Menengok Nasib Platform “Bike Sharing” di Tengah Tren Demam Bersepeda

Pandemi mengungkap sejumlah kebiasaan baru manusia. Tren bersepeda merupakan satu di antaranya. Bersepeda memang bukan kegiatan baru, namun tren bersepeda di masa pandemi ini tak bisa dipandang sebelah mata.

Ketika pandemi melumpuhkan banyak sekali aktivitas di luar ruang, bersepeda justru menjadi pilihan banyak orang. Tren ini tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Keadaan ini jelas membawa pengaruh yang tak kecil ke bisnis sepeda, khususnya bike sharing.

Ketika kami menyebut tren bersepeda terjadi secara global, artinya minat aktivitas ini tak hanya terjadi di dua-tiga negara. Jalanan di Amerika Serikat, Filipina, Italia, India, Indonesia, dan negara lainnya kian dipenuhi oleh pesepeda.

Ada beberapa alasan minat bersepeda kini sangat tinggi. Pertama, sepeda sebagai alternatif moda transportasi. Bahaya penyebaran Covid-19 di tempat-tempat ramai seperti kereta dan bus mencuatkan kembali sepeda sebagai sarana transportasi yang murah dan aman bagi para pekerja. Kedua, tidak banyak pilihan berolahraga selama pandemi ini. Sepeda menjawab kedua kebutuhan tersebut.

Lalu apa arti tren bersepeda bagi startup yang fokus bisnisnya bike sharing? Yang jelas dampaknya besar, meski tak selalu positif.

Dampak beragam

Di Indonesia, startup di vertikal ini memang belum banyak. Meskipun demikian, lonjakan permintaan unit sepeda di sini tak main-main. Itu sebabnya apa yang terjadi saat ini tak lepas dari observasi Speeda dan Gowes, dua startup yang bergerak di segmen bike sharing.

Dikutip dari Kompas.com, permintaan sepeda disebut meningkat hingga 3-4 kali lipat selama pandemi berlangsung. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo menyebut kenaikan itu terjadi karena sepeda dilirik sebagai sarana transportasi dan rekreasi warga.

PT Surya Teknologi Perkasa yang membawahi layanan bike sharing Gowes menyebut situasi ini menguntungkan mereka. Presiden Direktur Iwan Suryaputra mengatakan antusiasme warga terhadap bersepeda berpengaruh positif atas penggunaan Gowes.

“Gowes hadir sebagai solusi alternatif transportasi jarak pendek, rekreasi, dan olahraga. Dengan adanya tren bersepeda yang berkembang saat ini, hal tersebut tentunya memicu peningkatan positif terhadap minat pengguna bike sharing,” ujar Iwan kepada DailySocial.

Nada berbeda disampaikan Speeda. Muhammad Reza dari tim Business Development Speeda menyampaikan, peningkatan kepemilikan sepeda saat ini bisa berarti kabar buruk bagi bisnis penyewaan sepeda seperti mereka. Reza menilai semakin banyak orang memiliki sepeda, maka semakin berkurang minat menggunakan bike sharing.

Jogjabike yang dihadirkan Speeda beroperasi di titik-titik wisata Yogyakarta. Semakin banyaknya penduduk lokal yang memiliki sepeda berimbas pada pendapatan dari penyewaan sepeda yang kini hanya bergantung pada pendatang luar kota. “Semakin banyak pemilik sepeda, semakin banyak pula orang yang datang ke lokasi dengan menggunakan sepeda mereka sendiri,” imbuh Reza.

Mengakali situasi

Gowes punya harapan lebih dari situasi demam bersepeda saat ini. Iwan mengatakan, pihaknya berniat terus menggenjot jumlah pengguna di dalam negeri. Kiat paling utama adalah dengan tetap beroperasi sembari menjalankan protokol kesehatan. Sayangnya, Iwan tak menjelaskan lebih detail protokol kesehatan yang dimaksud.

Tren bersepeda saat ini menjadi peluang emas bagi Gowes yang cukup agresif dalam melebarkan pasarnya hingga ke luar negeri. Covid-19 menunda banyak rencana mereka, termasuk ekspansi ke negara lain serta peluncuran inovasi baru.

“Total member kami yang sudah bergabung dengan aplikasi Gowes lebih dari 300.000 pengguna. Kami kemungkinan akan segera hadir di salah satu kota besar lainnya di Indonesia, namun sambil melihat perkembangan dengan adanya keadaan pandemi Covid-19 ini,” ujar Iwan.

Reza lebih realistis memandang situasi sekarang. Menurutnya, bisnis bike sharing di Indonesia memang bisa bertahan atau bahkan makin moncer jika diposisikan sebagai alat transportasi alternatif. Namun jika tetap dipaksakan sebagai kendaraan rekreasional, kondisi saat ini bagi bisnis bike sharing adalah momen yang terburuk.

Meskipun demikian, Speeda tidak berpangku tangan melihat pasar mereka remuk akibat tren bersepeda ini. Mereka mulai mempertimbangkan celah lain dalam bisnis penyewaan sepeda. Salah satu caranya adalah merangkul para pemilik sepeda untuk menyewakan sepedanya lewat platform sehingga mereka tak perlu lagi menyediakan sepeda sendiri.

“Meskipun jumlah pemilik sepeda meningkat, namun ada kemungkinan bahwa orang yang tidak memiliki sepeda masih lebih banyak. Oleh karena itu peluang penyewaan masih sangat besar,” cetus Reza.

Kendati demikian, bisnis bike sharing masih menghadapi persoalan besar. Jogjabike yang sudah punya 60.000 pengguna harus tetap mencari alternatif bisnis penyewaan untuk mengantisipasi pandemi yang berkepanjangan.

“Para pengusaha bike sharing harus memikirkan bagaimana menghasilkan revenue dengan apa yang mereka punya saat ini meskipun dengan angka penyewaan yang rendah,” pungkas Reza.

Application Information Will Show Up Here

Debut di Pasar Internasional, Layanan Bike Sharing “Gowes” Miliki 130 ribu pengguna

Layanan bike sharing Gowes segera mulai debutnya di pasar internasional tahun ini, dengan menyasar Miami (Amerika Serikat), Bogota dan Cartagena (Colombia) dengan nama layanan Poing, dan Swedia dengan nama Ozone.

Direktur Utama Gowes Iwan Surya Putra menerangkan ekspansi ini berada di bawah jaringan Gowes Alliance yang terbentuk pasca pengumuman kerja sama strategis dengan produsen e-scooter asal Tiongkok, Freego High Tech dan Shenzhen TeteZhiZao (TTec).

“Tahun 2019, untuk di dalam negeri Gowes berencana tetap konsentrasi di kota-kota yang sudah ada. Sedangkan di luar negeri, jaringan Gowes Alliance akan beroperasi di Miami, Bogota, Cartagena, dengan nama layanan (Poing) dan Swedia dengan nama layanan (Ozone),” terang Iwan kepada DailySocial.

Gowes Alliance memungkinkan teknologi Gowes digunakan operator lokal e-scooter sharing yang menggunakan unit dari Freego dan TTec. Para operator scooter dapat menggunakan merek Gowes atau merek sendiri, yang dibubuhi dengan nama “Powered by Gowes.”

Adapun di dalam negeri, layanan Gowes telah tersedia di Jakarta dan Tangerang dengan tujuh titik, di antaranya Bintaro Cluster Discovery, Monas, Gelora Bung Karno, UI, NavaPark BSD dan sebagainya. Kota lainnya, tersedia di Bali (Kuta, Legian, Seminyak, Garuda Wisnu Kencana), Semarang (Simpang Lima), dan Bandung (Telkom University).

Dari seluruh lokasi tersebut, sambungnya, Gowes telah menjaring 130.103 pengguna sejak tahun lalu sampai sekarang. Lokasi terbaru yang diumumkan Gowesa adalah di Jalan Thamrin, Jakarta.

Menurut Iwan, ini adalah hasil dukungan dari Pemprov DKI Jakarta atas usulan dari Institute for Transportation & Development Policy (ITDP). Sekarang masih dalam tahap uji coba di sekitar pintu MRT Bundaran Hotel Indonesia untuk tahap sosialisasinya.

Perusahaan masih menunggu keputusan dari Pemprov DKI Jakarta untuk rencana jangka panjang layanannya di lokasi tersebut. “Antusiasme masyarakat cukup besar dan kami berharap dapat segera beroperasi penuh dalam waktu dekat.”

Mengenai inovasi berikutnya, Iwan enggan membeberkan lebih lanjut. Namun, menurutnya sebagai startup teknologi, mengedepankan inovasi selalu jadi hal utama.

“Saat ini Gowes sedang melakukan beberapa pengembangan. Tunggu tanggal mainnya,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Gowes Jalin Kemitraan Strategis dengan Produsen E-scooter Asal Tiongkok

Platform bike and e-scooter sharing Gowes mengumumkan telah menjalin kerja sama strategis dengan dua perusahaan produsen elektronik scooter asal Tiongkok, Freego High-Tech Co Ltd (Freego) dan Shenzhen TeteZhiZao Co. Ltd (TTec). Dengan kerja sama ini Gowes akan menyediakan platform aplikasi Gowes e-scooter sharing perusahaan tersebut.

Kerja sama strategis ini juga akan menjadi jalan bagi Gowes untuk memasuki pasar global, mengingat Freego merupakan salah satu perusahaan high-tech yang aktif dalam pengembangan smart vechicles di Tiongkok. Sementara itu TTec merupakan produsen pembuat e-scooter yang aktif memasarkan produk scooter dengan berabgai pengembangan dan inovasi terkini.

“Kami sangat gembira atas terlaksananya kerja sama strategis dengan Freego dan TTec ini. Kolaborasi ini menjadi sebuah milestone besar bagi kami untuk menembus pasar global dan memperluas jaringan layanan kami. Langkah ini juga akan menjadi titik awal bagi kami untuk mendirikan pondasi yang kuat di tingkat global, di mana layanan IoT kami dapat menjadi platform infrastruktur untuk berbagi ribuan bisnis e-scooter sharing maupun bike sharing,” terang Direktur Utama PT Surya Teknologi Perksa (Gowes) Iwan Surya Putra.

Iwan melanjutkan, “Mimpi kami ke depannya para pengguna scooter sharing internasional cukup memiliki satu aplikasi Gowes dan dapat menggunakannya di berbagai kota di seluruh penjuru dunia.”

Lebih jauh dijelaskan bahwa kolaborasi yang dijalankan dalam kerja sama kali ini adalah co-branding platform yang memungkinkan aplikasi Gowes digunakan operator lokal untuk scooter sharing yang menggunakan unit dari Freego dan TTec. Nantinya para operator scooter dapat memilih opsi co-branding dengan menggunakan merek Gowes atau merek mereka sendiri dibubuhi “Powered by Gowes”.

Di Indonesia sendiri beberapa waktu lalu sempat muncul isu mengenai pelarangan penggunaan e-bike di jalan raya. Mengantisipasi hal tersebut pihak Gowes menjelaskan bahwa mereka akan akan patuh terhadap aturan yang berlaku. Termasuk mempromosikan untuk menggunakan helm untuk keamanan pengguna.

Sedangkan untuk bike dan e-bike mereka mengaku akan mencoba bekerja sama dengan pemerintah jika nantinya Gowes akan beroperasi di jalan raya, seperti yang sudah mereka lakukan di Kota Semarang dan Bali. Termasuk melakukan trial testing sebelum beroperasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dan akan melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk setiap armada dan kawasan operasional Gowes.

Application Information Will Show Up Here

Layanan “Bike Sharing” Gowes Resmi Hadir di Semarang

PT Surya Teknologi Perkasa (Gowes) saat ini telah resmi mengoperasikan layanannya di Semarang. Kehadiran mereka tersebut berkat jalinan kerja sama dengan Pemkot (Pemerintah Kota) Semarang. Gowes akan membawa e-bike dan e-scooter mereka untuk bisa dinikmati di beberapa titik di kota tersebut.

“Gowes bekerja sama dengan pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Semarang dalam menghadirkan layanan bike sharing. Kami berperan sebagai operator yang menyediakan layanan bike sharing berupa sepeda, e-bike dan e-scooter Gowes, sementara Pemkot menyediakan tempat-tempat parkir sepeda di kota Semarang,” ujar President Director PT Surya Teknologi Perkasa Iwan Suryaputra ketika dikonfirmasi DailySocial.

Iwan melanjutkan bahwa ratusan sepeda Gowes akan ditempatkan di berbagai wilayah kota Semarang, baik kawasan permukiman maupun kawasan wisata. Gowes juga akan bisa ditemui di titik pusat keramaian seperti kawasan Kota Lama, pusat oleh-oleh, Lawang Sewu, dan berbagai tempat wisata lainnya.

Kota Semarang saat ini menjadi kota pertama yang memberikan izin Gowes untuk diletakkan di mana saja. Peremajaan kawasan Kota Lama Semarang yang dilakukan oleh pemerintah akan membawa dampak positif. Kawasan tersebut diharapkan akan menjadi salah satu tempat yang nyaman untuk wisata bersepeda yang sekaligus menambah daya tarik wisata.

“Kota Semarang hanyalah awal untuk memperkenalkan layanan bike sharing Gowes di Jawa Tengah, saat ini kami sedang menyiapkan ekspansi Gowes di berbagai kota lainnya,” imbuh Iwan.

Ia melanjutkan, kriteria kota yang akan menjadi tujuan Gowes selanjutnya adalah kota-kota yang memiliki kawasan wisata, khususnya memiliki jalur sepeda dan tentunya dukungan dari pemerintah untuk berkolaborasi menyediakan layanan bike sharing.

Setelah hadir di Jakarta, Bali, dan Semarang; tahun 2019 ini Gowes akan berusaha untuk melebarkan jangkauan layanan mereka di berbagai wilayah di Indonesia. Gowes berharap layanan yang mereka tawarkan mampu menjadi alternatif untuk transportasi jarak pendek.

“Tentunya kami akan terus memperlebar jangkauan layanan kami di berbagai wilayah di Indonesia dan terus melakukan inovasi dan  evaluasi berkala terhadap layanan kami sehingga dapat terus meningkatkan kualitas kami untuk menjadi alternatif transportasi jarak pendek.”

“Contohnya saja, sejak pertama kali memperkenalkan layanan bike sharing tahun lalu, kini kami tidak hanya menghadirkan sepeda, namun juga menghadirkan Gowes Fleet, yaitu e-bike dan e-scooter. Bahkan, e-scooter kami kini sudah tersedia bagi masyarakat yang ingin membelinya melalui berbagai mitra kami,” jelas Iwan.

Application Information Will Show Up Here

Pengusung Aplikasi GOWES Kembangkan Peta Digital Lokal Sendiri

Ada hal unik dari layanan bike-sharing lokal GOWES yang gencar diluncurkan beberapa waktu terakhir. Tidak seperti aplikasi berbasis lokasi pada umumnya, GOWES menyematkan peta digital yang dikembangkan secara mandiri. PT Surya Teknologi Perkasa (STP) sebagai perusahaan pengusung mengembangkan peta digital bernama Jimatt Map.

Selain digunakan pada GOWES, Jimatt Map juga digunakan di aplikasi Sobat GPS yang saat ini sudah dapat diunduh di Play Store dan App Store. Perihal pengembangan peta digital ini, DailySocial mewawancara President Director STP Iwan Suryaputra.

“Betul, PT Surya Teknologi Perkasa mengembangkan sendiri pembuatan peta digital 2D dan 3D untuk Indonesia,” ujar Iwan.

Diceritakan bahwa sudah lama pendiri STP berkecimpung dalam pengembang peta digital. Bahkan turut dikatakan sebagian besar tim adalah pakar di bidang pemetaan. Gagasan pembuatan peta digital di STP lahir tiga tahun lalu, kendati awalnya –bahkan sampai saat ini—banyak yang menilai sebagai usaha yang sia-sia, lantaran sudah ada peta digital seperti Google Maps atau sejenisnya.

“Tapi sejak setahun terakhir Google sudah tidak lagi menyediakan API peta mereka secara gratis. Hal ini sejalan dengan prediksi pendiri STP, bahwa suatu hari penggunaan peta digital semakin komersial. Oleh itu STP ingin mengembangkan peta sendiri dan digunakan untuk mendukung berbagai jenis aplikasi maupun aktivitas masyarakat umum di Indonesia,” jelas Iwan.

Telah menyiapkan model bisnis khusus

Saat ini Jimatt Map masih terus dikembangkan. Disampaikan Iwan, peta digital tersebut telah mencakup 90% wilayah Jawa dan Bali, sekitar 40% untuk wilayah Indonesia bagian barat lainnya, dan 20% untuk wilayah Indonesia timur. Diperkirakan pada tahun 2023 mendatang pemetaan di seluruh Indonesia akan rampung. Dalam pengerjaannya, tim juga melakukan survei lapangan untuk mendeteksi sebagai objek dalam peta.

“Pembuatan peta digital dimulai dari lapangan, yaitu dengan survei jalan dan gedung. Dari hasil survei lapangan kemudian dibawa ke pengelolaan dan didatakan secara digital, sehingga data peta dapat dilihat secara visual dan diambil datanya sebagai Point of Interest. Pemetaan juga dilakukan secara detail, misal mendeteksi sebuah jalan itu jalan biasa atau jalan tol, apakah sepeda motor boleh lewat atau tidak, apakah satu arah atau dua arah, dan sebagainya,” jelas Iwan.

Dijelaskan juga Jimatt Map akan memiliki model bisnis khusus untuk peta digital, memanfaatkan lingkup geografi dengan layer POI, navigasi, info lalu lintas, dan info bisnis. Bahkan Iwan menegaskan ke depannya tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan game dan e-commerce berbasis peta.

“Target tahun ini kami berusaha merilis aplikasi peta 3D, bekerja sama dengan perusahaan asing yang sangat kuat di bidang platform peta 3D,” tutup Iwan.

Application Information Will Show Up Here

GOWES Resmikan Kehadiran di Bali

Setelah debut akhir Juli lalu di Jakarta, platform bike sharing lokal GOWES meresmikan kehadirannya di Bali. Seremoni peresmian dilakukan langsung olehDirut PT Surya Teknologi Perkasa Iwan Suryaputra dan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurut rilis yang diterima DailySocial, pasca peluncuran ini perusahaan sudah mengoperasikan ratusan sepeda GOWES di seputar Kuta dan Sanur.

Dalam sebuah wawancara bersama e27, Iwan pernah menyampaikan bahwa perusahaan menyadari betul bahwa budaya menggunakan sepeda masih sangat minim di Indonesia. Namun pihaknya meyakini bahwa uji coba ini akan menghasilkan tren baru di kalangan masyarakat. Minimal sebagai moda transportasi alternatif ketika mereka berlibur di suatu tempat wisata. Untuk itu pendekatan GOWES melakukan peluncuran awal di lokasi wisata, seperti di Monas, Sanur, dan Kuta.

Iwan turut memaparkan rencana ke depan untuk operasional GOWES. Layanan akan coba diintegrasikan dengan stasiun dan halte bus di Jakarta. Perusahaan saat ini tengah melakukan negosiasi dengan pemilik bangunan di wilayah sekitar untuk menyediakan tempat parkir khusus sepeda.

Di fase awal GOWES juga tidak membiarkan operasional sepenuhnya otomatis oleh sistem. Mereka masih melibatkan peran manusia, terutama dalam pengelolaan sepeda. Perusahaan menyadari betul ada stigma pesimis di kalangan masyarakat terhadap bike sharing, seperti risiko pencurian, pengembalian sepeda sembarangan/dilempar begitu saja, atau lainnya. Hal-hal tersebut memang nyata sudah terjadi.

GOWES menugaskan tim untuk memindai area tempat sepeda-sepeda ditinggalkan. Kegiatan pemindaian dilakukan tengah malam, saat semua aktivitas terhenti. Tim kemudian akan mengembalikan ke titik penjemputan sepeda, sehingga di pagi hari siap digunakan kembali. Diakui cara ini tidak efisien, namun demi proses edukasi perusahaan menilai penurunan efisiensi akan menghadirkan kesadaran di tengah masyarakat.

Didukung dua perusahaan yang sudah melantai di bursa saham, Kresna Graha Investama dan M Cash, GOWES menerapkan teknologi berbasis Tracking Device & Digital Indonesia Map di setiap unit sepeda. Implementasi teknologi tersebut memungkinkan pengguna tidak harus mengembalikan sepeda yang digunakan ke titik tertentu selama masih dalam area operasional GOWES.

Dengan Tracking Device & Digital Indonesia Map pada sepeda, tim GOWES dapat melacak lokasi sepeda dan kemudian melakukan pengumpulan sepeda yang telah selesai digunakan oleh pelanggan.

Application Information Will Show Up Here

M Cash Subsidiary Introduces GOWES, Bike Sharing Service in Jakarta

M Cash subsidiary held a trial for bike sharing service “GOWES” in Monas, Jakarta. The concept will be similar to other existing platforms, such as oBike, Ofo, and so on.

PT Surya Teknologi Perkasa (STP), the initiator, partners with local government through Jakarta Smart City . For its debut act, as many as 100 units of GOWES bikes are available in Monas.

“We’re glad by this trial as a way of marking the initial step of the bike sharing system in Jakarta. We expect bikes to be the short-route transportation options for public, given the positive impact it’ll bring, such as pollution-free and affordable cost,” Iwan Suryaputra, STP’s Chairman, said.

Previously, GOWES has been available in Bintaro Jaya and some area in Bali. GOWES bike sharing platform is one of STP’s further development after Tracking Device & Digital Indonesia Map initiation. The technology implementation allows users to put the bike anywhere, as long within GOWES operational areas.

Tracking Device & Digital Indonesia Map attached to the bike allows GOWES team to track its bike location and collect it.

Those who are using the GOWES bike can download the app via Google Play Store and App Store. Top up credit can be done using M Cash digital kiosk.

Regarding bike sharing service, a regional player oBike, previously has announced the plan for operational expansion in Jakarta after Bandung. However, the plan has not realized yet, given Singapore’s oBike service has been shut down.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Anak Usaha M Cash Hadirkan Layanan “Bike Sharing” GOWES di Jakarta

Anak usaha M Cash hari ini menyelenggarakan uji coba layanan bike sharing “GOWES” di kawasan Monas Jakarta. Konsepnya layanan tersebut mirip dengan platform yang sudah ada seperti oBike, Ofo dll.

PT Surya Teknologi Perkasa (STP) sebagai perusahaan penggagas inisiatif ini bekerja sama langsung dengan Pemprov DKI Jakarta melalui Unit Pengelolaan Smart City. Dalam debut awalnya, sebanyak 100 unit sepeda GOWES telah tersedia di kawasan Monas.

“Kami gembira dengan dilaksanakannya uji coba ini yang menandai langkah awal diterapkannya sistem bike sharing di Jakarta. Kami mengharapkan sepeda dapat menjadi opsi transportasi jarak pendek bagi masyarakat mengingat dampak positif yang dihasilkan seperti bebas polusi udara serta biaya yang terjangkau,” ujar Iwan Suryaputra selaku Direktur Utama STP.

Sebelumnya, GOWES telah hadir di Bintaro Jaya dan di beberapa lokasi di Bali. GOWES bike sharing platform merupakan salah satu pengembangan lanjutan STP setelah sukses menginisiasi Tracking Device & Digital Indonesia Map. Implementasi teknologi tersebut memungkinkan pengguna tidak harus mengembalikan sepeda yang digunakan ke titik tertentu, tapi di mana saja di area operasional GOWES.

Dengan Tracking Device & Digital Indonesia Map pada sepeda, tim GOWES dapat melacak lokasi sepeda dan kemudian akan melakukan collecting sepeda yang telah selesai digunakan oleh pelanggan.

Masyarakat yang ingin menggunakan sepeda GOWES dapat mengunduh aplikasi GOWES melalui Google Play Store dan App Store. Top up credit dapat dilakukan melalui kios digital M Cash.

Terkait layanan bike sharing, pemain regional oBike sebelumnya juga mengumumkan akan mulai memperluas jaringan operasional di Jakarta, setelah debut di Bandung. Namun tampaknya rencana tersebut belum berhasil terealisasi, pasca goncangan bisnis yang terjadi di lini internal – layanan oBike di Singapura tutup.

Application Information Will Show Up Here