Ukurannya Imut-Imut, Action Cam Insta360 Go 2 Hadir Bersama Charging Case Multifungsi

Masih ingat dengan Insta360 Go, action cam keluaran tahun 2019 yang saking mungilnya datang bersama charging case ala TWS? Well, Insta360 sekarang sudah punya penerusnya, Go 2, dan ia hadir membawa sejumlah upgrade yang signifikan.

Sebelumnya, mari kita bahas fisiknya terlebih dulu, sebab seperti versi pertamanya, ukurannya yang imut-imut kembali menjadi salah satu nilai jual utamanya. Secara teknis, Go 2 tercatat memiliki dimensi 52,9 x 23,6 x 20,7 mm, sedangkan bobotnya berada di kisaran 26,5 gram.

Beratnya memang sedikit bertambah jika dibandingkan pendahulunya, tapi tidak masalah seandainya jeroan yang diusung memang juga makin kapabel. Go 2 tahan air dengan sertifikasi IPX8, yang berarti ia tetap dapat beroperasi secara normal di dalam air dengan tingkat kedalaman maksimum hingga 4 meter.

Di dalamnya bernaung sensor berukuran 1/2,3 inci yang mampu merekam video dalam resolusi maksimum 2560 x 1440 pixel pada kecepatan 30 fps. Opsi slow-motion juga tersedia di resolusi 1080p 120 fps, dan semuanya ditangkap dalam sudut pandang seluas 120°. Melengkapi semua itu adalah teknologi penstabil gambar FlowState yang sangat efektif meredam guncangan, sama seperti yang terdapat pada Insta360 One X2.

Cara menggunakan Insta360 Go 2 masih belum berubah, logo di bawah lensanya bisa ditekan untuk langsung memulai perekaman. Berhubung ia tidak dilengkapi layar, pengguna perlu mengandalkan aplikasi pendampingnya di smartphone untuk mengakses menu pengaturan. Alternatifnya, pengguna juga bisa memanfaatkan charging case-nya.

Ya, charging case milik Go 2 telah menerima pembaruan yang sangat dramatis. Saat case-nya ini dibuka, Anda bisa melihat sebuah layar kecil beserta sepasang tombol, yang berarti ia bisa dijadikan remote control buat Go 2, baik ketika kameranya sedang terpasang di dalamnya, atau dari kejauhan dengan jarak maksimum 10 meter.

Tidak berhenti sampai di situ saja, Insta360 juga menyematkan sepasang kaki pada bagian bawah case-nya, sehingga case-nya ini juga bisa berperan sebagai tripod ketika dibutuhkan. Dudukan 1/4 inci untuk tripod standar pun juga tersedia di bawah port USB-C miliknya. Dalam sekali pengecasan, baterai Go 2 diklaim bisa tahan sampai 30 menit perekaman, atau sampai 150 menit jika digunakan selagi terpasang pada charging case-nya.

Insta360 Go 2 kabarnya akan segera dipasarkan dengan harga Rp5.399.000. Paket penjualannya mencakup tiga macam aksesori dengan mekanisme mounting berbasis magnet. Nantinya juga akan ada aksesori opsional yang dapat dibeli secara terpisah seperti ND filter maupun mount adapter.

Insta360 One X2 Hadir Membenahi Sejumlah Kekurangan Pendahulunya

Mengawali kiprahnya sebagai produsen aksesori kamera 360 derajat untuk smartphone, Insta360 telah berevolusi menjadi brand action cam yang sangat inovatif dalam kurun waktu yang cukup singkat. Kunci kesuksesannya, kalau menurut saya pribadi, adalah sinergi hardware dan software yang apik, kurang lebih seperti yang kita jumpai pada produk-produk DJI di kategori consumer drone.

Memasuki penghujung tahun 2020 ini, Insta360 punya satu persembahan baru, yakni Insta360 One X2. Sesuai namanya, ia merupakan penerus langsung dari Insta360 One X yang diluncurkan dua tahun silam. Fisiknya memang cukup identik, dengan wujud menyerupai balok kecil yang pipih dan bobot kurang dari 150 gram.

Tentu saja ada beberapa perubahan yang sudah diterapkan. Yang paling utama, seperti yang bisa kita lihat, adalah kehadiran layar sentuh yang dapat berfungsi sebagai viewfinder di salah satu sisinya, menggantikan layar indikator kecil yang terdapat pada pendahulunya.

Adanya layar semacam ini jelas bakal memudahkan kegiatan vlogging, apalagi mengingat pengguna dapat menggeser-geser tampilan preview-nya saat tengah merekam video 360 derajat. Kita patut berterima kasih kepada DJI selaku yang memulai tren ini, yang pada akhirnya juga ditiru oleh GoPro baru-baru ini.

Dua hal yang sebelumnya cukup sering dikeluhkan konsumen Insta360 One X adalah terkait ketahanan air dan kualitas audio yang dihasilkan. Kabar baiknya, dua hal itu tidak lagi menjadi problem buat One X2.

Berbekal sertifikasi IPX8, One X2 siap diajak menyelam sampai kedalaman 10 meter tanpa perlu bantuan casing sama sekali. Barulah untuk kegiatan diving yang lebih ekstrem, pengguna bisa membeli aksesori Dive Case dan membawanya sampai sedalam 45 meter.

Terkait kualitas audio, One X2 dilengkapi dengan empat buah mikrofon. Pengguna dibebaskan memilih antara merekam suara stereo dengan algoritma wind-reduction aktif, atau merekam suara ambisonic (multi-channel) guna mendapatkan pengalaman yang lebih immersive. Alternatifnya, pengguna juga dapat menyambungkan mikrofon eksternal menggunakan bantuan sebuah adaptor yang dijual terpisah.

Insta360 juga tidak lupa menyempurnakan daya tahan baterainya. Meski dimensinya tidak jauh berbeda, One X2 punya baterai berkapasitas lebih besar (1.630 mAh) yang diklaim sanggup bertahan hingga 80 menit perekaman di resolusi maksimumnya, alias 20 menit lebih lama dari sebelumnya. Baterainya ini tetap bisa dilepas-pasang, yang berarti pengguna bisa menyiapkan unit cadangan ketika hendak mengabadikan momen-momen spesial.

Beralih ke pembahasan mengenai performa, One X2 sanggup menciptakan video 360 derajat dengan resolusi maksimum 5,7K 30 fps, atau video standar dengan resolusi maksimum 1440p 50 fps. Meski kemampuan merekam videonya tidak berubah, Insta360 bilang teknologi penstabil gambar FlowState yang ada di One X2 sudah disempurnakan agar dapat semakin efektif menggantikan peran gimbal.

Secara total, ada empat mode perekaman yang One X2 tawarkan. Selain mode 360 dan mode standar tadi, terdapat juga mode yang dinamai MultiView, dan yang paling baru, InstaPano. Seperti yang bisa ditebak dari namanya, InstaPano memungkinkan pengguna untuk mengambil gambar panorama dengan satu kali klik saja ketimbang harus melakukan panning secara manual.

Namun kualitas gambar baru sebagian dari cerita utuh One X2, sebab ia turut mengunggulkan sederet fitur pintar yang siap menunjang kreativitas para penggunanya. Seperti sebelumnya, One X2 juga datang bersama aplikasi pendamping yang sanggup menyunting video secara otomatis, memilah-milah mana saja momen terbaik yang sempat terekam, dan dari perspektif mana momen tersebut kelihatan paling bagus.

Pada praktiknya, ini berarti pengguna tidak perlu menghadapkan kamera ke arah tertentu selagi merekam. Cukup tekan tombol record dan biarkan perangkat merekam video dari segala arah, lalu persilakan AI mengedit hasilnya menjadi sebuah video yang bisa langsung dibagikan ke media sosial. Berbagai template efek sinematik juga bisa ditambahkan dengan mudah pasca perekaman.

Insta360 pun tidak lupa memperbarui algoritma fitur tracking-nya sehingga One X2 dapat mengunci fokus pada subjek yang dipilih secara otomatis, entah itu manusia, binatang, atau objek-objek bergerak lainnya secara lebih baik lagi.

Saat ini Insta360 One X2 sudah dipasarkan seharga $430, atau $30 lebih mahal daripada harga perdana pendahulunya. Seperti yang saya bilang, Insta360 juga menawarkan sejumlah aksesori opsional buat One X2, mulai dari adaptor mikrofon, cover lensa, sampai unit docking fast charging yang bisa memuat hingga tiga modul baterai.

Insta360 One R Adalah Action Cam dengan Lensa Lepas-Pasang Layaknya Kamera Mirrorless

Kamera 360 derajat bukan untuk semua orang. Itulah mengapa belakangan produsen seperti GoPro dan Insta360 turut menyertakan fitur untuk mengekstrak atau merekam video standar pada kamera 360 derajatnya.

Namun kalau menurut Insta360, video standar hasil reframing dari video 360 derajat ini kualitasnya masih kalah jika dibandingkan dengan rekaman kamera biasa. Berkaca pada kesimpulan tersebut, mereka merancang Insta360 One R, sebuah action cam yang dideskripsikan mampu beradaptasi sesuai kebutuhan.

Insta360 One R

Untuk mewujudkannya, Insta360 mengambil rute modular. Satu unit One R terdiri dari tiga jenis modul yang berbeda: Battery Base, Core yang memuat layar sentuh dan bisa dihadapkan ke sisi pengguna atau sebaliknya, dan Lens Mod yang dapat diganti-ganti layaknya sebuah kamera mirrorless. Lens Mod inilah yang menjadi daya tarik utama One R.

Saat pengguna hendak merekam video 360 derajat, mereka dapat memasangkan Dual-Lens 360 Mod yang dapat merekam sisi depan dan belakang sekaligus, sebelum akhirnya digabungkan secara otomatis menjadi satu video 360 derajat beresolusi 5,7K. Kalau ingin merekam video biasa, tinggal lepas dan ganti dengan 4K Wide Angle Mod yang mendukung perekaman dalam resolusi 4K 60 fps serta slow-motion sampai 8x kecepatan asli.

Insta360 One R

Terakhir, ada 1-Inch Wide Angle Mod yang mengemas sensor 1 inci dan komponen optik hasil kolaborasi Insta360 dengan Leica. Mod ini sejatinya adalah versi lebih mumpuni dari 4K Wide Angle Mod, sanggup merekam video 5,3K maupun memotret foto 19 megapixel, dan berhubung ukuran sensornya besar, performanya di kondisi low-light bisa diandalkan.

Ketiga modul lensa ini turut mendukung fitur-fitur seperti sistem stabilization FlowState yang sangat efektif meredam guncangan, mode perekaman HDR maupun Night Shot untuk di pencahayaan minim ala ponsel-ponsel terkini. Satu fitur khusus untuk Dual-Lens 360 Mod yang menarik adalah Auto Frame, yang dirancang untuk memudahkan proses penyuntingan dengan merekomendasikan sejumlah subjek yang teridentifikasi dari keseluruhan video.

Insta360 One R

Secara fisik, dimensi One R tidak jauh berbeda dari action cam standar macam GoPro Hero8 Black. Sertifikasi IPX8 memastikan ia tahan air sampai kedalaman 5 meter tanpa bantuan casing tambahan, dan jika diperlukan, ada aksesori Dive Case yang siap membawanya sampai 60 meter di bawah air.

Urusan audio, One R dibekali dengan sepasang mic internal, namun pengguna dapat dengan mudah menyambungkan mikrofon eksternal via port USB-C, lalu menempatkannya di atas kamera dengan bantuan Accessory Shoe. One R juga mendukung pengoperasian via perintah suara, cocok untuk skenario seperti ketika kamera dipasangkan di atas helm.

Insta360 One R

Insta360 saat ini sudah memasarkan One R dalam tiga bundel yang berbeda, berikut rinciannya:

Ke depannya, Insta360 juga akan memasarkan bundel yang lebih ekstrem, yakni Insta360 One R Aerial Edition yang mencakup sistem mounting khusus supaya kamera bisa dipasangkan pada sejumlah drone. Di luar itu, konsumen juga dipersilakan membeli modul pendukung, seperti misalnya modul Boosted Battery Base yang memiliki kapasitas baterai dua kali lebih besar.

Sumber: Insta360.

Bobotnya Kurang dari 20 Gram, Insta360 Go Adalah Action Cam Mungil dengan Pengoperasian Amat Praktis

Produsen action cam Insta360 baru saja memperkenalkan kamera yang sangat menarik. Dinamai Insta360 Go, kamera ini menarik karena dimensinya yang begitu kecil. Saking kecilnya, wujudnya yang seperti kapsul hanya berbobot 18 gram saja. Bodinya pun dirancang agar tahan air dengan sertifikasi IPX4.

Bukan hanya sangat ringkas, Go juga datang bersama tiga jenis mount yang amat praktis. Yang pertama adalah Magnet Pendant, yang memungkinkan pengguna untuk menempelkan Go pada bajunya guna melangsungkan perekaman dari sudut pandang orang pertama.

Yang kedua adalah Easy Clip, yang dapat dijepitkan ke beragam jenis pakaian dan sangat ideal untuk menemani aktivitas olahraga. Terakhir, ada Pivot Stand yang dapat ditempelkan ke berbagai permukaan datar, serta dapat disesuaikan angle-nya sesuai kebutuhan.

Insta360 Go

Mengoperasikan Go juga terkesan mudah meski ia tak dibekali layar sama sekali. Cukup tekan tombol di bawah lensanya satu kali, maka Go akan mulai merekam video dengan durasi maksimum 15, 30, atau 60 detik, tergantung pengaturan yang ditetapkan pengguna. Sejumlah mode perekaman yang lebih spesifik turut tersedia, termasuk halnya mode Hyperlapse dan slow-motion.

Go yang dibekali lensa f/2.1 ini mengambil video dalam resolusi maksimum 2720 x 2720 pixel dan kecepatan 25 fps. Pengguna diberi kebebasan memilih aspect ratio antara 1:1, 16:9 atau 9:16. Istimewanya, Go turut dilengkapi teknologi stabilization FlowState seperti milik Insta360 One X, yang cara kerja beserta hasilnya mirip seperti teknologi HyperSmooth racikan GoPro.

Insta360 Go

Namun menurut saya yang paling istimewa adalah bagaimana Go memindah hasil rekamannya menuju ke smartphone. Go datang bersama sebuah charging case, dan charging case-nya ini memiliki konektor Lightning pada ujungnya. Cukup letakkan Go pada charging case, tancapkan ke iPhone/iPad, maka semua video yang direkam akan ditransfer secara otomatis.

Untuk pengguna Android, mereka bisa menyambungkan Go beserta charging case-nya menggunakan kabel USB-C. Dalam satu kali pengisian, baterai Go diyakini cukup untuk merekam hingga 200 klip video. Lalu yang menjadi pertanyaan, harus diapakan 200 klip tersebut setelah dipindah ke smartphone? Diunggah satu per satu ke media sosial? Tentu tidak.

Insta360 Go

Berbekal kapabilitas AI, aplikasi pendamping Go akan membuatkan kompilasi klip-klip video terbaik yang sempat kita rekam, lalu ‘mengekstraknya’ menjadi satu video yang siap untuk dipamerkan ke publik. Tentu saja pengguna juga dipersilakan mengedit secara manual jika mau.

Pada dasarnya premis yang ditawarkan Go adalah supaya pengguna bisa fokus merekam dan tidak melewatkan satu pun momen yang menarik. Urusan editing, percayakan saja pada otomasi aplikasinya. Kalau tertarik, Insta360 Go saat ini sudah bisa dibeli seharga $200, sudah termasuk segala aksesori pendukungnya.

Sumber: DPReview.

Insta360 Evo Adalah Kamera 360 Derajat dan Kamera VR180 dalam Satu Kemasan

Insta360 punya kamera baru yang sangat menarik. Namanya Evo, dan sepintas ia kelihatan seperti kamera 360 derajat pada umumnya. Namun yang begitu unik adalah desain lipatnya, yang memungkinkan perangkat untuk dipakai merekam video 360 derajat maupun video stereoscopic 3D 180 derajat.

Dalam posisi standar (terlipat), ia sebenarnya tidak jauh berbeda dari Insta360 One X yang diluncurkan belum setahun lalu. Pada kenyataannya, spesifikasinya amat identik: mampu merekam video 360 derajat dalam resolusi 5,7K, lengkap beserta teknologi image stabilization FlowState, dan sanggup menjepret foto 18 megapixel dengan bantuan lensa f/2.2 miliknya.

Di luar posisi standarnya, Evo langsung beralih fungsi menjadi kamera untuk format VR180. Insta360 sebenarnya bukan yang pertama kali menerapkan desain lipat seperti ini. Sebelumnya, sudah ada Vuze XR yang mengusung konsep serupa. Kedua perangkat ini sama-sama menawarkan fleksibilitas ekstra bagi konsumen kamera 360 derajat.

Insta360 Evo

Wi-Fi, Bluetooth 4.0, serta slot microSD merupakan fitur standar pada Evo, tapi yang disayangkan charging-nya masih mengandalkan micro USB ketimbang USB-C. Satu hal yang menjadi kekurangannya adalah tidak adanya panel layar sama sekali, yang berarti untuk sebatas mengakses pengaturan pun pengguna harus mengandalkan bantuan aplikasi pendamping di ponsel.

Dari segi harga, Evo juga tidak berbeda jauh dari One X. Insta360 saat ini sudah memasarkannya seharga $420, cuma selisih $20 dari banderol One X. Di saat yang sama, Insta360 juga menawarkan aksesori pendukung bernama Holoframe, yang pada dasarnya merupakan cover display untuk smartphone sehingga pengguna dapat melihat video maupun foto 3D tanpa bantuan kacamata khusus. Aksesori ini dijual terpisah seharga $30.

Sumber: DPReview.

Firmware Update Hadirkan Opsi Perekaman Video HDR pada Insta360 One X

Klaim produsen untuk merilis firmware update atas hardware buatannya secara rutin sering kali dipandang sebelah mata oleh konsumen. Pasalnya, sering kali updateupdate ini memang hanya mendatangkan penyempurnaan yang bersifat minor. Namun tidak selamanya situasinya harus seperti itu.

Bulan lalu, pengembang action cam 360 derajat Rylo merilis firmware update yang amat signifikan dampaknya; meningkatkan resolusi video tangkapan kamera dari 4K menjadi 5,8K, membuatnya jadi setara dengan kamera pesaing yang usianya setahun lebih muda, yakni Insta360 One X.

Sekarang, giliran Insta360 yang secara tak langsung ‘membalas’ dengan merilis firmware update untuk One X. Update tersebut menghadirkan mode perekaman video HDR, padahal sebelumnya HDR cuma tersedia pada pengambilan gambar still saja. Berkat HDR, kondisi pencahayaan pada video yang ditangkap jadi lebih berimbang; highlight tidak terlampau terang, shadow tidak kelewat gelap.

Selain video HDR, update ini juga mendatangkan integrasi Google Maps Street View, sebuah fitur yang selama ini menjadi andalan lini Insta360 Pro. Melalui aplikasi pendamping One X di ponsel, video 360 derajat yang direkam dapat dikonversi secara otomatis menjadi kumpulan foto 360 derajat sebelum akhirnya diunggah ke platform Google.

Kalau sudah seperti ini situasinya, salah besar apabila kita sebagai konsumen mengesampingkan komitmen produsen terkait dukungan terhadap produknya. Daripada harus membeli hardware baru, terkadang fitur anyar bisa kita dapatkan secara cuma-cuma melalui firmware update, dan ini telah dibuktikan baik oleh Rylo maupun Insta360.

Sumber: DPReview.

Insta360 One X Dapat Merekam Dalam Resolusi 5,7K dengan Sangat Stabil

GoPro punya teknologi HyperSmooth, Insta360 punya FlowState. Tujuan yang hendak dicapai keduanya sama persis, yakni mewujudkan sistem stabilization yang sangat efektif sampai-sampai perangkat tidak perlu dipasangkan pada gimbal guna menciptakan video yang mulus.

Teknologi FlowState ini kembali menjadi sorotan melalui kamera 360 derajat baru bernama Insta360 One X. Sesuai namanya, ia merupakan penerus dari Insta360 One yang diluncurkan tahun lalu, dan bersamanya datang sederet pembaruan yang menarik.

Dari segi estetika, desain One X berubah cukup signifikan. Yang tadinya serba mengilap (glossy) kini berubah menjadi matte, dengan bodi yang lebih tipis dari sebelumnya (28 mm). Juga baru adalah layar indikator kecil pada salah satu sisi One X.

Insta360 One X

Di balik sepasang lensa 200° f/2.0 miliknya, tertanam dua sensor CMOS 1/2,3 inci bikinan Sony, masing-masing dengan resolusi 18 megapixel. Kenapa resolusinya turun? Karena ukuran pixel individual pada sensor One X lebih besar, yang berarti kualitas gambarnya di kondisi minim cahaya pasti lebih bagus.

Resolusi fotonya boleh turun, tapi resolusi videonya malah meningkat pesat. One X mampu merekam video 360 derajat dalam resolusi maksimum 5,7K 30 fps. Kalau yang dicari frame rate tinggi, masih ada opsi perekaman dalam resolusi 4K 50 fps atau 3K 100 fps.

HDR, time lapse, hyperlapse, semuanya tersedia pada One X. Demikian pula kemampuan untuk ‘mengekstrak’ video normal (non-360) pasca perekaman, sehingga pengguna dapat mengubah perspektif video dengan mudah.

Insta360 One X

Terkait FlowState, Insta360 mengklaim algoritmanya telah diperbarui sehingga efeknya bakal lebih terasa pada One X. Juga unik adalah fitur Bullet Time, di mana kamera akan merekam dalam perspektif mengorbit dengan efek slow-motion. Di One X, fitur ini memiliki sudut pandang yang lebih luas lagi beserta resolusi yang lebih tinggi (3K).

Selain Bluetooth, One X turut mengemas konektivitas Wi-Fi 5,8 GHz yang menjanjikan proses transfer data lebih cepat (transfer via kabel juga mungkin dilakukan). One X dibekali baterai 1.200 mAh, dengan estimasi daya tahan hingga satu jam saat dipakai merekam dalam resolusi 5,7K 30 fps.

Deretan aksesori

Insta360 One X cases

Seperti pendahulunya, One X dikategorikan sebagai action cam oleh Insta360. Maka dari itu, wajar apabila tersedia sejumlah aksesori opsional untuknya, dari yang umum sampai yang cukup nyentrik.

Yang umum adalah dua jenis casing: Venture Case untuk menambah ketangguhannya, dan Dive Case untuk kegiatan menyelam sampai kedalaman 30 meter. Kemudian ada pula monopod sepanjang 3 meter yang tidak akan kelihatan wujudnya pada hasil perekaman sebab aplikasi pendamping One X bakal menghapusnya secara otomatis, sehingga kamera terkesan sedang melayang.

Insta360 One X GPS Smart Remote

Aksesori lain yang tak kalah unik adalah GPS Smart Remote, yang memudahkan pengguna untuk mengontrol kamera ketika sedang terpasang, misalnya, di atas helm. Di saat yang sama, remote tersebut juga akan merekam data GPS secara lengkap, termasuk halnya informasi kecepatan, arah, elevasi, dan tentu saja lokasi.

Insta360 One X Drifter

Terakhir, ada aksesori nyentrik bernama Drifter yang bentuknya mirip roket kecil atau dart. Selipkan One X ke dalamnya, tekan tombol record, lalu lemparkan seperti sebuah dart. Hasilnya adalah video slow-mo di udara yang Insta360 sebut dengan istilah Drift Shot.

Harga dan ketersediaan

Insta360 One X rencananya akan dipasarkan mulai 17 Oktober seharga $400, lebih mahal $100 dari pendahulunya. Harganya masih lebih terjangkau ketimbang kamera 360 derajat lain seperti Rylo maupun GoPro Fusion.

Sumber: Insta360.

Insta360 Pro 2 Sanggup Merekam Video 360 Derajat dalam Resolusi 8K per Mata

Nama Insta360 mungkin lebih dikenal oleh publik lewat kamera 360 derajat kecil yang bisa ditancapkan ke smartphone, akan tetapi sejak tahun lalu perusahaan asal Tiongkok itu sebenarnya juga sudah bermain di ranah profesional melalui perangkat bernama Insta360 Pro. Sekarang, mereka sudah siap dengan suksesornya yang lebih istimewa lagi.

Insta360 Pro 2, demikian namanya, masih menganut desain membundar seperti pendahulunya, lengkap dengan enam buah kamera di sekelilingnya, tapi tentu dengan penyempurnaan yang signifikan. Kombinasi ini sanggup menghasilkan video 360 derajat beresolusi 8K, dan itu hitungannya per mata, sehingga hasil akhirnya akan memberikan efek 3D alias stereoscopic.

Insta360 Pro 2

Opsi perekaman yang ditawarkan cukup beragam, di antaranya 8K 3D 30 fps itu tadi, 8K 60 fps (monoscopic), 6K 3D 60 fps, dan 4K 3D 120 fps. Mode HDR maupun Log turut tersedia, demikian pula live streaming dalam resolusi 4K (3D maupun monoscopic) selagi kamera merekam dalam kualitas penuh (resolusi 8K). Selain video, audio pun juga akan ditangkap dari segala sudut oleh keempat mikrofonnya.

Hasil rekamannya pun dipastikan tampak mulus berkat integrasi sistem image stabilization FlowState, yang memadukan data dari gyroscope 9-axis milik kamera dengan pengolahan software untuk meredam guncangan secara efektif. Hampir seefektif menggunakan gimbal kalau kata Insta360, meski pada kenyataannya kamera hanya duduk di atas tripod sembari digotong sang pengguna yang tengah berjalan atau malah menunggangi kuda.

Insta360 Pro 2

Juga baru pada Pro 2 adalah sepasang antena yang terpasang di bagian atasnya. Antena tersebut merupakan bagian dari sistem live monitoring yang memungkinkan pengguna untuk mengoperasikan kamera dari kejauhan (sampai 300 meter, atau sampai 1 km kalau kamera sedang mengudara bersama drone).

Semua itu tanpa melupakan sertifikasi Google Street View yang dikantongi pendahulunya, apalagi Pro 2 turut dibekali GPS guna mengakomodasi proyek pemetaan yang memerlukan tingkat presisi cukup tinggi. Dimensi kamera pun tetap tergolong ringkas, dengan kisaran bobot hanya 1,5 kg.

Insta360 Pro 2

Soal penyimpanan, Pro 2 memiliki enam slot microSD (satu untuk setiap kamera), lalu ada juga slot untuk SD card standar yang berfungsi untuk menyimpan data stabilization, yang bisa dipakai pada proses editing menggunakan software macam Adobe Premiere Pro. Bicara soal Premiere, hasil rekaman Pro 2 bisa langsung disunting tanpa harus menghabiskan waktu pada tahap stitching gambar.

Singkat cerita, Insta360 Pro 2 merupakan paket lengkap yang sangat menarik bagi kreator VR profesional. Perangkat ini dijadwalkan meluncur ke pasaran pada bulan September dengan banderol $5.000, naik cukup drastis dari pendahulunya.

Sumber: DPReview dan Insta360.

Insta360 One Kini Dapat Merekam Video Lebih Mulus Ketimbang Sebelumnya

Diluncurkan pada bulan Agustus tahun lalu, Insta360 One merupakan kamera 360 derajat yang sangat menarik berkat kemampuannya merekam dalam resolusi 4K, serta kemudahan untuk ‘mengekstrak’ video non-spherical dalam resolusi 1080p. Lebih lanjut, kamera tersebut juga mengemas sistem image stabilization yang mumpuni.

Belum lama ini, Insta360 merilis update yang cukup signifikan untuk One. Update tersebut menghadirkan sistem stabilization baru bernama FlowState, yang diklaim mampu menghasilkan video yang lebih mulus ketimbang kombinasi smartphone + gimbal. Anda bisa melihat sendiri perbandingannya pada video di bawah.

Kehadiran FlowState juga memungkinkan One untuk mengambil video hyperlapse dengan mudah. Tanpa perlu mengatur atau mengaktifkan mode tertentu, pengguna hanya perlu merekam seperti biasa, lalu efek hyperlapse bisa ditambahkan lewat aplikasi pendamping pasca perekaman.

Aplikasi pendampingnya ini sekarang menawarkan tiga editing tool baru yang inovatif. Yang pertama adalah Pivot Points, di mana pengguna dapat menetapkan sejumlah titik dalam video sebagai pusat perhatian, lalu aplikasi akan menghubungkan titik-titik tersebut lewat pergerakan kamera yang mulus.

Yang kedua adalah SmartTrack, di mana pergerakan kamera akan selalu mengikuti ke mana pun subjek dalam video bergerak. Terakhir, ada mode ViewFinder yang pada dasarnya menempatkan pengguna sebagai juru kamera, membebaskannya dalam mengatur perspektif kamera pada video 360 derajat yang diambil.

Pembaruan-pembaruan ini sejatinya bakal semakin memaksimalkan fitur ‘ekstrak’ video yang dimiliki Insta360 One. Ketimbang bingung menentukan perspektif kamera, pengguna Insta360 One hanya perlu merekam, lalu mengatur sudut pandang kamera setelahnya.

Sumber: Insta360.

Insta360 Luncurkan Generasi Kedua Kamera 360 Derajat untuk iPhone

Tahun 2016 lalu, sebuah aksesori unik bernama Insta360 Nano mencoba membuktikan bahwa smartphone juga bisa dijadikan kamera 360 derajat dengan alat bantu yang tepat. Di CES 2018, pengembangnya yang bermarkas di Tiongkok menyingkap penerus dari produk yang melambungkan namanya tersebut, yakni Insta360 Nano S.

Desainnya boleh dibilang identik dengan pendahulunya, masih menggunakan konektor Lightning dan masih bisa digunakan secara terpisah berkat kehadiran baterai rechargeable dan slot memory card. Yang berubah, selain adanya varian warna hitam, sebenarnya tidak kelihatan secara kasat mata.

Adalah kualitas gambarnya yang telah menerima peningkatan signifikan. Resolusi videonya naik dari 3K menjadi 4K, sedangkan resolusi foto still-nya malah lebih drastis lagi, dari 4,6 menjadi 20 megapixel. Singkat cerita, hasil rekamannya bakal tampak lebih tajam, plus lebih stabil berkat algoritma image stabilization baru yang diyakini dapat memaksimalkan potensi gyroscope milik iPhone yang tersambung.

Insta360 Nano S

Namun kualitas gambar yang lebih baik baru sebagian cerita, sebab masih ada sekumpulan fitur baru yang tidak kalah menarik. Utamanya adalah fitur MultiView, yang memungkinkan Anda untuk menyiarkan video standar (non-spherical) dari dua atau tiga angle yang berbeda secara bersamaan, menimbulkan kesan bahwa Anda sedang menggunakan setup multi-kamera.

Fitur lainnya lagi adalah FreeCapture, yang dipinjam dari Insta360 One. Fitur ini sejatinya memungkinkan pengguna untuk ‘mengekstrak’ video standar dari hasil rekaman 360 derajatnya. Berkat fitur ini, Anda jadi tidak perlu takut salah mengambil angle, sebab semuanya bisa diatur pasca perekaman.

Insta360 Nano S

Fitur yang terakhir adalah 360 Video Chat. Yang cukup unik, lawan bicara Anda tidak harus menggunakan aplikasi Insta360 untuk bisa berinteraksi dengan Anda dan apa saja yang berada di sekitar Anda. Cukup bagikan sebuah tautan, maka lawan bicara Anda bisa langsung melihat penampakan Anda dalam sudut pandang 360 derajat melalui browser.

Insta360 Nano S saat ini sudah dipasarkan seharga $239. Paket penjualannya meliputi sebuah cardboard VR viewer dan dudukan smartphone yang bisa dilipat.

Sumber: Insta360.