Sensor Kamera Baru Samsung Dirancang untuk Mengeliminasi Tonjolan Kamera pada Smartphone

Saat Google meluncurkan Pixel 2 dan Pixel 2 XL kemarin, banyak yang terkejut melihat kedua smartphone flagship itu hanya punya satu kamera belakang saja. Di saat smartphone kelas menengah pun mulai mengadopsi kamera ganda, Google tetap percaya diri kamera tunggal Pixel 2 mampu menghasilkan foto dengan efek blur yang dramatis.

Rahasianya terletak pada perpaduan software dan teknologi Dual Pixel. Tidak hanya untuk menghasilkan efek bokeh yang bagus, Dual Pixel juga berguna untuk meningkatkan kecepatan autofocus, seperti yang kita jumpai pada sejumlah DSLR maupun kamera mirrorless buatan Canon.

Samsung sebagai salah satu produsen sensor kamera smartphone baru saja mengumumkan sensor ISOCELL baru yang mengusung teknologi Dual Pixel. Sensor bernama ISOCELL Fast 2L9 ini dirancang untuk menghasilkan foto dengan efek bokeh yang apik melalui konfigurasi kamera tunggal, seperti kasusnya pada duo Pixel 2 itu tadi.

ISOCELL Fast 2L9 / Samsung
ISOCELL Fast 2L9 / Samsung

Secara teknis, ISOCELL Fast 2L9 mengemas resolusi 12 megapixel, dengan ukuran pixel masing-masing sebesar 1,28 µm. Kelebihan lain dari sensor ini adalah dimensinya yang sangat ramping, sehingga smartphone yang menggunakannya tidak perlu memiliki tonjolan kamera.

Samsung juga memperkenalkan sensor lain bernama ISOCELL Slim 2X7 yang beresolusi lebih besar – 24 megapixel – tapi memiliki ukuran pixel lebih kecil di angka 0,9 µm. Kendati demikian, performanya di kondisi low-light masih terjamin berkat penerapan teknologi Tetracell, yang menyatukan empat pixel sekaligus untuk meningkatkan sensitivitas cahaya.

Sama seperti Fast 2L9, Slim 2X7 juga dirancang agar bisa ditanamkan ke modul kamera tanpa berakibat pada tonjolan di bagian belakang ponsel. Sayangnya sejauh ini belum ada informasi mengenai perangkat yang bakal menggunakan kedua sensor baru ini.

Sumber: DPReview dan Samsung.

Bos Leica Ingin Perusahaannya Ciptakan Smartphone Sendiri

Semua yang mengikuti perkembangan kamera sudah pasti tidak asing dengan nama Leica. Tahun lalu, pengalaman panjang produsen kamera asal Jerman tersebut akhirnya bisa kita rasakan melalui sebuah smartphone, yaitu Huawei P9 yang mengusung kamera ganda racikan Leica.

Yang mungkin jadi pertanyaan, apakah kiprah Leica di industri smartphone hanya akan terhenti di kolaborasi semacam ini? Kalau berdasarkan hasil wawancara bos Leica, Andreas Kaufmann, dengan CNBC, nampaknya semua ini baru sekadar permulaan.

Kaufmann menjelaskan bahwa smartphone yang ada di pasaran saat ini masih belum betul-betul cocok untuk fotografi. Konsumen memang menggunakannya sebagai kamera, tapi perangkatnya sendiri tidak sepenuhnya dirancang untuk itu. Oleh karena itu, Kaufmann berharap Leica bisa menjadi pihak yang menyelesaikan problem ini.

Beliau pun lanjut menjelaskan bahwa ia punya suatu impian pribadi, yaitu smartphone hasil rancangan Leica sendiri. Tanpa mendapat detail lebih lanjut, kita bisa berasumsi kalau yang Kaufmann maksud ini bukan sekadar teknologi kamera Leica yang ditambatkan ke smartphone dari brand lain, melainkan yang mengusung label merah Leica sendiri.

Balik lagi ke Huawei, apakah kolaborasinya dengan Leica bakal terhenti di P9? Kaufmann tidak mau berbicara banyak, terkecuali sedikit petunjuk mengenai kerja sama mereka ke depannya dengan mempertanyakan apakah sepasang kamera saja sudah cukup untuk sebuah smartphone. Mungkinkah yang beliau maksud seperti ini?

Sumber: DPReview.

ARM Kembangkan Image Signal Processor Sendiri untuk Tingkatkan Kualitas Kamera Ponsel

Sudah bukan rahasia kalau iPhone menggunakan sensor kamera buatan Sony, tapi lalu mengapa banyak orang setuju kalau hasil fotonya lebih bagus ketimbang ponsel buatan Sony sendiri? Karena kamera sebenarnya baru sebagian dari cerita lengkapnya yang juga melibatkan sebuah komponen krusial bernama image signal processor (ISP).

Apple merancang ISP-nya sendiri, demikian pula Samsung dan Google, dan mereka sudah sangat berpengalaman di bidang ini. Itulah mengapa hasil foto kamera iPhone 7, Galaxy S8 dan Google Pixel bisa digolongkan sebagai yang terbaik saat ini. Kesimpulannya, walaupun sensor kamera yang dipakai sama, hasilnya bisa berbeda karena kualitas ISP itu tadi.

Untuk itu, ARM selaku perusahaan di balik desain arsitektur prosesor semua smartphone merasa perlu turun tangan dalam misi meningkatkan kualitas kamera ponsel. Mereka pun memutuskan untuk mengembangkan ISP-nya sendiri, dikemas dalam sebuah chip bernama Mali-C71.

Begitu superiornya kemampuan chip Mali-C71 dalam mengolah gambar, ARM sebenarnya menarget ranah pengembangan mobil kemudi otomatis / ARM
Begitu superiornya kemampuan chip Mali-C71 dalam mengolah gambar, ARM sebenarnya menarget ranah pengembangan mobil kemudi otomatis / ARM

Chip ini sendiri sebenarnya diciptakan untuk digunakan dalam pengembangan mobil kemudi otomatis, dimana kemampuannya mengolah gambar dengan sangat andal memegang peran penting dalam memberikan mobil-mobil itu kesadaran akan kondisi di sekitarnya. Pun begitu, ARM rupanya juga sudah merilis ISP ini untuk mitra-mitra pengembang prosesornya – Qualcomm salah satunya.

Secara teknis, ISP rancangan ARM ini akan menjalani 15 langkah selama proses pengambilan gambar. Langkah-langkah itu di antaranya adalah de-noising, de-mosaicing, dead pixel correction dan tone mapping. Sederhananya, semua langkah ini akan sangat berpengaruh pada hasil akhir foto yang ditangkap kamera smartphone.

Lalu ketika semua smartphone nantinya menggunakan sensor buatan Sony dan ISP rancangan ARM, apakah hasil foto kameranya bakal identik? Tidak, karena vendor smartphone nantinya dipersilakan untuk mengoptimalkan ISP-nya sendiri lebih lanjut.

Singkat cerita, inisiatif ARM ini diyakini bisa meningkatkan kualitas kamera smartphone secara luas, bukan cuma brandbrand yang selama ini menduduki kasta tertinggi saja.

Sumber: The Verge. Gambar header: Pixabay.

Di MWC 2017, Oppo Jelaskan Apa itu Teknologi 5X Dual-Camera Zoom

Sebagai kompensasi absennya pengumuman perangkat baru di ajang bergengsi seperti Mobile World Congress 2017, Oppo menjelaskan lebih lengkap mengenai apa itu teknologi 5X yang sempat mereka tease minggu lalu. Jika Anda sebelumnya memprediksi bahwa teknologi ini berkaitan dengan kapabilitas fotografi di smartphone, maka tebakan Anda tepat.

Di MWC 2017, sang produsen asal Dongguan itu secara resmi memperkenalkan 5x Dual-Camera Zoom, sebuah sistem kamera ganda yang terinspirasi dari struktur periskop. Gunanya? Untuk menyajikan kemampuan pembesaran gambar tanpa penurunan pada kualitas. Metode ini memang bukan hal baru di kamera digital, dan Asus bahkan sudah mengimplementasikannya dalam ZenFone Zoom. Namun Oppo melangkah lebih jauh lagi.

Oppo menempatkan lensa telephoto secara horisontal yang bisa bergerak 90 derajat di dalam modul kamera. Saat Anda menjepret foto, cahaya masuk ke modul dan dipantulkan oleh prisma ke lensa. Lewat cara ini, Oppo percaya kamera di smartphone mereka mampu menyajikan hasil foto yang jernih terlepas dari tingkatan zoom. Dan teknologi stabilisator di sana juga tidak kalah canggih karena prisma dan lensa telephoto dapat bergerak buat mengurangi efek getaran tangan.

Oppo 5X Dual-Camera Zoom 1

Berbeda dari produsen handset lain yang menggunakan OIS di lensa wide-angle, Oppo menyematkannya sistem optical image stabilization dua bagian langsung di lensa telephoto. Komponen ini secara dinamis bekerja untuk menyesuaikan sudut prisma hingga seakurat 0,0025-derajat. Alhasil, performa OIS di sana lebih mumpuni 40 persen dibanding solusi generasi sebelumnya, meskipun gambar sedang diperbesar lima kali.

Mengulik lebih jauh lagi, lensa telephoto sendiri menyajikan kemampuan zoom optik sebesar tiga kali, dan Oppo mengombinasi gambar dari lensa telephoto dan wide-angle di sebelahnya untuk menyuguhkan zoom hingga lima kali. Setelah melewati batas itu, sistem digital zoom akan bekerja buat memperbesar objek dari lima hingga sepuluh kali. Meski memanfaatkan sistem digital, Oppo berjanji tidak ada kompromi pada mutu gambarnya.

Hebatnya lagi, dengan kapabilitas andal itu, sistem 5X Dual-Camera Zoom tidak memakan banyak ruang. Ia hanya memerlukan modul kamera setebal 5,7-milimeter saja, bahkan 10 persen lebih tipis dibanding di kamera smartphone dengan optical zoom dua kali.

“Fitur 5x Dual-Camera Zoom telah membuka ranah baru dalam bidang fotografi dan merupakan bukti dari dedikasi Oppo dalam menjawab kebutuhan konsumen kami, yaitu untuk [memperoleh] hasil fotografi yang indah dan tajam,” tutur Vice President Sky Li di rilis pers. “Teknologi ini sekali lagi akan menetapkan sebuah standar baru yang menjadi inspirasi bagi produsen smartphone lainnya.”

Tambahan: Engadget.

Sony Kembangkan Sensor Kamera Ponsel dengan Dukungan Fitur Super Slow-Motion

Sudah bukan rahasia apabila smartphonesmartphone dengan kamera terbaik yang ada di pasaran menggunakan sensor buatan Sony. Pada kenyataannya, bisnis sensor CMOS ini merupakan salah satu bisnis tersukses Sony. Kendati demikian, menjadi pemimpin tidak menghentikan hasrat Sony untuk terus berinovasi di ranah ini.

Baru-baru ini, Sony mengumumkan bahwa mereka tengah mengembangkan sensor CMOS untuk smartphone yang amat istimewa. Istimewa karena sensor ini terdiri dari tiga lapisan, dimana yang berada di tengah merupakan chip DRAM. Desain semacam ini sejatinya sudah Sony terapkan pada lini kameranya, dimulai dari Sony RX100 IV.

Keuntungannya, performa kamera jadi meningkat sangat drastis. Berdasarkan klaim Sony, sensor ini sanggup menangkap gambar 19,3 megapixel dalam waktu 1/120 detik saja, atau empat kali lebih cepat dari sensor konvensional. Hasilnya, problem rolling shutter yang kerap dijumpai saat memotret objek berkecepatan tinggi bisa diminimalkan meskipun smartphone tidak memiliki shutter mekanik.

Perbandingan hasil jepretan sensor konvensional (kiri) dan garapan terbaru Sony (kanan) – perhatikan keretanya / Sony
Perbandingan hasil jepretan sensor konvensional (kiri) dan garapan terbaru Sony (kanan) – perhatikan keretanya / Sony

Namun yang justru lebih mengejutkan lagi adalah kemampuannya merekam video super slow-motion dalam kecepatan yang sangat fenomenal, secepat 1.000 fps tepatnya, dan dalam resolusi full-HD. Dibandingkan Google Pixel misalnya, angka ini sekitar 8x lebih cepat.

Kecepatan setinggi ini pada dasarnya memungkinkan Anda untuk melihat benturan bola bisbol dan tongkatnya maupun atraksi lompat jauh secara mendetail. Hebatnya lagi, karena chip DRAM telah terintegrasi ke sensor, mode super slow-mo ini bisa diterapkan oleh smartphone apapun dengan chip pengolah gambar standar.

Masih seputar slow-mo, Sony sempat menjelaskan kalau mode atau fitur ini nantinya bisa aktif secara otomatis ketika smartphone mendeteksi suatu gerakan cepat. Meski baru masuk tahap pengembangan, potensinya sangatlah menjanjikan.  Buat yang ragu, silakan tonton video di bawah ini.

Sumber: Engadget dan Sony. Gambar header: Pexels.

Huawei Gandeng Leica Demi Tingkatkan Kualitas Kamera Smartphone-nya

Di tahun 2016 ini, kita sudah tidak perlu heran melihat pabrikan smartphone menjadikan kamera sebagai salah satu prioritas utama mereka. Hampir semua smartphone flagship baru yang diumumkan di event MWC 2016 kemarin punya kamera jagoan, sebut saja LG G5, Samsung Galaxy S7, Sony Xperia X dan Xiaomi Mi 5.

Sebagai produsen smartphone terbesar ketiga sejagat, Huawei sudah menyiapkan taktik jitu guna menghadapi persaingan yang semakin ketat di bidang fotografi smartphone ini. Pabrikan asal Tiongkok tersebut baru saja mengumumkan kerja samanya dengan dedengkot kamera asal Jerman, Leica.

Nama Leica sendiri sudah sangat melekat dengan industri fotografi selama puluhan tahun. Kolaborasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kamera smartphone besutan Huawei ke depannya. Jadi pada dasarnya rival-rival Huawei patut merasa cemas dengan apa yang sedang disiapkan Huawei bersama Leica.

Sejauh ini belum ada rencana mendetail dari kedua pihak. Apakah Leica hanya akan memasok lensa untuk smartphone buatan Huawei, seperti yang sudah cukup lama dilakukan oleh Zeiss dan Nokia? Untuk sekarang jawabannya masih misteri. Namun bisa dipastikan keduanya akan bersama-sama menjalani tahap riset dan pengembangan secara langsung.

Dalam siaran persnya, CEO Leica, Oliver Kaltner, mengungkapkan bahwa mereka akan mengusung pengalaman panjangnya di bidang pengembangan teknologi optik dalam kemitraan ini. Tujuan akhirnya tentu saja untuk membawa fotografi smartphone ke tingkat yang lebih tinggi lagi, dan dalam kasus ini melalui smartphone besutan Huawei.

Jadi sekali lagi, pemain-pemain besar di industri smartphone haruslah ikut bersiap. Kemungkinan besar smartphone flagship Huawei selanjutnya akan mengusung kamera fenomenal yang dirancang oleh Leica.

Sumber: Engadget.

Sony Akan Akuisisi Divisi Sensor Kamera Milik Toshiba

Tahukah Anda, sekitar 40 persen dari seluruh sensor kamera CMOS yang ada di dalam perangkat elektronik tahun lalu adalah buatan Sony. Saya bukannya mengarang-ngarang angka ini, tetapi ini merupakan hasil riset dari Techno Systems Research. Continue reading Sony Akan Akuisisi Divisi Sensor Kamera Milik Toshiba

Qualcomm Pamer Kebolehan Snapdragon dalam Merealisasikan Sistem Hybrid Autofocus

Kita semua tahu bahwa ada dua komponen penting dalam dunia fotografi digital, yakni sensor dan lensa. Namun cukup sering orang melupakan satu komponen penting lainnya, yaitu prosesor. Semua kamera digital dilengkapi prosesornya masing-masing. Demikian pula dengan smartphone, dimana prosesor di dalamnya malah bekerja lebih dari sekedar mengolah gambar. Continue reading Qualcomm Pamer Kebolehan Snapdragon dalam Merealisasikan Sistem Hybrid Autofocus

DxO ONE Sulap iPhone Anda Menjadi Kamera Saku Premium

Dari tahun ke tahun, kamera smartphone semakin mendekati kesempurnaan; mudah dibawa, responsif dan kualitas gambarnya pun tidak kalah dari kamera-kamera saku. Di saat yang sama, sejumlah konsumen masih menginginkan sesuatu yang lebih dari kamera smartphone mereka. Continue reading DxO ONE Sulap iPhone Anda Menjadi Kamera Saku Premium

HTC Benahi Kamera One M9 via Software Update

Saat HTC One M7 pertama diluncurkan dua tahun yang lalu, tidak sedikit orang yang berargumen bahwa performa kamera Ultrapixel-nya kurang istimewa. Setahun kemudian, HTC One M8 tidak membawa perubahan besar, dimana masih cukup banyak reviewer yang kecewa dengan kualitas foto yang dihasilkan oleh kameranya. Continue reading HTC Benahi Kamera One M9 via Software Update