Death Stranding Versi PC Tidak Berat Meski Grafiknya Bagus

Death Stranding semestinya sudah bisa dimainkan di PC sejak 2 Juni kemarin. Namun seperti semua game yang harus ditunda tahun ini, tanggal rilisnya terpaksa diundur menjadi 14 Juli 2020, meski Anda sudah bisa melakukan pre-order via Steam atau Epic Games Store mulai sekarang jika mau.

Menjelang peluncurannya, Kojima Productions tidak lupa menjabarkan spesifikasi PC yang dibutuhkan untuk menjalankan Death Stranding. Berikut rinciannya:

Minimum (720p / 30 fps)

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core i5-3470 atau AMD Ryzen 3 1200
  • RAM: 8 GB
  • GPU: Nvidia GeForce GTX 1050 3 GB atau AMD Radeon RX 560 4 GB
  • HDD: 80 GB
  • DirectX 12

Recommended (1080p / 30 fps)

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core i5-4460 atau AMD Ryzen 5 1400
  • RAM: 8 GB
  • GPU: Nvidia GeForce GTX 1050 Ti 4 GB atau AMD Radeon RX 570 4 GB
  • HDD: 80 GB
  • DirectX 12

Recommended (1080p / 60 fps)

  • OS: Windows 10
  • CPU: Intel Core i7-3770 atau AMD Ryzen 5 1600
  • RAM: 8 GB
  • GPU: Nvidia GeForce GTX 1060 6 GB atau AMD Radeon RX 590
  • HDD: 80 GB
  • DirectX 12

Death Stranding

Singkat cerita, untuk game dengan kualitas grafik sebagus Death Stranding, spesifikasi PC yang dituntut tergolong ramah – kecuali Anda mengincar resolusi 1440p dan frame rate di atas 60 fps. Namun ini semestinya tidak terlalu mengejutkan mengingat ia pada dasarnya merupakan game PS4 yang di-port ke PC.

Di sisi lain, ini juga menunjukkan betapa bagusnya game engine Decima rancangan Guerrilla Games yang dipakai di Death Stranding (grafiknya bagus, tapi game tidak berat). Horizon Zero Dawn versi PC nantinya semestinya juga bakal menganjurkan spesifikasi minimum yang kurang lebih sama mengingat engine yang dipakai sama persis.

Dalam kesempatan yang sama, Kojima Productions juga memamerkan sejumlah screenshot yang menunjukkan konten-konten berbau Half-Life yang akan tersedia di Death Stranding versi PC. Dugaan saya, konten Half-Life ini sepertinya bakal dijadikan fokus pada salah satu sidequest yang tersedia.

Sumber: GamesRadar.

Tepati Janji, EA Kembali Hadirkan Koleksi Game Terbitannya di Steam

Oktober tahun lalu, beredar kabar mengejutkan sekaligus menggembirakan bahwa EA hendak menghadirkan kembali koleksi game-nya di Steam berkat kemitraan yang dijalin antara EA dan Valve. Mengejutkan karena EA sudah punya platform distribusinya sendiri yang bernama Origin sejak lama, dan hampir semua game terbitannya hanya dijual lewat situ.

Demi membuktikan keseriusannya, EA pun merilis Star Wars Jedi: Fallen Order di Steam sebulan setelahnya.

Sekarang, sekitar 25 game lain terbitan EA akhirnya juga ikut menyusul. Judul-judul tenar yang sebelumnya hanya tersedia di Origin macam Dragon Age: Inquisition, Crysis 3, Need for Speed Heat, maupun Plants vs. Zombies: Battle for Neighborville kini bisa dibeli lewat Steam, dan kebetulan semuanya juga sedang didiskon besar-besaran.

Sisanya akan menyusul lagi ke depannya, dan EA bakal mengumumkan kloter game selanjutnya melalui live stream EA Play Live pada tanggal 11 Juni nanti.

Command & Conquer Remastered Collection / EA
Command & Conquer Remastered Collection / EA

Bukan cuma game lama saja, EA juga berjanji untuk membawa judul-judul yang baru dirilis ke Steam. Command & Conquer Remastered Collection adalah salah satu contohnya, meski game itu sebenarnya juga merupakan game lawas yang akhirnya digarap ulang.

Juga sangat menarik adalah rencana EA untuk segera menghadirkan layanan berlangganannya, EA Access, di Steam. Menarik karena EA sebenarnya sudah punya layanan subscription bernama Origin Access buat kalangan gamer PC, dan EA Access sendiri merupakan layanan serupa yang ditujukan untuk konsumen Xbox One dan PlayStation 4.

Andai tidak ada perubahan, EA Access bakal ditawarkan dengan tarif $5 per bulan atau $30 per tahun. Selain akses tanpa batas ke sejumlah game, fasilitas yang pelanggan dapatkan mencakup diskon untuk pembelian game yang tidak termasuk dalam katalog layanan.

Sumber: PC Gamer dan EA.

Tahun 2020, Nilai Industri Game Diperkirakan Jadi US$159,3 Miliar

Newzoo memperkirakan, nilai industri gaming global akan mencapai US$159,3 miliar pada 2020, naik 9,3 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Salah satu alasan mengapa game menjadi semakin diminati adalah pandemi virus corona. Di tengah lockdown dan karantina, banyak orang yang mengisi waktu luangnya dengan bermain game. Selain itu, bermain game bisa menjadi cara bagi seseorang untuk melarikan diri dari kenyataan, walau hanya sementara. Tentu saja, pandemi bukan satu-satunya faktor di balik pertumbuhan industri game pada tahun ini. Alasan lainnya adalah peluncuran konsol next-gen pada akhir tahun 2020.

Pada tahun 2020, ketiga segmen gaming — PC, konsol, dan mobile — mengalami pertumbuhan. Namun, mobile adalah segmen yang mengalami pertumbuhan paling besar, mencapai 13,3 persen. Nilai industri mobile game diperkirakan akan mencapai US$77,2 juta pada tahun ini. Salah satu alasan mengapa mobile game mengalami pertumbuhan terbesar adalah karena mobile game mudah untuk diakses. Untuk memainkan mobile game, Anda hanya memerlukan smartphone, yang dimiliki oleh sekitar dua per lima dari populasi dunia. Tak hanya itu, banyak mobile game yang bisa dimainkan secara gratis.

Alasan lain mengapa mobile game populer adalah mobile game menjadi opsi alternatif bagi orang-orang yang tak lagi bisa bermain game di internet cafe. Terakhir, proses pengembangan mobile game relatif lebih sederhana jika dibandingkan dengan game PC atau konsol. Jadi, kemungkinan proses pengembangan mobile game terdisrupsi akibat COVID-19 lebih kecil. Meskipun begitu, tidak banyak pemain mobile game yang merupakan pemain berbayar. Dari total 2,6 miliar pemain, hanya 38 presen pemain yang rela mengeluarkan uang saat bermain.

industri game 2020
Pertumbuhan pasar game berdasarkan segmen. | Sumber: Newzoo

Sementara itu, industri ikonsol akan tumbuh 6,8 persen menjadi US$45,2 miliar. Total pendapatan dan juga interaksi pemain game konsol diperkirakan akan naik dalam jangka pendek berkat pandemi. Namun, dalam jangka panjang, corona akan menyebabkan masalah tersendiri. Pandemi akan menyebabkan masalah terkait distribusi game secara fisik dan mempersulit kolaborasi antar developer game. Semua ini dapat membuat waktu peluncuran game menjadi tertunda. Pada Q2 2020, ada 2 game eksklusif PlayStation 4 — The Last of Us 2 dan Ghost of Tshushima — yang waktu peluncurannya ditunda akibat pandemi. Anda bisa melihat daftar game-game yang peluncurannya harus dimundurkan karena corona di sini.

Didorong oleh 1,3 miliar pemainnya, industri game PC juga tumbuh 4,8 persen, menjadi US$36,9 miliar pada 2020. Alasan utama dari pertumbuhan segmen game PC adalah karena lockdown. Untungnya, ekosistem PC tak lagi menggantungkan diri pada distribusi game secara fisik. Jadi, ini tidak akan menjadi masalah. Sayangnya, itu bukan berarti industri game PC sama sekali tak terpengaruh oleh corona. Ada beberapa game PC yang jadwal peluncurannya harus ditunda karena corona, termasuk Death Stranding.

Sumber header: RedBull

Berkat Bantuan Mod, Half-Life: Alyx Dapat Dimainkan Sampai Tamat Tanpa VR Headset

Half-Life: Alyx sudah resmi dirilis, dan lagi-lagi Valve berhasil menciptakan sebuah game yang fenomenal kalau melihat kumpulan review-nya. Kalau ditanya apa yang kurang dari Half-Life: Alyx, saya mungkin bakal menjawab “kurang versi non-VR”, tapi jawaban itu semata karena saya tidak punya VR headset untuk memainkannya.

Kalau Anda seperti saya, Anda mungkin bertanya-tanya kenapa Half-Life: Alyx cuma bisa dinikmati lewat VR. Singkat cerita, Valve melihat ada banyak ide brilian yang bisa mereka terapkan hanya melalui VR. Sebagai bonus, tentu saja game ini bisa membantu Valve menjual VR headset bikinan mereka sendiri.

Pantaskah membeli Valve Index hanya untuk memainkan Half-Life: Alyx? Kalau ada budget, kenapa tidak? Kalau budget terbatas, alternatifnya mungkin adalah memainkannya tanpa VR headset dengan bantuan sebuah mod.

Ya, menggunakan mod yang bisa diunduh dari GitHub ini, kita dapat memainkan Half-Life: Alyx di PC menggunakan keyboard dan mouse sampai tamat. Pengalamannya jelas jauh dari kata ideal. Yang paling utama, pergerakan karakter hanya bisa menggunakan tombol arah panah, bukan tombol WASD seperti biasanya.

Sejumlah adegan dalam game bahkan harus dijalani sesuai dengan panduan yang diberikan di laman GitHub-nya. Lebih lanjut, proses instalasi mod-nya tidak mudah dan memerlukan video penjelasan yang agak panjang. Terlepas dari itu, mod ini setidaknya patut dicoba buat yang benar-benar penasaran dengan Half-Life: Alyx tapi tak punya akses ke VR headset.

Pertanyaannya, apakah ini legal? Tentu saja, toh game-nya masih kita beli secara resmi lewat Steam. Bahkan Valve sendiri sudah memprediksi bakal ada seseorang yang menciptakan mod semacam ini. Menurut mereka, pemain pada akhirnya akan menyadari sendiri mengapa Valve mengambil jalur VR setelah menjajalnya via mod.

Sumber: PC Gamer.

Death Stranding Hadir di PC Tanggal 2 Juni dengan Sejumlah Fitur dan Konten Ekstra

Seperti yang sudah dijanjikan dari jauh-jauh hari, Death Stranding akan dirilis di PC pada awal musim panas 2020. Well, sekarang kita sudah punya tanggal pastinya, yakni 2 Juni, dan kabar baiknya lagi, ia bakal tersedia di Epic Games Store sekaligus Steam.

Buat yang tidak tahu, Death Stranding merupakan game kreasi Hideo Kojima, sosok ternama di balik lahirnya franchise legendaris macam Metal Gear. Death Stranding adalah game pertama Kojima pasca beliau meninggalkan Konami dan mendirikan perusahaan sendiri, Kojima Productions.

Death Stranding

Death Stranding sangatlah berbeda dari seri Metal Gear. Tokoh utamanya bukan seorang agen rahasia yang ahli mengendap-endap, melainkan seorang kurir bernama Sam Bridges. Game ini tentu menawarkan elemen combat, tapi sebagian besar waktu bermain akan dihabiskan berjalan kaki sambil menggotong kargo.

Pada kenyataannya, Death Stranding menawarkan mekanisme unik yang mengharuskan pemain menjaga keseimbangan sang lakon selama berjalan atau berlari, sampai-sampai banyak yang menyebut genre-nya sebagai walking simulator. Saya pribadi penasaran bagaimana kontrol mekanisme ini – yang mengandalkan kedua tombol trigger di gamepad – bakal diterjemahkan ke keyboard dan mouse.

Versi PC-nya disebut akan menghadirkan sejumlah fitur dan konten ekstra. Fitur tambahannya di antara lain mencakup Photo Mode, dukungan terhadap monitor ultra-wide dan high frame-rate. Namun yang mungkin terdengar lebih menarik adalah konten ekstranya, yang ternyata dipinjam dari franchise Half-Life.

Ya, Half-Life karya legendaris Valve itu maksudnya. Dari trailer-nya, bisa kita lihat bahwa Sam mengenakan kacamata yang sangat mirip dengan milik karakter utama Half-Life, Gordon Freeman, tidak ketinggalan juga keran merah di belakang kepala yang langsung mengingatkan saya pada logo Valve.

Death Stranding

Di akhir trailer, Sam bahkan diperlihatkan sedang memakai Headcrab, salah satu musuh ikonis di Half-Life, sebagai topi. Kemungkinan semua ini hanya sebatas kosmetik, tapi akan sangat menarik apabila ternyata juga bisa memperkaya gameplay, apalagi mengingat trailer-nya juga menunjukkan Sam sedang memakai gravity gloves, yang sendirinya merupakan elemen penting dalam Half-Life: Alyx.

Mungkinkah Valve juga akan meminjamkan linggis khasnya sebagai salah satu senjata buat Sam? Siapa tahu pemain bosan mengandalkan seutas tali untuk mencekik dan mendambakan sesi stealth yang lebih brutal. Atau lebih ekstrem lagi, Zero Point Energy Field Manipulator alias Gravity Gun dari Half-Life 2 mungkin?

Via: Rock Paper Shotgun.

Assemble With Care, Salah Satu Game Andalan Apple Arcade, Bakal Dirilis di PC

Di luar dugaan banyak orang, Apple Arcade berhasil menuai banyak pujian. Dalam kurun waktu tidak sampai dua bulan, layanan berlangganan itu sudah menyuguhkan 100 game yang berbeda, dan sebagian besar game-nya pun eksklusif – jangankan di Android, di App Store pun kita tidak akan menemukannya.

Kendati demikian, eksklusif dalam kamus Apple rupanya hanya mencakup segmen mobile saja, yang berarti pihak developer diperbolehkan merilis game-nya di platform console atau PC. Pada kenyataannya, beberapa game unggulan Apple Arcade sudah tersedia di tempat lain, salah satunya Sayonara Wild Hearts yang sudah bisa dimainkan di PS4, Nintendo Switch atau PC.

Judul andalan lain yang akan segera menyusul adalah Assemble With Care karya Ustwo Games. Lewat Twitter, pencipta seri Monument Valley ini mengumumkan bahwa mereka bakal merilis Assemble With Care di PC pada kuartal pertama 2020.

Assemble With Care

Assemble With Care merupakan game puzzle yang unik, yang mengisahkan seorang antique restorer bernama Maria dalam misinya menjadi ahli reparasi gadget dan beragam objek lainnya di sebuah kota bernama Bellariva.

Sesuai judulnya, kita harus membongkar berbagai macam barang, mencari tahu apa yang rusak, membetulkannya, lalu merakitnya kembali seperti semula. Developer Ustwo juga tidak melupakan pentingnya elemen narasi, itulah mengapa selalu ada cerita menarik di balik setiap objek yang diperbaiki.

Sumber: Engadget.

Red Dead Redemption 2 Siap Meluncur ke Steam pada 5 Desember

Peluncuran Red Dead Redemption 2 versi PC pada 5 November kemarin diwarnai oleh sejumlah kejutan. Yang paling utama adalah absennya Steam sebagai salah satu platform distribusi digital yang menawarkannya. Hingga kini tidak ada yang tahu pasti alasan Rockstar menunda perilisan RDR2 via Steam, tapi setidaknya mereka menepati janji bahwa RDR2 akan menyusul ke platform besutan Valve itu di bulan Desember.

Lebih tepatnya 5 Desember mendatang, berdasarkan pengumuman singkat Rockstar via Twitter. Harganya belum tercantum pada halaman Steam-nya, tapi kemungkinan besar konsumen tetap harus membayar penuh. Satu hal yang perlu dicatat, RDR2 versi PC memanfaatkan Rockstar Games Launcher meski Anda membelinya dari Epic Games Store maupun Humble Store, dan kemungkinan besar kasusnya akan sama persis di Steam.

Memang terkesan cukup ribet, tapi tren inilah yang harus diterima para gamer PC dengan hati besar. Rockstar bukan developer pertama yang mewajibkan pemain meng-install launcher-nya meski mereka membeli game-nya melalui Steam. Developer lain seperti Ubisoft atau Bethesda pun juga berperilaku sama.

Namun seandainya ada yang bertanya mengapa harus menunggu RDR2 muncul di Steam, saya mungkin akan menjawab karena kebijakan penyesuaian harga per region yang sudah diterapkan Steam sejak lama. Lebih lanjut, platform lain yang masih seumur jagung macam Epic Games Store juga terkendala soal metode pembayaran yang masih minim opsi.

Hal lain yang perlu disorot adalah, peluncuran RDR2 di Steam tidak akan menutupi fakta bahwa game ini masih dinodai sejumlah problem, terutama dari segi performa. Terlepas dari itu, gamer PC sudah menanti kehadirannya selama setahun lebih, dan saya yakin lambat laun kita bakal memakluminya selagi Rockstar terus membenahinya.

Sumber: Polygon.

Ubisoft Luncurkan Rabbids Coding, Game Gratis untuk Belajar Dasar-Dasar Pemrograman

Dewasa ini, ada banyak sekali cara untuk belajar ilmu pemrograman alias coding. Salah satunya adalah melalui video game, seperti yang ditawarkan oleh game terbaru bikinan Ubisoft yang berjudul Rabbids Coding.

Rabbids, bagi yang tidak tahu, merupakan karakter kelinci berwajah konyol yang pertama kali diperkenalkan sebagai antagonis lewat salah satu seri Rayman 12 tahun silam. Di game ini, koloni mamalia menyebalkan itu kembali berulah, kali ini menyerbu International Space Station dan mengacak-acak isinya.

Tugas para pemain adalah mengusir koloni Rabbids tersebut, entah dengan cara mengirimkan instruksi melalui perangkat pengendali pikiran, atau dengan memancing mereka menggunakan sosis. Kurang lebih demikian narasi yang dihadirkan oleh game ini.

Total ada 32 level yang harus diselesaikan, masing-masing dengan menyusun modul coding yang tepat dan sesimpel mungkin. Game ini mengandalkan interface building block yang mudah sekali dipahami. Selesai menyusun instruksi-instruksinya, anak-anak bisa mengujinya selagi mengamati apakah ada langkah yang salah.

Rabbids Coding

Ubisoft bilang bahwa Rabbids Coding dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dasar coding tanpa memerlukan instruksi maupun supervisi dari guru secara konstan. Anak-anak dibebaskan belajar sesuai kapabilitasnya masing-masing. Selama mereka sudah bisa membaca, mereka sudah cukup umur untuk memainkan game ini.

Ubisoft berharap game ini bisa dipakai sebagai salah satu bahan belajar di lingkungan sekolah. Sebagai perusahaan besar yang mempekerjakan kaum developer, Ubisoft punya komitmen untuk membantu menyiapkan generasi mendatang dari game developer, dan itulah yang akhirnya mendorong mereka untuk menciptakan game semacam Rabbids Coding ini.

Kabar terbaiknya, Rabbids Coding saat ini sudah bisa diunduh di PC secara cuma-cuma melalui Uplay. Anda akan diminta masuk menggunakan akun Uplay, jadi bagi yang belum punya, Anda bisa mendaftar terlebih dulu.

Sumber: Ubisoft.

8 Game PC Terbaik di Tahun 2017

Di 2017, perusahaan gaming semakin sadar akan signifikansi dari PC. Sejumlah permainan memang hadir terlambat, tapi sebagai kompensasinya, publisher dan developer menyodorkan gamer PC edisi terlengkap dengan upgrade signifikan pada aspek grafis. Di tahun ini, PC dimeriahkan oleh judul-judul multi-platform serta turut menikmati beberapa game eksklusif fenomenal.

Meneruskan seri artikel ‘best of 2017’ (terdiri dari daftar game single-player, multiplayer dan open-world terbaik di tahun ini, plus list permainan paling mengecewakan), kali ini DailySocial telah memilih delapan game PC Windows paling mengagumkan yang dilepas dalam waktu 12 bulan ke belakang. Apakah judul favorit Anda masuk di daftar ini? Ayo silakan disimak.

 

8. Lone Echo

Daftar ini kita mulai dengan game yang menakjubkan, namun tak dimainkan banyak orang karena ia membutuhkan Oculus Rift. Lone Echo (dan mode multiplayer Echo Arena) merupakan pencapaian penting ranah VR gaming, menghidangkan pemain petualangan seru di lingkungan nol gravitasi, berbekal gerakan tangan untuk bergerak serta berinteraksi.

 

7. SteamWorld Dig 2

SteamWorld Dig 2 menghadirkan dan meningkatkan segala aspek yang membuat permainan pertamanya begitu istimewa. Gameplay berformula Metroidvania plus Digger-nya (permainan lawas tahun 1983) sangat adiktif, kemudian tim Image & Form mengombinasikan aspek tersebut dengan grafis dua dimensi dan karakter menawan, serta dunia permainan yang lebih besar dan dinamis.

 

6. Okami HD

Secara keseluruhan, remake dari remake game legendaris yang dirilis hampir 12 tahun silam ini betul-betul menyenangkan dari saat Anda memulai petualangan hingga ketika Amaterasu berhasil merebut Ark of Yamato dan berlayar kembali ke Celestial Plain. Jika dahulu Anda tak sempat menikmatinya, maka versi anyar yang dibekali upgrade grafis ini wajib dimainkan.

 

5. Forza Motorsport 7

Banyak gamer PC mengeluhkan absennya dukungan Steam, namun konten yang dihidangkan Turn 10 Studios di Forza Motorsport 7 membuatnya menjadi salah satu game simulasi balap paling lengkap saat ini. Berbeda dari Project CARS 2, Forza Motorsport 7 dapat mudah diakses oleh gamer pemula, serta sanggup memuaskan para pecandu otomotif.

 

4. Wolfeinstein II: The New Colossus

Di tengah krisis minimnya game single-player berkualitas, Wolfenstein II mendarat di 2017 dengan segala kehebohan dan kebrutalannya. Kreasi MachineGames ini memanjakan pemain lewat aksi dan narasi super-seru, serta karakter-karakter realistis. Selain terpilih sebagai game shooter terbaik di 2017, jangan heran jika Wolfenstein II menjadi sumber inspirasi pengembangan game di masa depan.

 

3. Total War: Warhammer II

Krisis minimnya permainan single-player sebetulnya juga sebetulnya menjangkiti genre strategi. Untungnya, Total War: Warhammer II mendarat di tahun ini jika Anda mendamba game strategi bermutu. Ia kembali menyuguhkan gameplay khas seri Total War yang mencampur elemen turn-based dan real-time tactics. Di sana, Creative Assembly meng-upgrade seluruh aspek gameplay serta elemen grafisnya.

 

2. XCOM 2: War of the Chosen

War of the Chosen ialah expansion pack yang merombak sekaligus memperkaya stuktur mode campaign XCOM 2 melalui penambahan jenis musuh baru, karakter hero, fitur modifikasi, hingga penyempurnaan pada karakteristik tokoh-tokohnya. Kendalanya hanya satu: War of the Chosen mendongkrak tingkat kesulitan permainan yang pada dasarnya sudah sangat menantang.

 

1. Divinity: Original Sin II

Bukan hanya jadi permainan role-playing terbaik di 2017, Divinity: Original Sin 2 merupakan salah satu RPG terpenting di sepanjang sejarah gaming – duduk bersebelahan dengan Baldur’s Gate II, Planescape: Torment dan The Witcher 3. Kebebasan yang disajikannya sungguh luar biasa. Anda bisa bermain jadi siapa pun dan menyelesaikan quest dengan acara apapun.

Game-game di list honorable mention ini juga jangan sampai Anda lewatkan:

 

Destiny 2

 

Assassin’s Creed Origins

 

Resident Evil 7 Biohazard

 

Cuphead

 

Everspace

 

Night in the Woods

10 Game PC Adiktif Dengan Konten Melimpah yang Siap Mengisi Waktu Luang Anda

Gaming bukanlah hobi yang murah. Sebelum bisa menikmatinya, Anda harus menyiapkan hardware. Selanjutnya, kita disuguhkan ribuan pilihan permainan. Bahkan seandainya satu judul mendapatkan tanggapan positif dari gamer dan media, belum tentu ia sesuai dengan minat Anda. Lalu bagaimana jika permainan mahal itu ternyata menyimpan konten yang mengecewakan?

Hal tersebut memberikan tim DailySocial ide untuk mencari dan merangkum game-game Windows PC dengan konten paling melimpah yang dapat Anda beli seharga maksimal Rp 800 ribu. Kami berusaha memastikan genre-nya bervariasi, gameplay-nya berkualitas, tidak menyebabkan pemain cepat merasa bosan, serta selalu memanggil mereka untuk menikmatinya. Silakan disimak.

The Witcher 3: Wild Hunt

(2015)

Kelemahan terbesar permainan-permainan open world umumnya terletak pada aspek penyampaian cerita. The Witcher 3 adalah sebuah pengecualian. Luasnya dunia game tidak menghentikan CD Projekt Red menghidangkan narasi dan karakter-karakter tak terlupakan sekelas kreasi-kreasi klasik BioWare. Terlebih lagi, semua DLC-nya disajikan gratis, lalu mutu konten dua expansion pack – yakni Hearts of Stone serta Blood & Wine – sebetulnya layak dijadikan sekuel terpisah.

Fallout 4

(2015)

Seperti permainan kreasi Bethesda Game Studios lain, kita mungkin membutuhkan ratusan jam untuk menguak seluruh rahasia yang bersemayam di Fallout 4. Di sana, developer mencoba memperkokoh elemen sinematik dan penyajian karakter dengan memberikannya voice acting. Untuk pertama kalinya, permainan mempersilakan kita menciptakan serta mengelola pemukiman – kontennya semakin banyak berkat DLC. Dan seandainya budget terbatas, tersedia ribuan mod yang bisa Anda peroleh gratis.

Cities: Skylines

(2015)

Cities: Skylines adalah jawaban saat Maxis dan EA gagal menciptakan permainan simulasi city-building yang memuaskan. Game ini memperoleh banyak pujian sewaktu dirilis di tahun 2014, terutama karena ia mempersilakan kita bermain sesuka hati. Di satu sisi, gameplay-nya sangat komprehensif dan membutuhkan perencanaan. Namun di sisi lain, kita dapat menikmatinya sebagai permainan sandbox, cukup dengan mengaktifkan god mode. Kontennya sendiri terus bertambah karena Skylines mendukung penuh kegiatan modding.

Stardew Valley

(2016)

Stardew Valley mengisi ketidakhadiran franchise Harvest Moon di PC. Meski pada dasarnya digarap oleh satu orang – yaitu developer bernama Eric ‘Concerned Ape’ Barone – permainan role-playing sekaligus simulasi bercocok tanam ini tidak kalah canggih dari IP kreasi Natsume tersebut. Banyak hal bisa Anda lakukan di sana: bertani, beternak, crafting, mendesain lahan pertanian, hingga bertualang. Begitu apiknya game ini, Stardew Valley mendapatkan pujian dari pencipta Harvest Moon, Yasuhiro Wada.

The Elder Scrolls V: Skyrim – Special Edition

(2016)

Jika Anda melewatkan perilisan perdananya di tahun 2011, maka Special Edition ialah cara tepat buat mengawali petualangan Anda di Skyrim. Special Edition merupakan versi remaster yang dibundel bersama seluruh koleksi DLC, menyuguhkan upgrade grafis besar-besaran sehingga visualnya tidak kalah cantik dengan permainan-permainan current-gen blockbuster lain. Ketika sudah bosan pada konten standar, tersedia banyak mod untuk dinikmati secara gratis.

Overwatch

(2016)

Konten game shooter umumnya memang tidak sebanyak permainan role-playing, namun Overwatch merupakan satu dari sedikit judul yang bisa dinikmati tanpa perlu ‘masuk’ ke game. Cerita latar belakang disuguhkan secara ‘terpisah’ melalui film animasi pendek serta komik web. Dan sampai saat ini, Blizzard terlihat tak ada lelahnya untuk memperkaya ekosistem game sembari mengadakan event-event seru. Tak heran jika Overwatch sukses menggaet gamer dari kalangan hardcore maupun casual.

Grand Theft Auto V

(2015)

Kebebasan melakukan apapun dan jalan cerita ialah dua aspek terkuat GTA 5. Namun bahkan seandainya permainan mulai terasa membosankan karena elah ditamatkan berkali-kali, porsi multiplayer-nya siap menghidangkan pengalaman yang betul-betul berbeda. GTA Online akan segera menunjukkan pada Anda ‘liarnya’ kelakuan para pemain dan betapa keliru jika Anda memberikan kepercayaan penuh pada mereka. Dua tahun lebih setelah tersedia di PC, Rockstar Games terus memberikan add-on baru.

Sid Meier’s Civilization VI

(2016)

Mantra ‘satu turn lagi’ kembali hadir dalam versi terlengkap dan terbaru di seri strategi turn-based 4X paling adiktif di dunia. Dibanding pendahulunya, Civilization VI terasa seperti paket lengkap, menantang Anda layaknya seorang pemimpin peradaban: memikirkan strategi militer, mengelola perluasan agama dan kebudayaan, mengatur pemerintahan, serta menjalin hubungan dengan lawan main. Kemenangan bisa diperoleh lewat banyak cara, misalnya menaklukkan dunia atau sukses mengkolonisasi planet Mars.

Titanfall 2

(2016)

Sulit untuk tidak merekomendasikan Titanfall 2 jika Anda ialah seorang penggemar shooter. Hingga saat ini, belum ada permainan yang bisa menghidangkan aksi baku tembak seru bertempo cepat sepertinya. Salah satu keunggulan teknis Titanfall 2 dibanding game FPS lain adalah seimbangnya penyajian pertempuran antara pilot melawan robot raksasa. Dan seperti Blizzard dengan Overwatch mereka, Respawn Entertainment terus setia membubuhkan update pasca-rilis buat Titanfall 2.

Metal Gear Solid V: The Phantom Pain

(2015)

Meski sebetulnya tidak benar-benar diperlukan, formula ‘open-world‘ di The Phantom Pain memberikan pemain kebebasan dalam menyusup ke markas musuh, membungkam lawan, serta menyelesaikan misi. Canggihnya mekanisme stealth di sana bahkan belum bisa disamai oleh judul-judul baru, termasuk Ghost Recon: Wildlands. The Phantom Pain merupakan permainan yang sangat disarankan bagi pecinta stealth, walaupun mereka belum pernah menikmati satupun game di seri Metal Gear.

Alternatif lainnya meliputi:

Dragon Age: Inquisition

(2014)

Pillars of Eternity

(2015)

Planet Coaster

(2016)

Galactic Civilization III

(2015)