East Ventures and Vertex Ventures Lead Series A Funding for Cicil

Cicil, a fintech platform focused on student loan segment receives a Series A funding from a number of investors. They are East Ventures, Vertex Ventures, K3 Ventures, Ethos Partners and Accord Ventures. In total, Cicil has received more than $5 million (more than IDR 70 billion) in external funding.

East Ventures, which was involved in the previous series of funding, saw Cicil not only as a loan company but also a service capable of solving the most critical problem in Indonesia, said the development of human capacity by bridging the gap of education financial.

Cicil is not just another loan company. [Cicil’s Co-Founder] Leslie and Edward solved the most critical problem in Indonesia regarding human capacity development. Access to the real education can improve public’s living standard, but Indonesia’s education system is still high maintenance. Cicil fills the gap by providing funds for students to finance their study and buy their learning equipment, such as laptop and PC. It certainly can help students in developing along with the national movement to become the Energy of Asia,” Willson Cuaca, East Ventures’ Managing Partner, said.

It’s corroborated by Vertex Ventures’ Managing Partner Joo Hock Chua. He said that he’s excited to lead the funding for Cicil and could help them make expansion in Indonesia’s student market segment.

“Cicil has accomplished all important and ongoing mission in the education journey of students by helping them finance their needs, including laptop, travel cost, housing, and school fees. They have the right tools and opportunities to focus on producing a better learning experience. We also see great opportunities in Indonesia, it’s to help SEA students as well,” he explained.

Cicil has been focused on solutions for financial issues in Indonesia. It’s either for tuition or online purchases with monthly installment without a credit card.

Since founded in 2016, Cicil has grown and managed to reach 10 provinces and 29 cities in Indonesia, also served students over 100 universities. Using this fresh funding, Cicil plans to help more students.

“We see the financial access is a real problem for Indonesian students and we hope Cicil can help to solve the problem. We also expect to overcome similar problems not only in Indonesia but also throughout Southeast Asia. The fresh fund will enable us to accelerate expansion and serve more students,” Leslie Lim, Cicil‘s Co-Founder, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

East Ventures dan Vertex Ventures Pimpin Pendanaan Seri A untuk Cicil

Platform fintech yang fokus ke pinjaman segmen mahasiswa Cicil meraih pendanaan Seri A dari sejumlah investor. Beberapa investor yang terlibat antara lain East Ventures, Vertex Ventures, K3 Ventures, Ethos Partners dan Accord Ventures. Dengan pendanaan kali ini secara total Cicil sudah mendapatkan lebih dari $5 juta (lebih dari 70 miliar Rupiah).

Pihak East Ventures yang juga terlibat dalam pendanaan seri sebelumnya melihat Cicil tidak hanya sebagai perusahaan pinjaman, tapi juga layanan yang berhasil memecahkan masalah paling critical di Indonesia yaitu pengembangan kapasitas manusia dengan menjembatani kesenjangan pembiayaan pendidikan.

“Cicil bukan hanya sekadar perusahaan pinjaman lainnya. [Co-Founder Cicil] Leslie dan Edward  memecahkan masalah paling kritikal di Indonesia, yakni pengembangan kapasitas manusia. Akses ke pendidikan sesungguhnya mampu meningkatkan standar hidup masyarakat, namun sistem pendidikan di Indonesia masih sangat mahal. Cicil mengisi kesenjangan ini dengan memberikan pembiayaan bagi para mahasiswa untuk membiayai pendidikan serta membeli kebutuhan belajar seperti laptop dan komputer. Hal ini tentunya dapat membantu mahasiswa untuk dapat maju berkembang dan selaras degan gerakan nasional untuk menjadi Energi Asia,” terang Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Hal senada disampaikan Managing Partner Vertex Ventures Joo Hock Chua. Ia menyampaikan bahwa pihaknya cukup senang bisa bersama-sama memimpin pendanaan untuk Cicil dan bisa membantu mereka untuk melakukan ekspansi pada segmen pasar mahasiswa di Indonesia.

“Cicil telah memenuhi misi yang penting dan berkelanjutan dalam perjalanan pendidikan para mahasiswa dengan membantu pembiayaan kebutuhan mereka, dari laptop, perjalanan, tempat tinggal hingga uang sekolah. Mereka memiliki alat dan peluang yang tepat untuk fokus menghasilkan pengalaman belajar yang lebih baik. Kami juga melihat peluang besar di Indonesia, yaitu membantu para pelajar di kawasan ASEAN juga,” jelas Joo.

Cicil sejauh ini memang fokus pada solusi untuk permasalahan keuangan mahasiswa di Indonesia. Baik untuk membayar uang sekolah maupun pembelian secara online dengan cicilan bulanan tanpa kartu kredit.

Sejak didirikan akhir tahun 2016, Cicil telah berkembang dan berhasil menjangkau 10 provinsi dan 29 kota di Indonesia dan berhasil melayani mahasiswa di lebih dari 100 universitas. Dengan dana baru ini, Cicil sudah merencanakan untuk bisa membantu lebih banyak lagi mahasiswa.

“Kami melihat bahwa akses keuangan merupakan masalah yang nyata bagi mahasiswa Indonesia dan kami berharap Cicil dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Kami juga berharap dapat mengatasi masalah serupa bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh Asia Tenggara. Dana baru ini akan memungkinkan kami untuk mempercepat ekspansi dan melayani lebih banyak lagi mahasiswa,” ungkap Co-Founder Cicil Leslie Lim.

Platform Cicilan Ringan untuk Mahasiswa Cicil Bukukan Pendanaan Awal dari East Ventures

Cicil, perusahaan fintech untuk pengajuan cicilan ringan sebuah produk, mengumumkan telah berhasil membukukan pendanaan awal dalam jumlah yang tidak diungkapkan dari East Ventures. Dana segar ini akan digunakan untuk mempercepat misi Cicil dalam membawa inklusi keuangan kepada mahasiswa universitas yang merupakan target pasar utamanya. Ke depannya, Cicil juga berencana untuk bisa membantu kebutuhan biaya kuliah para penggunanya.

Co-Founder Cicil Leslie Lim melalui keterangan medianya mengatakan, “Kami menyadari bahwa akses keuangan relatif langka bagi mahasiswa Indonesia. Contohya ketika mereka perlu membeli laptop mahal untuk sekolah, [biasanya] kesulitan mendapatkan bantuan keuangan untuk membayar biaya muka yang besar. Oleh karena itu, kami datang dengan keinginan untuk membantu memecahkan masalah ini.”

Siswa dapat mengajukan cicilan produk melalui Cicil setelah mengisi formulir aplikasi yang ada dalam platform. Setelah itu, sistem big data analytics Cicil akan menilai kelayakan siswa yang akan mengajukan kredit berdasarkan profil mereka. Jika pemohon disetujui, maka Cicil akan membeli produk dari platform e-commerce yang dipilih oleh siswa dan siswa dapat membayar cicilan tanpa menggunkan kartu kredit.

Leslie mengatakan, “Berkaitan dengan batas kredit, kami tidak memiliki nilai tetap di situ, karena hal itu akan tergantung pada seberapa kuat profil aplikasi siswa. Semakin baik profilnya, semakin tinggi batas kredit yang disetujui.

[Kiri-kanan] CFO dan Co-Founder Cicil Edward Widjonarko, Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca, dan CEO Cicil Leslie Lim / DailySocial
[Kiri-kanan] CFO dan Co-Founder Cicil Edward Widjonarko, Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca, dan CEO Cicil Leslie Lim / DailySocial
“Mengenai cara pemilihannya, kami mencoba untuk menghargai siswa yang bertanggung jawab dan berusaha lebih dalam pendidikan universitas mereka. Jadi, memiliki IPK tinggi atau menjadi lebih aktif dalam organisasi universitas akan sangat membantu,” lanjutnya.

Managing Partner East Ventures Wilson Cuaca menambahkan, “Salah satu tesis East Venutres adalah ‘post-millennial market’. Kami ingin terlibat dengan kelompok konsumen masa depan ini dan Cicil siap untuk mengatasi itu. Kami percaya Leslie dan Edward berada dalam posisi yang baik untuk menangkap peluang ini.”

Menargetkan konsumsi kredit kepada mahasiswa, Cicil mencoba melayani segmen mahasiswa yang belum tersentuh oleh layanan kredit bank. Dengan penetrasi kartu kredit yang hanya mencapai satu persen dan penetrasi perbankan yang mencapai 20 persen, pelajar di Indonesia saat ini memiliki akses pembiayaan terendah di Asia tenggara. Kehadiran Cicil bertujuan untuk memecahkan masalah ini, membantu akses finansial yang lebih baik untuk sekitar enam juta pelajar di Indonesia ketika menempuh masa studi empat tahun mereka.

“Dengan Cicil, siswa akan mampu membayar barang yang mereka butuhkan dalam angsuran bulanan, […] tanpa menggunakan kartu kredit. Kami berharap ini akan mengurangi beban mereka yang harus menyimpan selama berbulan-bulan untuk membeli barang-barang tersebut. Di masa depan, kami juga menjajaki ide untuk membantu siswa dengan kebutuhan biaya kuliah mereka,” tandas Edward Widjonarko, Co-Founder Cicil lainnya.