Embracer Group Akuisisi Pengembang Seri Game Borderlands, Gearbox Entertainment

Gearbox Entertainment, developer sekaligus publisher yang dikenal lewat seri game Borderlands, punya pemilik baru. Mereka adalah Embracer Group, holding company asal Swedia yang dulunya dikenal dengan nama THQ Nordic AB. Lewat sebuah siaran pers, Embracer mengumumkan akuisisinya terhadap Gearbox senilai $363 juta.

Mahar yang dibicarakan kedengarannya memang sedikit untuk ukuran perusahaan dengan pengalaman sepanjang Gearbox, akan tetapi ini baru jumlah yang dibayarkan di hari pertama. Dalam enam tahun ke depan, Gearbox punya peluang untuk menerima dana tambahan dari Embracer dengan nilai maksimum $1,015 juta seandainya mereka memenuhi target yang disepakati.

Pasca merger, Gearbox bakal menjadi grup operasional milik Embracer yang ketujuh di samping THQ Nordic, Saber Interactive, Koch Media, DECA Games, Amplifier Game Invest, dan Coffee Stain Holding. Perlu dicatat, Gearbox Entertainment sendiri merupakan holding company yang didirikan di tahun 2019 sebagai induk perusahaan dari Gearbox Software dan Gearbox Publishing.

Gearbox didirikan di tahun 1999 sebagai Gearbox Software. Mereka memulai kiprahnya sebagai pengembang expansion untuk game Half-Life besutan Valve, spesifiknya Half-Life: Opposing Force di tahun 1999 dan Half-Life: Blue Shift di tahun 2001. Barulah di tahun 2005, mereka mulai menggarap IP-nya sendiri, yaitu Brothers in Arms.

Godfall, game terbaru yang dipublikasikan oleh Gearbox / Epic Games Store
Godfall, game terbaru yang dipublikasikan oleh Gearbox / Epic Games Store

Namun tidak bisa dipungkiri, karya termasyhur Gearbox adalah seri Borderlands, yang game pertamanya dirilis di tahun 2009. Borderlands 2 yang dirilis di tahun 2012 malah lebih fenomenal lagi. Hingga tahun 2019 kemarin, game tersebut masih dimainkan oleh lebih dari 1 juta orang setiap bulannya, dan sudah terjual sebanyak 22 juta kopi per Agustus 2019.

Sebulan setelahnya (September 2019), Borderlands 3 dirilis dan kembali mencatatkan rekor yang cukup fantastis: lebih dari 5 juta kopi terjual dalam lima hari pertamanya, dan itu semua secara eksklusif dari Epic Games Store saja. Kalau ditotal, franchise Borderlands secara keseluruhan sudah mendatangkan pemasukan lebih dari $1 miliar. Borderlands juga akan diadaptasikan ke film, yang sekarang sedang dikerjakan oleh sutradara Eli Roth.

Bergabungnya Gearbox otomatis akan semakin memperkaya amunisi Embracer Group. Secara keseluruhan ada 58 studio game yang berada di bawah naungan Embracer Group – Wikipedia punya catatan lengkap semua perusahaan game yang diakuisisi oleh mereka sejak tahun 2011. Mei 2020 lalu, laporan tahunan Embracer Group menyebutkan bahwa ada 118 game yang sedang dikembangkan oleh anak-anak perusahaannya, salah satunya Biomutant.

Untuk seri Borderlands sendiri, status 2K Games sebagai publisher game tersebut rupanya tidak terpengaruh oleh merger ini. Dengan kata lain, seandainya ada Borderlands 4, yang berperan sebagai publisher tetaplah 2K Games (dan Take-Two selaku induknya).

Sumber: PC Gamer dan Embracer Group.

Borderlands 3 Segera Tersedia di Steam

Enam bulan setelah menjadi dagangan eksklusif Epic Games Store, Borderlands 3 akhirnya bakal hadir di Steam tepat tanggal 13 Maret 2020 nanti. Belum diketahui harganya berapa, tapi saya cukup yakin versi Steam-nya lebih terjangkau sehabis penyesuaian – meski sekarang Borderlands 3 juga sedang didiskon besar-besaran di EGS.

Terlepas dari itu, ini merupakan penantian yang cukup panjang bagi para penggemar seri Borderlands yang selama ini menunda memainkan game keempatnya ini (saya salah satunya). Meski demikian, setidaknya saya tidak harus menikmatinya dengan performa yang payah seperti yang dialami rekan saya, Yabes, di awal-awal peluncurannya.

Borderlands 3

Seperti di EGS, Borderlands 3 nantinya bakal dijajakan dalam beberapa edisi di Steam. Edisi termahalnya, Super Deluxe Edition, mencakup sederet konten ekstra, termasuk halnya 4 DLC yang berisikan konten campaign. DLC pertamanya, Moxxi’s Heist of the Handsome Jackpot, sudah dirilis Desember lalu, sedangkan DLC keduanya akan diluncurkan pada 26 Maret mendatang.

DLC keduanya ini berjudul Guns, Love, and Tentacles: The Marriage of Wainwright & Hammerlock. Lagi-lagi ada satu karakter lawas yang kembali dihadirkan, yakni Gaige si Mechromancer, meski bukan lagi sebagai karakter yang playable. DLC ini juga bakal mengajak pemain ke planet baru yang bernama Xylourgos.

Gearbox juga memberikan teaser mengenai DLC ketiganya yang bertemakan “outlaws and dinosaurs“, namun jadwal rilisnya belum diketahui. Untuk DLC keempat dan terakhirnya nanti, Gearbox bilang keputusan mereka belum final, namun salah satu yang mereka pertimbangkan adalah cerita seputar ‘isi kepala’ seorang karakter Psycho favorit.

Semoga saja yang mereka maksud adalah Krieg, salah satu Vault Hunter yang bisa dimainkan di Borderlands 2 (dan salah satu karakter favorit saya selama memainkannya). Apapun jadinya DLC ketiga dan keempat ini, saya rasa Super Deluxe Edition adalah pilihan yang tepat untuk dibeli nanti.

Terkait mode multiplayer, pemain yang sudah terlanjur membelinya di EGS tetap dapat berjumpa dan bermain bersama mereka yang akan membelinya dari Steam. Ke depannya, Gearbox berniat menambahkan sejumlah fitur antar platform, termasuk salah satunya kemudahan bagi para pemain untuk saling bertukar senjata.

Sumber: Polygon dan Gearbox.

Kalah Saing dengan Overwatch, Battleborn Resmi Diberhentikan pada Januari 2021

Beberapa minggu sebelum Overwatch dirilis, perpaduan gameplay MOBA dan shooter sebenarnya sudah lebih dulu diterapkan oleh game berjudul Battleborn. Kedua game itu memang menawarkan premis yang mirip – first-person shooter dengan karakter yang dibekali beragam skill unik ala game MOBA – akan tetapi yang terbukti sukses rupanya cuma Overwatch.

Sungguh malang nasib Battleborn. Hanya berselang setahun setelah diluncurkan di bulan Mei 2016, game bikinan Gearbox Software tersebut harus ‘turun kasta’ menjadi game free-to-play demi menarik minat lebih banyak pemain. Kini Battleborn malah hanya tinggal menunggu waktu; 2K Games selaku publisher-nya baru saja mengumumkan rencana untuk menutup server Battleborn pada Januari 2021.

Dampak langsung dari pengumuman tersebut adalah hilangnya Battleborn dari berbagai platform distribusi online. Selanjutnya, mulai 24 Februari 2020, para pemain Battleborn tak lagi bisa membeli mata uang virtual yang digunakan di dalam game. Lalu saat masa pensiunnya tiba di tahun 2021, Battleborn benar-benar tidak akan bisa dimainkan lagi oleh siapapun.

Battleborn

Saya pribadi merupakan pemain Battleborn sekaligus Overwatch. Sebagai penggemar berat seri Borderlands, yang notabene merupakan franchise shooter terlaris Gearbox, saya dengan mudahnya terpikat oleh Battleborn, apalagi saya juga sudah menghabiskan ribuan jam bermain DotA dan Dota 2.

Namun yang membuat Battleborn gagal menurut saya justru adalah elemen MOBA-nya yang terlalu kental. Di Battleborn, hero yang Anda mainkan akan bertempur bersama pasukan-pasukan kroco yang kerap disebut dengan istilah minion atau creep di kalangan pemain MOBA. Overwatch tidak demikian, yang saling membunuh hanyalah para hero-nya saja.

Kehadiran minion menjadikan Battleborn lebih menyerupai MOBA dibanding Overwatch. Namun di sisi lain hal itu juga berpengaruh langsung terhadap tempo dan durasi permainannya; satu match di Battleborn berlangsung jauh lebih lama daripada di Overwatch, dan ini menurut saya kurang cocok untuk mayoritas konsumen, terutama mereka yang mengekspektasikan tempo permainan cepat ala game shooter pada umumnya.

Dibandingkan Battleborn, gameplay Overwatch terkesan lebih simpel sekaligus lebih mudah dipahami / Blizzard
Dibandingkan Battleborn, gameplay Overwatch terkesan lebih simpel sekaligus lebih mudah dipahami / Blizzard

Lebih lanjut, elemen MOBA yang kental pada Battleborn juga menjadikan learning curve-nya cukup tinggi. Para pemain baru pasti akan merasa lebih kesulitan menguasai mekanik-mekanik di Battleborn ketimbang Overwatch. Sekali lagi, gameplay yang ditawarkan Battleborn sebenarnya sangat menarik, tapi menarik hanya untuk sebagian kecil konsumen saja.

Sangat disayangkan memang melihat game potensial seperti ini harus dilupakan begitu saja. Sejauh ingatan saya, durasi total saya memainkan Battleborn hanya berkisar puluhan jam, sedangkan di Overwatch saya sudah online selama ratusan jam. Durasi tiap match di Overwatch yang tergolong singkat membuat saya masih bisa sesekali memainkannya meski saya harus menjaga dua orang anak sekaligus.

Seandainya Overwatch tidak eksis, nasib Battleborn mungkin akan lebih beruntung daripada sekarang. Namun kenyataannya tidak demikian. Kedua game ini dirilis hampir bersamaan, dan yang bisa bertahan rupanya adalah yang lebih ramah terhadap pemain baru, bukan yang kelewat kompleks yang hanya memikat kalangan kecil saja.

Via: Gamasutra.

Kabar Gembira, Tak Butuh PC Super Untuk Menikmati Borderlands 3

Para gamer di PC memang boleh berbangga karena perangkat favoritnya mampu menjalankan game lebih baik dibanding console, tapi jujur, selalu ada kekhawatiran saat sebuah judul baru akan meluncur. Mayoritas gamer segera berpikir, apakah permainan itu bisa berjalan lancar di komputer mereka? Namun ada kabar baik khusus bagi Anda yang tengah menanti kelanjutan dari seri Borderlands.

Borderland 3 dijadwalkan untuk dirilis dalam dua minggu lagi, dan developer  mengajak kita buat bersiap-siap menyambutnya. Lewat situs resmi, Gearbox dan 2K Games mengumumkan daftar hardware PC yang dibutuhkan demi menjalankan permainan. Kita tahu bagaimana sejumlah di tahun 2019 selalu mencoba menetapkan standar kualitas grafis baru – misalnya Control, Metro Exodus, dan Shadow of the Tomb Raider. Tak mengherankan jika Borderlands 3 mencoba menyuguhkan hal serupa.

Namun mengejutkannya, kita ternyata bisa menikmati Borderlands 3 tanpa perlu mengganti PC atau bahkan melakukan upgrade besar-besaran. Berdasarkan informasi dari Gearbox, PC mainstream berusia dua tahun masih dapat menjalankan game dengan optimal – bahkan sistem yang lebih lawas kemungkinan besar tetap mampu menangani Borderlands 3 di resolusi full-HD. Tapi satu aspek perlu diperhatikan: sediakan ruang penyimpanan yang sangat lapang.

Ini dia daftar ‘minimal’ agar Borderlands 3 di-install di PC:

  • Sistem operasi Windows 7/8/10
  • Prosesor AMD FX-8350 atau Intel i5-3570
  • Memori 6GB RAM
  • Kartu grafis AMD Radeon HD 7970 atau Nvidia GeForce GTX 680 2GB
  • Penyimpanan 75-gigabyte

Dan ini dia daftar rekomendasinya:

  • Sistem operasi Windows 7/8/10
  • Prosesor AMD Ryzen 5 2600 atau Intel i7-4770
  • Memori 16GB RAM
  • Kartu grafis AMD Radeon RX 590 atau Nvidia GeForce GTX 1060 6GB
  • Penyimpanan 75-gigabyte

Seperti yang bisa di lihat, Borderlands 3 tidak membebani kita dengan fitur-fitur grafis yang terlalu canggih (ray tracing misalnya). Gearbox menekankan bahwa permainan akan tetap terlihat mengesankan terlepas dari apapun platform pilihan Anda, dan dimeriahkan oleh bermacam-macam efek visual. Melihat dari cara developer menyampaikan informasi ini, game tampaknya cenderung dioptimalkan untuk komponen-komponen AMD.

Borderlands 3 2.

Tentu saja gamer PC dipersilakan untuk mengutak-atik beragam elemen visual, dari mulai aspek-aspek simpel seperti mempertajam resolusi objek, mengatur field of view, menentukan batasan frame rate, menyala-matikan V-Sync; hingga memilih metode anti-aliasing, menampilkan FPS, hingga mengaktifkan fitur FidelityFX Sharpening. Daftar lengkapnya bisa Anda lihat di situs Borderlands.com.

Memperkenalkan empat karakter baru – Amara, FL4K, Moze dan Zane – Borderlands 3 rencananya akan meluncur pada tanggal 13 September 2019 di PC via Epic Store, Xbox One dan PlayStation 4. Oh, Anda yang tidak mau pusing soal hardware PC atau membeli console bisa memainkan Borderlands 3 via layanan gaming on demand Google Stadia (tersedia pada bulan November 2019).

Bergembiralah Kawan, Borderlands 3 Resmi Diumumkan

Dalam menggarap tulisan, kami di DailySocial (dan Hybrid) selalu memprioritaskan kualitas dalam berbagi informasi pada para pecinta teknologi terlepas dari usia maupun minat Anda. Tanpa mengorbankan mutu, kali ini saya membuat satu perkecualian. Saya mendedikasikan artikel ini bagi Glenn, Yabes, dan seluruh penggemar Borderlands yang sudah menghabiskan ratusan (ribuan?) jam menikmati game-game di seri ini.

Setelah rumor, penantian panjang, masa-masa hening mencekam, serta hadirnya teaser beberapa hari lalu, Gearbox Software akhirnya resmi mengumumkan Borderlands 3 melalui penayangan trailer perdana di PAX East 2019. Video ini menunjukkan segala hal yang bisa Anda lakukan di permainan serta karakter-karakter yang akan ditemui dan gambaran mengenai para protagonisnya. Meneruskan tradisi pendahulunya, trailer turut diiringi alunan musik. Gearbox memilih lagu Can’t Hold Me Down dari GRiZ.

Untuk sekarang, segala detail mengenai Borderlands 3 hanya ada di trailer itu. Bahkan jika Anda mengunjungi situs resminya, hanya ada sebuah kalimat deskripsi game: ‘mayhem is coming‘. Satu hal yang dapat dipastikan ialah, Borderlands 3 kembali mengusung arahan visual cel-shaded ala komik. Namun jangan kecewa, karena ada banyak informasi yang bisa kita ekstrak dari video berdurasi 3 menit 40 detik tersebut.

Borderlands 3 tampaknya akan menjadi satu ajang reuni besar. Mereka yang mengikuti seri ini dari awal akan segera menjumpai wajah-wajah familier: Lilith, Maya, Brick, Mordecai, Zer0, Ellie, Sir Hammerlock, Rhys dari spin-off Tales from the Borderlands, lalu kita bisa melihat bagaimana Tiny Tina tak lagi kecil. Tentu saja robot narsis cerewet Claptrap juga akan kembali hadir, meski kemungkinan besar kita tidak dapat bermain sebagai dirinya seperti di Borderlands: The Pre-Sequel.

Berdasarkan rumor sebelumnya, Borderlands 3 akan memperkenalkan empat pahlawan baru, yaitu Moze (prajurit), Amara (siren), Zane (assassin) dan Flak (hunter). Jika laporan ini akurat, maka formasi tokoh protagonisnya tak terlalu berbeda dari game terdahulu. Saya pribadi berharap agar gamer juga diberikan pilihan buat bermain sebagai karakter-karakter lawas.

Borderlands 3 1.

Ada dugaan kuat Borderlands 3 kembali mengambil latar belakang planet Pandora. Bedanya, permainan akan menyajikan lokasi lebih bervariasi. Pandora memang didominasi oleh padang pasir dan pemukiman kumuh, tetapi trailer juga menunjukkan tempat-tempat dengan pohon raksasa serta kota megah futuristis berisi gedung-gedung pencakar langit. Pertanyaannya adalah, apakah kota metropolis tersebut berada di Pandora atau bagian dari planet lain?

Segala detail mengenai Borderlands 3 rencananya akan diungkap pada tanggal 3 April 2019, termasuk waktu rilis dan platform tempat permainan tersedia. Tebakan saya, game dijadwalkan untuk meluncur di tahun ini juga karena tidak ada alasan kuat bagi Gearbox dan 2K Games buat menundanya lagi.

Tambahan: PC Gamer.

Besar Kemungkinan, Gearbox Sedang Sibuk Mengembangkan Borderlands 3

Sebagai sekuel dari permainan pertama yang dirilis di tahun 2009, Borderlands 2 memperoleh pujian dari para gamer dan sukses secara komersial (terjual lebih dari 13 juta kopi), mendorong Gearbox untuk mem-porting permainan shooter open-world itu dan segala DLC-nya ke console current-gen. Kini, para penggemarnya menanti dengan gemas permainan selanjutnya di seri tersebut.

Namun terdengar kabar menarik minggu lalu, tepatnya saat panel Inside Gearbox Software dilangsungkan di acara PAX West. Di sana, CEO Randy Pitchford mengungkapkan bahwa 90 persen staf studio ini sedang menggarap sebuah proyek baru yang ‘sangat ditunggu oleh fans’. Dan melihat daftar franchise milik Gearbox, Borderlands tentu saja berada di urutan kepopularitasan tertinggi, di atas Brothers in Arms dan Battleborn.

Menurut Pitchford, para penonton datang ke acara tersebut karena mereka berharap ada pengumuman atau informasi lebih lanjut mengenai Borderlands 3. Tanpa mengonfirmasi permainan yang sedang dikembangkan timnya, katanya proyek itu dikerjakan oleh 300 developer di markas Gearbox Software di Texas, dibantu oleh 70 staf studio baru di Kanada. Selain itu, terdapat pula dukungan eksternal berjumlah 50 sampai 100 orang.

Petunjuk lain mengenai game anyar Gearbox sempat tersingkap di bulan April tahun lalu (waktu itu dalam PAX East). Scott Kester diketahui telah terpilih lagi menjadi art director setelah sebelumnya menangani Battleborn, kemudian Mikey Neumann juga ditugaskan kembali sebagai penulis di permainan baru itu.

Meski informasi tersebut cukup spesifik, sang CEO tetap mengingatkan bahwa yang ia sampaikan ini bukanlah pemberitahuan resmi mengenai eksistensi dari Borderlands 3. Pitchford menjelaskan, “Sebuah produk pada dasarnya tidak ada hingga nanti saat ia diumumkan secara resmi.”

Jika game Borderlands selanjutnya memang sedang digodok, belum diketahui apakah Gearbox Software akan sekedar menambahkan angka tiga di belakang judulnya, atau malah memberinya nama baru. Setelah Borderlands 2 dilepas, setidaknya ada dua game bertajuk Borderlands turut dirilis: Tales from the Borderlands kreasi Telltale Games (di bawah lisensi Gearbox) serta Borderlands: The Pre-Sequel yang mengisi celah cerita antara Borderlands pertama dan kedua.

Randy Pitchford mengingatkan bahwa kini Gearbox turut beroperasi sebagai publisher. Sejauh ini, permainan Borderlands selalu dipublikasi oleh 2K Games (Kecuali Tales from the Borderlands), tapi sepertinya franchise ini dimiliki penuh oleh Gearbox Software – yang merupakan perusahaan video game privat.

Sumber: DualShockers dan PCGamesN.

Homeworld Remastered Akan Membawa Gamer Kembali Jelajahi Angkasa Luar

Bagi mereka yang pernah memainkannya, Homeworld membekas di hati melalui cara yang sangat unik. Game ini mengambil referensi dari kisah religi serta sejarah Timur Tengah, tapi disajikan dengan tema futuristik berlatar belakang petualangan ruang angkasa. Betapa sedihnya fans ketika publisher THQ dinyatakan bangkrut, dan franchise terkatung-katung tak karuan. Continue reading Homeworld Remastered Akan Membawa Gamer Kembali Jelajahi Angkasa Luar