Line Indonesia Shuts Down T-Go Last Year

T-Go interactive service is finally shut down after being launched last October. To DailySocial, Line Indonesia representative said the service is officially dismissed since December 7th, 2018. There’s no further details of its trial results, which is suspected not as expected, although the total participants can reached 20,000-30,000 per session at its peak.

Line Indonesia said its team is now focusing on fintech products post 20% acquisition by KEB Hana Bank Indonesia. They’re re-recruiting Fanny Verona, previously was Digital Artha Media’s Managing Director in charge for Mandiri e-Cash (and LINE Pay e-cash), to handle the latest product.

LINE ensures there’s always possibility for T-Go to return in the future whether significant demand comes from users. Currently, T-Go’s early users can disburse the cash rewards. Money will be transferred to the registered bank account.

“LINE Indonesia strives to provide various services for users, including T-Go’s platform, launched in last October. Through its service, users should’ve enrich their knowledge by answering the trivia quiz on each smartphones.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Line Indonesia Tutup T-Go Akhir Tahun Lalu

Baru diluncurkan bulan Oktober lalu, layanan interaktif T-Go resmi ditutup. Kepada DailySocial, perwakilan Line Indonesia menyebutkan layanan ditutup sejak tanggal 7 Desember 2018. Tidak disebutkan alasan yang detail tentang performa T-Go selama uji coba, yang diduga tidak sesuai dengan harapan meskipun berdasarkan pengamatan sekilas angka peserta kuis di masa puncak bisa mencapai 20.000-30.000 per sesi.

Line Indonesia menyebut kini pihaknya fokus ke pengembangan produk fintech pasca akuisisi 20% Bank KEB Hana Indonesia. Mereka telah merekrut kembali Fanny Verona, sebelumnya adalah Managing Director Digital Artha Media yang mengelola Mandiri e-Cash (dan LINE Pay e-Cash), untuk mengurusi lini produk baru ini.

Pihak Line memastikan tidak menutup kemungkinan pembukaan kembali layanan T-Go di masa datang jika ada permintaan yang signifikan dari pengguna. Untuk saat ini, pengguna yang telah mengikuti T-Go sejak awal bisa mencairkan hadiah uang yang diperolehnya. Dana akan langsung ditransfer ke akun rekening bank yang telah didaftarkan.

“Line Indonesia selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang beragam bagi pengguna, termasuk melalui platform T-Go yang diluncurkan pada Oktober 2018 lalu. Melalui layanan ini, pengguna dapat memperkaya wawasan mereka melalui program kuis trivia di perangkat smartphone miliknya masing-masing.”

Application Information Will Show Up Here

Line Indonesia Introduces UGC Platform “Line Today Buzz”

Line Indonesia announces a new feature for Line Today called Line Today Buzz. This feature allows users to upload attractive and entertaining content. On the other hand, Line Today Buzz users can have the latest information in public. Using user generated content (UGC) concept, Line Today Buzz is expected to increase user’s interaction and trigger public’s creativity.

“As a popular service among the public, Line Today make a commitment to provide fascinating content through its service, including Line Today Buzz. We want it to be not only as user generated content platform to improve public’s interaction, but also as a place for Line user’s creative activities in Indonesia,” Dale Kim, Line Indonesia‘s Managing Director, said.

As a social platform, Line aware of UGC’s rising popularity and serve a place for users to upload content, it’s the best effort to acquire users. Line Today Buzz is expected to develop further and support users’ creativity, along with providing attractive and entertaining content for all Line users.

Aside from allowing users to upload content in Line Today Buzz, they can also provide comments or interact between users by tapping the Upvote or Downvote icon located on the bottom left. Users will also be facilitated to access various kinds of information related to the event.

In recent years, Line as an instant messaging platform has made some innovations to maintain its existence. This year, Line Indonesia is said to focus on monetizing strategy.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Line Indonesia Kenalkan Platform UGC “Line Today Buzz”

Line Indonesia mengumumkan fitur baru Line Today, Line Today Buzz. Fitur ini memungkinkan pengguna mengunggah berbagai macam konten yang menarik dan menghibur. Di sisi lain pengguna Line Today Buzz dimungkinkan mendapatkan informasi menarik yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat. Dengan konsep user generated content (UGC) Line Today Buzz diharapkan bisa meningkatkan keterlibatan pengguna dan memacu kreativitas masyarakat.

“Sebagai layanan yang tengah digemari oleh masyarakat Line Today berkomitmen untuk selalu memberikan konten yang menarik melalui layanannya, salah satunya melalui Line Today Buzz. Kami ingin Line Today Buzz tidak hanya hadir sebagai platform user generated content yang dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat tetapi juga sebagai wadah untuk menampung aktivitas kreatif para pengguna setia Line di Indonesia,” terang Managing Director Line Indonesia Dale Kim.

Sebagai salah satu platform sosial, Line sadar bahwa popularitas UGC semakin berkembang dan menyediakan tempat untuk pengguna mengunggah konten adalah upaya terbaik untuk mengikat pengguna. Dihadirkannya Line Today Buzz diharapkan bisa semakin mengembangkan dan mendukung kreativitas para pengguna dan secara bersamaan memberikan konten yang menarik dan menghibur untuk seluruh pengguna Line.

Selain memungkinkan pengguna mengunggah konten ke dalam Line Today Buzz, mereka juga bisa memberikan komentar atau berinteraksi antar pengguna dengan mengetuk ikon Upvote atau Downvote yang terletak di sebalah kiri bawah konten. Pengguna juga akan dimudahkan untuk mengakses berbagai macam informasi mengenai event.

Line sebagai platform pesan instan dalam beberapa tahun terakhir melakukan sejumlah inovasi-inovasi untuk terus menunjukkan eksistensinya. Tahun ini Line Indonesia menyebutkan akan fokus pada strategi monetisasi.

Application Information Will Show Up Here

Tahun Ini LINE Indonesia Fokus Lancarkan Strategi Monetisasi

Aplikasi pesan instan LINE tahun 2018 bakal fokus ke monetisasi di Indonesia. Kepada DailySocial, Strategic Partnership Director LINE Revie Sylviana mengungkapkan, tidak hanya mengembangkan stiker original dari LINE, ke depannya kerja sama strategis juga akan dilakukan dengan pengembang lokal khusus untuk stiker LINE Indonesia.

“Sebelumnya memang LINE Indonesia tidak fokus kepada monetisasi, namun LINE sticker adalah salah satu penyumbang revenue terbesar untuk LINE. Memang secara organik banyak pengguna yang membeli stiker LINE secara khusus.”

Besarnya pembelian stiker juga terlihat sejak tahun 2017, yang meningkat 60% dibandingkan tahun 2016.

Untuk itu LINE Indonesia akan mendorong penjualan dengan menghadirkan beragam stiker. Mulai yang berbentuk animasi hingga yang dilengkapi dengan musik. Setiap bulannya koleksi stiker akan di-update secara berkala menyesuaikan tren.

“Saat ini sudah ada ratusan ribu stiker di LINE Indonesia, yang sebagian besar adalah produk hasil kreasi 145 ribu pengembang lokal. Tahun 2018 ini LINE Indonesia mulai fokus untuk monetisasi dan kita melihat pengguna favorit dari pengguna LINE salah satunya adalah stiker. Hal tersebut yang membuat mereka stay di LINE,” kata Revie.

Perusahaan mencatat, di tahun 2016 jumlah pembuat stiker lokal yang bergabung dengan LINE Indonesia berjumlah lebih dari 56 ribu. Di tahun 2017 berjumlah lebih dari 100 ribu dan di tahun 2018 mencapai lebih dari 145 ribu.

Fitur lainnya yang diklaim sudah mulai mendapatkan revenue adalah LINE Today.

“Kita juga memiliki smart portal lainnya yang bakal dikembangkan, yaitu LINE Jobs dan LINE Shopping. Masing-masing memiliki strategi dan positioning, dan saat ini sudah mulai ada inventory yang bisa untuk monetisasi,” kata revie.

Chatbot LINE “Marbot”

Fauzan Helmi, Product Manager LINE Indonesia
Fauzan Helmi, Product Manager LINE Indonesia

Pasca diakuisisi LINE Indonesia akhir tahun 2017 lalu, CEO TemanJalan Fauzan Helmi Sudaryanto menjadi Product Manager LINE Indonesia. Proyek pertama yang dikembangkan Fauzan adalah membuat chatbot ramadan yang bernama “Marbot”. Kepada DailySocial, Fauzan mengungkapkan, dikembangkannya chatbot ini merupakan bagian rencana LINE Indonesia untuk meningkatkan pemasaran di Indonesia.

“Intinya LINE Indonesia sedang berinvestasi untuk marketing indonesia. Salah satunya LINE Indonesia ingin mengembangkan produk lokal dan Marbot ini yang kita kerjakan.”

Disinggung apakah ada rencana lain Fauzan untuk LINE Indonesia, Fauzan enggan menyebutkan dan saat ini masih fokus kepada pengembangan chatbot. Hal tersebut yang kemudian ditegaskan Fauzan bersama dengan TemanJalan.

“TemanJalan fokus untuk membantu ekosistem developer LINE Indonesia dan untuk saat ini sangat fokus mengembangkan chatbot. Harapannya kita ingin mengembangkan chatbot lainya,” kata Fauzan.

Saat ini Marbot sudah bisa digunakan pengguna LINE Indonesia untuk melihat konten menarik yang berkaitan dengan bulan suci ramadan. Marbot LINE sudah hadir di 475 kota di seluruh Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

LINE Acquires “Social Carpooling” Startup TemanJalan

Global messaging platform, LINE, announces its acquisition over social carpooling startup TemanJalan. Settled on November 17th, this become LINE’s first acquisition for Indonesian startup. This move is said to support LINE on developing chatbot platform. There is no further information yet whether TemanJalan will still be an independent platform or will be an integral part of LINE products in Indonesia.

Two years ago, we reviewed TemanJalan, a platform to connect driver with travel companion to reduce cost. The concept is quite similar with standard carpool and hitch, but TemanJalan specifically aims for millennials.

Founded by Fauzan Helmi Sudaryanto, Caraka Nur Azmi, and Rasmunandar Rustam, TemanJalan was initially available on its own application. Its presence as LINE chatbot is said to increase usage, 70 times more than any other platform. TemanJalan is currently available in 50 universities with more than 100 thousands matches.

Fauzan Helmi Sudaryanto, TemanJalan’s CEO and Co-Founder, said in the release, “We are delighted to join LINE. This acquisition is a form of trust in products and developers in Indonesia and shows the seriousness of LINE in developing and supporting local communities.”

TemanJalan is acknowledged as successful example of native platform transformation into chatbot. We already asked LINE whether this continuous acquisition will be a strategy to strengthen its position in Indonesia.

Generally, among all big messaging platform, only LINE and BBM setup local representatives. Indonesia is one of LINE’s four most-important market with Japan, Taiwan, and Thailand.

Dale Kim, LINE Indonesia’s Managing Director, mentioned, “LINE will continue to commit in developing chatbot platform in Indonesia. TemanJalan acquisition is a form of our capacity building. Along with TemanJalan, we obtain new engineering team to improve our ability in developing chatbot platform, also gain deeper insight in Indonesian market.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

LINE Akuisisi Startup “Social Carpooling” TemanJalan

Platform messaging global LINE mengumumkan akuisisi terhadap startup social carpooling TemanJalan. Diresmikan 17 November lalu, ini menjadi akuisisi pertama LINE terhadap startup Indonesia. Akuisisi ini disebutkan mendukung rencana LINE mengembangkan platform chatbot. Belum ada informasi lebih lanjut apakah TemanJalan akan tetap menjadi platform independen atau layanan yang diberikan bakal menjadi bagian integral produk LINE di Indonesia.

Dua tahun yang lalu, kami mengulas soal layanan TemanJalan, sebuah platform yang mempertemukan pengguna dengan teman seperjalanan untuk menghemat ongkos transportasi bersama. Konsepnya serupa dengan carpool dan hitch yang tersedia di berbagai layanan, tetapi TemanJalan khusus membidik kalangan millennial.

Didirikan oleh Fauzan Helmi Sudaryanto, Caraka Nur Azmi dan Rasmunandar Rustam, awalnya TemanJalan tersedia di sebuah aplikasi tersendiri dan beberapa platform lainnya. Kehadiran TemanJalan dalam bentuk chatbot di LINE disebutkan mendorong lonjakan penggunaan, hingga 70 kali, dibanding platform lainnya. Kini TemanJalan disebutkan telah beroperasi di 50 kampus menghasilkan lebih dari 100 ribu match.

Co-Founder dan CEO TemanJalan Fauzan Helmi Sudaryanto dalam rilisnya mengatakan, “Kami sangat senang bisa bergabung dengan LINE. Akuisisi ini merupakan sebuah bentuk kepercayaan pada produk dan developer di Indonesia serta menunjukkan keseriusan LINE dalam membina dan mendukung komunitas lokal.”

TemanJalan sendiri dianggap menjadi contoh kesuksesan sebuah platform native yang diubah menjadi bentuk chatbot. Kami sudah meminta keterangan ke pihak LINE Indonesia tentang apakah akuisisi yang berkelanjutan akan menjadi strategi LINE untuk memperkuat positioning-nya di Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda.

Secara umum, di antara platform-platform messaging besar yang ada di Indonesia, hanya LINE dan BBM yang memiliki perwakilan lokal. Indonesia termasuk di empat pasar utama LINE, bersama Jepang, Taiwan, dan Thailand.

Managing Director LINE Indonesia Dale Kim berkomentar, “LINE terus berkomitmen untuk mengembangkan chatbot platform di Indonesia, dan akuisisi atas TemanJalan merupakan salah satu bentuk pengembangan kapasitas kami disana. Bersama TemanJalan, kami mendapatkan tim engineering baru yang dapat meningkatkan kemampuan kami dalam mengembangkan platform chatbot, serta mendapatkan wawasan yang mendalam tentang pasar di Indonesia.”

Application Information Will Show Up Here

Ongki Kurniawan Hengkang dari LINE Indonesia, Bakal Memegang GrabPay di Indonesia

Managing Director LINE Indonesia, Ongki Kurniawan, disebutkan sudah mengajukan pengunduran dirinya setelah menjabat sejak Juni 2016. Dari informasi yang beredar, Ongki akan memimpin bisnis GrabPay di Indonesia. Kami sendiri belum mendapatkan konfirmasi secara langsung, tapi sebelumnya kami telah memberitakan Grab menggunakan Kudo sebagai kendaraan legal untuk beroperasi sebagai entitas terpisah.

Selama menjabat sebagai pimpinan LINE, Ongki telah mengintegrasikan sistem uang elektronik Mandiri eCash ke dalam produk LINE Pay (menjadi LINE Pay eCash). Sebelum di LINE, Ongki pernah menjadi Chief Digital Services Officer XL Axiata.

GrabPay sebagai sebuah entitas tersendiri

Berbarengan dengan pengumuman akuisisi terhadap Kudo April lalu, Grab juga mengumumkan penunjukan Jason Thompson sebagai Head of GrabPay. Besarnya potensi layanan pembayaran ini membuat Grab tak ragu mengembangkannya menjadi entitas terpisah. Ekspansi tersebut kini hadir di Indonesia.

Pesaingnya, Go-Jek, sudah lebih dulu menjadikan Go-Pay sebagai perusahaan tersendiri, PT Dompet Anak Bangsa, pasca akuisisi terhadap pemegang lisensi e-money MV Commerce.

Yang menjadi tanda tanya berikutnya tentu bagaimana integrasi Kudo dan GrabPay, serta apakah dua pendiri Kudo, Albert Lucius dan Agung Nugroho, masih bertahan di perusahaan.

Sejumlah Rencana Agresif LINE Indonesia Sepanjang Tahun 2017

Aplikasi pesan singkat asal Jepang LINE kembali memperkuat komitmennya untuk menjadi smart portal nomor satu di 2019 mendatang dengan membangun ekosistem digital di Indonesia.

Ada lima pilar yang akan menjadi acuan LINE Indonesia untuk mewujudkan target tersebut sepanjang tahun ini. Mulai dari merekrut talenta lokal, meningkatkan awareness dengan menjangkau pengguna baru ke kota tier 2, mengembangkan inovasi baru, mengakselerasi layanan smart portal, dan bersikap proaktif dalam pengembangan ekonomi kreatif dan digital.

Beberapa langkah nyata yang akan dilakukan LINE adalah menambah fitur layanan LINE Pay, bekerja sama dengan DOKU, penyedia layanan dompet elektronik. Kerja sama ini nanti diarahkan untuk mengakomodasi transaksi belanja online yang ada di LINE Shopping.

Pengguna LINE yang sudah memiliki akun DOKU nantinya akan dapat membayar transaksi ke penjual tanpa harus keluar dari halaman chatting. Terhitung, saat ini sudah ada lebih dari 3 ribu penjual aktif yang menjajakan dagangannya di LINE Shopping. Adapun subscriber LINE Shopping telah mencapai 5,6 juta orang, didominasi oleh perempuan (83%) berdomisili di Jabodetabek (43%) dan berusia di atas 20 tahun.

Untuk LINE Pay e-cash, hasil kerja sama dengan Bank Mandiri akan ada penambahan fitur lainnya. Nantinya LINE Pay e-cash juga dapat mengakomodir pembayaran transaksi untuk LINE Shopping, pembelian sticker dan lainnya. Sementara ini transaksi baru bisa mengakomodir transfer uang, penarikan uang tunai lewat ATM dan minimart, pembelian pulsa telepon dan listrik.

“Untuk payment gateway [DOKU] akan minggu depan [peresmiannya]. Nanti seller tinggal kerja sama dengan payment gateway tersebut sebelum mengakomodir pembayaran secara digital. Kalau dengan LINE Pay e-cash, nanti akan kurang lebih sama, fitur akan ditambah. Sekarang masih tahap integrasi,” ucap Managing Director LINE Indonesia Ongki Kurniawan, Rabu (8/2).

Mengenai langkah LINE Indonesia menjadikan LINE Pay sebagai salah satu sumber monetisasi, ia hanya mengatakan bahwa saat ini belum menuju ke sana. Ongki menjelaskan, bila diibaratkan LINE Pay itu nantinya akan seperti minyak pelumas yang dapat menampung semua transaksi digital dalam platform LINE. Pasalnya untuk menggunakan LINE Pay tidak membutuhkan pembukaan rekening bank, hanya butuh nomor ponsel.

Bahkan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk membuka kerja sama lainnya dengan pemegang lisensi uang elektronik. Menurut Ongki, dengan banyaknya mitra uang elektronik yang bekerja sama dengan LINE, justru akan makin banyak kemudahan pilihan bagi pengguna LINE.

“Untuk LINE Pay e-cash saat ini masih fokus dengan Bank Mandiri. Kami tidak menutup kemungkinan ber-partner dengan pemegang lisensi e-money lainnya. Sebab LINE itu kan agnostic platform, tinggal provider-nya saja yang adu kreativitas karena semuanya kembali lagi ke user.”

Mematangkan layanan smart portal dan menambah inovasi baru

Infografik LINE Indonesia / LINE Indonesia
Infografik LINE Indonesia / LINE Indonesia

Pada tahun ini LINE juga akan mematangkan beberapa layanan smart portal yang saat ini masih berupa versi beta, di antaranya LINE Today, LINE Academy, dan LINE Jobs. Untuk LINE Jobs, nantinya akan ada penambahan fitur direct apply job, mengisi formulir pendaftara dan memonitor proses pencarian kerja langsung.

Kalau LINE Academy, LINE akan mengadakan tryout untuk ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi, serta memperbanyak live chat dengan para ahli akademis. Tak hanya itu LINE juga akan kembali menyediakan nilai tambah untuk para mitra dan pengguna dengan ragam inovasi dalam berbagai layanannya.

Salah satu caranya dengan memperkuat kemampuan fitur pesan seperti self-destruct timeline status, video group call, dan group polls.

Di bidang pengembangan teknologi, LINE juga akan fokus ke implementasi chat bot untuk memperkuat kemampuan fitur pesan, caranya dengan mengadakan kompetisi LINE Dev Challenge.

Nantinya, hasil pengembangan chat bot akan diteruskan untuk mitra LINE yang bakal bergabung di layanan Business Connect. Sementara ini, mitra Business Connect yang sudah mengimplementasikan teknologi chat bot adalah Sale Stock dengan bot-nya bernama Soraya.

Saat ini ada empat merek pengguna Official Account LINE seperti Gojek (book rights), Elevania (search), Sale Stock (customer service), dan Uber (social sharing) yang telah memanfaatkan layanan Business Connect.

Menurut Ongki, sudah ada beberapa rekanan tambahan yang mulai melirik kerja sama Business Connect. Mereka bergerak di perbankan, tiket, penerbangan, dan bioskop.

Sepanjang tahun lalu mitra Official Account LINE mencapai 90 merek, terdiri atas 68 merek lokal dan internasional seperti CGV Blitz, P&G, Baskin & Robins, dan 22 Official Account selebriti Indonesia.

Terhitung jumlah pengguna LINE mencapai lebih dari 90 juta orang, 80% diantaranya adalah pengguna aktif. Presentasenya sekitar 55% adalah pengguna perempuan dan sisanya laki-laki (45%).

Sebelumnya, dari hasil survei yang dilakukan LINE menunjukkan penetrasi LINE sebagai Brand Used Most Often telah meluas 2,8 kali di kota tier 1 termasuk Jakarta di paruh kedua 2016. Jumlah pengguna meningkat pesat di kota Surabaya, Medan dan Makassar dengan rentang usia yang lebih lebar, serta berhasil merambah segmen yang selama ini dikuasai oleh chatting platform lainnya.

Ongki Kurniawan: LINE akan Menjadi Smart Portal Nomor Satu di Indonesia Tahun 2019

Pada Juni 2016, LINE Corp, perusahaan penyedia layanan messaging asal Jepang, mengumumkan Ongki Kurniawan untuk menjabat sebagai Managing Director LINE Indonesia. Nama Ongki Kurniawan sudah tidak asing bagi industri teknologi. Ia sempat lama bekerja di XL Axiata dan posisi terakhir yang ia jabat adalah Director/Chief Digital Services Office (CSDO).

Dengan hadirnya Ongki dan segudang pengalamannya dari kantor lama, banyak agenda yang disiapkan LINE untuk meraih target sebagai smart portal nomor satu di Indonesia.

DailySocial berkesempatan untuk wawancara khusus dengan Ongky. Berikut ini petikannya:

Bisa diceritakan mengapa LINE baru memiliki Managing Director (MD) untuk Indonesia?

Biasanya bila suatu korporasi asing masuk ke negara baru, mereka akan mengirim orang dalam bentuk tim ukuran kecil sekitar 2-3 orang. Itu yang LINE lakukan saat masuk ke Indonesia pada 2013. Kemudian, sekitar 1,5 tahun yang lalu, sudah ada MD yang ditempatkan, namun asalnya dari Korea Selatan. Belum orang lokal.

Nah, seiring dengan membesarnya bisnis LINE di Indonesia, jadi terpikirkan bahwa mereka perlu orang lokal untuk bisa meng-handle segala urusan. Mulai dari pengembangan bisnis, konten, hingga bertemu dan berinteraksi dengan klien lokal, perlu dilakukan oleh orang lokal karena dinilai lebih memiliki kemampuan dan tahu karakteristik pasar.

Sebenarnya saya sudah menjadi MD sejak empat bulan lalu. Namun, berhubung pada saat itu LINE Jepang sedang memproses pencatatan saham di Bursa Saham New York dan Tokyo, jadi tertunda pengumumannya baru bisa sekarang.

Lalu bagaimana dengan rencana kerja setelah Anda terpilih menjadi MD?

Kini dengan adanya orang lokal yang memimpin, diharapkan bisnis LINE terus menunjukkan eksistensinya di tanah air. Pada intinya, agar LINE bisa menjadi smart portal nomor 1 di Indonesia, kami ingin menguatkan basis utama LINE sebagai aplikasi messaging.

Saat ini, LINE terhitung sudah memiliki fitur messaging yang cukup lengkap, ada voice call, video call, grup, dan kini ada fitur add people nearby. Kami perlu berinovasi lagi untuk mengembangkan lebih banyak fitur messaging karena tingkat persaingan aplikasi segmen ini di Indonesia cukup ketat. Makanya kami perlu diferensiasi dengan rutin melakukan inovasi.

Kemudian, LINE juga sudah mengembangkan fitur layanan, seperti Line Official Account, Line Shopping, Line Business Connect, Line@, Line Webtoon, Line Games, dan Line Today. Keseluruhan layanan ini menjadi pilar pendukung Line untuk menjadi smart portal. Visi utama yang hendak kami tuju, tidak hanya menjembatani para pengguna untuk saling terhubung, tetapi juga memberikan akses kepada ragam informasi dan layanan dimanapun dan kapanpun.

Sederhananya, pengguna hanya tinggal mengakses aplikasi LINE untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Mulai dari membaca berita, pembayaran, berbisnis, berbelanja, hingga naik transportasi bisa dilakukan lewat LINE.

Lalu bagaimana dengan tantangan yang akan LINE hadapi ke depannya?

Tantangan yang utama adalah belum meratanya seluruh infrastruktur pendukung, seperti layanan 3G dan smartphone. Padahal ini adalah fondasi dasar yang harus dimiliki sebelum menjadi pengguna LINE. Namun, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisinya sudah lebih membaik.

Kami banyak didukung oleh produsen perangkat, kini harga smartphone sudah jauh lebih murah. Akan tetapi, kami tidak bisa jadi pihak yang menunggu bola saja. Harus ada strategi menjemput bola.

Sudah ada dalam roadmap kami dalam enam bulan mendatang ada rencana strategis yang akan dilakukan. Konsep intinya adalah ketika orang membeli smartphone pertama mereka, aplikasi messaging yang akan digunakan adalah Line. Namun saya belum bisa mengungkapkan lebih detil lagi, tunggu tanggal mainnya.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana mengedukasi masyarakat Indonesia bahwa banyak kegunaan yang bisa didapat dari LINE selain tempat untuk membeli sticker, ada fitur lainnya yang bisa dilakukan seperti berbelanja dan memesan ojek. Masih banyak orang yang belum terbiasa dengan hal itu.

Bagaimana perhatian LINE Jepang terhadap pasar Indonesia?

Pada tahun ini, total pengguna aktif LINE di Indonesia mencapai 80% dari 90 juta orang, naik 200% dibandingkan 2014. Sebagian besar pengguna LINE di Indonesia adalah kaum millenial berumur 18-32 tahun. Jumlah itu membuat Indonesia menempati posisi keempat dari 230 negara lainnya. Secara global pengguna aktif LINE berjumlah lebih dari 220 juta orang.

Dengan total penduduk Indonesia sekitar 250 juta, sekitar 40% di antaranya adalah kaum millenial. Ini adalah sasaran utama kami, apabila sekian persen dari total millenial bisa kami tarik jadi pengguna akan banyak keuntungan yang bisa dirasakan.

Kantor pusat LINE sangat menaruh perhatian terhadap pasar Indonesia. Mereka pun memberikan komitmennya untuk melancarkan segala rencana bisnis yang akan kami lakukan ke depannya dengan mengucurkan dana hasil dari IPO kemarin. Bagi mereka, asalkan rencana bisnis yang kami ajukan ke mereka mempunyai feasibility dan scalability yang jelas, pasti akan dibantu.

Apakah LINE sudah memulai monetisasi bisnis?

Monetisasi sudah mulai, namun itu baru sebatas untuk penjualan sticker saja. Saat ini fokus kami masih memperbesar jumlah pengguna dan mengembangkan fitur messaging sebagai basis utama aplikasi. Sebenarnya ada banyak potensi dari layanan kami yang bisa dimonetisasi, seperti Line Business Contact dan Line@.

Sementara ini layanan Line Business Contact baru kami lakukan dengan Go-Jek, Elevania, dan Sale Stock. Kami sudah buat pricelist-nya bila ada perusahaan lain yang berminat. Bahkan, di Thailand sudah ada kerja sama dengan Wall’s. Jadinya, pengguna LINE yang ingin membeli es krim tinggal menghubungi Line dan petugas Wall’s akan datang ke tempat pemesanan.

Kami ingin menggandeng partner bisnis sebanyak-banyak agar LINE bisa mendominasi pasar Indonesia. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mengantri ingin kerja sama dengan kami, semakin bervariasi segmen bisnis yang bisa ditawarkan, turut menguntungkan semua pihak.

Kami perkirakan pada 2019 nanti sudah bisa melakukan monetisasi tapi masih partial, belum seluruhnya. Kami melihat persaingan aplikasi messaging di Indonesia sangat ketat bahkan hingga 2019 mendatang.

Tidak seperti LiNE di Jepang, Thailand, dan Taiwan. Di sana, LINE sudah cukup dominan pasarnya. LINE Jepang sudah bisa melakukan monetisasi tiga tahun setelah berdiri di 2011.

Application Information Will Show Up Here