Adtech Platform Adsvokat Plans for New Fundraising This Year

To support its platform, both on developing news features and achieving growth, Adsvokat, an adtech platform founded by Daniel Tumiwa, plans to raise new funding round this year. Currently running as bootstrap business using personal money and funding from angel investors, Adsvokat focuses to raise Series A fund.

“Previously, we had a meeting with 26 local and global investors. There are currently three investors in a serious appraisal for the next funding round,” Daniel Tumiwa, ADSvokat’s Co-Founder and Chief ADSvokator, said.

Adsvokat implements O2O (Online-to-offline) concept and starts operating since July 2017. The company already has 100 students as member and four clients. They are Tokopedia, Telkomsel, Clear (Unilever), and BCA.

“Our next target is to have at least 60 thousand adsvokator [Adsvokat users] of student and 60 clients of various brands,” he said.

While simple, it’s using machine learning

Besides applying selfie to measure the campaign success. Adsvokat also pin an in-app tracker to see adsvokator activities in various medium. Adsvokat utilizes stickers on cars, helmets, smartphones, and clothing as a medium.

“The sticker must match the set criteria for its placement. Ideally, it cannot be combined with other brand’s stickers. One adsvokator can choose up to 3 medium from the select brand for a campaign,” Achmad M. Usa, Adsvokat’s COO, said.

Even with simple technology, Adsvokat claims to use machine learning technology to determine how many student adsvokators interested in existing campaigns and how many supporting products required by each campaign.

“We also ensure the Adsvokat app to minimize battery drain on smartphones. We apply data optimization with a comprehensive compression method. By those means, automatic data procession can be avoided and certainly conserve the phone’s battery,” Heru Herlambang, Adsvokat’s CTO, said.

Referral feature

Using referral feature, by asking 10 friends, to help marketing activities, Adsvokat is positioned as marketing medium that’s yet to be developed by other services. As a bridge between brand and users, Adsvokat claims it’s a powerful way for offline marketing.

“Impression for the current product is considered small in measurement compared to direct advocacy. Hence  the utilization of referral system to expand the current market activities,” Tumiwa said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Adsvokat Berencana Galang Dana Seri A Tahun Ini

Untuk mengembangkan berbagai fitur dan mempercepat pertumbuhan, Adsvokat, platform adtech yang didirikan Daniel Tumiwa, berencana melakukan penggalangan dana tahun ini. Sementara menjalankan bisnis secara boostrap, memanfaatkan uang pribadi dan pendanaan dari angel investor, Adsvokat fokus melakukan fundraising tahapan Seri A.

“Sebelumnya kami telah melakukan pertemuan dengan 26 investor lokal dan asing. Saat ini sudah 3 investor yang masih dalam tahapan penjajakan serius dengan kami untuk pendanaan berikutnya,” kata Co-Founder dan Chief ADSvokator ADSvokat Daniel Tumiwa.

Adsvokat mengusung konsep O2O (online-to-offline) dan mulai beroperasi sejak Juli 2017 lalu. Perusahaan telah memiliki 100 mahasiswa yang bergabung dan empat klien, yaitu Tokopedia, Telkomsel, Clear (Unilever), dan BCA.

“Target kami selanjutnya adalah memiliki sekitar 60 ribu adsvokator [pengguna Adsvokat] dari kalangan mahasiswa dan 60 klien dari berbagai brand,” kata Daniel.

Simpel dengan pemanfaatan machine learning

Selain menerapkan selfie untuk pengukur kesuksesan kampanye, Adsvokat juga menyematkan tracker di aplikasi untuk melihat aktivitas yang telah dilakukan adsvokator tersebut dalam berbagai medium yang dipilih. Adsvokat memanfaatkan stiker di mobil, helm, smartphone, pakaian sebagai medium.

“Stiker tersebut harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk penempatannya. Idealnya tidak menyatu dengan stiker dari brand lainnya. Satu orang adsvokator bisa memilih 3 medium dari brand yang dipilih untuk satu kampanye, kata COO Adsvokat Achmad M Usa.

Meskipun teknologi yang digunakan terbilang sederhana, Adsvokat mengklaim menggunakan teknologi machine learning untuk bisa menentukan berapa banyak adsvokator dari kalangan mahasiswa yang tertarik dengan kampanye yang ada, hingga berapa banyak produk pendukung yang dibutuhkan oleh masing-masing kampanye tersebut.

“Kami juga memastikan agar aplikasi Adsvokat tidak menghabiskan daya batere di smartphone. Kami terapkan optimasi data dengan metode kompresi yang komprehensif. Dengan cara tersebut bisa menghindari pemrosesan data secara berkala dan tentunya menghemat batere smartpone,” kata CTO Adsvokat Heru Herlambang.

Fitur referral

Meskipun metode pengukuran yang dimiliki Adsvokat saat ini terbilang belum menyeluruh, namun melalui fitur referral, yaitu mengajak 10 teman untuk membantu kegiatan pemasaran, Adsvokat berharap bisa menjadi medium kegiatan pemasaran yang belum banyak dikembangkan oleh layanan lainnya. Sebagai jembatan antara brand dan pengguna, Adsvokat mengklaim cara tersebut sangat ampuh untuk kegiatan pemasaran secara offline.

“Impresi untuk produk saat ini memang terbilang kecil pengukurannya dibandingkan dengan advokasi secara langsung, yaitu memanfaatkan sistem referral untuk memperluas kegiatan pemasaran yang ada,” kata Daniel.

Application Information Will Show Up Here

Daniel Tumiwa Dirikan Adsvokat, Startup Adtech dengan Skema Online-to-Offline

Nama Daniel Tumiwa sudah tidak asing lagi di dunia startup Indonesia. Sempat menjabat sebagai CEO OLX Indonesia, akhir bulan Mei 2017 lalu Daniel hengkang dari platform iklan baris tersebut. Kini Daniel membangun sebuah startup baru yang menyasar sektor teknologi periklanan, Adsvokat.

Kepada DailySocial, Daniel mengungkapkan alasan dibalik didirikannya Adsvokat, model bisnis yang dimiliki, dan skema O2O (online-to-offline) bagi dunia periklanan di Indonesia.

Sempat kapok membangun startup

Sebelumnya, sekitar tahun 2008, Daniel sempat membangun startup yang menyasar industri musik. Namun setelah berjalan selama dua tahun, ia tidak bisa membawa perusahaan ke pertumbuhan yang baik dan harus gulung tikar. Pengalaman buruk tersebut yang membuat Daniel enggan untuk membangun startup kembali dan memilih bekerja di perusahaan yang lebih mapan, di antaranya PT Djarum, Multiply, Garuda Indonesia, lalu ke OLX Indonesia.

“Usai saya keluar dari OLX Indonesia, ada beberapa perusahaan yang menawarkan saya untuk bergabung bersama mereka. Namun setelah melakukan diskusi dengan keluarga, saya akhirnya memutuskan untuk membangun startup lagi,” kata Daniel.

Di tahun 2018 ini Daniel melihat, masyarakat Indonesia sudah cukup “mature” menerima perubahan teknologi dan makin semaraknya skema sharing economy yang sukses diperkenalkan Go-Jek. Memanfaatkan teknologi, Go-Jek tidak hanya memberikan lapangan pekerjaan baru bagi mitra pengemudi, namun juga kebiasaan baru menggunakan smartphone untuk berbagai kebutuhan.

“Saat ini inovasi, yang sebelumnya sulit untuk dikembangkan, menjadi mungkin dengan kehadiran teknologi, sekaligus kesiapan masyarakat yang tentunya menjadi target pasar,” kata Daniel.

Inspirasi dari lingkungan sekitar

Melihat tren dan perkembangan di ibukota, Daniel mendapatkan inspirasi mengembangkan memberdayakan medium tradisional dengan memanfaatkan teknologi. Lahirlah ide Adsvokat yang memanfaatkan teknologi dan kebiasaan masyarakat saat ini.

“Penambahan huruf ‘s’ sendiri sengaja kami sematkan untuk mempertegas posisi kami yang menyasar sektor advertising [ads]. Adsvokat ingin mengangkat advertising tradisional ke media digital,” kata Daniel

Berbeda dengan layanan yang dihadirkan perusahaan atau startup adtech yang ada saat ini, Adsvokat justru memanfaatkan peluang offline yang mulai ditinggalkan perusahaan adtech. Kebanyakan saat ini fokus ke segmen digital.

“Cara ini mulai ditinggalkan karena semua perhatian sekarang ke digital, padahal medium advertising tradisional dari dulu hingga ke depannya masih efektif. Salah satu alasan ditinggalkannya cara-cara offline karena belum ada pengukurnya, saya percaya saat ini teknologi memungkinkan untuk mengukur cara ini,” kata Daniel

Memanfaatkan medium tradisional seperti stiker di mobil, helm, kaos, luggage tag, di balik laptop, bahkan di belakang smartphone, Adsvokat ingin mengajak kalangan millennial mempromosikan brand yang disukai secara sukarela dengan rewards berupa penghasilan tambahan.

Pemanfaatan selfie dan penerapan gamification

Secara khusus Adsvokat menyaring ambassador Adsvokat dari kalangan mahasiswa. Nantinya, untuk memperluas kampanye yang ada, ambassador tersebut diminta untuk mengajak 10 orang temannya untuk ikut mempromosikan brand yang dipilih.

“Jadi siapa pun bisa memilih brand yang disuka, kemudian bisa mengadvokasi brand melalui medium pilihan mereka. Sepuluh orang memberikan komentar positif untuk brand tentunya akan menjadi berharga,” kata Daniel.

Cara kerjanya terbilang mudah. Usai melakukan pendaftaran, pengguna diminta memilih kampanye iklan yang masih berjalan di aplikasi Adsvokat. Jika profil pengguna tersebut disetujui, ia bisa memilih jenis medium yang ingin dipromosikan. Lakukan foto selfie sebagai pengukur keberhasilan kampanye tersebut pada setiap pengguna.

“Melalui cara selfie ini nantinya proses pengukuran impresi dari kampanye tersebut didapatkan. Cara yang sangat mudah namun terbilang efektif untuk menjalankan kampanye promosi secara offline,” ujarnya.

Selfie diklaim bisa mengukur impresi, misalnya promosi melalui stiker helm yang ditentukan berdasarkan waktu hingga lokasi. Semua bisa dihasilkan impresinya untuk penentuan rewards.

Dengan metode ini, Daniel mengklaim brand akan memiliki channel yang jelas, bisa diukur, dan memiliki relasi langsung dengan konsumen. Diharapkan hal ini bisa dimanfaatkan menyuarakan kebaikan brand dengan memanfaatkan ambassador Adsvokat.

Jika ambassador tersebut telah mampu menjalankan tugasnya selama 3 bulan dengan beberapa brand, ia akan mendapatkan “kenaikan pangkat” dan berhak untuk mengikuti Adsvokat Youth Conference. Dalam kegiatan ini ambassador akan mendapatkan pengetahuan seputar cara tepat membangun bisnis, digital marketing, dan pengetahuan lainnya langsung dari pakarnya.

“Di sinilah korporasi bisa terlibat langsung untuk memberikan peluang kepada ambassador dari Adsvokat mendapatkan pengetahuan seputar brand, bahkan merekrut tenaga magang dari ambassador Adsvokat tersebut,” kata Daniel.

Untuk menambah jumlah poin, ambassador tersebut juga bisa menikmati gamification berupa tugas-tugas yang harus diikuti dengan pendekatan permainan ala Pokemon Go.

Skema O2O

Dengan model bisnis yang terbilang sangat sederhana namun diklaim mampu memberikan hasil pengukuran yang akurat, Adsvokat diharapkan bisa menjadi tolar ukur penerapan skema O2O bagi sektor periklanan di Indonesia. Saat ini, menurut Daniel, belum ada startup atau platform adtech yang menerapkan cara ini.

“Setelah melakukan pertemuan dengan investor dan pelaku adtech di Indonesia, saya belum melihat ada yang menerapkan cara ini. Model bisnis ini merupakan jalur baru tersendiri yang diharapkan bisa membuka peluang offline di dunia adtech, sesuai dengan standarisasi, impresi dan berapa bayak yang dihasilkan untuk pajak iklan,” kata Daniel.

Application Information Will Show Up Here

Cepatswipe, Swiperich’s Lockscreen Ads Service for Indonesian Market

Mobile advertising is still being explored in Indonesia. The high level of device’s growth and penetration makes the future of  advertising on mobile device look quite promising. This is what Cepatswipe believe, the developer of the lockscreen advertising platform part of Swiperich Pte. Ltd., a digital company which headquarter is in Singapore. Besides having Cepatswipe in Indonesia, they also have Agila Rewards in Philippines.

Lockscreen advertising products are now popular on the market, in both local and global market. It requires all parties to possess a unique value, either offers it to consumer or product brand as a business partner. Exploring further information about Cepatswipe and its strategy for Indonesian market, DailySocial discussed with Teguh Kurniawan Harmanda (Manda), Cepatswipe’s Indonesia Head of Business Development.

“Although established in Singapore, 80% of the Swiperich team is Indonesian, all our engineers are come from various cities in Indonesia,” Manda said.

Cepatswipe team is well aware that the offered advertising model is not the first one or the only one in Indonesia. According to Manda, what makes Cepatswipe different with other services is it has partners in Indonesian market, the Alternative Media Group (AMG), which is one of the largest pioneers in Indonesian DOOH (Digital Out of Home).

“As business partner, we provide a more specific targeting users by the campaign. Hopefully, there will be more qualified data to be generated to advertiser. In addition, our goal is to bring online marketing to offline store to convert sales,” Manda added.

It has more than 200K users since May 2017

Since the soft launching on May 2017, Cepatswipe claims to have more than 200 thousand users. Manda also told there was hacker who tried to break into Cepatswipe system, which makes the engineer team must strive to maintain excellent service, while strengthen the security system. It cannot be denied, many users are getting tired of smart phone ads.

“There is nothing wrong with promos, ads, or other content. It is how to pack it in interesting form and given routine rewards to the users,” Manda said.

Cepatswipe wants more than just an ads displayed on user’s lock screen. For a brand, Cepatswipe presents data and analysis with sales trends of its products. The lock screen is not only shows promo or advertisement, but also polls for users as consideration for brand to make decision and marketing strategy.

“While Android users unlock their phone, the attention will be on a fullscreen ads displayed. That way the brand gets the full attention,” Manda explained the effectiveness of ads on the lock screen.

Getting investment from Pedals

At the Product Development Conference event held in Jakarta, Swiperich met Pedals. The meeting continued on an intensive discussion that led to Pedals’ investment on Swiperich. There is no detailed information about the value. After the funding, Cepatswipe conducted a grand launching at the International AdAsia 2017 event in Bali on November 8th, 2017.

“Through the funding, we plan to get more aggressive in marketing and product development to be the most-favorite advertising and a brand’s goal for campaign by Cepatswipe application,” Manda said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Cepatswipe, Layanan Iklan di Pengunci Layar Besutan Swiperich Khusus Pasar Indonesia

Model mobile advertising masih terus dieksplorasi sampai saat ini. Tingginya penetrasi dan pertumbuhan perangkat membuat masa depan iklan di perangkat bergerak ini terlihat cukup menjanjikan. Hal ini yang juga diyakini oleh Cepatswipe, pengembang platform lockscreen advertising bagian dari Swiperich Pte. Ltd., sebuah perusahaan digital bermarkas di Singapura. Sebagai informasi, selain memiliki Cepatswipe di Indonesia, mereka juga memiliki Agila Rewards di Filipina.

Produk lockscreen advertising saat ini sudah sangat banyak di pasaran, baik di pasar luar maupun pasar lokal. Hal tersebut tentu memaksa setiap pemainnya untuk memiliki nilai unik, baik yang ditawarkan kepada konsumen atau brand produk sebagai mitra bisnis. Untuk menggali informasi lebih lanjut seputar Cepatswipe dan strateginya untuk pangsa pasar Indonesia, DailySocial berbincang dengan Teguh Kurniawan Harmanda (Manda) selaku Head of Business Development Cepatswipe Indonesia.

“Walaupun Swiperich didirikan di Singapura, 80% dari tim adalah orang Indonesia, dan semua engineer kami adalah orang Indonesia yang tinggal di berbagai kota di Indonesia,” ujar Manda.

Tim Cepatswipe menyadari betul bahwa model periklanan yang ditawarkan bukan yang pertama di Indonesia dan bukan satu-satunya. Menurut Manda, yang membedakan Cepatswipe dengan layanan lain, pihaknya memiliki rekanan untuk penjualan di Indonesia, yaitu Alternative Media Group (AMG) merupakan salah satu pionir di bidang DOOH (Digital Out of Home) terbesar di Indonesia.

“Dari sisi mitra bisnis, kami memberikan targeting user yang lebih spesifik dari campaign yang dilakukan. Sehingga diharapkan data yang dihasilkan ke advertiser lebih berkualitas. Selain itu tujuan kami adalah membawa dari online marketing ke offline store untuk convert ke penjualan,” lanjut Manda.

Bukukan lebih dari 200 ribu pengguna sejak Mei 2017

Sejak soft launching yang dilakukan akhir bulan Mei 2017, Cepatswipe mengklaim telah memiliki lebih dari 200 ribu pengguna. Di balik itu Manda turut menceritakan, bahwa sempat ada hacker yang juga coba membobol sistem Cepatswipe, yang menjadikan tim engineer harus berusaha keras untuk memastikan layanan tetap prima, sembari memperkuat sistem keamanan. Tidak bisa pungkiri, banyak pengguna yang merasa jengkel dengan kehadiran iklan di aplikasi ponsel pintar.

“Tidak ada yang salah dengan promo, iklan, dan konten yang bermanfaat lainnya. Hanya bagaimana mengemas dalam bentuk yang lebih menarik dan ditambahkan dengan rewards yang rutin diberikan ke user,” jelas Manda.

Apa yang dilakukan Cepatswipe ingin lebih dari hanya menampilkan iklan di layar pengunci ponsel pengguna. Bagi brand, Cepatswipe juga menyuguhkan data dan analisis dan tren penjualan produknya. Layar kunci Cepatswipe tidak hanya menampilkan promo atau iklan, tetapi juga bisa membuat polling untuk disebar ke pengguna yang kemudian bisa menjadi pertimbangan bagi brand untuk membuat keputusan dan strategi marketing bagi produk brand tersebut.

“Pada saat pengguna Android ingin membuka HPnya, maka perhatian mereka sedang tertuju ke layar yang secara fullscreen menampilkan iklan. Dengan begitu maka brand mendapatkan perhatian penuh dari pengguna,” kata Manda menjelaskan efektivitas iklan di layar pengunci ponsel.

Mendapat investasi dari Pedals

Beberapa waktu lalu, pada pagelaran Product Development Conference yang digelar di Jakarta, Swiperich bertemu dengan Pedals. Pertemuan tersebut berlanjut pada diskusi intensif yang berujung pada kucuran pendanaan Pedals ke Swiperich. Tidak ada informasi detail mengenai seberapa besar pendanaan yang diterima. Pasca pendanaan tersebut, Cepatswipe melakukan grand launching di acara International AdAsia 2017 di Bali pada 8 November 2017 kemarin.

“Melalui pendanaan yang kami dapatkan, berencana untuk kembali agresif dari sisi marketing dan product development agar menjadi layar kunci advertising terfavorit dan menjadi tujuan brand untuk memasang campaign-nya di aplikasi Cepatswipe,” pungkas Manda.

Aplikasi Pang Tawarkan Bisnis Iklan di Pengunci Layar Ponsel

Mulai banyaknya pengguna perangkat smartphone dan tablet menjadi salah satu indikasi bahwa perangkat mobile bisa menjadi media efektif untuk beriklan. Selain bisa menjangkau banyak lapisan masyarakat, iklan yang ditampilkan juga langsung diterima oleh pengguna. Hal ini yang coba disiasati dengan baik oleh Pang, sebuah aplikasi pengunci layar (lock screen) yang sekaligus bisa menjadi sarana iklan bisnis dan menawarkan banyak hadiah penarik bagi setiap pengguna yang memasang Pang sebagai aplikasi pengunci layar di perangkat mereka.

Pang sebenarnya serupa dengan berbagai layanan sejenis yang sudah ada di Google Play, hanya saja pihak Pang mengklaim mereka memiliki beberapa perbedaan, seperti cover lock screen yang otomatis dapat berubah setiap kali unlock, reward video, fitur komentar pada menu event, dan beberapa lainnya. Khusus untuk komentar ini sengaja disediakan untuk menjaga interaksi Pang dengan pengguna mereka. Dengan hal tersebut diharapkan bisa memberikan pelayanan yang baik bagi pengguna.

Selain itu Kevin Phang selaku Founder Pang menjelaskan kepada DailySocial bahwa meski secara signifikan hadiah atau reward yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan aplikasi yang sudah ada, data umpan balik menunjukkan pengguna aplikasi Pang cukup puas dengan hadiah-hadiah yang ada.

“Sejauh ini masyarakat cukup welcome dengan aplikasi kami, tetapi kami pun menyadari masih banyak kekurangan dan akan terus menambah reward yang ada, serta mengembangkan featurefeature di aplikasi kami,” ujar Kevin.

Menanggapi persaingan dengan aplikasi sejenis yang sudah ada Kevin menilai bahwa kehadiran mereka bukanlah sebagai pesaing atau kompetitor. Kevin menganggap layanan yang sudah ada sebagai sparring partner. Tujuannya untuk membangun industri mobile advertisment di Indonesia.

“Tujuan kami adalah memajukan dunia mobile advertisement di Indonesia, kami pun belajar dari pengalaman 6 bulan yang sudah berjalan ini, dan juga dari pelaku business yang sejenis baik lokal maupun internasional. Pasar mobile advertisement di Indonesia masih sangat besar, mengingat jumlah Android user mencapai 60 juta di akhir tahun 2017, oleh sebab itu kami juga terus berinovasi untuk mencoba hal baru dan berkembang untuk dapat memuaskan user dan pengiklan agar menjadi lebih baik,” terang Kevin.

Sejauh ini Pang sudah berjalan 6 bulan, perjalanan masih panjang, kesempatan untuk tumbuh masih terbuka lebar, pun juga risiko untuk jatuh dan gulung tikar. Untuk itu Kevin sudah menyiapkan strategi dengan terus mengembangkan layanan, menjaga hubungan dengan pengguna dan para pengiklan.

“Secara bisnis kami ingin memberikan effect engagement yang lebih untuk para pengiklan dengan market-nya yang kami provide secara flat price, karena kami menyadari brand awareness bukan satu satunya faktor utama dalam bisnis periklanan, tetapi juga connection antara product dengan user. Pengiklan akan dapat mengetahui user behavior terhadap brand atau  products-nya dan market analysis untuk produk pengiklan dalam waktu 5-7 hari. Di sini kami juga concern dengan sisi bisnis pengiklan kami,” tutup Kevin.

Application Information Will Show Up Here

Mencermati Masa Depan Teknologi “Mobile Advertising” Global

Saat ini secara perlahan sudah banyak brand hingga perusahaan mulai meninggalkan televisi untuk platform beriklan. Hal tersebut tentunya terjadi karena makin meningkatnya penetrasi smartphone di kalangan masyarakat Indonesia. Perubahan ini ternyata memberikan peluang baru untuk memanfaatkan mobile sebagai media untuk beriklan, dengan konsep baru dan segar. Mulai dari meningkatkan engagement hingga interaktif dengan pengguna.

Dalam kesempatan Global Mobile Internet Conference (GMIC) Jakarta 2017, Managing Director AdColony Asia Pacific Vikas Gulati menyampaikan presentasi singkatnya seputar tren mobile video disruption dan masa depan mobile advertising.

Konten yang kreatif mempengaruhi kesuksesan iklan

Salah satu fungsi dari iklan adalah agar brand bisa mempromosikan produknya kepada masyarakat dan berharap bisa menarik perhatian untuk kemudian membeli produk tersebut. Cara konvensional yang sebelumnya banyak difokuskan kepada iklan televisi, saat ini mulai bergeser kepada mobile. Beriklan di mobile pun kemudian banyak dimanfaatkan oleh brand dengan berbagai konten untuk menarik perhatian pengguna.

Namun demikian menurt Gulati, iklan yang bersifat seadanya tanpa adanya sentuhan kreativitas, akan menjadi sia-sia dan membuang budget saja. Ketika semakin banyaknya ad block saat ini, dan layanan video streaming berlangganan yang menghilangkan iklan dengan biaya berlangganan, brand harus lebih pintar membuat iklan yang menarik dalam waktu singkat.

“Jangan hanya berpikir pendapatan atau result jangka pendek apa yang bisa didapatkan oleh brand, fokuskan kepada iklan yang memiliki akuntabilitas, faktanya saat ini tidak semua iklan di mobile dalam format video memberikan impact yang sama.”

Streaming video VS video Instant-Play™

Untuk bisa memberikan hasil yang lebih baik dalam waktu cepat kepada target pengguna, sudah waktunya brand dan perusahaan memanfaatkan teknologi video Instant-Play™ dan mulai mengurangi promosi streaming video. Selain lebih cepat dan bebas buffering, video Instant-Play™ juga disesuaikan dengan kondisi koneksi internet di Indonesia yang belum sepenuhnya cepat dan sempurna.

“Saya lihat video Instant-Play™ adalah platform iklan yang paling tepat saat ini tanpa adanya buffering atau streaming, menjadikan fitur ini tampil lebih unggul dibandingkan dengan media lainnya,” kata Gulati.

Buat iklan video sesingkat mungkin namun sarat dengan informasi dan gambar menarik yang mampu menarik perhatian dalam waktu singkat (sekitar 26 detik) saat pengguna melihatnya di smartphone.

Terkait dengan tren yang bakal banyak ditemui di mobile advertising adalah penggunaan teknologi touch screen, filter overlay video, hingga video interaktif yang melibatkan pengguna untuk menikmati iklan dan tentunya lebih personal.

“Untuk bisa menarik perhatian pengguna, nantinya iklan video di mobile akan jauh lebih advance, memanfaatkan teknologi, meningkatkan engagement langsung dengan pengguna, bukan sekedar visual saja,” kata Gulati.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Global Mobile Internet Conference Jakarta 2017.

Rencana Layanan “Car Advertising” doQar Perluas Wilayah Layanan dan “Brand Awareness”

Padatnya jalan raya di kota Jakarta sudah banyak dimanfaatkan oleh startup untuk menghadirkan layanan “car advertising” yang diklaim mampu menarik perhatian target audiens sekaligus memberikan penghasilan tambahan kepada mitra pemilik mobil yang menjadi media untuk beriklan.

Dengan memanfaatkan aplikasi mobile startup lokal doQar hadir dengan layanan serupa yang sudah dilakukan oleh Sticar, Promogo, StickEarn, Wrapmobil, Klana dan KarAds.

Kepada DailySocial, VP Business Development doQar Eko Mulyanto mengungkapkan, didirikannya doQar berangkat dari inspirasi layanan sejenis dari Amerika Serikat. Layanan ini dianggap bisa diterapkan untuk pasar Indonesia.

“Didukung dengan beberapa data tambahan yang kami miliki terkait dengan padatnya penduduk dan kendaraan di Indonesia, dan juga mulai maraknya kehadiran taksi online yang banyak beredar dan digunakan oleh publik saat ini, melihat peluang yang ada doQar kemudian ingin menjadi fasilitator yang menjembatani Supply dan Demand tersebut.”

Layanan doQar untuk saat ini tersedia di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. doQar berencana terus memperluas jaringan di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Cara kerja doQar dan strategi monetisasi

Setelah doQar mendapatkan pendaftaran dari pemilik mobil yang tertarik menjadi media beriklan, selanjutnya tim dari doQar akan melakukan penyeleksian mobil-mobil yang memenuhi syarat untuk mengikuti kampanye yang tersedia. Semua advertiser (pengiklan) memiliki spesifikasi iklan masing-masing, dari sisi jumlah mobil, jenis mobil, lamanya kampanye hingga target kota kampanye diadakan.

“Kami yang mengurus produksi dan instalasi stiker, serta juga mengurus pajak reklame masing-masing mobil. Advertiser tinggal terima beres,” kata Eko.

DoQar menggunakan teknologi tracker besutan sendiri dibarengi dengan aplikasi Android yang harus diunduh pengendara mobil. Kombinasi tracker dan aplikasi akan merekam perjalanan mobil (titik-titik yang dilalui, jumlah kilometer yang terkumpul, kompensasi yang terkumpul).

Advertiser bisa melihat kinerja campaign yang sedang berjalan secara real time dari laptop atau PC dimana saja dan kapan saja. Weekly atau monthly report bisa dicetak dari reporting dashboard yang kami sediakan untuk pengiklan,” kata Eko.

Saat ini doQar sudah melayani 7 perusahaan, yaitu Electronic City, Trans Studio Bandung, Kimia Farma, Asuransi Cakrawala Proteksi, English First, Kristamedia, dan Asuransi Adira Dinamika. Jumlah klien doQar tersebut bakal bertambah sampai akhir tahun 2017 ini.

Terkait dengan strategi monetisasi yang dilancarkan, doQar menerapkan Direct Selling kepada Advertiser dan tarif berjenjang untuk menarik calon pengiklan. Dengan mekanisme yaitu semakin banyak jumlah mobil yang dikontrak, semakin besar kesempatan potongan harga bakal diberikan.

Target dan rencana doQar

Menyadari layanan yang diberikan sudah banyak hadir dan bisa dipilih oleh publik saat ini, doQar mengklaim memiliki metode dan teknologi yang dirancang untuk memastikan investasi klien tidak terbuang sia-sia.

“Untuk lebih bersaing, kami akan fokus pada beberapa hal seperti memberikan standar layanan yang lebih baik dari segi kualitas bahan, teknik pemasangan, jadwal pemasangan, customer care dan sebagainya, juga Meningkatkan R&D terutama pada aplikasi dan backend system kami dengan melakukan perbaikan maupun inovasi-inovasi baru,” kata Eko

Selain itu doQar juga memiliki komitmen untuk senantiasa melakukan Product Differentiation dengan mengembangkan inovasi dan layanan baru yang unik. Masih melakukan branding dan product awareness kepada pengguna, doQar memiliki target yang ingin dicapai akhir tahun 2017 ini.

“Target doQar adalah menjadi perusahaan yang pertama kali diingat oleh advertiser setiap kali mereka mau melakukan aktivitas branding atau promosi luar ruang,” tutup Eko.

Application Information Will Show Up Here

Upaya Promogo Bersaing di Pasar “Car Advertising”

Promogo mengalami peningkatan yang cukup signifikan di usia satu tahun beroperasinya. Kondisi ini berbarengan dengan mulai banyaknya layanan yang berhadapan langsung dengan Promogo. CEO Promogo Andrew Tanyono memandang ini sebagai bukti bahwa memang ada pasar dan permintaan yang tinggi di sektor car advertising. Menghadapi hal ini Promogo diusahakan untuk selalu mengedepankan kualitas produk dan jasa.

“Saya dan tim Promogo melihat hal ini sebagai bukti bahwa berarti memang terdapat market dan demand yang tinggi akan bentuk layanan ini. Di sisi yang lain tentunya Promogo juga secara terus menurus meningkatkan kualitas produk dan jasa kami. Entah itu pada product development nya ataupun pada customer service yang kami berikan kepada client-client kami,” terang Andrew.

Promogo disebut mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan perkembangan dan ekspansi tim internal Promogo, baik secara jumlah maupun cakupan wilayah. Andrew juga membocorkan saat ini Promogo sedang melakukan pengembangan terhadap produk-produk yang sudah dan akan segera diluncurkan. Perkembangan pun didapat dari jumlah brand yang mempercayai Promogo sebagai metode pemasarannya.

“Sejauh ini Promogo sudah ada di 18 kota di Indonesia. Jadi untuk pengembangan bisnis Promogo, rencana kami adalah untuk hadir di kota-kota lainnya dan juga untuk membangun tim yang solid di setiap kota tersebut,” imbuh Andrew.

Dari segi tantangan, Andrew menilai menempatkan brand positioning dari Promogo merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi Promogo untuk berkembang. Hal ini disebabkan karena bisnis car branding atau car advertising tergolong baru di Indonesia sehingga banyak brand yang belum terpikirkan bagaimana menggunakannya.

Ditanya bagaimana strategi Promogo mendapatkan anak pengguna di tengah persaingan yang ada Andrew menjelaskan kualitas dan keberhasilan kampanye klien adalah salah satu yang dijaga dan diupayakan oleh Promogo.

“Tentunya dengan mengedepankan kebutuhan client-client kami, oleh karena our client’s success is our success. Jadi bila ditanya strategi Promogo, kami benar-benar percaya bahwa pengguna pasti akan berdatangan apabila kami terus mengedepankan kesuksesan campaign client kami,” tutup Andrew.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Karta Sulap Sepeda Motor Jadi Papan Iklan

Industri periklanan tampak menjadi sasaran para inovator startup di bidang teknologi. Belum lama ini banyak startup yang menyediakan platform untuk layanan beriklan di mobil, kini ada lagi Karta, sebuah layanan yang memungkinkan klien untuk beriklan di para pengendara motor. Begitu juga sebaliknya, para pengendara motor bisa mendapat penghasilan tambahan jika mengambil iklan melalui Karta.

Para pengguna motor yang terdaftar di Karta hanya perlu mendaftar, menggunakan aplikasi Karta, dan memasang papan iklan di motor yang mereka kendarai. Selanjutnya klien Karta (pengiklan) dapat memantau pergerakan dari para rekan Karta.

Kemungkinan memonitor dan menganalisis performa dari iklan yang terpasang di setiap motor jadi salah satu keunggulan Karta. Hal itu pula yang menjadi alasan Karta optimis hadir di segmen ini karena mampu memberikan kemudahan, baik bagi pengiklan maupun pengendara motor.

Rekan-rekan Karta
Rekan-rekan Karta

“Teknologi Karta memberikan kemudahan bagi pihak pengiklan untuk memonitor dan menganalisa performa dari iklan yang ditayangkan. Dengan adanya Karta, pengendara dan pihak pengiklan dapat berkolaborasi untuk mendapatkan keuntungan secara bersama,” papar CTO Karta Jeff Hendrata.

Karta berawal dari ide untuk menciptakan media beriklan baru yang lebih efektif, efisien dan terjangkau. Media billboard dan videotron dinilai terlalu mahal, sedang flyer dinilai kurang begitu efektif. Kemudian lahirlah ide untuk memanfaatkan mobilitas para pengendara bermotor.

Untuk konsep memanfaatkan motor sebagai media iklan Karta tergolong salah satu pemain pertama. Yang sudah banyak bermunculan di Indonesia adalah layanan pengiklan yang memanfaatkan media mobil.

“Model bisnis Karta lebih mengarah ke sosial, di mana mereka menerapkan prinsip profit sharing dengan para rekan Karta. Para rekan Karta bukan merupakan karyawan tetap dari Karta, namun mereka memiliki kesibukannya masing-masing. Selayaknya bisnis pada umumnya Karta juga memiliki perhitungan jangka panjang agar perusahaan dapat profit atau untung,” tutur Jeff.

Saat ini Karta sudah mulai menjangkau kawasan Jabodetabek dan Medan. Bahkan dalam waktu dekat Karta berniat melebarkan sayapkan ke kota-kota besar di pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Application Information Will Show Up Here