Langgar Peraturan, Integrasi Facebook Live pada Aplikasi Prisma Dicabut

Sungguh malang nasib Prisma, belum genap sebulan usai menghadirkan integrasi Facebook Live, Facebook sudah melarangnya dan fitur tersebut pun terpaksa harus dicabut. Kabar ini telah dikonfirmasi oleh co-founder Prisma sendiri, Aram Airapetyan, yang berbicara kepada TechCrunch.

Facebook beralasan Prisma melanggar ketentuan yang ditetapkan dalam penggunaan Live API. Menurut Facebook, Live API hanya dimaksudkan untuk perangkat berkamera yang bukan smartphone atau tabletdrone misalnya – karena kalau konteksnya perangkat mobile, aplikasi Facebook sendiri sudah bisa digunakan untuk live streaming.

Pernyataan ini menimbulkan kontroversi mengingat dalam halaman FAQ (frequently asked questions) Live API tidak disebutkan secara eksplisit bahwa perangkat mobile tidak diizinkan. Pun demikian, dalam halaman Platform Policy di seksi nomor 19 bagian Live API, terpampang jelas pada poin kedua bahwa smartphone dan tablet memang tidak diperbolehkan.

Namun tidak sedikit juga yang berasumsi Facebook tidak ingin penggunanya ‘dibajak’ oleh Prisma, apalagi mengingat Facebook belum lama ini meng-update aplikasi mobile-nya dengan sejumlah fitur kamera baru, salah satu di antaranya adalah filter lukisan seperti yang ditawarkan Prisma. Apapun alasannya, menurut saya Facebook tidak bisa disalahkan dan dituding semena-mena jika merujuk pada Platform Policy tadi.

Dari pihak Prisma sendiri, kasus ini tidak menghentikan rencana besar mereka terhadap live video. Kemungkinan besar dalam waktu dekat mereka akan menghadirkan integrasi platform live streaming lain di luar ‘wilayah kekuasaan’ Facebook, termasuk Instagram yang baru-baru ini juga mengumumkan fitur live video – atau mungkin Instagram punya ketentuan yang berbeda? Semoga saja…

Sumber: TechCrunch.

YouTube Hadirkan Dukungan Live Streaming dalam Resolusi 4K

Tidak berlebihan jika kita beranggapan bahwa YouTube mengemas koleksi video terbesar di belantara internet; entah itu video 360 derajat, 4K, HDR atau bahkan 8K sekalipun. YouTube juga merupakan tempat yang pas untuk menikmati siaran langsung, dan sekarang kuantitas beserta kualitas video live akan semakin meningkat berkat dukungan 4K live streaming.

Tidak cuma 4K, tapi juga 60 fps dan dalam format 360 derajat sekaligus. Hal ini jelas memberikan fleksibilitas lebih bagi para kreator, dan konsumen pun akan mendapat akses ke lebih banyak lagi konten beresolusi tinggi untuk dinikmati di TV atau monitor 4K mereka.

Sebelum Anda protes, ini memang tidak ada artinya bagi mereka yang belum mempunyai perangkat berlayar 4K. Namun mengingat harga TV maupun monitor 4K terus menurun dan semakin terjangkau, sudah waktunya YouTube menyajikan cara baru guna memperbanyak koleksi konten 4K-nya.

Konser dan event yang disiarkan secara live dijamin akan terlihat lebih mendetail dalam resolusi 4K, serta lebih immersive dalam wujud 360 derajat. Kita bisa buktikan sendiri dengan menyaksikan ajang The Game Awards 2016 yang akan tayang secara langsung pada tanggal 2 Desember 2016 besok pukul 8.30 pagi.

Sumber: YouTube Blog.

Instagram Resmi Luncurkan Fitur Live Video dan Perbarui Fitur Direct

Menyusul kabar sebelumnya, Instagram akhirnya secara resmi merilis fitur live video. Fitur ini diintegrasikan ke dalam Instagram Stories, memperkuat perannya sebagai wadah untuk membagikan momen-momen terkini, sekaligus yang tengah berlangsung.

Untuk merekam dan menyiarkan live video, caranya sama seperti membuat Story: geser tampilan layar ke kanan dari halaman utama, lalu tap tombol “Start Live Video” dan mulai menyiarkan dengan durasi maksimum 1 jam. Untuk membagikan Story standar atau dalam format Boomerang, tinggal pilih salah satu di bagian bawah.

Tampilan fitur live video dalam Instagram / Instagram
Tampilan fitur live video dalam Instagram / Instagram

Selagi Anda live, semua follower Anda akan menerima notifikasi sehingga mereka bisa ikut nimbrung. Komentar dari penonton bisa di-pin supaya semua juga dapat melihatnya, atau kalau mau Anda juga bisa mematikan fitur komentar secara total.

Saat pengguna lain yang Anda follow sedang menyiarkan live video, Anda akan melihat label “Live” di bawah foto profilnya di kolom Stories. Atau Anda juga bisa beralih ke tab Explore lalu mengakses “Top Live” untuk menonton sejumlah live video yang sedang hot.

Fitur live video ini rencananya akan hadir secara bertahap dalam beberapa minggu ke depan.

Berkat update baru ini, Instagram Direct jadi makin mirip Snapchat / Instagram
Berkat update baru ini, Instagram Direct jadi makin mirip Snapchat / Instagram

Selain live video, Instagram juga memperbarui fitur Direct dengan kemampuan mengirim foto atau video ke grup maupun individu yang akan dihapus secara otomatis setelah sang penerima melihatnya. Sebagai pengirim, Anda bisa mengetahui apakah mereka sempat me-replay atau mengambil screenshot dari yang Anda kirim.

Untuk mengaksesnya, lagi-lagi caranya sama seperti Stories: geser layar ke kanan, pilih “Normal”, lalu ambil foto atau video. Selanjutnya, tap tombol bergambar tanda panah dan pilih siapa saja penerimanya – hanya mencakup orang-orang yang mem-follow Anda saja.

Inbox Direct pun kini dibagi menjadi dua: di bawah adalah pesan-pesan standar, sedangkan di atas yang berjejer ke samping adalah pesan dalam format baru yang akan hilang dengan sendirinya ini. Fitur ini rencananya akan dirilis secara bertahap mulai hari ini juga.

Sumber: Instagram Blog.

Instagram Stories Makin Beda dari Snapchat Berkat 3 Fitur Baru dan Live Video yang Akan Segera Menyusul

Rumor bahwa Instagram sedang menguji fitur live video ternyata tidak meleset. Kabar ini dibenarkan langsung oleh CEO Instagram, Kevin Systrom dalam wawancaranya dengan Financial Times. Menurutnya, live video sanggup meningkatkan pengalaman yang didapat pengguna saat ini.

Namun beliau masih enggan mengungkapkan informasi mendetail mengenai fitur live video ini. Seandainya bocoran screenshot yang dikabarkan sebelumnya benar, berarti fitur live video ini akan diintegrasikan ke dalam Instagram Stories, menjadikan Stories sendiri semakin unik dan perlahan meredam tudingan “kloning Snapchat”.

Tudingan ini memang telah dilontarkan sejak Instagram meluncurkan fitur Stories di bulan Agustus lalu. Penyebabnya yang paling utama adalah fitur dimana foto atau video yang dibagikan ke Stories akan otomatis dihapus dalam waktu 24 jam, sebuah konsep dengan istilah ephemeral yang dipopulerkan oleh Snapchat.

Fitur Stories kini dilengkapi integrasi Boomerang, mention dan link dalam Instagram versi 9.7 / Instagram
Fitur Stories kini dilengkapi integrasi Boomerang, mention dan link dalam Instagram versi 9.7 / Instagram

Namun secara bertahap Instagram terus menambahkan fitur-fitur baru di dalam Stories, diawali oleh munculnya Stories di tab Explore. Kemudian disusul oleh rencana fitur live video tadi, plus update terbaru berupa integrasi Boomerang, fitur mention dan opsi untuk mencantumkan link dalam versi 9.7.

Jadi selain video standar, pengguna kini bisa menambahkan video looping ke dalam Stories berkat integrasi Boomerang. Kedua, pengguna kini bisa me-mention pengguna lain di dalam konten Stories-nya. Caranya sama seperti menambahkan caption, tapi dengan mengetikkan simbol “@” diikuti oleh username. Giliran Anda yang di-mention, akan ada notifikasi muncul di dalam Direct.

Terakhir, opsi untuk mencantumkan link ini baru diuji bersama akun-akun terverifikasi (yang mempunyai centang biru). Sederhananya, pada konten Stories yang mereka unggah akan muncul tulisan “See More” di bawah. Tap label tersebut atau swipe ke atas, maka pengguna bisa langsung membuka link-nya di dalam aplikasi Instagram sendiri.

Sumber: The Verge dan Instagram Blog. Gambar header: Pexels.

Prisma Kini Dilengkapi Integrasi Facebook Live

Baru sebulan berselang setelah menyuguhkan filter untuk video, Prisma kini kembali meluncurkan fitur baru yang sangat menarik bagi para penggemarnya, yakni integrasi Facebook Live. Yup, video yang Anda siarkan secara langsung ke Facebook sekarang juga bisa disulap menjadi lukisan bergerak.

Untuk mengaksesnya, Anda tinggal menekan tombol “Live Stream” pada tampilan video Prisma. Selanjutnya, tinggal pilih satu dari delapan filter video yang tersedia, dan live video otomatis akan jadi lebih dramatis.

Saat siaran tengah berlangsung, Anda akan mendapati label “On Air” di bagian atas. Jumlah penonton, reaksi dan komentar juga tersaji seperti halnya menggunakan aplikasi Facebook sendiri. Sesudahnya, tinggal tap tombol “Finish” untuk berhenti menyiarkan.

Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah efek filter akan langsung tersaji secara instan dan tanpa jeda? Ya, sebab semua prosesnya terjadi di perangkat. Itulah mengapa fitur ini hanya tersedia untuk iPhone 6S dan iPhone 7 saja, mengingat Prisma sangat menuntut kinerja perangkat yang cepat.

Bersamaan dengan itu, Prisma juga mengumumkan bahwa mereka masih dalam proses menghadirkan fitur offline bagi pengguna Android. Fitur lain yang dijanjikan namun belum bisa dipenuhi mencakup dukungan GIF, opsi sharing tambahan, peningkatan kualitas foto dan waktu pengolahan offline yang lebih singkat.

Sumber: Engadget.

Kickstarter Ingin Mempererat Hubungan Kreator dan Backer Melalui Live Streaming

Periscope dan Facebook Live sudah membuktikan kalau live streaming mampu mewadahi relasi yang unik antara selebriti atau influencer dengan para penonton, dimana partisipasi real-time dari penonton bisa mempengaruhi jalannya konten yang disajikan. Lalu bagaimana jika konsep serupa diterapkan ke komunitas developer dan kreator?

Hal ini rupanya sudah dipikirkan oleh Kickstarter selama beberapa bulan. Platform crowdfunding tersebut baru saja mengumumkan Kickstarter Live, sebuah wadah dimana para backer bisa berinteraksi dengan developer dan kreator proyek yang mereka dukung secara real-time.

Dalam Kickstarter Live, mereka akan ditempatkan di satu ‘ruang’ yang sama. Penonton dapat melontarkan pertanyaan, mengirim selfie, atau bahkan menjadi backer selagi live streaming sedang berlangsung. Bagi para developer dan kreator, ini merupakan cara baru untuk menarik lebih banyak dukungan buat proyeknya masing-masing.

Penonton bisa langsung menjadi backer selagi menonton live video / Kickstarter
Penonton bisa langsung menjadi backer selagi menonton live video / Kickstarter

Mereka dapat mendemonstrasikan prototipe produknya secara langsung, memainkan versi awal game yang mereka kembangkan, menyiarkan sesi rekaman album musik yang sedang mereka garap, atau sekadar menghitung detik-detik terakhir sebelum kampanye crowdfunding mereka berakhir.

Tujuan akhir Kickstarter Live adalah membangun komunitas yang lebih kuat dengan mempererat hubungan kreator dan masing-masing backer-nya. Di saat yang sama, ini juga bisa mendukung transparansi dari proses kreatif sebuah proyek di Kickstarter.

Kickstarter Live saat ini sudah bisa diakses lewat live.kickstarter.com. Halaman depannya menyorot sejumlah live video yang bakal disiarkan, dan Anda bisa mencantumkan alamat email untuk menerima notifikasi ketika streaming sudah dimulai.

Sumber: Kickstarter Blog.

Instagram Dikabarkan Sedang Menguji Fitur Live Video

Sebuah rumor terbaru mengatakan bahwa Instagram tengah menguji fitur live video. Kabar ini didapat dari situs asal Rusia, T Journal, yang mengunggah sepasang screenshot guna memperkuat validitas rumor tersebut.

Dari penjelasan dan screenshot yang ada, tampak bahwa fitur live video ini bakal diintegrasikan ke dalam Instagram Stories. Pada gambar di bawah, bisa kita lihat kehadiran banner “LIVE” tepat di atas icon Instagram Stories yang paling kiri.

Tap icon tersebut, maka akan ditampilkan sejumlah live video yang sedang populer / T Journal
Tap icon tersebut, maka akan ditampilkan sejumlah live video yang sedang populer / T Journal

Seorang pengguna tidak sengaja menemukan fitur ini ketika sedang membuka aplikasi Instagram versi beta di ponsel Android-nya. Saat icon dengan banner LIVE tersebut diklik, Instagram akan menampilkan sejumlah live video yang sedang populer. Namun untuk sekarang, berdasarkan pengakuan sang pengambil screenshot, hasil yang didapat malah error.

Hal ini bisa dimaklumi seandainya benar fitur tersebut masih dalam tahap uji coba. Instagram sendiri menolak untuk berkomentar ketika ditanya mengenai ini.

Tombol "Go Insta!" ini sepertinya akan memulai live broadcast / Instagram
Tombol “Go Insta!” ini sepertinya akan memulai live broadcast / Instagram

Screenshot yang kedua kian memperkuat rumor ini, dimana terdapat tombol besar berlabel “Go Insta!”, yang jika diklik sepertinya bakal memulai live broadcast. Namun yang menjadi pertanyaan terbesar adalah, mengapa perlu ada fitur live video di Instagram kalau Facebook sudah punya sendiri?

Well, mungkin Facebook menilai Instagram punya porsi audiens sendiri. Alasan kedua, live video akan semakin mematangkan konsep di balik Stories, yang pada dasarnya mengajak pengguna untuk berbagi momen terkininya kepada dunia, apalagi setelah kehadirannya di tab Explore baru-baru ini

Sumber: The Verge. Gambar header: Pixabay.

Facebook Mulai Luncurkan Fitur Live Video untuk Desktop Secara Bertahap

Saya yakin belakangan Anda pasti menjumpai cukup banyak notifikasi “Blablabla is live” di Facebook. Kalau Anda sering merasa kesal melihat notifikasi tersebut, well, Anda harus bersiap karena sepertinya jumlahnya akan bertambah banyak dengan meluncurnya fitur Live Video untuk laptop dan PC desktop.

Dilaporkan pertama kali oleh Search Engine Journal dan telah dikonfirmasi oleh Facebook kepada SocialTimes, jejaring sosial terbesar sejagat tersebut memang sedang meluncurkan fitur Live Video untuk desktop secara bertahap sebagai respon terhadap permintaan dari para jurnalis, vlogger dan lain sebagainya.

Opsi Live Video bisa diakses lewat jendela status update / Delilah Taylor
Opsi Live Video bisa diakses lewat jendela status update / Delilah Taylor

Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, opsi untuk memulai Live Video berada tepat di sebelah opsi untuk mengunggah foto atau video di jendela status update. Dijelaskan oleh Delilah Taylor yang sudah sempat menjajal fitur ini (videonya bisa Anda tonton sendiri di bawah), tampilan Live Video di komputer mirip seperti Google Hangouts, dan pengguna juga bisa menyesuaikan kamera maupun mikrofon sebelum mengklik tombol “Go Live”.

Sejauh ini fitur Live Video untuk laptop dan desktop baru bisa diakses oleh pengguna dalam persentase yang cukup kecil sebelum akhirnya disebarluaskan dalam beberapa bulan ke depan. Kasusnya sama seperti ketika Facebook baru mulai menawarkan Live Video kepada para selebriti saja.

Sumber: Search Engine Journal dan SocialTimes. Gambar header: Facebook via Pixabay.

Ketika Konten Platform Live Video Mulai Menjurus Ke Arah Negatif

Video streaming merupakan layanan yang makin populer terutama dikalangan millenial. Youtube sebagai salah satu pionir video streaming saat ini telah bertransformasi menjadi konten video kreatif yang kerap digunakan kalangan millenial untuk berbagi konten video menarik dan kreatif, sementara pemilik perusahaan hingga brand mulai banyak menggunakan YouTube sebagai media promosi dan branding.

Ketika Youtube sudah semakin mainstream, makin banyak layanan lain yang mencoba untuk bermain di layanan serupa, di antaranya adalah Periscope dan Meerkat yang mengedepankan layanan chatting dengan konten video dan disiarkan secara streaming. Kedua produk tersebut sempat menikmati masa kejayaannya dan sempat menjadi aplikasi yang paling trendy dan terkini.

Namun demikian layanan chatting yang dilengkapi dengan konten video yang saat ini makin populer tentu saja adalah Snapchat. Aplikasi buatan Evan Spiegel ini awalnya sempat mengalami kesulitan untuk menjadi aplikasi favorit, namun seiring berjalannya waktu, Snapchat saat ini makin digemari oleh kalangan millenial dengan ragam filter dan kemudahan yang ditawarkan. Tidak heran jika selanjutnya Instagram mencoba untuk menerapkan layanan hampir mirip dengan nama Instagram Stories.

Konten live video menjurus ke arah “vulgar”

Di Indonesia sendiri saat ini mulai banyak bermunculan layanan chatting dengan memanfaatkan platform live video yang dipandu host atau pengguna. Aplikasi yang kebanyakan buatan produk asing ini mencoba untuk menyasar kalangan millenial yang merupakan target pasar paling ideal. Sebut saja seperti Zeemi, Nonolive, CliponYu, atau Bigo Live.

Lantas apa yang membedakan layanan chatting dan video streaming ini dengan produk serupa yang telah populer secara global sebelumnya? Adalah fungsi dan pendekatan promosi serta penggunaan yang kemudian cukup menjadi perhatian dan tentunya perbedaan yang tampak jelas terlihat. Sekilas layanan Nonolive dan CliponYu tidak berbeda dengan layanan lainnya, namun foto profil yang ditampilkan (kebanyakan perempuan muda dengan foto seksi) cukup ampuh untuk mengundang perhatian pengguna (terutama kaum pria).

Saya pun kemudian tertarik untuk melihat lebih jauh, apa konten video dari layanan ini. Ternyata cukup mengejutkan, video yang dipandu oleh host (pengguna yang kebanyakan perempuan) menjurus kepada sikap dan perilaku yang sedikit ‘mengundang’ dan bersifat negatif. Meskipun ada juga pesan yang berisikan nada ramah dan sopan, namun kebanyakan host di layanan ini justru lebih mengedepankan kepada pendekatan yang vulgar.

Yang menjadi perhatian saya selanjutnya adalah kebebasan yang saat ini banyak diberikan orang tua yang telah memberikan smartphone kepada anak-anaknya. Hal ini bisa menjadi peluang, bagi anak-anak di bawah umur, untuk kemudian mengakses aplikasi dan situs layanan live video ini. Hanya dengan mengetik alamat situs atau mengklik tautan yang ada, pengguna sudah bisa langsung melihat tampilan video yang dipandu host seksi.

Jargon “sex sale” merupakan peluang yang kemudian dicoba untuk diambil oleh kedua layanan chatting dan live video tersebut, apalagi dengan menargetkan kalangan millenial yang memang sedang dalam masa “pematangan diri” menuju kedewasaan dan getol mengkonsumsi tayangan berbasis video.

Apakah nantinya layanan ini akan bertransformasi untuk melakukan filtering atau kurasi demi meminimalisir konten video yang bersifat vulgar? Tentunya hal ini  akan menarik untuk dicermati. Sementara itu, sebagai orang tua, ada baiknya untuk memonitor kegiatan yang dilakukan putra-putri Anda, terutama yang di bawah umur, untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi.

Facebook Live Diganjar Fitur-Fitur baru, Termasuk Opsi Broadcast dari dalam Aplikasi MSQRD

Bersaing ketat dengan Periscope, Facebook punya rencana besar atas platform live streaming-nya, Facebook Live. Rencana ini mencakup integrasi MSQRD yang Facebook akuisisi pada bulan Maret lalu, serta sejumlah fitur menarik untuk broadcaster yang bekerja dalam tim.

Lewat update baru yang dirilis dalam beberapa minggu ke depan, pengguna MSQRD nantinya bisa menyiarkan video secara langsung ke Facebook Live dari dalam aplikasi. Hal ini berarti broadcaster bisa menambatkan beragam topeng 3D maupun efek lain pada wajahnya selagi video live-nya tengah berlangsung.

Selagi siaran berlangsung, broadcaster dapat menambatkan topeng 3D maupun efek lain dari aplikasi MSQRD / Facebook
Selagi siaran berlangsung, broadcaster dapat menambatkan topeng 3D maupun efek lain dari aplikasi MSQRD / Facebook

Bersamaan dengan itu, Facebook turut mendatangkan sejumlah fitur baru khusus untuk broadcaster yang memiliki Page terverifikasi. Utamanya adalah kemampuan untuk menjadwalkan live streaming sehingga para penonton bisa bercengkerama di ‘lobi virtual‘ selagi menunggu siarannya dimulai, sangat berbeda ketimbang sekarang dimana video live selalu muncul secara spontan.

Masih untuk broadcaster dengan Page terverifikasi, Facebook Live kini dibekali fitur kolaborasi dimana broadcaster bisa mengundang teman maupun salah satu penonton untuk ikut tampil di depan kamera di tengah-tengah siaran.

Fitur ini sangat ideal bagi broadcaster yang bekerja dalam tim, misalnya untuk menyajikan podcast atau melaporkan berita secara bergantian. Tidak cuma itu, fitur ini nantinya juga bisa diterapkan dalam skenario wawancara, dimana sang broadcaster dan tamunya tidak perlu berada dalam lokasi yang sama. Facebook berencana untuk menghadirkan fitur ini ke semua pengguna, tapi mereka belum bisa memastikan kapan.

Sumber: VentureBeat.