Penguatan Mitra Transfer Valas Jadi Strategi Instamoney Gencarkan API Remitansi

Pasar remitansi, baik dari segi bisnis dan pengguna, masih sangat terfragmentasi di Indonesia. Dari sisi pengguna, pemain yang ada saat ini dikuasai oleh perbankan dengan segala limitasi yang mereka punya, sering kali menyulitkan pengguna untuk mengirim uang ke luar negeri untuk keluarga dan koleganya.

Sementara itu, dari sisi bisnis, pasar remitansi ini masih sangat terlokalisasi. Hal tersebut membuat setiap perusahaan valas yang ingin masuk dan melakukan bisnis remitansi di sini memerlukan upaya penelitian yang signifikan dan kemudian menerjemahkannya ke dalam rencana kerja.

“Nilai tambah Instamoney di sini adalah kami dapat menyediakan infrastruktur pengiriman uang secara plug and play yang efisien [berbasis API], serta praktik terbaik sehingga mitra pengiriman uang internasional dapat fokus pada tujuan komersial mereka dan melakukan pengiriman uang secara efektif dan efisien,” ucap Direktur Instamoney Mikiko Steven kepada DailySocial.id.

Instamoney adalah bagian dari Xendit Group yang resmi berdiri pada 2018. Instamoney fokus menyediakan API remitansi untuk tiga segmen. Pertama, untuk perusahaan remitansi lokal yang sudah berizin dari Bank Indonesia dan menginginkan proses transfer dana dengan sentuhan digital.

Kedua, perusahaan remitansi dari luar negeri yang mencari mitra lokal. Terakhir, perusahaan yang memerlukan proses transfer dana dalam model bisnisnya.

“Kami terbuka dengan lebih banyak kemitraan dan saat ini sedang mencari mitra lain yang memiliki visi yang sama dengan kami untuk menyederhanakan proses pengiriman uang bagi pengguna akhir mereka.”

Perkembangan bisnis Instamoney

Wise (rebrand dari Transferwise) adalah salah satu mitra global pertama yang bermitra dengan Instamoney. Wise dapat melayani pelanggan di Indonesia yang ingin mengirim uang ke 80 negara, termasuk Australia, Malaysia, Singapura, Jepang, United Kingdom, hingga Tiongkok (melalui Alipay).

Wise membuat pasar remitansi jadi lebih kompetitif dari segi rate karena diklaim 2,5 kali lebih murah daripada rate yang ditawarkan perbankan dan non-bank. Proses transfer juga lebih cepat dalam jangka waktu satu jam saja. Setelah Wise, mitra global berikutnya adalah MoneyGram yang dapat beroperasi di Indonesia.

Pengguna MoneyGram memungkinkan dapat menerima uang dari keluarga dan teman di seluruh dunia langsung ke rekening bank secara near real-time. Serta, menerima uang lewat dompet elektronik GoPay dan OVO.

“Dalam setahun ke belakang, kemampuan untuk menerima uang secara aman dan nyaman di dalam rumah menjadi semakin penting bagi banyak keluarga. Kini, melalui kemitraan dengan Instamoney, pelanggan di Indonesia memiliki lebih banyak opsi lagi dalam menerima uang dari keluarga dan teman di seluruh dunia yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk dan layanan esensial,” kata Regional Head of South East Asia and Indo-China MoneyGram Vijay Raj Poduval dalam keterangan resmi.

Mikiko menolak menjelaskan lebih jauh dampak dari kemitraan di atas dengan pertumbuhan transaksi remitansi yang berhasil di fasilitasi Instamoney. Ia hanya menjelaskan negara pengirim yang paling banyak tercatat di Instamoney, didominasi oleh Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, dan Australia.

Menurutnya, secara umum Indonesia selalu menjadi pasar untuk pengiriman uang masuk ke Indonesia (inbound). Hanya saja, menurut statistik Bank Indonesia, semenjak pandemi terjadi koreksi penurunan untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir.

Mengutip dari data BI, nilai remitansi pada 2020 turun 17,6% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi $9,43 miliar. Indonesia kehilangan sekitar $2 miliar atau sekitar Rp29 triliun akibat pandemi. Sebelumnya, nilai transaksi tumbuh secara beruntun pada 2017-2019, yakni 0,85%, 25,26%, dan 4,2%.

Selain menguatkan basis mitra perusahaan pengiriman uang internasional dan domestik yang membutuhkan layanan Instamoney, Mikiko menyebutkan pihaknya juga aktif berkolaborasi teknologi dengan perusahaan teknologi lain yang dapat meningkatkan fitur Instamoney dan memperkaya ekosistem. seperti mitra valas, KYC digital, dan lainnya.

“Kami terus meningkatkan API kami untuk perkembangan bisnis kami sendiri, mitra, dan pelanggan kami,” tutupnya.

Di Indonesia, platform remitansi yang telah beroperasi dan mengantongi lisensi dari Bank Indonesia di antaranya adalah

Berada di Bawah Naungan Xendit Group, Instamoney Sediakan Layanan API untuk Remitansi

Instamoney adalah penyedia layanan API (Application Programming Interface) untuk membantu suatu perusahaan menghadirkan layanan fintech berupa remitansi melalui Remittance API, pinjaman melalui Escrow API, dan investasi melalui RDL (Rekening Dana Lender) API. Secara bisnis, startup tersebut merupakan bagian dari pengembang platform payment gateway Xendit Group.

Saat ini layanan Instamoney telah menggenggam lisensi Bank Indonesia melalui PT Syaftraco. Diketahui, sebelumnya CV Syaftraco merupakan perusahaan transfer dana yang terdaftar di BI dengan nomor 11/5/DASP/2 tertanggal 4 Maret 2013. Kemudian di tahun 2018, perusahaan tersebut diakuisisi Instamoney dan berubah menjadi perseroan terbatas di bawah Xendit.

Resminya Instamoney terbentuk pada 7 Februari 2018 dengan Tessa Wijaya sebagai Founder & CEO. Diketahui saat ini ia juga menjabat sebagai COO Xendit sejak 2016. Sebelum bernaung di bisnis fintech, Tessa memiliki pengalaman karier di berbagai firma ekuitas swasta selama 7 tahun, di antaranya di QUVAT, Fairways, dan Mizuho.

“Xendit Group memahami bahwa agar bisnis dapat bertumbuh, mereka membutuhkan lebih dari sekadar platform untuk menerima pembayaran. Bertujuan untuk memberikan solusi pembayaran holistik, perusahaan-perusahaan dalam Xendit Group membangun produk berbasis teknologi dan menciptakan solusi satu atap untuk kebutuhan keuangan perusahaan,” ujar Tessa.

CEO & Founder Instamoney, Tessa Wijaya / Instamoney
CEO & Founder Instamoney, Tessa Wijaya / Instamoney

Value proposition

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa penyedia API fintech dengan berbagai spesialisasinya. Misalnya Ayoconnect, fokus menghadirkan berbagai modul transaksi pembayaran. Terbaru juga ada Finantier, menghadirkan modul pengelolaan identitas dan pembayaran. Sementara yang fokus menyediakan API untuk remitansi ada Wallex Technologies.

Disinggung soal keunikan yang coba dibawa, Tessa mengatakan bahwa API yang mereka hadirkan memiliki proses yang relatif real-time. Misalnya untuk remitansi, hanya di bawah 60 detik — sehingga memungkinkan implementator melakukan efisiensi operasional dan biaya. Mereka juga mengupayakan untuk menyesuaikan standardisasi global untuk sistem API mereka, kiblatnya ke Silicon Valley, diharapkan jadi lebih mudah dalam proses integrasi.

Layanan API Instamoney ditargetkan kepada tiga segmen. Pertama untuk perusahaan-perusahaan remitansi di Indonesia yang sudah memiliki izin dari BI dan menginginkan proses transfer dana melalui sentuhan digital. Kedua, perusahaan remitansi di luar negeri yang mencari mitra lokal. Dan yang ketiga, perusahaan pada umumnya yang memerlukan proses transfer dana dalam model bisnisnya.

Kerja sama dengan TransferWise

Belum lama ini platform remitansi asal London “TransferWise” meresmikan kehadirannya di Indonesia. Memungkinkan pengguna untuk mengirim/menerima dana dari/ke luar negeri dalam bentuk Rupiah. Dalam sistemnya, mereka mengaplikasikan API yang disediakan Instamoney, sekaligus menggandeng mereka sebagai mitra strategis lantaran TransferWise tidak memiliki lisensi dari BI.

“Instamoney bekerja sama dengan Transferwise untuk menyediakan layanan transfer dana melalui aplikasi digital yang cepat, aman dan mudah dengan biaya yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Sebagai perusahaan penyelenggara transfer dana yang berizin di Indonesia, Instamoney menyediakan API dan teknologi remitansi kelas dunia yang terhubung dengan partner bank agar proses transfer dana dapat berlangsung dengan lancar,” ujar Tessa.

Dalam operasionalnya Instamoney menggandeng bank lokal dan lembaga keuangan lainnya sebagai mitra strategis. Sehingga memungkinkan banyak transaksi dilakukan pada saat yang bersamaan, dilengkapi dengan sistem pencegahan/mitigasi risiko, dengan mengenal pola-pola saat melakukan transfer dana.

“Banyak sekali aktivitas remitansi dan transfer dana di Indonesia, tetapi sebagian besar masih dianggap konvensional. Kami ingin membantu mengubahnya dengan produk dan teknologi terkini kami,” imbuh Tessa.

Disampaikan, setiap bulannya Instamoney telah melayani ratusan ribu transaksi dari perusahaan-perusahaan finansial yang menjadi kliennya. Pun saat pandemi, dari data yang ada terlihat adanya peningkatan akibat adopsi digital yang makin masif.

“Dalam satu tahun ke depan, kami masih akan melakukan fokus untuk memahami lebih dalam akan kebutuhan transfer dana dan meningkatkan kualitas produk yang relevan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kami juga ingin menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan regulator dan mendukung program-program dan kebijakan mereka untuk meningkatkan industri transfer dana di Indonesia,” tutup Tessa.

Gambar header: Depositphotos.com

Gandeng Instamoney, Platform Remitansi TransferWise Resmikan Kehadiran di Indonesia

Perusahaan digital pengembang layanan remitansi TransferWise hari ini (24/11) secara resmi mengumumkan perluasan layanan ke Indonesia. Ditandai dengan kapabilitas baru di platform, memungkinkan pengguna melakukan pengiriman uang dari Indonesia keluar negeri.

Kehadirannya di Indonesia menggandeng dengan fintech lokal, yakni Instamoney (PT Syaftraco). Kolaborasi ini didasari adanya aturan, setiap pemain remitansi yang menyelenggarakan layanan transfer dana di Indonesia harus terdaftar di Bank Indonesia. PT Syaftraco telah memperoleh izin BI sebagai penyelenggara transfer dana sejak Maret 2013.

“Kami punya ambisi yang sama untuk membangun standar baru di industri keuangan dan remitansi, untuk menghadirkan solusi finansial yang terbaik, dan harapannya bisa membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia”, ujar Co-founder & COO Instamoney Tessa Wijaya.

Instamoney sendiri fokus ke B2B, menjajakan layanan API untuk perusahaan finansial agar bisa memfasilitasi remitansi, pinjaman, dan investasi. Kebanyakan kliennya adalah layanan perbankan di Indonesia.

TransferWise saat ini sudah mengakomodasi pengiriman ke lebih dari 80 negara. Termasuk di dalamnya Australia, Malaysia, Singapura, Jepang, hingga ke Amerika Serikat dan Tiongkok (via Alipay). Pengguna bisa memanfaatkan layanan mereka lewat situs web maupun aplikasi di ponselnya.

Beberapa kelebihan turut disampaikan, mereka mengklaim memiliki biaya layanan lebih murah 2,5 kali lipat dibandingkan layanan serupa dari perbankan. Untuk dana biasanya tiba dalam hitungan detik atau maksimal satu jam.

Sebelumnya TransferWise telah terlebih dulu jalin kerja sama dengan beberapa platform digital wallet lokal, tepatnya sejak November 2019 lalu. Pengguna bisa mengirim uang dari luar negeri ke akun Dana, Gopay, dan Ovo.

Head of Indonesia Expansion TransferWise Elian Ciptono menjelaskan, menurut survei yang dilakukan di Indonesia, pengguna layanan remitansi didominasi oleh keluarga yang mengirim uang kerabatnya. “Survei juga menunjukkan bahwa 90% dari mereka merasa terbebani dengan tingginya biaya pengiriman. Bukan cuma mahal, jasa remitansi lain juga dianggap sulit dan lambat.”

Dengan isu yang sama, beberapa startup Indonesia juga hadir memberikan solusi layanan serupa. Di antaranya Transfez, Topremit, Wallex Technologies, Zendmoney hingga Oy! Indonesia. Kebutuhan transaksi antarnegara (cross-border) yang murah dan efisien secara proses berhasil membuat para pemain di sektor ini mencuri perhatian konsumen.

DailySocial sempat berbincang dengan dua pemain remitansi, Transfez dan Topremit. Pihak Transfez mengatakan, sejak pandemi Covid-19 di bulan Maret 2020, jumlah pengguna Transfez telah meningkat lebih dari 400%. Pun demikian buat TopRemit, mereka mengklaim berhasil memproses lebih dari 280 miliar Rupiah dengan 16 ribu pengguna yang mendaftar dan dalam 6 bulan pertama 2020.

Wallex Technologies menjadi pemain di teknologi remitansi lokal yang tahun ini mendapatkan pendanaan tahun ini. Selama periode pandemi, mereka mengklaim rata-rata dapatkan peningkatan bisnis sekitar 20% setiap bulan.

Application Information Will Show Up Here

Gambar Header: Depositphotos.com