Epson Umumkan Kacamata Pintar Terbarunya, Moverio BT-300

Masih ingat dengan kacamata pintar Epson Moverio BT-200? Di saat kehadiran Google Glass versi baru masih berupa misteri, Epson rupanya sudah mencuri start terlebih dulu. Pada ajang MWC 2016, pesaing Canon di pasar printer tersebut meluncurkan Moverio BT-300, yang tak lain merupakan kacamata pintar generasi terbarunya.

Dibanding pendahulunya, BT-300 punya desain yang lebih menarik sekaligus lebih ringkas. Dimensinya lebih tipis dan bobotnya secara keseluruhan lebih ringan 20 persen. Perbaikan desain ini juga dimaksudkan supaya BT-300 bisa dikenakan di atas kacamata biasa dan tidak membuat hidung terasa cepat lelah.

Selain desain, Epson juga banyak membenahi jeroannya menjadi lebih canggih lagi. Layarnya kini punya resolusi HD (1280 x 720 pixel) dan memakai panel Si-OLED (Silicon OLED). Menurut Epson, panel layar ini sanggup menghasilkan tone warna hitam yang lebih pekat, yang pada akhirnya berujung pada proyeksi spektrum warna yang lebih luas dan konten pun bisa tampak lebih realistis.

Epson Moverio BT-300

Sama seperti kedua pendahulunya, Epson Moverio BT-300 masih ditemani oleh sebuah unit kontrol yang tersambung oleh kabel. Unit ini bertanggung jawab atas segala pengolahan konten, termasuk menjalankan sistem operasi Android 5.1. Di dalamnya tertanam prosesor quad-core Intel Atom X5 berkecepatan 1,44 GHz, bukan lagi buatan Texas Intruments.

Perubahan mencolok lain adalah kamera 5 megapixel yang menggantikan kamera VGA milik pendahulunya. Untuk mengambil gambar, pengguna hanya perlu menerapkan gesture di depan pandangannya karena perangkat ini sudah dilengkapi dengan sensor pengenal gerakan, sanggup mengubah pandangan menjadi ibarat kanvas digital.

Apa saja skenario penggunaan Moverio BT-300? Cukup banyak. Dari sisi konsumen, perangkat ini bisa menjadi teman saat sedang membakar lemak di gym berkat teknologi augmented reality. Untuk pemilik drone, perangkat ini akan menampilkan apapun yang sedang direkam oleh si robot terbang langsung ke pandangan Anda, tapi di saat yang sama Anda masih sadar akan posisi dan apa saja yang ada di sekitar Anda.

Kendati demikian, Epson masih menargetkan produk ini ke kalangan enterprise untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Gampangnya, perangkat ini tidak dimaksudkan untuk dipakai secara terus-menerus layaknya sebuah kacamata biasa. Hal itu juga yang menjelaskan mengapa BT-300 masih ditemani oleh sebuah unit kontrol yang tersambung dengan kabel.

Soal harga, Epson masih belum mau memastikannya, namun diperkirakan berkisar di angka $700 – $800 – tidak jauh berbeda dibanding kedua pendahulunya. Pemasarannya dijadwalkan pada kuartal keempat tahun ini, tapi bisa saja berubah.

Sumber: Epson dan TechCrunch.

Inilah Penampakan Versi Kedua Google Glass yang Ditujukan Buat Kaum Profesional

Sudah cukup lama kita tidak mendengar kabar mengenai salah satu inovasi teknologi paling kontroversial di dunia, Google Glass. Setelah program Explorer-nya dihentikan di bulan Januari kemarin, sejatinya ada banyak rumor yang beredar seputar Google Glass dari berbagai sumber.

Namun yang terbaru kali ini datang dari organisasi pemerintahan Amerika, FCC (Federal Communications Commision), dalam wujud foto asli perangkat. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, sejatinya tidak ada banyak perubahan pada versi baru Google Glass.

Meski sepintas kelihatan sama, sebenarnya ada banyak peningkatan yang signifikan pada versi kedua Google Glass ini. Satu yang paling mencolok adalah, frame-nya kini bisa dilipat layaknya kacamata biasa, dan secara keseluruhan Google Glass versi anyar ini mempunyai fisik yang tahan air dan lebih tahan banting.

Masih seputar fisiknya, prisma yang berperan sebagai layar Glass kini membesar guna memberikan tampilan yang lebih luas tepat di pandangan pengguna. Google kabarnya juga tengah menyiapkan sebuah battery pack eksternal yang akan menancap pada perangkat dengan memanfaatkan magnet.

Google Glass Enterprise Edition

Aspek internal Google Glass versi baru ini juga telah menerima banyak perubahan. Di antaranya adalah prosesor Intel Atom yang lebih kencang tapi juga lebih tidak cepat panas, kemudian ada konektivitas Wi-Fi 5 GHz dan komponen optik kamera yang lebih andal.

Menariknya, setiap kali pengguna nantinya mengaktifkan kamera milik Google Glass baru ini, sebuah lampu di bagian depannya akan menyala. Perubahan ini sepertinya sengaja diterapkan untuk menghapus stigma bahwa Google Glass beserta kameranya kerap melanggar privasi orang lain di sekitar penggunanya.

Namun perubahan yang paling penting untuk diperhatikan sejatinya adalah target pasarnya. Versi kedua Google Glass ini ditujukan buat kaum profesional, sehingga julukannya pun berganti dari Explorer menjadi “Enterprise Edition”.

Sejauh ini memang belum ada konfirmasi resmi dari Google, tapi Glass: Enterprise Edition ini rencananya hanya akan didistribusikan melalui program Glass for Work yang mencakup perusahaan-perusahaan. Bahkan rumornya sudah ada ratusan Google Glass: Enterprise Edition yang disebarkan ke para karyawan perusahaan yang terlibat dalam program tersebut.

Sumber: 9to5Google via TheNextWeb.

Kacamata Pintar Ini Tak Akan Membuat Tampang Anda Kelihatan Aneh

Sejak Google Glass pertama kali diperkenalkan, kategori produk kacamata pintar alias smartglasses ini banyak mengundang kontroversi. Selain seputar pelanggaran privasi, smartglasses juga banyak dinilai ‘merusak’ penampilan, membuat tampang penggunanya kelihatan aneh di mata orang-orang di sekitarnya.

Namun tentunya pabrikan-pabrikan terus menyempurnakan desainnya. Bahkan produsen kacamata tradisional pun perlahan juga menunjukkan ketertarikannya terhadap smartglasses. Salah satunya adalah brand kacamata asal Jepang, JINS.

Ini sebenarnya merupakan kali kedua JINS mengungkap kacamata pintarnya. Didapuk JINS Meme MT, tampak luar perangkat ini amat identik dengan kacamata biasa, dan ini memang merupakan salah satu fitur andalannya.

JINS Meme MT

Akan tetapi di balik desainnya yang minimalis tersebut, Meme MT juga mengemas fitur penting yang membuatnya pantas dimasukkan dalam kategori smartglasses. Sederet sensor seperti accelerometer maupun gyroscope telah ditanamkan ke dalam frame-nya, membuatnya sanggup untuk memonitor berbagai parameter terkait aktivitas berlari atau jogging penggunanya.

Sama seperti kacamata pintar lainnya, Meme MT memanfaatkan Bluetooth untuk meneruskan data yang dikumpulkan menuju aplikasi pendampingnya di smartphone. Data-datanya sendiri mencakup pusat gravitasi, gaya berjalan/berlari, serta kecepatan.

Di Jepang, JINS Meme MT dipasarkan seharga 19.000 yen, atau kurang lebih sekitar Rp 2,1 juta. Kalau Anda sedang berlibur ke sana, silakan bersinggah ke Harajuku untuk menjajal kacamata pintar ini di toko utama JINS.

Sumber: Engadget.

Di Bawah Pimpinan Baru, Google Glass Ganti Nama Jadi Project Aura

Setelah dikabarkan berada di bawah pimpinan baru dan akan dikembangkan secara tertutup, Google Glass justru kembali mendapat sorotan dari awak media. Kali ini, proyek yang sudah ‘lulus’ dari program Google X tersebut dikabarkan punya identitas baru, yaitu Project Aura. Continue reading Di Bawah Pimpinan Baru, Google Glass Ganti Nama Jadi Project Aura

Kopin Solos Adalah Google Glass-nya Para Pesepeda

Bicara soal kacamata pintar, Anda pasti teringat dengan Google Glass, yang hingga kini masih dalam posisi hiatus. Tidak banyak yang mengetahui, namun jauh sebelum Google, tepatnya di tahun 2007, sebuah perusahaan bernama Kopin sempat meluncurkan semacam heads-up display (HUD) yang bisa menampilkan isi layar iPod yang tersambung. Continue reading Kopin Solos Adalah Google Glass-nya Para Pesepeda

Recon Jet Adalah Kacamata Pintar untuk Konsumen yang Selalu Aktif

Google Glass boleh vakum sementara, akan tetapi hal itu tidak menghentikan para pesaingnya berinovasi. Salah satunya adalah Recon Instruments. Produk smart glass-nya, Recon Jet, telah menjalani sejumlah penyempurnaan sejak diumumkan sekitar dua tahun yang lalu, dan kini ia siap dipasarkan ke publik. Continue reading Recon Jet Adalah Kacamata Pintar untuk Konsumen yang Selalu Aktif

Purwarupa Device AR Sony, SmartEyeglass SED-E1, Bisa Anda Pesan

Di lini augmented reality, menemukan keseimbangan antara inovasi dan penerapan bukanlah hal mudah. Belum lama, Sony mencoba memberi jalan tengah berupa metode ‘attach‘ dimana device bisa mengubah kacamata biasa jadi headset AR. Tapi tentu agar periode uji coba berjalan mulus, dibutuhkan satu perangkat berstandar. Dan itulah tugas SmartEyeglass SED-E1. Continue reading Purwarupa Device AR Sony, SmartEyeglass SED-E1, Bisa Anda Pesan

Samsung Gear Blink, Kacamata Pintar dari Samsung Siap Meluncur?

Keberadaan perangkat wearable PC semakin populer sejak beberapa perusahaan merilis produk unggulan mereka, sebut saja  Google yang telah sukses merilis dna memperkenalkan perangkat kaca mata pintar Google Glass. Dan kini Samsung sebagai perusahaan elektronik yang berbasis di Korea itu juga berencana membuat perangkat serupa yang bernama Samsung Gear Blink. Continue reading Samsung Gear Blink, Kacamata Pintar dari Samsung Siap Meluncur?