IDEAFEST 2020 akan Digelar Virtual, Tampilkan 110 Tokoh Inspiratif

Festival kreatif IDEAFEST kembali akan digelar tahun ini. Menyesuaikan kondisi di tengah pandemi, untuk pertama kalinya acara yang rutin diselenggarakan sejak tahun 2011 ini akan dilaksanakan secara virtual. Kali ini mengusung tema “Restart”, untuk mengajak masyarakat memulai dan kembali membangun ekonomi.

Covid-19 telah berdampak pada ekosistem ekonomi, sosial, lingkungan, dan juga kreatif di Indonesia. Walaupun berbagai langkah kebijakan dan penyesuaian untuk kondisi normal baru telah dilakukan, namun tentu tidak dapat berlaku universal. IDEAFEST 2020 diselenggarakan dalam format virtual, menghadirkan aspek-aspek pengalaman offline di platform online.

“Peran ekonomi kreatif sangat penting dalam proses pembangunan. Produktivitas di tengah pandemi ini melahirkan banyak wirausaha ekonomi baru. Melalui kerja sama dengan Kemenparekraf, sebagai dukungan dari pemerintah, untuk mendukung pengembangan 17 subsektor ekonomi kreatif, IDEAFEST menyediakan akses informasi dengan beragam konten dan program yang dapat menginspirasi masyarakat. Sehingga kegiatan ini dapat mendorong dan memberikan dampak ekonomi, termasuk keterlibatan generasi muda dalam komunitas kreatif di Indonesia,” ujar CEO Samara Media & Entertainment Ben Soebiakto selaku pemrakarsa pagelaran ini.

IDEAFEST 2020 hadir dengan berbagai program meliputi Talks & Conference, IdeaSpark Forum, Virtual Experience Expo, Music, dan F&B. Acara akan digelar pada 13-15 November 2020. IDEAFEST 2020 juga berfokus terhadap pengembangan generasi muda dan youth entrepreneurship.

“Industri kreatif Indonesia di berbagai sektor saat ini banyak diciptakan oleh generasi muda. Karena itu, IDEAFEST memberikan mereka wadah untuk mendapatkan informasi, mengembangkan keterampilan, dan menciptakan kolaborasi,” ungkap Ben.

Tahun ini akan menampilkan lebih dari 110  tokoh dan 6 program yang relevan dengan tren industri kreatif saat ini. Sehingga IDEAFEST 2020 dapat menjadi referensi terkini bagi insan kreatif dan kolaborasi lintas industri.

Berikut beberapa deretan figur inspiratif yang akan mengisi acara Baim Wong, Raisa Andriana, Najla Bisyir, Tantri Namirah, Jonathan Sudharta, Elora Hardy, Keenan Pearce, Marissa Anita, Valencia Nathania, Benson Putra, Sendy Ariani, Dhika Himawan, dan masih banyak lagi.

“2020 merupakan tahun penuh tantangan bagi semua orang. Namun, ini juga memberikan kita kesempatan untuk restart dan menghidupkan kembali semangat menuju hari esok yang lebih baik. Semoga IDEAFEST 2020 dapat membantu masyarakat dan komunitas dalam menanggapi lanskap pembangunan yang berubah dengan cepat, menghadirkan solusi baru, dan menciptakan kemitraan sehingga industri ekonomi kreatif Indonesia dapat terus bangkit di tengah masa sulit sekalipun,” tutup Ben.

Informasi lebih lanjut dan tiket bisa didapat melalui situs resmi IDEAFEST 2020: https://ideafest.id.

IDEAFEST 2020

Disclosure: DailySocial merupakan media partner IDEAFEST 2020

IdeaFest 2019: Harapannya Karya Kreatif Indonesia Semakin Mendunia

Tanggal 3-6 Oktober 2019 lalu, IdeaFest 2019 berhasil digelar. Menghadirkan berbagai acara dengan topik inspiratif lintas industri. Sebanyak 19.600 peserta hadir, memenuhi bangku-bangku di 7 program yang disuguhkan.

Mengusung tema “Age of Pride“, acara kali ini menghadirkan bahasan yang lebih luas, mengenai tren industri di kalangan muda. Mulai dari wellness, brand journey,hype community, hingga pembahasan tentang lingkungan jadi materi yang diulas 360 pemateri.

Zach King (Digital Magician & Film Maker), Tom Kelley (Penulis Buku “The Art of Innovation”), Joe Taslim (Aktor), Griselda Sastrawinata (Visual Development Artist & Character Designer at Walt Disney Animation Studio), Normand Lemay (Head of Story Walt Disney Animation Studio), serta sederet nama-nama inspiratif lainnya hadir dalam IdeaFest 2019.

“IdeaFest 2019 telah selesai diselenggarakan. Tema kami yaitu #KebangganIndonesia benar-benar terasa dengan hadirnya berbagai profil inspiratif tanah air yang sukses membawa nama Indonesia untuk semakin dikenal di pasar internasional melalui berbagai karya kreatif. Momen ini sekaligus menjadi kesempatan yang luar biasa bagi para pegiat kreatif dalam negeri untuk bertukar pikiran dengan pegiat kreatif dari luar negeri,” sambut Co-Chairman IdeaFest Ben Soebiakto.

Ia melanjutkan, “Selain itu, IdeaFest terus mendapatkan sambutan dari generasi muda kreatif mengenai konsep, tokoh, hingga topik-topik yang diulas dalam setiap sesi maupun pengalaman kreatif. Untuk itu, semoga IdeaFest tahun ini dapat menjawab kebutuhan generasi muda akan materi dan konten kreatif.”

IdeaFest 2019 hadir dengan rangkaian acara yang semakin beragam, mulai dari IdeaFest FoodX, IdeaFest Comedy, IdeaFest Conference, IdeaTalks, hingga IdeaXperience. Kehadiran pengalaman baru di tahun ini berhasil merangkul lebih banyak generasi kreatif untuk merasakan suguhan konsep kreatif IdeaFest.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner IdeaFest 2019

IdeaFest 2019 Suguhkan Topik yang Lebih Luas, Termasuk tentang Wellness, Brand Journey, hingga Komunitas Hype

IdeaFest 2019 kembali hadir dengan sederet topik inspiratif. Tepatnya pada tanggal 3-6 Oktober 2019 bertempat di JCC Senayan, Jakarta. Beberapa pemateri seperti Zach King (Digital Magician & Film Maker), Tom Kelley (Penulis Buku “The Art of Innovation”), Joe Taslim (Aktor), Ernest Prakasa (Sutradara dan Produser Film), serta nama-nama inspiratif lintas industri kreatif siap tampil berbagi pengalaman mereka dalam balutan semangat #KebanggaanIndonesia.

“Untuk menyambut antusiasme generasi muda kreatif, IdeaFest tahun ini juga semakin istimewa dengan hadirnya lebih dari 300 profil kreatif tanah air hingga internasional serta topik pembahasan lebih baru dan bervariasi. Selain itu, IdeaFest 2019 juga akan dilengkapi IdeaXperience yang terbuka bagi publik dan tidak dipungut biaya. Di area IdeaXperience, pengunjung dapat menikmati berbagai instalasi seni dan penampilan musik,” ujar Festival Director IdeaFest Olivia Febrina.

Memasuki gelaran kedelapan ini, IdeaFest menghadirkan lebih banyak topik-topik mulai dari wellness, brand journey, hingga komunitas hype. Andrea Gunawan, Sexual Health Activist, Independent Image Consultant & Date Coach berbagi ceritanya sebagai salah satu profil kreatif IdeaFest 2019. “Festival kreatif IdeaFest sudah tidak asing lagi bagi generasi muda kreatif. Setiap tahun, IdeaFest sukses mendapatkan sambutan hangat para pelaku industri kreatif. Tahun ini semoga kehadiran saya dapat memberikan ‘warna’ baru di IdeaFest 2019,” ungkapnya.

“IdeaFest 2019 akan hadir dengan rangkaian acara yang semakin semarak, skala festival lebih besar, hingga beragam pengalaman menginspirasi. Agar dapat memberikan pengalaman festival kreatif lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, di tahun ini, IdeaFest merilis mobile applications IdeaFest 2019 Age of Pride sehingga para pengunjung bisa menavigasi gelaran 4 hari ini lebih maksimal,” imbuh CMO Samara Media & Entertainment Desy Bachir.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran dan detail acara, kunjungi situs resminya melalui https://ideafest.id.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner IdeaFest 2019

Pagelaran IdeaFest Kembali Hadir, Usung Tema “Age of Pride”

Festival kreatif IdeaFest kembali hadir untuk tahun kedelapan. Kali ini membawa tema “Age of Pride” sebagai momentum deklarasi semangat kebanggaan Indonesia dalam melahirkan karya, inovasi, pikiran dan ide di tingkat dunia.

IdeaFest 2019 akan diselenggarakan mulai dari tanggal 3 sampai 6 Oktober 2019 di JCC Senayan Jakarta. Di sana akan ada beberapa agenda, mulai dari konferensi, pameran, penghargaan hingga hiburan.

“Pertumbuhan industri kreatif kian positif mendorong munculnya sumber daya manusia unggul yang sukses mengharumkan nama Indonesia, seperti Rich Brian, Nadiem Makarim, Iko Uwais, Joey Alexander, Joe Taslim, hingga Ria Papermoon, membuat kami melihat sekarang adalah era kita bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Rasa bangga inilah yang menginspirasi lahirnya Age of Pride, sebagai tema besar IdeaFest tahun ini,” sambut Co-Chairman IdeaFest Ben Soebiakto.

Ia melanjutkan, “Melalui IdeaFest, kami ingin mengajak masyarakat untuk berkolaborasi mencari dan mengangkat cerita-cerita kebanggaan anak bangsa melalui gerakan bertagar #KebanggaanIndonesia. Dengan dimulainya gerakan ini, kami yakin akan lebih banyak lagi nama baru yang akan membawa Indonesia ke puncak tertinggi di seluruh belahan dunia.”

Lebih dari 250 pemateri akan dihadirkan, membawakan 130 sesi selama empat hari berturut-turut. Nama-nama yang sudah dikonfirmasi hadir seperti Dian Sastrowardoyo, Iman Usman, Joko Anwar, Kevindra Soemantri, Eric Widjaja, dan masih banyak lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran dan detail acara, kunjungi situs resminya melalui https://ideafest.id.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner IdeaFest 2019

Akan Ada Lebih dari 70 Sesi Workshop di IDEAFEST 2018

Acara tahunan untuk industri kreatif lokal IDEAFEST 2018 akan kembali diselenggarakan. Ada banyak sesi yang akan ditawarkan, mulai dari IDEAEXPERIENCE (pameran karya kreatif), CONFERENCE (pemaparan keynotes tentang tren industri kreatif), hingga IDEATALKS (seminar dan workshop kreatif).

IDEATALKS menjadi salah satu acara yang menarik, akan ada puluhan pemateri yang akan menjelaskan mengenai 16 sub sektor industri kreatif di Indonesia. Saking banyaknya pemateri yang dihadirkan, akan ada lebih dari 70 sesi yang diadakan secara paralel. Sehingga pengunjung dapat memilih sesi yang sesuai dengan bidangnya.

Adapun pemateri yang sudah mengonfirmasi kehadirannya untuk IDEATALKS di antaranya:

  1. Mark Francis, Head of Original Programming iFlix
  2. Andien Aisyah, Musician Lifestyle Influencer
  3. Agung Hapsah, Film Maker & Vlogger
  4. Ayla Dimitri, Content Creator & Style Influencer
  5. Christian Sugiono, Founder of MBDC Media
  6. Dian Sastrowardoyo, Artist & Entrepreneur
  7. Laila munaf, Co-Founder Sana Studio
  8. Fathia Izzati, Content Creator, Vocalist of Reality Club
  9. Andanu Prasetyo, Founder of Kopi Tuku
  10. Ria Sarwono, Founder, Brand & Marketing Director of Cottonink
  11. Carline Darjanto, Founder, CEO, & Creative Director of Cottonink
  12. Riesky Vernandes, Co-Founder Eatlah
  13. Aries Lukman, Founder of Iphonesia
  14. Anggie Rassly, Founder of Brow Studio
  15. Santhi Serad, ACMI Chairwoman & Food Scientist
  16. Almira Bastari, Novelist & Financial Analyst
  17. Hardian Eko Nurseto, Lecturer Anthropology Department Padjajaran University
  18. Ade Putri Paramadita, Culinary Story Teller
  19. Citra Marina, Illustrator
  20. Luthfi Hasan, Owner of Jakarta Vintage
  21. Jansen Ongko, Nutrition Consultant & Fitness Educator; dan masih banyak lagi.

Sesi IDEATALKS akan berlangsung pada tanggal 26 Oktober 2018, mulai jam 10 pagi sampai 10 malam. Adapun rangkaian acara IDEAFEST 2018 akan berlangsung pada 26 – 27 Oktober 2018 di Jakarta Convention Center, Senayan. Informasi lebih lanjut dan tiket dapat disimak di situs resminya melalui http://www.ideafest.id.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner IDEAFEST 2018

Application Information Will Show Up Here

IDEAFEST 2018 Agendakan “IDEAXPERIENCE”, Sajikan Pengalaman Menikmati Produk Kreatif

IDEAFEST didesain menjadi festival tahunan yang menghubungkan dan menginspirasi komunitas kreatif untuk berkembang. Tahun ini, IDEAFEST 2018 akan berlangsung pada 26 – 27 Oktober 2018 di Jakarta Convention Center, Senayan. Acara ini membawa komunitas kreatif untuk bertemu langsung, berbagi, dan saling menginspirasi. Ini adalah salah satu cara untuk membentuk aksi nyata dalam industri kreatif di Indonesia.

Salah satu agenda di IDEAFEST 2018 adalah IDEAXPERIENCE, yakni menjadi tempat bagi IdeaFriends (pengunjung) mendapatkan banyak pengalaman seputar industri kreatif dengan mencoba langsung berbagai inovasi yang dipamerkan. IDEAXPERIENCE dari 3 program utama yaitu (1) Lyfe!Fest by DBS, (2) Telkomsel Experience Zone by NextDev, dan (3) O2O Market.

Selain itu IDEAFEST 2018 juga memiliki program lainnya, seperti lebih dari 14 sesi konferensi yang berjalan terus menerus, Spice Up! Boothcamp, hingga Awarding Night.

Pertama kali IDEAFEST diadakan pada tahun 2011 sebagai festival dua (2) tahunan. IDEAFEST bertujuan untuk menciptakan dan membentuk keseimbangan dan keberlanjutan industri kreatif. Diharapkan berbagai pihak di industri kreatif bersama-sama membuat IDEAFEST tidak hanya untuk kesenangan, namun juga memiliki arti untuk perkembangan semua sektor kreatif industri.

Informasi lebih lanjut tentang acara dan tiket dapat mengunjungi situs resminya melalui http://www.ideafest.id.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner IDEAFEST 2018

Application Information Will Show Up Here

IDEAFEST 2018 Akan Kembali Digelar (UPDATE)

IDEAFEST adalah acara tahunan yang ditujukan untuk menghubungkan dan menginspirasi komunitas kreatif. Pagelaran ini membawa peserta untuk bertemu langsung dan mendapatkan inspirasi dari banyak tokoh dengan berbagai pencapaian baik di bidang kreatif. IDEAFEST akan kembali digelar pada tanggal 26 & 27 Oktober 2018 mendatang di Jakarta Convention Center, Senayan.

Tahun ini IDEAFEST 2018 akan mengusung beberapa agenda, di antaranya konferensi, Ideatalks (workshop), Texpo (pameran), dan O2O Bazaar. Sedangkan tema yang diangkat adalah: ‘C’. We believe that success lead by the big capital ‘C’. Creative, Connect, Creation, Confident, Collaborate, Challenge, Chance.

Visi yang dibawa IDEAFEST ialah menciptakan keseimbangan dan keberlanjutan industri kreatif. IDEAFEST diharapkan dapat membawa pembuat film, pembuat konten kreatif, pendiri startup, musisi dan semua pemain dalam industri kreatif untuk bersinergi membangun semua sektor industri bersama-sama.

IDEAFEST pertama kali diadakan pada tahun 2011 sebagai festival dua tahunan. Tahun lalu IDEAFEST berhasil mengundang lebih dari 5000 peserta, menyajikan lebih dari 80 sesi dengan 150 pembicara. Beberapa nama pengisi acara termasuk Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan), Casey Neistat (YouTuber), Tyler Brule (Editor in Chief of Monocle Magazine), Nadim Makarim (CEO GO-JEK), Raisa Andriana (Penyanyi), dan beberapa lainnya.

Acara ini terbuka untuk siapa saja yang tertarik dengan industri kreatif. Saat ini sedang berlangsung penjualan promo tiket untuk Early Bird.

IDEAFEST 2018
Promo tiket Early Bird IDEAFEST 2018

Info lebih lanjut dan pemesanan, kunjungi: http://www.ideafest.id.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner IDEAFEST 2018

Memetik Pelajaran Enam Tahun Tiket Berdiri

Pemberitaan beberapa waktu lalu mengenai aksi korporasi yang dilakukan Grup Djarum lewat Blibli dengan mengakuisisi 100% layanan OTA Tiket menjadi suatu pelajaran berharga baik bagi Tiket maupun pengusaha startup lainnya, bahwa pada intinya perusahaan akan selalu membutuhkan kapital yang kuat untuk akselerasi bisnis.

Memilih Blibli, yang notabenenya adalah perusahaan terafiliasi dengan Grup Djarum, menjadi suatu nilai lebih bagi perusahaan. Pasalnya, Tiket hanya baru sekali mendapatkan pendanaan sepanjang enam tahun berdiri, dari angel investor senilai US$1 juta.

Diungkapkan sejak pendanaan tersebut, Tiket mengandalkan kemampuan sendiri untuk memutar uang dari kas perusahaan. Strategi tersebut memang bagus karena sehat bagi keuangan perusahaan. Namun hal ini dinilai jadi kurang relevan karena jarak ketertinggalan perusahaan agak jauh dengan kompetitor. Apalagi, Tiket bermimpi ingin kembali menjadi pemain OTA nomor 1 di Indonesia.

“Valuasi kita sudah triliunan, investasinya jadi susah karena kalibernya sudah sangat beda. Kita maunya [investor] dari lokal karena orang Tiket semuanya dari lokal, yang asing-asing dari Tiongkok itu malah sudah ngobrol-ngobrol. Makanya ini jadi susah. Tapi eventually, ada Grup Djarum yang interest, tapi mereka maunya full akuisisi,” terang Co-Founder dan CTO Tiket Natali Ardianto saat mengisi salah satu sesi di gelaran Ideafest 2017.

Natali melanjutkan, alasan Grup Djarum yang ingin akuisisi penuh Tiket cukup masuk akal. Karena bila dihitung-hitung, jika mereka hanya investasi sekian persen dengan nilai sekian rupiah, artinya Tiket hanya bisa memanfaatkan dana itu saja.

Konsekuensinya bagi founder, mereka akan terus dituntut investor dan harus menggalang pendanaan segar di tahun-tahun berikutnya. Sedangkan bagi perusahaan, ini merugikan karena tidak bisa berlari dengan kencang mengejar ketertinggalannya.

“Ide full akuisisi itu tercetus dan kita 100% setuju. Mereka juga berjanji bahwa semua perusahaan yang ada di bawah Grup Djarum, entah itu masih kecil maupun sudah besar, tidak ada yang dimatikan. Ini membuktikan mereka tidak pernah give up. Kita percaya itu. Lagi pula industri travel itu, menurut saya akan terus berjalan.”

Pelajaran enam tahun Tiket

Menurut Natali, Tiket cukup terlena dengan kondisi saat masih menjadi pemain OTA nomor 1 di Indonesia. Strategi awal yang dilakukan Tiket tidak sehat karena tersandung oleh euforia “Silicon Valley”.

Kondisi yang membuat perusahaan merekrut orang tanpa mempertimbangkan gaji, menyediakan makanan tanpa batas, dan banyak keleluasaan lainnya. Kemudian diperparah oleh keluarnya tiga dari tujuh co-founder Tiket.

“Jujur saja, 1,5 tahun setelah berdiri kami cukup terlena dengan euforia Silicon Valley. Memang produk yang dihasilkan bagus, tapi setelah itu kami kehabisan uang, dan mulai ketar ketir sampai akhirnya memutar dana yang sudah ada untuk operasional.”

Dari sana, Tiket belajar bahwa memberikan saham perusahaan dengan mudah kepada karyawan, itu tidak tepat. Kondisi perusahaan tidak sehat, lantaran pada saat itu harus masih ‘sakit’ di tahun pertama, namun harus tetap memberikan imbal hasil. Dengan kata lain, perusahaan harus membayar sesuatu dengan kondisi produk yang belum mantap.

“Ini jadi tips, jangan gampang kasih saham. Lebih baik bayar dengan gaji yang profesional.”

Berikutnya, mengingat anggaran belanja Tiket yang tidak besar, perusahaan sangat mengedepankan fungsi manajemen keuangan dengan merekrut lebih banyak tim finance daripada tim IT.

Natali mengungkapkan, tim finansial Tiket ada 35 orang, sementara tim IT hanya 30 orang. Akan tetapi, dengan jumlah tersebut mampu mendongkrak kinerja Tiket yang mampu menghasilkan 15 ribu transaksi dalam sehari.

Menurut pandangan Natali, perusahaan startup yang baik itu harus memiliki tim yang kuat di bidang IT, finance, dan marketing. Berbeda dengan pandangan orang pada umumnya yang menganggap startup itu harus memiliki tiga tipe orang yakni hacker, hipster, dan hustler.

Dia beralasan, tim marketing itu adalah sesuatu yang selalu terlewatkan oleh perusahaan teknologi. Padahal, alasan utama yang membuat startup mati adalah kehabisan uang.

“Bila ada co-founder yang tidak perform, ya tinggal pecat ganti yang baru. Kalau sudah tidak ada uang, mau apa pun ya tidak bisa jalan. Makanya kalau di Tiket selalu berbicara tentang revenue, net margin, dan conversion. Bukan dari traffic atau page view.”

Pelajaran terakhir lainnya yang disampaikan Natali adalah memanfaatkan sumber daya yang ada, sesuai dengan budget perusahaan. Pihaknya sadar tidak memiliki banyak biaya untuk mengakuisisi pelanggan baru dengan beriklan di media massa. Maka dari itu, strategi yang dilakukan adalah memanfaatkan basis data yang dimiliki perusahaan dan menjadikannya sebagai spesialisasi.

Tiket fokus pada pelayanan dengan menempatkan tim costumer service secara penuh dari internal. Setiap keluhan yang masuk, tim IT akan mengategorikan masalah untuk diselesaikan.

Terlebih, pelanggan utama Tiket bukanlah generasi anak muda, melainkan kalangan yang sudah berumur, misalnya ibu rumah tangga dan pelancong bisnis. Natali bilang, dari golongan tersebut ada sekitar 75 ribu pelanggan yang melakukan 50 kali transaksi dalam sebulannya. Mereka merupakan pelanggan loyal Tiket.

“Persona orang tua tidak perlu situs yang fancy dan vibrant. Kita memperhatikan hal-hal seperti itu,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Sri Mulyani Janji Permudah Startup “Go Public”

Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan pihaknya berjanji akan permudah startup untuk “go public” di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagai opsi mendapatkan tambahan permodalan. Saat ini, pemerintah, OJK maupun BEI sedang mengkaji aturan mana saja yang dapat dilonggarkan.

“Dalam [sesi] breakfast tadi pagi, kami membahas topik salah satunya bagaimana menciptakan bursa sebagai tempat bagi startup mendapatkan sumber modal tanpa proses panjang,” terangnya Sri Mulyani saat menjadi pembicara di konferensi Ideafest, Jumat (6/10).

Menurutnya, ada banyak persoalan yang harus dibenahi untuk mengoptimalkan peran BEI sebagai penyambung investor dengan perusahaan yang membutuhkan tambahan dana segar. Dia juga mengakui proses listing yang berlaku saat ini dinilai cukup memberatkan pelaku startup, yang umumnya masih anak muda.

Salah satu persyaratan yang berpotensi dapat dilonggarkan adalah memangkas prosedur pencatatan listing, misalnya memangkas syarat rekam jejak kinerja keuangan yang perlu dilampirkan sebagai dokumen persyaratan.

“Perlu ada pengubahan pola pikir, sehingga bisa saja bukan lagi melihat track record keuangan ke belakang, namun mengarah ke ide ke depan yang menjanjikan untuk dijual dan menghasilkan return.”

Kendati demikian, pelonggaran listing ini tidak serta merta menurunkan kredibilitas BEI sebagai otoritas bursa. Menkeu menilai investasi di bursa bukan kegiatan amal. Investor pasti berharap mendapat imbal hasil atas uang yang mereka tanamkan.

“Kami mendiskusikan dengan OJK bagaimana prosedur listing dari sisi akuntan publik, kualitas pelaporan yang tidak terlalu membebani. But this is what I can promise, pemerintah akan mengurangi sebaik mungkin komplikasi untuk listed ke bursa.”

Sri Mulyani pun juga mengingatkan kepada pemilik startup untuk tidak hanya fokus merealisasikan ide usaha kreatif saja. Mereka perlu dewasa dalam menyikapi ekosistem bisnis untuk turut taat pada sisi tata kelola perusahaan, dengan mulai serius menata manajemen bisnis sebelum memutuskan masuk ke bursa.

“Untuk modal, Anda pinjam uang orang. Perlu tata kelola yang baik, dengan menjaminkan agar selalu untung. Yang kasih pinjaman sadar dengan risikonya. Oleh karena itu, Anda tidak bisa seenaknya sendiri. Ujiannya selalu ada pada titik itu,” pungkasnya.

Pada pekan ini (5/9), startup e-commerce O2O Kioson mencatatkan saham perdananya di BEI dengan ticker KIOS. Kioson tercatat sebagai perusahaan emiten ke-24 yang “go public” sepanjang 2017.

Berikutnya, bila tidak ada aral melintang, startup kedua yang akan listed di BEI adalah M Cash pada akhir Oktober 2017 mendatang.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Ideafest 2017

Krisis Talenta dan Regulasi Pemerintah Masih Batasi Pertumbuhan Startup

Hari pertama Festival Kreatif Ideafest 2016 menghadirkan pewakilan dari Bekraf, Kemenkominfo, dan asosiasi untuk berdiskusi secara langsung dengan para pelaku startup di Indonesia. Sesi diskusi yang bertajuk “How Government Can Actually Help Incubate Startup” turut mengundang pelaku startup dan venture capital Indonesia, yaitu CEO Kudo Albert Lucius, Managing Director Kejora Ventures Andy Zain dan Nazier Ariffin dari Fenox Venture Capital.

Para pelaku startup, venture capital, akademisi, dan pelaku media diberikan kesempatan untuk menyampaikan unek-uneknya di hadapan Direktur e- Business Ditjen Aplikasi dan Telematika Kementerian Kominfo Azhar Hasyim, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Ricky Pesik, dan CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa yang sebelumnya menjabat Ketua Umum idEA sebagai wakil komunitas.

Banyak hal menarik yang diutarakan Andy Zain dan Nazier Ariffin sebagai perwakilan venture capital, di antaranya adalah krisis talenta. Makin maraknya pertumbuhan startup di Indonesia membuat tenaga kerja atau talenta yang memiliki skill dan kemampuan khusus menjadi semakin sulit untuk ditemukan. Dalam hal ini Andy menyarankan kepada pemerintah untuk menghadirkan tokoh serta pelaku startup internasional yang telah memiliki pengalaman serta wawasan yang luas untuk membantu para pelaku startup di Indonesia.

“Saya melihat saat ini sudah banyak orang Indonesia dikirim keluar negeri untuk belajar. Saya melihat langkah tersebut sudah terlambat. Yang baiknya dilakukan adalah mendatangkan orang-orang pintar dari mancanegara ke Indonesia,” kata Andy.

Ditambahkan juga oleh Nazier bahwa saat ini hanya 10% saja talenta Indonesia yang memilki skill dan kemampuan yang baik untuk bisa dimanfaatkan oleh startup. Solusi yang kemudian disarankan Nazier adalah dengan meng-outsource talenta dari luar negeri untuk bekerja dengan startup di Indonesia.

“Saat ini sudah ada issue yang beredar anak muda yang sekolah di luar negeri pulang ke Indonesia dan memilih untuk bekerja di perusahaan besar. Mereka masih enggan untuk memilih bekerja di startup,” kata Nazier.

Regulasi yang selalu berubah dan kurang mendukung

Di sisi lain CEO Kudo Albert Lucius mengungkapkan beberapa cerita kurang menyenangkan di balik regulasi lisensi e-money yang sudah lama tidak dikeluarkan lagi oleh pemerintah.

“Saya melihat saat ini dari sisi fasilitas pembayaran masih banyak kekurangan dari pemerintah, ketika ada beberapa startup yang mencoba untuk meng-cater potensi tersebut ke masyarakat Indonesia yang lebih luas, startup tersebut kemudian diminta untuk segera tutup dan memberhentikan bisnis mereka,” kata Albert.

Dalam hal ini Albert melihat masih tidak ada kejelasan dari pemerintah, dalam hal regulasi, menjadikan startup sulit untuk berkembang. Diharapkan kedepannya pemerintah bisa lebih terbuka terkait dengan hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh disinggung oleh startup, sehingga regulasi menjadi lebih relevan untuk startup.

What’s next untuk pemerintah

Sesi diskusi kemudian ditutup dengan tanggapan dari Bekraf, Kemenkominfo, dan perwakilan asosiasi untuk bisa memberikan tanggapannya terkait dengan ‘unek-unek’ yang disampaikan oleh pelaku startup dan venture capital.

Meskipun belum maksimal, pemerintah mengklaim sudah melakukan beberapa kegiatan strategis dalam hal perbaikan infrastruktur, kesempatan untuk memberikan program akselerasi dan inkubator serta memberikan kesempatan lebih kepada UMKM di Indonesia. Ke depannya diharapkan akan lebih banyak lagi inovasi serta dukungan yang diberikan oleh pemerintah kepada industri startup di Indonesia.

“Kami dari Kemenkominfo akan berusaha untuk menyediakan ICT, karena akan sulit bagi startup untuk tumbuh tanpa adanya prasarana telekomunikasi yang diberikan oleh pemerintah,” kata Azhar.


DailySocial adalah media partner Ideafest 2016