Dampak Akuisisi MelOn untuk Bisnis Kakao di Indonesia

Kakao hari ini mengumumkan niatnya mengakuisisi 76.4% saham Loen Entertainment senilai sekitar $1.54 miliar (lebih dari Rp 21 triliun). Loen Entertainment adalah pemilik platform layanan musik MelOn yang memiliki kerja sama erat di Indonesia dengan Grup Telkom. Bagaimana nasib kemitraan MelOn dan Grup Telkom pasca akuisisi ini?

Dalam setahun terakhir, ada dua akuisisi high profile yang dilakukan Kakao. Pertama terhadap media sosial privat Path yang didirikan oleh Dave Morin dan kedua terhadap MelOn ini. Benang merah yang menarik adalah keduanya memiliki basis massa yang signifikan di Indonesia.

Sinergi layanan konten musik dan media sosial atau messaging bukanlah yang pertama di kawasan ini. Sebelumnya LINE sudah mengakuisisi MixRadio dari Microsoft.

MelOn dan Langit Musik, meskipun secara nama tidak setenar Apple Music atau Spotify, sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia karena solusinya menggandeng dua penyedia layanan telekomunikasi terbesar, Telkom dan Telkomsel.

Dalam survei yang kami lakukan bersama JakPat, MelOn dan Langit Musik menduduki posisi kedua dan ketiga untuk urusan layanan streaming musik terpopuler di Indonesia setelah Google Play Musik

jakpat_streamingmusik_3

Meskipun kami perkirakan kemitraan MelOn dan Grup Telkom tidak akan serta merta berubah akibat langkah akuisisi ini, menarik ditilik bagaimana Kakao mengutilisasi MelOn untuk memperkuat basis penggunanya di Indonesia.

Sebelumnya kami sudah memberitakan bahwa Kakao bakal fokus ke Path tahun ini dan secara berangsur mengurangi dukungannya untuk KakaoTalk yang tak mampu bersaing dengan aplikasi sejenis. Mereka juga bakal mengimplementasi bank berbasis Internet yang dibawa melalui Path.

Dengan semua layanan Kakao di Indonesia dipusatkan mendukung Path, seharusnya bisa ditebak kemungkinan kolaborasi antara MelOn dan Path, misalnya tautan pengunduhan atau streaming konten MelOn langsung di dalam Path atau sharing status lagu yang sedang diputar di MelOn ke Path.

Kakao, dalam artikel di TechCrunch, mengkonfirmasi rencana untuk mendukung layanan di pasar internasional, mengisyaratkan bahwa sinergi akan dilakukan untuk sejumlah pasar penting dan Indonesia sudah ditegaskan sebagai pasar paling penting kedua bagi Kakao, setelah negara asalnya.

CEO Kakao Jimmy Rim dalam pernyataannya mengatakan, “Dengan mengkombinasikan berbagai platform dan layanan konten milik Kakao dan layanan konten musik milik Loen, kami mengekspektasikan sinergi yang luar biasa yang dapat membangun landasan yang kuat untuk ekspansi global.”

KakaoTalk Berangsur Mundur dari Indonesia, Tahun Depan Fokus ke Path

Kakao mulai mengkonfirmasi mundurnya layanan messaging KakaoTalk dari Indonesia. Melalui statusnya di Facebook Page KakaoTalk Indonesia, mereka memutuskan untuk menutup akun tersebut. Pun setali tiga uang dengan akun Twitter-nya yang praktis tidak ada kegiatan sejak akhir September lalu. Menurut informasi yang kami peroleh, tahun depan tim lokal bakal fokus mengembangkan Path yang masih memiliki basis konsumen kuat di Indonesia.

Rumor soal hengkangnya KakaoTalk dari Indonesia sudah kami dengar dua bulan belakangan. Beberapa sumber menyebutkan pegawai yang dulu menggunakan kartu pegawai berwarna kuning (khas Kakao), kini mulai berganti ke warna merah (khas Path).

Informasi dari negeri asalnya Korea Selatan pun menyebutkan KakaoBank, bank virtual yang dikembangkan oleh konsorsium teknologi yang dipimpin Kakao, nantinya bakal masuk ke Indonesia melalui Path.

Sejauh ini, kami belum mendapatkan konfirmasi langsung dari tim Kakao Indonesia.

kakaotalk_indonesia_tutup

Bagi Kakao, Indonesia adalah pasar yang sangat penting. co-CEO Kakao waktu itu, Sirgoo Lee, sempat mengklaim pengguna di Indonesia adalah pengguna KakaoTalk terbesar kedua di dunia setelah Korea Selatan dengan 13 juta pengguna terdaftar. Mereka berharap KakaoTalk akan berangsur menjadi layanan messaging terbaik di Indonesia. Itu terjadi sekitar dua tahun yang lalu.

Tahun 2015 bisa dibilang tahun yang suram bagi Kakao di Indonesia. Mereka hampir tak terdengar di kancah messaging di Indonesia, kalah bersaing dengan WhatsApp, LINE, Telegram, dan bahkan BlackBerry Messenger yang menolak untuk takluk dengan kehadiran BBM Money yang menyasar segmen e-commerce.

Salah satu upaya Kakao untuk tetap eksis di Indonesia adalah akuisisi terhadap Path yang konsumen terbesarnya berada di Indonesia. Meskipun sejauh ini belum ada manuver bisnis yang dilakukan Kakao untuk Path, masih tingginya engagement konsumen Indonesia di Path membuat Kakao harus berpikir ulang tentang strateginya di Indonesia.

Untuk menguasai pasar Indonesia, Path mungkin menjadi satu-satunya harapan Kakao.

Kakao Buat Bank Berbasis Internet, Bakal Masuk Indonesia Melalui Path

Regulator Korea Selatan mengumumkan bahwa KT Telecom dan Kakao bakal memimpin dua konsorsium untuk membangun bank berbasis Internet di negara tersebut. Yang menarik, Kakao menyatakan bakal membawa konsep bank dunia maya itu ke Indonesia melalui Path yang diakuisisinya akhir Mei lalu.

Bank berbasis Internet ini dijadwalkan mulai beroperasi paruh kedua tahun 2016 setelah melalui periode pengetesan untuk keamanan dan lisensi.

Seorang eksekutif Kakao menyebutkan, “Sekitar 40 persen pegawai Kakao Bank adalah tenaga spesialisasi IT yang bertugas menangkal ancaman keamanan secara real time.”

Kakao Bank bakal didukung oleh 11 perusahaan, termasuk beberapa institusi finansial seperti Korea Investment Holdings, KB Kookmin Bank dan SGI Seoul Guarantee Insurance.

Kakao yang merupakan layanan messaging terbesar di negara tersebut bakal menggandeng Tencent untuk ekspansi global Kakao Bank. Tencent memiliki WeBank, yang terafiliasi dengan WeChat, yang memiliki konsep yang sama. Kebetulan Tencent, pemilik WeChat, juga berinvestasi di Kakao.

Di sisi lain, K-Bank, bank berbasis Internet yang didirikan konsorsium yang dipimpin KT Telecom, menjalin kerja sama dengan Alipay untuk langkah yang sama.

Untuk ekspansinya di Indonesia, Kakao berencana mengutilisasi layanan media sosial Path. Basis pengguna terbesar Path berdomisili di Indonesia dan memang Kakao sejauh ini belum melakukan langkah bisnis untuk memanfaatkan Path pasca akuisisi terhadap layanan ini. Langkah menggandeng Path adalah manuver bisnis yang menarik untuk disimak. Sejauh ini monetisasi Path hanya berbasiskan stiker dan filter foto.

Kita tunggu bagaimana implementasi bank dunia maya ini di Indonesia dan bagaimana kesesuaiannya dengan regulasi setempat. Di Indonesia sendiri sudah ada Rekening Ponsel dari CIMB Niaga yang murni berbasis teknologi. BI dan OJK sendiri, sebagai regulator, terus mendorong implementasi branchless banking.

 

Merger $3 Miliar Antara Kakao Corp dan Daum

Portal internet asal Korea Selatan, Daum Communication, Senin pagi (26/5) mengungkapkan rencananya untuk melakukan merger dengan perusahaan penyedia layanan pesan instan, Kakao Corp. Langkah ini diupayakan demi meningkatkan kinerja bisnis dan sinergi antara kedua belay pihak untuk bersaing dengan Naver dan Line.

Continue reading Merger $3 Miliar Antara Kakao Corp dan Daum

Kakao Dikabarkan Gelar Penawaran Saham Perdana Tahun Depan

Pembuat layanan messaging terbesar di Korea Selatan Kakao Corp disebutkan bakal menggelar penawaran saham perdana (IPO – initial public offering) di Bursa Saham Korea (KRX) Mei 2015. Menurut informasi yang dilansir Wall Street Journal, Kakao, yang populer dengan produk Kakao Talk, bakal menunjuk Morgan Stanley dan Samsung Securities sebagai penasihatnya. Ini adalah berita besar ketiga dalam dua minggu terakhir di ranah mobile messaging setelah akuisisi Viber oleh Rakuten dan akuisisi WhatsApp oleh Facebook.

Continue reading Kakao Dikabarkan Gelar Penawaran Saham Perdana Tahun Depan

Kakao Resmi Perkenalkan Akun Plus Friend Bisnis di Indonesia, Tawarkan Promosi di Hari Kerja

Setelah ditahbiskan menjadi pasar terbesar Kakao di luar Korea Selatan dengan 13 juta pengguna, KakaoTalk siap meningkatkan engagement-nya di Indonesia dengan memperkenalkan akun Plus Friend yang berorientasi bisnis di Indonesia. Melalui promosi ini, setiap hari kerja KakaoTalk menawarkan paket yang berbeda-beda melalui akun Plus Friend partnernya bagi mereka yang menambahkan akun 7-Eleven, Chatime, McDonald’s, Baskins-Robbins dan Blitzmegaplex sebagai temannya.

Continue reading Kakao Resmi Perkenalkan Akun Plus Friend Bisnis di Indonesia, Tawarkan Promosi di Hari Kerja

Taking a Stab at Mobile Advertising the Kakao Way

During the chat with Kakao co-CEO Sirgoo Lee on Thursday at Startup Asia, he also discussed about the popularity and direction of mobile advertising, specifically about Plus Friend, the premium branded channel that the company created to attract businesses to reach mobile consumers in a more effective way. Lee also dismissed the rumors that Kakao is going to IPO anytime soon as mentioned by Business Korea earlier this month.

Continue reading Taking a Stab at Mobile Advertising the Kakao Way

Indonesia Surpassed Japan as KakaoTalk’s Largest Market Outside of Korea

During Startup Asia on Thursday we had a chance to spend some time talking to Kakao co-CEO Sirgoo Lee who shared quite a bit of insight into how KakaoTalk performs in the Indonesian market, why Kakao’s games are not popular in the country, understanding and adapting to local market needs, and having Tencent as a major investor. As it turned out, Indonesia is now Kakao’s second largest market with 13 million registered users.

Continue reading Indonesia Surpassed Japan as KakaoTalk’s Largest Market Outside of Korea

KakaoTalk Growing Rapidly in Indonesia, Planning Something Big

Kakao is apparently comfortable with KakaoTalk’s position in Indonesia. Despite lagging in popularity compared to its competitors, KakaoTalk remains within the top 15 on Google Play in Indonesia and the company is pressing on with a new program that it claims will improve its revenue and popularity.

Continue reading KakaoTalk Growing Rapidly in Indonesia, Planning Something Big

Layanan Group Messaging Terbatas Semakin Bertambah Dengan Hadirnya KakaoGroup

Sebagai makhluk sosial, setiap insan manusia tentu gemar melakukan apa yang disebut dengan ngobrol, atau berbincang-bincang. Entah itu diskusi, bergosip, ataupun ngobrol untuk sekedar melepas gelak tawa tentu kerap dilakukan setiap orang. Kakao, penyedia layanan mobile messaging yang berasal dari Korea Selatan, mencoba untuk menghadirkan wadah bagi para penggunanya untuk berkumpul dan saling berbagi apa saja melalui KakaoGroup – sebuah rilisan app terbaru yang dikembangkan sebagai ruang private group. Hmm sepertinya menarik.
Continue reading Layanan Group Messaging Terbatas Semakin Bertambah Dengan Hadirnya KakaoGroup