Kelase Mobile Lab Dihadirkan untuk Bantu Sekolah di Pelosok Belajar TIK

Sebagai lanjutan dari kegiatan Microsoft Affordable Access Initiative Grant, Kelase mengadakan serangkaian kegiatan untuk mengoptimalkan implementasi teknologi digital dalam pendidikan. Sebelumnya dalam program Microsoft tersebut, Kelase mendapatkan pendanaan dan dukungan infrastruktur komputasi awan Microsoft Azure untuk mengembangkan layanan end-to-end solusi pembelajaran berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi) agar dapat dinikmati oleh sekolah-sekolah di pelosok Indonesia.

Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Kelase bekerja sama dengan Microsoft Indonesia dan PT Trakindo Utama memberikan akses pembelajaran digital kepada sekolah di Merauke. Salah satu hasil inovasi yang diberikan berupa Kelase Mobile Lab, yakni sebuah paket perangkat TIK yang didesain untuk mudah dipindahkan dan digunakan di area yang tergolong sulit dijangkau.

“Kelase Mobile Lab dihadirkan untuk memberi akses kepada sekolah-sekolah di pelosok Indonesia untuk dapat menerapkan pembelajaran digital dengan lebih terjangkau dan mudah. Paket piranti TIK ini didesain untuk bisa berpindah dari satu kelas ke kelas lain, selain itu dengan adanya server kelas berikut aplikasi dan konten edukasi digital yang disertakan akan memudahkan siswa dan guru melakukan kolaborasi dan pembelajaran digital dengan koneksi internet yang minim,” ujar Winastwan Gora, Chief Operating Officer PT Edukasi Satu Nol Satu (Kelase).

Gora menuturkan, selain menyediakan Kelase Mobile Lab sebagai sarana belajar, pihaknya juga memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru dan siswa untuk mampu belajar secara efektif memanfaatkan TIK sebagai perangkat produktivitas belajar.

“Kami sangat senang dapat kembali mendukung kegiatan Kelase dengan memberikan akses pembelajaran digital. Bantuan piranti TIK ini kami harapkan dapat membantu proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih kreatif dan kolaboratif. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung misi Microsoft untuk memberdayakan masyarakat dan organisasi, terutama di sektor pendidikan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di era transformasi digital saat ini,” sambut Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia Ruben Hattari.

SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo yang mendapatkan kesempatan untuk menerima suguhan tersebut dari Kelase.

“SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo. Dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek sebagai bagian dari pelaksanaan program pendidikan berbasis karakter yang kami selenggarakan, SDN Inpres Polder ini menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar terpilihnya SDN Inpres Polder sebagai sekolah percontohan berbasis TIK oleh mitra kerja kami,” ungkap Chief Administration Officer PT Trakindo Utama Maria T. Kurniawati.

Application Information Will Show Up Here

Juara Umum di Tingkat Regional, Tim CIMOL dari ITB Melaju ke Word Final Imagine Cup

Setelah sebelumnya berlaga dan terpilih menjadi pemenang di tingkat nasional, Tim CIMOL dari ITB berangkat mewakili Indonesia di Imagine Cup tingkat Asia Tenggara. Acara final regional tersebut berlangsung di Filipina diikuti oleh hampir seluruh perwakilan negara di kawasan tersebut. Dalam kompetisi final regional, tim perwakilan Indonesia berhasil menjadi juara utama, mengalahkan 9 tim dari negara lainnya.

Seperti diketahui dalam pemberitaan yang lalu, Tim CIMOL mengembangkan aplikasi berbasis web bernama Hoax Analyzer. Tujuannya untuk memerangi penyebaran berita palsu atau sering disebut hoax. Aplikasi berbasis web ini menggunakan sistem cerdas (NLP dan Machine Learning) untuk melakukan analisis dari tautan website yang ditemui di internet, untuk memverifikasi dan menghasilkan simpulan apakah informasi tersebut fakta atau hoax.

Menjadi juara umum otomatis tim dari Indonesia menggaet tiket untuk mengikuti ajang final global Imagine Cup yang akan diadakan di Seattle pada bulan Juli mendatang. Dari Asia Tenggara, tim Indonesia akan ditemani oleh tim HeartSound dari Singapura dan tim Opticode dari Filipina.

Tim dari Singapura mengembangkan perangkat cerdas menggabungkan stetoskop dengan mesin elektrokardiografi untuk melakukan pemantauan detak jantung secara nirkabel. Sedangkan tim dari Filipina mengembangkan Minverva, sebuah aplikasi virtual assitant untuk mengidentifikasi objek di dunia nyata.

Pada kompetisi final nanti, sebanyak 50 tim dari seluruh dunia akan dipertemukan, bersaing mendapatkan hadiah uang tunai lebih dari 1 miliar rupiah, dan kesempatan mendapatkan bimbingan dari CEO Microsoft Satya Nadella.

Microsoft Indonesia Resmikan Aplikasi Chat Korporat “Microsoft Teams”

Microsoft Indonesia mengumumkan peresmian aplikasi chat korporat (chat-based workspace) Microsoft Teams di Indonesia. Kehadiran aplikasi ini otomatis mengukuhkan persaingan antar pemain aplikasi chat korporat lainnya yang telah beredar, seperti Slack, Facebook Workplace, dan WeChat Enterprise.

Microsoft Teams merupakan aplikasi chat untuk kolaborasi instan dengan tim kerja dengan perangkat yang sudah terintegrasi dengan aplikasi Office 365 dan didukung jaringan cloud global Microsoft.

Sebetulnya, Microsoft Teams telah hadir di Indonesia pada November 2016 dengan meluncurkan versi preview. Perusahaan akhirnya memutuskan untuk meluncurkan secara resmi pada lima bulan kemudian, tepatnya pada Selasa (11/4). Microsoft Teams kini sudah tersedia di 181 negara dan tersedia dalam 19 bahasa.

“Microsoft Teams adalah member baru di Office 365. Ia merupakan hub untuk menghubungkan seluruh tools dalam aplikasi dan layanan Office. Tampilannya kami permudah karena kami ingin menyatukan unsur korporat dan milenial di dalam Microsoft Teams, sehingga dapat digunakan siapa saja,” ujar Business Group Head Microsoft Indonesia Lucky Gani.

Lucky mengklaim sejak lima bulan meluncurkan versi preview, Microsoft Teams telah digunakan oleh berbagai perusahaan dari multi sektor di Indonesia. Sebut saja dari jasa keuangan, manufaktur, minyak dan gas, pariwisata, hingga pemerintahan. Salah satunya adalah Agate Studio.

Sedangkan untuk perusahaan skala Asia, terdapat Amicus, Blackmores, Graincorp, Objective, Readify, RSL Queensland, dan lainnya.

“Manfaat yang kami dapat setelah tim terhubung dengan Microsoft Teams adalah membantu kami dalam membuat keputusan kerja lebih cepat, mendorong keterlibatan dan koneksi dalam bisnis,” ucap Co-Founder Agate Studio Wiradeva Arief.

Tak hanya digunakan untuk korporat, Microsoft Teams juga dapat dipakai untuk kalangan mahasiswa. Saat ini perusahaan juga tengah melakukan diskusi dengan pihak kampus terkait pemanfaatan Microsoft Teams dalam dunia mengajar.

Dibangun dengan mengusung empat pilar

Tampilan Microsoft Teams / Microsoft
Tampilan Microsoft Teams / Microsoft

Microsoft Teams dibuat dengan mengusung empat pilar. Pertama, memberi pengalaman percakapan yang modern dengan thread yang memungkinkan semua orang terlibat untuk dapat membaca pesan. Percakapan dapat dibuat terlihat seluruh tim atau orang tertentu saja.

Kedua, sebagai hub jaringan. Microsoft Teams terintegrasi dengan Word, Excel, PowerPoint, SharePoint, OneNote, dan PowerBI, memungkinkan semua orang memiliki informasi dan pernagkat yang mereka butuhkan.

Ketiga, Microsoft Teams menawarkan kemampuan untuk menyesuaikan ruang kerja dengan tab, konektor, dan bot dari mitra pihak ketiga beserta layanan Microsoft lainnya seperti Microsoft Planner dan Visual Studio Team Services. Microsoft mengklaim saat ini pihaknya telah terintegrasi dengan 150 layanan, mulai dari SAP, Trello, Hipmunk, Growbot, dan ModuleQ.

Keempat, aplikasi ini menggunakan standar keamanan tinggi, enterprise grade cloud Office 365. Dengan demikian, keamanan yang ditawarkan sesuai dengan harapan pengguna.

“Microsoft Teams bisa langung digunakan untuk perusahaan yang sudah berlangganan Office 365 Business dan Enterprise, tanpa ada tambahan biaya,” pungkas Lucky.

Pengembang Hoax Analyzer dari ITB Siap Rebutkan Tiket World Final Imagine Cup 2017 di Manila

Setelah menyisihkan 512 mahasiswa dari seluruh Indonesia dalam babak seleksi dan mendapatkan nilai tertinggi dalam babak final, tim CIMOL dari Institut Teknologi Bandung berhasil terpilih menjadi pemenang Imagine Cup 2017 tingkat nasional. Selanjutnya tim CIMOL akan mewakili Indonesia dalam kompetisi di tingkat regional yang akan diadakan di Manila, Filipina pada tanggal 23-26 April 2017 mendatang.

Kelompok developer muda dari ITB tersebut menghadirkan sebuah inovasi bernama “Hoax Analyzer”, sebuah aplikasi berbasis website yang dapat membantu netizen untuk melakukan pengecekan keabsahan informasi yang tersebar di internet. Hoax Analyzer memanfaatkan teknologi NLP dan Machine Learning untuk memproses teks masukan dan menganalisisnya hingga menghasilkan kesimpulan berita tersebut hoax atau fakta.

“Kami merasa senang dan bangga dengan keberhasilan tim kami. Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk dapat mewakili Indonesia dalam babak final Asia Tenggara di Manila. Aplikasi Hoax Analyzer ini kami ciptakan untuk mengurangi jumlah informasi hoax yang beredar di masyarakat. Kami berharap temuan kami ini dapat bermanfaat bagi semua orang di Indonesia, bahkan di seluruh dunia,” ujar Adinda Budi Kusuma Putra dari tim CIMOL.

Pada kompetisi di Manila nanti, seluruh peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara akan memperebutkan tiket ke World Final Microsoft Imagine Cup 2017. Tahun ini babak final dunia tersebut kembali akan dilaksanakan di Seattle, Amerika Serikat, di markas Microsoft Corp. Di babak final tersebut para finalis berkesempatan untuk memenangkan hadiah utama uang tunai sebesar Rp1,3 miliar dan voucher layanaan Microsoft Azure senilai Rp1,6 miliar.

“Seluruh tim yang berpartisipasi sungguh menunjukkan kreativitas dan inovasi yang luar biasa. Sebanyak 50% dari proses penilaian berfokus kepada pemanfaatan teknologi dalam pengembangan aplikasi, khususnya teknologi komputasi awan, Azure. Berbeda dari Imagine Cup tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kami tidak menentukan kategori dalam Imagine Cup, sehingga membebaskan kreativitas para peserta dalam berinovasi,” sambut Developer Evangelism and Experience Director Microsoft Indonesia Anthonius Henricus.

Daftar Lima Finalis Nasional Imagine Cup 2017

Tahun ini ajang kompetisi global bagi para pelajar di seluruh dunia yang diadakan Microsoft “Imagine Cup” kembali dilaksanakan. Seperti yang sudah-sudah, proses seleksi dimulai dari tingkat nasional. Setelah melalui serangkaian proses submisi, seleksi dan penjurian, Microsoft Indonesia hari ini mengumumkan lima finalis nasional untuk Imagine Cup 2017.

Berikut ini adalah daftar aplikasi dari para finalis tersebut.

Child Adventure dari UNIKOM (Universitas Komputer Indonesia)

Memanfaatkan teknologi populer Virtual Reality (VR), Child Adventure atau disingkat CaTour mencoba menghadirkan pembelajaran budaya tradisional dengan gaya yang menarik. Dengan konten berbasis 3D dipadukan dengan konsep permainan digital, CaTour menghadirkan sebuah petualangan belajar interaktif.

Selain materi belajar, di dalamnya juga terdapat kuis yang dikemas dalam bentuk game. Salah satunya berwujud permainan ular tangga dengan peta sesuai dengan daerah yang dipilih untuk dipelajari budayanya.

Tanah Airku dari UNIKOM

Tahun ini UNIKOM memborong dua tiket final. Selain produk yang di atas, Tanah Airku juga terpilih untuk masuk final. Konsepnya sama-sama mengusung tentang pembelajaran budaya. Perbedaannya, selain tetap menggunakan konsep VR, Tanah Airku juga mengusung konsep Augmented Reality (AR).

Menggunakan buku dan kartu yang telah diterbitkan secara khusus, model pembelajaran baru tentang budaya dihadirkan dengan menciptakan visualisasi 3D yang interaktif. Selain itu petualangan dalam mode VR 360 derajat juga dihadirkan untuk memberikan kesan yang lebih atraktif kepada para siswa.

Hoax Analyzer dari ITB (Institut Teknologi Bandung)

Mencoba menyelesaikan permasalahan yang sedang menjadi kegelisahan banyak orang saat ini, tim dari ITB menghadirkan produk berupa aplikasi Hoax Analyzer. Aplikasi berbasis website ini dikembangkan dengan konsep NLP dan Machine Learning untuk membantu pengguna melakukan pengecekan informasi yang tersebar di internet.

Pengguna hanya cukup menginputkan berita yang ingin diklarifikasi, selanjutnya algoritma pembelajaran yang dimiliki sistem akan melakukan analisis secara mendalam hingga menghasilkan simpulan berita tersebut fakta atau hoax.

Glasses and Shoes for Blind dari Universitas AMIKOM Yogyakarta

Mencoba menyelesaikan permasalahan yang diderita kaum tuna netra, sebuah solusi bernama Glasses and Shoes for Blind (GaBlind) dihadirkan. GaBlind merupakan sebuah alat bantu inovatif berupa kacamata dan sepatu khusus untuk membantu memberikan navigasi kepada penyandang tuna netra. GaBlind menggunakan sebuah mikro-kontroler dan beragam sensor untuk dikoneksikan kepada sebuah GPS melalui saluran bluetooth.

Perangkat ini juga terhubung dengan ponsel untuk proses input. Ketika pengguna ingin menuju suatu tempat, cukup mengatakan kepada smartphone yang digenggam melalui aplikasi khusus, maka akan ditunjukkan rute menuju lokasi tersebut dari alat bantu yang digunakan.

FashionSense dari IPB (Institut Pertanian Bogor)

FashionSense merupakan sebuah sistem berbasis web yang menggabungkan teknologi Real-Sense dan Azure untuk mendeteksi karakteristik fisik pengguna guna memberikan rekomendasi pakaian yang sesuai. Rekomendasi tersebut termasuk untuk mengetahui ukuran dan warna yang pas dipakai oleh pengguna. FashionSense tidak menjadi sebuah layanan e-commerce, tapi melengkapi layanan yang ada dengan teknologi yang dikembangkan.

Salah satu hasil keluaran yang ada saat ini, FashionSense juga merekomendasikan tempat penjualan online untuk tipe baju yang direkomendasikan bagi pengguna, dan diurutkan berdasarkan ketentuan harga dan ulasan.

Lebarnya Peluang Pasar B2B dan Pentingnya Pematangan “Growth” Startup

Plug and Play (PNP) Indonesia mengadakan roadshow-nya ke Yogyakarta, Jumat (10/3). Membawa acara bertajuk “Successful Entrepreneur Core Skill”, acara ini fokus pada diskusi seputar growth yang perlu ditekankan oleh para startup di Indonesia. Diskusi dimoderatori Nayoko Wicaksono selaku Accelerator Director PNP Indonesia, dengan pemateri Irving Hutagalung selaku Audience Evangelism Microsoft Indonesia dan Keith Tan Quan-Lai selaku Co-Founder Wonderlabs.

Salah satu yang menjadi highlight dalam diskusi tersebut adalah tentang segmentasi B2B (Business to Business) yang dapat dioptimalkan startup digital. Hal ini merujuk pada hasil survei yang dilakukan Microsoft terhadap pemimpin bisnis di Indonesia, mayoritas (lebih dari 90 persen) mereka mengaku siap dan penting untuk melakukan transformasi bisnis ke digital. Menurut Irving, di sini terdapat kesempatan besar untuk “bermain”.

“…layanan seperti untuk mempermudah penanganan konsumen, kebutuhan human resources, hingga pemasaran mereka sedang butuh. Mereka (konsumen bisnis) punya uang untuk membayar itu. Itu kesempatan startup untuk hadir,” ujar Irving.

Memanfaatkan teknologi terkini, realisasi produk bertaraf korporasi akan menjadi penting. Dicontohkan penerapan Artificial Intelligence untuk ragam kepentingan berkaitan dengan konsumen.

“Contohnya menggunakan Cognitive Services APIs. Bayangkan saja jika ada startup membuat platform yang membuat iklan digital menjadi lebih dinamis. Dengan services yang sudah ada, sistem bisa mendeteksi wajah orang yang sedang mengakses, dan menentukan gender dan usia. Maka iklan yang ditampilkan akan lebih pas,” lanjut Irving.

Wonderlabs adalah salah satu startup yang sukses masuk ke dalam portofolio beberapa venture capital. Wonderlabs diinvestasi oleh SPH Media Fund (Singapore), Plug & Play (Silicon Valley) dan Click Ventures (Hong Kong).

Dalam diskusi, Keith Tan menyampaikan bahwa terdapat banyak aspek yang mendorong pertumbuhan bisnis. Salah satu yang dilakukan Wonderlabs ialah dengan merekrut talenta terbaik. Salah satu alasan markasnya di Indonesia bertempat di Yogyakarta karena Wonderlabs mampu menjaring lulusan terbaik di kota tersebut.

Kedua pembicara juga sempat menyinggung salah satu strategi growth adalah memfokuskan pada pengembangan produk inti. Sebagai bisnis yang menyajikan layanan atau produk berbasis teknologi, sebisa mungkin proses pengembangan dikonsentrasikan pada produk atau layanan tersebut.

Growth menjadi penting tatkala sebuah bisnis harus dipertanggungjawabkan. Investor memiliki agenda jelas saat mereka memilih untuk berinvestasi di suatu startup, yaitu meyakini bahwa suatu saat startup tersebut akan menghasilkan profit. Di bisnis consumer (B2C – Business to Consumer) pola “bakar uang” masih banyak dilakukan. Alasannya sederhana, demi mendulang angka capaian traksi pengguna yang besar.


Disclosure: DailySocial adalah media partner rangkaian acara Plug and Play Indonesia di Yogyakarta.

Menekankan Pemanfaatan Cloud untuk Bisnis Online

Kemarin (7/12), Microsoft Indonesia dan Bhinneka menyelenggarakan talkshow bertajuk “Optimize and Accelerate Your Online Business With Microsoft Cloud Solution”. Juga, turut mengundang perwakilan dari DyCode, perusahaan pengembang perangkat lunak lokal. Bhinneka dan DyCode merupakan pengguna platform komputasi awan dari Microsoft, yakni Microsoft Azure.

Microsoft Azure adalah salah satu solusi cloud computing platform yang melayani kebutuhan Infrastructure as a Service (IaaS) maupun Platform as a Service (PaaS), khusus menangani lonjakan traffic tidak tidak terduga. Juga dapat diintegrasikan dengan aplikasi pendukung dari Microsoft lainnya.

Rudy Sumadi, Channel Sales SMB Microsoft Indonesia, menerangkan komputasi awan ke depannya akan menjadi hal yang lumrah bagi seluruh bisnis online. Pasalnya, kini teknologi tidak harus dibangun secara sendiri-sendiri karena sudah ada pihak yang menyediakan layanan tersebut.

Mereka hanya tinggal membayar dan memilih teknologi mana saja yang sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. Untuk mendukung layanan komputasi awan ini, Microsoft sudah menaruh banyak kocek dalam hal pengadaan data center.

Terhitung, Microsoft memiliki lebih dari 100 data center yang tersebar di 38 lokasi di seluruh dunia, namun belum di Indonesia. Di kawasan Asia Pasifik, Microsoft menyediakan 11 jaringan data center. Yang terbaru, pada Mei 2016 Microsoft mengumumkan penambahan data center untuk Azure di Seoul, Korea Selatan.

“Berbisnis cloud itu artinya berbicara tentang trust, sama halnya dengan perbankan. Trust itu adalah DNA-nya Microsoft. Kami juga sangat serius mengenai keamanan data pengguna, yang bisa mengakses data hanyalah pemilik saja. Kami juga aktif bangun data center,” ucap Rudy.

Keseriusan Microsoft menggarap lahan bisnis ini juga terlihat dari berbagai jenis sertifikat yang sudah diperolah, mulai dari skala global, nasional, hingga kepemerintahan.

Microsoft Azure sebagai pendukung bisnis online

Mengenai kesan-kesannya sebagai pengguna Microsoft Azure, Lodewijk Christoffel Tanamal selaku CTO Bhinneka mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera melakukan migrasi penuh ke Azure pada tahun depan. Kurang lebih, Bhinneka menjadi pengguna Azure sejak November 2015.

Lodewijk menjelaskan sebelum beralih ke Azure, penyimpanan data di cloud masih menggunakan server on premise. Dulunya, saat antisipasi menjelang momen flash sale, Bhinneka masih menggunakan cara manual yakni membeli server atau menggunakan server yang secara otomatis akan meningkatkan daya tampungnya ketika traffic melebihi ambang batas untuk mencegah terjadinya error.

Kedua cara ini memang masih digunakan oleh pelaku bisnis online pada umumnya. Akan tetapi, cara tersebut memiliki banyak kelemahan. Pasalnya, membeli server dalam jumlah banyak, penggunaannya hanya saat tertentu saja. Sementara pada hari normal, server tersebut akan jadi idle.

Di sisi lain, menggunakan server yang otomatis meningkatkan kapasitas juga terbilang terlambat. Hal ini disebabkan untuk menambah kapasitas butuh waktu yang tidak sebentar.

Menurut dia, ketika traffic sedang tinggi, Microsoft Azure memungkinkan Bhinneka untuk memperbesar skalabilitasnya secara otomatis. Ketika traffic sedang normal, skalabilitas juga akan kembali ke normal. Kemampuan seperti ini sangat membantu Bhinneka dalam memaksimalkan kenyamanan pelanggan dalam bertransaksi.

“Kami membayar resource di Azure sesuai kebutuhan karena Bhinneka ini kan layanan e-commerce jadi nature traffic-nya beda. Yang terpenting bagi bisnis e-commerce itu adalah menjaga proses bisnis tetap berjalan, terutama saat pembayaran online yang harus terekam. Itu yang terpenting,” terang Lodewijk.

Andri Yadi, CEO DyCode, menambahkan selain menggunakan Microsoft Azure untuk penyimpanan data, pihaknya juga menggunakan layanan pendukung lainnya seperti Azure Website, Mobile, Logic App, Azure Blob Storage, Azure IoT Hub, Azure Bot Service, dan lainnya.

Biaya yang dikeluarkan oleh pihaknya untuk mendapatkan seluruh layanan dari Microsoft Azure diklaim tidak lebih dari $500 per bulannya.

Menurutnya, keberadaan Microsoft Azure sangat membantu bisnisnya semisal Jepret yang membutuhkan integrasi real time antara device pengguna, cloud server, dan printer Jepret Allegra. Cara kerja Jepret ialah pengguna memotret foto dari perangkat mobile mereka dan mengunggah ke sosial media dengan menggunakan hashtag tertentu yang sebelumnya sudah ditentukan.

Setelah diunggah, foto akan otomatis melakukan printing. Ketiga unsur utama dalam Jepret membutuhkan cloud server yang besar untuk menampung seluruh foto. Printer pun harus secara otomatis bisa membaca data di server untuk mencetak foto.

“Untuk memproses jutaan foto, perlu kemampuan dan storage yang sebenarnya tidak perlu harus capai-capai bangun sendiri. Sudah ada layanan dari perusahaan teknologi yang menyediakan hal itu semua, tinggal pilih sesuai kebutuhan bisnisnya,” pungkas Andri.


Disclosure: DailySocial adalah media partner talkshow “Optimize and Accelerate Your Online Business With Microsoft Cloud Solution”. Pertanyaan mengenai paket untuk bisnis bisa diajukan ke [email protected].

Pemerintah Kabupaten Kediri Luncurkan E-Tilang

Mengimplementasikan teknologi merupakan bagian dari upaya untuk menjadi selangkah lebih baik dan maju. Seperti yang baru saja dilakukan oleh pemerintah kota Kediri yang mengenalkan aplikasi e-Tilang. Seperti kita ketahui bersama Tilang (Tindakan Langsung) merupakan salah satu bentuk tindakan yang dilakukan di tempat oleh aparat kepolisian jika terjadi pelanggaran, dalam hal ini yang paling sering adalah pelanggaran lalu lintas. Aplikasi e-Tilang sendiri memungkinkan masyarakat untuk dapat melakukan pembayaran sanksi tilang di tempat secara resmi dan transparan. Terobosan ini selain memudahkan masyarakat juga menekan tindakan pungli yang meresahkan.

Salah satu kemudahan yang ditawarkan adalah integrasi dengan jaringan internet banking milik BRI sehingga pembayaran bisa dilaksanakan di tempat tanpa harus menunggu proses sidang di pengadilan. Dalam membangun aplikasi e-Tilang ini Pemerintah Kabupaten Kediri bekerja sama dengan PT Trimaxindo Abadi dan Microsoft Indonesia.

“Pemanfaatan aplikasi e- Tilang secara otomatis memotong birokrasi di lapangan, sekaligus menghilangkan peluang adanya pungutan liar. Aplikasi e-Tilang ini menjadi wujud sinergi antar lembaga di Kabupaten Kediri serta menunjukkan integritas para aparat yang bertugas,” ujar Kapolres Kabupaten Kediri  AKBP Akhmad Yusep Gunawan.

Tampilan Aplikasi e-Tilang

Penerapan e-Tilang sendiri merupakan bagian dari upaya pemerintah Kabupaten Kediri untuk menuju e-Gov dan bermuara pada Kediri sebagai salah satu smart city. Selain itu e-Tilang juga menjadi salah satu bentuk dari kelanjutan nota kesepahaman program Electronic Criminal Justice System (e-CJS Plus) yang disosialisasikan 11 Oktober 2016 silam. Beberapa program yang termasuk  e-Tindak Pidana Ringan (e-Tipiring), e-Sidik, dan e-Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (e-SP2HP).

“Pemilihan teknologi menjadi kunci dalam pengembangan aplikasi layanan masyarakat, khususnya jika dihadapkan pada tantangan dari segi keamanan data, skalabilitas, efisiensi, dan waktu pengembangan yang singkat. Melihat kebutuhan akan solusi cepat dengan segala tantangan dalam proses pengembangannya, Azure merupakan platform yang paling sesuai untuk mengantarkan aplikasi menjadi sebuah solusi,” ujar Chief Technology Officer  PT Trimaxindo Semesta Abadi Hermato.

Sementara itu Public Sector Director Microsoft Indonesia Peter Lydian mengapresiasi apa yang dilakukan pemerintah Kabupaten dan Polres Kediri. Menurutnya pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat setempat perlu bekerja sama untuk mempersiapkan Kediri menjadi smart city, salah satunya dengan cara memanfaatkan teknologi.

“Kami sangat mengapresiasi inovasi teknologi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten dan Polres Kediri. Pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat setempat perlu bekerja sama untuk mempersiapkan Kediri menjadi kota pintar, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi untuk menjaga ketertiban berlalu lintas dan mewujudkan keamanan berkendara. Dengan sinergi yang kokoh, teknologi sebagai platform siap mendukung langkah-langkah menuju kota pintar di berbagai aspek,” ungkap Peter.

Mendiskusikan Pentingnya Implementasi Big Data dalam Jurnalistik

Era digital membawa penetrasi pengguna internet semakin tinggi, sehingga berdampak pada datangnya informasi dan data yang melimpah. Hal tersebut memberikan kesempatan dan tantangan baru bagi berbagai industri. Salah satunya adalah industri media yang kerap mengalami terpaan arus informasi secara berlebih atau information overload.

Big data menjadi salah satu pendekatan teknologi yang paling sering disinggung. Pemanfaatan big data jadi krusial, sebab kumpulan data yang muncul dengan jumlah sangat besar sejatinya dapat diolah untuk dianalisis di berbagai keperluan seperti melakukan prediksi, membuat keputusan, membaca sebuah tren, melihat tingkah laku konsumen dan lain sebagainya.

Di industri media, penulisan jurnalistik akan lebih rinci, menarik, dan kredibel bila disertai penggunaan dan analisis data yang kuat. Pun demikian, perlu ketelitian dalam memilah data saat akan digunakan sebagai sumber acuan, baik untuk penelitian maupun penulisan berita.

Terkait hal tersebut, Wahyu Dhyatmika, perwakilan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), menerangkan jurnalisme data sangat ampuh untuk menajamkan angle seorang jurnalis sebelum menayangkan berita. Cara kerja jurnalisme data pada umumnya sama seperti pada umumnya, yakni merumuskan pertanyaan, menemukan data, mendapatkan data, memilah data, menganalisis, dan mempresentasikan data.

Ia mencontohkan untuk sebuah laporan investigatif penggunaan big data sangat berguna bagi jurnalis saat menjawab hipotesis dari pertanyaan yang ingin dipecahkan. Apabila dari hasil data ditemukan hipotesis terbantahkan, berarti jurnalis tersebut bisa langsung mengubah arah tulisan mereka.

“Jurnalisme data itu butuh cara kerja yang berbeda dari yang biasa dilakukan, narasinya pun tidak tunggal, malah pembaca sendiri yang diharuskan mengambil kesimpulan. Proses pengerjaan berita di newsroom pun, bila dari big data hipotesis sudah terbantahkan, jurnalis jadi tahu kapan harus mengubah pertanyaannya. Proses pengerjaan jadi lebih efisien,” terang Wahyu, Senin (14/11).

Wahyu mengakui, masih banyak sumber data (berupa situs website) di tanah air yang belum real-time pengumpulan datanya. Sehingga saat melakukan jurnalisme data, sang jurnalis butuh waktu yang banyak untuk mengumpulkan data yang diperlukan satu per satu. Beberapa situs data yang sering diandalkan disediakan oleh pemerintah untuk diakses oleh publik, misalnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Wahyu kembali mencontohkan, salah satu pemanfaatan big data yang tepat dengan mengawinkan data yang tersedia untuk publik dengan teknologi tercermin dari apa yang dilakukan oleh India Spend, Connected China, Medicare Unmasked yang disediakan oleh Wall Street Journal, dan perjalanan karier Kobe Bryant dalam grafik foto dihadirkan oleh LA Times.

Keseluruhan situs tersebut, disajikan dalam satu halaman saja dengan data yang ditumpahkan seluruhnya oleh pemilik media. Publik bisa menarik sendiri narasi sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Tony Seno Hartono, National Technology Officer Microsoft Indonesia, menambahkan dalam data yang disajikan APJII 2016 tingkat penetrasi internet yang sudah mencapai angka 132,7 juta pengguna mengakibatkan timbulnya data yang melimpah. Kondisi ini telah menjadi tantangan baru bagi industri media untuk menyaring data yang masuk agar tidak berlebihan dan tetap relevan.

Tony mencontohkan, salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh jurnalis ataupun orang-orang dari industri lainnya untuk mengolah data mentah jadi data matang, yakni dengan memanfaatkan Power BI (sebuah perangkat visualisasi data dari Microsoft).

“Kekuatan data sangat diperlukan oleh seluruh industri, termasuk media. Agar industri dapat menghadapi tantangan, maka data yang disajikan harus kredibel,” ujar Tony.

Microsoft Bekerja Sama dengan YCAB Fondation Membangun Platform GenerasiBisa

Di sela-sela acara Microsoft Developer Day yang digelar hari ini (26/5) di Jakarta, Microsoft mengumumkan kerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Foundation dalam mengembangkan platform pencarian kerja GenerasiBisa. Di samping itu, Microsoft juga menegaskan komitmen mereka untuk mendukung pertumbuhan developer Indonesia lewat program-program seperti Indonesia M-Powered dan Bizspark.

CEO Microsoft Satya Nadella yang hadir di acara Microsoft Developer Day mengatakan, “Misi kami di Microsoft sejak awal adalah untuk memberdayakan setiap orang dan organisasi di seluruh dunia untuk mencapai lebih banyak hal. […] Di negara seperti Indonesia, melangkah ke depan menjadi penting untuk [mendorong] pertumbuhan ekonomi Indonesia dan orang yang akan membuat hal tersebut menjadi mungkin adalah para developer Indonesia.”

Developer [harus] memiliki pandangan mengenai masa depan, karena kami [developer] ada di bisnis untuk membuat masa depan. Kami tidak hidup di masa lalu, kami juga tidak hidup di masa sekarang, yang harus kami lakukan adalah memandang masa depan dan menjadikannya nyata,” lanjut Satya.

Satya juga menekankan bahwa pada akhirnya kebutuhan akan developer adalah mengenai sumber daya manusia. Meski kebutuhan jumlah developer di Indonesia menjadi penting, namun poin utamanya adalah bagaimana caranya agar para developer tersebut bisa produktif.

Selain membicarakan mengenai peranan developer di Indonesia, Satya juga memaparkan mengenai bagaimana komputasi awan dan teknologi terintegrasi dapat membantu bisnis tumbuh dan berkembang.

Sebelum menghadiri Microsoft Developer Festival yang digelar untuk merayakan 20 tahun Microsoft di Indonesia, Satya Nadella juga menyempatkan diri berkunjung ke SMP Muhammadiyah 9 Jakarta. Di kunjungannya, Satya berdiskusi dengan siswa dan guru-guru mengenai penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

Kerja sama Microsoft dengan YCAB Foundation dalam membangun platform GenerasiBisa

(Kiri ke kanan) Director of Corporate Affairs Microsoft Indonesia Ruben Hattari, CEO YCAB Foundation Veronica Colondam, dan Director of Developer Experience and Evangelism Microsoft Indonesia Anthonius Henricus / DailySocial
(Kiri ke kanan) Director of Corporate Affairs Microsoft Indonesia Ruben Hattari, CEO YCAB Foundation Veronica Colondam, dan Director of Developer Experience and Evangelism Microsoft Indonesia Anthonius Henricus / DailySocial

Pentingnya peran developer di Indonesia pun mendapat perhatian tersendiri dari Microsoft, khususnya untuk mendorong kultur startup di Indonesia. Dalam gelaran Microsoft Festival Day ini ada dua program yang digaris bawahi sebagai bentuk dukungan Microsoft menumbuhkan developer di Indonesia, yaitu Bizsprak dan Indonesia M-Powerd yang bekerja sama dengan LSM Lokal YCAB Foundation.

Langkah awal dari program Indonesia M-Powered ini dimulai dengan membangun sebuah platform bernama GenerasiBisa. Platform GenerasiBisa tersebut dibuat untuk mempertemukan lulusan SMA dan SMK dengan para pencari kerja. Selain itu juga dirancang untuk mengembangkan kemampuan melalui rangkaian kelas dan artikel yang bisa diakses online.

CEO YCAB Foundation Veronica Colondam mengatakan, “GenerasiBisa merupakan platform yang bisa memberikan sources bagi anak-anak [lulusan SMA dan SMK] untuk membuka pintu bagaimana membangun karir. […] Platform ini juga dirancang menjadi pusat mentorship. […] Selain di Indonesia, Microsoft juga mengembangkan program serupa dengan GenerasiBisa di negara lain dan salah satunya ada di kawasan Afrika.”

Dalam kerja sama ini, Microsoft memberikan dukungan dari sisi teknologinya, yakni teknologi cloud. YCAB sendiri sebenarnya telah bekerja sama dengan Microsoft sejak tahun 2010.

Tujuan Indonesia M-Powered adalah dapat menghubungkan 10.000 lulusan SMA, SMK, dan universitas dari keluarga kurang mampu dengan perusahaan startup. Di samping itu, bertujuan juga untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya ilmu komputer. Program jangka panjang ini menargetkan 500 startup untuk bisa berpartisipasi dalam program Bizspark hingga tahun 2020.

Selain bekerja sama dengan YCAB Foundation, Microsoft juga telah memberikan dana kepada salah satu startup Indonesia untuk mendukung program Indonesia M-Powered, yaitu Kelase. Kelase adalah startup yang mengembangkan konten dan solusi pendidikan yang dapat diakses dengan bandwidth rendah bahkan offline. Dana yang diberikan Microsoft jumlahnya mencapai $ 81.000.