Kondisi Ekosistem eSport di Indonesia Menurut Pandangan Tim NXL

Penetrasi eSport di tanah air yang terbilang cepat merupakan dampak dari beberapa aspek: lebih banyak orang kini memahami potensi gaming, pemerintah mulai mengakuinya, dan makin banyak gamer lokal mengerti cara menakar kualitas permainan video. Namun rasanya belum lengkap jika kita belum meminta pendapat dari salah satu pemain berpengalaman di ranah itu.

Belum lama, saya mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang bersama founder sekaligus kapten tim NXL, Richard Permana terkait kondisi eSport di Indonesia. Ayo disimak.

NXL 6

Menurut Anda, apakah ekosistem eSport di negara ini sudah ideal? Dan melihat kecemasan orang tua, apakah dunia pro-gaming bisa dijadikan karier?

Bagi kebanyakan tim tentu belum ideal. Hanya mereka yang benar-benar berani berjuang serius yang dapat menikmati hasilnya, itu pun mungkin belum seberapa.

Tapi beberapa judul permainan seperti League of Legends dan PointBlank terbukti sangat menjanjikan karena Garena berkomitmen penuh untuk memajukan eSport. Dalam kasus ini, eSports bisa dijadikan karier mereka karena game-game tersebut merupakan judul global dan didukung publisher-nya.

Di permainan yang saya geluti, yaitu CS:GO, ekosistemnya belum cukup memuaskan. Di sini, ia minim turnamen online dan belum banyak konten lokal. Jumlah penonton live-stream pun belum optimal.

NXL 5

Bagaimana perbedaan keadaan eSport ketika Anda pertama terjun di dalamnya dengan kondisi saat ini? Sudah adakah perkembangan signifikan?

Tentu saja ada perbedaan. Buat sekarang, tersedianya jejaring sosial sangat membantu, terutama untuk berinteraksi dan bertukar informasi dengan para fans. Pemerintah sendiri hadir dalam sebuah wadah bernama IeSPA, dan pelan-pelan dukungan mereka bisa kami rasakan. Oh, bulan Oktober nanti kebetulan akan ada event World Championship di Ancol.

NXL 4

Selain dukungan sponsor, sebetulnya apa yang paling dibutuhkan tim eSport lokal saat ini?

Dalam game yang kami geluti, Counter-Strike: Global Offensive, komunitas merasa rindu pada event-event besar rutin setiap bulan, juga pertandingan level menengah atau kecil setiap dua minggu, dan sebagainya. Kalaupun event sudah ada, kita butuh penonton untuk memuaskan sponsor acara tersebut, bukan hanya fokus pada peserta pertandingan.

Kehadiran pemerintah melalui IeSPA sudah sangat kami syukuri, dan kami tidak mau menaruh harapan terlalu tinggi. Saya rasa saat ini masih banyak hal penting yang perlu pemerintah benahi selain eSport, kecuali mereka serius untuk terjun langsung dalam pengembangan industri ini.

NXL 3

Untuk Anda sendiri, seperti apa keadaan paling ideal yang dapat membuat eSport berkembang subur di Indonesia?

Mungkin di setiap kota besar, pemerintah menyediakan bangunan khusus untuk eSports, di mana di dalamnya komunitas bisa bebas berlatih tanding secara rutin dan profesional. Kami sendiri melihat kebutuhan akan perlengkapan turnamen berstandar high-end, contohnya PC berspesifikasi mumpuni, monitor dengan refresh rate tinggi, dukungan caster dan lokasi yang menarik, serta tersedianya ‘coaching clinic‘ buat membantu para pemain baru.

NXL 2

Apakah Anda tidak merasa khawatir jerih payah tim NXL akan terlupakan oleh pemerintah di masa yang akan datang?

Ketika kami berlatih, bertanding dan menjadi juara di luar negeri, kami selalu bentangkan bendera Merah Putih. Kami semua sudah tahu dan sepakat, besar peluang kami tidak akan mendapatkan penghargaan dalam bentuk apapun. Jujur saja kami tidak berharap apa-apa, perjuangan ini murni untuk sumbangsih bagi negeri dan tim, keluarga, sponsor, serta memberikan contoh yang baik buat fans dan komunitas eSport Indonesia.

Terima kasih Richard!

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Diary Tim NXL di Laga AGES 2016

Tim CS:GO NXL mempunyai harapan tinggi buat mengukirkan nama mereka sebagai pemenang kompetisi eSport bergengsi di Asia Tenggara, AGES 2016. Selama kiprah mereka di ranah gaming profesional, NXL berhasil menjaga rekor kemenangan mutlak dalam laga LAN. Namun nasib berkata lain, mereka yang telah berlatih begitu keras harus pulang tanpa membawa piala.

Fans mungkin merasa kecewa, tapi tentu saja, tidak ada yang lebih sedih menghadapi pahitnya kekalahan dibanding personel NXL sendiri. Belum lama, saya berkesempatan menghubungi sang team leader Richard Permana untuk mencari tahu perjalanan dan pengalaman mereka selama bertanding di ASEAN Games for eSport 2016.

NXL Article 6 3
Di turnamen LAN, banyak faktor eksternal yang bisa memengaruhi performa permainan.

Seperti yang sudah Anda tahu, turnamen kelas internasional bukan merupakan hal baru bagi tim pemenang ACG Beijing 2013, BenQ League 2014 Malaysia sampai BenQ CS:GO Asia Cup 2015 tersebut. Mereka sudah terbiasa menghadapi ketatnya jadwal, kelelahan, dan kurang tidur. Namun baru di AGES 2016 ini formasi baru NXL diuji keampuhannya. Di sana, kompetisi CS:GO hanya berlangsung dua hari saja.

Tim tiba di Malaysia hari Jumat tanggal 27 Mei pukul lima sore, namun baru sampai di hotel jam 11 malam karena harus menunggu kontingen negara lain. Bus sudah menunggu keesokan paginya, membawa mereka buat melakukan registrasi ulang. Di pertandingan pertama, NXL memperoleh kesempatan untuk berhadapan melawan Signatur Gaming dari Thailand. Richard menjelaskan, mereka ini adalah salah satu tim kuat di kawasan Asia Tenggara.

NXL Article 6 2
Agil Baskoro alias Roseau.

Sayang sekali, Richard mengaku performa mereka kurang optimal. Rasa grogi di awal pertandingan memang wajar, tetapi menyebabkan kesalahan yang berujung pada kekalahan. Richard bilang, “Kami kalah di partai pertama, turun ke lower bracket yang artinya adalah nyawa terakhir.”

Di pertandingan kedua, NXL sukses menyapu bersih tim Malaysia. Skornya mencengangkan: 16 lawan 1 – tak masalah karena jarak level yang terlampau jauh. Tetapi ada kejutan menanti di match selanjutnya: Fortius.

NXL Article 6 1
Para pemain dituntut untuk bisa beradaptasi, termasuk saat diberikan meja yang sempit.

“Dulu saya pernah berkeinginan untuk mengirimkan dua wakil dari Indonesia ke AGES agar tim CS:GO nusantara bisa memperoleh award atau masuk ke delapan besar, supaya mereka bisa membawa pulang hadiah sebagai modal,” kata Richard. “Namun saya sedih harus melihat dua tim Indonesia saling membantai di panggung utama. Kalah di sana mengakibatkan mereka harus pulang, dan itu pun belum masuk delapan besar.”

Fortius juga harus turun ke lower bracket akibat kalah dari MiTH Thailand. Menghadapi Fortius, NXL unggul yaitu 16 melawan 7. Bagi Richard, ini bukanlah kemenangan yang ia harapkan.

NXL Article 6 4
Menjaga rekor tak terkalahkan ialah salah satu beban terberat yang dipikul NXL.

Selanjutnya, NXL tanding dengan Hanoi Vortex. Sejumlah kesalahan masih terjadi, tapi para jawara CS:GO Indonesia ini berhasil menyingkirkan tim asal Vietnam tersebut, memberikan mereka kesempatan untuk berduel kembali melawan Signature Gaming.

Di match kelima di hari Sabtu itu, NXL bertanding lebih baik dan efektif, membuat mereka unggul di awal. Sayang sekali, di saat 14 lawan 14, seorang personel NXL lepas kendali karena terpancing gerakan lawan. Richard menuturkan, “Akibatnya, pengalaman kali ini harus dibayar mahal. Di hari itu, perjalanan kami terhenti.”

NXL Article 6 6
Seluruh anggota NXL dan perwakilan dari IeSPA.

Tapi seperti kata Nelson Mandela, ‘Seorang pemenang adalah pemimpi yang tidak pernah menyerah’, dan Richard serta kawan-kawan tidak mau berlarut-larut memikirkan kekalahan. Kerja keras tanpa henti NXL-lah yang bisa membuat mereka melangkah sejauh ini. NXL tentu sudah melakukan analisis dan evaluasi, mencari tahu apa penyebab mereka kalah. Sebagai awalnya, Richard sudah mulai menerapkan kebijakan serta strategi baru.

Dan apapun yang terjadi, saya yakin para pecinta serta pemerhati eSport di Indonesia akan terus mendukung para maestro CS:GO itu dan merasa terhormat bisa diwakilkan NXL di turnamen-turnamen bergengsi dunia.

Edit: Ada kekeliruan penulisan skor saat NXL melawan Fortius, telah diperbaiki.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Bincang-Bincang Bersama Tim CS:GO SoloMid di Kantor Logitech Indonesia

Team SoloMid atau yang fans kenal dengan panggilan TSM awalnya didirikan sebagai tim League of Legends, hingga mereka mulai melirik Counter-Strike: Global Offensive di Januari 2015. Dan dalam waktu cukup singkat, TSM pelan-pelan mendulang kemenangan, di antaranya dalam Game Show CS:GO League Season 2 sampai PGL CS:GO Championship Series: Season 1.

Sebagai salah satu sponsor Team SoloMid, Logitech mengundang sejumlah media dan mewadahi acara bincang-bincang langsung dengan kedua pemain utama TSM, yaitu Kory ‘Semphis’ Friesen dan Pujan ‘FNS’ Mehta, di mana kami membahas banyak hal. Silakan disimak:

Apa pendapat Anda mengenai program sponsor Logitech?

Kory: Sejauh ini program sponsor dari Logitech sangat berarti. Mereka memberikan segala hal yang kami butuhkan, contohnya seperti kantor dan rumah ini; Logitech memperlakukan kami dengan sangat baik, menyiapkan gaming gear, serta memberikan kami saran dan masukan.

Logitech TSM 1
Kory ‘Semphis’ Friesen dan Pujan ‘FNS’ Mehta.

Bagaimana awalnya Anda bisa berkarier sebagai gamer pro CS:GO? Adakah game lain yang dimainkan sebelumnya?

Pujan: Saya mendalami CS:GO karena sebelumnya juga memainkan CS 1.6. Saat Global Offensive tersedia, semua orang, termasuk anggota tim segera beralih ke game baru tersebut. Saat itu saya sudah bermain secara kompetitif, dan tak lama kami diundang untuk berpartisipasi di ESEA. Dan hal itu memotifasi saya buat terus mempelajari Global Offensive.

Apakah sebelumnya saya bermain game lain? Tidak juga, hanya Counter-Strike 1.6 secara kompetitif.

Kory: Saya mengawalinya dari Counter-Strike 1.6, dan ketika CS:GO diumumkan, versi 1.6 sudah mulai kehilangan pemain. Hanya ada sedikit pilihan: antara pindah ke Global Offensive atau berhenti. Saya menikmati judul lain seperti Dota, dan buat sekarang saya juga bermain Overwatch. Semua game sudah pasti menghibur, itu sebabnya saya menyukai permainan multiplayer.

Logitech TSM 2
Ruang meeting kantor Logitech Indonesia jadi tempat bincang-bincang bersama TSM.

Apa perasaan Anda setelah kini bergabung dalam salah satu tim CS:GO terbaik di dunia dan berkesempatan bertanding di turnamen internasional?

Pujan: Tentu saja saya merasa bahagia. Sebelumnya saya telah bermain di tim lain, namun TSM merupakan organisasi eSport prestisius. Anda tidak ingin mengecewakan mereka, jadi sudah pasti ada tekanan. Saya merasa inilah tingkatan tertingginya.

Kory: Dahulu saya mewakili Cloud 9 yang boleh dibilang seperti adik kecil TSM, dan saat ini saya berada di situasi serupa, juga dengan sponsor yang sama. Saya gembira dapat kembali ke organisasi eSport besar. Mereka menyediakan segala macam keperluan kami, sehingga saya tidak harus banyak berpikir mengenai hal-hal lain.

Sebelum bergabung ke SoloMid, Anda mewakili tim berbeda. Bagaimana cara Anda beradaptasi dengan personel lain sewaktu latihan dan turnamen?

Pujan: Sudah pasti adaptasi memerlukan waktu. Sebelumnya saya bermain di CLG (Counter Logic Gaming), dan saya punya rekan-rekan bermain berbeda dan jam terbang yang lama membentuk chemistry. Di TSM, saya belum pernah bermain bersama Semphis serta anggota lainnya. Jadi jelaslah sangat sulit bersinergi pada awalnya; namun semakin sering bertanding bersama, kian banyak pula kekompakan terbentuk.

Kory: Bagi saya aspek tersulit adalah, saat Anda bergabung ke kelompok baru padahal sebelumnya telah bermain dengan kawan-kawan lama, pada dasarnya ialah membangun kembali dari awal. Performa kami sangat payah selama beberapa bulan pertama, lalu dihadang pula oleh perubahan-perubahan formasi. Tapi belakangan kami mulai merangkak naik dan membuktikan diri karena kami berpikir harus menujukkan bahwa tim layak mendapatkan sponsor. Dan kini lebih banyak fans mendukung kami.

Logitech TSM 3
Kory bilang, “Jangan harap bermain dua jam sehari cukup untuk menghadapi turnamen major.”

Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk berlatih dalam seminggu?

Pujan: Alasan utama kami bisa berada di gaming house ini adalah buat berlatih dan menghabiskan banyak waktu mendalami permainan. Di masa CS 1.6 dan awal kelahiran CS:GO, belum ada banyak kompetisi, tapi sekarang ada banyak tim rival dan turnamen. Banyak dari tim tersebut yang berada di depan kami, jadi setidaknya kami harus fokus antara delapan sampai sepuluh jam sehari agar dapat mengejar mereka – dari aspek skill, kerjasama sampai chemistry.

Kory: Menurut saya waktu latihan sebetulnya tergantung pemain, tetapi 99 persen gamer profesional pasti akan berlatih sesering-seringnya, minimal delapan jam sehari. Jangan harap bermain dua jam sehari cukup untuk menghadapi turnamen major. Saya kira, semakin banyak kerja keras maka hasilnya juga kian baik.

Logitech TSM 6
TSM bahkan tidak percaya mereka berhasil menghimpun fans dari Indonesia.

Ada pesan khusus untuk para fans ataupun gamer CS:GO lain, khususnya di Indonesia?

Pujan: Saya bahkan tidak percaya orang-orang di Indonesia menyaksikan kami bermain, jadi hal ini terasa sangat luar biasa. Saya lebih percaya jika Anda menggemari Fnatic atau tim papan atas lain. Bagaimanapun juga kami sangat menghargainya. Banyak orang berkomentar negatif, namun tidak sedikit yang memberikan komentar positif, mengutarakan keyakinan dan dukungan, meskipun kami kalah. Jadi, terimakasih banyak.

Kory: Saya pikir saya sempat bermain CS 1.6 bersama tim Asia [sambil Googling] di WCG, tapi saya lupa karena sudah lama sekali. Saya ucapkan terimakasih pada semua orang yang mendukung Team Solo Mid, kami sangat menghargainya.

Dan TSM juga berterimakasih pada rekan-rekan media atas interview ini. Bincang-bincang ini merupakan wawancara pertama semenjak saya masuk di Team SoloMid.

Logitech TSM 5
Logo Team SoloMid.

Logitech G Meriahkan Kompetisi Esport Garena LGS Summer 2016 dengan Peripheral Terbarunya

Kancah esport tanah air kembali dimeriahkan oleh ajang kompetisi 2016 Garena League of Legends Garuda Series Summer Split (Garena LGS Summer). Setiap hari Sabtu mulai tanggal 14 Mei 2016 sampai tiga bulan ke depan, sejumlah tim akan bertarung memperebutkan titel juara.

Dalam rangkaian event ini, Logitech G yang berperan sebagai sponsor rupanya juga berupaya untuk memberikan pengalaman gaming kelas atas bagi para peserta. Pabrikan peripheral tersebut tidak segan mengerahkan produk-produknya yang terkini, seperti headphone Logitech G633 Artemis Spectrum, serta dua keyboard gaming teranyarnya, Logitech G810 Orion Spectrum RGB dan G610 Orion Brown.

Esports kian tumbuh dan populer di Indonesia, kehadiran kami di Garena LGS Summer memberi kesempatan bagi para peserta untuk merasakan pengalaman gaming luar biasa dengan perlengkapan gaming Logitech,” terang Ismail Maksum selaku Country Manager Logitech Indonesia dalam siaran persnya.

Headphone ini akan banyak menghiasi telinga peserta Garena LGS Summer 2016 / Logitech
Headphone ini akan banyak menghiasi kepala peserta Garena LGS Summer 2016 / Logitech

Garena LGS Summer sendiri akan diawali dengan babak liga yang berlangsung selama tujuh minggu ke depan. Setiap minggunya akan berlangsung 8 pertandingan berbeda, dan 4 di antaranya akan ditayangkan secara live di channel YouTube resmi League of Legends Indonesia.

Pada akhir klasemen, empat tim di posisi teratas berhak mengikuti babak playoff yang akan diselenggarakan setelah Hari Raya Idul Fitri, dan pemenang dari setiap pertandingan akan bertemu di babak Grand Final.

NXL Targetkan Untuk Jadi Jawara AGES 2016

Di edisi bincang-bincang dengan tim NXL kali ini, saya mencuri sedikit waktu Richard Permana untuk membahas target jangka pendek yang telah mereka tentukan. CEO dari salah satu tim eSport tersukses di Indonesia itu dengan senang hati menjawab lengkap seluruh pertanyaan saya meskipun seharusnya, saat ini mereka sedang berlatih tanding bersama Edward Gaming asal Tiongkok.

Richard, turnamen apa yang akan jadi fokus NXL dalam waktu dekat?

Kita akan fokus ke AGES 2016 (ASEAN Games for eSport), ajang khusus bagi negara-negara Asia Tenggara untuk memperebutkan prize pool yang luar biasa besar di kawasan ini.

NXL Article 3 3
NXL sedang latihan di gaming room-nya.

Mengapa menurut kalian kompetisi tersebut penting?

Sangat penting, dari berbagai sisi, misalnya ini akan jadi ujian pertama line-up terbaru kami di mode LAN se-Asia Tenggara. Seberapa tangguh mental tim kami kali ini? Apakah kami bisa menghasilkan streak enam kali berturut-turut juara pertama di luar negeri? Dari sisi hadiah, jika kami berhasil, tentu akan menjadi modal yang sangat berarti untuk manajemen tim.

Jika jadi juara di sana, apakah itu jadi loncatan buat mengikuti event selanjutnya?

Mungkin sekali. Sebagai contoh, kemarin ada kompetisi di China, kita batal ikut karena manajemen kekurangan dana untuk akomodasi dan hal lainnya. Padahal di sana kami bisa bertemu langsung lawan tanding seperti Tyloo dan ViCi Gaming. Hal-hal seperti ini bisa teratasi dengan adanya prize money dari tournamen-turnamen selanjutnya.

NXL Article 3 2
Richard Permana dan Bagas ‘Banteng’ Gunadi.

Dari sisi publisitas, saya tidak tahu apakah memenangkan event itu dapat sampai terdengar ke panitia ESL, PGL atau DreamHack, untuk memberikan slot tambahan kepada tim Asia Tenggara ketika ada babak kualifikasi CS:GO Asia. Selama ini tim SEA sedikit terpinggirkan buat distribusi slot, padahal banyak tim berpotensi selain NXL di kawasan tersebut; contohnya Signature.Jynx dari Thailand, Mineski dari Filipina, dreamScape dari Singapura, dan lain-lain.

Persiapan seperti apa yang sedang dilakukan tim NXL?

Sejak dihilangkannya Inferno dari map pool resmi, kita bisa membuat map pool baru sendiri, dan memainkan map yang biasanya dilarang atau tidak sepenuhnya kami kuasai. Persiapan sudah berlangsung dari minggu kedua April sampai sekarang, karena kita harus rombak ulang sebagian besar strategi dengan masuknya pemain baru kami, Banteng.

Untuk porsi latihan, biasanya kami semua latihan aim sendiri-sendiri. Jika ada panggilan, baru kami lakukan latihan 1v1, 1v2 1v3, dan sebagainya. Kami lagi lebih banyak fokus ke pertahanan. Map pool sekarang ada tujuh (Nuke, Dust2, Train, Overpass, Mirage, Cache, Cbblestone), akan sangat sulit menguasai semuanya secara berbarengan.

NXL Article 3 45jpg
Richard sedang mengarahkan tim asuhannya.

Bolehkah beri sedikit bocoran mengenai strategi yang akan tim NXL terapkan?

Banteng belum selesai saya ‘eksploitasi’, masih banyak yang belum matang dari permainannya. Tapi kalau bicara bidikan dia, sudahlah, dia seperti memakai cheat. Oleh sebab itu, taktik bertahan dan taktik menyerang akan sama sekali beda, meta game-nya juga berbeda.

Siapa yang kira-kira akan jadi lawan tangguh buat NXL di AGES 2016?

Kami menunggu tantangan pertandingan dari MVP Karnal Malaysia. Kali terakhir kami bertemu dengan mereka di Cyberjaya, berhasil kami taklukkan dengan skor mencolok, namun mereka berkembang sedemikian pesat di match online sehingga bisa mengalahkan kami dan pergi ke Taiwan buat mewakili Asia Tenggara. Yes, saya tertantang untuk membuktikan siapa sebenarnya yang lebih baik sekarang.

NXL Article 3 4
Dari kiri ke kanan: Soifong, FrostMisty, frgd[ibtJ], Roseau, dan Banteng.
Misalnya NXL menjuarai AGES 2016, turnamen apa selanjutnya yang sangat ingin kalian ikuti?

Jelas, memenangkan Minor CS:GO Asia Qualifier selanjutnya secara meyakinkan dengan line up baru ini. Semoga, permainan tim NXL saat itu sudah mantap. Selanjutnya, bisa ikut kompetisi di China, menjuarai ESEA S22 buat merebut tiket ke final di Eropa/Amerika.

Semoga sukses NXL, terimakasih Richard Permana.

NXL Article 3 1

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Klub Sepak Bola West Ham United Tunjuk Atlet Esport Pertama Mereka

Tidak sedikit orang berargumen bahwa permainan elektronik tak bisa mencapai status ‘olahraga’ sejati; meskipun banyak pula yang berpendapat, esport tak hanya mampu menyaingi, tapi juga memerlukan taktik dan eksekusi jitu layaknya olahraga. ESPN sendiri terang-terangan mengakui esport, dan kali ini, satu tim sepak bola asal Inggris turut merangkulnya.

Di penghujung minggu lalu, klub sepak bola Premier League West Ham United mengumumkan mereka telah menunjuk satu gamer profesional untuk mewakilkan timnya. Sang atlet bernama Sean Allen, dikenal dengan nickname Dragonn di kancah esport, seorang runner up kejuaraan dunia FIFA 2016. Ia diberi seragam resmi Hammers bernomor punggung 50, dan selanjutnya, Allen bertugas menjadi delegasi West Ham dalam kejuaraan-kejuaraan esport internasional.

Dengan begitu, West Ham boleh dikatakan sebagai klub sepak bola pertama di Inggris yang resmi menggandeng gamer profesional, menandai besarnya perhatian mereka terhadap ranah esport. Di situs resmi, manager West Ham United Slaven Bilic mengaku bahwa dipilihnya Allen merupakan sebuah keputusan besar. Bagi klub, sang gamer FIFA diharapkan bisa mengharumkan nama West Ham di ranah gaming.

Proses pemilihan pun tidak sembarangan. Karim Virani selaku head of digital marketing West Ham menyampaikan, klub sudah cukup lama mencari atlet esport, dan mereka sangat tekesan pada performa Sean Allen setelah melihatnya bermain di FIFA Interactive World Cup. West Ham secara gamblang bilang bahwa esport adalah olahraga dengan pertumbuhan paling cepat di dunia, dan menggandeng Allen ialah strategi yang tepat.

Allen menuturkan, “Ini merupakan sebuah kesempatan berharga buat saya. Saya telah bermain FIFA secara kompetitif dalam waktu sangat lama dan [terpilihnya saya oleh West Ham] merupakan hal terbesar yang pernah terjadi dalam hidup saya. West Ham telah melewati musim menakjubkan dalam laga Premier League. Dan saya akan berjuang sebaik mungkin di turnamen FIFA demi menyamai kesuksesan mereka.”

Sesudah menyelesaikan kejuaraan interaktif FIFA World Cup kedua, Allen berencana buat meneruskan kiprahnya. Dragonn baru saja mengikuti Play Like A Legend Grand Final yang diadakan di Gfinity Arena Fulham, masuk ke grup C. Sayang sekali Allen harus mengakui keunggulan Spencer ‘Gorilla’ Ealing di babak perempat final dengan skor 4-5 – Gfinity menyebutnya sebagai ‘pertandingan terbaik di sepanjang sejarah FIFA Ultimate Team’.

Via Eurogamer. Sumber: West Ham United.

Berkenalan Dengan Anggota Baru Tim NXL, Bagas ‘Banteng’ Gunadi

Dengan pengunduran diri Agung ‘Sys’ Frianto, tim CS:GO NXL harus segera mengisi kekosongan tersebut. Tak lama NXL mengumumkan bahwa mereka akhirnya memilih Bagas Gunadi, pemuda berusia 19 tahun untuk membantu pertahanan tim. Dari bincang-bincang bersama NXL minggu lalu, anggota lain setuju, Bagas memiliki kemampuan individu yang tinggi.

Tentu saja sebelum keputusan dibuat, Bagas Gunadi alias Banteng sudah masuk dalam ‘daftar pengawasan’ NXL. Ia adalah juara turnamen 1 vs. 1 yang sempat NXL adakan di ToysCity, memenangkan dua dari tiga pertandingan. Tetapi skill hanyalah sebuah variabel, NXL harus memahami kepribadian calon anggotanya. Singkat cerita, empat personel NXL berkunjung ke kediaman Bagas, berbicara dengan keluarga, dan merekrutnya di sana.

Bagas 'Banteng' Gunadi, tim NXL.

Kawan-kawan di NXL memberikan komentar senada mengenai Bagas: bidikannya istimewa. Bagas seringkali menempati ranking teratas di match. Sys sendiri mengaku ia sering jadi korban headshot sang Banteng dan turut merekomendasikannya.

Ingin berkenalan lebih jauh, saya menghubungi Bagas dan mengajukan sejumlah pertanyaan:

Sejauh ini, apa momen terbaik Anda semenjak bergabung di NXL?

Bisa meraih urutan dua besar eFrag RisingStars SEA Promotional Cup. Selain itu saya bisa merasakan jadi pro-gamer yang sesungguhnya, terutama di Indonesia.

Saya dengar bidikan Anda sangat akurat, sampai disangka bermain dengan cheat.

[Menurut saya] aim saya biasa-biasa saja, namun memang kebanyakan orang menganggapnya di luar kewajaran. Mungkin itu karena refleks yang cepat…

NXL Article 2 2

Apa tekanan yang Anda rasakan semenjak diterima menjadi anggota ‘tim esport tersukses di Indonesia’? Dan adakah tuntutan dari rekan-rekan di NXL?

Tekanannya ialah harus selalu bermain dengan performa terbaik, agar selalu dapat berkonstribusi di setiap round, map, terutama di pertandingan penting.

Tuntutannya ada pada saat saya bertahan. Saya harus bisa menahan serangan musuh semaksimal mungkin. Saya diminta untuk belajar secepat-cepatnya dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam permainan yang sudah mendarah daging selama ini.

NXL Article 2 3

Pelajaran apa saja yang Anda dapatkan di ranah esport papan atas?

Pelajaran yang saya dapatkan selama bermain bersama NXL adalah, saya tidak boleh mengganti pisau sembarangan, dan tidak boleh meninggalkan teman ketika perang. NXL banyak mengajarkan saya berkomunikasi secara aktif, untuk selalu menginformasikan keadaan tiap waktu. Lalu saya juga diajari tips dan trik melempar granat asap atau flashbang di map tertentu.

Yang terpenting, saya tak boleh bingung dalam mengadapi berbagai skenario: menentukan timing untuk lurking/backstab, mesti membiasakan mendukung anggota tim, memahami krusialnya pergerakan dan bagaimana mengambil keputusan, serta teknik agar tidak membuang-buang waktu di base sesudah freeze time habis.

Pengalaman tanding apa yang paling berat buat Anda?

Pengalaman terberatnya saya rasakan saat melawan Tyloo, Vici Gaming, ex-SkyRed dan The Mongolz. Mereka ialah tim paling kuat yang pernah saya hadapi. Selain skill tinggi, strategi mereka sangat ampuh, membuat kami kewalahan.

NXL Article 2 4

Kira-kira bagaimana Anda membayangkan diri Anda sendiri dua sampai tiga tahun lagi? Adakah impian tertentu, terutama di ranah esport?

Saya membayangkan bisa hidup mandiri dari esports, bisa membanggakan keluarga dengan prestasi-prestasi saya. Dan juga saya ingin tim Counter-Strike: Global Offensive NXL secara reguler masuk ke kejuaraan-keujuaraan [dunia] seperti ESL, Dreamhack, IEM, serta menguasai kejuaraan di daratan China dan tunamen major lainnya yang berujung pada mengharumkan nama Indonesia.

Terimakasih Bagas dan NXL.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Berbincang Santai Dengan Tim Esport NXL

Dengan keberhasilan mengumpulkan penghargaan serta reputasi sejak pertama berdiri, NXL kini menjadi panutan para pemuda-pemudi Indonesia yang memimpikan esport sebagai karier mereka. Jika ditanya mengenai rahasia kesuksesan, keuletan dan kerja keras biasanya menjadi jawaban jawaban sang founder, Richard Permana. Tapi untuk sekarang, saya akan membahas tema yang lebih ringan.

Buat menulis artikel ini saya menghubungi Richard dan kawan-kawan untuk berbincang santai dengan NXL, serta bertanya-tanya mengenai perubahan yang terjadi di tim mereka. Beberapa minggu silam, Agung ‘Sys’ Frianto dikabarkan mengundurkan diri, digantikan oleh Bagas ‘Banteng’ Gunadi. Pertanyaan sama saya ajukan pada ke lima anggota NXL, terkait aktivitas sehari-hari dan hobi.

NXL Article 1 04
Dari kiri ke kanan: Richard Permana, Vega Tanaka, Albert Giovanni, Baskoro Dwi Putra.

Meskipun anggota termudanya bahkan belum menyentuh usia 20 tahun, layaknya pekerjaan profesional, NXL dan Counter-Strike: Global Offensive menuntut perhatian penuh serta waktu kerja yang konsisten. Mereka ‘bekerja’ delapan jam sehari sebagai pro-gamer, lima kali seminggu. Jika ada jadwal turnamen saat weekend, maka itulah tuntutan pekerjaan.

Baskoro Dwi Putra menceritakan pengalamannya. Sewaktu dahulu kuliah, Ujian Tengah Semester bentrok dengan agenda kejuaraan di India. Lalu di tengah kesibukan membuat skripsi dan revisi, NXL harus berangkat ke TWC di Serbia. Namun semua akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Khususnya untuk gamer pro yang masih berkuliah, Baskoro memberi saran, “Kalau bisa selesaikan tugas-tugas dulu baru main, biar ketika main tidak kepikiran. Intinya, jalankan saja.”

NXL Article 1 03
Roseau dan FrostMisty sedang bermain.

Ternyata menjadi atlet esport tidak menghilangkan kecintaan tim NXL terhadap gaming. Albert Giovanni sekarang lagi sering memainkan Fallout 4 dan Grand Theft Auto V. Di luar boot camp, FrostMisty gemar pergi ke gym. Saya bertanya apakah bermain game lain akan mempengaruhi performa, dia menjawab riang, “Mestinya sih tidak ya. Tidak ngaruh, kalau mau jago mah jago saja.”

Vega Tanaka juga menggemari video game. Ia menyukai RPG dan action-RPG, contohnya seri Final Fantasy atau Star Ocean. Hobi lain Vega yang tidak melibatkan keyboard dan mouse meliputi olahraga sepakbola, basket dan ping-pong. Untuk kehidupan pribadi, gamer ber-nickname Soifong itu cukup beruntung karena ‘kebetulan’, belahan hatinya ialah sesama pro gamer, anggota tim CS:GO Female Fighters.

NXL Article 1 05
Vega Tanaka A.K.A Soifong.

Menjawab pertanyaan saya bertanya soal siapa yang suka menjadi target kelakar, Albert dan Baskoro kompak bahwa Vega-lah orangnya. Ia adalah ‘bagian kena bully‘. “Paling santai dan paling sering dikerjain itu Vega. Saking seringnya, dia tidak merasa sedang dikerjain,” tutur Albert.

Dan akhirnya, saya bertanya pada Richard (sang sosok kepala sekolah, begitu menurut Bagas Gunadi), bagaimana proses NXL menentukan personel baru buat jadi pengganti. Pertama-tama, mereka harus mengeksplorasi karakter bermainnya – apa saja kelemahan, kekuatan, serta senjata favoritnya. Selanjutnya tim akan berunding dan mengajak calon anggota bermain bersama. Pelan-pelan, ia bisa beradaptasi, walaupun boleh jadi butuh waktu sampai beberapa bulan hingga ia benar-benar membaur.

NXL Article 1 02
Anggota terbaru tim NXL, Bagas ‘Banteng’ Gunadi.

Richard, Vega, Baskoro dan Albert setuju bahwa Bagas ialah sosok yang tepat menggantikan Agung. Mereka juga memberi komentar senada: skill individunya sangat tinggi. Sys sendiri juga merekomendasikan Bagas karena pada saat latihan, ia sering menjadi korban headshot sang Banteng…

NXL Article 1 06
NXL dalam sesi latihan.

Disclosure: DailySocial adalah media partner tim NXL. Gambar: Facebook NXL.

Portal Berita Yahoo Esports Kini Tersedia dalam Wujud Aplikasi Android

Perkembangan pesat industri gaming kompetitif dari tahun ke tahun sekaligus perhatian publik yang begitu besar menjadi alasan di balik lahirnya istilah esport. Dan kini esport sendiri sudah bisa disetarakan dengan olahraga sesungguhnya berkat meluncurnya portal resmi ESPN Esport.

Selain ESPN, Yahoo pun tidak mau melewatkan kesempatan ini dengan mengumumkan portal beritanya sendiri, Yahoo Esports, pada bulan Maret kemarin. Situs tersebut sengaja dibuat agar para penggemar bisa terus mengikuti perkembangan kompetisi sejumlah game populer, yakni League of Legends, Dota 2, Counter Strike: Global Offensive, Heroes of the Storm dan Street Fighter V.

Satu bulan berselang, Yahoo pun siap membawa portal resmi esport mereka ke ranah mobile, diawali dengan Android. Yup, Yahoo Esports kini tersedia dalam wujud aplikasi Android, bisa didapat secara cuma-cuma dari Google Play.

Aplikasi Yahoo Esports untuk Android / Google Play
Aplikasi Yahoo Esports untuk Android / Google Play

Aplikasi ini menyajikan sejumlah informasi menarik bagi para penggemar esport, utamanya adalah jadwal pertandingan, dimana pengguna bisa menetapkan reminder agar tidak ketinggalan satu pun laga dari tim favoritnya. Video disuguhkan dalam resolusi 1080p, baik yang disiarkan secara live maupun rekaman pertandingan sebelumnya.

Statistik lengkap suatu pertandingan juga bisa dipantau melalui aplikasi Yahoo Esports, demikian pula dengan pembahasan menarik seputar pertandingan yang diformulasikan oleh tim editorial khusus.

Kalau Anda suka menonton pertandingan kelima game di atas, tak ada salahnya mencoba Yahoo Esports. Versi iOS-nya dikabarkan akan segera menyusul dalam waktu dekat.

Sumber: Yahoo via Engadget.

Lewat Situs Twitch 2015 Retrospective, Twitch Beberkan Perkembangan Pesatnya

Berawal dari sebuah situs bernama Justin.tv sampai akhirnya diakuisisi Amazon pada tahun 2014, Twitch merupakan salah satu revolusi paling fenomenal di sepanjang sejarah industri gaming. Situs livestreaming game ini juga berkontribusi besar dalam memopulerkan budaya dimana menonton orang bermain game itu tidak kalah asyik dibanding memainkan game itu sendiri.

Sebesar apakah Twitch sekarang? Baru-baru ini, perusahaan pimpinan CEO Emmett Shear itu merilis situs khusus berisikan ulasan perkembangannya selama tahun 2015. Secara total ada 241 miliar menit video yang di-stream, dengan rata-rata 1,7 juta broadcaster setiap bulannya dan 550 ribu penonton yang aktif secara bersamaan.

Menurut data yang dikumpulkan ComScore, Twitch juga terbukti lebih populer ketimbang YouTube di kalangan para gamer. Dirata-rata, penonton Twitch menghabiskan 421 menit setiap bulannya. Bandingkan dengan YouTube yang hanya 291 menit.

Twitch juga berandil besar dalam perkembangan industri esport. Terbukti dari tiga game yang paling banyak ditonton sepanjang tahun 2015, yakni League of Legends, Counter-Strike: Global Offensive dan Dota 2. Daftar 10 besar game terpopuler di Twitch ini diikuti oleh Hearthstone, Minecraft, H1Z1, Destiny, World of Tanks, World of Warcraft dan FIFA 15.

Twitch 2015 Top 10 Games

Sebaliknya, esport juga menjadi penyumbang view terbesar buat Twitch. Di bulan Agustus, tepatnya saat turnamen internasional CS:GO dan LoL berlangsung hampir bersamaan, ada lebih dari 2 juta penonton yang mengakses Twitch secara berbarengan. Dari sisi broadcaster, bulan November adalah puncaknya, dimana 35.610 orang menyiarkan video gaming-nya secara bersamaan.

Di saat yang sama, Twitch juga mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan, yakni bagaimana perangkat mobile juga berkontribusi besar atas pertumbuhan Twitch hingga di titik ini. Sepanjang tahun 2015, aplikasi mobile Twitch diunduh lebih dari 1 juta kali, dan 35 persen dari total penonton setiap bulannya mengakses lewat perangkat mobile.

Game mobile pun perlahan juga mulai mendulang popularitas di Twitch. Utamanya adalah Vainglory yang merupakan game berjenis MOBA untuk Android dan iOS. Sampai akhir Desember kemarin, lebih dari 4 juta menit dihabiskan pengguna Twitch untuk menonton game ini.

Prestasi Twitch ini mustahil dicapai tanpa pertumbuhan komunitas penggunanya yang terus meluas. Total ada lebih dari 9,1 miliar pesan yang dikirim di sepanjang tahun 2015, atau kalau dirata-rata, 17.446 pesan per menitnya.

Masih ada banyak informasi yang cukup menarik dari Twitch 2015 Retrospective ini. Kalau Anda tertarik, silakan kunjungi situsnya langsung.

Sumber: VentureBeat.