Lima Alasan Pendiri Startup Mundur Setelah Perusahaan Diakuisisi

Dunia perusahaan rintisan adalah dunia yang dinamis dan cepat berubah. Ada banyak drama juga yang terjadi di sini, investasi, strategi exit IPO atau akuisisi, hingga siapa yang akan menjadi unicorn. Pun demikian, salah satu kasus yang menarik ada dalam drama akusisi yang tak jarang membuat para CEO pendiri memutuskan untuk mundur dari perusahaan yang dibangunnya.

Memang ada beragam alasan CEO pendiri startup mundur dari jabatannya ketika proses akuisisi terjadi. Ini juga akan kembali pada filosofi yang dipegang teguh oleh masih-masing individu. Tapi bila harus dirangkum, lima alasan yang diungkap oleh CEO dan Co-Founder EchoSign Jason M. Lemkin di Quora menurut saya sudah bisa mewakili jawaban dari pertanyaan kenapa ada CEO yang keluar setelah proses akuisisi.

Sulit bekerja untuk orang lain

Alasan pertama dan paling umum adalah tidak bisa bekerja untuk orang lain. Pendiri yang menjabat sebagai CEO umumnya tidak keberatan bekerja dengan orang lain, bahkan tidak perlu menjadi “bos” pun bukan masalah besar bagi mereka. Tapi, ketika proses akusisi terjadi dan mereka diberitahu apa yang harus dilakukan dan tidak, terutama ketika itu tidak jelas “benar” adalah hal yang sulit diterima mereka. Satu-satunya jawaban adalah, melakukan beberapa hal dan keluar.

Alasan ekonomi

Tidak jarang ketika proses akusisi terjadi, perusahaan pembeli melakukan hal yang salah secara ekonomi. Contohnya, tidak ada intensif ekonomi yang layak sebagai alasan untuk tetap tinggal di perusahaan. Pendiri juga akan membenci perusahaan meski memutuskan untuk tetap tinggal bila terjadi ketidakseimbangan carrot-stick.

Sulit bekerja di bawah aturan ‘rumah’ orang lain, meski bukan tidak mungkin

Seorang pendiri sudah terbiasa menjalankan usahanya dengan melakukan inovasi atau cara-cara unik lain dan tidak standar. Dan itu terbukti bekerja. Ketika akusisi terjadi, mereka harus menjalankan itu melalui persetujuan komite-komite. Harus menggunakan tim penjualan mereka untuk ekspansi masa depan, yang juga menjual 4 produk lainnya? Itu bisa jadi sulit, meski bukan tidak mungkin.

Ingin membangun produk lain

Katakanlah produk yang diakusisi adalah produk yang sempurna. Pun demikian, seorang entrepreneur sering memiliki keinginan untuk membangun produk lainnya lagi dan memulai petualangan baru. Contoh nyatanya sudah cukup banyak, Jason M. Lemkin dengan EchoSign yang diakusisi Adobe dan untuk pasar Indonesia ketika Path milik Dave Morin diakusisi oleh Daum Kakao.

Istirahat

Terakhir adalah alasan paling sederhana, namun sering dilewatkan oleh pihak yang mengakusisi, yaitu sekedar perlu istirahat. Bukan hal yang mudah membangun sebuah perusahaan dari bawah, dari nol. Terlebih jika perusahaan bisa bertahan hingga lima tahun atau lebih. Saat itu, semua orang bisa lelah dan tak jarang jabatan yang mewah atau program retensi pun tidak bisa mengobati ini. Pihak yang mengakuisisi harus paham dan mengubah 50% waktu CEO menjadi konsultan dan “non-eksekutif chairpeople” dari startup mereka. Banyak pihak yang mengakuisisi melakukan ini dengan baik, tetapi tidak sedikit juga yang tidak.

Pun demikian, bila proses akuisisi berjalan dengan baik, kebanyakan CEO juga akan tinggal selama 2-3 tahun. Mungkin lebih dari itu menurut Jason. Bahkan bila memang para CEO pendiri ini masih bisa melakukan sesuatu yang luar biasa setelah akuisisi, itu bisa menjadi tujuan lain dan bisa membuat mereka bertahan lebih lama.

5 Penyesalan Terbesar Investor

Berinvestasi terlalu kecil dinilai penyesalan yang cukup sering ditemui / Shutterstock

Di industri tech startup yang sedang bergairah di tanah air seperti saat ini, nyatanya persaingan tidak hanya terjadi di antara startup saja, tetapi juga para investor dan venture capital. Tantangannya ialah, seberapa cepat dan tepat seorang investor menanamkan dana pada sebuah startup? Hal tersebut turut menimbulkan beberapa resiko dalam prosesnya, tak sedikit muncul penyesalan yang biasanya kerap terjadi.

Continue reading 5 Penyesalan Terbesar Investor

How to Write a Perfect Pitching E-mail to Investors

For startups, investment from Venture Capitals (VC) is fundamental. For the sake of getting injected, various ways and methods have been taken, such as joining investor night events or sending e-mail to investors. Here, we will present the best pitching strategy via e-mail. Continue reading How to Write a Perfect Pitching E-mail to Investors

Panduan Mengirim Email Pitching Sempurna untuk Investor

shutterstock_177951995

Bagi sebuah perusahaan startup, mendapat investasi dari sebuah perusahaan venture capital (VC) besar merupakan hal yang penting. Suntikan dana dibutuhkan untuk peningkatan pertumbuhan, perluas pasar, dan relasi untuk menembus pasar global. Berbagai cara dan strategi untuk mendapatkannya ditempuh, seperti mengikuti event malam investor atau mengirimkan email ke investor. Berikut adalah strategi pitching via email untuk menarik hati investor.

Continue reading Panduan Mengirim Email Pitching Sempurna untuk Investor