Berkenalan dengan Aplikasi Diskon Berbasis Lokasi Korting

Sudah bukan rahasia lagi jika dewasa ini teknologi telah berhasil merubah gaya hidup masyarakat urban di berbagai aspek kehidupan, salah satunya dalam perilaku berbelanja. Bila dahulu ingin berbelanja dan mendapatkan potongan harga masih mengandalkan brosur, pamflet, atau informasi mulut ke mulut, kini hal tersebut sudah bisa dilakukan dari aplikasi. Salah satu pemain barunya yang turut meramaikan pasar aplikasi diskon di Indonesia adalah Korting.

Korting adalah aplikasi diskon berbasis lokasi yang bisa terpasang pada perangkat bergerak dengan platform iOS (belum tersedia) atau Android. Layanan ini didirikan oleh Supardi Tan yang kini menjabat sebagai CEO dan Ivan Laksana yang kini menjadi COO pada Desember 2015 silam. Namun, aplikasinya sendiri baru di terbitkan ke toko aplikasi populer pada 1 Mei 2016.

Ivan mengatakan, “Latar belakang kami membangun Korting itu ada dua, dari sisi pengguna dan penjual. Dari sisi pengguna, kami ingin memberikan pengalaman yang berbeda kepada pengguna saat mereka ingin mencari informasi mengenai promo atau diskon. Ini karena layanan yang ada sekarang menurut kami masih kurang informatif. Namun, kami juga masih banyak berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk pengguna.”

“Dari sisi penjual, kami bercita-cita [bisa] memberikan solusi bagi mereka untuk menggerakan trafik online-to-offline dan Korting juga dapat dijadikan sebagai Customer Relationship Management [CRM] database penjual,” lanjutnya.

Ivan juga menegaskan bahwa pihaknya ingin bisa menjadi layanan aplikasi diskon yang berguna dan tepat guna, baik itu bagi penggunanya ataupun merchant rekanan mereka.

Cara kerja Korting

Sebagai sebuah aplikasi diskon berbasis lokasi, Korting dapat menampilkan daftar diskon berdasarkan lokasi pengguna dengan radius tertentu, mulai dari 10 meter hingga 100 meter. Selain informasi diskon berupa listing, pengguna juga bisa melihat peta berdasarkan penjual terdekat dari lokasinya.

“Pengguna cukup lihat lokasi di peta, datang ke penjual, lalu scan QR Code Korting di penjual rekanan kami dan pengguna bisa mendapatkan diskon atau promo. Sedangkan bagi penjual rekanan, aplikasi Korting dapat menjadi database CRM, melakukan push notification, dan menayangkan promo diskon mereka,” jelas Ivan.

Di samping melihat daftar diskon, baik melalui peta ataupun sponsored content di halaman muka aplikasi, pengguna juga diberikan kebebasan untuk mengikuti penjual favoritnya melalui fitur follow yang akan tersimpan di menu MyBrands. Riwayat transaksi juga dapat dilihat pada menu History.

Dalam aplikasi Korting sendiri kini sudah ada 15 kategori yang bisa ditelusuri pengguna untuk mencari potongan harga yang diinginkan. Mulai dari Shopping Center, Credit Card, Automotive, Fashion & Accessories, Beauty & Health, Electronic & Gadget, Food & Beverage, Home Appliance & Decoration, Hospitality, Babies & Kids, Jewelry & Watches,  Toys & Games, Sport, Hobbies & Gifts, dan Other. Pun begitu, tak semua kategori terisi dengan penjual rekanan saat ini.

Sebagai informasi, bila Korting saat ini beroperasi di daerah Jawa, di Makassar ada aplikasi yang hampir serupa bernama Prodeals. Prodeals adalah layanan yang menghadirkan daftar diskon belanja untuk kota Makassar yang didirikan oleh Muhammad Munir Ahmadi Putra pada September 2015 silam.

Rencana ke depan Korting

Operasional Korting saat ini masih berjalan dengan biaya internal (bootstrap) dan Ivan menekankan bahwa pihaknya ingin produk mereka proven terlebih dahulu sebelum mencoba masuk ke putaran pendanaan selanjutnya. Di samping itu ada juga beberapa road map ke depan yang sudah dipertimbangkan. Mulai dari virtual voucher, iBeacon, penyempurnaan UI, dan perbaikan bug yang ada.

“iBeacon merupakan value added services untuk merchant agar dapat menyebarkan informasi kepada customer berdasarkan lokasi mereka berada jadi kami sebenarnya belum memikirkan lebih jauh mengenai fungsi-fungsi ke depannya. Kami tahu Cubeacon,mereka menang Indigo Awards tahun lalu. Tapi, kami belum ada pembicaraan kerja sama dengan mereka.. Kami lebih melirik pabrikan besar semacam LG atau Samsung yang memiliki digital signage TV series yang sudah embeded iBeacon untuk saat ini,” tandas Ivan

Application Information Will Show Up Here

FOWAB #6 – Monetizing Advertising Mobile Era dan Perkenalan Platform Blaast

Acara rutin Forum Web Anak Bandung yang ke 6 telah selesai dilaksanakan. Bertempat di S28 Cafe & Resto hari Jumat kemarin, FOWAB #6 yang kali ini kembali digelar dengan bekerja sama dengan SparxUp menghadirkan tema “Monetizing Advertising Mobile Era”.

Para peserta yang kurang lebih berjumlah 90 orang dan terdiri dari berbagai kalangan menyimak berbagai materi berkaitan dengan dunia mobile dari 2 pembicara utama yaitu Leonard Agustinus – Account Manager Indonesia, Mobile Advertising Google dan Edo Pamungkas – Mobile Platform Manager, Merah Putih Incubator dan satu pembicara tamu yaitu Andri Yadi – Movreak App, Winner of Sparx Up 2010 (Best of Mobile Category).

Continue reading FOWAB #6 – Monetizing Advertising Mobile Era dan Perkenalan Platform Blaast

FOWAB #6 – Monetizing Advertising Mobile Era and Introducing Blaast Platform

Regular event Forum Web Anak Bandung (Bandung Web Forum) for the 6th time was held collaborating with SparxUp presenting “Monetizing Advertising Mobile Era”. The event was attended by more or less 90 people from various field, with 2 main speakers Leonard Agustinus – Account Manager Indonesia, Mobile Advertising Google and Edo Pamungkas – Mobile Platform Manager, Merah Putih Incubator and one guest speaker Andri Yadi – Movreak App, Winner of SparxUp 2010 (Best of Mobile Category).

Each speakers talked about the opportunity from developing application for mobile devices, various way in monetizing like paid apps, ad based, application as project or freemium, and which platform/handset to develop such as iOS, BlackBerry, Android up to Nokia and feature phone with high number of users in Indonesia. They also informed about application segments with bright future like social, game, themes.

Continue reading FOWAB #6 – Monetizing Advertising Mobile Era and Introducing Blaast Platform