Ambisi Duithape Jangkau Seluruh Pulau Jawa Tahun Ini

Dari awal berdiri, Duithape memosisikan diri sebagai layanan pembayaran digital yang memudahkan masyarakat unbanked untuk menerima dan mengirim dana. Perusahaan saat ini telah berdiri selama dua tahun dan tahun ini menargetkan untuk bisa melayani seantero Pulau Jawa.

Suami istri Sara Dhewanto dan Hario Dhewanto mengawali bisnisnya bermodal bootstrapping lalu mendapat tambahan modal dari dua angel investor, Plug and Play, dan VC dari Beijing. Dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis, perusahaan sedang melakukan penggalangan dana dengan target capaian $500,000 (lebih dari 7 miliar Rupiah).

Duithape memiliki beberapa fitur yang bisa dimanfaatkan penggunanya, seperti pembayaran kepada sesama pengguna Duithape (tarik tunai dan pembayaran dilakukan melalui agen), penukaran voucher bantuan ke agen-agen Duithape, pembayaran telepon, listrik, BPJS, hingga pembelia pulsa dan token listrik.

Tim Duithape
Tim Duithape

Duithape beroperasi secara komersil sejak April 2017. Kami melakukan business pivot sebanyak 3 kali, dan saat ini kami berhasil meyakinkan pasar kami, bahwa tujuan kami, yaitu menjadi e-payment for the unbanked bisa dilaksanakan dengan baik. Saat ini total pengguna kami sudah mencapai 11 ribu, termasuk 2.200  agen. Transaksi di tahun 2019 (sampai Agustus) mencapai Rp. 2,6 miliar,” imbuh Sara.

Sara lebih jauh menjelaskan, banyak program bantuan dari pemerintah maupun lembaga internasional yang tidak bisa dilaksanakan dengan baik karena sulit dijaga keakuratannya. Solusi Duithape memungkinkan distribusi program-program tersebut lebih akurat dan efisien karena bisa ditelusuri penggunaannya.

Dari segi keamanan, Duithape memiliki tiga bentuk keamanan. Pertama kode aktivasi yang akan dikirimkan ke pengguna ketika pertama kali masuk ke sistem. Berikutnya kata sandi dan PIN, yang terdiri dari 6 digit angka, wajib diisikan ketika melakukan transaksi.

“Fokus Duithape adalah membantu klien kami yang perlu melakukan distribusi pembayaran ke rakyat yang tidak memiliki rekening bank, terutama distribusi bantuan serta pinjaman bersubsidi. Target Duithape tahun ini adalah bisa melayani keseluruhan pulau Jawa, dan tahun depan mulai melayani seluruh Indonesia. Diharapkan dalam lima tahun ke depan Duithape sudah melayani seluruh pelosok Indonesia,” jelas Sara.

Duithape baru-baru ini menjadi “Best Startup in Jakarta” dalam ajang kompetisi Seedstars World dan akan berpartisipasi di Seedstars Summit yang akan digelar di Swiss April tahun depan.

Application Information Will Show Up Here

Tiga Startup Indonesia Siap Berkompetisi di Final StartCon di Australia

Tiga startup Indonesia akan maju ke babak final dalam kompetisi StartCon “Pitch for $1 Million” di Sydney, Australia. Mereka adalah Halal Local, DuitHape, dan Kerjaku. Ketiganya terpilih pasca memenangkan sesi pitching yang diadakan oleh UnionSPACE di FintechSPACE 26 Oktober lalu.

Sebagai pemenang Regional Final di Jakarta, Halal Local, DuitHape dan Kerjaku akan berangkat ke Sydney untuk mengikuti Grand Final Asia Pasifik pada 31 November – 1 Desember 2018. Dibantu dukungan dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia, mereka akan beradu ide dengan puluhan finalis lainnya se-Asia-Pasifik.

Di Regional Final, juri terdiri dari Stefanus Suharjono (Operation and Investment Manager GK – Plug n Play) dan Andreas Surya (VP of Investment Kejora Ventures).

“UnionSPACE mendukung penuh tumbuhnya ide-ide brilian dari pemuda Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengadakan acara ini. Selain itu juga dengan menyediakan sarana coworking space di berbagai lokasi di Indonesia dan Asia Tenggara sebagai landing pad bagi startup Indonesia bisa lebih cepat go-internasional,” sambut CEO UnionSPACE, Albert Goh.

Halal Local mendapatkan nilai tertinggi dalam sesi tersebut. Tim Halal Local mengembangkan aplikasi mobile yang memudahkan pelancong muslim untuk mendapatkan berbagai informasi seperti jadwal sholat, arah kiblat, dan informasi bahan makanan halal. Aplikasi juga bisa digunakan oleh pengguna untuk memeriksa istilah kimia kandungan makanan kemasan atau yang berbahasa asing.

Selanjutnya, peringkat kedua ada DuitHape. DuitHape merupakan aplikasi pembayaran yang ditargetkan untuk masyarakat yang belum memiliki rekening bank. Uniknya, meski aplikasi ini didasari semangat amal, secara bisnis tetaplah mendapatkan profit sehingga program yang menjangkau rakyat pedalaman ini bisa bertahan.

Aplikasi Kerjaku menempati peringkat ketiga. Aplikasi ini membantu menjodohkan penyedia lapangan kerja dengan pencari kerja di level buruh (blue collar) dan pelayanan (pink collar). Algoritma Kerjaku memungkinkan kecocokan persyaratan spesifik mulai dari karakter hingga lokasi sehingga mempermudah personalia dan juga mempertinggi kans pencari kerja untuk segera mendapatkan kesempatan panggilan.

StartCon merupakan acara startup tahunan Australia, dan kali ini bekerja sama dengan venture capital asal Australia, Right Click Capital, untuk mengadakan Pitch for $1 Million bagi startup di Asia Pacific. Pitch for $1 Million adalah kompetisi di mana startup dari 14 kota di Asia Pasifik memperebutkan dana investasi sebesar 1 juta dolar Australia.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner StartCon

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Startup Fintech DuitHape dan Ambisinya Dorong Akses Finansial untuk Kalangan “Unbanked”

Kemudahan akses keuangan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, terutama kalangan ekonomi menengah ke bawah. Atas dasar semangat itulah, startyp fintech DuitHape didirikan. DuitHape adalah aplikasi yang bergerak melayani sistem pembayaran online dan bisnis remitansi, diusung oleh PT Virtual Online Exchange (VOX).

Managing Director DuitHape Sara Dhewanto menuturkan, perusahaan ini lahir karena kesulitan mengirimkan dana hibah untuk masyarakat kalangan ke bawah saat masih bekerja untuk lembaga G2G. Bahkan, bank pelat merah dengan jaringan mikro terbesar di Indonesia pun dinilai belum bisa menjangkau penerima dana hibah.

“Berbagai macam cara telah kami coba, tetapi tidak bisa. Akhirnya solusi yang dipilih adalah membawa uang tunai di dalam koper, memasukkan ke dalam ratusan amplop dan membagikan satu persatu. Itu sudah tahun 2015, tidak mungkin ini jadi satu-satunya cara. Akhirnya saya putuskan untuk keluar dan membangun DuitHape di akhir 2015,” terang Sara kepada DailySocial.

Karena pengalaman tersebut, DuitHape menjadi perusahaan yang bersifat “social for profit” dengan tujuan akhir ingin melancarkan arus keuangan hingga daerah terpencil sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat kalangan bawah.

Secara model bisnis, DuitHape beroperasi di multiplatform dengan menjalankan menu dial UMB, aplikasi, dan situs desktop. Jadi setiap orang yang punya ponsel, baik itu smartphone atau feature phone dapat memiliki “rekening” dan melakukan aktivitas jasa keuangan. Aktivitas tersebut termasuk menabung, tarik uang, dan belanja di toko atau warung milik agen DuitHape.

Di sana, masyarakat dapat membeli pulsa, token listrik dengan harga murah, serta membayar tagihan menggunakan ponsel. Masyarakat juga bisa menggunakan DuitHape sebagai sarana mentransfer dana (melalui agen). Bagi pemilik toko, menjadi agen adalah salah satu cara menambah pemasukan.

Sejauh ini, DuitHape sudah memiliki 1700 agen dan menjaring 4 ribu pengguna dengan lokasi mayoritas di daerah Jawa Barat. DuitHape juga memiliki beberapa agen di Aceh, Makassar, hingga Maluku. Produk yang dijual adalah pulsa, paket data, token, dan berbagai pembayaran tagihan maupun belanja dan tarik setor di toko agen.

“Kami terus bekerja untuk semakin memperluas jaringan kami dan menambah produk kami.”

Untuk monetisasinya, lanjut Sara, pihaknya mengutip komisi. Meskipun demikian, DuitHape tidak mengenakan biaya bulanan maupun minimum deposit. Jika pengguna memiliki saldo sebesar Rp100 ribu, jumlah itu tidak akan berkurang hingga mereka menggunakannya untuk transaksi.

Ditargetkan sampai akhir tahun ini, DuitHape ingin memperluas jaringannya ke seluruh Pulau Jawa dan beberapa daerah terpilih di luar pulau lain.

“Dalam jangka panjang kami menargetkan bisa melayani secara nasional, bisa melayani bisnis remitansi untuk TKI di luar negeri yang ingin mengirim uang ke keluarga mereka di pelosok Indonesia,” pungkas Sara.

Saat ini DuitHape menjadi satu dari 13 startup terpilih yang berhak mengikuti program akselerator Plug and Play Indonesia batch kedua.

Application Information Will Show Up Here