Astra Digital Resmi Meluncurkan Platform Jual-Beli Mobil Bekas “mobbi”

Untuk merangkum pasar yang lebih luas, PT Astra Digital Mobil resmi meluncurkan platform jual-beli mobil bekas “mobbi” (sebelumnya bernama mo88i). Aplikasi ini menyediakan berbagai pilihan mobil bekas dan terintegrasi dengan berbagai bisnis otomotif milik Grup Astra.

Dengan model business-to-consumer (B2C), mobbi menghubungkan showroom milik ekosistem Grup Astra kepada pembeli mobil bekas. Dengan integrasi ini, pihaknya berupaya menghadirkan layanan menyeluruh kepada pelanggan, baik dari aspek kualitas, finansial, dan asuransi sebagai faktor pertimbangan utama dalam proses jual-beli dan tukar-tambah mobil bekas.

“Saat ini mobbi sudah terintegrasi dengan ekosistem Grup Astra, seperti Toyota, Daihatsu, IBID, Auto TRUST, ACC group, Toyota Astra Financial Services, Asuransi Astra Buana, dan AstraPay. Rencananya, integrasi ini terus bertambah ke depan,” kata Presiden Direktur Astra Digital Mobil Naga Sujady.

Layanan mobbi menyediakan fleksibilitas pilihan pembayaran dengan opsi tunai maupun kredit, ditambah akses kredit yang bisa didapatkan di aplikasi. Dukungan integrasi ekosistem Grup Astra diharapkan dapat mempermudah proses jual-beli dan tukar-tambah mobil bekas.

“mobbi mengedepankan tiga keunggulan, yaitu inspeksi oleh ahli dari Astra, jaminan kualitas mobbi Certified, dan jaminan delapan hari uang kembali. Jadi, jika dalam waktu tersebut, mobil tidak sesuai dengan hasil inspeksi mobbi Certified, pelanggan dapat mengembalikan mobil dan memperoleh refund 100%,” tambah Direktur dan Co-CEO PT Astra Digital Mobil CK Yap.

Lanskap penjualan mobil bekas

Pertumbuhan bisnis jual-beli mobil bekas tercatat tumbuh 10% di sepanjang 2022 dibandingkan tahun lalu. Kehadiran online marketplace turut mendorong pertumbuhan bisnis jual-beli mobil bekas. Selain mobbi, sejumlah platform yang menawarkan layanan yang sama di antaranya Carro, Carsome, Otofrens, Moladin, hingga Broom.

Berdasarkan riset DailySocial, kebiasaan orang bertransaksi di online marketplace membentuk perilaku jual-beli melalui platform digital. Adapun, layanan ritel otomotif terbagi ke dalam beberapa model bisnis, yakni B2C atau C2C. Paling populer berupa layanan penjualan mobil baru (oleh bisnis), layanan penjualan mobil bekas (oleh bisnis maupun konsumen), dan layanan penjualan mobil bekas (oleh konsumen).

Selain itu, penurunan daya beli mobil baru akibat pandemi Covid-19 justru memicu peningkatan volume penjualan mobil bekas. Saat ini, lanskap industri tengah didominasi oleh dua kubu. Di satu sisi segelintir diler besar beserta beberapa platform raksasa tengah fokus pada layanan jual instan.

Pada dasarnya, mereka mengadopsi model diler konvensional dengan modal yang jauh lebih besar dan dukungan teknologi. Di sisi lain, ada banyak sekali makelar dan pedagang rumahan yang masih bekerja secara tradisional dan sering kali kurang transparan dalam menjalankan bisnisnya. Konsep sharing economy juga banyak diterapkan oleh pemain marketplace mobil saat ini.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures Reportedly Leads Moladin’s Series A Funding

The automotive marketplace startup Moladin reportedly secured series A funding led by the previous investors, East Ventures. According to DailySocial’s source, this round’s nominal combined with the previous one has reached $4.5 million (approximately 65 billion Rupiah). The last round was announced in January 2020.

DailySocial tried to confirm with related parties, however, there is no feedback until this news was published.

In the latest round, participate also the previous round’s investor, CyberAgent Capital, also some angel investors from Singapore entered the ranks of shareholders.

Moladin is led by Jovin Hoon and Mario Tanamas since November 2017. In the beginning, the platform focused on selling new motorcycles, and recently expanding its services to used motorcycles and new cars. The company works closely with dealers and leasing agencies to facilitate the purchasing process. The dealership locations are available across Greater Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta and Semarang.

The company also provides cash fund services for consumers, in partnership with leasing companies, for loans starting from Rp3 million with a motorcycle’s license collateral from 2012, and up to Rp20 million with a car’s license issued from 2004.

“Since 2018, Moladin has managed to proceed transactions over IDR 290 billion. We also have 8 thousand Moladin agents work across major cities to help increase sales,” Jovin said as quoted from Kompas.com.

Automotive Industry

The year 2020 is a challenging period for many sectors, including the automotive industry. This is reflected in data released by the Association of Indonesian Automotive Industries (Gaikindo), wholesale car sales (sales from factories to dealers) decreased by 48.35% YOY, while retail car sales decreased by 44.55%.

Furthermore, conditions began to improve this year, marked by total national car sales rising 33.5% to 393,469 units in the first semester of 2021. Same condition applies in motorcycle sales. Quoting from the Indonesian Motorcycle Industry Association (AISI), more than 2.45 million units of motorcycles were shipped to the market.

Compared to the same period in the previous year, motorcycle sales were only 1.88 million units. Motorcycle sales contributors came from automatic scooters (86.61%), motorbikes (6.95%), and sport motorbikes (6.24%).

In terms of startup, this automotive marketplace vertical involved many players. Those are OLX Autos, Carro, Carsome, Garasi.id, Otoasia, Mobil123, Carmudi, Rajamobil, Oto.com, and many more.

Vehicle marketplace ecosystem / MomentumWorks

In the (C2B) purchasing and (B2C) selling used cars segment, Carro competes directly with Carsome — both are regional players who also have business bases in Indonesia and a number of countries.

The business model is quite similar, for C2B they buy consumer cars instantly by conducting thorough inspections. The company provides checkpoints at strategic locations — purchase requests can be made via the website. The cars purchased are then sold to car dealer owners for re-marketing.

As for the B2C model, the cars that were successfully purchased and inspected were re-sold through their digital platform. The value proposition lies in the result of inspection, considering that the goods being sold are used. They also work with financial institutions to peddle credit schemes.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

East Ventures Dikabarkan Pimpin Pendanaan Seri A Moladin

Startup marketplace otomotif Moladin dikabarkan mengantongi pendanaan seri A yang dipimpin investor di tahap sebelumnya, yakni East Ventures. Menurut informasi yang diperoleh DailySocial, nominal dana dalam putaran ini bila digabung dengan putaran sebelumnya mencapai $4,5 juta (sekitar 65 miliar Rupiah). Putaran terakhir yang diumumkan perusahaan terjadi pada Januari 2020.

DailySocial mencoba mengonfirmasi ke pihak terkait, namun hingga berita ini diturunkan belum ada informasi yang diberikan.

Dalam putaran teranyar ini, investor dari putaran sebelumnya CyberAgent Capital juga ikut berpartisipasi, serta sejumlah angel investor dari Singapura turut meramaikan jajaran shareholder.

Moladin dinakhodai oleh Jovin Hoon dan Mario Tanamas sejak November 2017. Awalnya platform tersebut fokus pada platform pembelian motor baru, kini memperluas layanannya motor bekas dan mobil baru yang diluncurkan pada tahun ini. Perusahaan bekerja sama dengan dealer dan lembaga leasing untuk memudahkan proses pembelian. Lokasi dealer disebutkan tersebar di Jabodetabek, Bandung, Solo, Yogyakarta, dan Semarang.

Perusahaan juga menyediakan layanan dana tunai untuk konsumen, bermitra dengan perusahaan leasing, untuk pinjaman mulai dari Rp3 juta dengan jaminan BPKB motor untuk tahun keluaran mulai 2012, hingga Rp20 juta dengan jaminan BPKB mobil tahun keluaran mulai 2004.

“Sejak 2018, Moladin sudah berhasil membuat transaksi lebih dari Rp290 miliar. Kami juga memiliki 8 ribu agen Moladin yang tersebar di berbagai kota besar untuk membantu meningkatkan penjualan,” kata Jovin dikutip dari Kompas.com.

Industri otomotif

Tahun 2020 merupakan periode yang penuh tantangan bagi banyak sektor, termasuk industri otomotif. Hal ini tercermin dari data yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil wholesale (penjualan dari pabrik ke dealer) turun 48,35% secara YOY, sedangkan penjualan mobil ritel turun 44,55%.

Kemudian kondisi mulai membaik pada tahun ini, ditandai dengan total penjualan mobil nasional naik 33,5% menjadi 393.469 unit pada semester I 2021. Nasib yang sama juga terjadi di penjualan motor. Mengutip dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), lebih dari 2,45 juta unit sepeda motor dikirim ke pasar.

Dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, penjualan motor hanya sebanyak 1,88 juta unit. Kontributor penjualan motor datang dari motor jenis skuter matik (86,61%), motor bebek (6,95%), dan motor sport (6,24%).

Di ranah startup, vertikal marketplace otomotif ini dihuni banyak pemain. Mereka adalah OLX Autos, Carro, Carsome, Garasi.id, Otoasia, Mobil123, Carmudi, Rajamobil, Oto.com, dan masih banyak lagi.

Gambaran ekosistem platform penjualan kendaraan / MomentumWorks

Di segmen pembelian (C2B) dan penjualan (B2C) mobil bekas, Carro berkompetisi langsung dengan Carsome — keduanya sama-sama pemain regional yang juga memiliki basis bisnis di Indonesia dan sejumlah negara.

Model bisnisnya nyaris mirip, untuk C2B mereka membeli mobil konsumen secara instan dengan melakukan inspeksi menyeluruh. Perusahaan menyediakan titik-titik pemeriksaan di lokasi strategis — adapun permintaan pembelian bisa dilakukan melalui situs web. Mobil yang dibeli selanjutnya dijual kepada para pemilik dealer mobil untuk kembali dipasarkan.

Sementara untuk model B2C, mobil yang berhasil dibeli dan diinspeksi kembali dijual melalui platform digital yang mereka miliki. Nilai unik yang coba dihadirkan adalah hasil inspeksi, mengingat barang yang dijual adalah bekas. Mereka juga bekerja sama dengan lembaga finansial untuk menjajakan skema kredit.

Kaskus Dirikan Marketplace Khusus Otomotif Garasi.id [UPDATED]

Platform social commerce Kaskus mendirikan anak usaha yang bergerak di bidang marketplace khusus otomotif “Garasi.id”. Platform ini diharapkan menjadi solusi komprehensif yang ditawarkan Kaskus untuk kemudahan jual beli mobil bekas online, diklaim belum hadir di Indonesia.

Garasi.id adalah buah pemikiran dari Kaskus untuk mendalami dunia otomotif, khususnya roda empat. Pasalnya, segmen otomotif di Kaskus Forum termasuk top 5 paling ramai dibicarakan dan top 5 di dalam Kaskus Jual Beli.

Secara badan hukum, Garasi.id resmi berdiri sejak Juli 2017. Namun situs baru dihadirkan ke publik pada 17 Agustus 2017.

“Untuk jual beli mobil bekas online, dibutuhkan sarana yang lebih komprehensif karena akan mencakup kemitraan bersama partner untuk menjadikan ekosistem lebih lengkap. Garasi.id sebagai anak usaha Kaskus memiliki misi untuk menjadi kekuatan “in-depth” spesifik untuk jual beli mobil bekas, dengan pemenuhan kebutuhan kepemilikan mobil, mulai dari inspeksi, pembiayaan, asuransi, sampai perawatan bengkel hingga detailing,” kata CEO Garasi sekaligus CPO Kaskus Ardyanto Alam kepada DailySocial.

Ardy mengklaim dibandingkan situs sejenis, Garasi.id cukup berbeda. Beberapa fitur yang dihadirkan diantaranya showroom memiliki tampilan online yang dapat di personalisasikan sendiri.

Fitur ini, sambung Ardy, dapat menjadi solusi bagi para penjual mobil yang selama ini hanya beriklan di media offline atau akun media sosial pribadi. Setiap kali mereka memperbarui investaris mobil yang akan ditawarkan, setelah diverifikasi akan muncul otomatis di situs mereka.

Selain itu, ada fitur personal assistant untuk calon pembeli mobil yang membutuhkan bantuan riset tentang mobil yang mereka cari. Garasi.id dapat membantu menghitungkan bujet, hingga mengatur perjanjian dengan showroom mobil bekas untuk inspeksi kendaraan.

Garasi juga menyediakan jasa car inspector untuk calon pembeli demi mencegah potensi penipuan. Dalam hal ini pihaknya bekerja sama dengan bengkel umum dengan jaringan tersebar di Jabodetabek dan memiliki montir profesional yang terlatih.

“Kami menjamin setiap listing yang masuk, sebelumnya harus melalui proses moderasi dan verifikasi. Foto yang dihadirkan pun dijamin berkualitas tinggi dan sudah sesuai dengan standar Garasi.id.”

Rencana Garasi.id

Sejauh ini, Garasi.id sudah menghimpun lebih dari 10 ribu listing showroom kendaraan tersebar di Jabodetabek. Ardy menyebut lokasi ini memiliki hampir separuh dari pangsa pasar, supplier, dan transaksi jual beli di seluruh Indonesia. Berdasarkan jumlah kunjungan, dia enggan mengungkapkannya sebab situs ini belum berumur seminggu sejak dirilis.

Sampai akhir tahun ini, Garasi.id berencana untuk menambah jumlah listing-nya ke seluruh Jawa, Bali, dan Lombok. Tahun berikutnya akan menyasar Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur.

Ardy melanjutkan, ke depannya Garasi.id juga akan menghadirkan responsive web design di situs mobile dengan mengusung teknologi Google PWA (Progressive Web App). Pendekatan ini dilakukan karena dari sisi pengembangan, Garasi.id merupakan salah satu mitra Google yang menjadi “early adopter” mengusung teknologi ini. Keuntungan ini bagi pengguna akan terasa seperti native app karena tampilannya yang mirip.

“Terlebih dari sisi investasi teknologi, jadi lebih efisien karena tidak perlu maintain versi native app iOS dan Android.”

Pihaknya pun terus mengedepankan unsur kualitas listing yang dihadirkan. Sebab kualitas listing menjadi tolak ukur Garasi.id sebagai penghubung antara penjual dengan pembeli. Dia juga berharap adanya engagement dengan para pembeli mobil, mulai dari kesediaan mereka memakai jasa inspeksi, sampai ke post-sales yang dapat mereka manfaatkan untuk merawat mobil di bengkel yang sudah bermitra dengan Garasi.id.

“Kami juga menjaga kualitas partner yang terpercaya baik dari sisi penyedia pendanaan dan asuransi untuk memfasilitasi mayoritas calon pembeli mobil bekas,” pungkas Ardy.

Selain Garasi.id, sebelumnya telah hadir marketplace otomotif lainnya beredar di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Mobil123, Carmudi, RajaMobil, Mobilkamu, Momobil, dan lainnya.

Update: Informasi mengenai rencana Garasi.id hadir di situs mobile dengan teknologi Google PWA