Pacu Kinerja Bisnis, JD.id dan Citilink Resmikan Kemitraan Eksklusif

JD.id, situs e-commerce yang terafiliasi dengan JD.com, meresmikan kemitraan bisnis dengan Citilink, berbentuk co-marketing yang diharapkan dapat memberikan manfaat tambahan untuk pelanggan kedua belah pihak.

“Ini menjadi sebuah langkah inovasi bagi kami karena ini merupakan kali pertama perusahaan e-dagang bermitra dengan maskapai penerbangan bereputasi baik seperti Citilink Indonesia,” kata Presiden Direktur JD.id Zhang Li, Kamis (31/8).

Kemitraan ini memiliki jangka waktu selama satu tahun, terdiri atas tiga fase. Pada fase pertama, layanan pre-flight shopping dengan metode pengiriman yang fleksibel dan voucher belanja JD.id untuk setiap pembelian tiket pesawat Citilink. Fase pertama ini ditargetkan sudah bisa terapkan pada pertengahan September 2017 mendatang.

Kemudian pada fase kedua, JD dan Citilink akan mendirikan digital lounge di terminal II Bandara Soekarno Hatta dan in-flight shopping dengan tawaran eksklusif. Di dalam lounge tersebut akan tersedia demo produk terbaru di JD.id, Wi-Fi, dan in-lounge shopping.

Jangka waktu dalam fase kedua akan mengikuti timeline perpindahan Citilink ke terminal II yang sebelumnya ditempati oleh Garuda Indonesia, induk Citilink. Adapun saat ini prosesnya masih belum final, apakah Citilink akan ditempatkan di terminal II D atau E. Yang pasti, perpindahan terminal akan resmi dilakukan pada awal tahun depan.

“Untuk digital lounge akan disesuaikan dengan time frame Citilink. Tapi yang pasti awal tahun di kuartal pertama kita sudah bisa laksanakan rencana di fase kedua. Kerja sama ini kami harapkan menjadi terobosan bisnis yang bisa memberi pengalaman unik bagi penumpang dan pelanggan kami berdua,” ucap Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo.

Sedangkan untuk fase ketiga, kerja sama akan berbentuk tawaran menukarkan JD Points dengan Supergreen Garuda Miles, program keanggotaan Grup Garuda. Terdapat pula pilihan bundling paket wisata yang dijual di JD.id, serta meluncurkan in-flight platform berisi tayangan hiburan dan berbelanja online.

“Untuk fase kedua dan ketiga masih kami godok lagi [konsepnya]. Sebab tujuan yang ingin kami capai adalah pengguna Citilink dan JD.id tetap mendapatkan layanan premium, kendati maskapai kami adalah low cost carrier,” terang Direktur Operasional Citilink Indonesia Andy Adrian.

Pacu bisnis kedua perusahaan

Dari kemitraan bisnis ini, pihak Citilink mengaku menargetkan pertumbuhan pendapatan di luar penjualan tiket pesawat dapat tumbuh antara 10-15% sampai setahun mendatang. Pendapatan dari sumber kantung ini dinilai terus menunjukkan porsi yang terus menanjak, kontributor utamanya berasal dari kargo, service on board kuliner asli Indonesia, penjualan merchandise, dan lainnya.

“Kami ingin terus mengembangkan berbagai terobosan untuk memacu pendapatan kami di luar penjualan tiket. Contohnya, baru-baru ini kami meluncurkan edisi khusus service on board untuk kuliner nusantara, rupanya animonya sangat baik. Kami akan terus kembangkan inovasi yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan,” terang Juliandra.

Sedangkan bagi sisi JD.id, perusahaan tidak menyebut secara spesifik berapa persen kenaikan transaksi yang diharapkan. Akan tetapi, Zhang memastikan pihaknya ingin melayani lebih banyak pelanggan di seluruh Indonesia, serta membuat para penumpang Citilink jadi lebih dekat dengan JD.id dengan adanya beragam pilihan promo dari katalog JD.id.

Sejak pertama kali hadir di Indonesia pada dua tahun lalu, JD.id memiliki lebih dari 100 ribu SKU per akhir tahun lalu. Perusahaan juga menyediakan jasa pengiriman sendiri yang menjangkau 365 kota di seluruh Indonesia.

Gudang JD.id sendiri tersebar di empat titik, yakni Cimanggis, Surabaya, Pontianak, dan Medan. Perusahaan sedang menambah satu lokasi baru di Makassar yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

Application Information Will Show Up Here

Raksasa E-Commerce Tiongkok JD Dikabarkan Berminat Berinvestasi di Tokopedia

Bloomberg melaporkan raksasa e-commerce Tiongkok JD berminat untuk berinvestasi di Tokopedia. Disebutkan negosiasi masih di tahap awal, investasi bakal melibatkan pendanaan hingga ratusan juta dollar (triliunan Rupiah). Nilai investasi tersebut, jika direalisasikan, bakal memastikan Tokopedia sebagai layanan unicorn pertama di sektor e-commerce Indonesia. JD sendiri telah memiliki lini bisnis JD.id yang beroperasi sejak akhir tahun 2015, meskipun secara resmi baru merayakan ulang tahun pertamanya Maret lalu.

Masuknya JD ke Tokopedia bakal meningkatkan tensi persaingan layanan e-commerce di Indonesia, setelah tahun lalu Lazada diakuisisi Alibaba. Alibaba dan JD bisa dibilang ada dua raksasa e-commerce terbesar di Tiongkok dan perseteruan mereka tampaknya bakal berlanjut ke Indonesia sebagai pasar terbesar ketiga di Asia.

Data yang dihimpun Crunchbase menunjukkan hampir semua investasi JD dilakukan untuk startup Tiongkok. Jika JD berinvestasi di Tokopedia, ini adalah investasi asing kedua JD setelah investasi untuk Misfit Wearables di tahun 2014. Misfit sendiri sudah diakuisisi Fossil.

Secara terbuka, Tokopedia terakhir mengumumkan pendanaan Seri E sebesar $100 juta dari Softbank dan Sequoia Capital di tahun 2014. Setelah itu, Tokopedia belum lagi mengumumkan perolehan pendanaan, meskipun kabarnya sudah mendapatkan sejumlah pendanaan baru. Tokopedia sendiri baru menjadi anchor tenant Ciputra World 2 dan segera mentahbiskan brand-nya sebagai nama gedung (dengan nama Tokopedia Tower) yang berlokasi di kawasan Prof. Dr. Satrio.

Selain Alibaba dan JD, raksasa digital Tiongkok lainnya Tencent juga melirik kencangnya pertumbuhan startup di Indonesia. Tencent sebelumnya dikabarkan berminat berinvestasi di Go-Jek, yang disebutkan sedang mencari pendanaan baru senilai $1 miliar.

Masuknya investasi Tiongkok ke Indonesia merupakan imbas semakin matangnya ekosistem digital di negara tersebut dan masih terbukanya peluang berekspansi di Nusantara. Berdasarkan data APJII 2016, baru sekitar separuh penduduk Indonesia yang telah menggunakan internet.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Ulang Tahun Pertama, JD.id Perkuat Infrastruktur dengan Menambah Gudang Baru

Hari ini, Kamis (9/3) PT Jingdong Indonesia Pertama (JD.id), anak perusahaan e-commerce patungan dari JD.com (Tiongkok) dan Provident Capital merayakan ulang tahun pertamanya. Untuk mengukuhkan komitmen JD.id berbisnis di Indonesia, perusahaan berencana untuk memperkuat infrastruktur dengan menambah lima hingga enam gudang penyimpanan.

Salah satu lokasi terbaru yang bakal dipilih adalah Medan. Adapun luasnya diperkirakan berkisar antara 5 ribu hingga 6 ribu meter persegi. Saat ini JD.id sudah memiliki tiga gudang yang berada di Cimanggis, Surabaya dan Pontianak.

“Lokasi gudang yang kami pilih berikutnya adalah Medan. Kota lain akan menyusul perlahan-lahan. Kami pilih Medan karena growth consumer behaviour-nya sangat tinggi, bukan karena mempertimbangkan kota besarnya,” terang Head of Corp Communication & Public Affairs JD.id Teddy Arifianto.

Hanya saja, Teddy enggan membeberkan nilai investasinya untuk pendirian gudang. Dia hanya memastikan bahwa investasi terbesar yang banyak dikucurkan perusahaan untuk ke depannya adalah infrastruktur dan sumber daya manusia.

Teddy berharap keberadaan gudang ini dapat membantu proses bisnis jadi lebih singkat, harga bisa ditekan sehingga pelayanan kepada konsumen bisa lebih optimal.

Hal ini sangat masuk akal mengingat JD.id menerapkan resep sendiri untuk mengatasi harga jual yang kompetitif di tengah persaingan industri e-commerce. Mulai dari memiliki perusahaan logistik sendiri untuk pengiriman barang bernama JX (Jaya Ekspres Transindo), dan menggunakan model bisnis business to consumer (B2C) dengan membeli barang langsung dari pemasok dan memasukkan ke gudang sendiri.

Resep itu dipercaya ampuh untuk menekan harga dan mampu mendorong konsumen untuk terus berkunjung.

“Nantinya setiap gudang dapat menjadi hub-hub yang menghubungkan seluruh konsumen kami di Indonesia. Sehingga semuanya bisa merasakan pelayanan yang sama dengan konsumen yang ada di kota besar.”

Rambah konsep O2O

Tak hanya itu, Teddy juga mengungkapkan tahun ini perusahaan juga mulai rambah strategi pemasaran online to offline (O2O) dengan mendirikan toko sementara (pop up store) di Mall Taman Anggrek, Jakarta. Untuk perhelatan perdana ini, JD.id menghadirkan lebih dari 30 mitra pemilik merek ternama dengan penawaran diskon yang hanya berlaku selama 9-12 Maret 2017.

Untuk kegiatan offline berikutnya, akan terus diadakan oleh JD.id sepanjang tahun ini di berbagai lokasi lainnya. Strategi ini dinilai cocok dengan kultur budaya orang Indonesia yang masih mengutamakan komunikasi tatap muka saat bertransaksi.

“Di Indonesia, bisnis online itu tidak bisa stand alone tanpa kegiatan offline. Strategi ini jadi perpanjangan tangan untuk bertemu langsung dengan konsumen dan akan terus dilakukan secara berkelanjutan,” pungkas dia.

Pencapaian JD.id tahun lalu, total pengunjung rata-rata JD.id per bulannya mencapai 1 juta hingga 3 juta orang, dengan rata-rata basket size mencapai Rp3 juta sampai Rp4 juta per orang.

Adapun jumlah SKU bertambah jadi 100 ribu SKU dari tahun sebelumnya 10 ribu SKU. JD.id memiiki 14 kategori barang dengan 103 sub kategori pilihan. Tiga kategori terlaris di JD.id diantaranya gadget & aksesoris, peralatan bayi,dan perabotan rumah tangga.

JD.id Resmikan Kerja Sama dengan KreditPlus untuk Fasilitas Cicilan Kredit

PT Jingdong Indonesia Pertama (JD.id), anak perusahaan e-commerce patungan dari JD.com (Tiongkok) dan Provident Capital, meresmikan kerja sama dengan PT Finansia Multi Finance (Kredit Plus) untuk fasilitas cicilan kredit. Dengan adanya kerja sama ini, konsumen dapat memilih cara pembarayan baru selain cash on delivery (CoD), kartu kredit, dan bank transfer dengan memanfaatkan cicilan tanpa menggunakan kartu kredit dari Kredit Plus.

Sebelum meresmikan kerja sama dengan Kredit Plus sebenarnya JD.id sudah bekerja sama dengan perusahaan fintech Tunaiku untuk fasilitas cicilan tanpa kartu kredit. Dari kedua perusahaan ini, rupanya 55% konsumen JD.id memilih untuk menggunakan Kredit Plus.

Pihak JD.id dan Kredit Plus mengungkapkan sebenarnya kerja sama sudah mulai dilakukan sejak Juli 2016. Namun pada saat itu secara sistem belum terintegrasi secara optimal karena belum sepenuhnya online. Kali ini, kedua belah pihak mengumumkan sistem yang telah terintegrasi dan paperless, dengan kelebihan pemrosesan input data hingga survei know your costumer (KYC) bisa dilakukan lebih cepat.

“Sebenarnya mulai Juli 2016 sudah jalan [kerja sama], namun masih manual on paper sambil upaya integrasi sistem. Sekarang sudah terintegrasi online sistemnya,” terang Abraham Harahap selaku Head of Partnership & Alliance JD.id, Kamis (1/12).

Dia melanjutkan saat ini jumlah pengguna yang sudah berbelanja di JD.id menggunakan Kredit Plus sebanyak 600 orang. Sementara, dari segi nilai transaksi awal di Juli 2016 baru mencapai Rp 280 juta, perlahan meningkat jadi Rp1 miliar di dua bulan kemudian.

Setelah data terintegrasi online sejak beberapa waktu lalu, kini nilai transaksi sudah menembus angka Rp 2,76 miliar per 23 November 2016. Pencapaian yang dinilai cukup baik ini membuat pihaknya optimis menargetkan transaksi di JD.id meningkat ke angka 4500 – 5000 transaksi per bulannya tahun depan.

Pihaknya juga menargetkan porsi pembayaran cicilan tanpa kartu kredit dari kerja sama yang sudah dilakukan bersama Tunaiku dan Kredit Plus diharapkan dapat mencapai 10-15% dari total transaksi.

Selama ini cara pembayaran dengan kartu kredit jadi pilihan yang paling banyak dipilih konsumen JD.id, mengingat kartu kredit adalah cara pembayaran yang sudah ada sejak pertama kali perusahaan ini didirikan pada tahun lalu.

“Dari realisasi pertumbuhan yang tinggi dari cicilan tanpa kartu kredit, kami menargetkan porsinya bisa terus bertambah jadi sekitar 10-15% pada tahun depan, dapat terus menggeser metode pembayaran lainnya.”

Untuk menikmati cicilan dari Kredit Plus, pihak JD menentukan rentang harga produk yang bisa diberikan adalah antar Rp 1,25 juta sampai Rp 20 juta.

Untuk produk seperti handphone, phablet, game console, alat musik dan alat fitness, maksimal cicilan yang bisa diberikan yakni Rp 10 juta. Sementara untuk produk perabot rumah tangga, furnitur, audio video, komputer dan notebook, dan baby stroller, maksimalnya adalah Rp 20 juta.

Adapun bunga kredit yang diberikan mulai dari 2,99% per bulannya tergantung kategori barang dan tenornya. Proses persetujuannya pun maksimal tiga hari, sementara pembayaran cicilan dapat dilakukan melalui Alfamart, Indomaret, ATM, dan Kantor Pos.

Vincentius Rahina Surya, GM Business Development Kredit Plus, menambahkan perusahaan mulai merambah sistem online sejak dua tahun lalu. Dia mengklaim, perusahaan bisa dibilang salah satu perusahaan pembiayaan terdepan untuk sistem online-nya dan pionir untuk cicilan kredit di layanan e-commerce.

Potensi yang bisa diberikan dari pembiayaan online masih sangat luas dan belum banyak daerah yang bisa menikmati layanan ini. Ditambah, belum semua perusahaan e-commerce menyediakan fasilitas cicilan tanpa kartu kredit. Saat ini, porsi pembiayaan yang dikontribusikan dari layanan e-commerce mencapai 10% dibandingkan pembiayaan secara konvensional sebesar 90%.

“Bangun sistem online itu tidak mudah, namun kami sudah mulai jalani ini sejak dua tahun lalu. Bisnis pembiayaan secara konvensional masih tetap kami jalankan, porsinya terhadap total pembiayaan sekitar 90%. Kami menargetkan porsi pembiayaan online bisa mencapai 40%-50% di beberapa tahun mendatang,” terang Vincentius.

Alasan JD.id memilih Kredit Plus menjadi mitra cukup masuk akal. Pasalnya, Kredit Plus merupakan salah satu perusahaan pembiayaan yang sudah beroperasi sejak 1994. Perusahaan ini sudah memiliki kantor cabang di 260 titik yang tersebar di 53 kota besar di seluruh Indonesia.

Pembayaran angsuran dapat dilakukan di lebih dari 9 ribu ATM, kantor pos, Alfamart, Indomaret, maupun Pick Up Payment. Konsumen juga dapat dengan mudah mengetahui informasi jumlah cicilan dan tanggal jatuh tempo melalui aplikasi mobile Kredit Plus Mobile.

Tak hanya dengan JD.id, Kredit Plus juga sudah bermitra dengan elevenia untuk layanan cicilan serupa.

Application Information Will Show Up Here

Tentang JD.id, Gudang Baru, dan Inovasi Selanjutnya

Persaingan industri e-commerce di Indonesia semakin ketat. Dengan menawarkan potensi yang cukup menggiurkan pertumbuhan e-commerce di Indonesia terbilang cukup tinggi. Hal ini memaksa para pemainnya untuk terus melakukan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bisnis mereka masih dibutuhkan dan sesuai dengan keinginan pasar. Salah satu layanan e-commerce yang masih terus berusaha “menaklukan” pasar Indonesia adalah JD.id (JD). Tahun ini JD tengah melakukan beberapa inovasi, salah satunya adalah dengan membangun sejumlah gudang dan menambah beberapa kategori yang akan dijualnya.

JD mulai masuk ke pasar Indonesia sejak November tahun lalu. Pertumbuhan bisnisnya terbilang cukup signifikan. Disampaikan Head of Corp. Communications & Public Affairs Teddy Arifianto, sejak saat itu layanan JD semakin meluas, salah satu tandanya dengan mulai ditambahnya personel untuk customer service, jasa pengiriman yang sudah menjangkau seluruh kota besar di Indonesia dengan armada JX (anak perusahaan JD yang menangani aspek pengiriman dan logistik), dan layanan purna jual yang dimulai sejak pertengahan tahun ini untuk barang elektronik dan smartphone.

“Pertumbuhan per bulan kami rata-rata mencapai 30% berkat kegiatan-kegiatan promo dan festival yang dilakukan di web maupun aplikasi mobile kami. Jumlah kategori barang pun bertambah sekarang ini 12 kategori dengan sub-sub kategori menarik misalnya household, tiket konser, dan bekerja sama dengan Reebonz untuk kategori barang upscale terutama untuk tas, dompet, dan sepatu,” terang Teddy.

Sementara itu perluasan layanan JD juga bisa dilihat dari geliat bisnis JD yang mulai membangun sebuah gedung atau warehouse yang berada di kota Surabaya, gudang ini diharapkan bisa selesai pada akhir tahun ini atau awal tahun 2017. Selain itu JD juga berencana menambah sebuah gudang lagi di kawasan barat Indonesia untuk mendukung ekspansi dan pertumbuhan bisnis JD di Indonesia.

Kepada Dailysocial Teddy bercerita bahwa pembangunan gudang ini merupakan bagian penting dari rencana strategis JD karena model bisnis yang dianut JD merupakan B2C (Business to Consumer), yang berarti JD sendirilah yang mengadakan stok barang yang nantinya akan dijual di layanan mereka. Dengan pertambahan gudang ini juga diharapkan untuk mendukung kegiatan operasional seperti memperpendek rantai distribusi ke tangan pelanggan agar JD bisa memberikan harga terbaik bagi para pelanggannya.

“Di Tiongkok, induk perusahaan kami yaitu JD.com memiliki lebih dari 200 gudang di sejumlah kota sebagai titik distribusi barang ke konsumen. Ini menyebabkan waktu pengiriman barang menjadi lebih pendek namun tetap cost-efficient. Dan ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memberikan layanan dan pengalaman belanja online terbaik, bukan hanya sekedar diskon dan promo,” terang Teddy.

Mulai menambah kategori-kategori selain elektronik

Di awal kemunculannya JD mengenalkan diri sebagai e-commerce yang khusus menghadirkan barang elektronik. Lambat laun, sejalan dengan pertumbuhan bisnisnya akhirnya JD mulai menambah sejumlah kategori lain. Hal ini diakui Teddy menjadi salah satu bagian dari “entry strategy”.

“Mengapa elektronik? Karena dari awal kami menyadari e-commerce adalah industri yang berlandaskan pada kepercayaan (trust), dan konsumen akan lebih mudah mengubah kebiasaan belanja secara offline ke online untuk kategori barang elektronik karena pengalaman berbelanja dengan langsung ke toko dan membeli secara daring tidak banyak berbeda, karena barangnya pun sudah pasti sama dan memiliki standar yang sama. Tinggal harga dan kelengkapan katalog dan pilihan jenisnya menjadi kunci berikutnya untuk meraih hati konsumen,” papar Teddy.

Lebih lanjut Teddy setelah pengalaman yang baik dan kepercayaan pelanggan di kategori elektronik diharapkan mampu menular atau menjadi dasar bagi para konsumen untuk melakukan pembelian kembali untuk barang-barang jenis lain. Kepercayaan konsumen adalah hal yang coba dibangun oleh JD dalam tahun-tahun awal kemunculannya. Bahkan Teddy menjelaskan bahwa JD menargetkan menambah beberapa kategori lain dalam beberapa satu atau dua tahun ke depan.

“Bicara soal target, dalam 1-2 tahun ke depan kami masih memperluas layanan cakupan, menambah kategori dan memperbaiki layanan-layanan yang sudah ada. Ketiga hal ini menjadi dasar yang penting karena kami bukan sekedar jual barang diskon setiap hari, tapi kami bangun industri dan infrastruktur e-commerce di Indonesia dari hulu ke hilir,” jelas Teddy.

Inovasi JD selanjutnya

Diakui Teddy, Indonesia merupakan pasar yang unik dan menyimpan potensi yang luar biasa. Namun dalam kenyataannya masih perlu dibangun dan diedukasi untuk konsumen dan industrinya sehingga tidak bisa hanya terus mengandalkan diskon untuk menarik pelanggan. Teddy menjelaskan JD mengemban misi “Make the JOY Happen” yang memiliki arti bisa membuat konsumen maupun mitra usaha bisa senang bekerja sama dengan JD, termasuk juga karyawan yang berada di JD.

Mengenai strategi, Teddy menjelaskan:

“Jadi kalau ditanya strategi, mungkin hampir sama: buatlah semua karyawan JD.ID senang, mereka bisa kerja lebih kreatif, semangat, tidak pernah puas diri, selalu inovasi, terus belajar mengenai pangsa pasar, konsisten memberikan edukasi kepada target konsumen, menghadirkan barang yang unik, menarik dengan harga yang kompetitif, melalukan strategi  promosi berkelanjutan secara tepat guna dan disesuaikan dengan masyarakat Indonesia, dan jangan lupa untuk selalu melakukan benchmark terhadap perkembangan industri ini biar tetap relevan dan memiliki daya tarik kompetitif di mata konsumen dan para pemangku kepentingan.”

Untuk target tahun ini, JD memasang target bisa menambah sekitar 20 kategori produk, memperluas jaringan distribusi dan mendapatkan pertumbuhan lebih dari 50% sejak awal berdirinya. JD juga juga akan terus berusaha mendapatkan banyak pelanggan, sampai saat ini dari data internal JD tercatat sudah ada 3 juta pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Deals@DS Minggu Ini (29 April 2016)

Sesuai komitmen kami, Deals@DS kami terus perbarui tiap minggunya. Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi pembaca terdaftar dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.

Fokus Tawarkan Perangkat Elektronik, JD.id Unggulkan One Day Delivery

Dua bulan setelah kami mengabarkan JD.id, layanan ini resmi beroperasi. Merupakan perpanjangan raksasa e-commerce yang berasal dari Tiongkok, JD.id fokus menjual perangkat elektronik yang terdiri dari “tujuh lantai”, mencerminkan tujuh jenis segmen yang ditawarkan. Yang menarik, semua barang dipasok oleh satu perusahaan.

Continue reading Fokus Tawarkan Perangkat Elektronik, JD.id Unggulkan One Day Delivery

China-Based JD.com Prepares a Local Website for Indonesia

China-based JD.com prepares a local website for Indonesia / DailySocial

We just heard a rumor saying that China-based e-commerce giant JD.com is preparing to enter Indonesia. Using JD.id domain, which costs Rp 500 million alone, JD.com will follow AliExpress, that entered Indonesia few months ago. Continue reading China-Based JD.com Prepares a Local Website for Indonesia