Razer Luncurkan 2 Aksesori Untuk Menyempurnakan Pengalaman Ber-gaming di Razer Phone 2

Suka atau tidak, PC dan console merupakan platform terbaik untuk menikmati video game, namun tren belakangan ini membuktikan bahwa ada banyak konsumen rela bercengkerama dengan mungilnya layar smartphone demi bermain secara ringkas di mana pun mereka berbeda. Sebagai pemain besar di ranah itu, Razer meresponsnya melalui penyediaan ponsel pintar khusus gaming.

Tepat di hari Kamis kemarin, perusahaan gaming gear Singapura-Amerika tersebut resmi meluncurkan Razer Phone generasi kedua. Perangkat ini mewariskan banyak fitur sang pendahulu, juga membawa sejumlah kekurangan serta kelebihannya. Bermaksud buat mengoptimalkan pengalaman bermain game mobile via Razer Phone 2, Razer turut meluncurkan dua asesori baru.

 

Raiju Mobile

Disiapkan sebagai alternatif lebih canggih dari DualShock 4 untu sistem PlayStation 4, Raiju menawarkan keleluasaan kustomisasi serta mengedepankan desain ergonomis. Segala aspek tersebut diadopsi oleh versi mobile-nya. Raizu Mobile mempersilakan kita mencantumkan smartphone secara horisontal via mount, menawarkan tombol-tombol empuk dan responsif, serta menyajikan keleluasaan konfigurasi fungsi tombol.

Razer 2

Berbeda dari varian Raiju standar, Raizu Mobile mempunyai layout menyerupai controller Xbox, di mana dua set tombol D-Pad dan action button, serta kedua stik analognya diposisikan secara asimetris. Gamepad juga dilengkapi dua pasang trigger button serta sepasang sensitivity clutch di bawah – sangat berguna ketika Anda sedang bermain game shooter. Raizu Mobile menunjang dua tipe koneksi, yaitu wireless dan wired.

Razer 3

Tentu saja kompatibilitas menjadi perhatian utama Razer, dan judul-judul mobile populer kabarnya siap ditangani oleh Raiju Mobile, di antaranya Vainglory, Lineage 2, Dead Trigger 2 dan Gear-Club.

 

Hammerhead USB-C ANC

Hammerhead USB-C diperkenalkan tak lama setelah Razer Phone meluncur sebagai jawaban produsen terhadap absennya port audio 3,5mm. Dan di versi anyar ini, Razer menyempurnakan desain Hammerhead serta membubuhkan satu fitur andalan berupa active noise cancellation (kepanjangan dari ANC di namanya), sehingga sesi gaming Anda tak lagi terganggu meskipun keadaan di sekitar sedang ramai dan berisik.

Razer 4

Hammerhead USB-C ANC mengusung teknologi Dual Driver, menjanjikan output dengan treble yang detail serta bass bertenaga. Earphone turut dibekali oleh unit digital-to-analog converter built-in untuk menghidangkan audio beresolusi tinggi 24-bit/96kHz. Selanjutnya, bagian eartip dibuat lebih nyaman, lentur dan tidak mudah terlepas. Bahan Comply t-500 yang digunakan di sana berperan pula sebagai sistem noise cancelling pasif.

Razer 5

Baik Raiju Mobile maupun Hammerhead USB-C ANC rencananya akan mulai dipasarkan secara global di kuartal keempat tahun ini juga. Masing-masing produk dibanderol seharga US$ 150 (Raiju Mobile) dan US$ 100 (Hammerhead USB-C ANC).

Sumber: Razer.

Earphone Marshall Minor II Bluetooth Kawinkan Desain Retro dengan Bluetooth 5.0 dan Baterai 12 Jam

Marshall memperkenalkan headphone noise cancelling pertamanya bulan Maret lalu, dan tidak lama kemudian merilis Major III Bluetooth. Sang produsen amplifier baru saja kembali merilis produk anyar, kali ini penerus dari earphone Marshall Minor yang diluncurkan di tahun 2011.

Dijuluki Minor II Bluetooth, ia mengusung desain baru yang lebih simpel, tapi masih terkesan retro seperti produk Marshall lainnya. Bentuknya mengingatkan saya pada Google Pixel Buds, dengan eartip non-fleksibel ala earphone bawaan iPhone. Secara keseluruhan, bobotnya tidak lebih dari 22,5 gram.

Marshall Minor II Bluetooth

Juga mirip adalah mekanisme pengaturan panjang kabelnya, sehingga konsumen dapat menyesuaikan posisinya dengan sangat pas. Emblem logo Marshall di sisi luar yang terbuat dari bahan kuningan rupanya magnetis, memungkinkannya untuk ditempelkan satu sama lain saat sedang tidak dipakai. Dalam posisi ini, musik akan otomatis di-pause, dan perangkat masuk dalam mode standby.

Minor II dibekali driver 14,2 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Konektivitas yang digunakan sudah Bluetooth 5.0, serta mendukung codec aptX. Unit remote sekaligus mikrofon tidak lupa disematkan, dan kenop multi-fungsi berwarna emas yang sudah menjadi ciri khas lini headphone wireless Marshall rupanya tetap eksis di sini.

Marshall Minor II Bluetooth

Dalam satu kali pengisian, Minor II bisa digunakan sampai 12 jam nonstop. Proses charging-nya membutuhkan waktu sekitar 2 jam, akan tetapi perangkat rupanya juga telah mendukung fitur fast charging; pengisian selama 20 menit dapat memberikan daya yang cukup untuk digunakan selama 2 jam.

Sayang sekali charging-nya masih menggunakan kabel micro USB. Terlepas dari itu, Marshall Minor II Bluetooth saat ini telah dipasarkan seharga $130. Pilihan warnanya ada tiga: hitam, cokelat, dan putih, semuanya dengan aksen warna emas.

Sumber: SlashGear.

RHA TrueConnect Ramaikan Pasar True Wireless Earphone

Baru Agustus kemarin, RHA Audio membuat gebrakan lewat earphone wireless berteknologi planar magnetic pertama di dunia. Sekarang, giliran mereka merespon tren terkini di industri audio. Apa lagi kalau bukan true wireless earphone?

Perusahaan asal Skotlandia itu baru saja mengungkap RHA TrueConnect. Wujudnya sepintas mirip Apple AirPods, tapi dengan tangkai yang lebih pendek, serta eartip berbahan silikon yang tersedia dalam beragam ukuran (plus sejumlah lain besutan Comply yang berbahan memory foam).

RHA TrueConnect

Juga berbeda adalah finish berbahan logam pada bodi hitamnya. Sertifikasi IPX5 tidak lupa dijadikan sorotan, yang berarti perangkat tahan terhadap guyuran hujan maupun keringat, menjadikannya cocok untuk dipakai sembari berolahraga.

Di dalamnya bernaung driver 6 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Konektivitasnya sudah menggunakan Bluetooth 5, dan pengoperasiannya mengandalkan panel sentuh di sisi luar earphone; baik untuk mengatur playback, mengatur volume, menerima/menolak panggilan telepon, maupun memanggil voice assistant.

RHA TrueConnect

Beralih ke bagian yang paling penting, yaitu daya tahan baterai, TrueConnect bisa digunakan sampai 5 jam dalam satu kali pengisian, sedangkan charging case-nya yang sudah memakai sambungan USB-C bisa menyuplai 20 jam daya ekstra. TrueConnect juga mendukung fast charging; 15 menit charging cukup untuk mengisi separuh kapasitas baterainya.

RHA berniat memasarkan TrueConnect mulai 18 Oktober seharga $170. Cukup terjangkau bila dibandingkan dengan penawaran serupa dari Master & Dynamic maupun Sennheiser yang dibanderol $299.

Sumber: Digital Trends dan RHA Audio.

Cuma $100, Earphone Wireless Jaybird Tarah Tawarkan Fitur Lengkap Buat Penggemar Olahraga

Sebagai pelopor kategori sport earphone, Jaybird tentu tidak lupa dengan tren yang dimulainya meski sudah merilis true wireless earphone tahun lalu. Anak perusahaan Logitech itu baru saja memperkenalkan Jaybird Tarah, earphone wireless termurahnya saat ini.

Tarah memiliki gaya desain yang mirip seperti Jaybird X4, lengkap sampai ‘sirip’ fleksibel di atas earpiece yang berfungsi membantu memantapkan posisi earphone di dalam telinga. Ini sudah menjadi ciri khas Jaybird sejak lama, sebab mayoritas penggunanya memang para penggemar olahraga.

Jaybird Tarah

Di tengah-tengah kabel pendek yang menyambungkan kedua earpiece-nya, ada semacam penjepit kecil yang bisa dimanfaatkan untuk mengatur panjang-pendek kabel dengan cepat. Mikrofon sekaligus remote control tiga tombol pun tidak lupa Jaybird sematkan meski Tarah mereka kategorikan di kelas budget, yang berarti ia bisa dipakai untuk memanggil Siri atau Google Assistant.

Di dalam bodi tahan airnya yang bersertifikasi IPX7 (bisa direndam sampai kedalaman 1 meter selama 30 menit), tertanam sepasang driver 6 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Sebagai produk yang lebih baru, satu kelebihan Tarah yang tidak dimiliki X4 adalah konektivitas Bluetooth 5.0 (X4 masih Bluetooth 4.1).

Jaybird Tarah

Dalam satu kali pengisian, baterainya bisa bertahan sampai enam jam penggunaan (X4 bisa sampai 8 jam). 6 jam memang tergolong singkat, tapi untungnya Tarah turut dilengkapi dukungan fast charging; pengisian selama 10 menit dapat memberikan daya yang cukup untuk penggunaan selama 1 jam.

Jaybird Tarah rencananya akan dipasarkan mulai bulan Oktober mendatang seharga $100 ($30 lebih murah daripada X4). Kombinasi warna yang ditawarkan ada tiga, dan Tarah juga kompatibel dengan aplikasi smartphone Jaybird untuk mengatur karakter suaranya.

Sumber: Logitech.

Huawei Sedang Siapkan True Wireless Earphone yang Mendukung Wireless Charging

Dari sekian banyak brand ternama yang memproduksi true wireless earphone, mungkin Huawei yang paling banyak menjiplak Apple. Perangkat buatannya yang bernama FreeBuds sepintas kelihatan sangat mirip seperti AirPods. Bedanya, eartip-nya berbahan silikon, dengan bentuk mirip earphone pada umumnya.

Namun ternyata itu tidak ada apa-apanya dibandingkan penerusnya, Huawei FreeBuds 2 Pro, yang baru-baru ini beredar bocoran gambarnya melalui situs asal Jerman, WinFuture. Seperti yang bisa Anda lihat sendiri di bawah, wujudnya jadi semakin mirip AirPods berkat perubahan desain eartip-nya.

Huawei FreeBuds 2 Pro

Seakan belum puas, Huawei rupanya juga mencontek desain charging case AirPods. Namun untung kesamaannya berhenti sampai di situ, charging case FreeBuds 2 Pro ini diyakini bisa diisi ulang secara wireless di samping menggunakan kabel USB-C. Pada peluncuran iPhone X tahun lalu, Apple sebenarnya sempat menyinggung soal AirPods versi baru yang case-nya mendukung wireless charging, tapi janjinya tak kunjung dipenuhi hingga kini.

Lebih istimewa lagi, ternyata charging case FreeBuds 2 Pro ini juga dapat diisi ulang dengan cara diletakkan di atas punggung Huawei Mate 20 Pro, yang dilaporkan bakal meluncur bersama earphone ini dalam waktu dekat. Meski kesannya aneh – ‘mencuri’ baterai smartphone demi memperpanjang masa penggunaan sang earphone – tapi fitur ini bisa jadi bermanfaat di saat darurat.

Secara teknis, FreeBuds 2 Pro dikabarkan telah mendukung protokol Hi-Res Wireless Audio, yang diyakini menawarkan kualitas suara lebih baik karena bitrate-nya cukup tinggi, tepatnya di angka 560 Kbps. Mikrofonnya disebut menganut teknik bone conduction, tapi selengkapnya kita masih harus menunggu peluncuran resminya.

Sumber: WinFuture via CNET.

OnePlus Umumkan Type-C Bullets, Earphone USB-C Berharga Terjangkau

Saya kira hampir semua pembaca setuju kalau Apple memegang peran antagonis dalam tren hilangnya headphone jack pada smartphone. iPhone 7 dan iPhone 7 Plus yang dirilis dua tahun silam memang bukan ponsel modern pertama yang tidak dilengkapi colokan audio standar tersebut, tapi kita semua tahu pengaruh Apple terhadap industri jauh lebih besar daripada Motorola.

Satu per satu pabrikan ponsel lain pun mengikuti jejak Apple. Sekarang, bagi pengguna Android yang perangkatnya tak dibekali headphone jack, mereka memiliki dua opsi: menggunakan headphone atau earphone wireless, atau memakai headphone atau earphone USB-C. Untuk yang wireless, kita tahu pilihannya sudah sangat banyak di pasaran. Sayangnya tidak demikian untuk yang USB-C.

Kalaupun ada, umumnya harga headphone/earphone USB-C tidak murah. Kabar baiknya, situasinya bisa berubah dalam waktu dekat, tepatnya saat suksesor OnePlus 6 dirilis pada bulan November nanti – kalau rumornya benar – sebab OnePlus tengah menyiapkan earphone USB-C dengan harga yang sangat terjangkau.

OnePlus Type-C Bullets

Earphone bernama OnePlus Type-C Bullets itu bahkan sudah diumumkan di forum OnePlus. Ia bisa dianggap sebagai versi baru dari OnePlus Bullets (V2) – yang banyak menuai pujian – hanya saja konektornya bukan 3,5 mm melainkan USB-C. Bullets (V2) sendiri dihargai $20, dan OnePlus berjanji untuk tidak mengubah harganya pada Type-C Bullets.

$20 untuk earphone USB-C yang berkualitas, kurang lebih demikian premis yang diangkat OnePlus. Demi menjamin kualitas suaranya, OnePlus menyematkan DAC (digital-to-analog converter) bikinan Cirrus Logic – nama yang cukup tenar di kalangan audiophile – pada Type-C Bullets. Mikrofon beserta remote control pun juga turut tersedia.

Mengapa OnePlus harus susah-susah mengembangkan earphone ini? Mungkin karena suksesor OnePlus 6 nanti bakal datang tanpa headphone jack, dan ini rupanya telah dikonfirmasi sendiri oleh bos OnePlus kepada TechRadar. Jadi kalaupun Anda tidak tertarik dengan ponselnya, setidaknya Anda bisa melirik earphone-nya untuk digunakan bersama smartphone pilihan masing-masing.

Sumber: The Verge.

Master & Dynamic MW07 Merupakan Salah Satu True Wireless Earphone Berdesain Paling Premium

Master & Dynamic bukanlah merek pertama yang saya ingat saat membahas tentang headphone atau earphone. Namun ketika pembicaraannya sudah menjurus ke aspek build quality dan kesan premium, M&D langsung menjadi salah satu yang pertama saya sebut.

Argumen saya berdasar pada obsesi M&D terhadap material premium – spesifiknya logam dan kulit – serta kepiawaiannya dalam mengolah bahan-bahan itu menjadi produk yang penuh nilai estetika. Singkat cerita, kolaborasinya dengan Leica bukanlah suatu kebetulan.

Master & Dynamic MW07

Filosofi desain itu kembali menjadi acuan M&D dalam merancang true wireless earphone perdananya yang bernama MW07. Untuk segmen ini, M&D melihat ada material yang lebih ideal ketimbang kulit, yaitu asetat, yang biasanya menjadi bahan dari bingkai kacamata berharga mahal. Pada MW07, asetat dibentuk menjadi komponen penutup paling luar yang berwujud balok membusur.

Di baliknya, ada rangka akustik stainless steel yang menjadi rumah bagi driver 10 mm berbahan beryllium. Penggunaan stainless steel masih berlanjut sampai ke tombol pengontrol kecil yang terletak di salah satu sisi cover asetatnya itu tadi. Secara keseluruhan, MW07 tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Master & Dynamic MW07

Guna menambah kenyamanan sekaligus memastikan earphone tidak mudah terlepas dari telinga, M&D turut menyertakan semacam sirip berbahan silikon yang bisa dilepas-pasang ke masing-masing earpiece. Sirip ini hadir dalam dua ukuran, begitu juga eartip-nya yang tersedia dalam lima variasi ukuran.

Di atas kertas, saya bisa langsung menemukan dua kelemahan MW07: koneksi yang digunakan masih Bluetooth 4.2, belum Bluetooth 5.0, dan baterainya cuma bisa bertahan sampai 3,5 jam. Beruntung charging case-nya (yang lagi-lagi terbuat dari stainless steel) sanggup menyuplai daya ekstra sampai 10,5 jam (3x full charge). Setelahnya, case yang mendukung fitur fast charging ini bisa diisi ulang menggunakan kabel USB-C.

Master & Dynamic MW07

Master & Dynamic MW07 saat ini sudah dipasarkan seharga $299, setara true wireless earphone pertama Sennheiser yang telah menggunakan Bluetooth 5.0. Pun begitu, desain adalah salah satu nilai jual utama MW07, apalagi berkat empat pilihan warna yang tersedia.

Sumber: Master & Dynamic.

Beoplay E6 Sempurnakan Sejumlah Aspek Earphone Wireless Perdana B&O

Bang & Olufsen merilis earphone wireless perdananya yang bernama Beoplay H5 dua tahun silam. Di IFA 2018, pabrikan asal Denmark tersebut sudah menyiapkan penerusnya, yakni Beoplay E6 – entah kenapa namanya bukan H6, dan konsumen pasti akan sedikit bingung mengingat ada Beoplay E8 yang merupakan true wireless earphone.

Secara estetika, E6 tampak mirip seperti H5. Satu-satunya hal yang membedakan adalah adanya sebilah sirip kecil yang akan membantu E6 ‘mencengkeram’ telinga pengguna dengan lebih baik. Ini penting mengingat E6 tahan cipratan air dan debu, sehingga saat dipakai sambil berolahraga pun ia tidak akan mudah terlepas dari telinga pengguna.

Bang & Olufsen Beoplay E6

Selebihnya, Anda akan menjumpai desain yang nyaris identik. Kabelnya masih terbuat dari bahan yang mirip seperti tali sepatu sneakers, akan tetapi remote-nya telah sedikit direvisi, kini mengemas tiga tombol aluminium yang lebih terasa taktil sekaligus tentu saja lebih tahan lama – remote ini juga dapat digunakan untuk memanggil Google Assistant ataupun Siri.

Juga baru untuk E6 adalah charger tipe snap-on. Charger-nya ini tinggal ditempelkan ke unit baterai yang ada di tengah-tengah kabel, sehingga pengguna tetap bisa memakai E6 selagi baterainya diisi ulang. Perlu dicatat, selagi di-charge, E6 bukannya bisa Anda bawa ke mana-mana, sebab charger-nya masih harus tersambung ke adaptor listrik, kecuali Anda sudah sedia power bank.

Bang & Olufsen Beoplay E6

Baterainya sendiri diklaim dapat bertahan sampai lima jam pemakaian, sedangkan charging-nya butuh waktu sekitar dua jam. Satu hal yang disayangkan, konektivitas yang digunakan belum Bluetooth 5.0, melainkan masih Bluetooth 4.2, meski tersedia dukungan atas codec AAC.

Bang & Olufsen Beoplay E6

B&O sepertinya tidak mengutak-utik kinerja audio earphone ini. Kendati demikian, konsumen masih bisa menyesuaikan karakter suaranya melalui aplikasi pendamping yang tersedia di ponsel. Saat sedang tidak digunakan, kedua earpiece-nya tinggal Anda tempelkan (magnetik) sehingga membentuk kalung, dan E6 otomatis akan langsung mati.

Saat ini Beoplay E6 sudah dipasarkan seharga $299, naik $50 dari H5, dan yang agak mengejutkan, setara dengan Beoplay E8 yang merupakan true wireless earphone. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: hitam, “Sand” dan “Dark Plum”.

Sumber: CNET.

Beyerdynamic Luncurkan Empat Earphone dengan Desain Unik yang Sangat Nyaman di Telinga

Beyerdynamic Lagoon ANC bukan satu-satunya persembahan sang legenda Jerman di ajang IFA tahun ini. Mereka juga memperkenalkan empat earphone baru berdesain inovatif, yang masing-masing ditujukan untuk kelas konsumen yang berbeda; dari entry-level sampai yang high-end.

Desain inovatif itu merujuk pada sisi luar masing-masing earpiece yang datar. Saking datarnya, Beyerdynamic mengklaim bagian tersebut tidak akan nongol dari telinga ketika dikenakan. Alhasil, walaupun pengguna mengenakannya selagi berbaring miring, telinganya dipastikan tidak akan tertekan dan terasa sakit.

Beyerdynamic Beat Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Beat Byrd / Beyerdynamic

Pada kategori yang termurah, ada Beyerdynamic Beat Byrd yang memiliki kabel berwarna oranye seperti pada gambar di atas. Untuk model ini, sejatinya tidak ada yang bisa begitu dibanggakan kecuali desainnya yang pipih itu tadi. Banderol harganya pun cuma 25 euro, dan akan dipasarkan mulai akhir bulan September ini.

Beyerdynamic Soul Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Soul Byrd / Beyerdynamic

Di atasnya ada Beyerdynamic Soul Byrd yang menghadirkan sejumlah upgrade. Yang pertama, ia datang bersama lima pasang eartip dalam berbagai ukuran. Kedua, ada remote tiga tombol yang juga mengemas mikrofon sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan Google Assistant maupun Siri. Selisih harganya cukup jauh, 79 euro, dan akan dipasarkan mulai pertengahan Oktober.

Beyerdynamic Blue Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Blue Byrd / Beyerdynamic

Di level premium, Beyerdynamic Blue Byrd menjanjikan kepraktisan konektivitas Bluetooth, lengkap dengan dukungan codec populer seperti aptX maupun AAC. Baterainya diklaim mampu bertahan hingga enam jam pemakaian, dan charging-nya sudah mengandalkan sambungan USB-C. Pemasarannya diperkirakan berlangsung di akhir tahun dengan harga 129 euro.

Beyerdynamic Blue Byrd ANC / Beyerdynamic
Beyerdynamic Blue Byrd ANC / Beyerdynamic

Terakhir dan yang paling mahal adalah Beyerdynamic Blue Byrd ANC. Seperti yang bisa kita lihat dari namanya, ia mengusung spesifikasi yang sama seperti Blue Byrd, dengan penambahan fitur active noise cancelling. Noise cancelling-nya pun juga sudah menganut metode hybrid seperti yang diterapkan headphone Lagoon ANC.

Khusus Blue Byrd ANC ini, desainnya mengadopsi model neckband. Ia pun juga telah mengemas fitur personalisasi suara macam yang diunggulkan Beyerdynamic Aventho Wireless. Itulah mengapa harganya terpaut sangat jauh dari tiga earphone di atas: 249 euro, dengan jadwal rilis di akhir tahun juga.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Audio-Technica Jalani Debutnya di Ranah True Wireless Earphone dengan Dua Produk Sekaligus

Sennheiser bukan satu-satunya dedengkot audio yang terlambat menjalani debutnya di segmen true wireless earphone. Ajang IFA 2018 juga menjadi saksi atas penawaran perdana dari Audio-Technica di kategori ini. Sang pabrikan asal Jepang pun langsung tancap gas memperkenalkan dua true wireless earphone sekaligus.

Yang pertama adalah ATH-CKR7TW. Sepintas dimensinya kelihatan bongsor, akan tetapi di dalamnya memang bernaung driver berdiameter 11 mm. Audio-Technica juga mengklaim telah mengisolasi komponen-komponen akustik dan elektronik di dalam earphone demi meminimalkan aliran udara yang dapat mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan.

Audio-Technica ATH-CKR7TW

DAC (digital-to-analog converter) dan amplifier tidak lupa disematkan, dan perangkat sudah mengandalkan Bluetooth 5.0 sebagai konektivitasnya, lengkap dengan dukungan beragam codec populer seperti AAC maupun aptX. Dalam satu kali charge, baterainya diyakini dapat bertahan sampai 6 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya dapat menyuplai daya tahan ekstra sampai 9 jam.

Audio-Technica ATH-SPORT7TW / Audio-Technica
Audio-Technica ATH-SPORT7TW / Audio-Technica

True wireless earphone yang kedua adalah ATH-SPORT7TW. Dari namanya sudah kelihatan kalau model ini ditujukan buat penggemar olahraga. Maka dari itu, bentuk unitnya sedikit berbeda karena ada semacam sirip kecil yang dirancang untuk menjaga perangkat tidak mudah terlepas meski pengguna tengah beraktivitas secara intens.

Juga penting untuk kategori sport adalah ketahanan air, dan SPORT7TW telah mengantongi sertifikasi IPX5, sehingga dicuci di wastafel usai beraktivitas pun tidak akan menjadi masalah. Fitur unik lain adalah mode ambient (memungkinkan suara dari luar untuk masuk selagi earphone digunakan) yang dapat diaktifkan dengan menyentuh dan menahan jari di earpiece sebelah kiri.

Audio-Technica ATH-SPORT7TW

Penggunaan driver 5,8 mm mengindikasikan kualitas suaranya yang lebih inferior dibanding CKR7TW. Meski begitu, konektivitas Bluetooth 5.0 dan dukungan codec yang sama masih tersedia. Baterainya hanya bisa bertahan sampai 3,5 jam saja, akan tetapi charging case-nya menyimpan daya ekstra sampai 14 jam.

Baik ATH-CKR7TW maupun ATH-SPORT7TW sama-sama akan dipasarkan mulai musim semi ini dengan harga masing-masing $249 dan $199. Sennheiser dan Audio-Technica sudah, merek kenamaan lain apa lagi yang akan menyusul?

Sumber: Audio-Technica.