[Review] Realme 6: Kamera 64 MP, Layar 90 Hz, SoC Mediatek G90T

Dua smartphone yang diluncurkan, yaitu realme 6 dan realme 6 Pro sudah hadir di Indonesia. Dan kali ini, giliran realme 6 yang akan saya kupas. Jika sebelumnya seri 6 Pro adalah penerus dari XT, maka realme 6 adalah penerus dari 5 Pro.  Jadi, para pengguna realme yang ingin melakukan upgrade bisa mengingat lini dari realme yang baru. Hal ini juga mengartikan bahwa harga dari realme 6 akan sama dengan 5 Pro, yaitu lebih tinggi dari realme 5.

Realme 6

Smartphone yang satu ini juga merupakan perangkat pertama realme yang menggunakan Mediatek Helio G90T. Cip ini sendiri digadang bisa mengalahkan Snapdragon 730G dan memanf sudah terbukti pada beberapa benchmark. Selain itu, realme juga sudah menyematkan layar dengan refresh rate 90Hz, sehingga membuatnya lebih menarik dari perangkat yang sekelas.

Realme 6 juga masih membawa kamera 64 MP yang sepertinya bakal ada di setiap perangkat flagship dan mainstream mereka. Kamera selfie dengan resolusi 16 MP juga sudah terpasang untuk mereka yang gemar mengambil swafoto. Dan karena menggunakan cip yang mumpuni, perangkat ini juga mampu diisi ulang dengan charger 30 watt.

Realme 6 memiliki spesifikasi sebagai berikut

Realme 6 Realme 6 Pro
SoC Mediatek Helio G90T Snapdragon 720G
CPU 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55  2×2.3 GHz Kryo 465 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 465 Silver 8nm
GPU Mali-G76 MC4  Adreno 618
RAM 4 / 8 GB  8 GB
Internal 128 GB  128 GB
Layar IPS 6,5 inci 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 3  IPS 6,6 inci 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 5
Dimensi 162.1 x 74.8 x 8.9 mm  163.8 x 75.8 x 8.9 mm
Bobot 191 gram  202 gram
Baterai 4300 mAh 4300 mAh
Kamera utama / depan 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Macro, 2 MP B/W / 16 MP 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 12 MP Telephoto, 2 MP Makro / 16 MP, 8 MP Wideangle
OS Android 10 dengan Realme UI  Android 10 dengan Realme UI

Dan berikut adalah hasil dari CPU-Z dan SensorBox

Dari informasi yang saya dapatkan, realme 6 nantinya akan dijual dengan varian RAM 4GB dan 8GB, dengan masing-masing penyimpanan internal 128 GB. Harganya pun akan masuk dalam rentang tiga jutaan. Hal itu dikarenakan realme memposisikan perangkat ini sebagai 64 MP Performance King in Rp. 3 Million.

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan realme 6

Realme 6 - Unboxing

Desain

Dan sekali lagi, saya merasa refresh karena realme tidak lagi menggunakan model waterdrop pada perangkat terbarunya ini. Realme 6 pun menggunakan model punch hole pada sisi sebelah kiri atas. Bedanya dengan yang Pro, realme 6 hanya memiliki satu buah kamera pada bagian depannya.

Realme 6 - Kanan

Realme 6 tetap menggunakan layar dengan jenis IPS. Bedanya dengan sang pendahulu, realme 6 menggunakan layar yang memiliki refresh rate 90 Hz, sehingga memiliki animasi yang lebih halus. Resolusinya juga meningkat menjadi 2400×1080 dengan pelindung yang sama, yaitu Gorilla Glass 3.

Bagian belakang dari realme 6 yang saya dapatkan memiliki warna Comet White. Sesuai dengan namanya, realme mengaku desain belakangnya terinspirasi dari komet yang membelah langit malam. Bahan case belakangnya terbuat dari plastik polikarbonat, sehingga warna yang terlihat menurut saya mirip dengan mutiara. Bahkan sekilas bagian belakangnya terlihat cukup mirip dengan realme XT.

Realme 6 - Kiri

Pada bagian yang sama terdapat empat buah kamera yang cukup menonjol. Namun, tidak terlihat adanya sensor sidik jari pada bagian ini. Realme 6 pun menggunakan desain yang sama dengan realme 6 Pro untuk urusan pemindaian sidik jari ini.

Pada bagian kanan dari perangkat ini ditemukan sebuah tombol power untuk menyalakan perangkat ini. Tombol itu pun ternyata juga berfungsi sebagai sensor sidik jari. Sensor sidik jarinya sendiri juga terasa cukup responsif, namun pengguna harus melakukan registrasi sidik jari yang pas. Hal tersebut dikarenakan dimensi sensornya cukup kecil.

Pada bagian kiri terdapat tombol volume naik dan turun. Selain itu pada bagian atasnya terdapat slot dua SIM dan satu microSD. Pada bagian bawahnya terdapat port audio 3,5 mm, USB-C, speaker, dan microphone.

Realme 6 - Bagian Bawah

Realme 6 juga sudah menggunakan realme UI versi pertama. Penggunaan antar muka baru ini juga menandakan bahwa realme 6 sudah menggunakan sistem operasi Android Q. Realme UI sendiri juga menggunakan app drawer layaknya UI bawaan Android, sehingga membuat pengguna tidak bingung saat menggunakannya pertama kali.

Dengan hadirnya realme UI, hadir pulalah iklan pada aplikasi bawaan yang dibuat oleh dapur realme. Seperti pada browser bawaan, saya pun beberapa kali ditawarkan iklan. Untungnya, saya lebih suka menggunakan Chrome dibandingkan browser bawaan.

Realme 6 - Iklan
Contoh iklan pada realme 6 dan 6 Pro

Jika 6 Pro menggunakan Dolby, maka realme 6 menggunakan Real HD Sound. Real HD Sound merupakan hasil kerjasama antara realme dengan Dirac Research AB yang juga sudah dikenal di dunia suara. Secara default, Real HD akan menyala, membuat suaranya sedikit lebih kecil karena normalized.

Jaringan LTE

Realme selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Realme 6 Pro sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Realme 6 menggunakan LTE Cat 6 yang mendukung 2 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 300 Mbps.

Kamera: Tetap kekeuh dengan ISOCELL GW1

Sama seperti perangkat realme sebelum-sebelumnya, seri 6 ini juga dilengkapi dengan kamera resolusi 64 MP. Apalagi kalau bukan Samsung ISOCELL GW1 yang menggunakan teknologi Tetracell. Pada kamera depan yang menggunakan desain in display, sensor yang digunakan adalah ISOCELL S5K3P9 dengan resolusi 16 MP.

Realme 6 - Kamera Depan

Rasanya, hampir tidak ada perbedaan antara gambar yang dihasilkan dari realme 6 dan 6 Pro. Karena keduanya menggunakan sensor yang sama, sehingga menghasilkan gambar yang mirip pula. Akan tetapi, fitur nightscape atau mode malam yang dimiliki realme 6 sepertinya menghasilkan lebih banyak noise dari 6 Pro. Apakah karena Image Processor yang digunakan berbeda atau ada konfigurasi lainnya yang berbeda, saya belum menemukan jawabannya.

Yang cukup terlihat berbeda adalah kamera depannya. Sepertinya sensor Samsung ISOCELL S5K3P9 memang tidak sebaik Sony IMX 471 yang digunakan pada 6 Pro. Gambarnya terlihat tidak setajam sang saudara, namun masih cukup baik untuk digunakan.

Dan kamera makro yang dimiliki oleh realme 6 pun memiliki kemampuan yang sama dalam mengambil gambar dengan saudara-saudaranya: kurang tajam. Hal ini pun membuat Anda yang ingin mengambil gambar makro harus ada dalam kondisi cahaya yang terang.

Realme 6 juga mendukung kamera wideangle yang bisa menangkap gambar lebih lebar. Sayang memang, kamera tersebut hanya memiliki resolusi 8 MP sehingga tidak sebaik kamera utamanya. Namun, hasil seperti ini masih bisa diandalkan untuk dicetak dengan ukuran 4R.

Pengujian

Mediatek Helio G90T dipilih untuk dipasangkan oleh realme pada perangkat seri 6 nya karena memiliki kinerja yang bagus. Bagi Anda yang belum tahu, huruf G merupakan tanda bahwa SoC yang satu ini memang diperuntukkan dalam bermain game. Dan semua yang bisa digunakan untuk bermain game, tentu saja kinerjanya akan lebih baik untuk melakukan editing dan bekerja.

Helio G90T menggunakan dua inti Cortex A76 dan enam inti Cortex A55. Cip ini sendiri pada dasarnya disiapkan oleh Mediatek untuk melawan Snapdragon 730G yang saat ini sudah digunakan pada perangkat dengan harga yang lebih tinggi.

Realme 6 merupakan penerus dari realme 5 Pro. Oleh karena itu, pada perbandingan kali ini, saya akan membandingkan antara cip dari realme 6, realme 5 Pro, serta Snapdragon 730G yang menjadi pesaing dari Mediatek G90T. Berikut adalah hasil benchmarking-nya

Seperti hasil yang diperlihatkan pada setiap benchmark, Anda yang nantinya memiliki perangkat ini sudah tidak perlu khawatir lagi jika ingin bermain game. Seharusnya, setiap game yang dijalankan tidak akan terasa lag sama sekali.

Hasil CPU yang diperlihatkan oleh GeekBench 4 dan 5 juga menunjukkan bahwa rendering video juga bisa diandalkan karena kinerjanya yang tinggi. Selain itu, jika dipakai untuk bekerja, PCMark menunjukkan bahwa kinerjanya bahkan mengungguli dua SoC sebelumnya.

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Pengujian berlangsung selama 13 jam 9 menit pada unit yang kami dapatkan dengan menggunakan mode 60 Hz. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji VOOC 4.0 dengan charger bawaan Realme 6. Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu sekitar 1 jam dengan kondisi perangkat dinyalakan.

Verdict

Kelas mainstream memang terbagi ke dalam beberapa segmen. Hal itulah yang membuat perangkat pada kelas ini memiliki rentang harga yang cukup lebar. Realme 6 masuk ke dalam rentang harga tiga jutaan dan memiliki segudang fitur yang dimiliki oleh perangkat dengan harga yang lebih mahal.

Kinerja dari realme 6 memang merupakan salah satu daya tarik penjualannya. Dengan menggunakan Mediatek Helio G90T, smartphone ini mampu memainkan segala game yang ada pada Play Store. Selain itu, pengguna juga bakal dimanjakan dengan layar 90 Hz yang mulus untuk segala hiburan yang dijalankan pada realme 6.

Kamera 64 MP juga masih menjadi salah satu kunci penjualan dari realme 6. Hasil dari kameranya mungkin tidak sebaik sang pendahulu, yaitu realme 5 Pro, namun gambar yang ada sudah terlihat sangat baik. Realme juga bakal menambahkan fitur yang ada pada 6 Pro, yaitu UIS, sehingga kedepannya realme 6 bakal bisa pula diandalkan untuk merekam video.

Realme 6 dijual dengan harga Rp. 3.399.000 untuk varian 4GB dan Rp. 3.799.000 untuk varian 8 GB. Semuanya memiliki penyimpanan internal sebesar 128 GB. Harga ini memang mirip dengan sang pendahulunya. Dan melihat fitur serta kinerjanya, harga tersebut memang tidak terlihat mahal.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan Mediatek
  • Layar 90 Hz di harga tiga jutaan!
  • Desain punch hole yang segar
  • Responsif
  • Charger 30 Watt
  • Baterai tahan lama

Slacks

  • Yep, masih… belum ada NFC!
  • Iklan
  • Pada 90 Hz, konsumsi baterainya cukup boros

 

Realme C3 Hadir di Indonesia, Membawa Standar Entry Level Baru

Realme pada akhirnya meresmikan penjualan perangkat terbarunya yang menyasar pada pangsa pasar entry level. Perangkat yang diberi nama realme C3 tersebut telah resmi diluncurkan pada tanggal 19 Februari 2020 bertempat di restoran KAUM, Jakarta. Dan seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, realme C3 yang hadir di Indonesia berbeda dengan yang ada di India.

Realme C3 sendiri sudah saya uji sebelumnya. Bagi kalian yang belum membaca mengenai review lengkapnya, bisa langsung mengklik pada tautan ini. Sebelum melakukan review, realme juga sudah membawa saya untuk melakukan sneak peek perangkat yang sama.

Realme C3 Launch - Launch

“realme C3 adalah superstar di 4 hal atau kami menyebutnya 4C – Prosesor Canggih, Kamera Cakep, Baterai Cadas dan Layar Cetar. realme C3 menghadirkan prosesor MediaTek Helio G70 pertama di Indonesia yang akan memberikan kinerja tangguh serta cepat untuk pengguna smartphone pada umumnya dan gamer mainstream. realme C3 memiliki dua warna menarik – Blazing Red dan Frozen Blue. Membawa memori internal 3+32GB, realme C3 diluncurkan dengan harga Rp1.699.000 – sebuah harga terbaik untuk anak muda Indonesia yang menginginkan smartphone entry level kinerja terbaik untuk menjalani kebutuhan gaming harian mereka,” kata Palson Yi – Marketing Director realme Indonesia.

Mediatek Helio G70 sendiri merupakan jawaban dari Mediatek atas hadirnya SoC Snapdragon 665 yang digunakan pada beberapa perangkat pada harga yang sama. Dengan menggunakan Helio G70, kinerja gaming memang terlihat cukup lancar, walaupun pada beberapa game harus menggunakan seting terendah. Akan tetapi, frame rate yang akan didapatkan tidak akan serendah perangkat-perangkat terdahulu.

Realme C3 Launch

Harga tersebut memang cukup membuat saya kaget. Pasalnya, sang kakak yang bernama realme 5i juga ada pada rentang harga yang mirip, hanya berbeda Rp. 100.000 saja. Namun pada saat flash sale, harganya dipotong menjadi Rp. 1.549.000 saja. Harga seperti ini memang bisa menjadi daya tarik sendiri bagi mereka yang ingin mengganti smartphone lama.

Realme 5i vs C3?

Realme 5i sendiri saat ini masih menjadi sebuah primadona pada rentang harga satu jutaan. Pasalnya, dengan memiliki harga Rp. 1.7 jutaan, perangkat ini menggunakan SoC dengan kinerja yang mumpuni dan kamera yang bisa menangkap gambar dengan bagus. Selain itu, realme 5i juga memiliki mode malam.

Realme C3 Launch - QnA

Felix Christian selaku Product Manager Realme Indonesia mengatakan bahwa kedua perangkat tersebut memiliki segmen yang berbeda. Realme 5i jual secara online dan persediaannya saat ini tinggal sedikit. Sedangkan realme C3 akan dikuatkan untuk dijual pada pasar offline sehingga cukup yakin bahwa keduanya tidak akan saling “mengganggu” penjualan.

Beda dengan India, kenapa?

Seperti yang sudah dibahas, realme C3 versi Indonesia juga berbeda dengan versi Indonesia. Pada versi India, terdapat dua buah kamera dan memiliki penyimpanan internal serta RAM yang lebih tinggi. Sedangkan versi Indonesia hanya memiliki satu varian saja.

Felix menjelaskan bahwa kebutuhan pada setiap negara tentu saja berbeda. Hal tersebut tentu berimbas ke spesifikasi yang dimiliki oleh penjualan di setiap negara yang sudah pasti berbeda. Hal tersebut juga terlihat pada kedua jenis realme C3 tersebut.

Realme C3 Launch - Games

Di Indonesia hanya tersedia versi RAM 3 dan internal 32 GB. Oleh karena itu, Felix menjelaskan bahwa kompensasi dari RAM yang lebih rendah tersebut adalah hadirnya sensor sidik jari, layar, serta kamera makro pada bagian belakangnya. Selain itu, masalah kinerja pun juga lebih “ngacir”.

Jika konsumen menginginkan perangkat dengan RAM dan internal yang lebih besar, Felix menyarankan untuk mengambil realme 5i. Hal tersebut disebabkan oleh spesifikasi realme 5i yang memang dibuat di atas realme C3.

[Review] Xiaomi Redmi Note 8 Pro: Feature Flagship, Kinerja Premium, Harga Mainstream, dan Ada NFC

“Yah, pake Mediatek”… Mungkin hal itulah yang pertama kali diucapkan banyak orang mengenai smartphone Xiaomi Redmi Note 8 Pro ini. Padahal, tidak sedikit SoC yang juga menggunakan prosesor ARM Cortex dan GPU ARM Mali pada SoC-nya. Selain itu, tidak sedikit pula vendor yang menyediakan pendingin yang layak didalam sebuah smartphone.

Xiaomi sadar akan hal ini. Oleh karena itu, mereka pun kembali menggunakan cip tercepat dari Mediatek dan digabung dengan pendingin yang mereka kenalkan dengan nama Liquid Cool. Hasilnya, panas yang timbul pada bagian badannya hanya terasa hangat saja.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro

Hal tersebut yang saya rasakan pada saat menggunakan Redmi Note 8 Pro yang baru saja diluncurkan oleh Xiaomi ini. Terus terang saja, saya sangat penasaran dengan kinerja Mediatek Helio G90T ini yang pada peluncurannya memiliki nilai Antutu 7.2.3 yang sama dengan Snapdragon 845. Namun, hasilnya bisa dilihat pada segmen pengujian kami di bawah.

Mediatek G90T sendiri oleh Mediatek merupakan seri terbaru yang terpisah dari P dan X (yang saat ini kelihatannya sedang “ogah” diteruskan). Mediatek mengatakan seri G yang berarti Gaming ditujukan untuk mereka yang gemar bermain game mobile. Dan hal tersebut berarti bahwa Redmi Note 8 Pro akan berjalan baik saat digunakan untuk bermain game.

Spesifikasi lengkap dari Xiaomi Redmi Note 8 Pro adalah sebagai berikut

Redmi Note 8 Redmi Note 8 Pro
SoC Snapdragon 665 Mediatek Helio G90T MT6785T
CPU 4×2.0 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260 2×2.05 GHz Cortex-A76 & 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 610 Mali G76 MC4
RAM 3/4/6 GB 6 GB
Internal 32/64/128 GB 64/128 GB
Layar 6,3 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5 6,53 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5
Dimensi 158.3 x 75.3 x 8.4 mm 161.4 x 76.4 x 8.8 mm
Bobot 190 gram 200 gram
Baterai 4000 mAh 4500 mAh
Kamera 48 MP/12MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 13 MP selfie 64 MP/16 MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 20 MP selfie
OS Android 9 Pie MIUI 10

Hasil dari CPU-Z dan SensorBox adalah sebagai berikut

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Xiaomi Redmi Note 8 Pro

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Unboxing

Desain

Biasanya, desain antara perangkat pro dan non pro dari Xiaomi kurang lebih sama. Namun, hal tersebut berbeda dengan Redmi Note 8 Pro. Pada bagian belakangnya diklaim oleh Xiaomi terbuat dari bahan kaca dengan Gorilla Glass 5. Yang baru dari perangkat ini adalah Xiaomi memperkuat keempat sisi lengkungan dari Redmi Note 8 Pro sehingga lebih tahan saat terjatuh. Untuk warna yang saya dapatkan, dinamakan Forest Green.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Atas

Resolusi layar yang dimiliki oleh Redmi Note 8 Pro sama dengan Redmi Note 8, yaitu 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Sama seperti badan belakangnya, Redmi Note 8 Pro menggunakan layar dengan Gorilla Glass 5. GG5 sendiri sudah diklaim mampu bertahan terhadap benturan hingga 1 meter. Rasio layar berbanding badan dari Redmi Note 8 Pro juga lebih besar dari Redmi Note 8, yaitu sebesar 91,4%.

Layar bagian depan dari Redmi Note 8 Pro memiliki desain Dot Drop, yaitu poni kecil yang hanya memuat sebuah kamera dengan resolusi 20 MP. Hal ini tentu saja hanya menutupi sebagian kecil dari bar notifikasi pada Redmi Note 8 Pro. Akan tetapi, jika Anda tidak suka terhadap “notch“-nya, gunakan saja mode Dark Mode yang akan menghitamkan hampir semua layarnya dan membuat poni tidak terlihat.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Bawah

Xiaomi juga memperkenalkan WiFi X Antenna pada Redmi Note 8 Pro. Hal ini membuat antenna WiFi pada Redmi Note 8 Pro terpasang pada sisi kanan atas serta pada sisi kiri tengah. Hal ini membuat pengguna yang sedang bermain game kerap menutupi bagian antenna WiFi sehingga menurunkan penerimaan sinyalnya.

Pada bagian belakang Redmi Note 8 Pro dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. Selain itu, terdapat juga sensor sidik jari di bawah dari kameranya. NFC pun juga hadir ada Redmi Note 8 Pro ini. Sepertinya, cip NFC terletak didekat sensor sidik jari. Jadi untuk memindai kartu uang elektronik, dekatkan saja pada sensor sidik jari tersebut.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Kiri

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat serta tombol volume naik dan turun. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan microSD (sayangnya hybrid). Di bagian atasnya terdapat microphone kedua dan sensor infra merah. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.

Sistem operasi yang digunakan oleh Redmi Note 8 Pro adalah Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan tentu saja buatan Xiaomi sendiri, yaitu MIUI versi 10. MIUI dari awal sudah meniadakan app drawer sehingga semua icon dan widget akan tergabung pada homescreen-nya. Xiaomi pun akan mengeluarkan MIUI 11 untuk Redmi Note 8 Pro ini.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Kanan

Jaringan LTE

Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Redmi Note 8 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 7(2600), 8(900), 40(2300), dan 41(2500)  yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Redmi Note 8 Pro menggunakan modem dengan LTE Cat 12 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 600 Mbps.

Kamera

Xiaomi Redmi Note 8 Pro digadang sebagai perangkat pertama di Indonesia yang menggunakan kamera 64 MP. Sensor yang satu ini dibuat oleh Samsung dengan mengandalkan teknologi Tetracell, yaitu ISOCELL GW1. Untuk kamera depannya, Xiaomi menyematkan kamera 20 MP dengan sensor ISOCELL S5K3T1.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Kamera Belakang

Pada saat kondisi cahaya terang, kamera Redmi Note 8 Pro mampu mengambil gambar dengan sangat baik. Namun didalam ruangan, beberapa gambar yang diambil memperlihatkan penurunan ketajaman gambar serta mulai terlihatnya noise. Hal tersebut pun terjadi pada saat pengambilan gambar dengan mode malam. Oleh karena itu, pengguna harus dengan benar mengatur fokus mana yang diinginkan sehingga gambar yang baik akan bisa didapatkan.

Untuk hasil mode malam adalah sebagai berikut

Kamera selfie-nya pun juga sedikit “tricky“. Pengambilan gambar mengharuskan tangan untuk tidak bergoyang sedikit pun agar bisa mendapatkan hasil yang tajam. Selain itu, untuk menghindari noise yang berlebih, cahaya yang ada harus benar-benar pas. Saya sangat menyarankan untuk mengambil selfie dengan selalu menyalakan flash-nya yang menggunakan layar sebagai cahaya.

Untuk kamera makro yang memiliki resolusi 2 MP, hasilnya cukup baik. Walaupun resolusinya rendah, kameranya mampu mengambil detail yang cukup dan warna dengan cukup akurat.

Xiaomi pun memperkenalkan sebuah filter baru yang bisa mempercantik langit. Mereka menamakan “Sky Replacement“, yaitu akan mengubah langit di siang hari menjadi berbeda sesuai dengan keinginan.

Saat mencoba resolusi 16 MP dengan 64 MP pada obyek yang sama, saya cukup terkejut. Hal ini dikarenakan pada 16 MP, detail yang tertangkap terlihat lebih baik dari 64 MP nya, walaupun warnanya masih lebih akurat yang 64 MP. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini, di mana sebelah kiri adalah 16 MP dan sebelah kanan adalah 64 MP.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - 16vs64 MP

Pengujian

Xiaomi Redmi Note 8 Pro menggunakan chipset yang baru dari Mediatek, yaitu Helio G90T dengan dua inti prosesor kencang Cortex A76 berkecepatan 2,05 GHz. Enam inti lainnya adalah prosesor hemat daya Cortex A55 berkecepatan 2 GHz.

Pada pengujian kali ini, kami akan menguji dengan menggunakan aplikasi benchmark sintetis dan juga dengan game. Ada tiga game yang saya gunakan, yaitu COD Mobile, LifeAfter, dan PUBG Mobile. Ketiganya saya set pada seting tertinggi dan dalam waktu tertentu kami hitung framerate-nya dengan menggunakan GameBench Pro (http://www.gamebench.net). Anti Aliasing pun juga dinyalakan dalam pengujian kali ini.

Saat bermain game, hal unik yang terjadi adalah sensor panas menunjukkan bahwa CPU mengeluarkan panas 65 derajat celcius, namun panas yang terasa sangat tidak mengganggu. Hal ini tentu karena implementasi dari teknologi LiquidCool. Hasilnya memang hanya terasa sedikit hangat pada bagian belakangnya.

Kali ini saya hadirkan kembali Xiaomi Redmi Note 8 sebagai pembanding yang menggunakan Snapdragon 665. Dan karena cip G90T digadang untuk melawan SD730G, saya pun menghadirkan SoC tersebut untuk dibandingkan. Untuk hasil benchmark sintetisnya adalah sebagai berikut

Perlu diperhatikan pada Antutu, nilai yang Xiaomi berikan pada saat peluncurannya merupakan hasil dari Antutu 8. Oleh karena itu, saya hadirkan hasil dari Antutu 7 dan 8 agar dapat terlihat perbedaannya.

Untuk hasil benchmark gamingnya adalah sebagai berikut

Uji Baterai

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada MIUI 10 ini.

Pengujian berlangsung selama 12 jam 30 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji pengisian baterainya. Dengan menggunakan charger bawaan, pengisiannya hanya memakan sekitar satu setengah jam saja.

Verdict

Pada akhirnya, permintaan para konsumen kepada Xiaomi dipenuhi. Redmi Note 8 Pro saat ini sudah memiliki NFC yang saat ini di Indonesia selalu digunakan untuk mengisi uang elektronik. Selain itu, nantinya pengguna MRT dan Commuter Line juga bisa menggunakan NFC untuk membayar tiket masuk mereka.

Kinerja yang dimiliki oleh Redmi Note 8 Pro memang tidak perlu lagi dipertanyakan. Penggunaan Mediate Helio G90T memang sangat baik digunakan dalam bermain game. Hasil benchmark pun juga memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, Redmi Note 8 Pro memiliki kinerja yang lebih baik dari perangkat dengan Snapdragon 730G.

Kamera juga merupakan andalan Xiaomi pada Redmi Note 8 Pro. Hasil dari setiap kamera yang ada memang cukup baik. Namun, bagi pengguna yang jeli, maka noise sudah pasti akan terlihat pada beberapa bagian yang bahkan tidak ditemukan pada kamera Redmi Note 8 yang saya review beberapa saat yang lalu. Semoga saja Xiaomi bisa memperbaiki hasil fotonya pada firmware berikutnya.

Xiaomi menjual Redmi Note 8 Pro dengan varian 6/128 GB dengan harga Rp. 3.499.000 saja. Dengan harga tersebut serta feature yang digunakan tentu saja membuat Redmi Note 8 Pro sangat menarik untuk dimiliki. Sepertinya baru kali ini Xiaomi menelurkan perangkat dengan kinerja tinggi serta feature yang lengkap di Indonesia.

Namun bagi konsumen yang tidak memiliki dana tiga jutaan, tentu saja Redmi Note 8 cukup menarik untuk dimiliki.

Sparks

  • Harga cukup terjangkau
  • NFC!
  • Tidak panas berkat LiquidCool
  • Kinerja kencang
  • Baterai besar
  • Fast Charger bawaan mengisi dengan cepat
  • WiFi X

Slacks

  • Hasil kamera masih harus di tweak lagi, tidak jelek, namun noise cukup terlihat
  • Slot SIM hybrid
  • Iklan pada aplikasi resmi Xiaomi

 

 

MediaTek Tech Forum Indonesia: Perkenalkan Chipset Helio G90T dan Helio M70

Vendor cip Mediatek kali ini mengadakan sebuah workshop teknologi di Indonesia. Dengan nama MediaTek Tech Forum Indonesia, acara ini digelar pada tanggal 15 Oktober 2019 bertempat di hotel Le Meridien Sudirman, Jakarta. Ada beberapa teknologi baru yang ingin diumumkan oleh Mediatek pada acara kali ini.

Mediatek Forum 2019 - Launch

Helio G90T

Hal pertama yang mereka umumkan adalah cip terbaru Helio G90T yang bakal digunakan pertama kali di Indonesia pada perangkat Xiaomi Redmi Note 8 Pro. Pang Sui Yen, Senior Manager Corporate Sales Asia Africa MediaTek mengatakan cip yang satu ini memang dibuat untuk menggaet para gamer.

Cip yang satu ini sepertinya dibuat khusus untuk menghadapi Snapdragon 730G yang memang sedang digunakan pada beberapa perangkat premium saat ini. Mereka juga memiliki teknologi bernama HyperEngine yang mampu meningkatkan kinerja SoC seperti menurunkan latensi dan meningkatkan tingkat respon layar.

HyperEngine akan menyelesaikan masalah-masalah yang kerap dihadapi oleh para gamer. Hal pertama yang diinginkan oleh setiap gamer adalah kinerja yang tinggi dengan baterai yang efisien. Lalu pengguna juga ingin menjalankan video tanpa lag. Selanjutnya, masalah perpindahan koneksi yang mulus dari WiFi ke seluler selalu menjadi kendala bermain game online. Dan terakhir, tingkat respon layar yang kurang cepat.

HyperEngine sendiri bakal menurunkan tingkat latensi layar dari standar 40 ms menjadi sekitar 16 ms pada game Arena of Valor. Dengan teknologi tersebut, Helio G90T mampu memberikan hasil benchmark Antutu 7 dengan nilai 281.033, di atas Snapdragon 730G yang “hanya” 220.000. Hasil ini justru mirip dengan beberapa perangkat yang menggunakan Snapdragon 845.

Helio M70

Pada kesempatan yang sama, Mediatek juga memiliki teknologi modem untuk konektivitas 5G. Di masa datang, sudah dipastikan bahwa perangkat smartphone harus memiliki kemampuan untuk terkoneksi dengan jaringan baru tersebut. Oleh karena itu, Mediatek juga sudah mempersiapkannya.

Mediatek Forum 2019 - QnA

Mediatek memiliki cip 5G dengan nama Helio M70 5G modem. Modem ini dibuat dengan proses pabrikasi 7 nm serta menggunakan teknologi CPU, GPU, dan APU agar lebih bertenaga dan memiliki konektivitas yang kencang. Modem yang satu ini nantinya bisa diintegrasikan ke semua perangkat yang membutuhkan.

Helio M70 sendiri memiliki dukungan ke frekuensi di bawah 6 GHz. Selain itu, modem ini dapat melakukan download pada kecepatan 4.7 Gbps dan upload sebesar 2.5 Gbps. Uniknya, cip ini juga mendukung teknologi sebelumnya seperti 2G, 3G, dan 4G sehingga tidak memerlukan modem lain pada sebuah perangkat.

Cip Helio M70 sendiri bakal digunakan pada perangkat-perangkat smartphone mulai dari akhir tahun 2019 ini.

Mediatek Perkenalkan Teknologi AI dan Chipset P70

Belakangan ini, beberapa vendor smartphone ramai-ramai mengeluarkan perangkat dengan chipset buatan Mediatek. Sampai saat ini di Indonesia, smartphone dengan cip Mediatek sudah menggunakan versi Helio P70. Sayangnya, masih banyak yang belum mempercayai vendor yang satu ini.

Mediatek P70 - Launch

Pada hari Kamis tanggal 2 Mei 2019, Mediatek mengundang para wartawan untuk melakukan sebuah sesi perkenalan. Selama ini, Mediatek hampir tidak pernah memperkenalkan diri dihadapan para awak media. Acara yang diadakan pada ballroom hotel Fairmont tersebut pun bertujuan untuk memperkenalkan cip mereka yang saat ini sudah banyak digunakan pada beberapa smartphone.

Mediatek Helio P70

Mediatek menyatakan bahwa cip mereka yang sebelumnya, Helio P60, sudah sukses diterima di pasaran. Hal tersebut dapat dilihat dengan hasil penjualan dari smartphone OPPO F7, OPPO F9, Realme 3, Vivo V11, Nokia 5.1 Plus, dan Luna X Prime di Indonesia. Secara global pun, masih banyak merek yang mengeluarkan perangkatnya dengan menggunakan Helio P60.

Saat ini Mediatek memperkenalkan Helio P70. Cip yang satu ini digadang memiliki kinerja yang lebih baik dari Helio P60. CPU, GPU, dan mesin AI merupakan tiga hal yang ditingkatkan pada Helio P70. Keduanya pun masih menggunakan proses pabrikasi 12nm. Beberapa smartphone pun juga telah menggunakan cip Helio P70 tersebut, seperti OPPO F11/Pro, Realme U1, serta VIVO V15.

Mediatek juga mengklaim bahwa mesin kamera mereka lebih baik dari para pesaingnya. Hal tersebut dapat tercapai dengan menggunakan tiga inti Image Signal Processing (ISP) dan dua inti AI Processing Unit (APU) dibandingkan dengan menggunakan sebuah DSP.

Mesin AI mereka sendiri diklaim memiliki kinerja yang tinggi. Pada saat melakukan benchmark dengan menggunakan ETH Zurich Benchmark, Helio P90 mampu mengungguli semua cip pesaing dari Mediatek. Hal inilah yang membuat Mediatek yakin bahwa mesin AI mereka paling baik untuk semua perangkat.

Internet of Things

Cip Mediatek saat ini sudah tertanam ke dalam beberapa televisi yang dijual oleh merek-merek terkenal, salah satunya adalah televisi Sony Bravia. Selain itu, Mediatek juga menempati urutan pertama dalam pemasok cip tablet Android, perangkat networking, Bluray, dan ponsel candy bar. Saat ini, mereka melebarkan sayapnya dengan memasok cip ke beberapa perangkat IoT.

Saat ini perangkat dari Amazon sudah memenuhi pasar dan menggunakan cip dari Mediatek. Perangkat speaker pintar dari Sony pun juga menggunakan teknologi dari Mediatek.

AI dari Mediatek memiliki platform open source dengan nama Mediatek NeuroPilot. Platform ini dikembangkan lebih lanjut karena pada tahun lalu di Google I/O, Android Things sudah mulai dicanangkan oleh Google dan Mediatek merupakan salah satu partner mereka.

Diremehkan

Mediatek selalu diremehkan di pasar Indonesia. Namun menurut Pang Sui Yen, Senior Manager Corporate Sales Asia Afrika MediaTek, hal tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun diseluruh dunia. Mereka pun sadar bahwa cip dari Mediatek selalu diremehkan.

Mediatek P70 - Talk

Pang Sui Yen mengatakan bahwa hal tersebut hanya dikarenakan kurangnya marketing mereka. Kedepannya, Mediatek bakal lebih sering memaparkan keunggulan-keunggulan yang mereka miliki dibandingkan dengan para pesaingnya.  Beliau pun mengatakan bahwa pada tahun ini Mediatek bakal mengeluarkan cip baru pada Computex 2019.

Pang Sui Yen juga mengatakan bahwa mereka bakal mengeluarkan cip yang pasti cocok untuk para konsumen. Hal tersebut tentu saja bakal diluncurkan dengan harga yang lebih murah.

Luna Luncurkan Smartphone Android X Prime: Notch dan Wireless Charging!

Pasar smartphone mainstream dengan harga empat juta sepertinya menjadi sweet spot bagi para vendor. Hal tersebut dikarenakan tingkat penjualan pada rentang harga tiga sampai empat juta tergolong yang tertinggi. Hal tersebut pula lah yang mendorong Luna untuk mengeluarkan smartphone dengan harga tersebut.

Luna X Prime Launch

Bertempat di Ballroom hotel Ayana Midplaza Jakarta tanggal 25 Juli 2018, Luna meluncurkan smartphone premium mereka dengan nama X Prime. Luna mengklaim bahwa mereka merupakan satu-satunya smartphone dengan harga Rp. 3.999.000 yang memiliki AR Emoji. Biasanya, fitur tersebut hanya tersedia pada smartphone kelas atas.

Luna juga membawa fitur smartphone mahal ke harga empat juta kurang, yaitu wireless charging. Selain itu, pada bagian depan Luna X Prime, terdapat notch yang berisikan dua kamera, yaitu IR Camera untuk deteksi wajah dan RGB camera 16 MP untuk selfie. Pada bagian belakangnya terdapat kamera dengan resolusi 16 MP + 5 MP. Kamera dengan sensor 16 MP pada bagian depan dan belakangnya menggunakan sensor OmniVision.

Luna X Prime

Untuk dapur pacunya, Luna bekerja sama dengan vendor SoC MediaTek. X Prime menggunakan MediaTek Helio P60, SoC yang sama dipakai pada OPPO F7. Tentunya, hal ini membuat Luna menjadi salah satu smartphone yang memiliki kinerja kencang yang ada di pasar tiga jutaan saat ini.

Spesifikasi lengkap Luna X Prime adalah sebagai berikut

 

SoC Mediatek Helio P60
CPU 4 x 2.0 GHz Cortex A73 & 4 x 2.0 GHz Cortex A53
GPU Mali-G72 MP3
RAM / Internal Storage 4 GB / 64 GB
Layar 6,2” 2246×1080 19:9 Gorilla Glass 3
Baterai 3000 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1
Kamera Depan: 16 MP f/2.0 , Belakang: 16+5 MP

Luna X Prime Wireless Charging

Dengan harga Rp. 3.999.000, Luna akan memberikan charger wireless-nya secara gratis pada saat perdana penjualannya di Shopee. Setelah promo, charger tersebut dijual dengan harga Rp. 300.000.

Untuk pemilihan spesifikasi di sektor kamera cukup disayangkan memang, menggunakan sensor OmniVision pada smartphone dengan harga empat juta rupiah menurut saya terasa kurang. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan sensor OmniVision tidak menangkap gambar setajam Sony IMX dan Samsung ISOCELL.  Walaupun begitu, fitur lain yang dibawa oleh X Prime memang cukup menarik.

Hadang Qualcomm, MediaTek Perkenalkan Dua Chipset Kelas Atas Generasi “Helio”

Dengan bercokolnya Qualcomm di industri prosesor segmen kelas menengah dan atas, praktis MediaTek banyak bermain di segmen menengah ke bawah yang ditinggalkan oleh kompetitor.

Continue reading Hadang Qualcomm, MediaTek Perkenalkan Dua Chipset Kelas Atas Generasi “Helio”