka mengklaim departemen sumber daya manusia bakal menghemat waktu pengurusan reimbursement hingga 70%.

Flip

Menyajikan layanan berupa virtual wallet yang mengedepankan kemudahan transfer antar bank, Flip diunggulkan karena tidak adanya biaya tambahan untuk transfer ke bank mana pun. Soal keamanan, Flip telah menyiapkan beberapa skenario keamanan seperti keamanan di layer aplikasi, layer transmisi dengan memanfaatkan SSL dan keamanan two step verification yang bisa digunakan sesuai kebutuhan pengguna.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama BCA dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Finhacks 2017.

Diadakan di Empat Kota Indonesia, Sprint Coding dan Hackathon Mewarnai Rangkaian Finhacks Codescape 2017

Setelah tahun lalu sukses menggelar Financial Hackathon (Finhacks) 2016 dengan tema #HackByTheBeach dan menghasilkan tiga inovasi terbaik, BCA dan DailySocial kembali menggelar Finhacks bertajuk Codescape 2017.

Jika tahun lalu mengusung tema #HackByTheBeach dengan suasana tepi laut. Finhacks 2017 ini mengusung tema #Codescape dengan nuansa pegunungan yang akan mengambil lokasi di BCA Learning Institute, Sentul.

Sebelum menuju perhelatan Finhacks 2017, BCA dan DailySocial terlebih dahulu akan mengadakan meetup dan Mini Finhacks.

Inilah rangkaian perjalanan Finhacks #Codescape 2017!

Meetup

Titik awal perjalanan akan dimulai di Meetup Jakarta. BCA dan DailySocial akan menjumpai rekan-rekan developer Ibu Kota untuk berbincang santai dan sharing seputar dunia fintech dan digital banking.

Bertempat di markas Kaskus, Finhacks Meetup Jakarta akan menghadirkan Hans Lesmana (General Manager of KASKUS Payment), Rahmat Harlyadi (Vice President Marketing DailySocial), dan Petrus Johans Ariwibowo (Project Manager of BCA). Ketiganya membahas soal Driving Digital Banking Breakthrough Among Internet Culture.

Mini Finhacks

Sesuai namanya, Mini Finhacks adalah kompetisi pemrograman dengan skala yang lebih kecil. Jika acara utama dari Finhacks Codescape 2017 adalah hackathon, Mini Finhacks dikemas dalam format sprint coding, atau “balapan ngoding”.

Acara Mini Finhacks rencananya akan dilangsungkan di tiga kota yaitu Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung. Dengan acara talkshow sebagai pembukanya, Mini Finhacks di setiap kota akan berisi tema berbeda-beda; “Practical Approach on Favorable Digital Banking Product” di Surabaya, “Developing Favoured Digital Banking Product” di Yogyakarta, dan “Create Your Own Digital Bank” di Bandung.

Di Mini Finhacks, selain talkshow–akan diadakan sprint coding mencari 5 tim yang berkesempatan dapatkan golden ticket Finhacks 2017. Selain ‘golden ticket’ Finhacks 2017, lima tim pemenang sprint coding akan mendapatkan total uang tunai sebesar Rp 20 juta.

Pemenang sprint coding di Mini Finhacks akan mendapatkan golden ticket untuk mengikuti hackathon di Sentul, Bogor.

Setelah Mini Finhacks, perjalanan Finhacks Codescape 2017 akan ditutup di Sentul, Bogor.

Hackathon

Ini dia ‘menu utama’ dari Finhacks Codescape 2017! Tanggal 26 – 27 Agustus 2017, BCA Learning Institute akan berubah menjadi colloseum untuk pertandingan developer fintech Tanah Air.

Dalam ajang hackathon Finhacks Codescape 2017, mereka akan berlaga menciptakan teknologi yang mendorong kemajuan digital banking experience. Enam puluh tim developer berlomba untuk menyajikan solusi terbaru di dunia fintech.

So, are you ready to join the journey?

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama BCA dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Finhacks 2017.