Halodoc Raises Series B+ Investment from Bill & Melinda Gates Foundation, Prudential, and Allianz X

A health-tech startup, Halodoc, announces Series B+ funding with an unspecified amount from three strategic investors, Bill & Melinda Gates Foundation, Allianz X, and Prudential. The fresh funding is to support services through technology in Indonesia.

Both Allianz and Prudential are global insurance companies. They’re also the users of Halodoc. Bill & Melinda Gates Foundation is one of the biggest philanthropic foundations worldwide, founded by Microsoft’s Co-Founder, Bill Gates with his wife.

Earlier this year, the company has closed Series B funding led by UOB Venture Management worth of $65 million (around 919 billion Rupiah). Other investors participated in this round are Singtel Innov8, Korea Investment Partners, and Wuxi AppTec.

In calculation, Halodoc has raised almost $100 million (around Rp1.4 billion). It includes investors from previous round, Go-Ventures, BliBli, Openspace Ventures, and Investopedia.

Halodoc’s CEO, Jonathan Sudharta officially stated the entrance of these strategic investors are to help the company improving quality and more health services for Indonesian people living in the big cities and outside Java.

Those places are considered in need of sufficient health infrastructure. These investors suppose to help the company’s commitment by creating new initiatives for Indonesian people to have better access to health services.

“Halodoc intends to learn from Bill & Melinda Gates Foundation which has been long partnering up to provide the best health solution and to improve the welfare worldwide,” he defined.

Allianz X’s Investment Director, Carsten Middendorf added on this investment that the company’s commitment to focusing on transformative business in the developing market and provide affordable insurance to the underserved citizens.

“We expect to partner up with Halodoc in any vertical and help them to tighten up business and coverage in the SEA market,” Middendorf said.

Allianz is to boost up their 24×7 digital health services and its ecosystem in Halodoc app.

Halodoc has three main products, Apotek Antar has been serving 50 cities all over Indonesia, Layanan Lab to facilitate users for medical check-up either at home or the office, and Hubungi Dokter to directly interact with doctors online. In addition, they started expanding to corporate business.

In average, Halodoc has served 7 million patients per month in all around Indonesia, 80% of those are outside the first-tier cities, Jakarta and Surabaya.

In the Gojek app, Halodoc provides consulting session via chat for free.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Halodoc Peroleh Investasi Seri B+ dari Bill & Melinda Gates Foundation, Prudential dan Allianz X

Startup healthtech Halodoc mengumumkan pendanaan Seri B+ dengan nilai tidak disebutkan dari tiga investor strategis yakni Bill & Melinda Gates Foundation, Allianz X dan Prudential. Dana segar ini akan digunakan untuk melanjutkan komitmen perusahaan untuk permudah layanan melalui teknologi di Indonesia.

Baik Allianz dan Prudential merupakan perusahaan asuransi global yang telah lama beroperasi di Indonesia. Keduanya pun telah menjadi pengguna layanan Halodoc. Sementara Bill & Melinda Gates Foundation adalah salah satu yayasan filantropi terbesar di dunia, yang didirikan oleh Co-Founder Microsoft Bill Gates dan istrinya.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, perusahaan telah mengumumkan putaran pendanaan seri B yang dipimpin UOB Venture Management sebesar $65 juta (sekitar 919 miliar Rupiah). Investor lain yang turut berpartisipasi dalam putaran ini adalah Singtel Innov8, Korea Investment Partners, dan Wuxi AppTec.

Secara total, Halodoc telah mengumpulkan hampir $100 juta (sekitar Rp1,4 triliun). Termasuk di dalamnya dari investor putaran sebelumnya, yakni Go-Ventures, BliBli, Openspace Ventures, dan Investidea.

Dalam keterangan resmi, CEO Halodoc Jonathan Sudharta menjelaskan masuknya investor strategis ini akan membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas dan jumlah pilihan layanan kesehatan yang tersedia untuk masyarakat Indonesia, yang tinggal di luar kota besar dan di luar Jawa.

Lokasi-lokasi tersebut saat ini dinilai belum memiliki infrastruktur layanan kesehatan yang memadai. Bersama dengan investor, perusahaan berkomitmen untuk menciptakan inisiatif baru agar masyarakat Indonesia dapat mengakses layanan kesehatan dengan lebih mudah.

“Halodoc bertekad untuk belajar dari rekam jejak the Bill & Melinda Gates Foundation yang telah lama bekerja sama dengan mitranya untuk memberikan solusi layanan kesehatan terbaik dan meningkatkan kualitas hidup di seluruh dunia,” terangnya.

Investment Director Allianz X Carsten Middendorf turut menambahkan investasi ini menegaskan komitmen perusahaan dalam menyoroti bisnis transformatif di pasar berkembang dan memberikan asuransi yang terjangkau bagi masyarakat yang kurang terlayani.

“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Halodoc di berbagai vertikal dan membantu memperkuat operasi dan jaringan mereka di pasar Asia Tenggara yang lebih luas,” ucap Middendorf.

Allianz akan perkuat layanan kesehatan digital 24×7 dan ekosistem layanan kesehatan di dalam aplikasi Halodoc.

Halodoc punya tiga produk utama, yakni Apotek Antar telah melayani 50 kota di seluruh Indonesia, Layanan Lab untuk permudah pengguna cek kesehatan baik di rumah atau di kantor, dan Hubungi Dokter untuk berinteraksi dengan dokter secara online. Selain ritel, perusahaan juga mulai ekspansi untuk nasabah korporat.

Secara rata-rata, Halodoc melayani sekitar 7 juta pasien per bulan di seluruh Indonesia, dengan 80% pasien berada di luar kota utama, yakni Jakarta dan Surabaya.

Di dalam aplikasi Gojek, Halodoc juga menyediakan layanan konsultasi dokter via chat secara gratis.

Application Information Will Show Up Here

Halodoc Receives Series B Funding of 919 Billion Rupiah, Led by UOB Venture Management

Medical startup Halodoc today (3/4) announces series B funding of $65 million or equivalent with 919.5 billion rupiah. It was led by UOB Venture Management, involving Singtel Innov8, Korea Investment Partners, WuXi AppTec, and some previous investors.

The capital is to be used for technology and infrastructure development of Halodoc’s medical services. In addition, to expand strategic partnership with some hospitals and medical services throughout Indonesia.

Founded in April 2016, Halodoc is an app and website-based that allows its users to connect with more than 20 thousand licensed doctors in Indonesia. They can also make an online booking for lab check-up and drug order through pharmacy network with delivery less than 1 hour – they’ve partnered up with more than 1300 pharmacies.

“For the past two years, we’ve grown rapidly as a health digital platform in Indonesia. To date, Halodoc has managed to provide convenient and trusted health service for 2 million users every month, where half of it are outside Java. It’s a big potential for us to use technology in order to extend network for conventional medical services, and provide better medical access to the huge population of Indonesia,” Halodoc’s Founder & CEO, Jonathan Sudharta said.

In 2018, Halodoc users increased to more than 2500%, it reflects the high demand of digital health service.Based on Frost and Sullivan, the value of health industry in Indonesia considered to reach $21 trillion in 2019, increased by $7 trillion in 2014.

Halodoc recently named as the “Most Innovative Start-up in Asia” in November 2018 by Galen Growth Asia, an organization that observes medical startup ecosystem in Asia Pacific.

UOB Venture Management’s Managing Director & CEO, Kian-Wee Seah said, “Halodoc vision is to use technology in expanding high-quality medical services access and optimizing the use of limited health resources in Indonesia. Our investment in Halodoc reflects the responsible investment approach to support economic and social advance.”

Halodoc has partnered with more than 1400 hospitals and medical services in Indonesia. It allows its users to cut the waiting line in pharmacy and use the insurance facility in hospital.

Aside from hospital, Halodoc also forms a strategic partnership with some of its partners, such as Openspace Ventures, Grup Clemont, Blibli.com, InvesIdea, and Gojek, they’ve applied Halodoc system for Go-Med service.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Halodoc Dapatkan Pendanaan Seri B Senilai 919 Miliar Rupiah, Dipimpin UOB Venture Management

Startup kesehatan Halodoc hari ini (04/3) mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai $65 juta atau setara dengan 919.5 miliar Rupiah. Pendanaan dipimpin oleh UOB Venture Management, dengan keterlibatan Singtel Innov8, Korea Investment Partners, WuXi AppTec, dan beberapa investor Halodoc sebelumnya.

Dana modal tersebut akan digunakan untuk melanjutkan pengembangan teknologi dan infrastruktur layanan kesehatan Halodoc. Selain itu akan digunakan juga untuk memperluas kerja sama strategis dengan berbagai rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan di seluruh Indonesia.

Didirikan sejak April 2016, Halodoc merupakan platform layanan kesehatan digital berbasis apkikasi dan website yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan komunikasi dengan lebih dari 20 ribu dokter berlisensi di Indonesia. Pengguna juga dapat melakukan pemesanan cek laboratorium di rumah dan pemesanan obat melalui jaringan apotek dengan durasi pengantaran kurang dari 1 jam — sudah ada lebih dari 1300 apotek yang bermitra.

“Dua tahun terakhir ini kami mengalami perkembangan yang pesat sebagai platform digital kesehatan di Indonesia. Sampai hari ini, Halodoc telah memberikan layanan kesehatan yang nyaman dan terpercaya bagi 2 juta penggunanya setiap bulan, di mana setengahnya berada di luar pulau Jawa. Terdapat potensi yang besar bagi kami untuk memanfaatkan teknologi guna memperluas jangkauan layanan kesehatan konvensional, serta menyediakan akses kesehatan yang lebih baik bagi populasi besar Indonesia,” ujar Founder & CEO Halodoc Jonathan Sudharta.

Di tahun 2018 pengguna Halodoc meningkat lebih dari 2.500%, mencerminkan tingginya permintaan layanan kesehatan digital. Berdasarkan data Frost and Sullivan, nilai industri kesehatan di Indonesia diperkirakan akan mencapai $21 triliun pada 2019, meningkat dari $7 triliun di 2014.

Halodoc belum lama ini dinobatkan sebagai “Most Innovative Start-up in Asia” pada November 2018 oleh Galen Growth Asia, sebuah organisasi yang mengamati ekosistem startup kesehatan di Asia Pasifik.

Managing Director & CEO UOB Venture Management Kian-Wee Seah mengatakan, “Visi Halodoc adalah menggunakan teknologi untuk memperluas akses pelayanan kesehatan berkualitas dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kesehatan yang terbatas di negara yang luas seperti Indonesia. Investasi kami di Halodoc ini merefleksikan pendekatan investasi bertanggung jawab untuk mendukung kemajuan ekonomi dan sosial.”

Halodoc telah bekerja sama dengan lebih dari 1400 rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan di Indonesia. Kerja sama ini memungkinkan penggunanya untuk memangkas waktu tunggu di apotek serta memanfaatkan kemudahan layanan asuransi pada kunjungan ke rumah sakit.

Selain dengan rumah sakit, Halodoc juga membangun kemitraan strategis dengan para mitranya, misalnya Openspace Ventures, Grup Clemont, Blibli.com, InvesIdea, dan Gojek. Dengan Gojek, mereka mengaplikasikan sistem Halodoc untuk layanan Go-Med.

Application Information Will Show Up Here

Halodoc Hadirkan Layanan Pengiriman Obat dari Rumah Sakit

Aplikasi kesehatan online Halodoc meluncurkan layanan teranyar Halodoc Goes to Hospital (HG2H), solusi yang memudahkan pasien menghemat waktu dalam menebus resep obat di rumah sakit, baik racikan maupun non racikan.

Layanan ini hadir karena keresahan pasien untuk durasi tunggu yang terlampau lama saat menebus resep dokter. Lamanya durasi tersebut tentunya mengganggu rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang prima. Hal ini diklaim juga berdampak pada penuhnya ruang tunggu yang kapasitasnya terbatas, sampai lahan parkir yang tidak produktif karena pasien yang terlampau lama di rumah sakit.

“HG2H merupakan wujud komitmen kami dalam mempermudah akses kesehatan bagi masyarakat. Sekaligus upaya kami dalam membangun sinergi positif dengan rumah sakit dalam mendukung RS menghadirkan layanan prima bagi setiap pasiennya,” ujar CEO Halodoc Jonathan Sudharta, Kamis (27/9).

Untuk menikmati layanan tersebut, saat pasien mendapat resep obat dari dokter rumah sakit, mereka dapat melakukan pembayaran atas layanan konsultasi yang diberikan dokter beserta resep obat yang ingin ditebus di kasir. Pada proses pembayaran inilah pihak RS akan memberi rekomendasi apakah mau menggunakan pengantaran obat melalui Halodoc atau tidak.

Ada tim Halodoc yang menempati booth di dekat meja kasir untuk mendampingi proses lebih lanjut. Bila setuju, pasien akan diminta mengisi data tambahan untuk pengiriman obat seraya mendapat penjelasan mengenai aturan pakai oleh apoteker mengenai obat yang ditebusnya.

Setelah itu, pasien dapat langsung meninggalkan rumah sakit dan obat akan diantar sesuai alamat yang dikehendaki pasien lewat mitra pengemudi Go-Jek. Pasien dapat mengunduh aplikasi Halodoc untuk memantau posisi.

Halodoc menjamin pengiriman akan sampai kurang dari satu jam, setelah proses racikan resep selesai di apoteker sesuai dengan prosedur kurang lebih memakan waktu antara 30 menit sampai 1 jam.

Pada tahap awal, pasien tidak dikenai biaya pengiriman oleh Halodoc. Pengiriman akan dilakukan dengan jarak pengiriman maksimal 40 km.

Isu lama rumah sakit

Permasalahan lama yang selama ini dihadapi rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang prima adalah memangkas durasi waktu tunggu pasien pasca membayar resep dokter. Kebanyakan rumah sakit tidak memiliki ruang tunggu dengan kapasitas terbatas.

Sementara, apoteker tidak bisa memangkas waktu kerjanya dalam meracik obat karena harus sesuai prosedur, mengingat ada nyawa pasien yang harus diobati. Untuk rumah sakit besar yang kesehariannya menampung 800 pasien, tidak bisa memberikan layanan terbaiknya.

Alhasil pasien harus menunggu waktu dari pendaftaran konsultasi ke dokter dari sebelum matahari terbit, belum lagi harus antri saat menebus resep dokter. Mereka bisa seharian menghabiskan waktunya di rumah sakit.

“Menurut WHO, ada tujuh kunci pelayanan yang harus diutamakan rumah sakit. Diantaranya akses, center care, cost, integritas dan lainnya. Nah, layanan yang dihadirkan Halodoc menjawab salah satu kunci tersebut. Diharapkan layanan ini bisa memangkas waktu pasien, dan rumah sakit akhirnya bisa memberikan pelayanan optimal,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Kuntjoro.

Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta jadi rumah sakit pertama yang menggunakan layanan HG2H sejak awal tahun ini. Tiap harinya RSPP menangani 800 pasien dari berbagai poli, sehingga karakteristik obat yang dibutuhkan berbeda-beda.

Menurut pengakuan Business Management Head RSPP Agus W Susetyo, hingga kini pihaknya belum sama sekali menerima keluhan dari pasien terkait pelayanan dari Halodoc. Padahal, saat pertama kali Halodoc mau mengintegrasikan layanannya ke RSPP butuh waktu yang tidak sebentar untuk menjelaskan ke manajemen RS.

Ini wajar, katanya, mengingat hal ini pertama kali baru ada di Indonesia. Sehingga manajemen harus bolak balik memastikan kajiannya dari segi aturan

“Apakah menyalahi aturan, mengingat yang diantar oleh Go-Jek ini adalah obat, ada nyawa pasien yang menggantungkan hidupnya dengan obat tersebut. Ini tidak semudah saat antar penumpang,” kata Agus.

Rencana berikutnya

Setelah RSPP, lanjut Jonathan, pihaknya akhirnya membuka layanan tersebut ke 76 rumah sakit. Lokasinya tersebar di Jabodetabek, Karawang, Bandung, Malang, Bali, hingga Makassar.

Sampai akhir tahun depan Halodoc akan perluas layanan ini ke 500 rumah sakit. Adapun total rumah sakit di Indonesia pada saat ini mencapai 2.836.

Tidak menutup kemungkinan HG2H akan dibawa untuk non rumah sakit, kendati menurut Jonathan pihaknya masih memfokuskan untuk rumah sakit terlebih dahulu.

“Kami akan terus menjajaki kerja sama dengan berbagai rumah sakit lebih banyak lagi, sehingga dengan begitu, akan lebih banyak pula pasien yang terbantu melalui layanan HG2H,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Setelah Doku, Halodoc Terus Perluas Kemitraan Dompet Digital

Startup teknologi kesehatan Halodoc terus menambah kemitraan untuk pengembangan dompet digital. Setelah menggandeng Doku, Halodoc segera menggandeng Go-Pay yang diusung Go-Jek.

Kepada DailySocial, CEO Halodoc Jonathan Sudharta mengungkapkan, kerja sama dalam hal pilihan pembayaran dengan Doku ini, sebelumnya sudah masuk dalam rencana Halodoc dan hanya masalah waktu yang tepat saja diumumkannya.

Pengguna Halodoc yang ingin melakukan pembayaran melalui Halodoc Wallet, selain menggunakan ATM Bersama, kartu kredit, dan internet banking, bisa memanfaatkan fasilitas top up menggunakan akun Doku.

Tentang rencana Halodoc menggandeng Go-Pay untuk pilihan pembayaran, Jonathan menyebutkan kemitraan tersebut tinggal menunggu waktu yang tepat.

“Saat ini kami dari Halodoc lagi tunggu waktu saja. Soal Go-Pay hanya karena ada masalah teknis saja,” kata Jonathan.

Go-Jek adalah salah satu investor Halodoc. Kemitraan ini diperluas dengan ketersediaan menu Go-Med di antarmuka Go-Jek yang akan mendorong konsumen untuk mengunduh aplikasi Halodoc.

Halodoc Hemat Store

Saat ini Halodoc tengah gencar mempromosikan Halodoc Hemat Store. Melalui program ini, pengguna bisa mendapatkan obat umum dengan harga khusus. Seperti biasa, pengantaran obat dilakukan secara gratis melalui mitra pengemudi Go-Jek.

“Program Halodoc Hemat Store, membuat harga obat di Halodoc mungkin yang paling terjangkau saat ini,” kata Jonathan.

Kemitraan dengan rumah sakit dan perusahaan asuransi juga menjadi prioritas Halodoc dan diharapkan dalam waktu dekat jumlahnya akan terus bertambah.

“Ke depannya akan ditambah lagi kemitraan dengan rumah sakit lainnya. Semua layanan tersebut dihadirkan oleh Halodoc untuk memenuhi kebutuhan pengguna seputar layanan kesehatan secara personal,” tutup Jonathan.

Application Information Will Show Up Here

Dengan Halodoc 2.0, Go-Med dan Halodoc Menjadi Lebih Terintegrasi

Hari ini Halodoc mengumumkan secara resmi kehadiran Halodoc versi 2.0. Jika Anda mengakses menu Go-Med dari Go-Jek, menu pemesanan obat tidak lagi terdapat di dalam aplikasi. Anda akan dibawa ke aplikasi Halodoc atau disarankan mengunduh aplikasi tersebut jika belum memilikinya. Integrasi ini menjanjikan proses pemesanan dalam waktu 30 detik, tidak lagi puluhan menit seperti sebelumnya.

Proses “melepas” menu Go-Med ke aplikasi tersendiri mengingatkan kita dengan pengalaman yang sama ketika mengakses fitur-fitur Go-Life. Pihak Go-Jek dan Halodoc mengungkapkan keputusan ini didasari bahwa seharusnya kebutuhan kesehatan, yaitu pemesanan obat dan konsultasi dengan dokter, dilakukan di media yang sama.

Founder dan CEO Halodoc Jonathan Sudharta dalam acara media hari ini (16/5), menyebutkan langkah ini merupakan hasil pembelajaran pihaknya selama setahun terakhir. Mereka juga menghapus ketersediaan aplikasi Apotik Antar yang sebelumnya sempat hadir secara terpisah. Kini semuanya terpusat di satu aplikasi.

Jonathan menceritakan rahasia kecepatan pemesanan di aplikasi versi baru ini adalah simplifikasi sistem. Dulu setiap pemesanan memerlukan penawaran harga dari berbagai apotek dan diperlukan beberapa langkah untuk memastikan transaksi. Waktu rata-rata untuk setiap transaksi disebutkan mencapai lebih dari 40 menit karena harus menunggu konfirmasi dari apotek dan konfirmasi dari konsumen.

Halodoc 2.0 mencoba memangkas kerumitan sistem lama dengan memberlakukan sistem inventori apotek yang diklaim hampir akurat secara real time. Jika konsumen mencari sebuah obat sakit kepala merk tertentu, sistem secara otomatis akan mencari apotik terdekat yang memiliki inventori produk tersebut. Hal ini sejalan dengan tagline baru Halodoc, simplifying healthcare.

Karena menerapkan sistem baru, Halodoc harus back to basic. Mereka memperbarui kemitraan dengan apotik untuk memastikan keakuratan sistem inventorinya. Untuk itu mereka kembali mengerucutkan layanan ke Jabodetabek sebelum mengembangkan layanan ke kota-kota lain.

Adaptasi ke user experience baru

Perubahan ini tidak mudah. Ada beberapa hal yang “dikorbankan” di awal, seperti hilangnya dukungan pembayaran melalui Go-Pay dan konsumen diwajibkan kembali mengisi data pelanggan. Jika konsumen ingin membeli obat melalui Halodoc, platform sementara ini hanya mendukung pembayaran secara tunai. Keuntungannya saat ini platform membebaskan biaya antar.

Jonathan mengakui hal ini sebagai kerikil yang bakal diselesaikan di iterasi pengembangan selanjutnya. Menu lain yang bakal ditambahkan kembali adalah fitur Lab yang sedang disempurnakan.

Di versi awal, yang tersedia di Halodoc selain menu Pharmacy Delivery adalah Contact Doctor. Jonathan menyebutkan fitur ini kini menggunakan engine baru untuk meningkatkan kualitas percakapan melalui video dan suara.

“Untuk layanan Contact Doctor, saat ini sudah ada 19.000 dokter yang bisa diajak berdiskusi oleh pengguna kapanpun. Sementara untuk pharmacy delivery sudah ada 1000 apotek di berbagai wilayah di Indonesia yang bergabung dengan Halodoc,” ujar Jonathan.

Rencana pengembangan

Dalam jangka waktu dekat, selain pengalaman penggunaan yang lebih seamless dan integrasi metode pembayaran Go-Pay, Jonathan dan Go-Jek bakal mengembangkan Halodoc dan Go-Med agar kembali tersedia di semua kota tempat Go-Jek beroperasi.

Menanggapi solusi ini, pihak penyedia layanan apotek tidak menganggapnya sebagai ancaman. Direktur Eksekutif GP Farmasi dan Majelis Kehormatan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Darodjatun Sanusi mengungkapkan, “Keberadaan solusi digital seperti layanan dari Halodoc dan Go-Jek ini tidak hanya membantu masyarakat memperoleh kemutuhan medisnya dengan mudah dan aman, tetapi juga membantu apotek memperluas pasarnya. Jadi ini merupakan simbiosis mutualisme yang patut kita dorong.”

Application Information Will Show Up Here

 

HaloDoc Gandeng Watsons Indonesia untuk Ketersediaan Produk Kesehatan di ApotikAntar

Salah satu startup yang bergerak di sektor kesehatan HaloDoc belum lama ini mengumumkan kerja samanya dengan Watsons Indonesia untuk melengkapi fitur ApotikAntar dengan jaringan produk milik Watsons Indonesia. HaloDoc yang berperan sebagai platform komunikasi untuk pengguna dan dokter kini semakin lengkap dengan hadirnya produk-produk dari Watsons Indonesia yang bisa didapatkan lewat HaloDoc pada fitur ApotikAntar.

Kerja sama keduanya ini diharapkan mampu untuk melayani masyarakat Indonesia mendapatkan produk kesehatan dan kecantikan dengan cara yang mudah dan sederhana, melalui aplikasi HaloDoc. Dijelaskan CEO MHealth Tech Jonathan Sudharta kerja sama ini juga menjadi wujud komitmen dari HaloDoc untuk memberikan keuntungan lebih bagi masyarakat untuk masalah kesehatan.

“Sebagai komitmen kami dalam memberikan keuntungan yang lebih untuk masyarakat di bidang kesehatan, kami resmikan kemitraan baru bersama Watsons Indonesia. Mulai saat ini, Anda bisa belanja produk-produk yang tersedia di Watsons secara praktis lewat HaloDoc pada Fitur ApotikAntar,” terang Jonathan.

Fitur ApotikAntar sendiri merupakan sebuah layanan terintegrasi untuk pembelian obat sebagai platform yang memfasilitasi pengguna dengan apotek resmi. Sehingga pembelian obat dapat dilakukan secara mudah dan dijamin keasliannya. Untuk saat ini kurang lebih terdapat 1500 apotek di kota-kota besar yang telah bergabung dengan ApotikAntar, seperti apotek yang terdapat di kota Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Medan, Denpasar dan masih banyak lagi.

Melalui fitur ini pengguna dapat memesan berbagai macam obat bebas dan obat resep, vitamin, suplemen, peralatan medis dan produk lain yang berkaitan dengan kesehatan. Selanjutnya setelah menyelesaikan pemesanan ApotikAntar akan mengirimkan pesanan kepada pengguna dari apotek resmi yang terdekat dari titik antar.

Sementara itu menanggapi kerja sama ini Presiden Direktur PT Duta Intidaya – Watsons Indonesia Lilis Mulyawati menjelaskan bahwa pihaknya sebagai jaringan ritel produk kesehatan dan kecantikan terbesar di kawasan Asia dan Eropa merasa cukup bangga karena bisa lebih dekat dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan HaloDoc Watsons akan bisa lebih dijangkau masyarakat karena aksesnya bisa lebih sederhana.

Application Information Will Show Up Here

Inisiasi Kemudahan Pembayaran, HaloDoc Gandeng Asuransi Allianz utuk Pemesanan Obat secara On-Demand

Startup teknologi kesehatan HaloDoc hari ini mengumumkan kemitraan pertamanya dengan perusahaan asuransi Allianz. Nantinya semua nasabah asuransi Allianz, baik individu atau grup, bisa memesan obat melalui aplikasi HaloDoc hanya dengan menyertakan foto dokumen keanggotaan asuransi Allianz dan resep. Obat akan diantar langsung dengan menggunakan Go-Jek langsung ke alamat yang dituju.

“Kerja sama ini berawal dari ide saya yang mendekati langsung pihak Allianz untuk bisa bekerja sama dalam hal layanan kesehatan untuk nasabah Allianz dengan memanfaatkan teknologi milik HaloDoc,” kata Jonathan saat sesi temu media.

Layanan lain yang bisa dinikmati melalui aplikasi HaloDoc adalah proses klaim asuransi yang hanya berlangsung selama 7 hari kerja saja. Hal ini lebih cepat dari waktu yang sebelumnya ditentukan Allianz, yaitu 14 hari kerja.

“Kami melihat fitur ApotikAntar yang dimiliki oleh aplikasi HaloDoc memiliki kesamaan tujuan dengan Allianz Life yang akan membantu nasabah memesan obat berdasarkan resep dokter secara digital langsung ke alamat mereka,” kata Managing Director Allianz Health & Corporate Solutions Todd Swihart.

Kerja sama Allianz dan HaloDoc ini tidak memiliki batas waktu kontrak dan rencananya akan terus berjalan. Fitur ApotikAntar menjadi yang pertama yang dimanfaatkan Allianz dalam aplikasi HaloDoc. Harapannya kemitraan ini akan terus bertambah, seiring dengan layanan lainnya yang akan dikembangkan HaloDoc.

“Dengan seribu apotik di 14 kota di Indonesia yang telah bergabung dengan Halodoc diharapkan bisa menambah jumlah pengguna HaloDoc yang berasal dari nasabah Allianz. Hingga kini HaloDoc telah memiliki 75 ribu pengguna yang telah mengunduh aplikasi HaloDoc sejak diluncurkan bulan April silam,” kata Jonathan.

Mendapat dukungan Kementerian Kesehatan dan berencana mengimplementasikan BPJS

Jonathan juga memaparkan pengalaman positifnya sejak meluncurkan HaloDoc April lalu. Selain baru saja mendapatkan pendanaan Seri A, HaloDoc mengklaim mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.

“Kementerian Ksehatan dalam hal ini mendukung perubahan teknologi dan semua layanan harus mengadopsi teknologi yang ada. Dalam hal ini yang ditawarkan oleh Halodoc,” kata Jonathan.

Salah satu rencana jangka panjang yang akan dilancarkan adalah mengimplementasikan layanan kesehatan BPJS ke dalam aplikasi HaloDoc.

“Tentunya rencana ini masih terlalu dini untuk dibicarakan karena membutuhkan proses serta perencanaan yang cukup banyak. Namun demikian untuk ke depannya HaloDoc ingin membantu pemerintah dalam hal memberikan layanan kesehatan secara digital untuk semua masyarakat di Indonesia,” tutup Jonathan.

Application Information Will Show Up Here

Startup Teknologi Kesehatan HaloDoc Peroleh Pendanaan Seri A

Startup teknologi kesehatan HaloDoc mengumumkan perolehan pendanaan Seri A dari grup investor yang terdiri dari Clermont Group, Go-Jek, Blibli, dan NSI Ventures. Meskipun tidak spesifik menyebutkan perolehan di putaran kali ini, HaloDoc menyebutkan total pendanaan yang diperoleh oleh HaloDoc sebesar $13 juta (sekitar 170 miliar Rupiah). Pendanaan akan digunakan untuk meningkatkan kualitas aplikasi yang dikembangkan oleh grup, termasuk Apotik Antar, dan untuk membantu melayani dan mengatasi permasalahan akses kesehatan di seluruh Indonesia.

Bersamaan dengan pendanaan ini, HaloDoc juga secara resmi mengumumkan kolaborasi dengan investornya, Go-Jek, untuk pengembangan Go-Med sebagai layanan pengantaran produk kesehatan secara on-demand.

Pendiri dan CEO HaloDoc Jonathan Sudharta dalam rilisnya menyebutkan, “Visi kami untuk HaloDoc adalah membantu membawa layanan kesehatan yang lebih baik ke jutaan orang Indonesia. Kami ingin mengatasi [permasalahan ini] melalui teknologi untuk isu seperti sulitnya akses kesehatan. Putaran pendanaan ini membantu kami untuk terus membangun sumberdaya engineer dan mengembangkan produk yang paling cocok untuk adopsi yang lebih luas dalam rangka mencapai tujuan tersebut.”

HaloDoc diluncurkan bulan April lalu, HaloDoc memiliki sejumlah fitur kesehatan, seperti konsultasi medis menggunakan fitur video call (teleconsultation), pembelian obat melalui Apotik Antar yang lebih dulu hadir, pemeriksaaan lab secara on-demand, dan informasi direktori yang memuat informasi dokter dan pusat kesehatan di Indonesia.

Sepanjang tahun ini banyak startup teknologi kesehatan yang mendapatkan pendanaan baru. Meskipun demikian, menurut survei yang dilakukan DailySocial, penetrasi layanan teknologi kesehatan di Indonesia masih rendah karena hanya sepertiga responden yang mengenal startup di sektor ini.

Pendanaan seperti ini, menjadi titik tolak bagi HaloDoc untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, yang tidak hanya belum mengerti soal produk-produk teknologi kesehatan, tapi juga kekurangan akses kesehatan yang memadai.

Application Information Will Show Up Here