Samsung Perbarui Notebook 7 Spin dengan Prosesor Intel Generasi ke-8

Diperkenalkan pertama kali pada pertengahan tahun 2016, Samsung Notebook 7 Spin akhirnya menerima upgrade untuk menjadikannya relevan di tahun 2018 ini. Laptop convertible ini menyusul jejak Notebook 9 Pen dan Notebook 9 (2018) yang diumumkan bulan lalu.

Secara estetika, tidak banyak yang berubah dari Samsung Notebook 7 Spin (2018). Kendati demikian, Samsung kali ini hanya menawarkannya dalam satu ukuran saja, tidak seperti sebelumnya yang juga tersedia dalam ukuran 15,6 inci. Layar sentuh 13,3 incinya juga masih bisa diputar 360 derajat demi memudahkan penggunaannya sebagai tablet.

Samsung Notebook 7 Spin (2018)

Resolusi 1080p tetap menjadi andalan, akan tetapi layar Notebook 7 Spin generasi baru ini juga kompatibel dengan stylus aktif. Sayang sekali aksesori ini tidak termasuk dalam paket penjualannya – tidak seperti Notebook 9 Pen. Juga baru di tahun ini adalah integrasi sensor pemindai sidik jari pada sisi kanan perangkat.

Yang tidak kalah penting, performanya dipastikan melonjak drastis berkat penggunaan prosesor Intel Core i5 generasi kedelapan, serta didukung oleh RAM 8 GB dan SSD berkapasitas 256 GB. Konektivitasnya meliputi satu port USB-C, dua port USB standar dan HDMI.

Samsung Notebook 7 Spin (2018)

Semuanya dikemas dalam bodi aluminium setebal 18,5 mm, dengan bobot sekitar 1,53 kg dan baterai berkapasitas 43 Wh. Fitur lain yang tak kalah menarik adalah mikrofon yang bisa menangkap suara dari jarak yang lebih jauh dari biasanya, yang pastinya bakal sangat bermanfaat apabila konsumen kerap menggunakan Cortana.

Samsung berencana memasarkan Notebook 7 Spin (2018) mulai kuartal pertama tahun ini, namun belum ada informasi mengenai harganya. Semoga saja tradisi harga di bawah $1.000 yang diunggulkan pendahulunya bakal dipertahankan.

Sumber: Samsung dan TechCrunch.

Duo HP Spectre Baru Ini Siap Memikat Konsumen Indonesia Dengan Desain dan Performanya

Lineup Spectre terlahir di bulan November 2013 sebagai upaya Hewlett Packard bermain di ranah perangkat komputasi yang prestisius. Produsen PC asal Palo Alto itu memang menyediakan banyak sekali varian laptop, dari mulai untuk gaming, edukasi, sampai fungsi multimedia. Tapi Spectre seolah-olah jadi primadona HP berkat kombinasi desain cantik, portabilitas tinggi, dan performa mumpuni.

Kira-kira sebulan sebelum CES 2018 digelar, HP resmi mendaratkan sepasang Spectre baru di Indonesia. Satu model difokuskan untuk menyuguhkan rancangan menawan, dan saudarinya dititikberatkan pada aspek fleksibilitas tanpa mengorbankan penampilannya. Mereka adalah ‘New’ Spectre 13 dan Spectre 13 x360. Keduanya merupakan penerus rangkaian produk yang telah tersedia di tanah air, masing-masing mengusung pembaruan yang mengesankan.

Spectre 19

‘New’ HP Spectre 13 ialah Spectre berlayar 13-inci generasi kedua, dan saat ini memegang rekor sebagai laptop layar sentuh tertipis di dunia. Hebatnya lagi, dibanding varian 2016, produsen berhasil mengurangi ukuran bezel sebesar 40 (atas) dan 64 (kiri-kanan) persen. HP Spectre 13 x360 2017 sendiri telah memenangkan beragam penghargaan desain. Tak cuma itu, performa baterainya memperoleh upgrade besar-besaran, kabarnya merupakan ultrabook convertible quad-core dengan daya tahan baterai paling lama.

Spectre 18

 

HP Spectre 13

Laptop ini akan memukau Anda lewat pandangan pertama. Desainnya sangat anggun dan tubuhnya hanya berketebalan 10,4mm saja. Konstruksi body-nya dibuat secara cermat dari lempengan aluminium, dikombinasikan dengan bahan serat karbon dan tembaga. Berdasarkan diskusi bersama salah seorang staf HP, Spectre 13 tampaknya mengadopsi inspirasi desain dari objek yang familier bagi manusia: buku. Arahan ini menyebabkan laptop terasa natural ketika ditenteng dan dibawa-bawa.

Spectre 1

Spectre 3

Di sana, HP membubuhkan panel touchscreen seluas 13,3-inci dengan opsi resolusi hingga 4K. Menurut produsen, layar UHD sangat berguna untuk memaksimalkan pengalaman menikmati video serta esensial dalam bidang olah grafis atau video. Display turut dilindungi oleh kaca Corning Gorilla khusus notebook agar tak mudah baret, sehingga Anda tak perlu ragu buat memanfaatkan sepenuhnya fungsi layar sentuh tersebut.

Spectre 6

Spectre 8

Selanjutnya, produsen memindahkan speaker ke area atas dekat layar agar output suara lebih optimal. Sistem audio di Spectre 13 anyar tersebut boleh dibilang istimewa karena telah menggunakan teknologi Bang & Olufsen. Dengan relokasi unit speaker, HP dapat menghidangkan area keyboard ber-backlight putih serta touchpad yang lebih luas. Fungsi home, page up/down dan end kini disuguhkan lewat tombol dedicated.

Spectre 5

Spectre 2

Sebagai otaknya, HP menyematkan prosesor Intel Core generasi ke-delapan (ada opsi i5 ataupun i7), kemudian membekalinya dengan RAM LPDDR3 sampai 16GB serta penyimpanan berbasis SSD PCIe hingga 1TB. Spectre 13 tak lupa ditopang teknologi fast charging, baterainya bisa terisi 50 persen cukup melalui proses isi ulang selama setengah jam; lalu di sana terdapat pula kamera inframerah yang siap menunjang Windows Hello.

Spectre 16

Spectre 20

 

HP Spectre 13 x360

Sama seperti Spectre 13, tubuh Spectre x360 dibentuk dengan detail dari bongkahan aluminium lewat proses CNC milling. HP berhasil menipiskan tubuhnya dari 13,9mm di model 2016 menjadi 13,6mm, lalu memangkas area bingkai layar ‘Micro-edge’ di kiri dan kanan sebesar 1,6 persen – jadi 5,5mm. Layaknya ultrabook convertible sekelas, perangkat siap mendukung mode pemakaian berbeda: laptop, tent, presentasi atau tablet.

Spectre 12

Spectre 10

Layar Spectre x360 2017 juga memiliki spesifikasi hampir serupa saudari clamshell-nya itu, menyuguhkan panel 13-inci serta pilihan resolusi sampai UHD, dan sudah diproteksi oleh Gorilla Glass NBT. HP membundel paket penjualan x360 bersama unit HP Stylus tersertifikasi Windows Ink, sehingga para desainer serta seniman bisa segera berkarya begitu perangkat ini dikeluarkan dari bungkusnya.

Spectre 13

Spectre 14

Susunan hardware Spectre x360 juga mirip New Spectre 13. Di dalam, Anda akan menemukan prosesor Intel Core generasi ke-delapan, RAM LPDDR3 maksimal  16GB, dan SSD 1TB. Selanjutnya, baterai built-in ultrabook ini bisa menjaganya tetap menyala sampai 16,5 jam (khusus di varian FHD, panel 4K tentu akan mengonsumsi lebih banyak daya). Laptop turut dilengkapi sensor gyroscope, speaker Bang & Olufsen, fitur fast charging, dua buah port USB type-C berteknologi Thunderbolt 3, microSD card reader, serta sensor pemindai sidik jari.

Spectre 11

 

Harga & ketersediaan

HP Spectre 13 dan Spectre 13 x360 akan tersedia secara merata di Indonesia pada akhir bulan Januari 2018. Saat ini, HP sudah membuka gerbang pre-order via Blibli, akan berlangsung hingga tanggal 7 Januari nanti. Spectre 13 dan Spectre 13 x360 masing-masing dibanderol seharga Rp 24 juta dan Rp 18,5 juta. 100 pemesan pertama berhak mendapatkan headphone premium Bang & Olufsen Beoplay H4 serta Beoplay H3 secara cuma-cuma.

Spectre 7

Spectre 8

Spectre 4

Spectre 9

Dell Luncurkan Laptop 2-in-1 dengan Layar 17 Inci

Event IFA 2017 di Berlin belum resmi digelar, Dell sudah lebih dulu mencuri start dengan memperkenalkan sederet laptop baru. Selain versi anyar XPS 13 yang kini dimotori prosesor Intel generasi kedelapan, Dell turut mengungkap seri laptop convertible baru, yakni Inspiron 7000 2-in–1, serta meng-update lini Inspiron 5000 2-in–1.

Lewat seri ini, Dell mencoba membuat gebrakan baru dengan meluncurkan laptop 2-in–1 terbesar yang ada di pasaran. Seri ini datang dalam tiga varian ukuran: 13 inci, 15 ini dan 17 inci. Ketiganya dibekali spesifikasi yang cukup mirip, yang semuanya terpusat pada prosesor Intel Core i5 atau i7 generasi terbaru itu tadi.

Dell Inspiron 17 7000 2-in-1

Ketiga varian sama-sama mengemas layar IPS 1080p. Namun khusus varian 15 incinya, konsumen bisa memilih konfigurasi dengan layar 4K dan GPU GeForce 940MX. Varian 17 incinya hanya mengusung GPU GeForce MX150 yang masuk kategori entry-level, sedangkan varian 13 incinya malah tidak dilengkapi GPU terpisah.

Bodi yang bongsor berarti bobotnya pun bertambah, dimana berat Inspiron 17 7000 2-in–1 ini mencapai angka 3 kg, namun di saat yang sama konsumen juga akan mendapat daya tahan baterai hingga 11 jam. RAM-nya bisa dikonfigurasikan sampai 16 GB, dan perangkat juga datang dengan opsi penyimpanan berbasis SSD dan HDD yang bervariasi.

Dell Inspiron 5000 2-in-1

Untuk Inspiron 5000 2-in–1, baik varian 13 inci maupun 15 incinya kini sama-sama diperkuat oleh prosesor Intel Core i5–8250U atau Core i7–8550U. Konsumen bisa memilih RAM berkapasitas maksimum 16 GB, dan media penyimpanannya juga bisa mengandalkan SSD tipe M.2.

Yang membedakan seri 5000 dari 7000 adalah absennya opsi kartu grafis terpisah, serta resolusi layar yang mentok di angka 1080p saja. Kendati demikian, seri 5000 2-in–1 rupanya datang dengan dukungan stylus aktif sebagai fitur standar.

Lini Inspiron 7000 2-in–1 serta update Inspiron 5000 2-in–1 dijadwalkan masuk ke pasaran mulai Oktober mendatang, dengan harga sebagai berikut: Inspiron 17 7000 mulai $1.000, Inspiron 15 7000 $850, Inspiron 13 7000 $880, dan kedua varian Inspiron 5000 2 mulai $800.

Sumber: Engadget dan Dell.

Tipis dan Ringan, Samsung Notebook 9 Pro Turut Dibekali S Pen

Samsung ikut meramaikan Computex 2017 dengan laptop baru bertipe convertible. Samsung Notebook 9 Pro ditawarkan dalam dua varian ukuran: 13,3 inci dan 15 inci, keduanya pun sama-sama memiliki layar yang bisa diputar 360 derajat untuk digunakan sebagai tablet.

Mode tablet ini penting disorot karena Samsung telah membekali Notebook 9 Pro dengan S Pen – ya, stylus kebanggaan seri Galaxy Note itu maksud saya. Dengan ujung lancip setebal 0,7 mm dan 4.000 tingkat sensitivitas terhadap tekanan, ia menjanjikan pengalaman menggambar atau menulis yang presisi sekaligus nyaman.

Fitur Air Command seperti yang ada pada seri Galaxy Note juga tersedia di sini, dan perangkat pun kompatibel dengan fitur Windows Ink bawaan OS Windows 10. Juga tidak kalah penting, Samsung mengklaim S Pen ini selalu siap digunakan dan tak perlu di-charge sama sekali.

Varian 15 incinya dibekali kartu grafis AMD Radeon 540 / Samsung
Varian 15 incinya dibekali kartu grafis AMD Radeon 540 / Samsung

Layar sentuhnya sendiri menggunakan panel LED beresolusi 1920 x 1080, dengan field of view seluas 178 derajat dan jaminan akan reproduksi warna kelas profesional. Yup, saya tahu, sebagian dari Anda mungkin kecewa kalau resolusi layarnya bahkan lebih rendah dari Galaxy S8.

Namun kekecewaan itu setidaknya bisa diobati oleh dimensi perangkat yang amat ringkas. Tebal bodinya cuma 16 mm, dengan bobot 1,32 kg – 17 mm dan 1,72 kg untuk varian 15 inci. Konektivitasnya meliputi port USB-C, sepasang port USB 3.0, HDMI dan slot kartu microSD.

Selebihnya, Notebook 9 Pro menawarkan spesifikasi yang cukup menjanjikan: prosesor Intel Core i7 7500U, RAM DDR4 8 GB (13,3 inci) atau 16 GB (15 inci), SSD 256 GB, lalu khusus untuk varian 15 incinya ditenagai oleh kartu grafis AMD Radeon 540 dengan VRAM GDDR5 2 GB.

Samsung tidak merincikan baterainya seawet apa, tapi kapasitas 54 Wh sebenarnya sudah tergolong cukup besar. Sayangnya sejauh ini belum ada informasi soal ketersediaan Notebook 9 Pro di pasaran.

Sumber: Microsoft dan Samsung.

Penyajian Laptop 2-in-1 ‘Konsep’ Lenovo Blade Menyerupai Cover iPad dan Microsoft Surface

Ide notebook convertible telah dirangkul oleh Lenovo sejak pengenalan IdeaPad Yoga 13 di tahun 2012 sebagai bentuk respons dari melonjaknya perhatian khalayak terhadap Asus Transformer. Kepopularitasan perangkat komputasi berkonsep 2-in-1 terus bertambah, terbantu berkat hadirnya hardware yang semakin canggih serta hemat dalam penggunaan daya.

Untuk sekarang, penyajian laptop convertible terdiri atas dua metode: struktur detachable atau notebook dengan engsel putar 360 derajat. Umumnya, perangkat 2-in-1 juga mempunyai display jenis layar sentuh sehingga memungkinkannya digunakan ala tablet. Mungkin termotivasi untuk menyuguhkan sebuah terobosan berbeda, Lenovo memperkenalkan laptop 2-in-1 unik bernama Blade.

Lenovo Blade boleh dikatakan sebagai campuran antara Microsoft Surface dengan cover iPad. Seperti Surface, bagian keyboard Blade terlepas dari periferal input. Namun berbeda dari perangkat Microsoft itu, ia tidak memiliki kickstand. Blade malah menggunakan komponen cover untuk menopang layar – mirip cover iPad. Bedanya, cover tersebut bukan aksesori tambahan, melainkan tertanam di tablet.

Penggunaannya seperti ini: ketika tidak dipakai, cover berfungsi untuk melindungi device. Kemudian saat Anda ingin menggunakannya, cukup lipat penutup tersebut ke belakang. Anda ingin mengetik? Buka lalu tekuk bagian belakang cover dan posisikan ujung tablet di depan keyboard. Elemen yang membuat perangkat ini tak sama seperti laptop 2-in-1 biasa ialah integrasi teknologi Miracast.

Lenovo Blade Concept 1

Dengan adanya teknologi ini, keyboard dan display (tersambung via connector magnet) bisa terus bekerja meskipun mereka dipisahkan, membuatnya jauh lebih fleksibel dari laptop convertible standar. Dan kabarnya, Blade juga dapat tersambung ke perangkat Miracast lain sehingga fungsinya bisa lebih luas lagi. Tapi buat sekarang, Lenovo belum menjelaskan bagaimana sistem tersebut bekerja.

Belum ada detail mengenai hardware dari Blade dan di mana Lenovo memposisikan unit pengolah data utama: apakah di layar seperti pada notebook convertible detachable normal, atau bisa juga ditaruh di keyboard kemudian layarnya dapat bekerja sebagai tablet Android standalone – akan masuk ke mode Windows saat keduanya tersambung (ide ini pernah Lenovo tuangkan di IdeaPad U1 Hybrid).

Berkat konsep uniknya, Blade memperoleh perhatian dari IF World Design Guide, juga memenangkan IF Design Award 2017 di kategori produk. Lenovo baru akan meluncurkan Blade setelah tahun 2017 berakhir – akan dilepas di kawasan Afrika, Asia, Australia, Eropa, Amerika Utara dan Selatan.

Via Liliputing.

HP Perkenalkan Chromebook Baru untuk Para Pendidik Sekaligus Pelajar

Google memang sudah memensiunkan lini Chromebook Pixel, akan tetapi ini sama sekali bukan berarti Chrome OS maupun Chromebook itu sendiri sudah mati. Berdasarkan pengamatan Futuresource, Chromebook termasuk sebagai perangkat terpopuler di ranah pendidikan, setidaknya di Swedia dimana penetrasinya pada tahun 2016 mencapai 38 persen, naik 20 persen dari tahun sebelumnya.

Secara global, diperkirakan sudah ada lebih dari 20 juta pendidik sekaligus pelajar yang menggunakan Chromebook. Integrasi layanan Google Classrom dan G Suite, tidak ketinggalan juga banderol harga yang terjangkau, merupakan faktor-faktor yang membuat Chromebook ideal untuk konteks pendidikan.

Januari lalu, Acer dan Asus telah memperkenalkan Chromebook baru yang didesain secara spesifik untuk aktivitas pendidikan, dan sekarang giliran HP yang unjuk gigi dengan penawarannya.

Melihat penamaannya, HP Chromebook x360 11 G1 Education Edition merupakan sebuah laptop hybrid yang layarnya bisa dilipat 360 derajat dan digunakan seperti tablet. Seperti penawaran dari Acer dan Asus, Chromebook ini juga dirancang secara khusus untuk digunakan di sekolah-sekolah.

Spesifikasi lengkapnya belum diungkap, namun Google menyebut sejumlah fitur seperti konektivitas USB-C, stylus opsional serta sebuah kamera yang bisa dihadapkan ke depan atau belakang berkat engsel 360 derajatnya – tiga fitur yang juga menjadi sorotan utama pada Acer Chromebook Spin 11 dan Asus Chromebook C213.

Harganya juga belum diketahui, namun Google bilang pemasaran laptop berlayar 11 inci ini akan dimulai pada pertengahan April mendatang.

Sumber: Google via 9to5Google.

Lenovo Yoga 720 dan Yoga 520 Resmi Diperkenalkan

Mengulang tradisi di tahun-tahun sebelumnya, Lenovo memanfaatkan ajang MWC 2017 untuk memperkenalkan dua model teranyar dari lini laptop hybrid Lenovo Yoga. Meski bukan yang teratas, baik Yoga 720 maupun Yoga 520 masih mampu menyuguhkan desain yang tergolong premium.

Sebagai bagian dari keluarga Yoga, tentu saja kedua perangkat ini mengandalkan engsel layar yang bisa dilipat hingga 360 derajat. Singkat cerita, fleksibilitas lini Yoga masih dipertahankan di sini, namun di saat yang sama Lenovo juga telah membubuhkan fitur tambahan sekaligus lonjakan performa.

Lenovo Yoga 720

Seperti Yoga 710, Yoga 720 datang dalam dua varian ukuran; hanya saja ukurannya berbeda kali ini, yaitu 13 inci dan 15 inci. Dimensi perangkat sendiri tidak terlalu banyak berubah, malahan Lenovo berhasil menyematkan layar sentuh dengan bezel yang amat tipis. Alhasil, varian 13 incinya punya bodi seukuran laptop 12 inci.

Kedua varian sama-sama mengusung layar IPS beresolusi 4K untuk konfigurasi tertingginya. Varian 13 inci punya tebal bodi hanya 13,9 mm dan bobot 1,3 kg, sedangkan varian 15 inci setebal 19 mm dan seberat 2 kg karena mengemas spesifikasi yang lebih gahar.

Tersedia dalam varian 13 dan 15 inci, Lenovo Yoga 720 bisa dikonfigurasikan dengan layar 4K / Lenovo
Tersedia dalam varian 13 dan 15 inci, Lenovo Yoga 720 bisa dikonfigurasikan dengan layar 4K / Lenovo

Soal prosesor dan RAM, kedua varian bisa dikonfigurasikan hingga Intel Core i7 generasi ketujuh dan RAM DDR4 16 GB. Untuk storage, konsumen bisa memilih SSD berkapasitas maksimum 512 GB (13 inci) atau 1 TB (15 inci). Namun perbedaan yang paling mencolok ada di sektor GPU; varian 13 incinya mengandalkan Intel HD Graphics 620, sedangkan varian 15 incinya bisa dijejali dengan Nvidia GeForce GTX 1050.

Dengan bekal seperti itu, Lenovo tidak segan menyebut Yoga 720 sebagai laptop hybrid yang paling bertenaga di kelasnya. Akan tetapi yang tidak kalah penting adalah daya tahan baterai, dimana Yoga 720 dengan layar 4K-nya masih bisa menawarkan daya tahan hingga 7 jam (13 inci) dan 8 jam (15 inci).

Lenovo Yoga 720 mengusung sensor sidik jari sebagai fitur standar pada semua varian dan konfigurasinya / Lenovo
Lenovo Yoga 720 mengusung sensor sidik jari sebagai fitur standar pada semua varian dan konfigurasinya / Lenovo

Tidak kalah menarik adalah sensor sidik jari yang menjadi fitur standar pada semua varian Yoga 720. Perangkat ini rencananya akan dipasarkan mulai April mendatang dengan harga mulai €999 untuk varian 13 inci dan €1.099 untuk varian 15 inci.

Lenovo Yoga 520

Kalau Yoga 720 di atas terlalu mahal, masih ada Yoga 520 yang tidak kalah fleksibel sekaligus stylish. Performa laptop 14 inci ini juga tidak kalah andal berkat prosesor Intel Core i7 generasi ketujuh dan RAM DDR4 16 GB pada konfigurasi termahalnya.

Tidak seperti Yoga 720, sensor sidik jari pada Lenovo Yoga 520 bersifat opsional / Lenovo
Tidak seperti Yoga 720, sensor sidik jari pada Lenovo Yoga 520 bersifat opsional / Lenovo

Yang sedikit terbatas mungkin cuma layarnya, dimana konsumen hanya bisa memilih resolusi 1920 x 1080 sebagai opsi tertingginya – meski bezel-nya tidak kalah tipis dari Yoga 720. Untuk storage, konsumen dapat memilih SSD, HDD, atau kombinasi keduanya.

Menimbang spesifikasinya, dimensi Yoga 520 juga tergolong cukup ringkas, dengan tebal bodi 19,9 mm dan bobot 1,75 kg. Baterainya diperkirakan sanggup bertahan sampai 10 jam, dan Yoga 520 turut dilengkapi oleh sensor sidik jari, meski sifatnya opsional.

Baik Yoga 720 dan 520 sama-sama sudah mendukung fitur Windows Ink / Lenovo
Baik Yoga 720 dan 520 sama-sama sudah mendukung fitur Windows Ink / Lenovo

Lalu seberapa terjangkau Yoga 520 dibanding kakaknya? Lenovo mematok harganya mulai €599 saja, dengan pemasaran yang akan dimulai pada bulan Juli.

Sumber: Lenovo.

HP Perkenalkan Pro x2 612 G2, Laptop Hybrid Berbodi Ringkas nan Tangguh

Event Mobile World Congress tahun ini diwarnai oleh sejumlah tablet Windows 10. Yang pertama adalah Samsung Galaxy Book, dan yang kedua datang dari HP. Dijuluki HP Pro x2 612 G2, tablet ini meneruskan jejak pendahulunya yang dirilis di tahun 2014, dengan Microsoft Surface Pro sebagai inspirasinya.

HP sendiri lebih sreg menyebut Pro x2 612 G2 sebagai sebuah laptop hybrid alias 2-in-1 ketimbang tablet. Performanya bisa dibilang cukup lumayan, dengan bekal prosesor Intel Core i7 (7Y75), GPU Intel Graphics 615, RAM 8 GB dan M.2 SSD dengan kapasitas maksimum 512 GB. Layarnya sendiri memiliki resolusi 1920 x 1280 pixel, dan ia juga dibekali konektivitas 4G LTE.

HP Pro x2 612 G2 datang bersama stylus aktif buatan Wacom / HP
HP Pro x2 612 G2 datang bersama stylus aktif buatan Wacom / HP

Dipasarkan sebagai perangkat produktif, Pro x2 612 G2 datang bersama sebuah stylus aktif besutan Wacom. Kehadiran stylus ini turut didukung oleh desain perangkat yang dilengkapi kickstand di panel belakang sehingga perangkat mudah sekali disulap menjadi papan lukis digital.

Secara garis besar, Pro x2 612 G2 memiliki dimensi yang lebih ringkas ketimbang pendahulunya, dengan bobot hanya 1,2 kilogram beserta keyboard-nya. Pun demikian, HP mengklaim versi keduanya ini malah punya bodi yang lebih tangguh dan telah lulus uji berstandar militer.

HP Pro x2 612 G2 bersama aksesori rugged case yang opsional / HP
HP Pro x2 612 G2 bersama aksesori rugged case yang opsional / HP

Pada kenyataannya, perangkat ini memang didesain untuk digunakan di lapangan – itulah mengapa prosesor Core i7 (7Y75) yang fanless yang menjadi pilihan, sehingga pengguna tidak perlu khawatir debu masuk ke perangkat melalui lubang ventilasi. Lebih lanjut, HP juga akan menawarkan aksesori opsional berupa rugged case seharga $49.

HP Pro x2 612 G2 sendiri sekarang sudah dipasarkan dengan banderol mulai $979 untuk konfigurasi terendahnya yang menggunakan prosesor Intel Core i5.

Sumber: Engadget dan HP.

HP EliteBook x360 Adalah Laptop Bisnis Paling Menarik yang Pernah HP Buat

Selain HP Spectre x360 versi 15 inci, HP juga memperkenalkan laptop lain yang tak kalah menarik di event CES 2017 pekan lalu. Laptop yang saya maksud adalah HP EliteBook x360. EliteBook memang merupakan lini laptop bisnis dari HP, tapi yang satu ini saya yakin bakal menarik perhatian konsumen dari berbagai kalangan.

Poin pertama yang perlu disorot adalah desain. HP mengaku desain EliteBook x360 terinspirasi oleh Spectre x360 yang memang terbukti anggun sekaligus tahan banting – untuk EliteBook x360 ini, HP mengklaim perangkat telah lulus uji sesuai standar militer. Dimensinya pun tidak kalah ringkas, dengan tebal bodi kurang dari 15 mm dan bobot cuma 1,28 kg.

Tentu saja, label “x360” mengindikasikan sifatnya yang convertible, dimana layarnya bisa dilipat ke belakang dan perangkat pun dapat digunakan layaknya sebuah tablet. Layarnya sendiri merupakan panel sentuh 13,3 inci dengan resolusi full-HD atau 4K, tergantung konfigurasi yang dipilih.

Berkat layar yang fleksibel, HP EliteBook x360 dapat digunakan dalam empat mode yang berbeda / HP
Berkat layar yang fleksibel, HP EliteBook x360 dapat digunakan dalam empat mode yang berbeda / HP

Spesifikasinya pun tidak jauh berbeda dari Spectre x360, dimana pada konfigurasi termahalnya, prosesor Intel Core i7 generasi ketujuh (Kaby Lake) dipercaya sebagai otaknya, didukung oleh RAM DDR4 16 GB serta media penyimpanan berbasis SSD. Melanjutkan tradisi HP, komponen audionya digarap oleh Bang & Olufsen.

EliteBook x360 juga unggul soal konektivitas, dimana HP memastikan konsumen tidak membutuhkan dongle selama menggunakan perangkat berkat kehadiran sepasang port USB 3.0, USB-C, HDMI dan slot microSD. Unik juga untuk laptop ini adalah slot kartu SIM, sehingga konsumen tidak harus bergantung pada jaringan Wi-Fi saja.

Fitur eksklusif lain adalah mode privasi yang bisa diaktifkan dengan satu tombol sehingga layar akan tampak gelap di mata orang-orang sekitar. HP juga tidak lupa akan sistem biometrik, dimana otentikasi dapat dilakukan via facial recognition atau sidik jari. Terakhir, HP juga menawarkan aksesori opsional berupa stylus macam Surface Pen.

Sangat jarang ditemui di laptop lain, HP EliteBook x360 mengemas slot kartu SIM sehingga pengguna bisa memanfaatkan jaringan 4G LTE / HP
Sangat jarang ditemui di laptop lain, HP EliteBook x360 mengemas slot kartu SIM sehingga pengguna bisa memanfaatkan jaringan 4G LTE / HP

Baterainya diklaim sanggup bertahan hingga 16 jam lebih. Akan tetapi yang lebih menarik, HP turut menyematkan semacam teknologi fast charging, dimana charging selama 30 menit saja akan mengisi sekitar separuh dari kapasitas penuhnya.

HP belum memberikan detail mengenai ketersediaan maupun banderol harganya. Tapi kalau menimbang fitur-fitur yang ditawarkannya, saya kira harganya akan lebih mahal ketimbang Spectre x360 13 inci.

Sumber: HP.

Dell Siap Luncurkan Laptop Convertible XPS 13 2-in-1

Ringkas, ramping dan mempunyai layar benar-benar dari ujung ke ujung, Dell XPS 13 merupakan salah satu laptop terbaik yang bisa dibeli konsumen. Tapi itu sudah hampir dua tahun yang lalu, untuk tahun yang baru ini Dell telah menyiapkan suksesornya yang membawa upgrade yang sudah dinanti-nanti.

Ia adalah Dell XPS 13 2-in-1. Dari namanya, bisa kita ketahui bahwa ia merupakan laptop berjenis hybrid atau convertible, dimana layarnya bisa dilipat 360 derajat sehingga perangkat dapat digunakan layaknya sebuah tablet. Menariknya, layar Infinity Edge yang membentang dari ujung ke ujung tersebut masih terus dipertahankan pada desain bodi baru ini.

Desain convertible ini pastinya akan menjadikan fungsionalitas layar sentuh XPS 13 jadi lebih maksimal. Ringkas dan ramping merupakan salah satu kriteria paling utama yang diincar dari sebuah tablet, dan XPS 13 sendiri sebenarnya sudah memenuhi kriteria tersebut.

Dell sebenarnya belum memperkenalkan perangkat ini secara resmi, hanya saja mereka tidak sengaja mencantumkannya di situsnya. Sejauh ini belum ada informasi mendetail yang diberikan, terkecuali opsi layar dengan resolusi paling tinggi QHD+ (3200 x 1800 pixel). Spesifikasi lengkapnya kemungkinan besar akan sama seperti varian teranyar XPS 13 yang mengusung prosesor Kaby Lake.

Soal harga, pastinya XPS 13 2-in-1 akan duduk di kategori premium dengan banderol $1.000 ke atas. Kemungkinan perangkat ini akan diresmikan pada ajang CES 2017 yang akan berlangsung pada 5 – 8 Januari mendatang.

Sumber: Windows Central.