CEO Fitbit Beberkan Sejumlah Detail Soal Smartwatch Kedua Mereka

Fitbit boleh merajai kategori fitness tracker, tapi mereka bisa dibilang masih cupu untuk urusan smartwatch. Buktinya? Masih banyak smartwatch yang jauh lebih menarik ketimbang Fitbit Blaze, terutama terkait desainnya. Keputusan mereka mengakuisisi Pebble dan Vector Watch sejatinya merupakan upaya mereka untuk berbenah di bidang ini.

Hingga akhirnya tibalah kita pada kabar bahwa Fitbit sedang mempersiapkan smartwatch baru yang pantas ditandingkan dengan Apple Watch. Lima bulan sejak Fitbit mengumumkannya, smartwatch tersebut masih belum kunjung datang. Pun begitu, pendiri sekaligus CEO Fitbit, James Park, kini sudah siap untuk membeberkan sejumlah detailnya.

Berbicara kepada Financial Times, beliau mengonfirmasi bahwa smartwatch baru Fitbit ini nantinya bakal mengusung bodi tahan air, kapabilitas tracking GPS yang lebih presisi dan sejumlah sensor biometrik baru. Namun yang sedikit mengejutkan, beliau juga bilang kalau konektivitas seluler bukanlah fitur yang bakal tersedia di smartwatch baru Fitbit ini nantinya.

Konektivitas LTE merupakan salah satu fitur unggulan smartwatch macam Huawei Watch 2 atau Samsung Gear S3. Fitur ini memang belum bisa dikatakan esensial, akan tetapi setidaknya smartwatch bisa jadi lebih mandiri dan tidak terus bergantung pada smartphone (atau Wi-Fi) hanya untuk melakukan hal sesimpel mengunduh aplikasi misalnya.

Namun Fitbit rupanya beranggapan berbeda. Mereka menilai skenario pemanfaatan konektivitas seluler pada smartwatch tergolong minim, dan lagi fitur ini bakal berdampak buruk pada daya tahan baterai. Singkat cerita, Fitbit lebih memilih mempertahankan daya tahan baterai ketimbang menjejalkan fitur yang jarang dipakai.

Selebihnya, informasi yang beredar baru sebatas spekulasi. Fitbit sejauh ini juga masih bungkam soal kapan smartwatch ini bakal dirilis. Andai benar, rumornya smartwatch ini akan diperkenalkan pada musim semi mendatang, sedangkan harganya diperkirakan berada di kisaran $300.

Sumber: Wareable.

Fitbit Alta HR Suguhkan Heart-Rate Monitoring dalam Kemasan yang Ramping Sekaligus Stylish

Setahun yang lalu, Fitbit memperkenalkan Alta, activity tracker pertamanya yang dirancang dengan mengedepankan nilai estetika. Kini Fitbit sudah siap untuk merilis suksesornya yang membawa fitur yang sangat ditunggu-tunggu oleh para pengguna Alta selama ini: heart-rate monitoring.

Fitbit Alta HR, demikian nama perangkat baru ini, mengadopsi desain yang sangat identik dengan pendahulunya. Tentu saja satu-satunya hal yang membedakan adalah kehadiran sensor laju jantung di belakangnya, dimana Fitbit mengaku harus mendesain ulang chip yang digunakan supaya bisa masuk ke bodi Alta HR yang sangat ramping.

Perihal kinerja, semua fitur yang ditawarkan Alta ikut hadir di sini, termasuk halnya fitur notifikasi. Pun demikian, Fitbit mengklaim Alta HR dapat memonitor pembakaran kalori secara lebih komprehensif, dimana ia dapat melakukannya ketika pengguna melangsungkan aktivitas yang tak melibatkan langkah kakinya, seperti yoga misalnya.

Fitbit Alta HR dapat memonitor pembakaran kalori pada aktivitas yang tidak melibatkan langkah kaki, seperti yoga misalnya / Fitbit
Fitbit Alta HR dapat memonitor pembakaran kalori pada aktivitas yang tidak melibatkan langkah kaki, seperti yoga misalnya / Fitbit

Bersamaan dengan heart-rate monitoring yang konstan, Fitbit turut memperkenalkan dua fitur sleep tracking baru lewat Alta HR, yaitu Sleep Stages dan Sleep Insights. Sleep Stages menggabungkan data dari accelerometer dan sensor laju jantung untuk mengestimasikan waktu tidur Anda di tiap-tiap fase secara lebih akurat, termasuk dalam fase REM (Rapid Eye Movement).

Sleep Insights di sisi lain didesain untuk memberikan rekomendasi aktivitas yang disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing pengguna. Fitur ini pada dasarnya akan membantu pengguna untuk lebih memahami korelasi antara pola tidur, pola makan, olahraga, berat badan dan laju jantung.

Kedua fitur ini dikembangkan bersama sejumlah ahli dari Stanford University, John Hopkins University dan University of Arizona. Sleep Stages nantinya juga akan tersedia untuk Fitbit Blaze dan Charge 2, sedangkan Sleep Insights untuk semua produk Fitbit yang menawarkan fitur sleep tracking.

Fitbit mengaku harus mendesain ulang chip sensor laju jantung yang digunakan supaya bisa masuk ke bodi Alta HR yang ramping / Fitbit
Fitbit mengaku harus mendesain ulang chip sensor laju jantung yang digunakan supaya bisa masuk ke bodi Alta HR yang ramping / Fitbit

Selebihnya, Alta HR merupakan versi lebih komplet dari Alta yang kita kenal selama setahun terakhir ini. Terlepas dari semua fitur baru yang disajikan, Alta HR diklaim malah punya daya tahan baterai yang lebih awet; 7 hari dibandingkan 5 hari yang ditawarkan Alta standar.

Fitbit Alta HR akan dipasarkan mulai April mendatang seharga $150. Fitbit juga akan menawarkan Special Edition Alta HR yang mengemas case rose gold 22 karat seharga $180. Terakhir, strap opsional berbahan silikon, kulit atau stainless steel juga tersedia dngan banderol mulai $30 sampai $100.

Sumber: Business Wire.

Usai Akuisisi Pebble dan Vector, Fitbit Akan Rilis Smartwatch Baru Berdesain Stylish

Di saat pasar smartwatch dan wearable device secara menyeluruh agak meredup, Fitbit malah berada cukup di atas angin. Dalam kurun waktu Desember – Januari saja, mereka telah mengakuisisi dua perusahaan sekaligus, yakni Pebble dan Vector Watch yang didirikan oleh mantan CEO Timex.

Dua akuisisi tersebut rupanya malah menginspirasi Fitbit untuk mengerahkan upaya maksimalnya guna menciptakan sebuah smartwatch unggulan. Seperti yang kita tahu, selama bertahun-tahun Fitbit telah mendominasi pasar fitness tracker, namun mereka tampaknya sudah siap untuk mencicipi pangsa pasar smartwatch global yang diperkirakan memiliki nilai di atas 10 miliar dolar.

Sejauh ini tidak ada banyak detail mengenai seperti apa sekaligus kapan pastinya smartwatch baru besutan Fitbit ini bakal dirilis, akan tetapi CEO Fitbit, James Park, sempat memberikan sedikit petunjuk melalui sebuah siaran pers. Di situ dijelaskan bahwa Fitbit berniat mengembangkan smartwatch yang berdesain stylish, dengan fokus pada aspek kesehatan dan fitness tracking.

Selain itu, smartwatch anyar Fitbit ini juga sangat mungkin mengemas fitur pembayaran elektroniknya sendiri, mengingat Fitbit juga pernah mengakuisisi perusahaan fintech bernama Coin Inc. di pertengahan tahun kemarin. Lebih lanjut, akuisisi atas Vector Watch sendiri diharapkan bisa membantu Fitbit menciptakan desain smartwatch yang jauh lebih anggun dari penawarannya sekarang.

Bagaimana dengan akuisisi atas Pebble, seperti apa kira-kira pengaruhnya terhadap smartwatch baru Fitbit ini nantinya? Well, satu hal yang bisa dipastikan kalau merujuk pada penuturan James Park sendiri adalah sebuah app store khusus untuk smartwatch, yang rencananya akan diluncurkan tahun ini juga.

Kalau mempertimbangkan ini semua, sepertinya deretan smartwatch Android Wear 2.0 bakal menjumpai penantang tangguh dari nama yang selalu diasosiasikan dengan tren perangkat wearable.

Sumber: Wareable.

Fitbit Resmi Akuisisi Sebagian Aset Pebble

Menyusul rumor yang berhembus beberapa hari lalu, Fitbit akhirnya mengumumkan secara resmi bahwa mereka telah membeli sejumlah aset milik Pebble. Merujuk pada siaran persnya, aset tersebut mencakup kekayaan intelektual di bidang pengembangan software dan firmware serta sejumlah staf kunci.

Secara spesifik, yang Fitbit incar dari Pebble adalah sistem operasi, aplikasi, layanan berbasis cloud dan software engineer-nya. Fitbit rupanya tidak tertarik dengan divisi hardware Pebble sehingga akhirnya Pebble mau tidak mau harus menutup perusahaannya.

Nilai akuisisi ini dikabarkan tidak lebih dari $40 juta dolar, namun kedua pihak enggan mengonfirmasinya. CEO Pebble sendiri, Eric Migicovsky, dilaporkan akan bergabung dengan inkubator startup ternama Y Combinator.

Lalu apa artinya ini bagi konsumen Pebble? Well, Pebble memastikan bahwa semua produk yang telah mereka pasarkan masih akan berfungsi seperti biasa, namun jangan berharap ada update rutin seperti sebelumnya.

Produk-produk barunya, seperti Pebble Time 2 dan Pebble Core, dengan terpaksa tidak jadi diproduksi dan konsumen yang sudah terlanjur menjadi backer di Kickstarter akan menerima refund secara penuh. Lain ceritanya untuk Pebble 2, distribusi smartwatch tersebut sudah berlangsung sebagian, tetapi mereka yang belum mendapatkan barangnya juga akan menerima refund.

Di titik ini pada dasarnya kita bisa mengucapkan selamat tinggal kepada Pebble. Saya melihat tidak ada tanda-tanda bahwa Fitbit berniat melanjutkan brand Pebble yang bisa dianggap sebagai salah satu pelopor segmen wearable. Bagi Fitbit sendiri, akuisisi aset ini akan semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu produsen fitness dan activity tracker terbesar sejagat.

Sumber: Pebble, Fitbit dan Bloomberg.

Pebble Dikabarkan Segera Jadi Milik Fitbit

Segmen wearable telah menjelma menjadi industri bernilai jutaan Dollar yang awalnya dianggap sebagai tren sementara oleh sejumlah analis. Pun demikian, tak semua bisnis di sektor ini berjalan mulus. Pebble misalnya mulai kehilangan momentum setelah melakukan debut yang sempurna. Bahkan perusahaan yang lebih banyak bergelut di KickStarter itu dikabarkan bakal melego perusahaannya ke Fitbit. Pabrikan pencatat aktivitas dan kebugaran lainnya yang lebih stabil.

Saat ini belum ada konfirmasi resmi dari kedua belah pihak terkait akuisisi ini. Tapi sejumlah sumber yang dekat dengan Fitbit mengatakan bahwa perusahaan Amerika Serikat itu tertarik kepada kekayaan intelektual Pebble. Merk Pebble sendiri disebut bakal dimuseumkan.

Financial Times menyebut secara spesifik akan keinginan Fitbit untuk mendapatkan PebbleOS yang merupakan salah satu katalog aplikasi terbesar di ranah wearable, dan bisa disandingkan dengan Android dan iOS.

Sementara terkait aspek finansial untuk akuisisi ini, sumber Techcrunch menyebutkan angka yang cukup rendah, di kisaran $40 juta. Times menyebutkan angka yang lebih optimis, di kisaran $200.

Tentu akan menarik untuk melihat bagaimana saga ini akan berakhir, tapi salah satu pelajaran besar yang didapat dari situasi ini adalah bahwa lanskap teknologi tidak pernah mudah untuk diprediksi. Nokia tahu betul apa akibatnya jika terlalu idealis. BlackBerry lebih baik dengan mengesampingkan idealisme dan bersedia menerima Android dengan tangan terbuka.

Pebble adalah perusahaan yang dibangun dengan konsep dan ide yang matang. Di kemunculan perdananya, mereka memecahkan rekor KickStarter ketika Pebble Time mendapatkan pendanaan sebesar $10.5 juta yang melibatkan 48.000 penyokong dana hanya dalam waktu 48 jam saja. Seminggu kemudian, kampanye Pebble Time menyentuh angka $13,4 juta.

Sayang, dalam beberapa bulan terakhir Pebble disebut kehilangan momentum ketika pasar tumbuh dan makin kompetitif. Salah satu indikasinya tercermin dari rencana perusahaan untuk merumahkan hampir 25% dari tenaga kerjanya pada bulan Maret lalu.

Yang menarik. Di tahun 2015, pembuat jam konvensional Citizen dikabarkan pernah menawar Pebble senilai $740 juta. Kemudian Intel juga dikabarkan tertarik membelinya senilai $70 juta. Tapi, Eric Migicovsky selaku CEO menolak mentah-mentah kedua tawaran itu. Sekarang, Pebble justru terjebak dalam dilema setelah Fitbit dikabarkan hanya mau membayarnya di kisaran $40 juta.

Keputusan akhir sekarang ada di tangan Pebble. Apakah menolak pinangan yang masuk dengan konsekuensi; semakin lama ditahan, maka nilai jual Pebble akan semakin terjun bebas. Atau menerima pinangan dan menjadi bahan perdebatan kontroversial seperti kala Yahoo “terpaksa” menerima pinangan Verizon dengan harga yang jauh lebih murah.

Sumber berita Ubergizmo, theInformation. dan gambar header Thecountrycaller.

Rajin Beraktivitas dengan Fitbit, Anda Bisa Lebih Jago dalam Game NBA 2K17

Tahun 2016 bukan berarti stigma negatif terhadap video game sudah luntur. Pada kenyataannya, stigma ini muncul karena kebiasaan bermalas-malasan sejumlah gamer; seharian penuh bisa mereka habiskan untuk bermain game, dengan makan dan minum seadanya, dan tidak ada waktu yang disisihkan untuk beraktivitas fisik demi menjaga kebugaran tubuhnya.

Game macam Pokemon Go setidaknya bisa sedikit memberi kesadaran terkait pentingnya beraktivitas fisik; dimana para pemain didorong untuk keluar dari rumahnya, mengunjungi berbagai lokasi demi menangkap Pokemon langka. Sadar atau tidak, kegiatan ini setidaknya sudah berkontribusi terhadap kebugaran tubuh para pemain Pokemon Go – meski saya tahu tidak sedikit juga yang bermain curang.

Pendekatan lain dilakukan oleh 2K selaku publisher game NBA 2K17. Mereka baru-baru ini mengajak Fitbit menjadi mitranya dalam menerapkan konsep serupa dengan Pokemon Go, dimana pemain didorong untuk beraktivitas fisik kalau mau mendapatkan insentif dalam game.

Pemain bisa menggunakan perangkat Fitbit model apa saja. Saat target tercapai, misalnya 10.000 langkah dalam satu hari, mereka akan menerima bonus sementara terhadap performa karakter bikinannya yang mereka mainkan dalam game selama lima pertandingan ke depan dalam hari tersebut.

Bonus atribut tersebut mencakup peningkatan agility maupun ketangkasan dalam melakukan dunk atau layup. Sederhananya, semakin sering Anda beraktivitas dengan Fitbit, semakin jago Anda bermain NBA 2K17, paling tidak secara teori.

Untuk sekarang, tantangannya baru melibatkan penghitungan langkah kaki saja. Namun sudah ada wacana ke depan dimana perangkat bisa mendeteksi ketika pemain benar-benar bermain basket, kemudian diterjemahkan menjadi bonus atribut lain dalam game.

Kalau Anda punya PS4 atau Xbox One dan sebuah fitness tracker buatan Fitbit, nantikan update menarik NBA 2K17 yang rencananya akan dirilis pada tanggal 25 November, bertepatan dengan perayaan Black Friday.

Sumber: Wareable dan Fitbit.

Fitbit Charge 2 dan Flex 2 Resmi Diperkenalkan

Awalnya Fitbit diprediksi bakal mengungkap perangkat terbarunya pada ajang IFA 2016 bulan depan. Tapi, ternyata dugaan itu meleset setelah sang pabrikan secara resmi mengumumkan sekaligus dua perangkat fitness tracker barunya, Charge 2 dan Flex 2 ke publik. Dan yap, keduanya resmi tiba dan memboyong sejumlah peningkatan yang cukup menggembirakan.

Kita mulai dari Fitbit Charge 2 yang tampil lebih percaya diri dengan modal layar OLED yang 4 kali lebih lebar ketimbang Fitbit Charge HR. Layar ini tak hanya memberikan kenyamanan pada mata, tapi juga memudahkan operasional beberapa fitur di dalamnya. Seperti dukungan built-in tap yang dapat menangkap semua aktivitas seharian, termasuk data statistik yang meliputi jumlah langkah, detak jantung, kalori yang dibakar dan lain sebagainya.

Fitbit Charge 2_2

Di komponen yang sama pengguna juga dapat dengan mudah mendapati informasi yang dikirimkan oleh smartphone, misalnya ketika ada pesan teks, chat dan email baru serta panggilan yang tidak terjawab.

Di samping membawa fitur pemantau pola tidur dan alarm, Fitbit Charge 2 memperoleh tambahan fitur bernama Relax. Fitur ini mempunyai fungsi seperti Breathe yang dipunyai Apple Watch, yaitu memberikan panduan pernafasan yang berguna untuk membantu pengguna agar lebih rileks. Relax mampu menganalisa detak jantung pengguna untuk menentukan ritme bernafas yang paling nyaman. Durasi satu sesi latihan dapat diatur secara fleksibel mulai 2 hingga 5 menit.

Beralih ke Fitbit Flex 2. Fitness tracker yang satu ini tampaknya sengaja dirancang dengan menonjolkan kesederhanaan dan mobitilitas. Ditandai dengan dimensinya yang lebih kecil 30% ketimbang model sebelumnya sehingga memungkinkan untuk disematkan di aksesoris fashion yang berbeda. Meski soal garis desain, Flex 2 tetap mempertahankan sisi minimalis yang telah menjadi ciri khas jajaran Fitbit Flex. Pun demikian, Fitbit tetap membenamkan sejumlah peningkatan untuknya.

Fitbit Flex 2 punya dimensi yang lebih mini tapi tetap kaya fitur
Fitbit Flex 2 punya dimensi yang lebih mini tapi tetap kaya fitur

Pertama, ia mengopsi konfigurasi lampu LED baru yang membuatnya lebih berdaya tahan. Kedua, Flex 2 diklaim bisa diajak menyelam hingga kedalaman 50 meter, terlebih perangkat memang dilengkapi dengan aplikasi pelacak aktivitas olahraga air dengan menangkap putaran renang, durasi renang dan kalori yang berhasil dibakar dalam satu sesi latihan. Ini merupakan peningkatan di urutan berikutnya.

Lalu seperti halnya Charge 2, Flex 2 juga mempunyai kemampuan bekerja secara penuh mencatat aktivitas harian pengguna, mulai dari melacak jumlah langkah, jarak, detak jantung, kalori yang terbakar, durasi aktif sampai dengan pengguna tertidur pun akan dicatat. Flex juga mendapatkan kemampuan khusus untuk menentukan jenis olahraga yang dilakukan pengguna secara otomatis.

Dikarenakan ukurannya yang kecil, tracker Flex 2 tak hanya dapat disematkan dalam gelang, tapi juga dapat dipasangkan dengan kalung berantai atau anting-anting. Aksesoris ini disediakan oleh Fitbit secara terpisah.

Aksesoris ini dijual dalam paket yang berbeda dan ke depan akan terus diperbanyak jenisnya
Aksesoris ini dijual dalam paket yang berbeda dan ke depan akan terus diperbanyak jenisnya

Berbeda dengan Fitbit Charge 2 yang belum tersedia dalam pre-order, Fitbit Flex 2 sudah bisa dipesan dengan beberapa pilihan warna, antara lain black, lavender, magenta, dan navy dengan harga mulai dari $99.95.

Sumber berita Fitbit Charge 2, Flex 2.

Perangkat Besutan Fitbit ke Depannya Akan Diperkaya Fitur Pembayaran Berbasis NFC

Nama Fitbit selama ini selalu kita asosiasikan dengan fitness tracker atau perangkat wearable yang berfokus pada bidang kesehatan. Namun ke depannya, perangkat besutan Fitbit juga bisa menjadi salah satu metode pembayaran elektronik, seperti halnya Apple Watch yang diperkaya integrasi layanan Apple Pay.

Prediksi ini didasari oleh akuisisi Fitbit terhadap sebuah startup bernama Coin. Selama empat tahun terakhir, Coin sibuk mengembangkan platform pembayaran berbasis perangkat wearable, dan sekarang sejumlah aset intelektual mereka akan berpindah tangan ke Fitbit.

Akuisisi ini jelas akan mempercepat upaya Fitbit dalam mengembangkan solusi pembayaran elektronik berbasis NFC yang bisa diselipkan ke dalam perangkat Fitbit di masa yang akan datang. Fitbit sendiri menekankan bahwa fitur semacam ini baru akan hadir paling tidak tahun depan.

Fitbit sepertinya tidak ingin mengambil resiko dan tergesa-gesa meluncurkan sistem pembayaran elektroniknya sendiri. Fokus utama mereka masih di activity tracking dan sejumlah fitur lain terkait kesehatan, akan tetapi penambahan fitur macam pembayaran elektronik seperti ini jelas akan sangat menarik buat konsumen.

“Coin telah menjadi salah satu inovator utama dalam hal solusi pembayaran yang canggih. Kehadiran teknologi mereka di dalam lini produk kami akan membantu membuat Fitbit menjadi bagian yang sangat penting dari kehidupan para konsumen,” ucap James Park, CEO sekaligus co-founder Fitbit.

Mungkinkah solusi pembayaran elektronik berbasis NFC ini akan hadir bersama suksesor Fitbit Blaze, yang notabene merupakan smartwatch perdana Fitbit? Kita tunggu saja kelanjutannya…

Sumber: Fitbit dan Fortune.

Fitbit Perkenalkan Smartwatch Perdananya, Fitbit Blaze

Sebagai salah satu brand yang amat dominan di dunia wearable, Fitbit sejauh ini punya lini produk yang cukup bervariasi. Produk-produknya yang populer mencakup Fitbit Flex, Charge, Charge HR maupun Surge. Tapi keempat perangkat itu hanyalah sebuah gelang, sehingga otomatis konsumen yang menginginkan smartwatch kemungkinan tak akan melirik Fitbit sama sekali.

Untuk itulah Fitbit datang meramaikan event CES 2016 di kota Las Vegas. Di situ mereka memperkenalkan smartwatch perdananya, Fitbit Blaze. Dilihat dari sudut manapun, Blaze memang tampak seperti jam tangan, tapi tentu saja dengan sejumlah fitur pintar ala smartwatch sekaligus fungsi fitness tracking yang lengkap yang membuat nama Fitbit melambung hingga seperti sekarang.

Desain Blaze agak sedikit kaku kalau dibandingkan smartwatch lain. Rangka stainless steel membungkus layar sentuhnya, dan ia secara total memiliki tiga tombol di bagian sisinya. Blaze tahan air, tapi sekedar cipratan air hujan saja, bukan untuk dipakai selagi mandi atau malah saat berenang.

Fitbit Blaze

Sebagai sebuah smartwatch, fiturnya masih kalah lengkap jika dibandingkan dengan smartwatch Android Wear. Utamanya adalah tidak adanya app store untuk mengunduh aplikasi pihak ketiga, serta absennya dukungan perintah suara. Kendati demikian, Blaze masih bisa meneruskan notifikasi panggilan telepon, pesan teks maupun entry kalender, dan ia juga bisa dipakai untuk mengontrol musik pada smartphone.

Tidak mengejutkan dari Fitbit, yang membuat Blaze istimewa justru adalah fungsi fitness tracking-nya. Mulai dari yang super simpel seperti memonitor jumlah langkah kaki atau pola tidur, sampai yang lebih kompleks seperti aktivitas berlari dan bersepeda. Blaze juga punya sensor laju jantung dan GPS, memungkinkan pengguna untuk memantau rute, kecepatan maupun durasi selagi beraktivitas.

Terlepas dari itu, cukup menarik untuk melihat Fitbit yang akhirnya ikut menembus pasar smartwatch. Blaze dijajakan seharga $200 saja, menjadikannya alternatif yang lebih terjangkau dari smartwatch Android Wear atau malah Apple Watch.

Sumber: Gizmag.

Fitbit Rilis Fitur Baru, Bisa Memulai Tracking Secara Otomatis

Di kancah wearable, nama Fitbit populer bukan cuma karena hardware yang mereka ciptakan berkualitas, tetapi juga karena mereka kerap menghadirkan fitur-fitur baru yang pengaruhnya sangat signifikan via software, membuat pengguna merasa seakan-akan mempunyai fitness tracker anyar.

Hal tersebut bakal segera dirasakan oleh pengguna Fitbit Charge HR dan Fitbit Surge. Pasalnya, kedua perangkat tersebut baru saja kedatangan fitur SmartTrack. Apa fungsinya? Memulai tracking dan merekam semua data secara otomatis.

Yup, kedua fitness tracker ini sekarang bisa tahu dengan sendirinya ketika Anda selesai beraktivitas, lalu mengidentifikasi jenis aktivitasnya dan meneruskan data-data yang dikumpulkan ke aplikasi pendampingnya. Semuanya berjalan secara otomatis tanpa campur tangan dari Anda.

Fitur SmartTrack ini hanya bisa mengenali aktivitas yang melibatkan pergerakan secara terus-menerus, seperti misalnya berjalan, berlari, bersepeda maupun olahraga macam basket, sepak bola, tenis sampai dengan senam Zumba. Pengguna bisa mengatur durasi tracking yang ingin dilakukan. Jadi kalau lebih dari itu, perangkat tak akan merekam data.

Fitbit SmartTrack

Di saat yang sama, Fitbit turut mengirimkan update untuk teknologi PurePulse milik Charge HR dan Surge. Berkat update ini, kinerja tracking laju jantung kedua perangkat saat berada dalam Exercise Mode diklaim semakin sempurna ketimbang sebelumnya.

Lalu bagaimana dengan pengguna perangkat Fitbit lainnya? Tenang, Anda juga kebagian jatah fitur baru kok. Pengguna kini dapat menetapkan target mingguan dengan jumlah hari yang spesifik. Jadi semisal dalam seminggu Anda mau bermalas-masalan selama 2 hari di akhir pekan, tetapkan target untuk 5 hari saja.

Sumber: Fitbit Blog.