Trio Infinix Zero X Diumumkan, Semuanya dengan Kamera Periskop dan Chipset Helio G95

Infinix mengumumkan seri smartphone baru, yakni seri Zero X yang ditujukan untuk pasar kelas menengah. Seri ini terdiri dari tiga model, yaitu Zero X, Zero X Pro, dan Zero X Neo. Yang cukup istimewa, ketiganya sama-sama mengunggulkan kamera periskop.

Keputusan ini terdengar agak mengejutkan mengingat kamera periskop biasanya dijadikan fitur unggulan pada model teratas di suatu seri smartphone. Di sini, semuanya sama-sama mengemas kamera periskop 8 megapiksel dengan 5x optical zoom, 60x hybrid zoom, dan juga optical image stabilization (OIS).

Yang membedakan di antara ketiganya adalah kamera utama masing-masing. Sebagai model teratas, Zero X Pro membawa kamera utama 108 megapiksel, lengkap dengan OIS. Di posisi tengah, Zero X hadir mengusung kamera utama 64 megapiksel, juga dengan OIS. Di posisi paling bawah, ada Zero X Neo yang memboyong kamera utama 48 megapiksel, tanpa OIS.

Melengkapi konfigurasi kamera di ketiga model Zero X ini adalah kamera ultra-wide 8 megapiksel yang juga bisa merangkap peran sebagai kamera makro, plus kamera 16 megapiksel model hole punch di depan.

Untuk urusan performa, konsumen bakal sulit menemukan perbedaan mengingat ketiga model sama-sama ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G95 dan RAM 8 GB. Yang berbeda adalah seberapa responsif layar masing-masing perangkat.

Di Zero X dan Zero X Pro, pengguna bakal dimanjakan oleh layar AMOLED 6,67 inci dengan resolusi FHD+, refresh rate 120 Hz, dan touch sampling rate 240 Hz. Sementara itu, pengguna Zero X Neo harus puas dengan layar LCD 6,78 inci dengan resolusi FHD+, refresh rate 90 Hz, dan touch sampling rate 180 Hz.

Lucunya, chipset Helio G95 itu sebenarnya cuma sanggup mengakomodasi layar 1080p dengan refresh rate maksimum 90 Hz. Namun Infinix rupanya tidak kehabisan akal. Agar bisa menghadirkan refresh rate 120 Hz pada Zero X dan Zero X Pro, chipset tersebut mereka tandemkan dengan chipset lain besutan MediaTek yang secara khusus menangani kinerja komponen display.

Beralih ke baterai, Zero X dan Zero X Pro mengemas kapasitas 4.500 mAh, lengkap beserta dukungan fast charging 45 W. Untuk Zero X Neo, kapasitasnya memang lebih besar — 5.000 mAh — tapi dukungan fast charging-nya cuma 18 W.

Seri Infinix Zero X kabarnya akan tersedia di beberapa negara, termasuk halnya Indonesia, meski sejauh ini memang belum ada info tanggal peluncuran yang pasti. Harganya juga belum diketahui, namun laporan GSM Arena mengindikasikan harganya akan dimulai di kisaran $300, atau sekitar 4,3 jutaan rupiah.

Untuk varian storage-nya, Zero X Pro bakal hadir dalam varian berkapasitas 128 GB dan 256 GB, sementara Zero X dan Zero X Neo cuma dalam varian 128 GB.

Sumber: GSM Arena.

Infinix Concept Phone 2021 Demonstrasikan Teknologi Fast Charging 160W

Teknologi fast charging merupakan solusi alternatif terhadap terus meningkatnya ketergantungan manusia terhadap smartphone. Ketimbang menggunakan smartphone tebal dengan baterai besar, alternatifnya kita bisa menggunakan smartphone berbodi normal, tapi yang dibekali teknologi fast charging sehingga waktu pengisian ulang baterai yang dibutuhkan dapat dipersingkat.

Fast charging dengan output 30W, 45W, dan 65W saat ini sudah umum kita dapati, namun pabrikan smartphone tentu tidak akan puas dan berhenti sampai di situ saja. Mereka tentu akan terus memutar otak dan mengeksplorasi teknik-teknik baru agar baterai smartphone bikinannya bisa diisi ulang dengan lebih cepat lagi. Contoh terbarunya adalah Infinix.

Di ajang MWC 2021, pabrikan asal Hong Kong tersebut memamerkan Infinix Concept Phone 2021. Keunggulannya? Fast charging 160W. Dengan output sebesar itu, Infinix mengklaim baterai 4.000 mAh yang tertanam dapat terisi penuh dalam waktu hanya 10 menit, dan mereka pun tidak lupa menyertakan video demonstrasinya.

Menurut Infinix, teknologi fast charging 160W ini dapat terwujud berkat penggunaan baterai 8C, yang diklaim mempunyai resistansi internal 18% lebih rendah daripada baterai 6C. Infinix menjelaskan bahwa angka-angka C tersebut mengindikasikan kecepatan charging sekaligus discharging suatu baterai lithium, sedangkan resistansi internal merujuk pada intensitas panas yang dihasilkan.

Juga penting adalah teknologi Super Charge Pump, yang bertugas mengonversi voltase dari port USB-C menjadi voltase yang diterima langsung oleh baterai. Infinix mengklaim tingkat efisiensi konversi sebesar 98,6%. Lebih tinggi angkanya lebih baik, sebab itu berarti sisa daya yang tidak terkonversi — yang berupa panas — bakal lebih sedikit.

Infinix pada dasarnya ingin memastikan bahwa perangkat tetap adem meski menerima output daya listrik yang sangat tinggi. Total ada 20 sensor suhu yang disematkan ke perangkat ini. Semuanya demi menjamin agar suhu perangkat tetap berada di bawah 40° C selama proses charging berlangsung.

Seandainya perangkat melewati suhu tersebut, atau ada interferensi elektromagnetik maupun lonjakan voltase yang berlebih, perangkat bakal mengaktifkan mekanisme perlindungannya secara otomatis guna mencegah terjadinya kerusakan. Secara total, Infinix mengklaim ada 60 mekanisme perlindungan yang mereka tanamkan di perangkat ini.

Tidak kalah menarik adalah kepala charger 160W yang disertakan, yang ukurannya tergolong sangat ringkas berkat penggunaan material semikonduktor Gallium Nitrite (GaN) dan Silicon Carbide (SiC). Alternatifnya, perangkat juga bisa di-charge secara nirkabel dengan output maksimum 50W menggunakan charging pad yang kompatibel.

Infinix tentu bukan satu-satunya yang sibuk mengembangkan teknologi fast charging dengan kecepatan ekstrem. Tahun lalu, OPPO sudah lebih dulu memamerkan teknologi fast charging 125W. Kemudian belum lama ini, Xiaomi juga sempat mendemonstrasikan fast charging 200W. Meski begitu, semuanya belum ada yang bisa dinikmati oleh konsumen secara luas. Infinix bahkan secara terang-terangan menamai perangkat ini Concept Phone.

Namanya perangkat konsep, tentu tersedia pula sejumlah fitur eksperimental lainnya. Yang paling mencuri perhatian mungkin adalah panel belakangnya yang bisa berganti-ganti warna antara silver dan biru dengan memanfaatkan teknik electrochromic dan electroluminescent. Lalu ketika perangkat sedang di-charge, huruf “O”-nya pun akan menyala dalam warna hijau.

Ini juga pertama kalinya Infinix menyematkan kamera periskop pada ponsel bikinannya, dengan opsi optical zoom hingga 10x, atau digital zoom hingga 60x. Perangkat turut dibekali layar AMOLED dengan bagian tepi yang melengkung sampai hampir menutupi seluruh sisi kiri dan kanan ponsel, menyisakan hanya secuil ruang untuk tombol power dan volumenya.

Sumber: GSM Arena.

Kurang dari 2 Juta, Infinix Hot 10S Unggulkan MediaTek Helio G85 dan Layar 90 Hz

Infinix baru saja meluncurkan smartphone yang cukup menarik, yakni Infinix Hot 10S. Menarik karena ponsel ini merupakan hasil kolaborasi Infinix dengan Mobile Legends: Bang Bang (MLBB), namun di saat yang sama harganya relatif sangat terjangkau.

Kolaborasi dengan MLBB berarti perangkat dipastikan mampu menjalankan game tersebut secara mulus, dan itu diwujudkan lewat penggunaan chipset MediaTek Helio G85, tidak ketinggalan pula pilihan RAM 4 GB atau 6GB, serta penyimpanan internal 64 GB atau 128 GB. Dari sisi software, Infinix juga tidak lupa menyematkan fitur Dar-Link Ultimate Game Booster yang diciptakan untuk meningkatkan kinerja grafis serta responsivitas layar sentuh.

Bicara soal layar, Hot 10S hadir membawa layar berukuran cukup masif: 6,82 inci dengan resolusi HD+, dan refresh rate 90 Hz serta touch sampling rate 180 Hz. Tidak kalah besar adalah baterainya, yang tercatat memiliki kapasitas 6.000 mAh, dengan klaim total waktu bermain hingga 17,3 jam dalam sekali pengisian.

Melengkapi spesifikasinya adalah tiga kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 48 megapixel, kamera depth 2 megapixel, dan kamera AI. Di depan, ada kamera selfie 8 megapixel yang menghuni poni kecil pada layar. Semua itu dikemas dalam bodi setebal 9,2 mm.

Agar bisa semakin memikat para penggemar Mobile Legends — yang jumlahnya memang terbukti sangat besar di tanah air — Infinix tidak lupa menyertakan semacam fan service dalam berbagai wujud, mulai dari boks penjualan khusus yang menampilkan gambar hero Chou, tema beserta tampilan welcome screen eksklusif, sampai pin 515 MLBB yang jumlahnya terbatas.

Terkait kerja sama ini, Sergio Ticoalu selaku Country Marketing Manager Infinix Mobile Indonesia berpendapat, “Kami ingin menghadirkan kolaborasi yang lebih spesial dari sebelumnya. Kami (Infinix dan MLBB) juga berharap dengan hadirnya Hot 10S, masyarakat bisa merasakan smartphone gaming dengan harga bersahabat dan performa terbaik.”

Di Indonesia, Infinix Hot 10S akan dijual secara perdana mulai 5 Mei 2021 melalui official store Infinix di Lazada dan Shopee. Harganya dipatok Rp1.799.000 untuk varian 4 GB/64 GB, atau Rp2.099.000 untuk varian 6 GB/128 GB. Infinix juga tidak lupa menawarkan program flash sale dengan potongan harga 100 ribu rupiah untuk varian 4 GB/64 GB, dan 200 ribu rupiah untuk varian 6 GB/128 GB.

[Review] Infinix Hot 10 Play, Smartphone Pemula Cocok untuk Belajar Online

Infinix Hot 10 Play adalah smartphone entry-level terbaru dari Infinix yang diperkenalkan pada bulan Januari 2021 lalu. Perangkat ini ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G25 dan menjalankan Android 10 (Go Edition) di atas XOS versi 7.0.

DS Gadget sudah kedatangan smartphone yang dibanderol dengan harga Rp1.349.000 tersebut. Unit review Infinix Hot 10 Play yang saya ulik berwarna Obsidian Black dengan konfigurasi RAM 2GB dan penyimpanan internal 32GB.

Dengan spesifikasi tersebut, apakah ponsel pintar ini dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan dasar ber-smartphone di tahun 2021? Berikut review Infinix Hot 10 Play selengkapnya.

Performa

Review-Infinix-Hot-10-Play-8

Mari lompat bahas aspek performa yang menjadi kekhawatiran utama ketika membeli smartphone entry-level. Salah satu faktor yang mempengaruhi performa ialah chipset dan kabar baiknya Infinix Hot 10 Play menggunakan model chipset yang cukup baru yaitu MediaTek Helio G25.

SoC ini diperkenalkan pada pertengahan tahun 2020 lalu, dalam pengumumannya MediaTek mengatakan bahwa Helio G25 dirancang untuk memberikan pengalaman gaming yang lebih baik di smartphone terjangkau. Lebih detail, Helio G25 sudah dibuat pada proses teknologi 12nm dan mengemas CPU octa-core meski semuanya masih menggunakan Cortex-A53, empat inti berjalan pada 2GHz dan sisanya 1,5GHz.

Berpadu dengan GPU PowerVR GE8320 650MHz, RAM 2GB, dan penyimpanan internal 32GB yang bisa diperluas lewat kartu microSD. Walaupun pas-pasan, tetapi kombinasi tersebut cukup baik di kelas di bawah 1,5 jutaan. Sebagai informasi, perangkat dengan konfigurasi yang mirip seperti Infinix Hot 10 Play adalah Xiaomi Redmi 9A.

Untuk sistem operasinya, Infinix Hot 10 Play menjalankan XOS 7.0 berbasis Android 10 (Go Edition) yang dirancang untuk smartphone pemula. Google juga sudah membuat versi ringan berlabel Go dari sejumlah aplikasi buatannya. Dengan ukuran file lebih kecil dan lebih hemat kuota internet meski beberapa fitur dipangkas, meliputi Google Go, Google Assistant Go, Gallery Go by Google Photos, Google Maps Go, dan Gmail Go.

Review-Infinix-Hot-10-Play-10

Sebagai smartphone entry-level, tentunya skenario penggunaan yang saya coba adalah menjalankan rangkaian aplikasi untuk tugas sehari-hari. Mulai dari aplikasi wajib seperti WhatsApp, Instagram, Netflix, dan Zoom untuk pertemuan virtual atau belajar online, serta aplikasi belanja dan transportasi online.

Secara mengejutkan Infinix Hot 10 Play dapat menjalankan sederet aplikasi tersebut dengan cukup baik. Namun jangan berharap akan responsivitas yang tinggi, hal yang wajar bila menemukan sedikit jeda dan proses loading yang agak lama. Berikut hasil benchmark dari Infinix Hot 10 Play:

Untuk gaming, bisa menjalankan Mobile Legends: Bang Bang dengan lancar rasanya sudah menyenangkan. Termasuk mendukung mode HD dan grafis pada level high. Chipset MediaTek Helio G25 sendiri memang mendukung teknologi gaming HyperEngine yang mengoptimalkan sumber daya CPU dan GPU saat bermain game.

Desain, Layar, dan Kamera

Sekarang beralih ke aspek desain, layar, dan kamera. Penampilan Infinix Hot 10 Play terlihat modern dengan layar besar mencapai 6,82 inci dan memiliki notch bergaya waterdrop untuk menempatkan kamera depan 8MP. Layar 6,82 inci tersebut menggunakan panel IPS yang ditopang resolusi HD+ (720×1640 piksel) dengan kerapatan 263 ppi dalam aspek rasio 20.5:9. Kualitas layarnya bagus, enak dilihat diberbagai sudut dan sudah dibekali fitur adaptive brightness, Eye Care, dan dark theme.

Meski membawa kapasitas baterai jumbo 6.000 mAh, namun ketebalannya masih cukup tipis di angka 8,9 mm dengan bobot 207 gram. Berkat rasio layar yang memanjang 20.5:9, perangkat ini tetap mudah dipegang dengan satu tangan. Dalam paket penjualannya sudah dilengkapi case mika plastik transparan.

Keunggulan baterai 6.000 mAh tersebut menawarkan waktu bermain game hingga 13,8 jam. Infinix turut membekali teknologi Power Marathon dengan dua mode power saving yaitu power boost dan ultra power saving. Sayangnya keunggulan tersebut disertai kekurangan, Infinix Hot 10 Play masih menggunakan port lawas microUSB 2.0 dan belum dilengkapi teknologi pengisian cepat.

Bagian belakang memiliki desain yang cukup menarik, balutan warna Obsidian Black terlihat seperti biru tua gelap bertabur partikel mutiara kecil yang berkilau saat dilihat pada sudut tertentu. Modul dual camera-nya dibingkai persegi panjang dan susunannya seolah memiliki empat kamera, dua bulatan ekstra terdiri dari flash dan satu lagi untuk label AI.

Kemampuan kameranya tidak begitu istimewa, kamera utamanya 13MP f/1.8 dan satu lagi tidak disebutkan resolusinya tetapi berfungsi sebagai depth sensor. Meski terbatas, ternyata hasil fotonya lumayan dan cukup untuk mengabadikan momen sehari-hari dan dibagikan ke media sosial. Saran saya, belajar komposisi, coba berbagai sudut pengambilan, dan bila perlu edit serta permanis dengan preset menggunakan aplikasi edit foto.  Selain itu, baik kamera depan dan belakangnya mendukung perekaman video sampai 1080p.

Tak jauh dari kamera, terdapat area sensor sidik jari konvensional yang dapat membuka kunci layar dengan cepat dan akurat. Selain itu, fitur face unlock-nya juga bekerja dengan cepat dan berfungsi dengan baik di dalam ruangan dengan kondisi cahaya dari lampu.

Verdict

Review-Infinix-Hot-10-Play-3

Gaung Infinix mungkin tidak selantang brand smartphone internasional yang menduduki peringkat lima besar di Indonesia, namun kualitas produk Infinix tentu tidak boleh diremehkan. Infinix Hot 10 Play misalnya berhasil membuktikan keandalannya sebagai smartphone entry-level.

Singkatnya smartphone pemula ini cocok untuk para murid belajar online dan terbukti bisa memainkan game MOBA Mobile Legends dengan lancar. Kekuatannya cukup untuk tugas sehari-hari, namun jangan menuntut performa yang responsif dan kamera yang apik.

Kompetitor terdekat Infinix Hot 10 Play ialah Xiaomi Redmi 9A yang berada di kisaran harga yang sama. Sebetulnya bila ingin menabung sedikit lebih lama, menambah beberapa ratus ribu bisa mendapatkan smartphone entry-level dengan chipset MediaTek Helio G35 seperti Realme C11 dan Xiaomi Redmi 9C yang membawa RAM 4GB.

Sparks

  • Harga sangat terjangkau Rp1.349.000
  • Desain menarik dengan warna Obsidian Black
  • Layar bagus, meski resolusinya sebatas HD+
  • Performa cukup baik berkat chipset MediaTek Helio G25

Slacks

  • Masih pakai port microUSB
  • Kamera sederhana

Infinix Zero 8i Diungkap, Identik dengan Zero 8 Kecuali pada Bagian Kamera

Agustus lalu, Infinix secara resmi meluncurkan smartphone Zero 8 di Indonesia. Belum lama berselang, Infinix kini memperkenalkan varian lain dari Zero 8 dengan harga yang lebih terjangkau.

Ponsel bernama Infinix Zero 8i ini punya banyak sekali kemiripan dengan Zero 8. Bahkan bentuk dan desainnya pun identik, dengan layar IPS seluas 6,85 inci yang memiliki resolusi 2460 x 1080 pixel dan refresh rate 90 Hz, tidak ketinggalan juga lubang berbentuk kapsul kecil yang menjadi rumah atas dua kamera depan.

Jeroan yang digunakan pun sama persis; Zero 8i ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G90T, RAM 8 GB dan penyimpanan internal 128 GB yang dapat diperluas dengan bantuan kartu microSD. Baterainya tercatat mempunyai kapasitas 4.500 mAh, serta mendukung teknologi pengisian daya cepat dengan output maksimum 33 W.

Infinix Zero 8i

Sejauh pengamatan saya, satu-satunya perbedaan antara Zero 8i dan Zero 8 terletak pada kameranya. Pada kamera depannya misalnya, Zero 8i mengusung kamera 16 megapixel, bukan 48 megapixel seperti yang diunggulkan Zero 8. Pun demikian, kamera selfie keduanya sama persis, yakni ultra-wide 8 megapixel.

Beralih ke belakang, konsumen masih akan tetap menjumpai empat kamera belakang dengan susunan yang membentuk seperti sebuah ketupat. Bedanya, Zero 8i mengemas kamera utama 48 megapixel f/1.8, bukan 64 megapixel f/1.9 seperti yang ada pada Zero 8. Sisa tiga kamera belakangnya tidak berubah, yakni kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 2 megapixel dan depth sensor 2 megapixel.

Selebihnya tidak ada yang lagi yang dirombak. Secara fitur pun Zero 8i adalah perangkat yang sama, lengkap dengan colokan headphone di sisi bawah dan sensor sidik jari yang terintegrasi dengan tombol power.

Pertanyaannya, seberapa terjangkau Zero 8i dibandingkan Zero 8? Sejauh ini Infinix baru berencana memasarkan Zero 8i di India saja, dan di sana harganya dibanderol 14.999 rupee (± Rp2,9 jutaan). Sebagai referensi, harga resmi Zero 8 ketika diluncurkan pertama kali di Indonesia adalah Rp3,8 juta. Sayangnya belum diketahui apakah Infinix juga berniat memboyong Zero 8i ke pasar tanah air.

Sumber: GSM Arena.

Infinix Smart 5 Diumumkan, Smartphone Android Go Edition dengan Baterai 5.000 mAh

Infinix telah mengumumkan smartphone entry-level terbarunya, disebut Infinix Smart 5. Perangkat ini menjalankan Android 10 (Go Edition), versi sistem operasi Android yang dirancang untuk smartphone terjangkau.

Untuk desainnya, bagian depan mengemas layar IPS 6,6 inci beresolusi HD+ dan punya notch di pucuk layar guna menampung kamera depan 8MP. Beralih ke belakang, tampil cukup kekinian dengan efek khusus dalam balutan warna biru, hitam, dan hijau.

Infinix Smart

Terdapat tiga unit kamera belakang yang dibingkai persegi panjang dan sensor fingerprint konvensional. Kamera utamanya 13MP yang dipasangkan dengan dua sensor QVGA, dan LED flash.

Dapur pacunya mengandalkan prosesor octa-core yang berjalan pada 1.8GHz, tidak diungkap jenis chipset yang digunakan. Bersama RAM 2GB atau 3GB dan opsi penyimpanan 32GB atau 64GB yang bisa ditambah lewat penggunaan microSD.

Infinix Smart 12

Kapasitas baterainya cukup besar, 5.000 mAh dan mendukung pengisian daya 10W lewat micro USB. Rencananya Infinix Smart 5 akan meluncur ke India dan Nigeria, tanggal ketersediaan dan harganya belum diungkap.

Sumber: GSMArena

Spesifikasi Infinix Hot 9, Dijual Rp 1 Juta-an Dapat RAM 4GB

Di tengah mewabahnya pandemi Covid-19 dan persaingan antar smartphone yang semakin ketat brand Infinix tetap memasarkan produk terbaru mereka di Indonesia dengan optimis. Bahkan produsen smartphone yang berasal dari Hong Kong tersebut sudah meluncurkan produk terbarunya. Mana lagi kalau bukan Infinix Hot 9 di Indonesia.

Continue reading Spesifikasi Infinix Hot 9, Dijual Rp 1 Juta-an Dapat RAM 4GB

[Review] Infinix Hot S 3X: Tonjolkan Notch dan Kamera Ganda

Saat ini, pasar smartphone di Indonesia pada rentang harga Rp2 jutaan sudah sangat sesak. Hampir setiap pabrikan ponsel memiliki utusan di segmen ini, dari Samsung, Xiaomi, OPPO, Vivo, Asus, dan juga Infinix dengan Hot S 3X yang akan kita ulas.

Beberapa unique selling point yang diunggulkan oleh Infinix Hot S 3X adalah smartphone ini memiliki notch, kamera depan 16-megapixel, kamera ganda di belakang, dan bertenaga chipset Qualcomm Snapdragon 430.

Dijual dengan harga Rp2.149.000, apa lagi yang ditawarkan olehnya? Berikut review Infinix Hot S 3X selengkapnya, semoga bisa membantu Anda menimbang-nimbang sebelum meminang smartphone ini.

Unboxing Infinix Hot S 3X 

review-infinix-hot-s-3x

  • Unit Infinix Hot S 3X black
  • Adapter charger (5V/2A)
  • Kabel data microUSB
  • Headset
  • Silicon case
  • SIM ejector
  • Anti gores
  • Buku panduan dan garansi

Desain FullView dengan Notch

review-infinix-hot-s-3x

Dibanding pendahulunya yakni Infinix Hot S3, desain Hot S 3X terlihat lebih elok berkat kehadiran notch di keningnya. Sentuhan finishing glossy yang nampak berkilau di bagian belakang dan bingkainya, juga turut menambah menarik penampilannya.

review-infinix-hot-s-3x

Body Hot S 3X masih menggunakan material plastik, tetapi build quality-nya sudah mantap banget – terasa sangat solid. Namun sentuhan glossy juga membuatnya sedikit licin dalam cengkraman tangan dan cenderung mudah kotor, solusinya bisa menggunakan silicon case yang diberikan dalam paket penjualan.

review-infinix-hot-s-3x

Bila diperhatikan dengan teliti, desain Hot S 3X memang terasa familier. Saya sendiri menjadi teringat dengan seri Vivo V9, dengan sudut-sudut membulat dan bagian sisi punggung yang agak melengkung – meskipun tidak seluruh detailnya mirip.

Bagian notch misalnya, ukurannya lebih lebar dan dagunya masih cukup tebal. Notch pada Hot S 3X sendiri merupakan kediaman sejumlah komponen, seperti kamera depan 16-megapixel, LED flash, LED notifikasi, earpiece, serta sensor proximity dan ambient light.

review-infinix-hot-s-3x

Berbalik ke punggung, didapati kamera ganda resolusi 13-megapixel dan 2-megapixel, serta LED flash dalam setup vertikal. Lalu, ada sensor fingerprint, logo Infinix, serta logo Hot S dan keterangan ‘design by Infinix‘ di bagian bawah.

Tombol power dan volume berada di samping kanan. SIM tray di samping kiri, yang terdiri dari tiga slot (dua untuk nano SIM dan satu microSD). Lalu, jack audio 3,5 mm bertengger di atas. Serta, speaker, port microUSB, dan mic di sisi bawah.

Layar Luas 6,2 Inci, Tetapi…

review-infinix-hot-s-3x

Formula FullView display yang dikenakan Infinix memang membuat hampir seluruh bagian muka Hot S 3X dipenuhi oleh layar. Ukurannya cukup luas yakni 6,2 inci dengan panel IPS, yang memiliki viewing angle yang lebar, reproduksi warna yang baik, dan brightness tinggi sehingga asyik dipakai di luar ruangan sekalipun.

Sayangnya, layar seluas itu masih disokong hanya dengan resolusi HD+ (1500×720 piksel) dalam aspek rasio 19:9. Untuk memenuhi kebutuhan seperti melihat feed Instagram dan menonton video di YouTube memang sudah lebih dari cukup.

review-infinix-hot-s-3x

Namun, untuk kegiatan gaming tampilannya baru akan terasa kurang tajam dan kurang maksimal. Lebih lanjut, Infinix tidak menyediakan display mode, tetapi kita bisa menggunakan fitur ‘eye care‘ yang membantu menjaga kenyamanan dan kesehatan mata saat menggunakan smartphone dalam kondisi ruangan bercahaya redup. Kemudian ada juga fitur ambient display yang memungkinkan kita membaca notifikasi dari layar yang terkunci.

XOS Hummingbird Versi 3.3 Lite

review-infinix-hot-s-3x

Infinix Hot S 3X mengemudikan Android 8.1 Oreo disentuh XOS Hummingbird versi 3.3 Lite dengan patch keamanan bulan Juli.

Dari dulu saya sudah cukup terkesan dengan user interface dari XOS ini. Karena memiliki ikon, tema, dan efek serta transisi animasi yang menarik.

Tampilannya simpel, pengoperasiannya praktis, dengan launcher dua lapis. Untuk membuka menu utama, cukup usap dari bawah ke atas.

Bila ingin tampil berbeda, fitur XTheme memungkinkan kita mengubah tema smartphone menjadi benar-benar tampak berbeda. Ada banyak sekali beragam tema dan wallpaper yang bisa dieksplorasi.

Seperti biasa, Infinix menyematkan sejumlah bloatware – baik itu aplikasi besutan Infinix seperti XAccount, XClub, XHide, XShare, dan XTheme maupun beberapa aplikasi pihak ketiga lainnya. Sekiranya bisa di-uninstall bila tidak dibutuhkan, menurut saya itu bukan masalah.

Untuk mengamankan smartphone, Infinix menyediakan fingerprint sensor dan face unlock. Kita bisa mendaftar lima sidik jari kita, bagian menariknya tiap-tiap sidik jari dibekali shortcut untuk langsung membuka aplikasi tertentu.

Tak hanya itu, kita bisa mengambil selfie, menerima panggilan masuk, merekam panggilan, navigasi di galeri, dan mengentikan alarm dengan menekan sensor fingerprint sensor.

Ketika sensor disentuh, ada efek getar dan suara – sayangnya saya tidak menemukan cara untuk menonaktifkannya. Kalau soal akurasi dan kecepatannya, sudah lumayan bisa diandalkan. Pun demikian dengan kinerja fitur face unlock-nya.

Kamera Ganda Belakang

Untuk aktivitas fotografi, Infinix Hot S 3X telah dibekali kamera ganda di bagian belakang, resolusinya 13-megapixel, dengan aperture f/2.0, dan teknologi autofocus PDAF. Serta, kamera sekunder 2-megapixel saja untuk memotret foto dengan efek bokeh.

Sementara, kamera depannya memiliki resolusi lebih tinggi yakni 16-megapixel. Lengkap dengan LED flash dan teknologi kecerdasan buatan (AI) sehingga dapat memberikan hasil foto selfie yang maksimal.

Antarmuka aplikasi kameranya masih sama seperti Infinix Smart 2. Di mana cukup menggeser ke kanan atau ke kiri untuk berpindah mode pengambilan gambar, seperti AI cam, beauty, portrait, video, panorama, night, dan professional.

Pada mode AI cam, bagian atas terdapat shortcut untuk mengaktifkan HDR, LED flash, aspek rasio foto (4:3 atau 18:9), efek, dan pengaturan kamera.

Untuk perekaman videonya, bisa disimpan pada resolusi 1080p 30 fps – baik kamera depan maupun belakang. Buat yang suka vlogging dengan kamera selfie, LED flash di bagian depan juga bisa digunakan saat merekam video – insentitas cahayanya juga bisa diatur pada level rendah, menengah, atau tinggi.

Soal kualitas hasil fotonya terbilang rata-rata, tidak terlalu istimewa – tetapi bisa bersaing dengan smartphone lain di rentang harga yang sama. Berikut beberapa hasil jepretan dari Infinix Hot S 3X.

Hardware dan Performa

Dipersenjatai chipset Snapdragon 430 sudah cukup menggambarkan bahwa Infinix Hot S 3X memiliki kinerja yang cukup mumpuni untuk menenuhi kebutuhan dasar ber-smartphone.

RAM 3GB juga memastikan aktivitas seperti browsing di Chrome, scrolling feed di Instagram, dan proses membuka aplikasi terasa lancar.

Memori internalnya sendiri cukup lapang yakni 32GB dan memiliki slot microSD. Sementara, kapasitas baterai 4.000 mAh memberi durasi pemakaian sedikit lebih lama.

Soal benchmark, di Antutu – Infinix Hot S 3X mendapatkan skor 55.777 poin. Sementara, di PCMark Work 2.0 meraih 3.527 poin, lalu di 3DMark Sling Shot mendapatkan 594 poin, serta di GeekBench 4 single-core 676 poin dan multi-core 2.332 poin.

Smartphone ini juga bisa untuk bermain PUBG Mobile, dalam level grafis balance dan frame rate medium – meski agak patah-patah.

Secara umum, performa Infinix Hot S 3X untuk kebutuhan standar sudah mantap – meski memang tidak begitu kencang. Agar performa senantiasa lancar, Anda juga dituntut berupaya lebih.

Sedikit tips untuk menjaga performa smartphone tetap lancar ialah menghapus aplikasi yang tidak pernah atau jarang digunakan. Serta, rajin-rajin memindahkan hasil foto dan video atau file lainnya ke laptop atau simpan ke cloud storage.

Verdict

review-infinix-hot-s-3x

Di tengah-tengah persaingan sengit dan semakin agresifnya sejumlah pabrikan ponsel dalam menggempur market Indonesia. Saya melihat Infinix tetap kalem dan berusaha untuk konsisten meluncurkan smartphone baru.

Infinix Hot S 3X pun berhasil tampil menjanjikan pada harga Rp2 jutaan. Bagi saya, Infinix menawarkan experience yang berbeda dengan kompetitor di rentang harga yang sama.

Keberadaan notch di smartphone menengah ke bawah juga masih merupakan fitur yang istimewa. Secara keseluruhan, perangkat ini memiliki keseimbangan desain, kemampuan kamera, dan performa.

Bertambahnya list panjang smartphone Rp2 jutaan juga memberi keuntungan bagi konsumen. Sekarang giliran Anda, sesuaikan dengan kebutuhan dan menentukan kriteria yang Anda inginkan.

Sparks

  • Desain layar dengan notch
  • Chipset Snapdragon 430 dan RAM 3GB yang cukup kuat
  • Memiliki kamera ganda

Slacks

  • Resolusi layar masih HD+
  • Desain mirip Vivo V9

Infinix Luncurkan Hot S 3X: Diklaim Sexy dengan Notch

Infinix sudah meluncurkan smartphone dengan layar fullview yang dinamakan dengan Infinix Hot S3. Dengan layar tersebut, ternyata diklaim mampu menarik para pengguna dalam jumlah besar. Akan tetapi, karena saat ini tren perangkat dengan poni sedang naik daun, Infinix pun turut mengeluarkan smartphone dengan notch.

Smartphone yang dimaksud adalah Infinix Hot S 3X. Infinix Hot S 3X diluncurkan pada CoWorking Space Kantorkuu pada tanggal 20 Agustus 2018. Smartphone ini memiliki spesifikasi yang kurang lebih sama dengan Infinix Hot S3.

Infinix S3X Launch

“HOT S 3X adalah smartphone pertama kami yang mengusung desain notch, dan mengadopsi AI Technology untuk memaksimalkan fitur pada kamera, sehingga mampu mendeteksi setiap ekspresi pengguna dan menghasilkan gambar terbaik,” kata Marcia Sun, SEA Regional head Infinix Mobility. “Hot S 3X akan menjadi pilihan yang tepat bagi para social media enthusiast yang mengutamakan kualitas terbaik pada setiap konten yang mereka bagikan di media sosialnya masing-masing.”

Infinix Hot S3X 1

Lengkapnya, berikut adalah spesifikasi dari Infinix Hot S3X:

SoC Snapdragon 430
CPU 4 x 1.4 GHz Cortex-A53
GPU Adreno 505
RAM / Internal Storage 3 GB / 32 GB
Layar 6,2” 1440 x 720 IPS
Baterai 4000 mAh
Sistem Operasi Android Oreo 8.1 XOS 3.3
Kamera Depan: 16 MP, Belakang: 13 MP + 2 MP

Infinix Hot S3x

Infinix menurunkan resolusi kamera depan dari 20 MP menjadi 16 MP dikarenakan pada smartphone ini sudah terdapat AI untuk Selfie. Mereka pun mengklaim bahwa hasilnya akan menjadi lebih baik dibandingkan dengan Hot S3.

Ponsel pintar ini dijual dengan harga Rp. 2.099.000 pada flash sale di Lazada. Setelah flash sale, Infinix bakal menjual smartphone ini dengan harga Rp. 2.149.000. Tertarik untuk membeli?

Hot Sex?

Pihak Infinix secara sengaja pada acara peluncurannya menyebut smartphone ini dengan nama (maaf), Hot S3X (Untuk nama perangkat smartphone, lebih lazim dibaca dengan: Hot S 3X). Lalu apakah hal tersebut disengaja?

Infinix Hot sex Kanan

Country Manager Assistant Infinix, Agus Supangat, mengatakan bahwa pemberian nama Hot S 3X memang seperti (maaf) Hot Sex. Hal tersebut disengaja lantaran penggunaan notch pada smartphone ini dianggap sexy. Penyebutan demikian juga menjadi bahan pemasaran bagi Infinix untuk menjual smartphpone yang satu ini.

Infinix Hot S3X Blakang

Saat ditanyakan apakah penggunaan kata X pada Hot S3X merujuk pada nama dari antar muka Infinix yang bernama XOS, Agus pun menepis hal tersebut. Jadi penggunaan S 3X memang untuk menunjukkan bahwa smartphone ini dianggap sexy dan cantik untuk dijual.

Apakah penambahan notch atau poni pada layar bisa membuat konsumen berpaling dan lebih memilih Hot S 3X alih-alih Hot S 3? Mari kita lihat perkembangannya.

[Review] Infinix Smart 2, Smartphone Fullview Display Sejutaan

Standar desain pada smartphone sudah berubah. Saya masih ingat, dulu pegang smartphone dengan layar 5,5 inci (16:9) sudah berasa besar banget. Sekarang rata-rata smartphone telah mengusung layar 6 inci dan tetap nyaman dinikmati dengan satu tangan.

Penggunaan aspek rasio 18:9 dan bezel tipis merupakan rahasianya, di mana para pabrikan ponsel bisa tetap bisa menyuguhkan layar lapang yang diminati pasar tanpa mengorbankan aspek ergonomis.

Di tahun 2017 lalu, smartphone dengan inovasi layar penuh fullview display memang masih dibanderol tinggi ya. Tapi di tahun 2018 sudah menjadi standar baru desain smartphone, termasuk smartphone entry-level harga Rp1 jutaan.

Nah yang terbaru datang dari Infinix – Smart 2 yang dibanderol Rp1,3 juta. Recommended tidak sih? Saya akan coba menjawab di review Infinix Smart 2 berikut.

Paket Penjualan

review-infinix-smart-2

Unit Infinix Smart 2 yang tiba di meja redaksi DailySocial lifestyle berwarna sandstone black, varian RAM 2GB dan storage 16GB. Isi paket penjualannya sebagai berikut:

  • Unit Infinix Smart 2
  • Kepala charger 1,2A
  • Kabel data microUSB
  • Screen protector
  • Buku panduan dan garansi

Desain Terkini

review-infinix-smart-2

Saya sempat mencari-cari SIM ejector dalam kotak penjualannya, tapi tak menemukannya. Ternyata Infinix Smart 2 mengusung desain semi unibody, di mana back cover-nya dapat dibuka namun dengan baterai yang tidak dapat dicopot.

Sejak seri Infinix Hot 6 Pro dan kini Infinix Smart 2, menurut saya desain smartphone Infinix terbaru sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Body-nya sudah tidak lagi setebal dulu dan desainnya juga tidak kaku.

review-infinix-smart-2

Dikemas dengan layar 5,5 inci dalam rasio 18:9, membuat dimensi Infinix Smart 2 (71x148x8,4 mm) terbilang compact – mudah dioperasikan dengan hanya satu tangan. Tidak terlalu besar, tapi tidak juga kekecilan – meski merasa agak sempit sih.

Di atas layar, tertanam kamera depan 8-megapixel ditemani dua LED flash, earpiece, dan juga sejumlah sensor. Berbalik ke belakang, terdapat kamera berkekuatan 13-megapixel dan juga dual LED flash.

Di balik back cover, Anda akan menemui dua slot kartu seluler berbentuk nano SIM dan sebuah slot microSD. Tombol power dan volume berada di sisi kanan, sisanya jack audio 3,5mm, port microUSB, dan mic tersemat di sisi bawah.

Layar 5,5 Inci HD+

review-infinix-smart-2

Bentang layar 5,5 inci disokong resolusi HD+ (1440×720 piksel) sudah menyuguhkan tampilan yang cukup tajam ya, kualitasnya juga sudah bagus.

Saya tak merasa kurang di sini, buat nonton video, buka media sosial, dan bermain game sudah memenuhi. Untuk meminimalisir kelelahan mata, fitur eye care juga tersedia dan alangkah baiknya diaktifkan ketika malam hari.

Antarmuka XOS 

Infinix sudah memasukkan XOS Hummingbird versi 3.3.0 Lite berbasis Android 8.1 Oreo dengan patch keamanan bulan Mei 2018.

Antarmuka XOS ini simpel dengan satu lapis saja, ikon aplikasi dan efek transisinya juga sedap dipandang mata. Bila masih kurang enak di hati, fitur XTheme memungkinkan kita mengubah tampilan smartphone yang benar-benar berbeda.

Fitur yang terpendam alias bloatware di XOS lumayan banyak. Seperti XShare untuk mengirim file dengan cepat, XClub berisi perkembangan informasi terbaru Infinix, dan XHide untuk menyembunyikan konten gambar, video, dan perekaman suara di penyimpanan smartphone.

Kalau ada aplikasi yang jarang dipakai tapi mau dihapus juga sayang, Anda bisa memanfaatkan fitur freezer untuk menyimpan aplikasi tersebut tanpa memakan memori.

Ketidakhadiran fingerprint sensor membuat saya cukup frustasi ya, kembali ke basic menggunakan pola, PIN, atau password. Sebagai pelipur lara, terdapat fitur face unlock atau fitur pengenalan wajah untuk membuka kunci smartphone dengan mudah tapi kurang aman.

Kamera Cukup Memuaskan

review-infinix-smart-2

Infinix membenamkan kamera utama beresolusi 13-megapixel dan kamera depan 8-megapixel. Masing-masing ditemani dual LED flash untuk membantu mendapatkan foto yang cerah di keadaan low-light. Terkhusus LED flash di bagian depan, level cahayanya dapat diatur ke tinggi, sedang, dan rendah.

Antarmuka kameranya terlihat familier ya, mirip dengan aplikasi kamera iOS. Di mana cukup menggeser ke kanan atau ke kiri untuk berpindah mode. Beragam fitur dasar juga telah tersedia, termasuk mode cantik, panorama, dan malam. Mode bokeh juga tersedia pada kamera depan.

Di mode normal atau foto, bagian atas ada shortcut untuk mengaktifkan HDR dan LED flash. Lalu ketika berpindah ke mode video, shortcut berubah menjadi LED flash dan effect.

Hal yang kecil ini bagi saya cukup berkesan, saya jarang menggunakan fitur effect di video karena biasanya fungsi itu tersembunyi – padahal kita bisa menghasilkan video unik. Video-nya sendiri bisa direkam dalam format 1080p pada 30 fps.

Bagaimana dengan kualitas fotonya? Hasil jepretannya ternyata lumayan memuaskan kok, fitur HDR sangat membantu saat memotret dalam keadaan backlit dan minim cahaya. Namun kadang kala efek manipulasi HDR ini terlihat berlebihan dan sangat tidak realistis.

Mode HDR Off
Mode HDR Off
Mode HDR On
Mode HDR On
Mode HDR Off
Mode HDR Off
Mode HDR On
Mode HDR On
Mode HDR On
Mode HDR On
Foto Low-Light
Foto Low-Light

Hardware dan Performa

review-infinix-smart-2

Infinix Smart 2 digerakkan oleh chipset MediaTek MT6739 dengan CPU 64 bit quad-core 1,5GHz Cortex-A53. Ditolong RAM 2 GB dan storage 16 GB yang bisa diperluas dengan microSD hingga 128 GB.

Proses benchmark mampu diselesaikan meski memakan waktu agak lama. Di AnTutu, Infinix Smart 2 meraih 44.430 poin, lalu di PCMark 3.160 poin, kemudian di 3DMark 148 poin, serta di GeekBench 4 single-core 639 poin dan multi-core 1.794 poin.

Sejauh ini, performa yang disuguhkan sangat stabil untuk kebutuhan standar – saya telah mencoba untuk melakukan aktivitas seperti browsing, buka feed Instagram, mengetik di Google Keep, dan menguji kemampuan kameranya – tak mengalami gejala lag yang mengganggu.

Tapi ya jangan berharap lebih pada potensi gaming-nya di level ini. Saya mencoba game Mobile Legends dan PUBG Mobile, loading saat masuk cukup lama – tapi bisa dimainkan.

Mobile Legends mampu dijalankan dengan lancar, game MOBA ini memang bukan game berat sih. Sementara untuk PUBG Mobile yang dikenal menuntut kinerja GPU tinggi tak bisa dimainkan dengan lancar, pergerakan karakternya patah-patah, bikin pusing, dan pasti akan kalah saat baku tembak dengan musuh.

Verdict

review-infinix-smart-2

Jadi, apakah Infinix Smart 2 recommended? Jawabannya iya, dari segi desain, kemampuan kamera, hingga performa sudah bagus. Satu hal yang disayangkan ialah absennya fingerprint sensor, walaupun sudah ada fitur face unlock tapi kurang aman.

Selain itu di level harga Rp1 – 1,5 juta, Infinix Smart 2 harus berhadapan dengan Xiaomi Redmi 5A, Meizu M6, dan juga Asus Zenfone Live L1. Mereka bukan lawan yang mudah, tapi masing-masing punya kelebihan dan kekurangan – balik lagi deh ke kebutuhan Anda seperti apa.

Sparks

  • Desain layar penuh fullview display kekinian
  • Ada fitur face unlock
  • Hasil bidikannya lumayan bagus
  • Performa stabil, ada tapinya

Slacks

  • SoC kurang kuat buat gaming
  • Tidak ada fingerprint sensor

Update: Koreksi pada judul, penggantian kata layar penuh dengan fullview display.