LG Gram 2020 Terus Buktikan Bahwa Portabilitas Bukan Berarti Harus Mengorbankan Performa dan Ketahanan Baterai

Melanjutkan tradisi sebelum-sebelumnya, LG menutup tahun dengan memperkenalkan seri laptop LG Gram baru. Lineup edisi 2020 ini hadir dalam tiga ukuran dan empat model yang berbeda: LG Gram 17 (17Z90N), LG Gram 15 (15Z90N), LG Gram 14 (14Z90N), dan LG Gram 2-in-1 (14T90N).

Keempatnya mempertahankan formula yang sama, yakni yang mengedepankan portabilitas selagi masih menjaga keseimbangan antara performa dan daya tahan baterai. Terkait portabilitas, Gram 17 memiliki dimensi fisik yang setara dengan laptop berlayar 15,6 inci, Gram 15 setara dengan laptop 14 inci, dan Gram 14 setara dengan laptop 13,3 inci.

Nama “Gram” sendiri didapat dari bobotnya yang tak lagi memerlukan satuan kilogram, dan itu bisa didapat lewat Gram 14 yang memiliki berat 999 gram. Yang paling berat tentu saja adalah Gram 17, dengan bobot 1,35 kg, akan tetapi yang paling tebal rupanya adalah LG Gram 2-in-1 di angka 17,9 mm.

LG Gram 2020

Bagi yang mementingkan resolusi layar di atas segalanya, seri Gram mungkin kurang cocok bagi Anda. Pasalnya, resolusi tertinggi yang bisa didapat hanyalah 2560 x 1600 pixel pada Gram 17, sedangkan sisanya cuma 1080p. Full-HD sebenarnya sudah tergolong cukup kalau menurut saya, apalagi kalau ternyata itu bisa berkontribusi terhadap daya tahan baterai yang panjang.

Lebih lanjut, LG turut menanamkan baterai berkapasitas masif pada lini Gram 2020: Gram 17 dan Gram 15 dengan baterai 80 Wh, sedangkan kedua model 14 incinya dengan baterai 72 Wh. Untuk model 14 inci yang convertible, baterainya disebut bisa bertahan sampai lebih dari 20 jam pemakaian.

LG Gram 2-in-1

Tidak kalah mengesankan adalah spesifikasinya. Keempat model ini ditenagai oleh prosesor Intel generasi ke-10, lengkap dengan GPU terintegrasi Intel Iris Plus (kecuali pada Gram 2-in-1). RAM DDR4-nya bisa dikonfigurasikan sampai yang berkapasitas 24 GB (16 GB pada Gram 2-in-1), sedangkan media penyimpanannya sudah mengandalkan SSD tipe NVMe.

Berbeda dari tahun lalu, varian convertible-nya sekarang sudah mengemas port Thunderbolt 3 (USB-C) seperti yang lainnya. Keempat model LG Gram 2020 ini juga sudah dilengkapi sensor sidik jari sekaligus konektivitas Wi-Fi 6 sebagai standar. Detail selebihnya, termasuk harga dan ketersediaannya, baru akan diungkap pada ajang CES 2020 tidak lama lagi.

Sumber: LG.

Jadi Sponsor Sejak 2016, Kerja Sama Antara LG Australia dan Dire Wolves Berlanjut

Perkembangan terbaru hadir dari skena esports Australia. Perkembangan ini terkait dengan pembaruan kerja sama bisnis antara LG Australia dengan organisasi esports Dire Wolves

Pertama kali bekerja sama pada tahun 2016, LG Australia melanjutkan dukungannya sebagai sponsor pada Dire Wolves. Dengan pembaruan kerja sama ini, LG akan memberikan dukungan pada Dire Wolves sampai setidaknya tahun depan.

Sebagai perusahaan elektronik, LG memberikan dukungan berupa monitor untuk digunakan oleh tim esports tersebut dalam turnamen. Dire Wolves ikut serta dalam Oceanic Pro League (OPL). Tahun lalu, mereka berhasil mendapatkan gelar juara di turnamen League of Legends untuk kawasan Oceania tersebut.

“LG adalah sponsor pertama Dire Wolves, mendukung kami sejak 2016,” kata Founder & Managing Director of LG Dire Wolves, Nathan Mott, menurut laporan Esports Insider. “Monitor high-end mereka merupakan perangkat penting dalam latihan kami di Esports High-Performance Centre di Sydney Cricket Ground. Kami senang untuk melanjutkan kerja sama kami dengan LG seiring dengan usaha kami untuk mengembangkan esports di kawasan Oceania.”

Ini adalah kabar baik bagi Dire Wolves yang sempat mengalami masalah pada Juli lalu. Ketika itu, Guinevere Capital, pemegang saham mayoritas Dire Wolves, mengumumkan bahwa mereka mencari investor untuk mengambil alih saham mereka di tim esports itu. Alasannya adalah karena perusahaan pemodalan itu juga memiliki saham mayoritas di Excel Esports. Riot memberitahu Guinevere Capital bahwa mereka dilarang memiliki dua tim esports yang bertanding dalam League of Legends European Championships (LEC) ketika Excel mendaftarkan diri di turnamen itu. Ditakutkan, akan terjadi konflik kepentingan ketika dua tim tersebut bertanding. Dengan ini, dua per tiga dari saham di Dire Wolves harus dipindahtangankan.

Logo LG Dire Wolves | Sumber: Riot Games
Logo LG Dire Wolves | Sumber: Riot Games

“Saya sangat suka dan keras kepala dalam mengembangkan industri esports Australia dan saya akan terus terlibat di dalamnya dalam berbagai kapasitas,” kata Manager Guinevere Capital, Dave Harris pada Esports Insider ketika itu. “Saya harap, ini akan mendorong investor-investor lain untuk masuk ke ekosistem esports, yang terus tumbuh dan menunjukkan road map untuk pihak lain tentang siklus investasi kami selama tiga tahun terakhir.”

Jika dibandingkan dengan Indonesia, penduduk Australia memang jauh lebih sedikit. Namun, menurut laporan Digital Australia 2020, dua dari tiga warga Australia bermain game. Tidak hanya itu, 90 persen rumah di Australia memiliki perangkat untuk bermain game. Sementara jumlah penonton esports mencapai 41 persen dari total populasi. Dengan asumsi jumlah penduduk Australia adalah 25 juta orang, sebanyak lebih dari 10,5 juta orang menonton esports. Sebanyak 31 persen (7,75 juta orang) mengaku mengunjungi acara gaming dan 28 persen (9,5 juta orang) menikmati budaya esports.

Berita buruk memang sempat menerpa industri esports di Australia pada minggu lalu dengan tutupnya Gfinity Australia, operator esports lokal. Meskipun begitu, laporan PwC menyebutkan bahwa industri esports di Australia telah mengalami pertumbuhan besar dalam beberapa tahun belakangan. Hal ini terbukti dari mulai bermunculannya turnamen esports besar, seperti Intel Extreme Masters dan Melbourne E-sports Open. Dalam laporan itu, juga disebutkan bahwa untuk memastikan agar industri esports di Australia bisa bertahan, maka para pelaku esports harus meningkatkan pendapatan dari hak siar media. Menurut GEO Gfinitiy Australia, Dominic Remond, saat ini, industri esports di Australia masih terlalu menggantungkan diri pada sponsorship.

Menurut PwC, perusahaan yang cocok untuk berinvestasi di esports adalah perusahaan yang menawarkan barang dan layanan yang sejalan dengan budaya gaming. Sebaliknya, perusahaan yang hanya berusaha untuk menjangkau audiens dalam jumlah banyak dengan ongkos relatif rendah, mereka tidak disarankan untuk masuk ke industri esports. Beberapa industri yang juga bisa mendapatkan untung dari pertumbuhan esports antara lain industri film, makanan, dan minuman.

Sumber: Esports Insider, Ministry of Sport.

LG Pamerkan Deretan Produk Hiburan dan Perabotan Rumah Berteknologi AI dan IoT

Internet of things pernah menjadi topik utama dalam pameran IT terbesar di Indonesia. Namun belakangan, istilah ini jadi jarang disebutkan – entah apakah karena publik sudah paham atau mereka malah belum melihat adanya fungsi praktis yang bisa membantu aktivitas sehari-hari. Tapi kondisi ini tidak mengurungkan niatan satu perusahaan elektronik untuk membawa produk-produk mutakhirnya ke nusantara.

Dalam acara konferensi pers minggu ini, LG memamerkan sederetan produk hiburan dan perabotan rumah tangga baru yang mengusung teknologi ThinQ dan didukung oleh internet of things serta kecerdasan buatan. Kombinasi semuanya memungkinkan perangkat-perangkat tersebut saling terhubung serta memungkinkan pengguna untuk mengaksesnya dari manapun ia berada berbekal smartphone dan koneksi internet.

Sang produsen Korea Selatan memperkenalkan teknologi ThinQ pada tahun 2017. Istiliah yang juga merupakan modifikasi dari kalimat think of you ini sengaja diramu agar interaksi manusia dan perangkat jadi lebih intuitif serta natural. Menurut LG, ThinQ siap menjadi jawaban atas gaya hidup konsumen dengan mobilitas tinggi.

LG 5

 

Mengenai ThinQ dan internet of things

Penerapan ThinQ sedikit berbeda-beda di tiap produk. Misalnya untuk televisi, ThinQ dapat mengingkatkan kualitas visual dan audio. Lalu buat perabotan elektronik di rumah, solusi LG  ini bisa menghemat waktu dan konsumsi energi, serta memastikan perangkat bekerja dengan lebih ramah lingkungan. Aspek-aspek lain yang turut terbantu dengan kehadiran ekosistem IoT ThinQ meliputi keamanan, kesehatan, hingga pengawasan dan kendali.

LG 1

Head of marketing LG Electronics Jay Jang menjelaskan bahwa teknologi-teknologi mutakhir di sana diyakini bisa memperpanjang umur produk. Jang bukan hanya membahas soal daya tahan pemakaian, tetapi kesiapan perangkat mendukung fitur anyar yang akan hadir di masa depan. Dengan begini, produk LG yang Anda miliki akan selalu relevan.

LG 8

Dalam diskusi singkat, PR senior supervisor Dhita Ayuningtyas mengakui memang masih banyak orang awam belum mampu memahami sepenuhnya kepraktisan yang disajikan ThinQ. Supaya mudah membayangkan, ia membuat sebuah pengandaian sederhana: saat Anda pulang bekerja, jalanan macet dan udara sedang begitu panas. Anda ingin segera menikmati kesejukkan di dalam rumah. Beberapa menit sebelum tiba, Anda bisa menggunakan aplikasi mobile untuk menyalakan AC, sehingga ketika sampai, rumah sudah dingin.

LG 16

Aplikasi SmartThinQ bukan hanya memberikan smartphone Anda kemampuan mengendalikan perabotan rumah dari jauh (selama perangkat tersambung ke Wi-Fi), namun mempersilakan pula pengguna buat melakukan proses diagnosis kesehatan serta mencari tahu konsumsi daya dari mesin cuci atau kulkas. App bahkan bisa memberikan notifikasi jika pencucian telah selesai.

LG 4

Sejauh ini, ThinQ yang dibahas oleh LG masih berada di ruang lingkup aplikasi dan internet of things. Lalu di mana letak penerapan kecerdasan buatannya?

LG 10

 

AI dan prosesor Alpha 9 Gen-2

Sejak beberapa tahun silam, LG telah mengembangkaan prosesor sendiri dengan tujuan untuk menyempurnakan penyajian visual di televisi mereka. Dan di CES 2019 Januari kemarin, perusahaan mengungkap ‘prosesor pintar’ Alpha 9 generasi kedua. Dibenamkan pada produk-produk baru andalan seperti OLED TV W9 dan NanoCell TV SM90, prosesor memungkinkan televisi beradaptasi terhadap konten yang sedang dihidangkan.

LG 11

Ketika AI Picture aktif, televisi akan secara otomatis bekerja memodifikasi output, misalnya memuluskan area-area dengan gradasi, serta menonjolkan tekstur dan detail. Kecerdasan buatan juga mampu menyesuaikan kecerahan gambar saat kondisi di sekitarnya terlalu terang atau gelap. Menariknya, televisi tidak sekadar menaik-turunkan brightness, namun tetap bisa menjaga kepekatan warna-warna gelap, memastikan gambar tetap tajam serta cerah.

LG 12

Prosesor Alpha 9 Gen-2 juga mampu menganalisis sumber audio bergantung dari jenisnya. Contohnya: televisi secara cerdas memperjelas suara vokal ketika Anda sedang menonton berita; meningkatkan efek bass sewaktu memutar film; dan selanjutnya, sistem segera mendongkrak frekuensi suara rendah dan tinggi saat tengah menghidangkan pertunjukan musik. Selain itu, ‘AI Sound’ di sana kabarnya bisa meng-upgrade output stereo menjadi surround sound 5.1.

LG 14

Tidak semua produk baru LG ditopang oleh teknologi ThinQ, hanya beberapa varian high-end. Selain dua model TV yang saya sebutkan di atas, dukungan ThinQ dapat Anda temukan di mesin cuci TwinWash, kulkas InstaView Door-in-Door, mesin cuci F2720SVTV dan T2735NTWV, serta sejumlah penyejuk udara Dual Inverter.

LG 13

 

Perabot rumah pintar di Indonesia?

Menjawab pertanyaan saya soal pandangan LG tentang kesiapan masyarakat Indonesia menerima penawaran-penawaran mutakhir ini, Jay Jang menyampaikan bahwa LG selalu berupaya menghadirkan teknologi canggih terlebih dulu walaupun mereka tahu infrastruktur masih belum siap. Perangkat-perangkat high-end tersebut sudah dapat beroperasi optimal, dan akan bisa bekerja lebih maksimal lagi saat segala fasilitas penopangnya tersedia.

LG 7

Sang head of marketing juga tak khawatir mengenai respons konsumen lokal terhadap barang-barang ber-AI dan IoT itu. Menurutnya, penduduk kita adalah individu-individu yang paling cepat beradaptasi dan mengikuti tren teknologi. Ambil contohnya sosial media. Jauh sebelum penduduk Korea Selatan familier dengan Facebook dan Instagram, kita telah lebih dulu menggunakannya. Jay Jang optimis, produk-produk anyar LG ini akan diterima dengan baik oleh khalayak.

LG 3

Bang & Olufsen Beovision Harmony Adalah TV OLED yang Dapat Menjadi ‘Tontonan’ Sejak Sebelum Dinyalakan

Januari lalu, LG meresmikan salah satu TV teruniknya, Signature OLED R9. Unik karena pada saat TV tersebut tidak dinyalakan, wujudnya tidak lebih dari sebatas balok, dengan sebilah panel OLED yang tergulung dengan rapi di dalamnya. Barulah ketika dinyalakan, panel layar itu muncul secara perlahan.

Mekanisme seperti itu tentunya tak akan berpengaruh pada kualitas TV-nya, akan tetapi berhubung TV hampir selalu diletakkan di ruang utama suatu kediaman, setidaknya ia bisa membuat para tamu yang berkunjung terkagum-kagum. Kalau tujuan pamer ini yang Anda cari, ada alternatif lain yang tak kalah menarik dari Bang & Olufsen.

Namanya Beovision Harmony, dan ia turut mengandalkan mekanisme unik yang siap dijadikan tontonan sesaat. Saat TV mati, tampak sepasang speaker besar menutupi sebagian besar layarnya. Lalu ketika dinyalakan, TV-nya akan terangkat, dan di saat yang sama speaker-nya berputar dari vertikal menjadi horizontal.

Beberapa detik proses TV menyala itu pastinya akan menjadi tontonan, dan mengingatkan kita akan seekor kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya secara perlahan. Lagi-lagi itu tak ada pengaruhnya sama sekali terhadap kualitas TV, namun setidaknya pemiliknya punya sesuatu yang dapat dipamerkan ke hadapan para tamu yang berkunjung.

Bang & Olufsen Beovision Harmony

TV-nya sendiri menggunakan panel OLED 77 inci yang sama seperti LG C9, bahkan sistem operasinya pun juga mengandalkan platform webOS 4.5. Itu berarti akses ke sederet layanan streaming telah tersedia, demikian pula dukungan AirPlay 2 maupun Chromecast yang sudah terintegrasi langsung.

Berbekal speaker sebesar itu – serta nama besar B&O – sudah pasti kinerja audionya tidak mengecewakan. Audio surround 7.1 dapat ia atasi, dan kalau pemiliknya memang begitu tajir, TV dapat disambungkan ke delapan speaker Beolab sekaligus.

Ya, TV ini jelas bukan untuk sembarang orang, sebab banderol harganya mencapai angka 18.500 euro saat dipasarkan mulai musim gugur nanti. Dengan dana sebesar itu, Anda bisa mendapatkan dua unit TV OLED besutan LG dengan kualitas gambar yang sama persis, minus performa audio kelas hi-fi dan tentu saja pertunjukan sayap kupu-kupu itu tadi.

Sumber: The Verge.

Smartphone 5G dari LG Bakal Debut di MWC, tapi Bukan G8

5G sudah jelas akan menjadi hal besar di tahun 2019, sejumlah pabrikan perangkat pun sudah menyatakan diri siap untuk menyambut teknologi jaringan tersebut. Yang teranyar, LG dikabarkan ikut meramaikan pasar perangkat 5G dengan meluncurkan perangkat terbaru.

Tetapi alih-alih menanamkan dukungan 5G tersebut ke flagship barunya, LG justru melepaskan kejutan dengan merilis teaser yang menegaskan bahwa teknologi 5G tidak akan disematkan ke G8, sang flagship. Melainkan menciptakan perangkat baru dengan nama berbeda, LG 5G. Tampaknya LG tak butuh usaha ekstra untuk menemukan nama yang tepat bagi perangkat barunya ini.

Dikonfirmasi langsung oleh LG bakal memulai debut di ajang MWC 2019 Februari mendatang, LG 5G disebut-sebut bakal ditenagai chipset Snapdragon 855 yang merupakan chipset paling garang saat ini.

Fitur Vapor Chamber juga hadir di antara deretan fitur unggulan. Ini adalah komponen baru yang dirancang untuk menjaga suhu perangkat ketika digeber menjalankan game dan aplikasi yang berat. Pipa panas ini memiliki penampang 2.7 kali lebih lebar dibandingkan komponen di LG V40 ThinQ, sehingga volume air di dalamnya otomatis lebih banyak dan kinerjanya juga diklaim lebih baik.

Untuk sumber tenaga, LG disebut menggunakan komponen baterai sebesar 4.000mAh yang sedikit lebih besar dari saudara tuanya, V40 ThinQ. Yang unik, dari sumber yang sama disebut bahwa kehadiran teknologi 5G yang secara umum membutuhkan pasokan daya yang lebih besar tidak akan menjadi beban bagi perangkat. Terobosan yang tentu akan menggembirakan penggunanya, jika benar-benar terbukti.

LG menggelar event peluncuran perangkat-perangkatnya di CCIB (Centre de Convencions Internacional de Barcelona) pada tanggal 24 Februari mendatang di Barcelona.

Sumber berita Fonearena.

Q9 Jadi Suguhan Pembuka LG di 2019

Pada bulan Juli 2017 silam, LG meluncurkan Q8 yang merupakan rombakan ulang dari V20 dengan sejumlah faktor pembeda dan tentu daya tarik tersendiri. Tahun ini semestinya seri Q9 sudah mulai dijual, tapi entah dengan alasan apa, LG baru melepaskan seri penerus dari Q8 tersebut ke publik Korea Selatan di tengah perhatian pengamat gadget yang fokus tertuju pada CES 2019.

Tersedia perdana di pasar Korea Selatan dengan harga $450, LG Q9 ditenagai prosesor Qualcomm Snapdragon 821 yang merupakan seri penyempurnaan dari Snapdragon 820, lebih cepat dan tentu lebih hemaat daya. Spesifikasi LG Q9 hampir identik dengan LG G7 Fit, yang diluncurkan pada bulan November 2018 lalu.

screenshot-social.lge.co.kr-2019-01-08-14-53-31

Sorotan lainnya tertujud pada kemampuan multimedia Q9, seperti penggunaan LG Quad DAC yang menjanjikan kualitas tinggi di sisi audio bagi pengguna yang menyukai musik. Tambahan speaker Boombox akan makin memuaskan hasrat berdendang penggunanya. Karenanya, tak heran jika LG Q9 juga masih menawarkan slot audio jack 3,5mm yang mulai ditinggalkan.

Dari luar, Q9 tampak bongsor dengan layar 6,1 inci dan resousi 1440 x 3120 piksel. Daya tarik di bagian ini bahkan cukup besar dengan adanya dukungan HDR10 dan juga visibilitas 1.000nit di siang hari. Di belakang komponen keren ini, ada baterai 3.000mAh yang sudah mendukung Quick Charge 3.0 yang akan menjamin pasokan daya dalam waktu singkat.

screenshot-social.lge.co.kr-2019-01-08-14-53-54

Membawa dukungan Google Assistant dan LG Pay, Q9 punya kualitas jepretan yang cukup apik dengan modal sensor belakang 16 megapiksel tunggal dan kamera depan 8 megapiksel. Konfigurasi “seadanya” ini memang terlihat bertolak belakang dengan sederet fitur yang justru kekinian, seperti kehadiran notch, speaker Boombox, LG Pay dan Bluetooth 5.0. bahkan LG juga membenamkan sertifikat IP68 yang menjamin perangkat tahan diajak basah-basahan dan juga ketahanan fisik MIL-STAD-810G ala militer.

Sayang, LG belum membeberkan kapan Q9 akan dijual di luar Korea Selatan dan berapa harga jual perdananya.

Sumber berita PhoneArena dan LG.

LG Lengkapi Deretan TV Barunya dengan Prosesor Baru dan Integrasi Alexa

Persis setahun yang lalu di event CES, LG memamerkan TV OLED dengan ukuran 88 inci dan resolusi 8K. Kini di CES 2019, TV tersebut akhirnya resmi menjadi produk yang dapat segera dibeli oleh konsumen, dengan nomor model Z9.

Realisasinya dimungkinkan berkat penggunaan prosesor baru α9 Gen 2, yang tentunya juga dilengkapi kemampuan untuk meng-upscale konten non-8K selagi masih mempertahankan ketajaman gambarnya. Lebih lanjut, prosesor ini juga diklaim mampu mengoptimalkan parameter gambar sekaligus suara secara otomatis berdasarkan sumber konten yang terdeteksi.

88 inci dan 8K terlalu berlebihan? Kabar baiknya, prosesor yang sama rupanya juga LG sematkan ke semua TV baru mereka di tahun 2019 ini, baik seri OLED (W9, E9 dan C9) maupun seri LCD, yang kini telah diganti namanya menjadi NanoCell guna menekankan teknologi yang LG gunakan.

Seperti sebelumnya, lini TV baru LG ini juga dilengkapi integrasi ThinQ AI maupun Google Assistant. Namun LG rupanya masih belum puas. Tahun ini, mereka menambahkan integrasi Alexa pada semua TV barunya, bahkan di Magic Remote-nya pun kini ada satu tombol khusus untuk mengakses layanan Amazon Prime Video secara instan.

Terakhir, yang paling sepele namun tetap krusial, semua TV OLED LG beserta sejumlah model TV NanoCell-nya telah dilengkapi input HDMI 2.1, yang berarti semuanya mampu memutar konten ber-frame rate tinggi (120 fps) dengan baik, dan ini amat ideal bagi para penggemar tayangan olahraga.

Sumber: LG.

LG Umumkan Soundbar Dolby Atmos Berbekal Integrasi Google Assistant

Seperti biasa setiap tahunnya, awal Januari selalu dimanfaatkan pabrikan-pabrikan teknologi untuk mencuri perhatian publik melalui ajang CES di Las Vegas. Buat LG, mereka telah menyiapkan tiga produk yang cukup menarik: laptop LG Gram edisi 2019, proyektor LG CineBeam Laser 4K, dan yang tak kalah menarik, trio soundbar kelas premium.

LG dengan bangga memaparkan bahwa ketiga soundbar ini (model SL10YG, SL9YG dan SL8YG) merupakan hasil kolaborasinya dengan Meridian Audio. Reputasi Meridian sejatinya sudah tidak perlu diragukan lagi, mengingat ia merupakan brand pilihan Jaguar dan Land Rover di segmen audio mobil.

Campur tangan Meridian menghadirkan teknologi macam Bass & Space, yang diklaim mampu menyuguhkan bass yang mantap sekaligus menyempurnakan soundstage. Juga berkontribusi adalah teknologi Image Elevation, semuanya demi menyajikan sensasi immersive selagi konsumen menonton.

LG SL9YG Soundbar

Lebih lanjut, trio soundbar ini juga mendukung penuh Dolby Atmos maupun DTS:X, fitur yang wajib eksis bagi mereka yang sudah berpengalaman dengan setup home theater. Sebagai pemanis, LG tak lupa membekali ketiga soundbar barunya dengan integrasi Google Assistant.

Terkait estetika, LG sengaja mendesain soundbar barunya dengan wujud yang simpel tapi elegan, sehingga mudah dicocokkan dengan berbagai dekorasi ruangan. Berhubung tebalnya cuma 57 mm, perangkat juga dapat dipasangkan ke tembok tanpa merusak pemandangan, dan suaranya dipastikan tetap optimal karena perangkat dilengkapi gyroscope guna menyesuaikan arah suara yang dihasilkannya.

Terkait jadwal pemasaran dan banderol harganya, kita masih harus menunggu peluncuran resminya dalam beberapa hari ke depan.

Sumber: LG.

LG Gram 2019 Hadir dalam Model 17 Inci dan 14 Inci 2-in-1

Event CES 2019 sudah hampir di depan mata. Seperti biasa, LG bakal kembali memanfaatkan ajang tersebut untuk memperkenalkan laptop Gram baru. Yang berbeda kali ini adalah, LG Gram 2019 bakal hadir dalam dua model yang benar-benar baru.

Model yang pertama ialah yang mengemas layar 17 inci beresolusi 2560 x 1600 pixel. Sebagai bagian dari keluarga LG Gram, model ini masih menekankan pada aspek portabilitas. LG bilang bahwa dimensinya setara dengan laptop berlayar 15,6 inci, dan indikasinya bisa kita lihat lewat bezel tipis yang mengitari layarnya.

Bukan cuma itu, bobot perangkat ini hanya berada di kisaran 1,34 kg saja. Bandingkan dengan mayoritas laptop 17 inci lain yang biasanya berbobot 2 kg atau lebih. Namun kalau itu masih terlalu besar buat Anda, ada model Gram lain yang berlayar full-HD 14 inci sekaligus mengadopsi model convertible alias 2-in-1.

LG Gram 2019

Ya, untuk pertama kalinya, LG Gram hadir dalam varian yang layarnya dapat dilipat 360 derajat dan digunakan layaknya sebuah tablet. Bobot varian ini cuma 1,15 kg, dan seperti kakaknya yang lebih besar, bodinya telah memenuhi standar militer AS demi menjamin durabilitasnya.

LG membekali kedua model Gram 2019 dengan prosesor Intel generasi ke-8, namun spesifikasi persisnya belum dirincikan. Konsumen bebas memilih konfigurasi RAM DDR4 8 GB atau 16 GB, serta penyimpanan berbasis SSD 256 GB atau 512 GB.

LG Gram 2019

Keduanya pun sama-sama dilengkapi baterai berkapasitas 72 Wh; sanggup bertahan hingga 19,5 jam untuk model 17 inci, dan 21 jam untuk model 14 inci 2-in-1. Konektivitas yang diusung kedua model cukup mirip, akan tetapi hanya Gram 17 inci yang mengemas port Thunderbolt 3, meski ini sifatnya juga opsional.

Harga dan jadwal pemasaran LG Gram 2019 sejauh ini belum diungkap. Seperti sebelum-sebelumnya, ia bakal menjadi salah satu suguhan utama LG terlebih dulu di ajang Consumer Electronics Show yang rutin dihelat pada bulan Januari setiap tahunnya.

Sumber: LG.

LG Patenkan Teknologi Kamera Ponsel dengan 16 Lensa

LG termasuk salah satu dari sedikit pabrikan smartphone yang pertama kali memperkenalkan smartphone dengan kamera ganda, ketika LG Optimus 3D diperkenalkan. Butuh waktu sekitar 5 tahun kemudian sebelum akhirnya kamera ganda menjadi tren di industri mobile, lalu kini muncul smartphone dengan tiga bahkan empat kamera.

Setelah itu, LG juga membuat gebrakan sebagai pabrikan ponsel pintar pertama yang menawarkan kamera ganda dengan lensa wide 135 derajat melalui jagoannya, LG G5.

Meskipun kemudian LG G5 tak begitu berhasil, tetapi LG belum berhenti berinovasi. Yang terbaru, pabrikan asal Korea itu dikabarkan mengajukan paten baru berupa teknologi kamera yang dijejali 16 lensa sekaligus. Yang unik, kamera rancangan LG ini memakai pengaturan melengkung, sehingga ke-16 lensanya dapat mengambil foto dari beberapa perspektif yang berbeda, dan bahkan mensimulasikan gerakan dari gambar diam.

lg-16-camera-phone

Selain itu, rancangan ini memungkinkan kamera mengambil beberapa bidikan foto pada saat yang bersamaan. Pengguna dapat memperoleh jepretan dari sudut terbaik, atau mendapatkan gabungan foto yang menciptakan gambar yang dinamis.

Paten juga menjelaskan bagaimana cermin dan lampu kilat dapat ditempatkan secara terpisah di bagian belakang ponsel untuk menerangi subjek dan membuatnya lebih mudah untuk mengambil foto selfie menggunakan kamera belakang daripada kamera depan.

LG-16-Camera-Patent-Exposure-Igeekphone-2

Tetapi, seperti pemberitaan mengenai pengajuan hak paten seperti ini, bukanlah jaminan bahwa LG akan meluncurkan perangkat dengan 16 kamera. Tak sedikit ide paten yang berakhir di lemari arsip, dan hanya sedikit yang dapat terealisasi. Namun, LG punya rekam jejak sebagai pengendus tren masa depan, sebagaimana telah mereka buktikan dalam beberapa kesempatan.

Sumber berita LetsGoDigital via PhoneArena.