Bagaimana Martech Bantu Startup Meningkatkan Pengalaman Konsumen

Mendekatkan diri dengan konsumen adalah cara terbaik bagi suatu bisnis untuk terus mencari tahu apa yang mereka inginkan. Informasi tersebut dapat digunakan oleh tim penjualan, pengembang , atau pemasaran dalam membuat produk yang lebih dipersonalisasi untuk setiap pelanggan, sehingga tujuan akhir ‘hubungan dengan konsumen yang lebih baik’ dapat tercapai.

Pesatnya perkembangan teknologi digital pun mengubah cara orang berkomunikasi satu sama lain. Beda kanal digital, beda pula cara berkomunikasinya. Itu belum bicara siapa target konsumennya, kapan waktu yang tepat, alat apa yang terbaik di bidangnya, apa kampanye yang tepat, dan lainnya.

Seluruh pekerjaan tersebut harus diselesaikan dalam waktu singkat karena di saat yang bersamaan, pemasar juga dikejar target yang harus dicapai. Alhasil, platform marketing technology begitu dicari.

Marketers harus mengerti bagaimana sih journey consumer-nya apakah di situs atau app, apa yang mereka lakukan di sana. Data-data penting tersebut dianalisis untuk menentukan apa kampanye yang tepat buat dia. Lalu menentukan seperti apa komunikasinya, kapan, dan bagaimana cara berkomunikasinya,” terang Country Manager MoEngage Indonesia Roy Simangunsong kepada DailySocial.id.

Roy melanjutkan, “Bicara mendasar tentang pemasar itu, enggak bisa namanya spray and pray. Tapi harus mensegmenkan konsumen-konsumen berdasarkan bucket-bucket-nya untuk menawarkan produk kita yang tepat apa untuk dia, sehingga potensi untuk konsumen tersebut melakukan tindakan lebih tercapai. At the end, business goals-nya tercapai, revenue achieve, dan lifetime value meningkat.”

Insight-led

Di era ini, pemasar seharusnya melakukan pekerjaan mendasarnya bukan berdasarkan data lagi karena data hanya sebuah informasi angka. Data yang dibantu dengan teknologi AI dan ML jauh lebih memberikan cerita mendetail tentang diri konsumer, sebuah bahan yang penting dalam proses analisis dan segmentasi. Ini adalah pilar pertama dari insight-led consumer engagement yang diusung MoEngage.

MoEngage itu sendiri merupakan consumer engagement platform, sebuah marketing technology yang memungkinkan pemasar bisa engage ke konsumer retain hubungan tersebut secara kontinu, dan menambah konsumer yang sebelumnya belum terlalu aktif untuk mau kembali pakai produk.

MoEngage menyatukan seluruh kebutuhan pemasar yang selama ini solusi-solusinya tersebar apabila mereka ingin melakukan suatu kampanye di suatu channel digital. Pemasar bisa terhubung dengan konsumernya di berbagai kanal pemasaran, terdapat solusi untuk analisis , segmentasi, dan berkomunikasi dengan konsumen secara omnichannel (mobile push, email, SMS, in-app, WhatsApp) dan bisa jangkau lewat aplikasi atau situs klien.

“Saat klien mengimplementasikan MoEngage, mereka taruh SDK kita ke situs atau app-nya. Apa yang didapatkan dari sumber-sumber data tersebut akan memberikan informasi yang lebih rich [misalnya] mengenai Roy itu apa, tanggal lahir, nomor telepon, email, dan atribut-atribut lain yang menceritakan tentang Roy. Jadi di pilar pertama, insight-led itu kita bisa analisa dan segmentasi.”

Pilar kedua adalah meng-engage konsumen. Bagaimana bisa berkomunikasi dengan individu atau kelompok tersebut. Disebut kelompok karena bisa jadi dalam satu cakupan tersebut berisi orang-orang yang punya kesamaan, baik itu kesenangan atau kebiasaan. Sebab, dalam melakukan pemasaran itu tidak bisa spray and pray, harus bisa melakukan segmentasi konsumen berdasarkan bucket-bucket-nya sebelum menawarkan produk/jasa yang tepat buat mereka.

“Setelah tahu cara interaksinya, kita pasti ingin optimalkan kan, ini disebut flywheel effect, yakni lingkaran yang terus-menerus berputar. Setelah MoEngage berikan atribut-atribut informasi, misalnya Roy setelah berkunjung dia senang memasukkan barang ke keranjang, tapi baru checkout saat ada diskon. Ini kan artinya beda cara engage-nya harus dengan apa, kita bisa optimalkan mana channel yang paling optimal buat Roy agar bisa cepat-cepat checkout.”

Dia melanjutkan, “Bila menggunakan data saja tanpa machine learning, tentunya proses tersebut akan lama karena harus dianalisis dulu. Yang kami tawarkan ada machine learning yang membantu pemasar tersebut mempercepat prosesnya untuk engage dengan konsumernya.”

Pilar ketiga, setelah dianalisis, di-engage, dan optimalisasi, siklus berikutnya adalah pemasar kembali bertanya dari seluruh kampanye yang telah dilakukan apa yang harus dilakukan setelahnya. Serta, kembali mendalami konsumernya itu sendiri. Semakin aktif konsumen, maka secara statistik ada cara untuk tetap meningkatkan kegiatan mereka yang pada akhirnya bisa menambah pendapatan perusahaan.

“Kalau challenge-nya bagaimana mau drive active user di aplikasi/situs agar bisa menaikkan revenue, sebagai tools kita harus mengetahui konsumer kita.”

Bila dikaitkan dengan strategi pemasaran di dunia startup, tentunya tidak jauh berbeda. Sebagai founder juga harus mulai melihat konsumen yang datang itu haruslah yang tepat dan tahu bagaimana berkomunikasi dengan mereka dengan menawarkan produk yang tepat.

“Misalnya, Roy bakal lebih aktif kalau ada komunikasi baru yang tepat sesuai behavior dia. Jadi komunikasinya harus seakan-akan dipersonalisasi untuk Roy, sehingga bisa meningkatkan active usage-nya.”

Contoh kasus yang terjadi di salah satu klien OTT MoEngage di Vietnam, mereka dapat meningkatkan angka berlangganan hingga tiga kali lipat dan angka pelanggan berbayar hingga tiga kali lipat.

“Kondisi yang sama juga terjadi di telko. Sebagai pemasar pasti ingin reach ke spesifik target konsumen dan bisa berkomunikasi dengan mereka secara tepat guna. Mereka bisa lihat Roy secara 360 derajat, selalu beli paket data A misalnya karena ada streaming. Potensi sebagai telko bisa drive Roy lebih aktif tawarkan produk yang mirip. Ini yang terjadi di XL Axiata bisa segmentasi pasar based on action yang konsumen lakukan dalam periode tertentu. Ini sukses drive pertumbuhan MAU sampai 98%.”

Tren pemasaran saat ini

Menurut Roy sejumlah tren pemasaran yang perlu diperhatikan para pemasar. Pertama, trennya semakin lama pemasar bisa melakukan engagement ke konsumen berdasarkan insight-led semakin meningkat. Lantaran, pemasar saat ini tidak punya banyak waktu lama untuk meninggu. Sehingga di lokasi di mana konsumen berada harus segera buat kampanye.

“Semakin pendek waktu pemasar untuk berpikir, sehingga dengan adanya situasi ini MoEngage dapat beraksi dan menentukan kampanye apa yang tepat buat konsumen mereka.”

Kedua, kampanye yang dipersonalisasi itu merupakan suatu keharusan. Hal ini bisa dimungkinkan kalau memiliki insight yang melimpah dari consumer engagement platform. Ketiga, touch point konsumen semakin banyak, dari WhatsApp, situs, email, SMS, integrasi dengan iklan di Facebook dan Google, bahkan sudah terintegrasi juga dengan TikTok. Platform omnichannel semakin dibutuhkan untuk pemasar dalam membantu mreka mana channel yang tepat untuk jangkau tipe tertentu konsumen.

Terakhir, berbagai insight dari platform ini hanya bisa terjadi dengan campur tangan teknologi AI dan ML. Pemasar dapat memperpendek waktu analisa dari sebelumnya yang butuh waktu berjam-jam. Dengan kata lain, teknologi tersebut sudah bagian yang terpenting, sudah tidak bisa terpisahkan lagi.

Roy juga menekankan bahwa dalam pemasaran itu, terdapat kombinasi antara teknologi dan seni. Dicontohkan, dalam sekelompok konsumen yang walaupun mereka punya kesamaan, tapi bila dilihat lebih dalam ada yang lebih suka berkomunikasinya dengan channel tertentu. Apalagi untuk generasi muda saat ini, mereka lebih menyukai ada unsur gamifikasi yang buat mereka lebih bersemangat.

“Kita sebagai brand harus memadukan data dan seni untuk berkomunikasi. Jadi ada perubahan dari campaign centric jadi consumer centric karena sekarang inilah yang paling penting.”

MoEngage di Indonesia

Di bawah kepemimpinan Roy, menegaskan komitmen MoEngage untuk menyeriusi pasar marketing technology di Indonesia. Disebutkan bahwa Indonesia adalah negara prioritas kedua setelah di India untuk regional Asia Pasifik. Karena penting, maka perusahaan juga jor-joran investasi dengan merekrut talenta lokal terbaik.

“Investasi yang kita lakukan dengan rekrut orang lokal ini jadi diferensiasi mendasar [dari kompetitor]. Kita pun melihat orang Indonesia itu lebih senang jika ada tim lokal MoEngage yang bisa bantu menjelaskan produk kami ke mereka karena bisa tanya banyak.”

Disebutkan MoEngage memiliki 140 klien dari berbagai skala, mulai dari startup seperti edtech, OTT, e-commerce, hingga perusahaan telekomunikasi. Melimpahnya klien ini membuat posisi Indonesia jadi penting karena makin banyak pengalaman-pengalaman dari sini yang dapat dilanjutkan untuk pengembangan kemampuan produk MoEngage.

“Kita banyak berikan feedback ke tim produk global untuk kasih tahu bahwa ini produk-produk yang bakal works di Asia. Jadi kita bisa memengaruhi produk kita jadi lebih bagus di pasar, sehingga apa yang kita develop itu bisa meaningful buat konsumer bukan sekadar buat kompetisi saja.”

Salah satu pengembangan produk yang baru-baru ini dirilis berkat masukan dari klien Indonesia, yakni web personalization, MoEngage Inform, dan MoEngage Flows versi terbaru.

Pelokalan Konten dan Live Streaming Jadi Strategi Glance di Indonesia

Glance, platform lock screen smartphone, dan InMobi (induk dari Glance), penyedia teknologi pemasaran dan monetisasi, mengumumkan pembukaan kantor regional terbarunya di Jakarta, pada Selasa (12/6). Keseriusan ini menandai komitmen Glance dan InMobi untuk memperbesar jaringan bisnisnya di negara yang berkontribusi terbesar kedua setelah basis bisnis utamanya di India.

Pembukaan kantor baru ini dilakukan oleh Director of Market Development Glance Indonesia Dalip Shahri, SVP & GM Strategic Distribution Partnerships Glance Aditya Goyal, Vice President & GM International Markets Glance Khushboo Maheshwari, Managing Director APAC InMobi Rishi Bedi. Kantor tersebut berlokasi di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Di sana dilengkapi dengan dua studio yang dapat dipergunakan oleh para konten kreator untuk memproduksi kontennya. Hal ini selaras dengan strategi perusahaan untuk menghadirkan lebih banyak pengalaman dan format baru pada lock screen, termasuk konten live streaming. Kemudian, tim lokal juga akan digandakan jumlahnya selama satu tahun depan.

“Glance menghadirkan pengalaman yang mengikuti preferensi konsumen di Indonesia yang terus berkembang. Pada tahun 2022, kami membawa game di lock screen melalui platform Nostra dan lebih dari 1,5 juta game dimainkan di lock screen setiap hari saat ini. Melihat kecintaan masyarakat Indonesia pada LIVE, Glance akan menghadirkan pengalaman LIVE berbasis kreator yang imersif ke lock screen di 2023,” ucap Director of Market Development Flance Indonesia Dalip Shahri saat media breafing.

Sebagai catatan, Glance adalah platform lock screen bertenaga AI yang memberikan penggunanya pengalaman premium dan dipersonalisasi pada lock screen smartphone Android mereka. Pengguna bisa bermain game, live streaming dari para kreator, hingga baca berita dari berbagai portal media.

Pengalaman ini dimungkinkan karena Glance bekerja sama dengan para publisher, pengembang, dan kreator. Dengan AI, seluruh informasi yang disajikan di smartphone pengguna sudah dipersonalisasi sesuai minat masing-masing, dan semuanya bisa diakses tanpa harus mengunduh aplikasi, bahkan tanpa membuka kunci smartphone mereka.

Sejak dua tahun hadir di Indonesia, diklaim Glance telah memiliki lebih dari 30 juta pengguna aktif dan bekerja sama dengan lebih dari 60 publisher, di antaranya media online dan pengembang game. Dari 500 jenis game kasual yang tersedia, 50 di antaranya sudah dilokalkan dengan bahasa Indonesia.

“Semua konten yang ada di Glance sudah dikurasi 100% oleh tim, sehingga sangat dijaga dari berbagai unsur yang sensitif dan negatif, serta aman apabila digunakan oleh anak-anak. Lantaran ada 22 kategori yang dapat dipilih oleh pengguna sesuai preferensi mereka.”

Adapun InMobi itu sendiri sudah hadir selama hampir 1 dekade di Indonesia. Perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan telah bekerja sama dengan lebih dari 140 merek dan pengiklan. InMobi memiliki keahlian mendalam dan jangkauan yang unik dalam periklanan seluler dan merupakan mitra teknologi untuk sebagian besar merek terbesar dunia, pengembang game dan bisnis aplikasi konsumen. Mitra InMobi ikut memanfaatkan Glance menjangkau jutaan konsumen.

Dalam menghadirkan produk lock screen Glance, perusahaan bekerja sama langsung dengan pemilik merek smartphone untuk menanamkannya ke dalam sistem OS Android mereka. Sejauh ini ada empat merek yang sudah bekerja sama, namun tidak bisa disebutkan identitasnya. Yang bisa dipastikan, keempat merek tersebut punya pangsa pasar yang besar di Indonesia.

“Jadi setiap ada pengembangan fitur Glance akan diperbarui bersamaan dengan sistem dari OS Android. Pengguna tidak perlu install aplikasi karena memang tidak ada di Play Store. Mereka cukup mengaktifkan Glance di setting wallpaper di smartphone-nya.”

Konten live streaming

Fitur live streaming yang dihadirkan di Glance ini berkat Roposo, anak usaha perusahaan yang diakuisisi pada 2019. Roposo sebelumnya bermain di konten video pendek, kini berfokus pada social commerce, salah satunya live streaming bekerja sama dengan para streamer. Adapun untuk konten game disediakan oleh anak usaha perusahaan lainnya, yakni Nostra.

Fitur live streaming pertama kali diujicobakan di platform Glance pada Maret 2023 dengan total 100 streamers yang telah bergabung. Dalip menjelaskan, output yang diterima perusahaan begitu positif sehingga optimisme untuk menyeriusi industri ini makin besar.

Dicontohkan, pada Mei kemarin, Glance mentransformasi lock screen smartphone menjadi destinasi populer untuk live sports, dengan konten streaming dari SEA Games 2023 yang digelar di Kamboja. Dari situ terdapat lebih dari 1 juta konsumen Glance yang mengonsumsi konten secara real time dan interaktif selama pertandingan yang digelar selama 15 hari di lock screen mereka.

Untuk menghidupi ekosistem live streaming, perusahaan menyediakan platform teknologi yang mumpuni agar para streamer memiliki ruang untuk menjangkau penonton lebih cepat tanpa harus mengunduh aplikasi tertentu. “Sebelumnya saat para kreator mau live streaming, harus mengunduh aplikasi yang melimitasi mereka untuk menjaring penonton.”

Saat ini Roposo belum tersedia dalam bentuk aplikasi terpisah, alias masih tergabung ke dalam platform Glance. Namun tidak membuka kemungkinan bakal dihadirkan dalam aplikasi terpisah untuk ke depannya.

Perusahaan juga bakal aktif mengakuisisi (onboard) lebih dari 100 streamers di seluruh kategori pada tahun ini. Strategi yang akan dilakukan, di antaranya bekerja sama dengan agensi yang khusus menaungi para kreator, kerja sama langsung apabila mereka punya basis fans yang besar, serta membuka program di lima kampus ternama di Jakarta.

Program tersebut dimaksudkan untuk menemukan ratusan live streamer baru di seluruh kategori, termasuk olahraga, musik, kebugaran, K-Pop, dan lainnya selama periode 2 bulan. Strategi ini merupakan bagian dari rencana besar Glance yang menargetkan dapat menjaring 50 juta konsumen di Indonesia hingga tahun depan.

“Tujuan kami adalah menyediakan platform yang terbaik untuk para streamer, dengan demikian kami ingin onboard sebanyak-banyaknya streamer agar bisa live streaming di Glance,” tambah Vice President & GM International Markets Glance Khushboo Maheshwari.

Adapun saat ini diklaim Glance memiliki lebih dari 30 juta konsumen di Indonesia saja dan 230 juta pengguna aktif secara global.

Live streaming makin dilihat sebagai alat pemasaran yang sedang naik daun. Menurut Statista, pengguna internet di seluruh dunia menghabiskan lebih dari 480 miliar jam menonton konten live streaming di aplikasi populer pada 2020. Diperkirakan industri ini akan bernilai miliaran dolar dan naik menjadi $330,51 miliar pada 2030, mengutip dari studi Grand View Research.

Di Indonesia sendiri, pasar live streaming, melihat dari sisi social commerce, adalah pasar yang menggiurkan terutama dari sisi pemain UMKM. Dari laporan yang disusun DSInnovate bersama TikTok mengungkapkan, lebih dari 80% UMKM menggunakan media sosial untuk berjualan, termasuk TikTok Shop.

TikTok itu sendiri berada di persimpangan antara commerce, konten yang menghibur, dan komunitas. Makanya, menghadirkan TikTok Shop jadi bagian yang penting untuk menyatukan seluruh unsur tersebut. Indonesia sendiri merupakan pasar terbesar kedua secara global bagi TikTok. Diestimasi penggunanya mencapai 113 juta orang, beda tipis dengan Amerika Serikat yang memiliki 117 juta pengguna.

Ditanya mengenai diferensiasi antara Roposo dengan platform sejenisnya, Maheshwari menegaskan bahwa kelebihan Roposo adalah memungkinkan para penggunanya untuk menikmati konten live streaming tanpa harus mengunduh aplikasi tambahan. Pada akhirnya, karena tidak ada limitasi, jumlah penonton yang kemungkinan menyaksikan suatu konten live streaming bisa naik berkali-kali lipat.

“Salah satu streamer kami yang baru gabung dua bulan ada yang bisa meningkatkan penontonnya antara 10x lipat hingga 20x lipat. Jauh lebih cepat dari platform yang ia gunakan pada dua tahun sebelumnya,” tutup dia.

Fokus funP Innovation Group Hadirkan Teknologi Adtech di Indonesia

Pasar periklanan digital di Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didorong populasi negara yang besar dan peningkatan penetrasi internet. Menurut Statista, pasar periklanan digital di tanah air bernilai $2,9 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan mencapai $5,2 miliar pada tahun 2025, tumbuh pada CAGR 12,3%.

Salah satu pendorong utama pertumbuhan adalah meningkatnya penggunaan perangkat seluler. Per Januari 2022, terdapat lebih dari 198 juta pengguna ponsel di Indonesia, menjadikannya pasar ponsel terbesar keempat di dunia. Hal ini menyebabkan peningkatan belanja iklan seluler di Indonesia, dengan periklanan seluler menyumbang 76% dari total belanja iklan digital negara pada tahun 2020.

Salah satu perusahaan yang menghadirkan teknologi periklanan digital atau digital advertising secara menyeluruh adalah funP Innovation Group (BVI). Didirikan pada tahun 2009 berbasis di Taiwan, perusahaan ingin memperluas layanan mereka secara menyeluruh di Asia Pasifik. Kepada DailySocial.id, Co-founder funP Innovation Group dan CSO Brian Yang mengungkapkan rencana perusahaan untuk memperluas layanan mereka di Indonesia.

Permudah brand lancarkan kegiatan pemasaran

Platform media sosial masih menjadi bagian penting dari lanskap periklanan digital di Indonesia. Menurut laporan We Are Social, per Januari 2022 ada lebih dari 171 juta pengguna media sosial aktif di Indonesia. Facebook dan Instagram adalah platform media sosial paling populer, dengan gabungan lebih dari 140 juta pengguna. Hal ini menyebabkan peningkatan belanja iklan media sosial di Indonesia, dengan iklan media sosial menyumbang 33% dari total belanja iklan digital negara pada tahun 2020.

Google adalah pemain dominan di pasar search advertising di Indonesia, dengan pangsa pasar lebih dari 90%. Mesin pencari perusahaan, Google.co.id, adalah mesin pencari paling populer di negara ini, dengan lebih dari 90% pangsa pasar. Hal ini menyebabkan peningkatan belanja iklan pencarian di Indonesia, dengan iklan pencarian menyumbang 44% dari total belanja iklan digital negara pada tahun 2020.

Namun demikian funP Innovation Group mencatat, TikTok menjadi salah satu media sosial paling menjanjikan di pasar Asia Tenggara. Dalam hal ini Indonesia cukup menjanjikan dibandingkan dengan Thailand dan Vietnam, berdasarkan data dari TikTok yang diprediksi bahwa pada tahun 2025 pertumbuhan berdasarkan GMV dan adopsi akan meningkat.

Namun demikian hingga saat ini masih kesulitan untuk melacak perilaku pengguna melalui data pihak ketiga. Salah satu alasannya adalah, sebanyak 71,6% pengguna menolak untuk melacak perilaku pengguna mereka, terlebih lagi, cookie akan akan dihapus dari sistem.

“Hambatan ini berdampak pada kinerja kampanye pemasaran yang sedang berlangsung, misalnya tingkat konversi iklan dari Google, Meta, dan lainnya telah turun sekitar 20%. Oleh karena itu brand perlu mempertimbangkan untuk membangun first-party data sebagai big data yang dapat digunakan untuk strategi pemasaran,” kata Brian.

Secara khusus ada beberapa teknologi yang telah diluncurkan oleh funP Innovation Group di Indonesia, di antaranya adalah kerja sama strategis dengan Gojek yaitu GoGAN (Gojek Ads Network). Menggunakan GoGAN dapat membantu agen pemasaran untuk mendorong transaksi iklan dengan lancar dengan penargetan yang tepat hingga mengurangi biaya.

Teknologi lainnya yang mereka hadirkan adalah Rich Media Banner, yang merupakan bentuk iklan unik kreatif yang menggabungkan teknik desain gamifikasi dengan SOV tinggi atau share-of-voice.

Rich Media Banner ads / funP Innovation Group

“Inovasi terbaru dari funP Innovation Group yaitu pengelolaan data berdasarkan Google Analytics 4. Dilihat dari 80% orang yang menggunakan mesin pencari untuk menemukan informasi, crawling data dari GA 4 secara tidak langsung memiliki akurasi yang lebih tinggi. Dengan mengimplementasikan GA 4, dapat membantu brand memahami dan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui first-party data,” kata Brian.

Membangun solusi cloud-based marketing

CMI Jakarta Team / funP Innovation Group

Baru-baru ini funP Innovation Group telah mengantongi dana segar senilai $3,12 juta dari Ennoconn Corporation. Selanjutnya perusahaan akan memanfaatkan dana segar ini untuk pengembangan dan peluncuran solusi smart retail dan layanan cloud untuk pasar Indonesia dan negara APAC lainnya di bawah naungan unit bisnisnya cacaFly, dalam kemitraannya dengan Ennoconn.

Pada bulan Juni 2022, melalui anak perusahaan mereka, cacaFly, telah melakukan joint venture dengan distributor solusi digital dan elektronik terkemuka, PT Metrodata Electronics untuk membentuk agensi digital marketing berbasis data untuk pasar Indonesia. Solusi yang ditargetkan untuk pasar Indonesia termasuk mesin penjual otomatis (vending-machine) dan iklan digital luar ruangan terprogram (programmatic digital out-of-home, pDOOH). Semua solusi akan dikembangkan dan diluncurkan secara lokal di Indonesia.

Tahun ini funP Innovation Group berencana untuk memperluas layanan mereka di Indonesia. Mulai dari pengembangan bisnis, account management, dan martech konsultasi, serta bekerja sama dengan mitra lokal dan global untuk mengembangkan solusi cloud-based marketing.

“Kami sedang menyiapkan anak perusahaan untuk adtech arm, Tenmax, dan membuat TMI dan mulai beroperasi pada September 2022. Kami juga sudah membentuk usaha patungan dengan Metrodata Group untuk membuat CMI, dan mempekerjakan 10 orang lebih sejak bulan Juli 2022 lalu. Kami juga telah menunjuk mantan eksekutif Google Amanda Lai sebagai General Manager untuk memperluas dan membangun bisnis kami di Indonesia,” kata Brian.

Perbedaan Adtech dan Martech dalam Ekosistem Digital

Dalam diskusi mengenai bidang marketing, Anda mungkin bakal sering mendengar istilah “adtech” dan “martech” dilontarkan. Keduanya sepintas terdengar mirip, namun sebenarnya ada sejumlah faktor yang membedakan di antara keduanya.

Terlepas dari itu, di era serba digital seperti sekarang, adtech dan martech tentunya memegang peranan yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu bisnis. Tidak peduli seberapa kecil atau besar skala bisnisnya, adtech dan martech bakal selalu bisa difungsikan sebagai solusi untuk membantu mengembangkan bisnis.

Namun sebelum kita membahas lebih jauh mengenai adtech dan martech, ada baiknya kita mengenali dulu perbedaan di antara keduanya.

Apa itu martech?

Dari perspektif sederhana, marketing technology atau martech merujuk pada penggunaan teknologi untuk mengeksekusi strategi pemasaran digital. Secara umum, martech biasanya hadir dalam bentuk SaaS (Software-as-a-Service) dengan fokus pada keperluan automasi, khususnya untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang repetitif, sehingga pada akhirnya memungkinkan para marketer untuk lebih berfokus pada aspek kreatif dan strategis.

Automasi, kalau menurut MarTech Today, dapat mengombinasikan beberapa kriteria, termasuk halnya demografi, firmografi, dan behavioral data, dengan sebuah sistem lead scoring untuk menghasilkan dan mengidentifikasi sales-qualified lead. Harapannya tentu adalah supaya lead ini bisa dikonversi menjadi sales.

Dari sudut pandang lain, martech juga dapat dilihat sebagai penggunaan teknologi untuk mewujudkan, mengukur, sekaligus mengoptimalkan komunikasi dengan potential maupun existing customer via berbagai macam kanal digital. Beberapa contoh produk martech yang umum digunakan adalah customer-relationship management (CRM) platform, content marketing platform, email marketing software, social media management software, dan digital analytics tools.

Apa itu adtech?

Sesuai namanya, advertising technology atau adtech merujuk pada penggunaan teknologi untuk mengekspos sesuatu ke hadapan publik secara luas. Adtech hadir sebagai solusi untuk membantu perusahaan menggaet customer baru, memfasilitasi penyampaian pesan kepada customer secara langsung, sekaligus memastikan bahwa semuanya dieksekusi dengan tepat sasaran.

Beberapa contoh produk adtech yang kerap digunakan meliputi data management platform, Demand Side Platform (DSP), Supply Side Platform (SSP), ad exchange, maupun tag management system.

Adtech dan martech dalam ekosistem digital

digihackaction

Relevansi adtech dan martech terus meningkat seiring tingginya dominasi platform digital. Dewasa ini, hampir semua strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan, baik kecil ataupun besar, melibatkan pengadopsian adtech dan martech, sebab semuanya memang tidak akan luput dari digitalisasi.

Hal ini pada akhirnya membuka peluang untuk menjadi pemain di industri adtech dan martech itu sendiri. Bagi yang bingung harus memulai dari mana, Anda mungkin bisa berpartisipasi dalam acara DigiHackAction 2021.

Event hackathon khusus adtech dan martech pertama di Indonesia ini merupakan hasil kolaborasi antara Telkomsel DigiAds, Tinc, dan DailySocial.id. Acara bertujuan untuk mempermudah bisnis, terutama UMKM yang membutuhkan inovasi dan solusi dalam bidang adtech dan martech.

Acara ini juga dirancang untuk memberdayakan dan membuka kesempatan bagi para inovator yang ingin melanjutkan perjalanan mereka dalam bidang advertising innovation, serta membuat inovasi yang “customer centric” dalam menghadirkan inovasi periklanan yang bisa membantu industri dan Indonesia.

Bagi yang berminat dengan dunia digital advertising dan marketing, Anda bisa mendaftarkan ide atau inovasi di DigiHackAction 2021 tanpa perlu mengeluarkan biaya. Selain berpeluang memenangkan total hadiah hingga 100 juta rupiah, partisipan acara ini juga punya kesempatan untuk memperluas jangkauan koneksi bersama partner Telkomsel DigiAds dan Tinc.

Gambar header: Depositphotos.com.

Digihackaction Membuka Kesempatan Para Inovator yang Ingin Berikan Solusi Kreatif di Bidang AdTech dan MarTech

Perhelatan virtual hackathon di bidang Advertising Technology (AdTech) dan Marketing Technology (MarTech) pertama di Indonesia resmi digelar. Program yang digagas oleh Telkomsel DigiAds, Tinc, dan DailySocial.id ini bakal membuka kesempatan bagi para inovator digital, untuk mengembangkan solusi bagi industri periklanan dan pemasaran berbasis teknologi.

Guna mendorong perkembangan industri AdTech dan MarTech, program Digihacktion menyediakan 3 (tiga) kategori yang bisa dipilih oleh para peserta, yaitu:

  • Advertising and Marketing Direct Solutions

Pada kategori pertama ini peserta dapat menuangkan ide kreatif dan solusi untuk menarik perhatian audiens secara langsung melalui teknologi paling terkini. Diharapkan ide kreatif yang dituangkan dapat memberikan solusi (namun  tidak terbatas) performa dan keterikatan audiens terhadap iklan, meningkatkan peran iklan terhadap pengalaman konsumen dan aplikasi baru yang bersifat disruptif yang menguntungkan bagi industri Adtech dan Martech, seperti ….CRM (Customer Relationship Management), AI/AR/ML, hingga beberapa fitur dari platform yang bisa memberikan solusi bagi pengguna, khususnya UMKM.

  • Advertising and Marketing Support Solutions

Sedangkan jenis challenge yang kedua ini mengharuskan Anda untuk memberikan solusi yang dapat mempengaruhi (namun tidak terbatas) fase pengambilan keputusan, meningkatkan pengalaman konsumen menggunakan beberapa fitur dan gamifikasi seperti Review Aggregator, Market Education Platform, Landing Page Directory & Tracker, Microblogging, Content Distribution, Gamification, Trivia & Tests.

  • Digital Advertising Product and Service Enhancement and Improvement

Pada topik terakhir Anda akan dituntut untuk memberikan kontribusi berupa ide kreatif dan solutif terkait penunjang dan pendukung ekosistem digital baru bagi Telkomsel Digital Advertising dan pemasaran produk, seperti apps integration, marketplace, aggregator, curator, existing inventory utilization, feature revamp, dan ads measurement result.

Kenapa Anda harus mengikuti Digihackaction? 

Selain berkesempatan menjadi bagian penting dalam industri AdTech dan MarTech peserta Digihackaction juga berkesempatan memperoleh berbagai keuntungan yang di antaranya adalah; dukungan materi mentorship yang akan dipersembahkan lewat sesi talkshow bersama para pembicara ahli seperti; Alexander Stefan Tanthio selaku Digital Marketing PT Kalbe Farma, dan juga Lani Rahayu selaku General Manager Digital Advertising Marketing Telkomsel, yang akan berbagi pengalaman dan sudut pandang baru seputar industri iklan dan marketing yang kian dinamis di era digital seperti saat ini.

Dalam program ini, Digihackaction juga memberikan akses menyediakan akses API sandbox kepada peserta yang berhasil memasuki fase 100 besar. Dukungan akses API yang dimaksud berupa API ‘Adtag’ dan ‘Adscript’ yang dapat dimanfaatkan para pengembang sebagai “playground” atau “testing environment” untuk menghasilkan prototipe (purwarupa) terkait solusi bagi AdTech dan juga MarTech. Secara teknis, akses API ini akan diberikan secara eksklusif bagi peserta Digihackaction.

Keuntungan lain yang tentunya juga layak untuk ditinjau adalah, peserta Digihackaction juga berkesempatan dapat memperoleh privilege sebagai anggota komunitas yang didukung oleh Telkomsel Digiads dan Tinc,yang akan memberikan akses penuh kepada peserta untuk meraih kesempatan  mentoring secara eksklusif, dan akses penuh ke laboratorium inovasi Telkomsel pada platform DigiAds. Privilege ini menjadi prioritas yang akan diberikan kepada seluruh peserta. 

Kesempatan bermitra secara strategis bersama Telkomsel khususnya Telkomsel Digiads juga tak luput menjadi salah satu keuntungan yang akan diperoleh peserta dalam hackathon gratis ini. Tak hanya itu, dukungan material kepada para pengembang berprestasi juga disediakan dalam bentuk hadiah uang tunai dengan total senilai 100 juta Rupiah bagi 3 (tiga) peserta yang  memiliki ide paling kreatif dan inovatif.

Bagaimana Cara Mendaftar Digihackaction?

Untuk berpartisipasi dalam Digihackaction, peserta cukup mendaftar melalui halaman resmi ini, dan memasukkan beberapa informasi yang dibutuhkan. Sebagai persyaratan umum, calon peserta diharapkan mampu menjabarkan proposal solusi secara ringkas terkait ide, prototipe, hingga MVP (Minimum Viable Product). Jangan lupa, siapkan pula informasi lain seperti latar belakang permasalahan, rencana bisnis model, dan detail lain terkait tim peserta. Agar memudahkan, Digihackaction juga menyediakan sampel proposal yang juga dapat diunduh langsung di halaman pendaftaran.

Tertarik untuk berpartisipasi memajukan industri AdTech dan MarTech? Langsung saja ke laman digihackaction.id/register.

Dukung Kemajuan AdTech dan Martech Indonesia, Telkomsel Adakan Digihackaction

Era digital telah merevolusi cara masyarakat luas dalam mengonsumsi konten. Cara konvensional yang kian ditinggalkan kini beralih ke konten digital. Revolusi itu mau tak mau juga ikut “memaksa” industri periklanan yang hidup di dalam ekosistem media konten untuk ikut berevolusi.

Sebagai contoh, dekade lalu, media iklan masih didominasi oleh media konvensional seperti televisi, radio, media cetak, dan lain sebagainya. Namun di era ini semua berubah. Platform digital secara pesat mendominasi sebagai medium periklanan yang relevan dengan era internet. Nama-nama besar dari platform sosial media dan medium digital lainnya menciptakan pola (tren) baru dalam dunia periklanan yang disebut dengan AdTech (Advertising Technology).

Secara singkat, AdTech merupakan teknologi periklanan yang memanfaatkan rekayasa perangkat lunak dan keras, untuk membantu para entitas periklanan maupun brand dalam menargetkan, mendistribusikan, sekaligus menganalisis upaya komunikasi dan promosi secara terukur dan tepat sasaran.

Dalam pengaplikasiannya AdTech menyuguhkan teknologi yang transparan dan disuguhkan secara real-time dengan teknologi analytics yang mumpuni. Teknologi tersebut yang nantinya akan menjadi indikator kunci dalam pemanfaatan AdTech. Adapun beberapa contoh platform digital advertising technology seperti SmartyAds, TubeMogul, Simpli.fi, MediaMath,  TADEX (Tanah Air Digital Exchange), dan PubMatic.

Perkembangan Digital Advertising

Di Indonesia sendiri digital advertising muncul sebagai tren positif dalam dunia bisnis, terlebih pada bisnis yang berbasis pada teknologi. Hal ini dibuktikan dengan besarnya anggaran pemasangan iklan digital yang ada di Indonesia, menurut catatan yang dibuat oleh Pubmatic yang berjudul “2019 Global Digital Ad Trends Report” dijelaskan bahwa anggaran Indonesia untuk pemasangan adalah sebesar US$2,6 miliar.

Tentunya yang menjadi faktor utama mengapa iklan digital begitu diminati adalah tingginya penggunaan internet di negara tersebut, menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) negara Indonesia mengalami kenaikan pengguna internet secara signifikan sejak tahun 2019. Tentunya hal ini dapat dilihat sebagai peluang yang menguntungkan bagi perusahaan yang bergerak pada platform digital. 

Tidak mungkin ada solusi jika tidak masalah, salah satu problematika yang sering dialami oleh brand dan perusahaan besar saat ini adalah kesulitan dalam mengolah aset iklan yang mereka miliki.

Solusinya adalah dengan mulai banyak bermunculan perusahaan-perusahaan startup yang menyediakan jasa advertisement technology ini, harapannya adalah dapat membantu memaksimalkan seluruh kegiatan bisnis dari berbagai kelas.

Salah satu inovasi terbaru terkait advertisement technology kini dihadirkan oleh Telkomsel yang bekerja sama dengan DailySocial.id dengan mengadakan Hackathon bertajuk Digihackaction 2021.

Kegiatan hackathon Adtech dan Martech (marketing technology) pertama di Indonesia ini merupakan sebuah terobosan yang dilakukan secara kolaborasi oleh Telkomsel DigiAds dengan Tinc dan DailySocial.id. Acara ini bertujuan untuk mempermudah bisnis, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang membutuhkan inovasi dan solusi dalam bidang AdTech dan Martech. Sekaligus memberdayakan dan membuka kesempatan bagi para inovator yang ingin melanjutkan perjalanan mereka dalam bidang advertising innovation, serta membuat inovasi yang “customer centric” dalam menghadirkan inovasi periklanan yg bisa membantu industri and Indonesia.

Dukung Kemajuan AdTech dan Martech Indonesia, Telkomsel Adakan Digihackaction

Tidak hanya memberikan dampak langsung kepada Adtech dan Martech di Indonesia, melalui beragam ide kreatif yang dimiliki,  Anda berkesempatan untuk bisa menjadi anggota komunitas hingga menjadi partner dan bisa mengikuti program yang diselenggarakan oleh Telkomsel DigiAds dan Tinc. Termasuk menjadi bagian penting dalam pengembangan ekosistem digital di Indonesia bersama Telkomsel.

Bagi Anda yang tertarik dengan dunia digital advertising dan marketing, bisa mendaftarkan ide atau inovasi Anda di Digihackaction 2021, tanpa biaya. Melalui kegiatan ini pula, bisnis Anda memiliki kesempatan untuk memperluas jangkauan koneksi bersama partner Telkomsel Digiads dan Tinc, hingga berkesempatan mendapatkan hadiah hingga Rp100juta. Kami tunggu inovasi terbaik Anda untuk perkembangan AdTech dan Martech Indonesia di Digihackaction 2021.