Activision Blizzard Konfirmasi Akan Turut Memeriahkan Genre Battle Royale

Battle royale ialah genre permainan video paling top di planet Bumi saat ini, dan selaku dua franchise pionir, pertempuran antara PUBG dengan Fortnite tak hanya dilakukan di PC dan console current-gen saja, tetapi juga di mobile. Sebagai respons atas kepopularitasannya, sejumlah perusahaan gaming raksasa dilaporkan sangat tertarik untuk ambil bagian di sana.

Kita sudah mendengar rumor yang menyatakan bahwa Activision akan mengganti mode single-player di Call of Duty: Black Ops 4 dengan battle royale, serta agenda EA untuk membubuhkan formula last man standing berskala masif itu di game Battlefield mereka selanjutnya. Tapi di antara kedua perusahaan itu, baru Activision yang akhirnya mengonfirmasi akan mengadopsi formula battle royale, meski belum diketahui apa judul permainannya.

Dalam presentasi laporan pemasukan pada investor di tanggal 4 Mei silam, CEO Activision Bobby Kotick memuji keberhasilan Fortnite merangkul beragam kalangan gamer di seluruh usia dan jenis kelamin. Lalu rekannya, COO Coddy Johnson turut menjelaskan bagaimana battle royale bukan saja sukses menarik jutaan pemain baru untuk menikmati game di platform tradisional semisal PC dan console, tetapi juga perangkat bergerak.

Selanjutnya, CFO Spencer Neumann menyampaikan bahwa battle royale merupakan inovasi selanjutnya di industri gaming. Menurutnya, mode ini adalah ekspansi dari genre shooter yang telah lama menjadi spesialisasi Activision. Lewat battle royale, perusahaan melihat kesempatan untuk memublikasikan karyanya ke segmen konsumen yang lebih luas: pasar di kawasan Barat dan Timur.

Sejauh ini, Activison memang belum membenarkan bahwa battle royale akan dibubuhkan pada Call of Duty: Black Ops 4, namun sejumlah indikasi mengarah ke sana. Menurut COO Coddy Johnson, permainan anyar itu bukan hanya dikembangkan berbekal kepiawaian mereka dalam meracik FPS, tapi ‘turut disertai sejumlah terobosan baru’.

Berpartisipasinya Activision Blizzard memeriahkan genre battle royale sebetulnya juga mengisyaratkan dampak negatif naik daunnya formula ini terhadap bisnis perusahaan.

Satu game yang perjalanannya tidak sesukses harapan Activision Blizzard ialah Destiny 2. Dalam upaya mengembalikan jumlah pemain ke tingkatan yang menguntungkan, perusahaan cuma bilang akan memanfaatkan metode tradisional: membuat karakter pemain jadi lebih kuat, menyediakan reward lebih banyak, dan memastikan konten end-game lebih kaya.

Pertanyaannya kini adalah, franchise apa yang akan Activision Blizzard manfaatkan untuk melangkah masuk ke ranah battle royale secara perdana? Apakah betul Black Ops 4? Ataukah spin-off dari Call of Duty? Atau malah ditambahkan pada game yang ‘kurang menguntungkan’ seperti Destiny 2?

Sumber: Games Industry.

Hadiah $ 2 Juta Menanti Dalam Kejuaraan ‘Resmi’ Pertama PUBG

Saat PlayerUnknown’s Battlegrounds masih menjalani tahap uji coba via Steam Early Access, desainer Brendan Greene sempat menyampaikan keinginannya untuk mengembangkan game battle royale-nya itu sebagai permainan eSport. Namun Greene juga mengakui bahwa ia tidak mau memaksa prosesnya, dan ingin membiarkan evolusi berjalan secara natural.

Beberapa bulan setelah versi retail-nya dilepas di PC dan Xbox One, impian Brendan Greene akan jadi kenyataan. PC Gamer dan Polygon melaporkan bahwa tim PUBG Corporation punya rencana buat mengadakan turnamen besar pertama PlayerUnknown’s Battleground, mengusung tajuk PUBG Global Invitational 2018. Acara rencananya diselenggarakan di kota Berlin, dan kabarnya, PUBG Corporation telah menyiapkan hadiah total senilai US$ 2 juta.

Penyelenggara punya agenda buat menggelar babak penyisihan di bulan Juli 2018, diadakan di wilayah Amerika Utara, Eropa dan Asia. 20 tim PUBG terbaik yang nanti tersaring mendapatkan kesempatan untuk berlaga di babak final. Detail terkait acara ini – termasuk lokasi turnamen, tanggal dan ketersediaan tiket – memang belum diumumkan. Tetapi sejumlah informasi terkait kompetisi sudah diketahui. Turnamen akan dilangsungkan antara tanggal 25 sampai 29 Juli.

Di sesi final nanti, PUBG Corp. akan menerapkan sistem pertandingan empat lawan empat. Panitia juga berniat untuk membagi kategori gameplay jadi dua, yaitu first-person dan third-person, dengan juaranya masing-masing.

Agar nyaman dinikmati penonoton, developer akan mengimplementasikan sistem kamera in-game yang memungkinkan broadcaster menyorot adegan atau suatu area lebih dekat dan sembari memberikan komentar. Event juga akan ditopang sistem replay eksklusif PUBG Corp. Berbeda dari fitur replay di Steam, developer dapat merekam seluruh kejadian di pertandingan secara detail, lalu data-data itu bisa diurai lebih jauh.

“PUBG Global Invitational 2018 merupakan sebuah momen bersejarah buat PUBG Corp. karena melalui acara ini, kami dapat memperlihatkan potensi PlayerUnknown’s Battleground sebagai permainan eSport,” kata CEO Changhan Kim. “Tim kami bekerja tanpa kenal lelah buat memastikan PGI 2018 menjadi standar kompetisi PUBG; dipenuhi kegembiraan dan keseruan yang bukan hanya bisa dinikmati penonton di lokasi turnamen, tapi juga mereka yang menyaksikannya di rumah.”

Perlu diketahui bahwa walaupun PUBG Global Invitational 2018 diklaim sebagai turnamen ‘resmi’ perdana PUBG, ia bukanlah kompetisi PlayerUnknown’s Battlegrounds pertama yang diselenggarakan PUBG Corp. Sebelumnya sang publisher sempat melangsungkan Gamescom Playerunknown’s Battlegrounds Invitational tahun lalu. Dibanding PUBG Invitational 2018, total hadiahnya tidak terlalu banyak, ‘hanya’ US$ 350 ribu.

[Rumor] Battlefield V Juga Akan Hidangkan Mode Battle Royale?

Berdasarkan laporan tim analis Newzoo di akhir bulan Maret kemarin, begitu besarnya fenomena battle royale, hampir sepertiga gamer di platform PC saat ini tengah menikmati genre last man standing itu. Dan meski jadi pionir, jumlah pemain PUBG ternyata berhasil dilewati oleh Fortnite dengan 16,3 versus 14,6 persen. Dan kini, para developer besar maupun kecil tampak berbondong-bondong memeriahkan pesta battle royale.

Berita besar terkait battle royale terdengar belum lama ini. Kemarin, sejumlah narasumber menyampaikan bahwa Activision berencana menggantikan mode campaign single-player tradisional di Call of Duty: Black Ops 4 dengan battle royale. Dan berdasarkan laporan terkini, formula serupa kemungkinan juga akan diterapkan sang rival, Electronic Arts, di permainan terbaru seri Battlefield.

Kepada VentureBeat, seorang narasumber anonim yang mengklaim punya kedekatan dengan DICE menyampaikan bahwa studio asal Swedia itu sedang menguji mode battle royale untuk dibubuhkan pada Battlefield V. Meski eksistensinya sudah diketahui sejak awal bulan Maret 2018 berkat bocoran screenshot versi developer build, EA sebetulnya belum mengumumkan Battlefield V secara resmi.

Menurut sang informan, saat ini pengembangan mode battle royale masih berada di tahap purwarupa dan belum mendapatkan persetujuan dari Electronic Arts. Kita boleh berasumsi, porsi ini akan menghidangkan medan tempur berisi ratusan pemain. Namun bahkan jika akhirnya nanti memperoleh lampu hijau dari sang publisher, penerapannya boleh jadi berbeda dari ekspektasi kita.

Ada kemungkinan battle royale di Battlefield V dihadirkan sebagai update, akan menyusul setelah permainan itu dirilis. EA sendiri punya banyak pengalaman dalam menyuguhkan DLC. Konten-konten tambahan pasca-rilis ini menjadi salah satu elemen krusial dalam memperpanjang umur game mereka. Tapi kita tahu, kekeliruan publisher dalam penyajian microtransaction di Battlefront II sempat menuai kontroversi.

Walaupun bukan game pertama yang mengusungnya, PlayerUnknown’s Battlegrounds punya andil besar dalam mempopulerkan battle royale. Sejak versi early access-nya tersedia tahun lalu, kita telah menyaksikan sendiri bagaimana ia berhasil menumbangkan Dota 2 sebagai permainan terpopuler di Steam. PUBG juga memulai demam battle royale, yang menyebabkan banyak developer – besar ataupun kecil – turut mengadopsi genre ini.

Melihat dari perspektif tersebut, kesempatan untuk menghasilkan pemasukan dari battle royale memang terlalu menggiurkan untuk diabaikan, apalagi kita membahas perusahaan game seperti EA. Namun jika semua developer berlomba-lomba menyajikan mode last man standing tanpa memberikan inovasi berarti, saya khawatir di waktu dekat genre ini akan jadi membosankan.

Kreator Gears of War Siap Luncurkan Game Battle Royale Baru Sebentar Lagi

Ada masa ketika LawBreakers sempat mencuri perhatian gamer. Game garapan studio baru Cliff Bleszinski ini menjanjikan formula shooter bertempo cepat yang mempersilakan pemain menyerang musuh dari sudut manapun. Tapi konsep unik itu tidak bisa menghentikan merosotnya jumlah pemain. Minggu lalu, developer mengumumkan keputusannya untuk beralih ke proyek lain.

Tak lama, sang pencipta Gears of Wars dan timnya mengumumkan agenda untuk meluncurkan game baru. Kreasi mereka itu mengusung formula yang sangat populer saat ini: battle royale. Boss Key Productions memberinya judul Radical Heights. Menariknya lagi, pelepasan versi early access permainan akan dilaksanakan sebentar lagi, di tanggal 10 April 2018 hari ini.

Melihat presentasi visual dan trailer-nya, Radical Heights mengusung arahan visual kartun penuh warna ala Fortnite dengan kejenakaan Saints Row. Latar belakang game sepertinya di-setting sebagai acara reality TV, bayangkan saja Hunger Games atau Battle Royale tapi dilangsungkan di Amerika di era 80- atau awal 90-an. Game sendiri disuguhkan dalam perspektif orang ketiga, tapi kemungkinan ada alternatif mode first-person.

Radical Heights 1

Hal yang membuatnya berbeda dari game last man standing sejenis adalah kesempatan untuk mencuri uang pemain lain serta pemanfatan sepeda BMX sebagai alat transportasi utama. Pemain bisa menghancurkan mesin kasir buat mendapatkan uang – yang dapat digunakan untuk membeli senjata atau disimpan di bank via ATM. Anda bisa mengambil uang tunai musuh dengan menumbangkan mereka, namun kejadian serupa dapat terjadi juga pada Anda.

Radical Heights 2

Radical Heights merupakan permainan free-to-play dengan in-app purcahse. Boss Key Productions belum menjelaskan bagaimana cara mereka menerapkan microtrasaction-nya. Saya menduga, developer hanya akan menjajakan item-item kosmetik pada gamer. Di trailer, saya juga melihat eksistensi dari wheel of fortune, mengindikasikan adanya peluang penggunaan loot box.

Radical Heights 3

Di Steam, developer menjelaskan bahwa elemen gameplay utama Radical Heights sudah rampung dikerjakan, namun di versi early access itu, pemain mungkin akan menemukan sejumlah placeholder asset serta bagian-bagian yang masih belum selesai dipoles. Boss Key Productions saat ini juga masih terus berusaha untuk meningkatkan performa game.

Rencananya, Radical Heights akan digodok dan disempurnakan di Steam Early Access selama setahun sebelum versi retail-nya dilepas.

Meskipun tertulis ‘Available: April 10th’ di page Steam, saat artikel ini ditulis, saya masih belum bisa mengunduh Radical Heights. Di sana juga belum muncul ulasan para user Steam. Saya akan mengunjungi lagi laman ini malam nanti buat mengeceknya.

Paladins Juga Akan Kedatangan Mode Battle Royale ala PUBG

Ketika Paladins diumumkan, banyak gamer terkejut melihat banyak kemiripan konten game kreasi Hi-Rez itu dengan Overwatch. COO Todd Harris menekankan bahwa timnya tak pernah berniat meniru, dan menjelaskan proses panjang pengerjaannya. Perbedaan gameplay antara Paladis dan Overwatch adalah pemanfaatan sistem kartu untuk memodifikasi kemampuan karakter.

Apapun pendapat Anda mengenai Hi-Rez, mereka sepertinya tidak jera buat mengadopsi elemen game populer lain dan mengimplementasikannya untuk Paladins. Kali ini, sumber inspirasi Hi-Rez ialah formula battle royale ala PlayerUnknown’s Battlegrounds. Hi-Rez memang bukan developer pertama yang melakukan hal ini. Sebelumnya, Epic Games juga telah meluncurkan mode Battle Royale standalone versi Fortnite.

Melalui video trailer di YouTube, Hi-Rez Studios mengumumkan rencana buat membubuhkan mode last man standing di Paladins: Champions of the Realm, mengusung tajuk Paladins: Battlegrounds. Bagi saya, hal yang membuat developer terlihat sangat nekat adalah penggunaan judul Battlegrounds – betul-betul serupa permainan arahan Brendan Greene itu.

Greene sempat menyampaikan keprihatinan atas merebaknya tiruan PUBG. Menurutnya, genre ini perlu berevolusi, dan agar bisa maju, developer harus terus memperbarui aspek gameplay-nya. Tapi jika hanya menyuguhkan sekadar clone, formula battle royale tidak akan berkembang dan para gamer jadi cepat bosan. Komentar senada diutarakan oleh CEO PUBG Corp. Chang Han Kim terhadap hadirnya mode ini di Fortnite.

Selain Fortnite dan Paladins, formula last man standing juga bisa Anda temukan di Grand Theft Auto Online, Warface kreasi Crytek, kemudian rencananya akan dibubuhkan di permainan Dying Light. Bahkan sebuah rumor menyatakan bahwa mode ini juga akan tersedia di Counter-Strike: Global Offensive. Sebelum naik daun berkat PUBG, Greene sebenarnya sudah mulai bereksperimen dengan battle royale melalui mod untuk ARMA 2 dan ARMA 3.

Untuk sekarang, Hi-Rez Studies belum mengungkap info lebih detail mengenai Paladins: Battlegrounds di situsnya. Di YouTube, developer hanya memberikan deskripsi singkat: “Satu mode permainan baru akan tiba di Paladins. [Kami] memperkenalkan Paladins: Battlegrounds, game battle royale hero-shooter pertama!”

Mode battle royale sendiri bukan eksklusif buatan Greene. Ia merupakan evolusi sekaligus perpaduan dari game ber-genre survival (contohnya DayZ) dan last man standing yang berkembang dari deathmatch. Permainan pertama yang mengusung formula ini adalah Minecraft lewat mode Minecraft Survival.

Via Eurogamer.

PlayerUnknown’s Battlegrounds Dimainkan Bersamaan Oleh 3 Juta Orang Lebih

PUBG mungkin bukanlah permainan terbaik di 2017, namun tidak bisa disangkal bahwa kreasi Brendan Greene itu merupakan fenomena terbesar tahun lalu. Sejak tersedia dalam versi beta early access di PC mulai bulan Maret silam, game online battle royale ini terus menghimpun gamer hingga berhasil menumbangkan Dota 2 sebagai permainan terfavorit user Steam.

Pencapaian tersebut terjadi di bulan Agustus, dan tak lama sesudahnya, PlayerUnknown’s Battlegrounds tercatat dimainkan oleh pemain aktif sebanyak 1,3 juta jiwa – melampaui rekor Dota 2 dengan 1.291.328 gamer. Namun euforia PlayerUnknown’s Battlegrounds tidak mereda, malah semakin menjadi setelah versi ‘full‘ permainan multiplayer ini dilepas di Windows dan Xbox One via Xbox Game Preview di bulan Desember 2017 kemarin.

Minggu lalu, sang creative director kembali mengungkap prestasi baru PUBG. Via Twitter, Greene mengumumkan bahwa kreasinya itu dimainkan oleh lebih dari 3,1 juta user, tepatnya 3.106.358 orang. Angka ini lebih dari empat kali jumlah concurrent gamer terbanyak Dota 2 saat itu, di 704.938. Sebelumnya, PlayerUnknown’s Battlegrounds berhasil melampaui batasan 2 juta gamer di Oktober 2017.

PUBG1

Versi Xbox PUBG terjual lebih dari satu juta kopi dan menjadi game yang paling banyak dimainkan di platform tersebut, sedangkan per akhir tahun 2017, versi PC-nya ini dibeli oleh lebih dari 24 juta orang. Total penjualannya melewati 25 juta kopi. Rencananya, permainan ini akan dilokalisasi oleh Tencent khusus untuk kawasan Tiongkok, termasuk agenda penyediaan versi mobile-nya.

Walaupun bukan yang pertama, Battlegrounds dianggap sebagai permainan battle royale terpenting karena kepopularitasannya (Greene sudah pernah melepas sejumlah mod berformula serupa di game berbeda). Permainan ini memicu developer lain buat mengikuti langkah PUBG Corporation, satu contohnya yang paling terkenal adalah implementasi mode battle royal di game sandbox Fortnite ciptaan Epic Games.

Terlepas dari naik daunnya battle royale, Greene juga sempat mengutarakan kecemasannya terhadap lahirnya banyak klona PUBG. Via BBC ia menyampaikan, “Saya ingin genre ini berkembang, dan agar hal itu terjadi, kita membutuhkan banyak modifikasi dan fitur baru di formula ini. Namun jika hanya sekedar tiruan, battle royale jadi tidak berjalan maju dan malah membuat orang bosan.”

Greene memang tidak mengklaim kepemilikan genre last-man-standing, namun mengeluh beberapa tiruan PUBG betul-betul menjiplak sejumlah mekanisme atau elemen spesifik karyanya – satu contohnya ialah bagian terjun payung saat match dimulai.

Via Games Industry.