Jelajah Streaming Musik Indie Lokal Dengan Aplikasi Indieologi, Lengkap Dengan Konten Video Musik

Geliat musik indie lokal dalam ranah startup teknologi semakin ramai. SetelahMusikator sukses mendistribusikan musik indie ke banyak platform hadirnya Vocalita yang merupakan aplikasi streaming musik khusus musik indie, kini hadir satu lagi aplikasi serupa yang bernama Indieologi. Layanan yang diusungnya berupa streaming agregasi konten dari banyak musisi indie lokal, tak hanya konten audio musik namun juga disertai pula oleh konten video musik.

“Indieologi merupakan sebuah aplikasi streaming musik yang secara khusus menyajikan musik Indie bagi para pengguna. Indieologi memiliki peran sebagai platform bagi band Indie untuk menjadikan musik dan video band mereka dalam satu wadah sehingga memberi kemudahan bagi pecinta musik Indie dalam mengakses kedua hal tersebut,” ujar Indra Elfirasy selaku founder Indieologi kepada DailySocial.

Walau layanannya tak jauh berbeda dengan Vocalita, Indieologi terlihat jauh lebih “serius” dalam menggarap aplikasi streaming musik indie. Hal ini dapat dibuktikan lewat fitur dan kontennya yang telah hampir sepenuhnya siap untuk digunakan. Untuk layanan streaming, Indieologi saat ini telah memiliki cukup banyak artistatau band yang terdapat dalam daftar putar. Terhitung telah ada sebanyak 36artist yang karya-karyanya telah dapat didengar secara gratis. Tak hanya didengar, karya musiknya juga dapat ditonton lewat pilihan video musik.

Indra mengungkapkan kepada kami, seluruh konten yang disajikan dalam Indieologi merupakan konten agregasi yang diambil dari dua situs populer yakni YouTube dan juga SoundCloud. Kedua situs ini memang cukup umum dilakukan oleh banyak penggiat musik untuk melakukan publikasi karyanya ke banyak penikmat musik.

Selain streaming musik, Indieologi juga menyajikan konten news yang terkait dengan aktifitas komunitas musik indie lokal, seperti misalnya info acara konser,update terbaru, dan lain sebagainya. Namun untuk saat ini, konten berita yang disajikan belum sepenuhnya lengkap, mungkin saja hal ini berkaitan dengan pengembangan selanjutnya dari aplikasi yang telah disiapkan sejak tahun lalu oleh pengembang asal Depok FlipBox Studio.

Masih minim fitur, Indra kembali mengatakan kepada kami dalam waktu kedepan pihaknya akan melakukan berbagai pengembangan, “Fokus kami untuk saat ini adalah penambahan dari sisi konten musik berkualitas dan optimasi aplikasi agar dapat digunakan lebih nyaman oleh user. Kedepannya kami merencanakan untuk memasukkan fitur “fanshop” agar memberi akses kepada para penggemar musik indie untuk mendapatkan merchandise dari band indie yang mereka gemari,” papar Indra. Fitur fanshop tersebut disiapkan Indieologi untuk menjadi model bisnisnya di masa mendatang.

Untuk saat ini baru hanya pengguna smartphone Android saja yang dapat mengunduh aplikasi Indieologi secara gratis. Ketika ditanyakan apakah akan hadir ke dalam platform lain, Indra mengaku masih butuh waktu untuk penyempurnaan Indieologi kedepannya. “Saat ini baru tersedia di Play Store. Tahap selanjutnya, jika layanan Indieologi di Android sudah sempurna, kita juga akan siapkan untuk pengembangan ke platform mobile yang lain,” jawabnya.

 

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Galeri Pameran Controller dan Game ‘Custom’, Alt.Ctrl di GDC 2014

Bagi sebagian orang, istilah controller custom diartikan dengan model-model mouse ataupun gamepad edisi terbatas yang dirancang khusus untuk individu tertentu. Dalam pameran Alt.Ctrl.GDC, konsep custom dibawa pada tingkat yang lebih ekstrim: controller dan game di sana dibuat sedemikian rupa untuk gameplay dan fungsi khusus. Continue reading Galeri Pameran Controller dan Game ‘Custom’, Alt.Ctrl di GDC 2014

Hyper Light Drifter, Action RPG Kombinasi Diablo Dengan Visual Klasik Retro

Ada sebuah kekuatan tersendiri dalam game-game bergaya retro 16-bit. Mereka membuktikan bahwa keterbatasan visual tidak menghambat para developer menghadirkan gameplay yang memukau. Mereka ini adalah game-game seperti Braid, Terraria, hingga Hotline Miami. Dengan menggabungkan formula Diablo, Legend of Zelda: A Link to the Past dan dunia 16-bit, Heart Machine meluncurkan kampanye game Hyper Light Drifter di Kickstarter. Continue reading Hyper Light Drifter, Action RPG Kombinasi Diablo Dengan Visual Klasik Retro

Indie+, Layanan Prabayar ‘Rasa’ Pascabayar dari Tri

Jika Anda menggunakan layanan telekomunikasi prabayar, mungkin ada pernah mengalami kehabisan pulsa di saat Anda justru sedang perlu untuk berkomunikasi melalui ponsel Anda. Sementara terkadang keadaan tidak memungkinkan Anda untuk membeli pulsa. Mencoba memberi solusi terhadap permasalahan tersebut, Tri merilis layanan yang mereka sebut dengan Indie+.

Sederhananya, Indie+ berusaha menghadirkan kenyamanan ala layanan pascabayar kepada pengguna layanan prabayar. Dengan paket Indie+, pelanggan Tri bisa memiliki Kantong Kredit sebesar 200.000 rupiah yang bisa digunakan untuk menambah sisa pulsanya. Pulsa tambahan yang didapat dari Kantong Kredit dapat dibayar di kemudian hari, sebagaimana tagline yang digunakan dalam iklan-iklan paket Indie+, “pake dulu, bayar kapan kamu suka”.

Tentu saja tidak semerta-merta semua pelanggan Tri bisa langsung menggunakan paket ini. Untuk bisa mengaktifkan paket Indie+, pengguna harus membeli paket ini dari berbagai outlet yang biasa menjual pulsa Tri. Dengan membayar sebesar 200.00 rupiah, pengguna akan mendapatkan pulsa sebesar 200.000 rupiah tersebut plus Kantong Kredit sebesar 200.000 rupiah juga. Setelah paket aktif, pengguna bisa mengambil Kantong Kredit kapan saja melalui aplikasi BimaTri yang sudah tersedia untuk perangkat iOS, Android, BlackBerry, serta desktop (baik yang berbasis Windows maupun Mac).

Seluruh transaksi yang dilakukan pengguna dari Kantong Kredit yang dimilikinya, tidak akan secara otomatis berdampak pada pengisian ulang pulsa yang dilakukan pengguna secara manual. Artinya, pembayaran Kantong Kredit hanya dilakukan dengan secara khusus membayar untuk Kantong Kredit di outlet-outlet penjualan pulsa. Bhuwan Kulshreshta, CCO Tri Indonesia, dalam rilis pers yang kami terima mengatakan, “tidak ada penalti atau bunga bagi yang belum bisa membayar. Bahkan jika pelanggan belum dapat membayar tagihan Kantong Kredit, Tri tidak akan melakukan pemblokiran. Mereka tetap dapat menggunakan kartunya seperti biasa dan terus dapat memanfaatkan jaringan data berkecepatan tinggi kami tanpa kendala”.

Tri Indonesia sendiri saat ini sudah memiliki 26 juta pengguna dengan 60% dari jumlah tersebut merupakan pengguna layanan data HSDPA. Memiliki jaringan HSDPA di Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan dan Sulawesi, Tri mengklaim bahwa jaringan HSDPA miliknya bisa melayani 86% populasi Indonesia.

About Run Princess Run and Imaginarium Games, Indie Game Studio

Before the end of the 2011, DailySocial took the time to write about trends that will occur in 2012. One of it is mobile games. It has only been two months in 2012 but many local companies are already active in the mobile gaming activity. The latest is Imaginarium Games. This game studio is based in Yogyakarta and it has just launched its first game called “Run Princess Run”.

Currently Run Princess Run is only available in Nokia platform. After having well received in 113 countries, it plans to create versions for Android and Windows Phone platform. Meanwhile, as an effort to promote Run Princess Run, it will hold a high score competition with Nokia phone as a prize. If you are interested to participate in the competition, could see the information on this link.

Continue reading About Run Princess Run and Imaginarium Games, Indie Game Studio

Tentang Run Princess Run dan Imaginarium Games, Studio Game Indie

Sebelum pergantian tahun ini, DailySocial sempat menulis tren yang akan terjadi pada tahun 2012. Salah satu yang disebut saat itu adalah mobile games. Tahun 2012 baru berjalan dua bulan, namun telah banyak perusahaan lokal yang aktif beraktivitas dalam bidang game mobile. Salah satu yang baru muncul adalah Imaginarium Games. Studio game yang berbasis di kota Yogyakarta ini, baru saja meluncurkan games pertama mereka yang diberi judul “Run Princess Run!”.

Saat ini Run Princess Run hanya terdapat dalam platform Nokia. Setelah mendapat sambutan baik di 113 negara, mereka berencana membuat game ini dalam platform Android dan Windows Mobile. Sementara itu, dalam usaha promosi Run Princess Run, mereka mengadakan kompetisi highscore yang berhadiah ponsel Nokia. Jika Anda tertarik untuk mengikuti kompetisi tersebut, bisa melihat keterangannya di tautan ini.

Imaginarium Games menyatakan dirinya sebagai sebuah studio game development yang indie. Meskipun baru didirikan Februari 2012, mereka sudah bisa merilis game pertamanya yang telah digarap bersama sebelum Imaginarium Games ini berdiri. Saat ini, Imaginarium Games hanya terdiri dari 4 orang saja (1 game designer dan 3 programmer). Mereka mengaku, saat ini mencari seorang artist yang memiliki kesamaan ide dengan mereka, untuk di ajak bergabung dengan Imaginarium.

Continue reading Tentang Run Princess Run dan Imaginarium Games, Studio Game Indie